Phaseolus Vulgaris Zea Mays Saccharata Phaseolus Vulgaris Zea Mays Saccharata
Phaseolus Vulgaris Zea Mays Saccharata Phaseolus Vulgaris Zea Mays Saccharata
Pengaruh Waktu Tanam Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) pada Sistem
Tumpangsari dengan Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kedua Jenis Tanaman
The Effect of Red Bean (Phaseolus vulgaris L.) Planting Time in Intercropping
System with Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt.) on Growth and Yield of Both
Types of Plants
Amorita Rosa Ratte*) dan Ninuk Herlina
Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...
types of plants and to determine Land bersamaan dalam waktu relatif sama atau
Equivalent Ratio in Intercropping system berbeda dengan penanaman berselang-
between sweet corn and red bean seling dan jarak tanam teratur pada
compared monoculture system. This sebidang tanah yang sama (Ratri et al.,
research was conducted in March – June 2015). Tumpangsari bertujuan untuk
2019 in Kepuharjo Village, Karangploso, memanfaatkan lahan, waktu dan tenaga
Malang Regency. The research used kerja lebih efisien. Penerapan pola tanam
randomized block design with seven tumpangsari menyebabkan adanya
treatments and four replications. The results kompetisi antar tanaman. Kompetisi
showed the planting time of red bean did not tanaman pada sistem tumpangsari dapat
decrease growth and yield of sweet corn. diminimalisir dengan pengaturan waktu
Planting red beans 7 days after and 14 days tanam yang tepat agar tanaman pada
after planting sweet corn decrease in yield mendapatkan lingkungan yang optimal bagi
of red bean plants but planting time of red pertumbuhan tanaman. Penundaan waktu
beans 7 days before planting, 14 days tanam salah satu jenis tanaman dalam
before planting and at the same time with sistem tumpangsari akan memberikan
planting sweet corn did not decrease yield peluang agar tanaman mengalami
of red bean. Intercropping sweet corn and pertumbuhan maksimal tidak bersamaan
red beans at all planting times can improve dengan tanaman yang lain, sehingga hasil
land efficiency. The highest LER was found kedua jenis tanaman yang
in the treatment of red bean planting 14 ditumpangsarikan dapat lebih optimal
days before planting sweet corn which had (Permanasari dan Kastono, 2012).
LER that is equal to 1.92. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan waktu tanam kacang merah
Keywords: Intercropping, LER, Planting yang paling tepat sebagai tanaman sela
Time, Red Bean, Sweet Corn. yang tidak menurunkan pertumbuhan dan
hasil kedua jenis tanaman dan untuk
PENDAHULUAN menentukan nilai NKL pada pola tanam
tumpangsari antara tanaman jagung manis
Jagung manis (Zea mays saccharata dan kacang merah dibandingkan dengan
Sturt.) dan kacang merah (Phaseolus pola tanam monokultur.
vulgaris L.) merupakan komoditas pertanian
yang memiliki kandungan gizi yang tinggi BAHAN DAN METODE PENELITIAN
dan baik untuk kesehatan, namun
produksinya di Indonesia cenderung Penelitian dilaksanakan di Telasih,
fluktuatif. Salah satu faktor yang Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso,
menyebabkan produksi kedua jenis Kabupaten Malang (± 600 mdpl) pada bulan
tanaman fluktuatif adalah ketersediaan luas Maret – Juni 2019. Alat yang digunakan
lahan pertanian yang ada. Luas lahan pada penelitian ini meliputi: timbangan
pertanian di Indonesia pada tahun 2015 analitik, kamera, luxmeter, jangka sorong
sebesar 37.485.231 ha sedangkan pada digital, meteran, alat-alat pertanian dan alat
tahun 2016 sebesar 36.764.318 ha atau tulis. Bahan yang digunakan dalam
menurun sebanyak 1,9% (Kementrian penelitian adalah benih jagung varietas
Pertanian RI, 2017). Diperlukan usaha atau Talenta, benih kacang merah varietas lokal
teknik budidaya yang tepat untuk temanggung, pupuk urea, pupuk SP36
meningkatkan produktivitas lahan dan pupuk KCl, dan pestisida. Penelitian
penggunaan lahan lebih efektif. Salah satu menggunakan Rancangan Acak Kelompok
upaya alternatif yang dapat dipilih adalah (RAK), terdiri dari tujuh perlakuan. Masing-
dengan sistem tanam tumpangsari. Sistem masing perlakuan diulang sebanyak empat
tumpangsari merupakan sistem tanam kali, sehingga terdapat 28 unit petak
dimana terdapat dua atau lebih jenis perlakuan. Perlakuan tersebut terdiri : P1:
tanaman berbeda yang ditanam secara Penanaman kacang merah bersamaan
3
dengan jagung manis; P2: Penanaman dan panjang tongkol tanpa kelobot (Tabel
kacang merah 7 hari sebelum jagung manis; 4). Selain itu waktu tanam memberikan
P3: Penanaman kacang merah 14 hari pengaruh yang tidak nyata pada parameter
sebelum jagung manis; P4: Penanaman hasil jagung manis yang meliputi bobot
kacang merah 7 hari setelah jagung manis; segar tongkol tanpa kelobot per petak
P5: Penanaman kacang merah 14 hari (kg/1,6 m2), bobot segar tongkol dengan
setelah jagung manis; P6: Penanaman kelobot per petak (kg/1,6 m2), bobot segar
jagung manis monokultur dan P7: tongkol dengan kelobot per hektar (t/ha) dan
Penanaman kacang merah monokultur. bobot segar tongkol tanpa kelobot per
Pengamatan yang dilakukan pada hektar (t/ha) (Tabel 5).
