Anda di halaman 1dari 8

Notes Taking..

Pertemuan 1

Latar Belakang Digunakannya APS


yg paling pokok : lemahnya kinerja Pengadilan untuk mewujudkan harapan
masyarakat akan keadilan dan kepastian hukum. Mengapa ?

hakim dinilai tidak menguasai masalah dan hukum

pengadilan tidak menyelesaikan masalah malah memunculkan masalah baru

contoh: nama perusahaan jadi tercemar, boros biaya, waktu lama, proses
berbelit, ada indikasi hakim tidak netral, kulusi, korupsi, nepotisme

Intinya
ketidak puasan tersebut pengadilan

perkembangan bisnis modern yg dipengaruhi oleh kemajuan teknologi . Muncul


revolusi ke empat “ cyberspace”

Di bid ekonomi muncul abad “ networked intelligence”. Kemajuan teknologi bisa bw


dampak positif/negatif, yg pengaturannya masih belum cukup

Kekurangan pengaturan atau lemahnya pengaturan mendorong munculnya APS.

Jurisdiksi pengadilan menjadi kendala penyelessian sengketa bisnis di era global,


juga model penerapan hukum ( applicable of law , choice of law) diniliai tidak cocok
lagi untuk menyelesaikan sengketa bisnis, maka pelaku bisnis memilih memakai
arbitrase.

Tuntutan masyarakat untuk menyelesaikan sengketa secara cepat, damai, dan


pasti.

Arbritase merupakan tingkat kedua dari APS, punya keadilan lebih mengikat.

Pertemuan 2

Notes Taking.. 1
Dasar Hukum ADR
Dasar Filosofi à Pancasila (asas penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat)

Reglement op de Burgelijke Rechtvordering (RV) à pengaturan mengenai Arbitrase

HIR Pasal 131 dan RBG Pasal 154, BW Pasal 1338

Konvensi Washington (dgn UU No. 5/68)

Konvensi New York (dgn Kepres No. 34/81)

UU No. 14/70 ttg Kekuasaan Kehakiman telah diakomodir hal sbb: “ Penyelesaian
perkara di luar pengadilan, atas dasar perdamaian atau melalui wasit (arbitrase)
{penjelasan ps. 3 UU No. 14/70}

Tahun 1977 didirikan BADAN ARBITRASE NASIONAL (BANI)

Dasar Hukum NEGOSIASI, MEDIASI, KONSILIASI belum ada pengaturan secara


tegas, hanya berpedoman pada ETIKA BISNIS

UU No. 30 Tahun 1999  tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa


(isinya lebih cocok disebut UU ttg Arbitrase dan mekanisme proses penyelesaian
sengketa melalui arbitrase, sedangkan lembaga ADR tidak banyak dibahas

Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomer 2 Tahun 2003 tentang Procedur


Mediasi. Kemudian diganti oleh Peraturan Mahkamah Agung (Perma ) Nomer 1
Tahun 2008 tentang Procedur Mediasi di Pengadilan, Perma No 1 Tahun 2016
Perjanjian/Perjannjian Bisnis : adanya klausula penyelesaian konflik

Perintah Undang-Undang/ Peraturan ) mis : Perma No 1 Tahun 2008

Dasar Hukum APS

Bagi kita sebetulnyan bukan sesuatu yang baru karena dalam hukum adat kita
sudah sejak lama mengenalnya

APS belum menjadi lembaga, apalagi menjadi cara yang dipilih masyarakat untuk
menyelesaikan sengketanya, lebih memilih Pengadilan, namun APS dinamis

Faktor penyebab APS tidak dipilih :

pemahaman bahwa Pengadilanlah yang wenang memutus perkara

Keputusan Pengadilan memiliki kekuatan eksekutorial

Notes Taking.. 2
Rendahnya budaya hukum

Akibatnya tidak dipilih terjadi penumpukan perkara di Pengadilan

Reaksi terhadap keadaan tersebut, Untuk mengantisipasi

muncul kritik terhadap dunia Pengadilan dan Peradilan

muncul keinginan mempelajari hukum-negara lain dimana APS menjadi pilihan

Pemerintah ( Mahkamah Agung ) ambil inisiatif bersifat reflektif dan inovatif

Lembaga pndidikan tinggi ambil peran

Karakteristik Litigasi
Formal, sangat terikat hukum acara

Terbuka, tidak ada kerahasiaan

waktu lebih lama, biaya mahal

saling serang, memicu permusuhan antar pihak

tidak responsif

menimbulkan masalah baru

Hakim sebagai pihak ke III wenang memutus

Putusan hakim didukung pertimbangan/ pandangan hakim

Kelebihan
proses jelas dan pasti

Putusan menentukan siapa yang benar, siapa yang salah menurut hukum

Putusan dapat dieksekusi atau dijalankan secara paksa

Kekurangan
Waktu lama

Mahal

Kurang jujur

Notes Taking.. 3
Kurang netral

Memicu Pertikaian

Pertemuan 3

Negosiasi
Komunikasi dua arah yg dirancag untuk mencapai kesepakatan pd saat kedua belah
pihak memiliki berbagai kepentingan yg sama maupun berbeda.
Suatu tindakan yg dilakukan oleh para pihak yg bersengketa untuk menyatukan dua
kepentingan yg saling bertentangan melalui proses tawar menawar agar tercapai
suatu kompromi/perdamaian yg saling menguntungkan (win-win solution)

Unsur
subjek minimal 2

objek konflik

tujuannya utk mencapai kesepakatan

terjadi karena sengketa/tanpa sengketa.

Kenapa terjadi Negosiasi


Ada keinginan pd para pihak untuk damai dan saling menguntungkan

Ada keterlibatan aktif para pihak dalam perundingan.

