Anda di halaman 1dari 19

ETIKA PENGEMBANGAN DIRI

CHAPTER 4

EXCHANGE RATE DETERMINATION

OLEH:

ANSON ANGELO (201960284)

GICELLE ZENITHA (201960286)

M. ALFA AHADI ARAFAT (201960287

TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT

JAKARTA

2021
Chapter 4
Exchange Rate Determination

4.1 Mengukur Pergerakan Nilai Tukar


Nilai tukar dapat mempengaruhi nilai MNC karena dapat mempengaruhi jumlah kas
masuk yang diterima dari mengekspor produk atau jasa dari anak perusahaan. Begitu pula,
nilai tukar dapat mempengaruhi jumlah arus kas keluar yang diperlukan untuk membayar
impor suatu produk atau jasa.
Penurunan nilai mata uang dikenal dengan sebutan depresiasi.
Contohnya adalah ketika Rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS, itu berarti dolar AS
menguat relatif terhadap Rupiah. Jika mengalami peningkatan nilai mata uang dikenal
sebagai apresiasi.
Persentase perubahan nilai mata uang asing dalam suatu periode tertentu dapat dihitung
dengan:

S : Kurs spot yang baru


S t-1 : Kurs spot yang sebelumnya
Jika perubahan persentase positif menunjukkan bahwa mata uang asing telah
terapresiasi selama periode tersebut, sedangkan perubahan persentase negatif
menunjukkan bahwa mata uang tersebut telah terdepresiasi selama periode tersebut.

Dari tabel diatas, dapat dilihat pergerakan nilai dari Dollar Kanada dan nilai dari Euro.
Dari kolom 3 dan 5, dapat dilihat bahwa pergerakan dalam Euro lebih besar daripada
pergerakan Dollar Kanada. Dalam perspektif A.S., euro adalah mata uang yang lebih tidak
stabil. Lalu, dibagian standar deviasi dari Euro menunjukan volatilitas yang tinggi pula
dibandingkan Dollar Kanada. Volatilitas pada mata uang yang tinggi memiliki potensial yang
lebih besar untuk menyimpang jauh dari yang diharapkan dan dapat berdampak besar pada
arus kas perusahaan.
Tinjauan pergerakan pertukaran tahunan akan lebih tepat untuk MNC (manager
keuangan perusahaan multinasional) yang melakukan perdagangan luar negeri sekali per
tahun dan ingin menilai kemungkinan tingkat pergerakan tahunan. Namun, banyak juga
perusahaan multinasional meninjau nilai tukar berdasarkan jangka pendek dan jangka
panjang karena mereka berharap untuk terlibat dalam transaksi internasional baik dalam
waktu dekat maupun jauh di masa depan.

4.2 Keseimbangan Nilai Tukar


Nilai tukar mewakili harga mata uang atau nilai tukar satu mata uang dengan mata
uang lainnya. Nilai tukar selalu melibatkan dua mata uang, namun fokus dalam bab ini
adalah perspektif dengan dollar A.S.
Seperti layaknya produk yang terjual di pasar, harga suatu mata uang ditentukan
oleh permintaan dan penawaran mata uangnya. Exchange Rate Equilibrium terjadi pada
saat tertentu dimana suatu mata uang menunjukkan permintaan yang sama dengan
penawaran.

4.2a Permintaan Untuk Mata Uang

Gambar diatas adalah kurva permintaan nilai tukar Pound Inggris.


