Anda di halaman 1dari 9

RUMAH SAKIT PMI SULTRA

Jl. S. Parman No. 35 Kendari Telp./ WA.082246672124


Email : rumahsakitpmisultra@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH III KENDARI
Nomor : 509/A/SK/RS.PMISULTRA/IX/2023

TENTANG
PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT PMI SULTRA

DIREKTUR RUMAH SAKIT PMI SULTRA

Menimbang : a. Bahwa Penyelenggaraan Teknologi Informasi Kesehatan rumah


sakit dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia;
b. bahwa sistem informasi kesehatan diperlukan SIM-RS menjadi
media dalam alur pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pengumpulan data serta prosedur dan pelaporan data;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a,b, dan c, perlua danya Keputusan Direktur tentang
Penyelenggaraan Teknologi Informasi Kesehatan Rumah Sakit;

Mengingat : 1. UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi


dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan;
4. Permenkes No. 82 tahun 2013 tentang standar SIMRS, yaitu
setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 585),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 741);
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PMI SULTRA


TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI
INFORMASI KESEHATAN DI RSU ALIYAH III KENDARI.

KESATU : Kebijakan Direktur tentang Pengelolaan Data Dan Informasi Di


RS. PMI SULTRA, dijabarkan dalam panduan terlampir.

KEDUA : Hal – hal yang yang lebih rinci dan bersifat prosedural akan dibuat
dalam SPO.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kendari
Direktur RS. PMI SULTRA
Lampiran : Keputusan Direktur RS. PMI SULTRA
Nomor : 509/A/SK/RS.PMISULTRA/IX/2023
Tentang : Penyelenggaraan Teknologi Informasi Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumah sakit mengumpulkan dan menganalisa kumpulan data untuk mendukung


asuhan pasien dan manajemen rumah sakit. Informasi terkait asuhan pasien sangat penting
dalam komunikasi antar PPA, yang didokumentasikan dalam Rekam Medis. Kumpulan
data memberikan gambaran/profil rumah sakit selama kurun waktu tertentu. Karena itu,
kumpulan data merupakan suatu bagian penting dalam kegiatan peningkatan kinerja
rumah sakit. Jenis data yang dikumpulkan di rumah sakit bisa jadi jumlahnya cukup
banyak, dan pengumpulan datanya serta pengelolaannya bersifat terus menerus. Untuk
keperluan tersebut diperlukan adanya panduan pengelolaan data rumah sakit.

System teknologi informasi di pelayanan kesehatan merupakan seperangkat tatanan


yang meliputi data, informasi, indicator, prosedur teknologi, perangkat dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan
atau keputusan yang berguna dalam dalam mendukung peningkatan mutu dan pelayanan
kesehatan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pencapaian system informasi
kesehatan diperlukan SIM-RS menjadi media berupa system teknologi informasi
komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah
sakit dalam bentuk jaringan kooerdinasi, pengumpulan data, Pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat.

B. Tujuan

1. Tujuan umum
Meningkatkan dan mendukung proses pelayanan rumah sakit, dan program mutu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi informasi.
b. Mengembangkan system informasi dan menunjang mutu pelayanan RS.
PMI SULTRA.
c. Menetapkan jenis informasi dan cara memperoleh data yang diperlukan.
d. Menganalisis data dan mengubahnya menjadi informasi.
e. Memaparkan dan melaporkan data serta informasi kepada public.
f. Melindungi kerahasiaan, keamanan, dan integritas data dan informasi RS.
PMI SULTRA.
g. Mengintegrasikan dan menggunakan informasi untuk meningkatkan kinerja.
BAB II

RUANG LINGKUP

Bagian yang terkait dalam penyelenggaraan teknologi informasi kesehatan Semua staf yang
terkait dalam Penyelenggaraan Teknologi Informasi Kesehatan di Rumah Sakit PMI
SULTRA:

1. Unit Pendaftaran
2. Unit Rekam Medis
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Inap
6. Unit Laboratorium
7. Unit Kamar Bedah
8. Unit Farmasi
9. Unit Bendahara
10. Unit Administrasi Keuangan
BAB III