Ada keyakinan atas pilihan akan membawa hasil yi perdamaian yg saling


menguntungkan.

Ada komitmen hasilnya akan dilaksanakan dan dipatuhi

Landasan Negosiasi
Aspek psikologi

Aspek budaya

Aspek sosial/status sosial

Notes Taking.. 4
Aspek ekonomi

Aspek hukum

Bentuk Negosiasi
Formal : terikat dg tatanan, sistim, struktur

Informal : lebih leluasa

Cara Pandang Negosiator


Agresif Moderat: negosiator berusaha mendaya gunakan kekuatannya (power) yg
dimiliki untuk keuntungan dirinya (win-win lose, ada yg kepentingannya kalah dan
ada yang lebih diuntungkan)

Win-Win Solution: masing-masing berusaha mempertemukan kepentingan yg


berbeda untuk menyelesaiakan masalah yg mereka hadapi dan membawa hasil yg
sama sama menyenangkan serta menguntungkan

Tahap Negosiasi (Versi 1)


1. Pra-Negosiasi, perlu persiapan (selidiki labelnya (duduk persoalan yg terstruktur),
cara perundingan, pastikan potensi diri)

Ada prinsip dasar yg penting dipahami :

Pokok persoalan apa yg sering timbul

Person yg akan bernegosiasi ( hrs ahli dan paham di bidangnya, memiliki


kewenangan bernogosiasi dan memutus, negosiator tdk berhak memutus)

Perlu tidak dilakukan jika ada jalan keluar lain yg lebih menguntungkan

Kwalitas hubungan personal penting diperhatikan, negosiator punya peran


penting jadi track recordnya harus bagus, negosiator tdk harus advokat.

2. Negosiasi, yang perlu diperhatikan adalah

tentukan apa yang akan dibahas

tetapkan posisi awal ( kedudukan masing-masing dan apa tuntutannya)

lakukan dg jelas

beri penjelasan ttg tuntutan

Notes Taking.. 5
cari alternatif jika dibutuhkan

tetapkan usulan, usahakan dapt disetujui

jika berhasil tanda tangani hasil perundingan

3. Post/Pasca Negosiasi

negosiator ambil kesimpulan apa saja yg disepakati, tapi tidak dapat


memutuskan. Yang memutuskan hanya boleh dilakukan oleh para pihak.

tuangkan dalam perjanjian tertulis ( dapat dalam akta bawah tangan atau akta
otentik)

Persiapan Tim Negosiator


kwalifikasi kasus yg akan dinegosiasi

pengalaman bernegosiasi

karakter personal yg baik

mampu berkomunikasi dg baik

memiliki pengetahuan kejiwaan

memahami aspek hukum

memiliki kewenangan memutuskan

jika dalam tim maka pilih yg memilki karakter personal yg beragam dan masing
masing punya power sesuai yg dibutuhkan.

Karakter yg wajib dimiliki negosiator


Mampu berkomunikasi dg baik. Gunakan bahasa yg mudah dimegerti, tidak
bombastis,tidak bertele-tele dan efektif.

Tidak emosional dalam bersikap dan bertindak

Mampu dg cepat memahami pembicraan lawan dan menganalisanya.

Tidak mudah “ hanyut “ dlm pembicaraan lawan.

mampu membangun tim work dlm proses negosiasi.

Notes Taking.. 6
Tentukan strategi awal yi siasat dan taktik yg akan digunakan ketika negosiasi
pertama kali berlangsung. Pelajari kemampuan lawan untuk tentukan apa siasat
dan taktik yg digunakan tetap atau perlu diubah.

Tahap Negosiasi (Versi 2)


1.

Mediasi
Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk
memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator (Perma No 1 Th
2008).

Unsur-Unsur Mediasi
Sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan.

Adanya pihak ketiga yang bersifat netral yang disebut sebagai mediator (penengah)
terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa dalam perundingan itu.

Mediator tersebut bertugas membantu para pihak yang bersengketa untuk mencari
penyelesaian atas masalah-masalah sengketa. (sebagai fasilitator)

Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan-keputusan selama


proses perundingan berlangsung.

Mempunyai tujuan untuk mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang dapat


diterima pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketa.

Keuntungan Mediasi
Para pihak yang bersengketa dapat tetap berhubungan baik. Hal ini sangat baik
bagi hubungan bisnis karena pada dasarnya bertumpu pada good relationship
dan mutual trust

Lebih murah dan cepat

Notes Taking.. 7
Bersifat rahasia (confidential), sengketa yang timbul tidak sampai diketahui oleh
pihak luar, penting untuk menjaga reputasi pengusaha karena umumnya tabu untuk
terlibat sengketa

Hasil-hasil memuaskan semua pihak, win-win solution

Kesepakatan-kesepakatan lebih komprehensif

Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan

Pembicaraan di mediasi tidak dapat menjadi argumentasi pembuktian pokok


perkara (PERMA 1/2018)

Fungsi Mediator
Sebagai katalisator (mendorong suasana yang kondusif).

Sebagai pendidik (memahami kehendak, aspirasi, prosedur kerja, dan kendala


usaha para pihak).

Sebagai penerjemah (harus berusaha menyampaikan dan merumuskan usulan


pihak yang satu kepada pihak yang lain).

Sebagai nara sumber (mendaya gunakan informasi).

Sebagai penyandang berita jelek (para pihak dapat emosional).

Sebagai agen realitas (terus terang dijelaskan bahwa sasarannya tidak mungkin
dicapai melalui suatu proses perundingan).

Sebagai kambing hitam (pihak yang bisa dipersalahkan apabila memihak). Harus
adil, equal walaupun mediator dipenggil oleh salah satu pihak.

Notes Taking.. 8

Anda mungkin juga menyukai