Anda di halaman 1dari 56

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN....................................................................................................................IV

KEGIATAN BELAJAR 1.......................................................................................1


PERSIAPAN PEKERJAAN FABRIKASI LOGAM..................................................................1
a. Membaca Gambar Teknik...............................................................................................2
b. Merancang Pekerjaan.....................................................................................................2
c. Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong........................................................3
d. Menerapkan Teknik-teknik Melukis/ Menandai................................................................3
e. Membuat Pola/ Mal........................................................................................................4

KEGIATAN BELAJAR 2.......................................................................................5


PERALATAN KERJA FABRIKASI LOGAM..........................................................................5
a. Alat Lukis dan Penanda serta Penggunaannya...................................................................6
b. Alat-alat Potong dan Penggunaannya.............................................................................11
c. Alat-alat Penyambung dan Penggunaannya.....................................................................17
d. Mesin-mesin Fabrikasi dan Penggunaannya....................................................................23

KEGIATAN BELAJAR 3.....................................................................................32


BAHAN-BAHAN FABRIKASI...............................................................................................32
a. Logam Ferro dan Non Ferro..........................................................................................33
b. Spesifikasi dan Penggunaan Bahan................................................................................33

KEGIATAN BELAJAR 4.....................................................................................36


PENGOPERASIAN DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERALATAN FABRIKASI
LOGAM.................................................................................................................................36
a. Latihan 1.....................................................................................................................37
b. Latihan 2.....................................................................................................................39
c. Latihan 3.....................................................................................................................42
d. Latihan 4.....................................................................................................................44
e. Latihan 5.....................................................................................................................47

REVIEW.........................................................................................................................50
Kegiatan Belajar 1...........................................................................................................50
Kegiatan Belajar 2...........................................................................................................51
Kegiatan Belajar 3...........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................60

Lembar Penilaian.......................................................................................................61

ii
Pengantar
Pendahuluan

PENDAHULUAN

Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi, yakni salah
satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat
dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting
dari pelatihan yang berdasarkan pendekatan kompetensi adalah penguasaan individu secara
aktual di tempat kerja.
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta
pelatihan untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan
 meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
Mudul ini merupakan modul dasar yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang pengajar/
guru atau teknisi fabrikasi logam agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
tentang proses-proses dasar fabrikasi logam yang meliputi dasar kerja pelat dan konstruksi
logam serta penerapannya di tempat kerja/ industri.
Adapun Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang harus dicapai melalui modul ini
adalah sebagai berikut :

Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja


1.0 Menjelaskan proses-proses 1.1 Urutan proses produksi dan keterampilan-keterampilan yang
persiapan perjaan diperlukan untuk pekerjaan fabrikasi dijelaskan.
fabrikasi .
1.2 Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi dan penggunaan alat-
alatnya dijelaskan dan diterapkan.
Pendahuluan

Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja


2.0 Menjelaskan dan 2.1 Penggunaan dan pemilihan daun gergaji tangan serta keselamatan
menggunakan peralatan penggunaannya diuraikan.
yang digunakan pada 2.2 Penggunaan macam-macam gunting serta keselamatan
pekerjaan fabrikasi logam penggunaannya diuraikan dan diterapkan.
2.3 Penggunaan macam-macam kikir dan pahat serta keselamatan
penggunaannya diuraikan.
2.4 Metode-metode penyambungan pada pekerjaan fabrikasi logam
dijelaskan.
2.5 Teknik-teknik penyambungan yang relevan dengan pekerjaan
fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.
2.6 Mesin-mesin yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi logam
diidentifikasi dan dijelaskan.
2.7 Pengoperasian mesin-mesin yang relevan dengan pekerjaan
fabrikasi logam didemonstrasikan dan diterapkan.

3.0 Menjelaskan bahan-bahan 3.1 Macam-macam bahan/ logam ferro dan non-ferro diidentifikasi
yang dipakai pada 3.2 Spesifikasi dan penggunaan bahan untuk pekerjaan fabrikasi
pekerjaan fabrikasi. dijelaskan.

4.0 Menjelaskan dan 4.1 Teknik-teknik dan prosedur ( langkah ) kerja dijelaskan.
menerapkan penggunaan 4.2 Bahan dan alat kerja disiapkan sesuai kebutuhan dan sesuai
alat-alat dan mesin-mesin prosedur yang ditetapkan.
fabrikasi dalam pembuatan
4.3 Pembuatan benda kerja mengacu pada gambar kerja dan
benda kerja.
memperhatikan keselamatan kerja yang disyaratkan.

Pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang harus dinilai penguasaan dan


penampilannya adalah sebagai berikut :
 Proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi :
- membaca gambar teknik
- merancang pekerjaan
- menghitung penggunaan bahan
- menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai
- membuat pola/ mal
 Penerapan/ latihan membuat pola

 Alat-alat potong :
- gergaji tangan
- gunting
- kikir
- pahat
 Penerapan / latihan penggunaan alat-alat potong
Pendahuluan

 Metode-metode penyambungan :
- sambungan keling
- sambungan sekrup
- self tapping dan self drilling
- sambungan baut-mur
- sambungan lipat
- sambungan las
 Penerapan/ latihan peyambungan

 Mesin-mesin fabrikasi :
- mesin potong ( guillotine )
- mesin pelubang dan potong universal
- mesin nibler
- gergaji bundar dan grinda potong
- gergaji mesin
- mesin pres
- mesin bor
- mesin lipat
- mesin rol
 Penerapan/ latihan pengoperasian mesin-mesin fabrikasi
 Bahan-bahan fabrikasi :
- ferro
- non ferro
 Spesifikasi dan penggunaan bahan
Latihan

KEGIATAN BELAJAR 1
PERSIAPAN PEKERJAAN FABRIKASI
LOGAM

Tujuan Khusus Pembelajaran :

Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan mampu :


1. Menjelaskan macam-macam proses persiapan pekerjaan fabrikasi logam
meliputi :
 Membaca Gambar Teknik
 Merancang Pekerjaan
 Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong
 Menerapkan Teknik-teknik Melukis/ Menandai
 Membuat Pola/ Mal
2. Menjelaskan contoh-contoh penerapan kegiatan persiapan pekerjaan
fabrikasi logam.
3. Menjelaskan kelebihan dan keterbatasan penggunaan alat alat persiapan
pekerjaan fabrikasi logam.
4. Menerapkan penggunaan alat-alat persiapan pekerjaan fabrikasi logam.
Latihan

