PENDAHULUAN....................................................................................................................IV
REVIEW.........................................................................................................................50
Kegiatan Belajar 1...........................................................................................................50
Kegiatan Belajar 2...........................................................................................................51
Kegiatan Belajar 3...........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................60
Lembar Penilaian.......................................................................................................61
ii
Pengantar
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan kompetensi, yakni salah
satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat
dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting
dari pelatihan yang berdasarkan pendekatan kompetensi adalah penguasaan individu secara
aktual di tempat kerja.
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta
pelatihan untuk dapat :
mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan
mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan
memeriksa kemajuan peserta pelatihan
meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
Mudul ini merupakan modul dasar yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang pengajar/
guru atau teknisi fabrikasi logam agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
tentang proses-proses dasar fabrikasi logam yang meliputi dasar kerja pelat dan konstruksi
logam serta penerapannya di tempat kerja/ industri.
Adapun Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang harus dicapai melalui modul ini
adalah sebagai berikut :
3.0 Menjelaskan bahan-bahan 3.1 Macam-macam bahan/ logam ferro dan non-ferro diidentifikasi
yang dipakai pada 3.2 Spesifikasi dan penggunaan bahan untuk pekerjaan fabrikasi
pekerjaan fabrikasi. dijelaskan.
4.0 Menjelaskan dan 4.1 Teknik-teknik dan prosedur ( langkah ) kerja dijelaskan.
menerapkan penggunaan 4.2 Bahan dan alat kerja disiapkan sesuai kebutuhan dan sesuai
alat-alat dan mesin-mesin prosedur yang ditetapkan.
fabrikasi dalam pembuatan
4.3 Pembuatan benda kerja mengacu pada gambar kerja dan
benda kerja.
memperhatikan keselamatan kerja yang disyaratkan.
Alat-alat potong :
- gergaji tangan
- gunting
- kikir
- pahat
Penerapan / latihan penggunaan alat-alat potong
Pendahuluan
Metode-metode penyambungan :
- sambungan keling
- sambungan sekrup
- self tapping dan self drilling
- sambungan baut-mur
- sambungan lipat
- sambungan las
Penerapan/ latihan peyambungan
Mesin-mesin fabrikasi :
- mesin potong ( guillotine )
- mesin pelubang dan potong universal
- mesin nibler
- gergaji bundar dan grinda potong
- gergaji mesin
- mesin pres
- mesin bor
- mesin lipat
- mesin rol
Penerapan/ latihan pengoperasian mesin-mesin fabrikasi
Bahan-bahan fabrikasi :
- ferro
- non ferro
Spesifikasi dan penggunaan bahan
Latihan
KEGIATAN BELAJAR 1
PERSIAPAN PEKERJAAN FABRIKASI
LOGAM
MATERI PEMBELAJARAN 1
Pada industri fabrikasi logam, baik pekerjaan fabrikasi ringan ataupun pekerjaan fabrikasi berat
(light and heavy fabrication) secara umum adalah sama, di mana jenis bahan, alat-alat tangan
dan mesin-mesin yang digunakan relatif sama. Namun demikian, perbedaan yang spesifik dapat
dilihat dari penggunaan bahan dan kapasitas/ kemampuan mesin.
Industri yang melakukan pekerjaan fabrikasi ringan menggunakan bahan dengan ketebalan
sampai 3mm, sedang pada pekerjaan fabrikasi berat menggunakan tebal bahan di atas 3mm.
Adapun penggunaan mesin-mesin pada keduanya sepintas adalah sama, tetapi kapasitas dan
teknik-teknik pengaturannya berbeda.
