Nara sumber :
Dr. H. Ricco Akbar, SH., MH., FCBArb., FIIArb
JURIS = ?
SARJANA HUKUM ?
Sebab SH mempunyai :
JURIDISCH DENKEN
JURIDISCH DENKEN
=
BERFIKIR SECARA HUKUM
( PARADIGMA HUKUM)
Prof. Subekti, Prof. Sunaryati Hartono. & Prof. R.M.
Sudikno Mertokusumo.
4 “PILAR” HUKUM PADA PRAKTIK HUKUM
• SISTEM HUKUM
• PARADIGMA HUKUM
• PRINSIP HUKUM
• SUMBER HUKUM
PARADIGMA HUKUM
• Juridisch denken adalah cara berfikir yang
khas dan sulit dimengerti/ diikuti oleh non
juris, sebab apa yang dianggap logis oleh
seorang juris ( berdasarkan konsep, asas dan
sistemanika yang dikenalnya) yang belum
tentu dianggap logis dan metodologis oleh
non juris, yang kerangka berpikirnya berbeda.
(Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di...... :1994)
PARADIGMA SH
1. WETMATIGHEID ( PARADIGMA HUKUM = UU ) ;
2. RECHTMATIGHEID ( PARADIGMA HUKUM = UU &
KEBIASAAN ) ;
PANCASILA
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
BISNIS
• 2. Mengelak (avoidance);
• 3. Paksaan (coercion);
• 4. Perundingan (negotiation);
• 6. Arbitrase (arbitration);
• 7. Peradilan (adjudication)
• APS
• ARBITRASE
• LITIGASI
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
• Konsultasi ;
• Negosiasi ....pertemuan langsung ;
• Penilaian Ahli /Penasehat Ahli /Good Offices;
• Mediasi ;
• Konsiliasi ;
DEFINISI NEGOSIASI
Pencatatan Keputusan
SYARATNYA:
MENGUASAI UU ARBITRASE & APS NO. 30
TAHUN 1999 SERTA PERATURAN /
PEROSEDUR LEMBAGA ARBITRASE ATAU
ARBITRASE ED-HOC
LEMBAGA ARBITRASE DI INDONESIA
Antara lain :
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
Badan Arbitrase Syariah Nasional
(Basyarnas)
Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia
(BAPMI)
ARBITRASE
Arbitrase adalah cara penyelesaian
suatu sengketa perdata di luar peradilan
umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa.
(Pasal 1 butir 1 UU No.30 Tahun 1999)
DEFINISI ARBITER
Pasal 7
Para pihak dapat menyetujui suatu sengketa yang terjadi
atau yang akan terjadi antara mereka untuk diselesaiakan
melalui arbitrase (Pactum de Compromittendo) ;
Pasal 9
Akte van Compromis
(asas pacta sund servanda)
AKTA VAN COMPROMISS
Pasal 2 butir 3 :
Segenap Anggota harus menyelesaikan
persengketaan internasional dengan jalan damai dan
mempergunakan cara-cara sedemikian rupa
sehingga perdamaian dan keamanan internasional
serta keadilan tidak terancam ;
PASAL 33 AYAT 1 PIAGAM PBB
Pihak-pihak yang tersangkut dalam suatu pertikaian
yang jika berlangsung terus-menerus mungkin
membahayakan pemeliharaan perdamaian dan
keamanan internasional, pertama-tama harus mencari
penyelesaian dengan jalan perundingan, penyelidikan,
dengan mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian
menurut hukum melalui badan-badan atau
pengaturan-pengaturan regional, atau dengan cara
damai lainnya, yang dipilih mereka sendiri.
PERDAMAIAN DI ARBITRASE
Pasal 45 UU Arbitrase & APS :
(1) Dalam hal Para Pihak datang menghadap pada
hari yang telah ditetapkan, arbiter atau majelis
arbitrase terlebih dahulu mengusahakan
perdamaian antara Para Pihak yang bersengketa ;
(2) dalam hal usaha perdamaian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) tercapai, maka arbiter
atau majelis arbitrase membuat suatu akta
perdamaian yang final dan mengikat Para Pihak
dan memerintahkan Para Pihak untuk mematuhi
ketentuan perdamaian tersebut
MEDIASI SEBELUM BERLANGSUNGNYA
ARBITRASE DI BANI
• Dalam hal Para Pihak mengatur bahwa sebelum
berlangasungnya Arbitrase harus diadakan
Mediasi (MedArb), maka Arbiter atau Majelis
Arbitrase akan menawarkan kepada Para
pihaka, apakah Para Pihak menunjuk Arbiter
atau Majelis Arbitrase sebagai Mediator ataukah
memilih dan menunjuk mediator di luar BANI
KODE ETIK ADVOKAT INDONESIA
Pasal 27 UU Arbitrase
PENGGUNAAN BAHASA
Pasal 36 UU Arbitrase
PEMERIKSAAN BUKTI SAKSI DAN AHLI
• Pasal 37 ayat (3) UU Arbitrase
Pasal 71 UU Arbitrase
ACARA PEMBATALAN PUTUSAN
ARBITRASE
• Permohonan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri
(PN) --- Pasal 72 (1) ;
SEKIAN