MATERI PEMBELAJARAN 1

Pada industri fabrikasi logam, baik pekerjaan fabrikasi ringan ataupun pekerjaan fabrikasi berat
(light and heavy fabrication) secara umum adalah sama, di mana jenis bahan, alat-alat tangan
dan mesin-mesin yang digunakan relatif sama. Namun demikian, perbedaan yang spesifik dapat
dilihat dari penggunaan bahan dan kapasitas/ kemampuan mesin.
Industri yang melakukan pekerjaan fabrikasi ringan menggunakan bahan dengan ketebalan
sampai 3mm, sedang pada pekerjaan fabrikasi berat menggunakan tebal bahan di atas 3mm.
Adapun penggunaan mesin-mesin pada keduanya sepintas adalah sama, tetapi kapasitas dan
teknik-teknik pengaturannya berbeda.
Adapun proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi ( produksi ) dan keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan di industri-industri di bidang fabrikasi secara umum meliputi :
 Membaca gambar teknik
 Merancang pekerjaan
 Menghitung penggunaan bahan yang akan dipotong
 Menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai
 Membuat pola/ mal

a. Membaca Gambar Teknik


Semua pekerjaan pada pekerjaan fabrikasi dimulai dari gambar. Gambar tersebut dapat
berupa gambar kerja lengkap ataupun hanya gambar sket saja yang menginformasikan
segala sesuatu tentang pekerjaan yang akan dikerjakan, antara lain :
 Dimensi ukuran
 Jenis dan ukuran bahan serta bagian-bagian
 Spesifikasi dan toleransi
 Finishing
 Standar gambar
 Kemungkinan penggantian/ perubahan gambar

b. Merancang Pekerjaan
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan fabrikasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
 Membaca gambar kerja
 Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
 Mengatur penggunaan perlengkapan kerja, alat-alat tangan dan bahan
 Menentukan urutan pekerjaan
 Membuat gambar kerja atau model
Latihan

 Membuat mal atau pola


c. Menghitung Penggunaan Bahan yang akan Dipotong
Ada tiga metode yang dipakai dalam menghitung penggunaan bahan yang akan dipotong :
 Ukuran keseluruhan atau ukuran luar
 Ukuran dalam
 Ukuran nominal
Dengan dasar, bahwa semua pekerjaan fabrikasi harus dibuat dengan mengacu pada
spesifikasi dan sesuai dengan toleransi yang ditentukan, maka harus diyakinkan hal-hal
berikut ini :
 Kesesuaian dengan disaian/ gambar kerja
 Tiap-tiap bagian yang dikerjakan cocok satu sama lainnya secara akurat.
 Kemudahan dalam memasang dan merakit.
Sedangkan pada spesifikasi pekerjaan, perlu dijelaskan tentang apa yang harus dikerjakan,
antara lain :
 Kualitas hasil pekerjaan yang dibutuhkan.
 Kualitas pengecatan ( jika perlu )
 Kualitas pengelasan yang diperlukan
 Pengujian yang diperlukan.
Adapun penerapan toleransi pada pekerjaan fabrikasi sangat beragam, sehingga harus
mengacu pada spesifikasi yang telah ditentukan. Sebagai contoh : jika ukuran akhir sebuah
komponen 1850 mm dan toleransinya adalah  1mm, maka ukuran yang diperbolehkan pada
komponen tersebut adalah antara 1849 – 1851 mm.

d. Menerapkan Teknik-teknik Melukis/ Menandai


Semua alat ukur yang digunakan dalam melukis atau menandai pada bahan harus alat-alat
ukur yang mempunyai akurasi tinggi dan sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Hal ini
akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran itu sendiri dan hasil benda kerja secara
keseluruhan.
Pengaruh yang sama juga dapat terjadi karena penyimpangan/ ketepatan ( keakurasian )
dalam melukis garis sumbu, penggunaan siku pada sudut bahan atau dalam menentukan
garis dasar pengukuran, penempatan bahan atau komponen, penyimpangan pemotongan dan
lain-lain.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam menerapkan teknik-teknik melukis/
menandai, maka dapat diterapkan metode-metode pengukuran, antara lain adalah
pengukuran dengan satu patokan ( datum point ) dan penerapan teknik-teknik konstruksi
geometris.
Latihan

Gambar 1 : Contoh Aplikasi Pengukuran

e. Membuat Pola/ Mal


Pembuatan pola/ mal pada pekerjaan fabrikasi sangat diperlukan untuk membuat berbagai
bentuk komponen. Penerapan teknik-teknik gambar bentangan digunakan, baik pada
fabrikasi ringan maupun pada fabrikasi berat. Metode-metode pembuatan gambar bentangan
yang biasa digunakan pada pekerjaan fabrikasi adalah :
 Metode garis paralel
 Metode garis radial
 Metode segi tiga.
( Catatan : Gambar Bentangan dibahas pada modul khusus ))
Latihan

KEGIATAN BELAJAR 2
PERALATAN KERJA FABRIKASI LOGAM

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan macam-macam alat lukis dan penanda pada pekerjaan fabrikasi
logam dan penggunaannya.
2. Menjelaskan macam-macam alat potong pada pekerjaan fabrikasi logam dan
penggunaannya
3. Menjelaskan macam-macam alat-alat penyambung pada pekerjaan fabrikasi
logam dan penggunaannya.
4. Menjelaskan macam-macam mesin fabrikasi dan penggunaannya.
Latihan

MATERI PEMBELAJARAN 2

a. Alat Lukis dan Penanda serta Penggunaannya


1. Penggores
a) Penggunaan penggores :
Penggores adalah salah satu alat lukis garis untuk benda kerja/ pelat yang hasil
goresannya bersifat permanen.

Penggores

penggores
penggores penggores

Penggunaan yang salah Penggunaan yang benar

Gambar 2 : Penggores dan Contoh Penggunaan

b) Keterbatasan penggunaan penggores :


- Sulit terlihat, bila untuk pekerjaan pemotongan dengan gas.
- Perlu pengecatan ulang pada permukaan benda kerja, bila terjadi kesalahan
garis.
- Dapat menimbul karat, walaupun pada bahan berlapis stainless steel.
- Hanya disarankan untuk digunakan pada bahan ferro

2. Kapur Teknik ( Engineers Chalk )


Kapur teknik adalah jenis kapur yang relatif keras dan dapat diruncing ulang serta
hasil goresannya bersifat non-permanen ( dapat dihapus ). Hampir semua jenis
Latihan

bahan dapat dilukis dengan kapur teknik ini, termasuk untuk garis potong pada
pemotongan dengan gas.

mistar baja
ukuran
bagian yang
runcing

Gambar 3 : Kapur Teknik dan Penggunaannya

Keterbatasan penggunaan kapur teknik :


- Tidak permanen ( dapat terhapus sewaktu-waktu )
- Terhapus oleh air
- Sulit terlihat pada beberapa bahan non-ferro.