Adapun proses-proses persiapan pekerjaan fabrikasi ( produksi ) dan keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan di industri-industri di bidang fabrikasi secara umum meliputi :
Membaca gambar teknik
Merancang pekerjaan
Menghitung penggunaan bahan yang akan dipotong
Menerapkan teknik-teknik melukis/ menandai
Membuat pola/ mal
b. Merancang Pekerjaan
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan fabrikasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
Membaca gambar kerja
Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
Mengatur penggunaan perlengkapan kerja, alat-alat tangan dan bahan
Menentukan urutan pekerjaan
Membuat gambar kerja atau model
Latihan
KEGIATAN BELAJAR 2
PERALATAN KERJA FABRIKASI LOGAM
MATERI PEMBELAJARAN 2
Penggores
penggores
penggores penggores
bahan dapat dilukis dengan kapur teknik ini, termasuk untuk garis potong pada
pemotongan dengan gas.
mistar baja
ukuran
bagian yang
runcing
3. Penitik
Penitik terbuat dari bahan baja perkakas yang sebelum dilakukan perlakuan panas
dibentuk/ dibuat dengan mesin-mesin perkakas ( mis. mesin bubut atau frais )
dengan ukuran berkisar antara 5 – 13 mm dan bentuk penampang yang beragam,
spt. bulat, segi empat atau segi enam.
Pada pekerjaan fabrikasi, penitik dipakai untuk : menandai dan membuat titik
pusat.
Gambar 4 : Penitik
4. Garis Kapur
Garis kapur adalah salah satu cara cepat untuk membuat garis lurus yang panjang
pada bahan yang tidak dicat ( berlapis ) atau pada lantai.
Caranya adalah dengan mengikat/ klem salah satu ujung benang yang telah diberi
kapur kemudian diangkat benang tersebut secara vertikal sebelum dilepas secara
kejut. Hasil garis akan terlihat pada bekat benturan benang.
Latihan
gulungan
benang
benang
pengikat
siku
Berikut ini adalah alat-alat yang dipergunakan untuk melukis pada benda kerja dan
membuat pola/ mal :
poros
Latihan
baut
pengatur
ujung jangka
yang
dikeraskan
dan tempere
balok kayu
baut pengatur
penggores
baut
pengatur
BAHAN BAHAN
1. Besi/ profil baja lunak : 2. Baja perkakas pipa baja, besi siku:
Digunakan : 14 gigi/ inchi Digunakan : 18 gigi/ inchi
2. Gunting
Gunting adalah alat potong yang digunakan untuk memotong pelat, terutama pelat
baja lunak, seng, pelat lapis timah, pelat tembaga. Terbuat dari bahan baja tempa
atau baja perkakas; diperlukan terutama karena bentuk, konstruksi, posisi, serta
kedudukan benda kerja kadang-kadang tidak dapat dipotong menggunakan mesin
potong.
Berbagai bentuk/tipe dari gunting yang kesemuanya bertujuan untuk lebih
memudahkan dan tidak melelahkan dalam pengerjaan. Secara umum gunting
dibedakan atas dua fungsi, yaitu : untuk menggunting lurus dan menggunting
lengkung.
Untuk menggunting lurus digunakan gunting lurus, gunting kombinasi/ universal,
sedangkan untuk menggunting lengkung diantaranya digunakan : gunting lingkaran
dan gunting dirgantara.
a) Gunting Lurus:
Gunting lurus digunakan untuk
menggunting lurus. Gunting ini
mempunyai rahang lurus yang
panjangnya antara 2 sampai 4½",
sedangkan panjang seluruhnya adalah
antara 7 sampai 15 3/4".
Gambar 8 : Gunting Lurus
Gunting lurus dalam penggunaannya
dapat digunakan dengan tangan kanan
dan tangan kiri.
d) Gunting Dirgantara
Gunting dirgantara (aviation atau airplane snip) terdiri atas tiga bentuk, yaitu :
digunakan dengan tangan kiri dan kanan serta lurus dengan panjangnya sekitar 10
inchi (250 mm) dengan panjang rahang 2 inchi. Sisi potong agak bergerigi dan
dikeraskan, sehingga dapat memotong pelat yang relatif tebal ( ± 0,8 mm )
Membedakan antara gunting kanan dan kiri adalah dengan melihat sisi potong dan
warna tangkainya. Sisi potong atas dari gunting kanan terletak sebelah kanan,
demikian pula sebaliknya; sisi potong atas gunting kiri terletak sebelah kiri.