Permintaan AS untuk pound Inggris dihasilkan dari perdagangan internasional. Yang
mana, AS memperoleh pound Inggris untuk membeli produk Inggris.
Dalam kurva ini, menunjukkan jumlah pound yang diminta dari masing-masing nilai
tukar pada waktu tertentu. Ketika nilai dari pound ada di titik $1.50, maka kuantitas
permintaan nya banyak. Namun, ketika nilai dari pound ada di titik $1.60, kuantitas
permintaan nya akan semakin sedikit. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa semakin tinggi
nilai tukar maka kuantitas permintaan nya akan semakin sedikit. Sehingga, diharapkan
perusahaan ataupun individu di A.S untuk membeli banyak produk inggris ketika nilai pound
lebih rendah, dikarenakan dibutuhkan sedikit dolar untuk mendapatkan jumlah pound yang
diinginkan. Namun, jika nilai tukar pound relative tinggi, maka permintaan pound inggris di
A.S akan rendah karena perusahaan atau individu di A.S kurang bersedia membeli produk
Inggris, dikarenakan dibutuhkan banyak dolar untuk mendapatkan jumlah yang diinginkan.
Selain itu, permintaan AS untuk pound Inggris juga terpengaruh saat investor AS
berinvestasi di sekuritas Inggris, karena para investor tersebut membutuhkan pound Inggris
untuk membeli sekuritas Inggris. Ketika nilai pound Inggris rendah, maka investor AS akan
lebih bersedia untuk berinvestasi di sekuritas Inggris karena dibutuhkan lebih sedikit dolar
untuk mendapatkan jumlah pound yang diinginkan. Sebaliknya, ketika nilai pound Inggris
tinggi, investor AS akan kurang mau berinvestasi di sekuritas Inggris karena dibutuhkan
lebih banyak dolar untuk mendapatkan jumlah pound yang diinginkan.

4-2b Supply Mata Uang untuk Dijual


Setelah mempertimbangkan permintaan pound AS di pasar valuta asing, langkah
selanjutnya adalah mempertimbangkan penawaran pound untuk dijual di pasar.
Konsumen dan perusahaan inggris memasok pound ke pasar valuta asing karena mereka
ingin membeli produk AS.

Grafik diatas adalah grafik penawaran pound untuk dijual di pasar valuta asing.
Grafik diatas menunjukkan jumlah pound yang dijual atau disediakan ke pasar valuta
asing untuk bertukar dengan dollar. Dalam kurva penawaran, hubungan antara jumlah
pound inggris untuk dijual dengan dollar dengan nilai pound inggris adalah positif.
Ketika nilai pound tinggi, maka konsumen dan perusahaan inggris dapat
memperoleh jumlah dolar yang diinginkan dengan pound yang lebih sedikit. Dengan
demikian, mereka akan lebih bersedia untuk memasok (menukar) pound mereka dengan
dolar untuk membeli produk AS. Sebaliknya, ketika nilai pound rendah, konsumen dan
perusahaan Inggris membutuhkan jumlah pound yang relatif besar untuk mendapatkan
jumlah dolar yang diinginkan, dan karena itu akan kurang bersedia untuk membeli produk
AS.
Sama hal nya dengan perilaku investor. Ketika nilai pound Inggris tinggi, investor
Inggris akan lebih tertarik untuk berinvestasi di sekuritas AS karena dibutuhkan lebih sedikit
pound untuk mendapatkan jumlah dolar yang diinginkan. Sebaliknya, ketika nilai pound
Inggris rendah, investor Inggris akan kurang mau berinvestasi di sekuritas AS karena
dibutuhkan lebih banyak pound untuk mendapatkan jumlah dolar yang diinginkan.

4.2c Keseimbangan Nilai Tukar

Gambar diatas adalah ekuilibrium atau keseimbangan dari nilai tukar.


Pada nilai tukar $1,50, jumlah pound yang diminta akan melebihi penawaran pound
untuk dijual. Akibatnya, bank-bank yang menyediakan layanan valuta asing akan mengalami
kekurangan pound pada nilai tukar tersebut. Pada nilai tukar $1,60, jumlah pound yang
diminta akan lebih kecil daripada penawaran pound untuk dijual; dalam hal ini, bank yang
menyediakan jasa valuta asing akan mengalami surplus pound pada kurs tersebut.
Sesuai dengan grafik diatas, kurs equilibrium nya adalah $1,55, dan pada kurs $1,55
jumlah pound yang diminta sama dengan penawaran pound untuk dijual.

4.2d Perubahan pada Keseimbangan Nilai Tukar

Ada 4 kemungkinan perubahan dalam kondisi pasar yang dapat mempengaruhi kurs.
Nilai tukar bervariasi karena bank yang berfungsi sebagai perantara di pasar valuta asing
menyesuaikan harga di mana mereka bersedia untuk membeli atau menjual mata uang
tertentu dalam menghadapi kekurangan atau kelebihan tiba-tiba dari mata uang tersebut.

INCREASE IN DEMAND SCHEDULE

Gambar diatas adalah gambar pada saat ekuilibrium. Namun ketika ada kenaikan
permintaan maka kurva permintaan akan bergeser seperti gambar dibawah ini.

Ketika permintaan akan pound inggris bertambah menyebabkan kurva permintaan


bergeser ke kanan (ke luar), yang mencerminkan bahwa jumlah pound yang lebih tinggi
yang diminta pada setiap nilai tukar, tetapi penawaran pound Inggris untuk dijual tidak
berubah.

Pada kurva diatas, jumlah pound yang diminta di pasar valuta asing sekarang akan
melebihi jumlah pound yang dijual di pasar valuta asing, yang mengakibatkan kekurangan
pound Inggris. Bank-bank yang bertindak sebagai perantara di pasar valuta asing tidak akan
memiliki cukup pound Inggris untuk mengakomodasi permintaan pound dengan nilai tukar
yang berlaku, sehingga mereka akan menaikkan harga (kurs) pound.
DECREASE IN DEMAND SCHEDULE

Gambar diatas adalah gambar pada saat ekuilibrium. Namun ketika ada penurunan
permintaan maka kurva permintaan akan bergeser seperti gambar dibawah ini.

Ketika terjadi penurunan pound, maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri (ke
dalam yang mencerminkan jumlah permintaan pound yang lebih rendah pada nilai tukar apa
pun yang memungkinkan, sedangkan jadwal penawaran pound Inggris untuk dijual tidak
berubah.

Dalam kondisi tersebut, jumlah pound yang diminta di pasar valuta asing sekarang
akan lebih kecil dari jumlah pound yang dijual di pasar valuta asing dengan harga yang
berlaku (kurs). Bank-bank yang bertindak sebagai perantara di pasar ini akan memiliki
kelebihan pound Inggris dengan nilai tukar yang berlaku, sehingga mereka akan
menurunkan harga (nilai tukar) pound. Saat mereka mengurangi nilai tukar, jumlah pound
Inggris yang diminta di pasar valuta asing akan meningkat.
INCREASE IN SUPPLY SCHEDULE

Gambar diatas adalah gambar pada saat ekulibirium. Namun ketika ada kenaikan
penawaran maka kurva penawaran akan bergeser seperti gambar dibawah ini.

Ketika penawaran akan pound inggris meningkat, menyebabkan pergeseran kurva


penawaran ke kiri (keluar), yang mencerminkan kuantitas pound yang lebih tinggi yang
ditawarkan pada setiap nilai tukar yang memungkinkan, sementara skedul permintaan untuk
pound Inggris tidak berubah.

Dalam hal ini, jumlah mata uang yang ditawarkan di pasar valuta asing akan melebihi
jumlah pound Inggris yang diminta di pasar tersebut dengan harga yang berlaku (nilai tukar),
sehingga menghasilkan surplus pound Inggris. Bank-bank yang berperan sebagai perantara
di pasar valuta asing akan merespons dengan menurunkan harga pound. Saat mereka
menurunkan nilai tukar, jumlah pound Inggris yang diminta di pasar valuta asing akan
meningkat dan jumlah pound Inggris yang ditawarkan akan berkurang.
DECREASE IN SUPPLY SCHEDULE

Gambar diatas adalah gambar pada saat ekuilibrium. Namun ketika ada penawaran maka
kurva penawaran akan bergeser seperti gambar dibawah ini.