3. Penitik
Penitik terbuat dari bahan baja perkakas yang sebelum dilakukan perlakuan panas
dibentuk/ dibuat dengan mesin-mesin perkakas ( mis. mesin bubut atau frais )
dengan ukuran berkisar antara 5 – 13 mm dan bentuk penampang yang beragam,
spt. bulat, segi empat atau segi enam.
Pada pekerjaan fabrikasi, penitik dipakai untuk : menandai dan membuat titik
pusat.

Gambar 4 : Penitik

4. Garis Kapur
Garis kapur adalah salah satu cara cepat untuk membuat garis lurus yang panjang
pada bahan yang tidak dicat ( berlapis ) atau pada lantai.
Caranya adalah dengan mengikat/ klem salah satu ujung benang yang telah diberi
kapur kemudian diangkat benang tersebut secara vertikal sebelum dilepas secara
kejut. Hasil garis akan terlihat pada bekat benturan benang.
Latihan

gulungan
benang

benang
pengikat

siku

Gambar 5 : Penggunaan Garis Kapur


Keterbatasan penggunaan garis kapur :
- Tidak permanen ( dapat terhapus sewaktu-waktu )
- Garis yang terbentuk bisa lebar atau ganda
- Kurang akurat, jika kurang terlatih atau terlalu panjang
- Hanya dapat diterapkan pada bahan yang rata
- Sulit terlihat pada beberapa bahan non-ferro

Berikut ini adalah alat-alat yang dipergunakan untuk melukis pada benda kerja dan
membuat pola/ mal :

NAMA ALAT PENGGUNAAN


Mistar Baja Mengukur dan menarik garis

Mistar Lipat Mungukur dan memindahkan sudut

poros
Latihan

Mistar Gulung Mengukur benda kerja yang panjang


dan radius/ lingkaran

Jangka Kaki - Melukis garis lengkung dan


lingkaran
pegangan
- Memindahkan ukuran dan sudut
- Melukis konstruksi geometrik
pegas
poros

baut
pengatur

ujung jangka
yang
dikeraskan
dan tempere

Jangka Tongkat - Konstruksi dan lingkaran yang besar


- Memindahkan ukuran dan sudut
baut pengikat
- Melukis konstruksi geometrik

balok kayu

baut pengatur
penggores

Siku Blok Menyikukan benda kerja dan


memeriksa kerataan benda kerja
sudut bilah serta menarik garis siku.
lurus dan
sejajar
Latihan

Siku Pelat Menyikukan benda kerja dan menarik


garis siku.
sudut bilah
lurus dan
sejajar

Siku Bevel Memindahkan sudut

baut
pengatur

Palu Konde - Membentuk paku keling


- Memukul ( secara umum )

Palu Pen - Memukul ( secara umum )


- Peregangan

Siku Kombinasi Melukis berbagai ukuran sudut dan


protractor menentukan titik pusat suatu benda
kerja yang berpenampang bulat/
linkaran.
Latihan

Keselamatan kerja pada penggunaan alat-alat untuk mempola :


1. Jaga agar alat-alat selalu dalam keadaan tajam
2. Buang bagian yang rusak pada kepala penitik dan pahat
3. Jangan menyimpang penggores di dalam kantong
4. Jangan meletakkan alat-alat di atas kursi/ bangku tempat duduk
5. Jaga agar tangkai paku selalu terpasang secara kuat.

b. Alat-alat Potong dan Penggunaannya


Secara umum alat-alat potong pada pekerjaan fabrikasi ringan dan berat adalah
sama, hanya berbeda pada kapasitas atau kemampuannya saja.

1. Gengaji Tangan ( Hacksaw )


Gergaji tangan digunakan untuk memotong benda-benda konstruksi logam kecil
seperti besi profil, pipa bulat atau segi empat dan besi plat.

Gambar 6 : Gergaji Tangan

Keselamatan kerja pada penggunaan gergaji tangan :


1. Jangan menekan dan mendorong terlalu kuat karena akan menyebabkan
patahnya mata gergaji dan berbahaya.
2. Gunakan kaca mata untuk melindungi kalau mata gergaji patah
3. Ganjal bahan yang dipotong supaya mata gergaji tidak terjepit.
4. Hati-hati sisi bekas gergaji yang tajam
5. Jangan menggosokkan tangan ke mata gergaji

Pemilihan daun gergaji :


Daun gergaji dibuat dalam berbagai ukuran dan jumlah rigi/ gigi. Khusus untuk
gergaji tangan, ukuran gergaji ditentukan oleh berapa banyak gigi per inchi ( 25,4
mm ). Untuk pemakaian umum digunakan daun gergaji dengan jumlah 18 gigi per
inchi.
Latihan

Jumlah gigi per inchi ( 25,4 mm )


Gambar 7 : Gigi Gergaji

Adapun penggunaan daun gergaji untuk bermacam-macam bahan adalah sbb :

BAHAN BAHAN
1. Besi/ profil baja lunak : 2. Baja perkakas pipa baja, besi siku:
Digunakan : 14 gigi/ inchi Digunakan : 18 gigi/ inchi

3. Tembaga, kuningan, pipa 4. Tembaga, kuningan, pipa medium :


medium : Digunakan : 32 gigi/ inchi
Digunakan : 24 gigi/ inchi
Latihan

2. Gunting
Gunting adalah alat potong yang digunakan untuk memotong pelat, terutama pelat
baja lunak, seng, pelat lapis timah, pelat tembaga. Terbuat dari bahan baja tempa
atau baja perkakas; diperlukan terutama karena bentuk, konstruksi, posisi, serta
kedudukan benda kerja kadang-kadang tidak dapat dipotong menggunakan mesin
potong.
Berbagai bentuk/tipe dari gunting yang kesemuanya bertujuan untuk lebih
memudahkan dan tidak melelahkan dalam pengerjaan. Secara umum gunting
dibedakan atas dua fungsi, yaitu : untuk menggunting lurus dan menggunting
lengkung.
Untuk menggunting lurus digunakan gunting lurus, gunting kombinasi/ universal,
sedangkan untuk menggunting lengkung diantaranya digunakan : gunting lingkaran
dan gunting dirgantara.