KEBIJAKAN

A. Tata Hubungan Kerja Internal


Pengaturan hubungan kerja yang menyangkut unit-unit kerja di dalam suatu
organisasi merupakan tata hubungan kerja internal. Berdasarkan pengertian tersebut tata
hubungan kerja perlu dibuat untuk unit-unit kerja yang cenderung tumpang tindih atau
memang memerlukan kerjasama yang harus diatur dengan tata hubungan kerja. tata
hubungan kerja perlu dibuat terutama untuk tugas-tugas yang bersifat strategis yang
memerlukan kejelasan peran, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing unit
kerja.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan tata hubungan
kerja internal adalah :
1. Mengidentifikasi tugas-tugas yang cenderung tumpang tindih atau benar-benar
memerlukan pengaturan kerja sama.
2. Menetapkan unit kerja yang menjadi pelaku utama dari setiap tugas.
3. Menetapkan peran unit-unit terkait dalam pelaksanaan setiap tugas.
4. Menetapkan urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk
melaksanakan/menyelesaikan setiap tugas, sesuai dengan peran masingmasing unit.
B. Tata Hubungan Kerja Eksternal
Tata hubungan kerja eksternal adalah pengaturan hubungan kerja antara unit-unit
kerja dalam suatu organisasi dengan unit kerja di luar organisasi tersebut. Hubungan kerja
dengan unit organisasi lain tersebut dapat berupa kerjasama lintas program ataupun lintas
sektor.
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat
berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara
dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan daya
dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
BAB IV
TATA LAKSANA

Secara garis besar Sistem Informasi Manajemen berhubungan langsung dengan unit-unit yang
ada di dalam rumah sakit dan secara struktural bertanggung Jawab secara langsung kepada
Direktur Keuangan, dan dalam setiap pelayanan yang terjadi di tunjang oleh Sistem
Informasi Manajemen yang terintegrasi mulai dari proses pendaftaran pasien sampai
dengan proses pelaporan keuangan dan beberapa pelaporan –pelaporan yang dibutuhkan oleh
unit-unit lain.
1. Tempat Pendaftaran Pasien ( TPP) : Proses registrasi pasien yang di lakukan melalui
modul Registrasi Pasien secara terintegrasi
2. Rekam Medis : Proses pencatatan Rekam medis yang di lakukan melalui modul-
modul yang sudah terintegrasi
3. Unit penunjang : Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Penginputan data
pemeriksaan penunjang melalui modul yang sudah terintergasi sampai dengan proses
penginputan hasil untuk Laboratorium dan Radiologi.
4. Administrasi Rawat inap : proses billing pasien rawat inap yang di sajikan dalam
bentuk inputan yang dilakukan entri secara harian oleh petugas Adm melalui modul-
modul yang sudah terintegrasi.
5. Instalasi Farmasi Rawat Jalan : entri proses resep pasien rawat jalan melalui modul-
modul yang sudah terintegrasi.
6. Instalasi Farmasi Rawat Inap : entri proses resep pasien rawat inap melalui modul-
modul yang sudah terintegrasi.
7. Gudang Farmasi : proses penginputan obat mulai dari pemesanan sampai dengan
laporan pemakaian melalui modul-modul yang sudah terintegrasi.
8. Kasir Layanan : proses transaksi penerimaan dan pengeluaran uang kepada pasien
menggunakan modul-modul yang sudah terintegrasi.
9. Logistik Umum: Penginputan alur pemesanan barang sampai dengan laporan
pemakaian unit yang melalui modul-modul yang sudah terintegrasi.
10. IGD dalam tata hubungan kerja unit IGD menggunakan modul yang sudah
terintegrasi untuk kebutuhan informasi yang lebih cepat dengan modul yang sudah
terintegrasi.
11. Keperawatan dalam tata hubungan kerja unit keperawatan menggunakan modul yang
sudah terintegrasi untuk entri dan kebutuhan informasi yang lebih cepat dengan
modul yang sudah terintegrasi.

Dalam pengelolaannya, data dibagi menjadi dua kategori yaitu data internal dan data
eksternal :

A. Data Internal
1. Penetapan Data yang Dibutuhkan Rumah Sakit PMI SULTRA menetapkan beberapa
jenis data yang dibutuhkan yang mendukung.
2. Pengumpulan dan Analisa Data Data dikumpulkan melalui beberapa mekanisme
sebagai berikut:
a. Data terkait pasien dan pelayanannya dicatat dan dihimpun dalam berkas rekam
medis, baik berbasis data elektronik maupun fisik.
b. Data terkait manajemen dihimpun dari laporan rekam medik, capaian indikator
mutu, laporan sarana, laporan sumber daya manusia dan laporan keuangan
c. Data terkait program mutu dihimpun dari laporan rekam medik, capaian
indikator mutu dan laporan insiden
3. Penyajian Data Yang dimaksud penyajian data adalah penyajian hasil analisa data
baik berupa grafik maupun tabel data. Data yang disajikan dimaksudkan agar dapat
ditelaah dan dikaji untuk membantu pengambilan keputusan baik terkait asuhan
pasien, manajerial maupun program mutu. Data-data disajikan dalam bentuk sebagai
berikut:

a. Laporan pelayanan disajikan sebagai laporan rekam medik, termasuk data


kunjungan, data populasi pasien, indikator rawat inap serta KLPCM (ketidak
lengkapan pengisian catatan medis)
b. Laporan manajemen disajikan sebagai laporan kunjungan, laporan kinerja
unit/instalasi, laporan keuangan, dan laporan capaian indikator mutu
c. Laporan mutu disajikan sesuai data Indikator Area Klinis, Indikator Area
Manajemen, Indikator Sasaran Keselamatan Pasien, dan Indikator Mutu Unit

4. Penyebaran/ Diseminasi Data Penyebaran data ditentukan sebagai berikut:

a. Data pasien dalam rekam medik hanya bisa diakses oleh tenaga pelayanan pasien
(dokter, perawat, bidan, gizi, dan petugas yang telah disumpah untuk menjaga
kerahasiaan data pasien). Data rekam medi dapat diakses oleh pasien atau pihak
yang berwenang sesuai ketentuan tentang kerahasiaan data pasien. Data rekam
medi juga dapat dijadikan data dalam penyusunan Clinical Pathways untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
b. Laporan pelayanan diberikan dari masing masing instalasi/divisi ke Direksi
untuk selanjutnya dilaporkan kepada Yayasan dan hanya bisa diakses oleh
Manajemen RS. PMI SULTRA. Namun dalam keperluan tertentu seperti
presentasi atau menampilkan profil RS. PMI SULTRA data tersebut dapat
ditampilkan
c. Data mutu dikumpulkan oleh tim mutu dan dilaporkan kepada Direksi. Data ini
dapat ditampilkan kepada publik dalam bentuk data analisa/ (tabel dan grafik)

B. Data Eksternal
Data Eksternal melalui partisipasi dalam kinerja data base eksternal, rumah sakit
dapat membandingkan kinerjanya dengan rumah sakit yang sejenis, baik lokal, secara
nasional maupun internasional. Pembandingan kinerja adalah suatu alat yang efektif
untuk mengidentifikasi peluang guna peningkatan dan pendokumentasian tingkat kinerja
rumah sakit. Jaringan pelayanan kesehatan dan mereka yang berbelanja atau membayar
untuk pelayanan kesehatan memerlukan informasi demikian. Data base eksternal
variasinya sangat luas, dari data base asuransi hingga yang dikelola perhimpunan profesi.
Rumah sakit mungkin dipersyaratkan oleh perundang-undangan atau peraturan untuk
berkontribusi pada beberapa data base eksternal.
Data untuk keperluan eksternal meliputi namun tidak terbatas pada: Data untuk
laporan rutin ke dinas kesehatan dihimpun dari laporan rekam medik

Penyajian data, yaitu :


1. Untuk laporan ke dinas kesehatan, disajikan sesuai ketentuan dari dinas kesehatan
2. Data mutu dari RS lain digunakan sebagai perbandingan capaian mutu RS. PMI
SULTRA. Data ini diolah oleh tim mutu RS. PMI SULTRA.

Data mutu RS. PMI SULTRA juga dapat diberikan kepada rumah sakit lain yang
memintanya untuk keperluan perbandingan data mutu dalam proses akreditasi.

C. Kerahasiaan Data Khusus untuk data rekam medik pasien, ketentuan mengenai
kerahasiaannya telah ditetapkan dalam pedoman pelayanan rekam medis
BAB IV

DOKUMENTASI

Data pasien harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien. Rekam medis pasien
di RS. PMI SULTRA terdiri atas rekam medis fisik dan rekam medis elektronik. Pengisian
rekam medik elektronik dilakukan oleh petugas dengan membuka akun dengan password
masing-masing. Data laporan rekam medik, laporan indiktor mutu, laporan instalasi/divis
didokumntasikan dalam bentuk soft copy yang dikirim melalui email ke Direksi. Pada periode
tertentu terutama akhir tahun laporan tersebt akan dikumpulkan dan dicetak sebagai laporan
tahunan. Data mutu dan laporan insiden didokumentasikan secara tertulis dengan form yang
sudah ditetapkan dan dikumpulkan oleh tim mutu RS. PMI SULTRA.

Ditetapkan di : Kendari
Direktur RS. PMI SULTRA

Anda mungkin juga menyukai