Dalam hal ini, jumlah pound yang ditawarkan akan lebih kecil dari jumlah yang diminta di
pasar valuta asing dengan harga yang berlaku (kurs), yang mengakibatkan kekurangan
pound Inggris. Bank yang berperan sebagai perantara di pasar valuta asing akan merespon
dengan menaikkan harga (nilai tukar) pound. Saat mereka meningkatkan nilai tukar, jumlah
pound Inggris yang diminta akan menurun dan jumlah pound Inggris yang ditawarkan akan
meningkat (dicerminkan oleh pergerakan sepanjang jadwal penawaran yang baru).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar

Faktor-faktor yang menyebabkan jadwal supply dan demand mata uang berubah dibahas
selanjutnya dengan menghubungkan pengaruh masing-masing faktor dengan grafik jadwal
supply dan demand. Persamaan berikut merangkum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kurs spot mata uang:

Relative Inflation Rates (Tingkat Inflasi Relatif)

Perubahan tingkat inflasi relatif dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional,


yang mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang dan karena itu mempengaruhi
nilai tukar.
Lonjakan inflasi AS yang tiba-tiba akan menyebabkan beberapa konsumen AS membeli
lebih banyak produk Inggris daripada produk AS. Pada nilai tukar tertentu, permintaan AS
untuk barang-barang Inggris akan meningkat, menghasilkan peningkatan jadwal permintaan
pound Inggris di Tampilan 4.6.

Selain itu, lonjakan inflasi A.S. akan mengurangi keinginan Inggris untuk barang-barang
A.S., sehingga mengurangi jadwal pasokan (menyebabkan pasokan pound yang lebih kecil
untuk dijual dengan nilai tukar tertentu). Reaksi pasar ini diilustrasikan dalam Tampilan 4.6.
Pada kurs ekuilibrium sebelumnya sebesar $1,55, sekarang akan terjadi kekurangan pound
di pasar valuta asing. Meningkatnya permintaan AS untuk pound dan berkurangnya pasokan
pound untuk dijual bersama-sama memberikan tekanan ke atas pada nilai pound. Menurut
Tampilan 4.6, nilai ekuilibrium baru adalah $1,57

Sekarang mulailah kembali dengan ekuilibrium awal dan asumsikan bahwa terjadi
peningkatan inflasi Inggris yang tiba-tiba dan substansial tetapi inflasi AS tetap rendah. (1)
Bagaimana jadwal permintaan pound terpengaruh? (2) Bagaimana jadwal penawaran pound
untuk dijual dipengaruhi? (3) Akankah nilai ekuilibrium baru pound naik, turun, atau tetap
tidak berubah?

Mengingat keadaan yang dijelaskan dan mempertahankan faktor lain konstan, jawabannya
adalah sebagai berikut: (1) Jadwal permintaan pound harus bergeser ke dalam. (2) Jadwal
penawaran pound untuk dijual harus bergeser ke luar. (3) Nilai ekuilibrium pound yang baru
akan menurun. Tentu saja, jumlah aktual penurunan nilai pound akan bergantung pada
besarnya pergeseran. Tidak cukup informasi yang diberikan di sini untuk menentukan
besarnya yang tepat
Pada kenyataannya, skedul permintaan dan penawaran aktual, dan karenanya nilai tukar
ekuilibrium yang sebenarnya, memperhitungkan beberapa faktor secara bersamaan. Contoh
sebelumnya menunjukkan bagaimana perubahan dalam satu faktor (inflasi yang lebih tinggi)
dapat mempengaruhi nilai tukar. Setiap faktor dapat dinilai secara terpisah untuk
menentukan pengaruhnya terhadap nilai tukar sementara semua faktor lainnya tetap
konstan; kemudian, semua faktor dapat diikat bersama untuk menjelaskan sepenuhnya
pergerakan nilai tukar.

Relative Interest Rates (Suku Bunga Relatif)

Perubahan suku bunga relatif mempengaruhi investasi pada sekuritas asing. Investasi ini
mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang dan, oleh karena itu, mempengaruhi
nilai tukar ekuilibrium.

Untuk memastikan bahwa Anda memahami efek ini, perkirakan pergeseran kurva
penawaran dan permintaan untuk pound Inggris serta kemungkinan dampak dari
pergeseran ini pada nilai pound dalam skenario berikut.

Asumsikan bahwa suku bunga AS dan Inggris pada awalnya sama, tetapi kemudian suku
bunga AS naik sementara suku bunga Inggris tetap konstan. Investor A.S. kemungkinan
akan mengurangi permintaan mereka untuk pound pada nilai tukar apa pun yang
memungkinkan, karena kurs A.S. sekarang lebih menarik daripada kurs Inggris. Tanggapan
mereka merupakan pergeseran ke dalam dalam jadwal permintaan untuk pound.
Karena kurs AS sekarang terlihat lebih menarik bagi investor Inggris dengan kelebihan uang
tunai, penawaran pound untuk dijual oleh investor Inggris (untuk ditukar dengan dolar) akan
meningkat karena mereka membangun lebih banyak deposito bank di Amerika Serikat.
Tanggapan mereka mewakili pergeseran keluar dalam jadwal penawaran pound.
Menanggapi pergeseran permintaan pound ke dalam dan pergeseran penawaran pound
untuk dijual ke luar, kurs ekuilibrium seharusnya menurun. Gerakan-gerakan ini diwakili
secara grafis dalam Tampilan 4.7

Real Interest Rates (Suku Bunga Riil)

Meskipun suku bunga yang relatif tinggi dapat menarik arus masuk asing (untuk berinvestasi
pada sekuritas yang menawarkan imbal hasil tinggi), suku bunga yang tinggi tersebut dapat
mencerminkan ekspektasi inflasi yang relatif tinggi. Karena inflasi yang tinggi dapat
memberikan tekanan ke bawah pada mata uang lokal, beberapa investor asing mungkin
enggan berinvestasi pada sekuritas yang didenominasi dalam mata uang tersebut. Dalam
kasus seperti itu, ada baiknya mempertimbangkan tingkat bunga riil, yang menyesuaikan
tingkat bunga nominal terhadap inflasi:

Tingkat bunga riil sesuai untuk perbandingan pergerakan nilai tukar internasional karena
menggabungkan tingkat bunga nominal dan inflasi, yang masing-masing mempengaruhi
nilai tukar. Hal-hal lain tetap konstan, tingkat bunga riil AS yang tinggi (relatif terhadap
negara lain) cenderung meningkatkan nilai dolar.

Relative Income Levels (Tingkat Pendapatan Relatif)

Faktor ketiga yang mempengaruhi nilai tukar adalah tingkat pendapatan relatif. Karena
pendapatan dapat mempengaruhi jumlah impor yang diminta, hal itu juga dapat
mempengaruhi nilai tukar.
Asumsikan bahwa tingkat pendapatan AS naik secara substansial sementara tingkat
pendapatan Inggris tetap tidak berubah. Perhatikan dampak skenario ini pada (1) skedul
permintaan pound, (2) skedul penawaran pound untuk dijual, dan (3) kurs ekuilibrium.
Pertama, jadwal permintaan untuk pound akan bergeser keluar, karena sebagian dari
peningkatan pendapatan AS kemungkinan besar akan dihabiskan untuk impor Inggris.
Kedua, jadwal penawaran pound untuk dijual diperkirakan tidak akan berubah. Oleh karena
itu, kurs ekuilibrium pound akan naik, seperti yang ditunjukkan pada Tampilan 4.8

Government Controls (Kontrol Pemerintah)

Faktor keempat yang mempengaruhi nilai tukar adalah kontrol pemerintah. Pemerintah
negara asing dapat mempengaruhi nilai tukar ekuilibrium dengan cara berikut: (1)
memberlakukan hambatan devisa; (2) memberlakukan hambatan perdagangan luar negeri;
(3) mengintervensi (membeli dan menjual mata uang) di pasar valuta asing; dan (4)
mempengaruhi variabel makro seperti inflasi, suku bunga, dan tingkat pendapatan.

Expectations

Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar adalah ekspektasi pasar tentang nilai tukar di
masa depan. Seperti pasar keuangan lainnya, pasar valuta asing bereaksi terhadap setiap
berita yang dapat mempengaruhi transaksi di masa mendatang. Berita tentang potensi
lonjakan inflasi AS dapat menyebabkan pedagang mata uang menjual dolar karena mereka
mengantisipasi penurunan nilai dolar di masa depan. Tanggapan ini segera memberikan
tekanan ke bawah pada dolar bahkan sebelum inflasi AS terjadi

● Impact of Favorable Expectations

Banyak investor institusi (seperti bank komersial dan perusahaan asuransi)


mengambil posisi mata uang berdasarkan antisipasi pergerakan suku bunga di
berbagai negara.