a) Gunting Lurus:
Gunting lurus digunakan untuk
menggunting lurus. Gunting ini
mempunyai rahang lurus yang
panjangnya antara 2 sampai 4½",
sedangkan panjang seluruhnya adalah
antara 7 sampai 15 3/4".
Gambar 8 : Gunting Lurus
Gunting lurus dalam penggunaannya
dapat digunakan dengan tangan kanan
dan tangan kiri.

b) Gunting Kombinasi/ Universal


Gunting kombinasi mempunyai ukuran
yang sama dengan gunting lurus. Beda
antara gunting kombinasi dan gunting
lurus adalah pada penampang
potongnya; kalau pada gunting lurus
berpenampang lurus, maka pada gunting
kombinasi berpenampang sedikit Gambar 9 : Gunting Kombinasi
lengkung (curva). Disamping itu juga bisa
digunakan untuk memotong bentuk-
bentuk yang tidak teratur.

c) Gunting Lingkaran/ Lengkung


Gunting lingkaran/ lengkung digunakan
untuk pemotong lengkung, karena sisi
potongnya berbentuk lengkung. Dalam
pemakaiannya dapat digunakan dengan
tangan ataupun tangan kiri. Ukuran dari
gunting lingkaran ini adalah sama dengan
Latihan

gunting lurus, yaitu panjang seluruhnya Gambar 10 : Gunting Lengkung


adalah 7 sampai 15¾" dan rahang 2
sampai 4 ½".

d) Gunting Dirgantara
Gunting dirgantara (aviation atau airplane snip) terdiri atas tiga bentuk, yaitu :
digunakan dengan tangan kiri dan kanan serta lurus dengan panjangnya sekitar 10
inchi (250 mm) dengan panjang rahang 2 inchi. Sisi potong agak bergerigi dan
dikeraskan, sehingga dapat memotong pelat yang relatif tebal ( ± 0,8 mm )
Membedakan antara gunting kanan dan kiri adalah dengan melihat sisi potong dan
warna tangkainya. Sisi potong atas dari gunting kanan terletak sebelah kanan,
demikian pula sebaliknya; sisi potong atas gunting kiri terletak sebelah kiri.
Penggunaan gunting kanan adalah untuk pemotongan arah kiri, sedang gunting kiri
adalah untuk pemotongan arah kanan.

Tangan Kiri Tangan Kanan Lurus

Gambar 11 : Gunting Dirgantara

Keselamatan kerja bila menggunakan gunting :


1. Gunakan gunting sesuai kemampuan gunting. Jangan memotong bukan pelat.
2. Jaga agar hasil potongan ( yang tajam ) jauh dari tubuh
3. Jangan menggunakan mata potong gunting yang rusak, karena akan
menyebabkan hasil potong juga rusak.
4. Jaga tangkai gunting ( handle ) tidak menjepit tangan.
3. Kikir
Kikir terdapat beberapa jenis yang sesuai dengan hasil kekasaran permukaan
yang dihasilkan. Kikir kasar (bastard) digunakan untuk pengasaran, hasil
pengikiran adalah kasar. Kikir sedang (secound cut) ini digunakan untuk
pengiriman secara umum dan menghasilkan permukaan cukup bagus.
Sedangkan kikir halus (smooth atau dead) untuk mendapat permukaan yang
halus.
Kikir dibersihkan dengan menggunakan sikat baja (wire brush). Dengan cara
pembersihan harus searah dengan alur kikir.
ujung tangkai

panjang kikir
Latihan

Gambar 12 : Kikir

Keselamatan kerja bila menggunakan kikir :


1. Jangan menggunakan kikir yang tidak mempunyai tangkai
2. Lakukan pengikiran dengan cara yang benar
3. Hati-hati tangan jangan sampai terjepit dan tidak menyentuh bendah kerja
4. Berdirilah dengan sempurna
5. Jangan mengikir secara terburu-buru

4. Pahat
Ada 4 jenis mata pahat adalah :
- Rata /lebar (flat)
- Rata pendek (crosscut)
- Radius (round nose)
- Berujung runcing (diamond point)

a) Pahat Rata / Lebar ( Flat )


Pahat rata/ lebar ini digunakan untuk membersihkan gerigi las, memahat alur
dangkal, membersihkan sisa pengerjaan dan memotong paku keling serta
baut.
Latihan

ujung potong

Gambar 13 : Pahat Rata


b) Pahat Rata Pendek ( Crosscut )
Pahat rata pendek digunakan untuk memahat alur tegak lurus atau segi empat
dan membersihkan bahan pada bagian yang sempit.

ujung potong

Gambar 14 : Pahat Rata Pendek


c) Pahat Radius.
Pahat radius digunakan untuk memahat alur radius, memperbesar lubang dan
mensenterkan kembali lubang bor yang telah terlanjur tidak senter.

ujung potong
radius

Gambar 15 : Pahat Radius


d) Pahat Berujung Runcing/ Diamond ( Diamond Point Chisel )
Latihan

Pahat ini digunakan untuk pemahatan pengerjaan akhir sudut bagian dalam,
membuat alur V pada retak rigi las yang perlu perbaikan dan membuat celah
pada pelat dan pipa supaya mudah dipatahkan.

Gambar 16 : Pahat Diamond

Keselamatan kerja pada penggunaan pahat :


1. Jangan gunakan pahat dengan kepala yang telah kembang/ rusak
2. Pakai kaca mata bila sedang memahat.
3. Pastikan bahwa pahat diasah dengan benar.
4. Gunakan pahat yang sesuai dengan jenis pekerjaan

c. Alat-alat Penyambung dan Penggunaannya


Hampir semua pekerjaan/ produk fabrikasi membutuhkan penerapan berbagai
metode penyambungan atau pengikatan/ pengancingan. Pemilihan metode
penyambungan tertsebut ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :
 Kualitas atau hasil akhir produk yang akan disambung
 Kekuatan, fleksibelitas, kemudahan bongkar-pasang, ketahanan terhadap
panas, dll
 Nilai ekonomi pruduk itu sendiri, dampak lingkungan, dll
 Kemungkinan penerapan penggunaan jenis-jenis sambungan, spt. las, baut-
mur, dll.
Latihan

Jenis-jenis sambungan dan pengikatan yang banyak diterapkan pada pekerjaan


fabrikasi adalah sbb. :
1. Sambungan Keling
Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling ( sambungan keling ) masih
banyak digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan dengan
mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap.
Jenis paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau alat yang
beragam pula, namun yang banyak dipakai pada pekerjaan fabrikasi adalah sbb :
a) Rivet set
Sambungan keling dengan menggunakan
rivet set adalah dengan menggunakan paku
keling pejal yang terbuat dari bahan
aluminium, duraluminium, baja lunak, dll.
Paku Keling Pejal

Dahulukan
kedua ujung

Gambar 17 : Penggunaan Rivet Set

b) Pengeling Pop ( Blint Riveter)

Gambar 18 : Pengeling Pop dan Paku Keling Pop


Latihan

Cara kerja pengeling pop :


 Tempatkan/ masukkan paku keling pop ke lubang sambungan keling dan
pasangkan pengeling pop sampai rapat dengan permukaan paku kelin.