Penggunaan gunting kanan adalah untuk pemotongan arah kiri, sedang gunting kiri
adalah untuk pemotongan arah kanan.
panjang kikir
Latihan
Gambar 12 : Kikir
4. Pahat
Ada 4 jenis mata pahat adalah :
- Rata /lebar (flat)
- Rata pendek (crosscut)
- Radius (round nose)
- Berujung runcing (diamond point)
ujung potong
ujung potong
ujung potong
radius
Pahat ini digunakan untuk pemahatan pengerjaan akhir sudut bagian dalam,
membuat alur V pada retak rigi las yang perlu perbaikan dan membuat celah
pada pelat dan pipa supaya mudah dipatahkan.
Dahulukan
kedua ujung
Tekan tuas pengeling pop beberapa kali sambil pengeling ditekan sampai
paku penariknya putus.
Tarik tuas pengeling dan keluarkan paku penarik yang telah putus..
Latihan
2. Sambungan Sekrup
Sambungan sekrup pada pengerjaan fabrikasi digunakan secara luas, karena
mudah digunakan, dan dapat dibongkar-pasang serta dapat diganti jika rusak.
Sesuai dengan kebutuhan konstruksi maka sekrup telah dibuat dengan berbagai
ukuran dan bentuk. Berikut ini adalah macam-macam bentuk kepala sekrup yang
dapat diperoleh dipasaran/ dalam perdagangan :
4. Sambungan Baut-Mur
Sambungan baut-mur digunakan secara luas untuk menyambung/ mengikat pelat
pada pekerjaan fabrikasi logam dan lebih banyak dipakai pada konstruksi pelat
tebal.
Adapun bentuk-bentuk baut yang tersedia dalam perdagangan untuk pekerjaan
fabrikasi adalah sbb :
Latihan
5. Sambungan Lipat
Sambungan lipat hanya diterapkan pada konstruksi pelat yang relatif tipis ; dapat
dikerjakan secara manual, di mana hanya dengan menggunakan alat-alat tangan,
seperti palu, perapat ( hand groover ) serta landasan atau dengan menggunakan
mesin-mesin khusus untuk sambungan lipat, misalnya untuk sambungan lipat
pitttsburgh.
Ada beberapa macam sambungan lipat, antara lain :
1. 3.
2.
4. 5. 6.
7. 8. 9.
Latihan
Keterangan :
1. Sambungan lipat tunggal ( grooved seam )
2. Sambungan lipat pitttsburgh
3. Sambungan lipat tegak
4. Sambungan lipat tegak ganda
5. Sambungan lipat sudut tunggal
6. Sambungan lipat sudut ( ganda )
7. Sambungan lipat kotak
8. Sambungan lipat sudut-bilah
9. Sambungan lipat bilah ( slide seam )
6. Sambungan Las
Semua proses las digunakan pada pekerjaan fabrikasi, terutama untuk pengerjaan
fabrikasi berat. Proses-proses las yang banyak dipakai adalah sbb :
Las busur Manual ( SMAW/MMAW )
Las Oksi-asetilin
Las MIG/MAG ( GMAW ) dan flux core
Las TIG ( GTAW )
Las Busur Rendam ( SAW )
( Khusus untuk materi tentang las tersebut di atas dibahas pada
modul-modul lain yang relevan ).
Las Tahanan
Salah satu jenis las tahanan yang sering dipakai pada pekerjaan fabrikasi,
khususnya untuk fabrikasi ringan adalah : las titik ( spot welding ), di mana
jenis las ini dapat bekerja secara cepat dan efisien tanpa membutuhkan
bahan tambah/ pengisi.
Latihan
3. Mesin Nibler
Mesin ini digunakan untuk memotong atau melubangi benda kerja pada posisi-posisi yang
sulit. Mesin ini dapat memotong lurus dan juga berliku-lliku
Latihan
7. Mesin Bor
a) Bor Tangan ( Portable Drill )
Bor ini digunakan untuk membuat lubang yang relatif kecil ( maks. 13mm ),
mengebor arah samping, reamer lubang untuk konstruksi baja dan pengerjaan pelat
ringan.
Bor tangan ini dapat digerakkan dengan listrik atau udara bertekanan dan juga terdapat
tingkatan kecepatan, kejut dan putar balik. Bor dengan penggerak listrik dapat
dipasangkan dudukan magnit untuk menetapkan mesin bor pada permukaan logam
yang datar. Pemakanan bor tangan ini diatur secara manual.
