MODUL III
ANTROPOMETRI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Praktikum Terintegrasi
Disusun Oleh:
Nama/NPM : Davina Putri Dania Kesuma/10070221015
Eka Mutiara Maharani/10070221025
Kelompok : 22
Hari/Shift : Sabtu/2
Asisten : Rahma Aulianisa
PRAKTIKUM TERINTEGRASI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023 M / 1445 H
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Melakukan pengukuran
Data
dimensi tubuh operator 1
Antropometri
dan operator 2
Menghitung Nilai Persentil
Deskripsi dan
Data Fasilitas
Mengamati Fasilitas Kerja Kerja serta
Gambar 2D dan
3D Fasilitas Kerja Perhitungan Data Tidak
Perhitungan Data Normal
Normal
Visualisasi Menggunakan
Ya CATIA
Data Cukup?
Analisis Rancangan
Perbaikan Fasilitas Kerja
Kesimpulan
Selesai
3
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas tentang pengumpulan data dan pengolahan data. Dalam bab
ini, akan dibahas bagaimana data dikumpulkan, metode yang digunakan dalam
pengumpulan data, serta langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan.
Pengumpulan data adalah tahap awal dalam sebuah penelitian, sedangkan pengolahan
data merupakan langkah penting untuk menganalisis dan menghasilkan informasi yang
relevan dari data yang telah dikumpulkan.
Data yang diperoleh dari pengamatan selama implementasi pada meja stasiun
kerja mesin frais serta mengukur 36 data dimensi tubuh. Namun, hanya 5 dari dimensi
tubuh ini yang dipilih untuk diproses dalam pengolahan data ini, yaitu Tinggi Siku
Berdiri (TSB), Rentang Tangan (RT), Jangkauan Tangan ke Depan (JTD), Lebar Kaki
(LEK), dan Tinggi Pinggul TTPG). Data tersebut akan digunakan dalam merancang
fasilitas kerja.
3.1.1 Deskripsi Fasilitas Kerja
Meja mesin frais yang digunakan dalam proses pengefraisan suatu produk
harus memastikan kenyamanan dan keamanan bagi operator yang menggunakannya.
Jika kenyamanan dan keamanan meja mesin frais tidak memenuhi standar yang
dibutuhkan, ini dapat berpotensi membahayakan operator yang menggunakannya.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko kecelakaan, diterapkan metode-metode
ergonomi atau antropometri dalam perancangan ulang meja mesin frais.
3.1.2 Data Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja meja mesin frais sangat penting untuk merancang lingkungan
kerja yang aman, efisien, dan produktif, serta memastikan bahwa operasi mesin frais
berjalan dengan lancar sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan produksi. Berdasarkan
hasil pengukuran terhadap meja mesin frais maka didapatkan ukuran tinggi meja
sebesar 75 cm, panjang meja 120 cm, lebar meja 78 cm, lebar pijakan 5 cm, dan tinggi
laci sebesar 55 cm. Berikut ini adalah data fasilitas kerja untuk meja mesin freis dalam
gambar 2D & 3D:
4
Gambar 3. 1 Gambar 2D Fasilitas Kerja Meja Mesin Frais
5
• Jangkauan Tangan ke Depan (JTD), digunakan untuk menentukan lebar meja.
• Lebar Kaki (LEK), digunakan untuk menentukan lebar pijakan kaki.
• Tinggi Pinggul (TPG), digunakan untuk menentukan tinggi laci pada meja.