 Tekan tuas pengeling pop beberapa kali sambil pengeling ditekan sampai
paku penariknya putus.

 Tarik tuas pengeling dan keluarkan paku penarik yang telah putus..
Latihan

2. Sambungan Sekrup
Sambungan sekrup pada pengerjaan fabrikasi digunakan secara luas, karena
mudah digunakan, dan dapat dibongkar-pasang serta dapat diganti jika rusak.
Sesuai dengan kebutuhan konstruksi maka sekrup telah dibuat dengan berbagai
ukuran dan bentuk. Berikut ini adalah macam-macam bentuk kepala sekrup yang
dapat diperoleh dipasaran/ dalam perdagangan :

Gambar 19: Bentuk-bentukKepala Sekrup

3. Self Tapping dan Self Drilling


Sekrup self tapping adalah salah satu jenis sekrup yang dapat mengulir sendiri
sehingga dapat mengikat secara cepat tanpa perlu ada persiapan ulir pada benda
kerja yang akan disambung, tapi cukup berupa lubang yang ukurannya maksimum
sama dengan diameter dalam ulir sekrup.
Sedang sekrup self drilling mempunyai ujung yang memungkinkan untuk membuat
lubang sebagai awal penguliran dan kemudian dengan cara yang sama dengan self
tapping dapat mengulir sendiri.

Gambar 20 : Self Tapping dan Self Drilling

4. Sambungan Baut-Mur
Sambungan baut-mur digunakan secara luas untuk menyambung/ mengikat pelat
pada pekerjaan fabrikasi logam dan lebih banyak dipakai pada konstruksi pelat
tebal.
Adapun bentuk-bentuk baut yang tersedia dalam perdagangan untuk pekerjaan
fabrikasi adalah sbb :
Latihan

Gambar 21 : Bentuk-bentuk Baut

5. Sambungan Lipat
Sambungan lipat hanya diterapkan pada konstruksi pelat yang relatif tipis ; dapat
dikerjakan secara manual, di mana hanya dengan menggunakan alat-alat tangan,
seperti palu, perapat ( hand groover ) serta landasan atau dengan menggunakan
mesin-mesin khusus untuk sambungan lipat, misalnya untuk sambungan lipat
pitttsburgh.
Ada beberapa macam sambungan lipat, antara lain :

1. 3.
2.

4. 5. 6.

7. 8. 9.
Latihan

Keterangan :
1. Sambungan lipat tunggal ( grooved seam )
2. Sambungan lipat pitttsburgh
3. Sambungan lipat tegak
4. Sambungan lipat tegak ganda
5. Sambungan lipat sudut tunggal
6. Sambungan lipat sudut ( ganda )
7. Sambungan lipat kotak
8. Sambungan lipat sudut-bilah
9. Sambungan lipat bilah ( slide seam )

6. Sambungan Las
Semua proses las digunakan pada pekerjaan fabrikasi, terutama untuk pengerjaan
fabrikasi berat. Proses-proses las yang banyak dipakai adalah sbb :
 Las busur Manual ( SMAW/MMAW )
 Las Oksi-asetilin
 Las MIG/MAG ( GMAW ) dan flux core
 Las TIG ( GTAW )
 Las Busur Rendam ( SAW )
( Khusus untuk materi tentang las tersebut di atas dibahas pada
modul-modul lain yang relevan ).
 Las Tahanan
Salah satu jenis las tahanan yang sering dipakai pada pekerjaan fabrikasi,
khususnya untuk fabrikasi ringan adalah : las titik ( spot welding ), di mana
jenis las ini dapat bekerja secara cepat dan efisien tanpa membutuhkan
bahan tambah/ pengisi.
Latihan

benda kerja elektroda

hasil las elektroda

Gambar 22 : Proses Las Titik

d. Mesin-mesin Fabrikasi dan Penggunaannya

1. Mesin Potong ( Guillotines )


Mesin potong digunakan untuk memotong lurus pelat yang panjang khusunya untuk
pemotongan yang berulang-ulang. Ini dapat dilakukan karena pada belakang terdapat
pembatasan sehingga pemotongan akan selalu sama dan tidak perlu pengukuran setiap kali
pemotongan. Keuntungan penggunaan mesin potong ini adalah lebih cepat dan presisi
sedangkan kerugiannya keterbatasan panjang pemotongan sangat tergantung pada ukuran
mesin dan hanya dapat memotong pelat.

Gambar 23 : Mesin Potong

Keselamatan Kerja Penggunaan Mesin Potong. :


1. Jangan menjalankan mesin kalau ada orang di belakang mesin.
2. Jaga tangan terhadap pisau potong dan klem bahan.
3. Hati-hati terhadap hasil potong ( yang tajam ) atau tertimpa oleh pelat hang dipotong
4. Jangan memasukkan bahan dari arah belakang
5. Jangan mengoperasikan tanpa sekat pengaman.
6. Pastikan lokasi tombol keadaan darurat.
Latihan

2. Mesin Pelubang dan Potong Universal (Punch and Shear)


Mesin ini digunakan untuk pemotongan, pengguntingan, dan pelubang pelat, profil sudut,
besi batangan (segi empat, bulat atau bujur sangkar). Mesin ini dapat bekerja secara cepat,
presisi dan akurat tetapi kemampuannya sangat terbatas sesuai dengan ukuran dan
kemampuan potong, tebal bahan dan hasilnya sedikit akan terjadi perubahan bentuk pada
pinggir pemotongan.