Mesin bor bangku digunakan untuk mengebor lubang-lubang pada benda kerja kecil
misalnya pada profil sudut, pipa bulat dan segi empat serta pelat dengan ukuran yang
sesuai.
rumah motor
dan belt
meja kuncimbeja
8. Mesin Lipat
Penggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan
untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi;
mesin tekuk telah berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual
sampai dengan yang dioperasikan secara otomatis. Ada tiga tipe mesin lipat yang umum
dipakai pada pekerjaan fabrikasi, yaitu :
a) Mesin Lipat Bangku/ Terbatas( Bench / Adjustable Folder )
Mesin lipat terbatas/ bangku digunakan untuk melipat pelat-pelat tipis secara cepat dan
presisi. Mesin ini bekerja secara serentak antara menjepit benda kerja dan melipat. Cocok
untuk pelipatan tunggal dan ganda, termasuk untuk membuat bentuk “ U “.
Latihan
9. Mesin Rol
Latihan
Mesin rol digunakan untuk mengerol silinder, kerucut, dan membentuk kawat. Ada beberapa
tipe mesin rol yang digunakan pada pekerjaan fabrikasi, yaitu :
Mesin rol bangku, yakni untuk mengerol pelat-pelat tipis dan untuk kerajinan/
membuat perhiasan.
Mesin rol standar ( slip roller ), dipakai untuk penggunaan umum, spt. mengerol
pelat dan membentuk kawat. Kemampuan mesin rol ini terbatas sampai dengan
ketebalan pelat 3 mm, karena mesin rol ini digerakkan secara manual (diputar
dengan tangan )
Mesin rol motor ( listrik / power roller ), digunakan untuk mengerol pelat diatas
ketebalan 3 mm ( sesuai kemampuan mesin ).
tuas pengatur
tekanan
tuas pelepas rol
kaki
KEGIATAN BELAJAR 3
BAHAN-BAHAN FABRIKASI
MATERI PEMBELAJARAN 3
Baik fabrikasi ringan ataupun fabrikasi berat, secara umum menggunakan bahan yang sama;
hanya berbeda bentuk dan ukurannya saja. Bahan-bahan fabrikasi dibagi atas dua jenis, yaitu
bahan metalik dan non-metalik. Bahan metalik terdiri dari dua kelompok, yakni : logam ferro
dan non-ferro. Logam-logam ferro mengandung besi dan biasanya bersifat magnetik dan
logam non-ferro tidak mengandung besi.
Sedangkan bahan non-metalik atau plastik secara umum adalah polyvinilchloride ( PVC ).
Berikut ini adalah bahan-bahan yang biasa dipakai pada pekerjaan fabrikasi dan spesifikasinya :
a. Logam Ferro dan Non Ferro
1. Logam Ferro :
Pelat baja hitam ( hot rolled steel )
Pelat baja putih ( cold rolled steel )
Bahan galvanis
Pelat seng
Verisclad
Pelat timah
Bahan tahan karat ( Stainless steel ), dll
2. Logam Non-Ferro :
Aluminium
Tembaga
Kuningan
Suasa ( bronze )
Timah hitam, dll
Pelat tipis yang diperdagangkan terdiri dari beberapa pilihan, di mana tersedia pelat tipis
tanpa lapis tahan karat dan berlapis tahan karat, yaitu :
- Lapis organik ( PVC film ) yang biasa disebut verisclad
- Lapis metalik ( metallic coatings ), antara lain : galvanis ( galvabon ), zincaform dan
Zinc-Hi-Ten ( ZHT).
- Lapis seng/ aluminium, disebut : Zincalume
- Lapis seng/ besi, disebut : Zincanneal
- Lapis timah hitam/ putih, disebut : Terne
- Electro-Zinc, disebut : Zincseal
- Rol dingin ( cold rolled )
- Rol panas (hot rolled )
2. Pelat Tebal
Pelat tebal tersedia dengan ketebalan antara 3,0 – 180 mm dengan lebar yang bervariasi,
yaitu antara 900 mm – 3000 mm.
tebal
bahan
panjang
panjang
lebar
lebar
4. Besi Siku
Besi siku adalah baja profil yang dibentuk melalui proses pengerolan. Dalam perdagangan
tersedia besi siku dengan lebar kedua sisi siku yang sama dan ada yang tidak sama.
lebar sisi
berbeda
lebar sisi
sama
KEGIATAN BELAJAR 4
PENGOPERASIAN DAN PENERAPAN PENGGUNAAN
PERALATAN FABRIKASI LOGAM
MATERI PEMBELAJARAN 4
a. Latihan 1
1.