Berikut adalah data mengenai ukuran dimensi tubuh yang tersedia dalam Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Data Antropometri Dimensi Tubuh
Dimensi Tubuh Data Ukuran Dimensi Tubuh
100 100 103 114 115 113 109 103 100 111
97 100 103 104 107 103 94 103 112 109
TSB 112 113 108 111 111 103 103 108 109 95
95 111 112 111 116 99 111 100 101 108
106 107 100 111 97 98 100 115 116 114
140 155 160 166 158 160 167 153 149 165
140 145 152 152 161,5 155 139,5 146,5 147 158
RT 170 163 164,5 152 154 153 154 174 167 144
150 149 148 149 145 146 148 144 153 144
154 144 144 148 143 155 152 153 149 148
65 75 81 80 74 75 65 63 69 76
55 65 72 68 64 61 64 70 68 72
JTD 76 72 78 75 66 66 70 78 76 70
60 86 75 70 60 70 69 82 86 70
70 59 67 70 71 70 60 86 59 70
10 9 11 12 11 11 12 12 12 11
15 10 11 12 11 11 9,5 10 12 11
LEK 10 10 11 11 11 10 11 11 12 9
9 10 8 9 10 9 9 10 9 10
9 8 9 9 10 12 9 9 8 8
94 90 91 94 103 103 103 100 84 101
89 89 91 96 103 96 87,5 94 95 103
TPG 102 103 98 100 91 92 92 91 97 110
99 108 96 110 99 110 95 102 88 88
110 94 88 108 88 110 88 110 88 97
6
3.2.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data di mana dilakukan proses pengujian keseragaman pada
semua data dimensi tubuh yang telah terpilih. Berikut ini adalah hasil pengujian
keseragaman dari data antropometri dimensi tubuh Rentang Tangan (RT) pada Tabel
3.2.
• Uji Keseragaman 1
Tabel 3. 2 Data Antropometri Dimensi Tubuh RT
Dimensi Tubuh Data Ukuran Dimensi Tubuh
140 155 160 166 158 160 167 153 149 165
140 145 152 152 161,5 155 139,5 146,5 147 158
RT 170 163 164,5 152 154 153 154 174 167 144
150 149 148 149 145 146 148 144 153 144
154 144 144 148 143 155 152 153 149 148
= 152,62 cm
Dimana:
∑ 𝑥𝑖 = Data Antropometri
N = Banyak Data
3. Standar Deviasi dengan rumus :
∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎= √
𝑛−1
7
(140−152,62)2 +(155−152,62)2 +(160−152,62)2 +(166−152,62)2 +(158−152,62)2 +
(160−152,62)2 +(167−152,62)2 +(153−152,62)2 +(149−152,62)2 +(165−152,62)2 +
(140−152,62)2 +(145−152,62)2 +(152−152,62)2 +(152−152,62)2 +(161,5−152,62)2 +
(155−152,62)2 +(139,5−152,62)2 +(146,5−152,62)2 +(147−152,62)2 +(158−152,62)2 +
(170−152,62)2 +(163−152,62)2 +(164,5−152,62)2 +(152−152,62)2 +(154−152,62)2 +
(153−152,62)2 +(154−152,62)2 +(174−152,62)2 +(167−152,62)2 +(144−152,62)2 +
(150−152,62)2 +(149−152,62)2 +(148−152,62)2 +(149−152,62)2 +(145−152,62)2 +
(146−152,62)2 +(148−152,62)2 +(144−152,62)2 +(153−152,62)2 +(144−152,62)2 +
(154−152,62)2 +(144−152,62)2 +(144−152,62)2 +(148−152,62)2 +(143−152,62)2 +
(155−152,62)2 +(152−152,62)2 +(153−152,62)2 +(149−152,62)2 +(148−152,62)2
= √ 50−1
= 8,272
4. Batas Kontrol Atas dan Kontrol Bawah (BKA/BKB)
α = 1 – 95%
= 0,05
α α
=2
2
0,05
= = 0,025
2
Z = 0,95 – 0,025
= 0,975
Luas kurva adalah 1 - 0,025 = 0,975, dan dengan menggunakan tabel distribusi
normal, nilai Z yang ditemukan adalah 1,96. Oleh karena itu, batas kendali atas
yang dihitung adalah sebagai berikut:
BKA = 𝑋̅ + 𝑍 𝜎
= 152,62 + (1,96×8,272)
= 168,833
BKB = 𝑋̅ − 𝑍 𝜎
= 152,62 - (1,96×8,272)
= 136,407
Berikut merupakan grafik uji keseragaman data pada dimensi tubuh Rentang
Tangan (RT) yang dapat dilihat pada Gambar 3.3.