Gambar 24 : Mesin Pelubang dan Potong Universal

Keselamatan Kerja Penggunaan Mesin Pelubang dan Potong Universal :


1. Hati-hati jari tangan terhadap mata potong
2. Hati-hati tangan terhadap sisi tajam bekas pemotongan
3. Yakinkan seluruh pelindung/pengaman terpasang dengan benar

3. Mesin Nibler
Mesin ini digunakan untuk memotong atau melubangi benda kerja pada posisi-posisi yang
sulit. Mesin ini dapat memotong lurus dan juga berliku-lliku
Latihan

Gambar 25 : Mesin Nibler

Keselamatan Kerja Penggunaan Mesin Nibler :


1. Gunakan sarung tangan pada saat pengoperasian mesin
2. Hati-hati tangan terhadap pisau potong .
3. Jaga badan agar terhindar dari bekas pemotongan.

4. Gergaji Bundar dan Grinda Potong ( Cold Cut-Off Saw and


Abrasive Cut-Off Saw )
Gergaji bundar dengan mata potong gergaji ini berputar dengan kecepatan rendah.
Sedangkan dengan gerinda potong berputar dengan kecepatan tinggi. Kedua alat potong
iini digunakan untuk pemotongan ringan baik padat maupun berongga. Kemampuan
potong sangat terbatas tergantung pada posisi penjepitan benda kerja dan diameter mata
gergaji atau diameter batu gerinda.

Gambar 26 : Gergaji Bundar dan Grinda Potong

Keselamatan Kerja Penggunaan Gergaji Bundar dan Grinda Potong :


Latihan

1. Jaga penutup mata gergaji atau gerinda selalu pada posisinya


2. Jangan terlalu kuat menekan pada saat penggergajian
3. Pakai pelindung telinga dan mata
4. Yakinkan bahwa benda kerja dijepit dengan kuat
5. Jaga selalu tempat pemotongan bersih dari bekas pemotongan.

5. Gergaji Mesin ( Power Hacksaws )


Gergaji ini digunakan untuk memotong bahan padat/ pejal atau pipa tebal ( bahan
berongga ). Walau kecepatan potongnya lebih lambat tetapi dapat memotong lebih besar
dari gergaji bundar.

Gambar 27 : Gergaji Mesin


Keselamatan Kerja Penggunaan Gergagi Mesin :
1. Penjepitan benda kerja harus benar-benar kuat.
2. Hati-hati tangan terhadap mata gergaji
3. Hati-hati terhadap jatuhnya benda kerja hasil gergaji

6. Mesin Pres ( Press Brake )


Mesin pres ini digunakan untuk membengkokkan/ menekuk pelat-pelat yang relatif tebal ,
membentuk radius, pelengkungan awal sebelum dirol, dan pembentukan kerucut serta
pengerjaan sulit lainnya. Pengerjaan pembentukan silinder dan kerucut hanya setengah
bagian saja dan kemudian baru disambungkan.
Panjang langkah dapat disetel sehingga dalam pengepressan akan sama sehingga hasil
bengkokan/ tekukan akan selalu sama.
Latihan

Gambar 28 : Mesin Pres

Keselamatan Kerja Penggunaan Mesin Pres :


1. Fahami penggunaan mesin sebelum mengoperasikannya.
2. Hati-hati tangan terhadap sepatu tekuk pada saat proses penekukan.
3. Sesuaikan tekanan mesin dengan tebal bahan dan ukuran/ lebar V-blok ( bending beam
).

7. Mesin Bor
a) Bor Tangan ( Portable Drill )
Bor ini digunakan untuk membuat lubang yang relatif kecil ( maks. 13mm ),
mengebor arah samping, reamer lubang untuk konstruksi baja dan pengerjaan pelat
ringan.
Bor tangan ini dapat digerakkan dengan listrik atau udara bertekanan dan juga terdapat
tingkatan kecepatan, kejut dan putar balik. Bor dengan penggerak listrik dapat
dipasangkan dudukan magnit untuk menetapkan mesin bor pada permukaan logam
yang datar. Pemakanan bor tangan ini diatur secara manual.

Gambar 29 : Bor Tangan


b) Mesin Bor Bangku
Latihan

Mesin bor bangku digunakan untuk mengebor lubang-lubang pada benda kerja kecil
misalnya pada profil sudut, pipa bulat dan segi empat serta pelat dengan ukuran yang
sesuai.

rumah motor
dan belt

spindle tuas penekan

meja kuncimbeja

Gambar 30 : Mesin Bor Bangku

Kelemahan mesin bor bangku :


 Besar benda kerja sangat terbatas
 Besar lubang yang dibor terbatas oleh ukuran cekam bor dan batasan kecepatan
 Pemakanan pengeboran harus dilakukan secara manual satu arah dan putaran juga
satu arah.

8. Mesin Lipat
Penggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan
untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi;
mesin tekuk telah berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual
sampai dengan yang dioperasikan secara otomatis. Ada tiga tipe mesin lipat yang umum
dipakai pada pekerjaan fabrikasi, yaitu :
a) Mesin Lipat Bangku/ Terbatas( Bench / Adjustable Folder )
Mesin lipat terbatas/ bangku digunakan untuk melipat pelat-pelat tipis secara cepat dan
presisi. Mesin ini bekerja secara serentak antara menjepit benda kerja dan melipat. Cocok
untuk pelipatan tunggal dan ganda, termasuk untuk membuat bentuk “ U “.
Latihan

Gambar 31 : Mesin Tekuk Terbatas

b) Mesin Lipat Universal ( Cramp Folder )


Mesin lipat tipe ini mampu melipat antara 1 – 2,4 meter dengan ketebalan 0,4 – 2,0
mm serta dengan sudut tekuk mencapai 135.

Gambar 32 : Mesin Tekuk Universal

c) Mesin Tekuk Kotak ( Box and Pan Brake )


Prinsip penggunaan mesin lipat kotak relatif sama dengan mesin lipat universal. Mesin
lipat kotak mempunyai sepatu tekuk dengan berbagai ukuran dan dapat dipasang sesuai
dengan kebutuhan atau ukuran kotak yang akan dibuat.