● Impact of Unfavorable Expectations

Sama seperti spekulan yang dapat memberikan tekanan ke atas pada nilai mata
uang ketika mereka mengharapkannya untuk terapresiasi, mereka juga dapat
memberikan tekanan ke bawah pada mata uang ketika mereka mengharapkannya
untuk terdepresiasi.

● Impact of a Currency Crisis (Dampak Krisis Mata Uang)

Terkadang mata uang terdepresiasi sedemikian rupa sehingga terjadi krisis mata
uang. Banyak pasar negara berkembang telah mengalami jenis krisis ini. Meskipun
kondisi spesifik yang menyebabkan krisis mata uang berbeda-beda di antara
negara-negara, faktor penting biasanya adalah ketidakpastian substansial tentang
kondisi ekonomi atau politik negara tersebut di masa depan. Selain itu, beberapa
spekulan valuta asing mungkin dengan sengaja mencoba memanfaatkan krisis mata
uang dengan meminjam mata uang lokal yang diperkirakan akan melemah dan
menukarnya dengan mata uang lain di pasar valuta asing. Setelah krisis mata uang
terjadi dan nilai mata uang lokal menurun secara substansial, mereka membeli
kembali mata uang tersebut dengan harga yang jauh lebih rendah dan membayar
kembali pinjaman mereka. Spekulasi semacam itu dapat menambah tekanan pada
nilai mata uang

● Interaction of Factors

Tampilan 4.9 memisahkan aliran pembayaran antar negara menjadi aliran terkait
perdagangan dan keuangan; Ini juga merangkum faktor -faktor yang mempengaruhi
aliran ini. Selama periode tertentu, beberapa faktor dapat memberikan tekanan ke
atas pada nilai mata uang asing sementara faktor -faktor lain menempatkan tekanan
ke bawah pada nilai itu. Sensitivitas nilai tukar terhadap faktor -faktor ini tergantung
pada volume transaksi internasional antara kedua negara. Jika kedua negara terlibat
dalam sejumlah besar perdagangan internasional tetapi hanya sedikit aliran modal
internasional, maka tingkat inflasi relatif kemungkinan akan memiliki pengaruh yang
lebih kuat pada nilai tukar. Namun, jika kedua negara terlibat dalam sejumlah besar
aliran modal, maka fluktuasi suku bunga mungkin lebih berpengaruh.

4-3g Influence of Factors across Multiple Currency Markets


Setiap kurs memiliki pasarnya tersendiri, dengan artian permintaan dan penawaran kurs
atau nilai tukar itu sendiri. Contohnya nilai GBP terhadap USD dipengaruhi oleh permintaan
untuk GBP dan jumlah penawaran yang ditawarkan oleh konsumen Inggris dan perusahaan
Inggris yang menukarkan ke USD. Di beberapa periode tertentu, banyak mata uang yang
bergerak searah dengan USD. Ini menunjukan kalau sebuah faktor mendasar di Amerika
yang memiliki dampak terhadap kondisi permintaan dan penawaran terhadap mata uang lain
di periode yang sama.

4-3h Impact of Liquidity on Exchange Rate Adjustments


Untuk semua mata uang, nilai tukar keseimbangan dicapai melalui transaksi di pasar valuta
asing; namun, proses penyesuaian lebih fluktuatif untuk beberapa mata uang daripada yang
lain. Likuiditas mata uang mempengaruhi sensitivitas nilai tukar terhadap transaksi tertentu.
Jika pasar spot mata uang likuid, maka nilai tukarnya tidak akan sangat sensitif terhadap
satu pembelian atau penjualan besar, sehingga perubahan nilai tukar ekuilibrium akan relatif
kecil. Dengan banyaknya pembeli dan penjual mata uang yang bersedia, transaksi dapat
dengan mudah diakomodasi. Jika pasar valas tidak likuid maka nilai tukar valuta tersebut
mungkin akan lebih sensitif terhadap satu transaksi yang nilainya besar. Di kasus ini kurang
ada pembeli atau penjual untuk mengakomodasi transaksi yang besar.

4-4 Movements in Cross Exchange Rates


Dari perspektif Amerika, transaksi mata uang yang non-dollar disebut sebagai cross
exchange. Transaksi internasional yang berbeda dan aliran keuangan terjadi di setiap
hubungan antar negara. Aliran finansial tersebut menyatakan keunikan dari kondisi
penawaran dan permintaan bagi kedua negara tersebut, yang mana mempengaruhi
pergeseran ekuilibrium nilai tukar antara kedua negara tersebut.

Pergeseran antar cross exchange rate di dalam suatu periode dapat diukur dengan
persentase perubahan. Contohnya:
Tahun lalu GBP dihargai $1.52 sedangkan SF diharga $0.80, hari ini GBP seharga
$1.50 dan SF dihargai $0.75, informasi ini dapat membantu kita untuk menentukan
perubahan GBP terhadap SF dalam 1 tahun
- Cross rate GBP tahun 1 tahun lalu = 1,52 / 0.80 = 1.9 ( 1GBP = 1.9SF)
Cross rate GBP hari ini =1.50 / 0.75 = 2.0 ( 1GBP = 2SF )
Perubahan persentase cross rate GBP = (2 - 1.9) / 1.9 = 0.05263%

4-5 Capitalising on Expected Exchange Rate Movements


Jika kurs dihargai dengan benar, maka ini menunjukan bahwa pasar mata uang asing yang
efisien., maka spekulator tidak bisa menguntungkan dari ekspektasi mereka dari perubahan
kurs mata uang, dan sebaliknya. Banyak institusi keuangan yang berusaha untuk
mengantisipasi bagaimana ekuilibrium kurs berubah dan mencoba untuk mengambil posisi
di mata uang tersebut untuk mengambil keuntungan dari ekspektasi mereka.

4-5a Institutional Speculation Based on Expected Appreciation


Ketika institusi finansial merasa kalau mata uang tertentu sedang undervalued, mereka akan
mempertimbangkan untuk berinvestasi di mata uang tersebut sebelum mata uang tersebut
apresiasi. Contoh:
If the exchange rate on day 30 is $0.48 per New Zealand dollar, as anticipated, then the
number of U.S. dollars necessary to repay the NZ$ loan is $19,311,360 (computed as
NZ$40,232,000 3 $0.48 per New Zealand dollar). Given that Carbondale accumulated
$20,112,000 from its U.S. dollar loan, it would earn a speculative profit of $800,640 without
using any of its own money (computed as $20,112,000 2 $19,311,360).

4-5d Carry Trades


Salah satu strategi yang umum digunakan oleh institusi dan investor individual untuk
spekulasi di pertukaran valuta asing disebut sebagai Carry Trade, yang dimana investor
mencoba untuk mengkapitalisasi perbedaan suku bunga di antara dua negara. Secara
spesifik strategi ini melibatkan meminjam mata uang yang memiliki suku bunga kecil dan
menginvestasikan dana tersebut ke mata uang yang memiliki suku bunga yang lebih besar.
Investor mungkin akan eksekusi untuk hanya satu hari atau beberapa bulan. Istilah Carry
Trade diambil dari frasa “cost of carry” di pasar uang mewakili cost of holding sebuah posisi
di sebuah asset. Institusi dan investor individual melibatkan carry trades.

RIsk of the Carry Trade


Resiko yang diikuti dengan carry trade adalah jika kurs mata uang bisa-bisa bergerak ke
arah yang berlawanan dari yang diharapkan oleh investor. Yang bisa menyebabkan
kerugian. Sama seperti financial leverage dapat menambah laba dari carry trade, leverage
juga dapat menambah kerugian ketika mata uang yang dipinjam mengalami apresiasi
dibanding mata uang investasi.

Anda mungkin juga menyukai