8
Uji Keseragaman RT
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49
BKA BKB xi
Gambar 3. 3 Grafik Uji Keseragaman ke-1 Dimensi Tubuh Rentang Tangan (RT)
9
2. Rata-rata Sebenarnya :
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
𝑥̅ = 𝑛
7287
= 48
= 151,813 cm
Dimana:
∑ 𝑥𝑖 = Data Antropometri
N = Banyak Data
3. Standar Deviasi dengan rumus :
∑𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝜎= √
𝑛−1
(140−151,813)2 +(155−151,813)2 +(160−151,813)2 +(166−151,813)2 +(158−151,813)2 +
(160−151,813)2 +(167−151,813)2 +(153−151,813)2 +(149−151,813)2 +(165−151,813)2 +
(140−151,813)2 +(145−151,813)2 +(152−151,813)2 +(152−151,813)2 +(161,5−151,813)2 +
(155−151,813)2 +(139,5−151,813)2 +(146,5−151,813)2 +(147−151,813)2 +(158−151,813)2 +
(163−151,813)2 +(164,5−151,813)2 +(152−151,813)2 +(154−151,813)2 +(153−151,813)2 +
(154−151,813)2 +(167−151,813)2 +(144−151,813)2 +(150−151,813)2 +(149−151,813)2 +
(148−151,813)2 +(149−151,813)2 +(145−151,813)2 +(146−151,813)2 +(148−151,813)2 +
(144−151,813)2 +(153−151,813)2 +(144−151,813)2 +(154−151,813)2 +(144−151,813)2 +
(144−151,813)2 +(148−151,813)2 +(143−151,813)2 +(155−151,813)2 +(152−151,813)2 +
(153−151,813)2 +(149−151,813)2 +(148−151,813)2
= √ 48−1
= 7,836
4. Batas Kontrol Atas dan Kontrol Bawah (BKA/BKB)
α = 1 – 95%
= 0,05
α α
=2
2
0,05
= = 0,025
2
Z = 0,95 – 0,025
= 0,975
Luas kurva adalah 1 - 0,025 = 0,975, dan dengan menggunakan tabel distribusi
normal, nilai Z yang ditemukan adalah 1,96. Oleh karena itu, batas kendali atas
yang dihitung adalah sebagai berikut:
BKA = 𝑋̅ + 𝑍 𝜎
= 151,813 + (1,96×7,836)
= 166,284
BKB = 𝑋̅ − 𝑍 𝜎
= 151,813 - (1,96×7,836)
10
= 137,341
Berikut merupakan grafik uji keseragaman data pada dimensi tubuh Rentang
Tangan (RT) yang dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Uji Keseragaman RT
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
BKA BKB xi
Gambar 3. 4 Grafik Uji Keseragaman ke-2 Dimensi Tubuh Rentang Tangan (RT)
Sehingga,
11
𝑁′
2
48(1402 + 1552 + 1602 + 1662 + 1582 + 1602 + 1672 +
1532 + 1492 + 1652 + 1402 + 1452 + 1522 + 1522 +
161,52 + 1552 + 139,52 + 146,52 + 1472 + 1582 + 1632 +
164,52 + 1522 + 1542 + 1532 + 1542 + 1672 + 1442 +
1502 + 1492 + 1482 + 1492 + 1452 + 1462 + 1482 +