Gambar 33 : Mesin Tekuk Kotak

9. Mesin Rol
Latihan

Mesin rol digunakan untuk mengerol silinder, kerucut, dan membentuk kawat. Ada beberapa
tipe mesin rol yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi, yaitu :
 Mesin rol bangku, yakni untuk mengerol pelat-pelat tipis dan untuk kerajinan/
membuat perhiasan.
 Mesin rol standar ( slip roller ), dipakai untuk penggunaan umum, spt. mengerol
pelat dan membentuk kawat. Kemampuan mesin rol ini terbatas sampai dengan
ketebalan pelat  3 mm, karena mesin rol ini digerakkan secara manual (diputar
dengan tangan )
 Mesin rol motor ( listrik / power roller ), digunakan untuk mengerol pelat diatas
ketebalan 3 mm ( sesuai kemampuan mesin ).
tuas pengatur
tekanan
tuas pelepas rol

baut pengatur pemutar

kaki

Gambar 34 : Mesin Rol Standar dan Power Roller


Latihan

KEGIATAN BELAJAR 3
BAHAN-BAHAN FABRIKASI

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan bahan-bahan yang biasa dipakai pada pekerjaan fabrikasi secara
umum.
2. Menjelaskan spesifikasi dan penggunaan bahan-bahan fabrikasi secara
umum.
Latihan

MATERI PEMBELAJARAN 3
Baik fabrikasi ringan ataupun fabrikasi berat, secara umum menggunakan bahan yang sama;
hanya berbeda bentuk dan ukurannya saja. Bahan-bahan fabrikasi dibagi atas dua jenis, yaitu
bahan metalik dan non-metalik. Bahan metalik terdiri dari dua kelompok, yakni : logam ferro
dan non-ferro. Logam-logam ferro mengandung besi dan biasanya bersifat magnetik dan
logam non-ferro tidak mengandung besi.
Sedangkan bahan non-metalik atau plastik secara umum adalah polyvinilchloride ( PVC ).
Berikut ini adalah bahan-bahan yang biasa dipakai pada pekerjaan fabrikasi dan spesifikasinya :
a. Logam Ferro dan Non Ferro
1. Logam Ferro :
 Pelat baja hitam ( hot rolled steel )
 Pelat baja putih ( cold rolled steel )
 Bahan galvanis
 Pelat seng
 Verisclad
 Pelat timah
 Bahan tahan karat ( Stainless steel ), dll

2. Logam Non-Ferro :
 Aluminium
 Tembaga
 Kuningan
 Suasa ( bronze )
 Timah hitam, dll

b. Spesifikasi dan Penggunaan Bahan


Dalam perdagangan, bahan-bahan fabrikasi tersedia dalam beberapa spesifikasi ( ukuran dan
profil/ bentuk ), yaitu :
 Pelat tipis
 Pelat tebal
 Pelat strip atau batangan
 Siku ( besi siku )
 Besi beton
 Pipa/ baja profil
1. Pelat Tipis ( Sheetmetal )
Pelat tipis biasanya tersedia dalam bentuk lembaran dan gulungan ( rol ) dengan ketebalan
antara 0,25 – 3,0 mm dan lebar antara 150 – 1500 mm. Untuk pasar Indonesia yang umum
tersedia adalah dengan lebar  900, 1000 dan 1220 mm.
Latihan

Pelat tipis yang diperdagangkan terdiri dari beberapa pilihan, di mana tersedia pelat tipis
tanpa lapis tahan karat dan berlapis tahan karat, yaitu :
- Lapis organik ( PVC film ) yang biasa disebut verisclad
- Lapis metalik ( metallic coatings ), antara lain : galvanis ( galvabon ), zincaform dan
Zinc-Hi-Ten ( ZHT).
- Lapis seng/ aluminium, disebut : Zincalume
- Lapis seng/ besi, disebut : Zincanneal
- Lapis timah hitam/ putih, disebut : Terne
- Electro-Zinc, disebut : Zincseal
- Rol dingin ( cold rolled )
- Rol panas (hot rolled )

2. Pelat Tebal
Pelat tebal tersedia dengan ketebalan antara 3,0 – 180 mm dengan lebar yang bervariasi,
yaitu antara 900 mm – 3000 mm.

3. Pelat Strip/ Batangan


Pelat strip tidak selebar pelat tipis / tebal, tetapi tersedia dengan sudut / sisi yang siku dan
ridius dengan lebar antara 10 – 300 mm serta tebal antara 3 – 12 mm.

tebal
bahan

panjang
panjang

lebar
lebar

Gambar 35 : Pelat Strip


Latihan

4. Besi Siku
Besi siku adalah baja profil yang dibentuk melalui proses pengerolan. Dalam perdagangan
tersedia besi siku dengan lebar kedua sisi siku yang sama dan ada yang tidak sama.

lebar sisi
berbeda
lebar sisi
sama

Gambar 36 : Besi Siku

5. Besi Beton ( Round Bar )


Besi beton dalam perdagangan dapat berupa kawat sampai dengan batangan yang
berdiameter yang besar.

6. Pipa / Baja Profil


Pipa / baja profil dibuat melalui proses rol dan tarik untuk dibentuk menjadi berpenampang
segi empat, segi panjang dan pipa bulat dengan panjang yang beragam, a.l : 4 meter dan 6
meter.
Latihan

KEGIATAN BELAJAR 4
PENGOPERASIAN DAN PENERAPAN PENGGUNAAN
PERALATAN FABRIKASI LOGAM

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan teknik-teknik dan prosedur penggunaan alat-alat dan mesin-
mesin fabrikasi.
2. Menerap teknik-teknik mengukur, menandai dan melukis pada pelat
sesuai prosedur serta memperhatikan ketentuan keselamatnan kerja.
3. Menerap teknik-teknik memotong pelat sesuai prosedur serta
memperhatikan ketentuan keselamatan kerja.
4. Menerap teknik-teknik pembentukan/ penekukan pelat menggunakan
alat-alat tangan dan mesin-mesin fabrikasi sesuai prosedur serta
memperhatikan ketentuan keselamatan kerja.
5. Merancang dan menerapkan pembuatan benda kerja proyek yang relevan
dengan keperluan bengkel.
Latihan

MATERI PEMBELAJARAN 4

a. Latihan 1

MENGUKUR, MENANDAI DAN MELUKIS PELAT


Lukislah gambar-gambar berikut ini pada pelat menggunakan alat ukur, alat lukis dan
alat penanda yang sesuai.
10

1.

R. 32
95
10

10 95 10

2.

22
140

75

75
Latihan

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

ASPEK YANG Checklist


NO KRITERIA REKOMENDAS
DINILAI L TL I

1. Kejelasan garis lukis - 90% dapat terlihat jelas


- Tidak ada garis yang ganda

Kesuaian dengan - 90% garis lukis sesuai dengan


2. gambar kerja ukuran pada gambar kerja
- Penyimpangan maks. 0,5mm

- Tidak ada sisi yang tajam


Kerapian pekerjaan
- 90% permukaan pelat tidak
3. rusak

L = Lulus TL = Tidak Lulus

Penilai,

------------------------------
Latihan

b. Latihan 2

PEMOTONGAN PELAT DENGAN GUNTING

Lukislah gambar berikut ini pada 2 buah pelat BJLS, kemudian potong menggunakan
gunting yang sesuai !