R. 32
95
10
10 95 10
2.
22
140
75
75
Latihan
Penilai,
------------------------------
Latihan
b. Latihan 2
Lukislah gambar berikut ini pada 2 buah pelat BJLS, kemudian potong menggunakan
gunting yang sesuai !
22
150
75
100
Latihan
36
22 R.
75
R.
18
100
Latihan
Penilai,
------------------------------
Latihan
c. Latihan 3
PENEKUKAN PELAT DENGAN PALU DAN LANDASAN
Potonglah pelat BJLS seperti gambar berikut ini menggunakan gunting, kemudian lakukan
penekukan menggunakan palu dan landasan yang sesuai !
35
900
40
8
tekukan 1
tekukan 4
tekukan 3
100
tekukan 2
8
8
35 40 135
HASIL PEMOTONGAN
HASIL PENEKUKAN
Latihan
Hasil tekukan
2. - Penyimpangan ukuran maks.
0,5mm
- Rata dan siku, tol. 3
Kerapian pekerjaan
3. - Tidak ada sisi yang tajam
- 90% permukaan pelat tidak
rusak
Penilai,
------------------------------
Latihan
d. Latihan 4
MEMBUAT TEMPAT KERTAS
Petunjuk Umum :
1. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.
2. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.
3. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.
4. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !
Gambar Kerja :
Bentangan :
R 50
Pelat 1
Pelat 2
Latihan
Langkah Kerja :
1. Potong dua buah bahan sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan mesin potong (
guillotine )
2. Lukislah kedua pelat tersebut sesuai gambar kerja .
3. Bentuk pelat 1 dengan menggunakan mesin coak ( notcher ) atau gergaji tangan/ gunting,
kemudian haluskan dengan grinda dan kikir ( R 50 ).
4. Buat lubang untuk sambungan keling pada pelat 2 dengan dengan bor 3,5 mm.
5. Tekuk pelat 1 dan 2 menggunakan mesin lipat kotak.
6. Tentukan posisi pemasangan pelat 2 pada pelat 1 dan tandai lubang sambungan keling dengan
menggunakan penitik.
7. Bor pelat 1 dengan diameter bor yang sama dengan pelat 2
8. Sambungkan kedua pelat dengan menggunakan paku keling pejal (aluminium ) kepala rata
atau dengan proses las titik.
( Jika menggunakan proses las titik; tidak perlu ada lubang / bor )
9. Periksakan hasil kerja pada pembimbing/ instruktor.
Hasil sambungan
2. keling / las titik - 11 dari 12 paku keling/las tidak
rusak/ pecah dan terpasang
lurus dan rapat.
------------------------------
e. Latihan 5
Petunjuk Umum :
1. Rencanakan satu set tonggak klem pengelasan yang sesuai kebutuhan untuk pengelasan
dengan busur manual atau oksi asetilin dengan menggunakan bahan pipa. Diameter pipa 1,5
s.d 2 inchi.
2. Buatlah klem dengan menggunakan bahan pelat tebal 20 mm sesuai gambar kerja.
3. Siapkan alat-alat/ mesin kerja dan perlengkapan keselamatan kerja yang diperlukan.
4. Fahami gambar kerja sebelum memulai bekerja.
5. Pakailah alat-alat keselamatan kerja yang sesuai.
6. Bertanyalah pada pembimbing jika ada hal-hal yang kurang difahami !
Gambar Kerja :
1. Tonggak ( direncanakan sendiri )
2. Klem :
Latihan
Latihan
Hasil sambungan
2. - Berpadu dan sesuai konstruksi.
------------------------------
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PENILAIAN
Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang hasil Tanda tangan Penilai:
penilaian dan alasan-alasan mengambil
keputusan
Tanggal :
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian Tanda tangan Peserta Pelatihan:
dan alasan mengambil keputusan tersebut.
Tanggal :