1442 + 1532 + 1442 + 1542 + 1442 + 1442 + 1482 +
(1,96/0,05)
1432 + 1552 + 1522 + 1532 + 1492 + 1482 ) −
(140 + 155 + 160 + 166 + 158 + 160 + 167 + 153 + 149 + 165
+140 + 145 + 152 + 152 + 161,5 + 155 + 139,5 + 146,5 + 147 +
158 + 163 + 164,5 + 152 + 154 + 153 + 154 + 167 + 144 + 150 +
149 + 148 + 149 + 145 + 146 + 148 + 144 + 153 + 144 + 154 +
√ 144 + 144 + 148 + 143 + 155 + 152 + 153 + 149 + 148)2
=
140 + 155 + 160 + 166 + 158 + 160 + 167 + 153 + 149 + 165 +
140 + 145 + 152 + 152 + 161,5 + 155 + 139,5 + 146,5 + 147 + 158 +
163 + 164,5 + 152 + 154 + 153 + 154 + 167 + 144 + 150 + 149 +
148 + 149 + 145 + 146 + 148 + 144 + 153 + 144 + 154 + 144 +
144 + 148 + 143 + 155 + 153 + 153 + 149 + 148
[ ]
𝑁 ′ = 3,56
Dari perhitungan yang telah dilakukan di atas, ditemukan bahwa untuk dimensi
tubuh Rentang Tangan (RT) nilai 𝑵′ adalah sekitar 3,56 dari jumlah data 𝑵 yang
awalnya adalah 48. Hal ini menunjukkan bahwa nilai 𝑵′ lebih kecil daripada 𝑵, dan
dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data untuk dimensi tubuh Rentang Tangan
(RT) cukup valid atau cukup mewakili populasi yang diteliti. Berikut merupaka
rekapitulasi hasil uji kecukupan data untuk setiap dimensi tubuh.
Tabel 3. 5 Rekapitulasi Hasil Uji Kecukupan Data Untuk Setiap Dimensi Tubuh
Dimensi Tubuh Lambang Z/a Xi (Xi)2 N N' Keterangan
Tinggi Siku Berdiri TSB 39,2 5301 2,8E+07 50,00 5,24 CUKUP
Rentang Tangan RT 39,2 7287 5,3E+07 48,00 3,56 CUKUP
Jangkauan Tangan ke Depan JTD 39,2 3206 1E+07 46,00 10,97 CUKUP
Lebar Kaki LEK 39,2 498,5 248502 49,00 21,75 CUKUP
Tinggi Pinggul TPG 39,2 4858,5 2,4E+07 50,00 8,88 CUKUP
12
3.2.3 Uji Kenormalan Data
Pengujian akhir adalah pengujian kebernormalan data. Dibawah ini merupakan
perhitungan uji kenormalan data pada dimensi tubuh Tinggi Siku Berdiri (TSB).
a. Menentukan Jumlah Kelas
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 50
= 6,6 ≈ 6
b. Menentukan Retang Kelas
R = Data Maksimum – Data Minimum
= 116 – 94
= 22
c. Menentukan Panjang Kelas Interval
I =R/K
= 22 / 6
= 3,7
d. Menentukan Kelas Interval dan Kelas Boundaries
Di bawah ini adalah hasil penentuan interval kelas dan kelas boundaries, yang
dapat dilihat dalam Tabel 3.6.