Langkah Kerja 1 : Melukis pada Pelat

22
150

75

100
Latihan

Langkah Kerja 2 : Memotong bagian Luar dengan Gunting pada Pelat 1

36
22 R.

bagian luar terbuang

75
R.
18

Langkah Kerja 3 : Memotong bagian Dalam dengan Gunting pada Pelat 2


150

bagian dalam terbuang

100
Latihan

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

ASPEK YANG Checklist


NO KRITERIA REKOMENDAS
DINILAI L TL I

1. Hasil lukisan - 90 % ukuran sesuai dengan


gambar kerja
- 90% garis lukis dapat terlihat
jelas
- Tidak ada garis yang ganda.

- Penyimpangan maks. 0,5mm


2. Hasil pemotongan dari garis lukis
- 80% tidak bergerigi/ halus

Kerapian pekerjaan - Tidak ada sisi yang tajam


3. - 90% permukaan pelat tidak
rusak

L = Lulus TL = Tidak Lulus

Penilai,

------------------------------
Latihan

c. Latihan 3
PENEKUKAN PELAT DENGAN PALU DAN LANDASAN

Potonglah pelat BJLS seperti gambar berikut ini menggunakan gunting, kemudian lakukan
penekukan menggunakan palu dan landasan yang sesuai !

35

900
40

8
tekukan 1
tekukan 4
tekukan 3

100
tekukan 2
8

8
35 40 135

HASIL PEMOTONGAN

HASIL PENEKUKAN
Latihan

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

ASPEK YANG Checklist


NO KRITERIA REKOMENDAS
DINILAI L TL I

1. Hasil pemotongan - Penyimpangan maks. 0,5mm


dari garis lukis
- 80% tidak bergerigi/ halus

Hasil tekukan
2. - Penyimpangan ukuran maks.
0,5mm
- Rata dan siku, tol. 3

Kerapian pekerjaan
3. - Tidak ada sisi yang tajam
- 90% permukaan pelat tidak
rusak

L = Lulus TL = Tidak Lulus

Penilai,

------------------------------
Latihan

d. Latihan 4
MEMBUAT TEMPAT KERTAS
Petunjuk Umum :
1. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.
2. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.
3. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.
4. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !

Gambar Kerja :

Tebal bahan = 1 mm


Latihan

Bentangan :

R 50

Pelat 1

Pelat 2
Latihan

Langkah Kerja :

1. Potong dua buah bahan sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan mesin potong (
guillotine )
2. Lukislah kedua pelat tersebut sesuai gambar kerja .
3. Bentuk pelat 1 dengan menggunakan mesin coak ( notcher ) atau gergaji tangan/ gunting,
kemudian haluskan dengan grinda dan kikir ( R 50 ).
4. Buat lubang untuk sambungan keling pada pelat 2 dengan dengan bor  3,5 mm.
5. Tekuk pelat 1 dan 2 menggunakan mesin lipat kotak.
6. Tentukan posisi pemasangan pelat 2 pada pelat 1 dan tandai lubang sambungan keling dengan
menggunakan penitik.
7. Bor pelat 1 dengan diameter bor yang sama dengan pelat 2
8. Sambungkan kedua pelat dengan menggunakan paku keling pejal (aluminium ) kepala rata
atau dengan proses las titik.
( Jika menggunakan proses las titik; tidak perlu ada lubang / bor )
9. Periksakan hasil kerja pada pembimbing/ instruktor.

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

ASPEK YANG Checklist


NO KRITERIA REKOMENDAS
DINILAI L TL I
1. Ukuran benda kerja - Sesuai dengan gambar kerja,
tol. . 0,5mm

Hasil sambungan
2. keling / las titik - 11 dari 12 paku keling/las tidak
rusak/ pecah dan terpasang
lurus dan rapat.

Hasil tekukan - Tol.  3


3.

Kerapian pekerjaan - Tidak ada sisi yang tajam


4. - 90% permukaan pelat tidak
rusak

L = Lulus TL = Tidak Lulus


Penilai,

------------------------------

e. Latihan 5

MEMBUAT TONGGAK KLEM PENGELASAN


Latihan

( BENDA KERJA PROYEK )

Petunjuk Umum :
1. Rencanakan satu set tonggak klem pengelasan yang sesuai kebutuhan untuk pengelasan
dengan busur manual atau oksi asetilin dengan menggunakan bahan pipa. Diameter pipa  1,5
s.d 2 inchi.
2. Buatlah klem dengan menggunakan bahan pelat tebal  20 mm sesuai gambar kerja.
3. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.
4. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.
5. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.
6. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !

Gambar Kerja :
1. Tonggak ( direncanakan sendiri )

2. Klem :
Latihan
Latihan

LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK

ASPEK YANG Checklist


NO KRITERIA REKOMENDAS
DINILAI L TL I
1. Ukuran benda kerja - Sesuai dengan gambar kerja,
tol. . 1,0 mm

Hasil sambungan
2. - Berpadu dan sesuai konstruksi.

Kerapian pekerjaan - Tidak ada sisi yang tajam


3.
- 90% permukaan pelat tidak
rusak

L = Lulus TL = Tidak Lulus


Penilai,

------------------------------
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Judul: Sheet Metal Technologi


Pengarang: Budzik, Richard s.
Penerbit: Bobbs-Merrill Education Publishing Indianapolis
Tahun Terbit: 1980

Judul: Fabrication Techniques


Pengarang: Departement of Education and Training
TAFE - NSW
Penerbit: Manufacturing and Engineering Education
Services Devision
Southern Sydney Institute NSW
Tahun Terbit: 1997

Judul: Kerja Pelat 1


Pengarang: Drs. Rizal Sani
Penerbit: PPPG Teknologi Bandung
Tahun Terbit 1997
Lembar Penilaian

LEMBAR PENILAIAN

Modul : Dasar Fabrikasi Logam

Nama Perserta Pelatihan : ……………………………………

Nama Penilai : ………….………………..……….

Peserta yang Dinilai : Kompeten 


Kompetensi yang Dicapai : 
Umpan balik untuk Peserta:

Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Penilai:
penilaian dan alasan-alasan mengambil
keputusan

Tanggal :

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian Tanda tangan Peserta Pelatihan:
dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai