(Simarmata, 2007)
Dengan diberlakukannya UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa, melalui Pasal 81 undang-undang
tersebut secara tegas mencabut ketiga macam ketentuan tersebut terhitung
sejak tanggal diundangkannya. Maka berarti segala ketentuan yang
berhubungan dengan arbitrase, termasuk putusan arbitrase asing tunduk
pada ketentuan UU No. 30 Tahun 1999, meskipun secara lex spesialis
ketentuan yang berhubungan dengan (pelaksanaan) arbitrase asing telah
diatur dalam UU No. 5 Tahun 1968 yang merupakan pengesahan atas
persetujuan atas Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan Antar
Negara dan Warga Negara Asing mengenai penanaman modal
(International Centre for the Settlement of Investment Disputes (ICSID)
Convention).
(Guba, 2009)
B. Alternatif Penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian sengketa hanya diatur dalam satu pasal, yakni Pasal 6
Undang-Undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
sengketa yang menjelaskan tentang mekanisme penyelesaian sengketa. Sengketa
atau beda pendapat dalam bidang perdata Islam dapat diselesaikan oleh para pihak
melaui Alternative Penyelesaian Sengketa yang didasarkan pada iktikad baik
dengan mengesampingkan penyelesaian secara litigasi.
(Kelsen b, 2009)
C. Penyebab Terjadinya Sengketa
1. Kurang percayanya pada sistem pengadilan dan pada saat yang sama kurang
dipahaminya keuntungan atau kelebihan sistem arbitrase di banding pengadilan,
sehingga masyarakat pelaku bisnis lebih mencari alternative lain dalam upaya
menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat atau sengketa-sengketa bisnisnya.
(Kelsen b, 2009)
Landasan Yuridis dan Kompetensi Pengadilan Agama
Amandemen Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 memberikan wewenang kekuasaan
Peradilan Agama bertambah luas, yang semula sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1989 hanya bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara ditingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :
perkawinan,
kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam
wakaf dan shadaqah
(Hadimulyo, 1997)
Paradigma
Epistimologi adalah pemahaman tentang suatu realitas atau temuan suatu penelitian, yang
merupakan produk atau diperoleh interaksi antara peneliti dan yang diteliti. Epistimologi dalam
artikel ini adalah terumuskannya rekonstruksi atas relevansi pemikiran Hans Kelsen tentang
Hukum Bagi Pembangunan Konsep Hukum Progresif dalam penyelesaian sengketa jaminan hak
tanggungan
Metodologi atau sistem metode dan prinsip yang diterapkan oleh individu di dalam observasi
atau investigasinya dari konstruktivisme adalah hermeneutikal atau dialektis. Tekanan dalam
penelitian ini adalah empati dan interaksi dialektik antara peneliti dengan informan untuk
merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif dengan participant observation.
(Bintang, 2000.)
A. Analisis Berbasis Teori Hukum tentang Pemikiran Hans Kelsen dalam Penerapan
Penyelesaian
Sengketa Perbankan Syariah
Di dalam melakukan analisis terhadap teori Hans Kelsen ini akan diimplementasikan dalam
realitas hubungan hukum antara Konsep Hukum Hans Kelsen denga teorinya yang murni (the
pure theory of law) bebas dari elemen-elemen asing pada kedua jenis teori tradisional, teori
tersebut tidak tergantung pada pertimbangan-pertimbangan moralitas dan fakta-fakta aktual.
Menurut Kelsen, filosofi hukum yang ada pada waktu itu dikatakan telah terkontaminasi oleh
ideology politik dan moralitas disatu sisi, dan telah mengalami reduksi karena ilmu pengetahuan
disisi yang lain
B. Analisis Berbasis Teori Hukum tentang Gagasan Hukum Progresif dari Satjipto Rahardjo
dalam
Penerapan Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah
Untuk melakukan analisis atas konsep Satjipto Rahardjo, mahaguru sosiologi hukum di
Indonesia, yang mengkonstruksikan masyarakat merupakan tatanan normatif yang tercipta dari
proses interaksi sosial dan menciptakan berbagai kearifan nilai sosial.
(Joni, 2002)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrasyid, H.Priyatna, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta,
Fikahati Aneka, 2002.
Bintang, Sanusi, Dahlan, Pokok-Pokok Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bandung,
Citra Aditya Bakti, 2000.
Emezon, Joni, Hukum Bisnis Indonesia, Palembang, Kajian Hukum dan Bisnis
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, 2002.
Guba, E.G. dalam Norman K. Denzindan Y.S. Lincoln, Handbook of Qualitatif
Research,Edisi Bahasa Indonesia, Yogyakarta, PustakaPelajar 2009