Tabel 3. 6 Kelas Interval dan Kelas Boundaries
Class Limit Class Boundaries
No fi fi kum
Bawah Atas Bawah Atas
1 94,0 97,6 93,95 97,65 3 3
2 97,7 101,3 97,65 101,35 6 9
3 101,4 105,0 101,35 105,05 0 9
4 105,1 108,7 105,05 108,75 4 13
5 108,8 112,4 108,75 112,45 6 19
6 112,5 116,10 112,45 116,15 4 23
Jumlah 23
*Catatan:
- Class Limit (Batas Kelas) = Didapatkan dari data minimum + panjang kelas
interval
- Class Boundaris (Tepi Kelas) = Didapatkan dengan untuk batas bawah
dikurangi dengan satuan dari panjang kelas interval yang dibagi 2 sedangkan
batas atas ditambah dengan satuan dari panjang kelas interval yang dibagi 2
13
e. Menghitung Nilai Z1 dan Z2
𝑩𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒃𝒂𝒘𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒃𝒐𝒖𝒏𝒅𝒓𝒂𝒊𝒔−𝒙
Z1 = 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊
93,95−106
Z11 = = −1,93
6,255
97,65−106
Z12 = = −1,338
6,255
101,35−106
Z13 = = −0,747
6,255
105,05−106
Z14 = = −0,155
6,255
108,75−106
Z15 = = 0,436
6,255
112,45−106
Z16 = = 1,028
6,255
𝑩𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒃𝒐𝒖𝒏𝒅𝒓𝒂𝒊𝒔−𝒙
Z2 = 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒗𝒊𝒂𝒔𝒊
97,65−106
Z21 = = −1,338
6,255
101,35−106
Z22 = = −0,747
6,255
105,05−106
Z23 = = −0,155
6,255
108,75−106
Z24 = = 0,436
6,255
112,45−106
Z25 = = 1,028
6,255
116,15−106
Z26 = = 1,62
6,255
14
= 0,09 – 0,027
= 0,063
• P2 ( Z12 < Z < Z22 ) = P(Z<Z22) – P(Z<Z12)
= P(Z<0,228) – P(Z<Z0,09)
= 0,228 – 0,09
= 0,138
• P3 ( Z13 < Z < Z23 ) = P(Z<Z23) – P(Z<Z13)
= P(Z<0,438) – P(Z<0,228)
= 0,438 – 0,228
= 0,21
• P4 ( Z14 < Z < Z24 ) = P(Z<Z24) – P(Z<Z14)
= P(Z<0,669) – P(Z<0,438)
= 0,669 – 0,438
= 0,231
• P5 ( Z15 < Z < Z25 ) = P(Z<Z25) – P(Z<Z15)
= P(Z<0,848) – P(Z<0,669)
= 0,848 – 0,669
= 0,179
• P5 ( Z16 < Z < Z26) = P(Z<Z26) – P(Z<Z16)
= P(Z<0,947) – P(Z<0,848)
= 0,947 – 0,848
= 0,099
g. Menentukan Nilai ei
ei = N x Luas Kurva
Dimana :
ei = Frekuensi yang diharapkan
N = Banyaknya Data
Berikut ini adalah perhitungan dari frekuensi yang diharapkan:
e1 = 50 × 0,0636
= 3,18
e2 = 50 × 0,1372
= 6,861
e3 = 50 × 0,2107
15
= 10,537
e4 = 50 × 0,2304
= 11,519
e5 = 50 × 0,1793
= 8,964
e6 = 50 × 0,099
= 4,965
Perhitungan antara χ2 Hitung dengan χ2 Tabel memperhatikan nilai harapan untuk setiap
selang. Nilai harapan untuk setiap interval menjadi pertimbangan utama. Jika ada nilai
ei (nilai harapan aktual) yang kurang dari lima, maka frekuensi dan nilai harapan
tersebut digabungkan dengan frekuensi sebelum atau sesudahnya. (Eko Nurmianto,
1996).
Tabel 3. 8 Rekapitulasi Uji Kenormalan Data Sesudah Penggabungan
Class Boundaries Nilai Z tabel
No fi fi kum Luas Kurva ei Gabungan ei X^2 hitung
Bawah Atas Z1 Z2
1 93,95 97,65 5 0,027 0,090 0,0636 3,1799
15 10,0411 2,449
2 97,65 101,35 10 0,090 0,228 0,1372 6,8612
3 101,35 105,05 8 8 0,228 0,438 0,2107 10,5368 10,5368 0,611
4 105,05 108,75 6 6 0,438 0,669 0,2304 11,5186 11,5186 2,644
5 108,75 112,45 13 0,669 0,848 0,1793 8,9639
21 13,9293 3,589
6 112,45 116,15 8 0,848 0,947 0,0993 4,9654
Jumlah 50 46,026 9,293
• Menghitung χ2 Hitung
1. Hipotesis
H0 = χ2Hitung ≤ χ2 Tabel
2. α = 0,05
Daerah kritis = χ2 Hitung > χ2 Tabel
Dimana χ2 Tabel dapat dilihat dapat dilihat pada tabel distribusi normal.
Derajat Kebebasan (V) = K-1
=6-1
=5
χ2 Tabel =χ
2
(1-α)(v)
16
= χ2 (1-0,05)(5)
= 11,070
3. Perhitungan
χ2 Hitung =∑
(𝑓𝑖−𝑒𝑖 𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛)2
𝑒𝑖
(15−10,041)2 (8−10,537)2 (6−11,519)2
χ2 Hitung = 10,041
+ 10,537
+ 11,519
+
(21−13,93)2
13,93
χ2 Hitung = 9,293
Keterangan:
H0 ditolak jika χ2Hitung ≤ χ2 Tabel
9,293 11,070
2
Gambar 3. 5 Kurva x Dimensi Tinggi Siku Berdiri
Keputusan:
H0 diterima karena χ2 Hitung < χ2 Tabel yaitu 9,293 < 11,070. Maka, dapat
disimpulkan bahwa data dimensi tubuh Tinggi Siku Berdiri (TSB) berdistribusi
normal. Berikut merupakan rekapitulasi hasil uji kenormalan data.
Tabel 3. 9 Rekapitulasi Uji Kenormalan Data
Distribusi
Dimensi x^2 hitung x^2 tabel
Data
TSB 9,293 11,070 Normal
RT 3,735 11,070 Normal
17
JTD 4,489 12,592 Normal
LEK 16,041 11,070 Tidak Normal
TPG 5,028 12,592 Normal
18
S = 6,255
Maka:
- Persetil 5 (P5) = 106,02 + (-1,645 x 6,255)
= 95,731
- Persentil 50 (P50) = 106,02 + (0 x 6,255)
= 106,02
- Persentil 95 (P95) = 106,02 + ( 0 x 1,645)
= 116,309
2. Rumus persentil untuk Data Tidak Normal
𝒊.𝒏/𝟏𝟎𝟎−∑ 𝑭
Pi = Li + k [ ]
𝑭𝒑𝒆𝒓𝒔𝒆𝒏𝒕𝒊𝒍
Dimana:
LI = batas bawah kelas boundaries
K = panjang kelas interval
i = 1, 2, 3,....., 99
Fpersentil = frekuensi kelas presentil
∑𝑓 = jumlah frekuensi sebelum kelas median
n = jumlah data
• Dimensi Lebar Kaki (LEK)
𝑖.𝑛/100−∑ 𝐹
- Persetil 5 (P5) = Li + k [ ]
𝐹𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙
5.49/100−0
= 7,95 + 6,6 [ ]
4
= 8,38
𝑖.𝑛/100−∑ 𝐹
- Persentil 50 (P50) = Li + k [ ]
𝐹𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙
50.49/100−17
= 7,95 + 6,6 [ ]
11
= 10,53
𝑖.𝑛/100−∑ 𝐹
- Persentil 95 (P95) = Li + k [ ]
𝐹𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙
95.49/100−41
= 7,95 + 6,6 [ ]
8
= 11,94
19
Tabel 3. 11 Rekapitulasi Perhitungan Dimensi Tubuh yang Digunakan
1 TSB 106,020 118,2793324 93,76066755 SERAGAM 50 5,241 CUKUP NORMAL 95,731 106,020 116,309
2 RT 151,813 166,2843213 137,3406787 SERAGAM 48 3,559 CUKUP NORMAL 139,667 151,813 163,958
3 JTD 69,696 81,36726203 58,02404232 SERAGAM 46 10,974 CUKUP NORMAL 59,900 69,696 79,491
4 LEK 10,173 12,57022414 7,776714637 SERAGAM 49 21,748 CUKUP TIDAK NORMAL 8,379 10,527 11,936
5 TPG 97,170 111,7912692 82,54873083 SERAGAM 50 8,875 CUKUP NORMAL 84,899 97,170 109,441
20
Tabel 3. 12 Persentil yang Digunakan pada Rancangan Perbaikan Fasilitas Kerja
Dimensi Ukuran Persentil
Dimensi
No Tubuh yang Rancangan yang Alasan
Fasilitas
Digunakan (cm) Digunakan
Menyesuaikan
dengan tinggi
Tinggi pinggul agar
5 Tinggi Laci 84,899 P5
Pinggul (TPG) tidak terlalu
tinggi atau
rendah
2. Toleransi yang ditentukan
Tabel 3. 13 Toleransi yang Digunakan pada Rancangan Perbaikan Fasilitas Kerja
Dimensi Ukuran
Dimensi Toleransi/Ketetapan Alasan Penetapan
No Tubuh yang Jadi
Fasilitas (cm) Toleransi
Digunakan (cm)
Menyesuaikan tinggi
rata-rata operator dan
Tinggi Siku
agar memudahkan
1 Tinggi Meja Berdiri 2,269 98
dalam pengukuran
(TSB)
meja untuk membuat
meja
Menyesuaikan dengan
panjang rentangan
Panjang Rentang tangan operator agar
2 1,188 153
Meja Tangan (RT) memudahkan dalam
pengukuran meja untuk
membuat meja
Menyesuaikan dengan
panjang jangkauan
Jangkauan
tangan ke depan agar
3 Lebar Meja Tangan ke 2,509 82
memudahkan dalam
Depan (JTD)
pengukuran meja untuk
membuat meja
Lebar pijakan dibuat
sesuai dengan persentil
kecil agar tidak terlalu
Lebar Lebar Kaki
4 1,621 10 lebar agar
Pijakan Kaki (LEK)
memudahkan dalam
pengukuran meja untuk
membuat meja
Menyesuaikan dengan
tinggi pinggul agar
Tinggi tidak terlalu tinggi atau
5 Tinggi Laci Pinggul 1,101 86 rendah agar
(TPG) memudahkan dalam
pengukuran meja untuk
membuat meja
21
• Hasil Rancanagan Fasilitas Kerja 3D
22
• Visualisasi menggunakan software CATIA
23
Gambar 3. 10 Visualisasi Menggunakan CATIA Tampak Kanan
24
Gambar 3. 11 Visualisasi Menggunakan CATIA Tampak Atas
25
BAB IV
ANALISIS
Fasilitas kerja yang menjadi fokus analisis dalam modul ini adalah meja mesin
freis. Meja mesin freis ini memiliki sejumlah kekurangan yang signifikan dan tidak
memenuhi standar ergonomi yang diperlukan untuk menjalankan proses pengefreisan
dengan efektif. Meja mesin freis memiliki kekurangan salah satunya adalah ketidak
ergonomisan ukurannya. Kondisi ini mengakibatkan ketidaknyamanan bagi operator
saat menjalankan kegiatan pengefreisan, dan ada risiko cedera yang dapat berdampak
buruk pada produktivitas perusahaan.
Perbaikan yang dilakukan menggunakan lima data dimensi tubuh yang telah
dipilih, diantaranya Tinggi Siku Berdiri (TSB) yang digunakan untuk menentukan
tinggi meja, Rentang Tangan (RT) yang digunakan untuk menentukan panjang meja,
Jangkauan Tangan ke Depan (JTD) yang digunakan untuk menentukan lebar meja,
Lebar Kaki (LEK) yang digunakan untuk menentukan lebar pijakan kaki dan Tinggi
Pinggul (TPG) digunakan untuk menentukan tinggi laci pada meja. Kondisi awal pada
meja mesin freis dinilai memiliki kekurangan yang signifikan dan meja tersebut
kurang memperhatikan standar ergonomi, setelah meja dilakukan perbaikan sesuai
dengan standar ergonomi dan antropometri, ada beberapa perubahan yang dilakukan
seperti pelebaran, penambahan panjang, serta perubahan bentuk meja dengan
mempertimbangkan dimensi tubuh rata-rata operator. Selain itu, ditambahkan juga
beberapa fitur tambahan, seperti laci penyimpanan untuk alat yang dibutuhkan selama
proses pengefreisan, tempat penyimpanan pelumas untuk mesin freis dan corong untuk
pembuangan scrap.
26
Langkah kedua yang dilakukan pada pengolahan data ialah melakukan uji kecukupan
data untuk mengetahui data tersebut mencukupi atau dapat mewakili seluruh populasi.
Dihasilkan seluruh data mencukupi dan dapat mewakili seluruh populasi dikarenakan
N‘< N. Langkah terakhir yang dilakukan ialah uji kenormalan data untuk mengetahui
data tersebut berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Uji kenormalan pada
data antropometri ini dihasilkan seluruh data berdistribusi normal kecuali data Lebar
2 2
Kaki (LEK) tidak berdistribusi normal karena χ Hitung > χ Tabel.
Rancangan perbaikan yang dilakukan pada meja mesin freis yang telah
diberikan yaitu ditambahkan pelebaran pada meja, penambahan panjang, serta
perubahan bentuk meja dengan mempertimbangkan dimensi tubuh rata-rata operator
dan ditambahkan juga beberapa fitur, seperti laci penyimpanan untuk alat yang
dibutuhkan selama proses pengefreisan, tempat penyimpanan pelumas untuk mesin
freis dan corong untuk pembuangan scrap. Rancangan perbaikan tersebut di pengaruhi
oleh nilai persentil, dimana nilai persentil untuk dimensi tubuh Tinggi Siku Berdiri
(TSB) menggunakan P5 karena untuk menyesuaikan tinggi siku rata-rata operator agar
memudahkan operator mengoperasikan mesin, untuk dimensi tubuh rentang tangan
(RT) menggunakan nilai persentil P50 karena untuk menyesuaikan dengan panjang
rentangan tangan operator, untuk dimensi tubuh Jangkauan Tangan ke Depan (JTD)
menggunakan P50 karena untuk menyesuaikan dengan panjang jangkauan tangan ke
depan agar memudahkan dalam pengukuran meja, untuk dimensi tubuh Lebat Kaki
(LEK) menggunakan nilai persentil P5 karena untuk meneyesuaikan lebar pijakan
dibuat sesuai dengan persentil kecil agar tidak terlalu lebar agar memudahkan dalam
pengukuran meja dan untuk dimensi tubuh yang terakhir adalah dimensi tubuh Tinggi
Pinggul (TPG) menggunakan P5 karena untuk menyesuaikan dengan tinggi pinggul
agar tidak terlalu tinggi atau rendah agar memudahkan dalam pengukuran meja.
27
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan dan analisis data pada Modul III Antropometri, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
• Fasilitas kerja Meja mesin freis kondisi awal dirasa kurang meperhatikan
keergonomisan bagi seorang operator yang bekerja, dikarenakan ukuran meja
mesin freis belum sesuai dengan dimensi tubuh operator yang akan
mengoperasikan mesin freis.
• Berdasarkan pengumpulan data didapatkan beberapa data antropometri tubuh
yang digunakan untuk perbaikan diantaranya Tinggi Siku Berdiri (TSB),
Rentang Tangan (RT), Jangkauan Tangan ke Depan (JTD), Lebar Kaki (LEK),
Tinggi Pinggul (TPG).
• Perbaikan yang dilakukan terhadap fasilitas kerja meja mesin freis yaitu
menambahkan tempat untuk pelumas mesin, menambahkan corong untuk
pembuangan scrap dan penambahan laci. Perbaikan dan penambahan fitur
tersebut dilakukan agar operator dapat melakukan pekerjaan secara aman,
sehingga dapat menciptakan proses perakitan yang efektif dan efisien.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
30