tanaman jagung manis meliputi: tinggi Pertumbuhan dan hasil jagung manis
tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang tidak dipengaruhi oleh waktu tanam kacang
tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol merah. Hal ini karena morfologi tanaman
tanpa kelobot, bobot segar tongkol dengan jagung manis yang lebih tinggi dibandingkan
kelobot dan bobot segar tongkol tanpa tanaman kacang merah sehingga cahaya
kelobot, sedangkan pengamatan pada matahari tidak terhalang dan dapat
tanaman kacang merah meliputi: tinggi dimanfaatkan jagung manis secara optimal.
tanaman, jumlah daun, jumlah polong, Pada tumpangsari jagung manis dan
bobot polong, bobot segar biji per tanaman kacang merah, jagung manis bersifat
dan bobot segar biji per luasan. dominan dalam memanfaatkan unsur hara,
Data yang didapatkan kemudian dianalisis air, dan cahaya matahari sehingga
menggunakan analisis ragam (uji F) dengan perlakuan waktu tanam kacang merah tidak
taraf 5%, apabila perlakuan berpengaruh mempengaruhi pertumbuhan jagung manis.
nyata maka dilanjutkan dengan Hal ini sesuai dengan pernyataan Karima et
menggunakan uji BNT 5% . al. (2013), waktu tanam tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN jagung yang berarti pertumbuhan jagung
tidak terpengaruh oleh perlakuan waktu
Pengaruh Waktu tanam Kacang Merah tanam karena jagung merupakan tanaman
pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung dengan habitus yang lebih tinggi
Manis dibandingkan dengan tanaman brokoli
Perlakuan penanaman kacang sehingga merupakan kompetitor yang lebih
merah sebagai tanaman sela pada berbagai kuat, terutama terhadap cahaya matahari.
waktu tanam dalam sistem tumpangsari Selain itu, peran waktu tanam dalam
tanaman jagung manis dan kacang merah mengurangi kompetisi antara dua atau lebih
memberikan pengaruh yang tidak nyata jenis tanaman pada sistem tumpangsari.
terhadap parameter pertumbuhan dan hasil Menurut Suryanto (2018), pengaturan waktu
jagung manis, diantaranya: tinggi tanaman, tanam dan populasi kacang merah sebagai
jumlah daun, luas daun, diameter tongkol tanaman sela tidak mengganggu
tanpa kelobot, panjang diameter tanpa pertumbuhan dan hasil kentang. Jagung
kelobot, bobot segar tongkol dengan kelobot manis sebagai tanaman utama bersifat
dan bobot segar tongkol tanpa kelobot. dominan dalam memanfaatkan faktor
Keberadaan tanaman kacang merah tumbuh dibandingkan dengan pertumbuhan
sebagai tanaman sela memberikan tanaman kacang merah. Menurut Herlina et
pengaruh yang tidak nyata pada parameter al. (2017), tumpangsari cabai dan kubis
tinggi tanaman jagung manis (Tabel 1). secara statistik parameter pertumbuhan dan
Selain itu, perlakuan waktu tanam kacang hasil cabai sebagai tanaman utama tidak
merah memberikan pengaruh yang tidak terpengaruh oleh waktu tanam kubis
nyata terhadap parameter jumlah daun sebagai tanaman sela dibandingkan dengan
(Tabel 2) dan luas daun (Tabel 3). penanaman cabai secara monokultur
Perlakuan waktu tanam kacang merah karena tanaman cabai bersifat dominan
memberikan pengaruh yang tidak nyata dalam memanfaatkan faktor tumbuh
terhadap diameter tongkol tanpa kelobot dibandingkan kubis.
4
Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...
Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Umur Pengamatan Akibat
Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Tinggi Tanaman (cm) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 13,96 29,96 49,63 135,55
P2 = 7 hsb Jagung Manis 12,71 30,38 47,08 132,17
P3 = 14 hsb Jagung Manis 12,83 30,42 47,67 133,42
P4 = 7 hst Jagung Manis 14,79 31,83 51,58 143,55
P5 = 14 hst Jagung Manis 12,79 33,21 52,21 141,46
P6 = Monokultur Jagung Manis 12,50 31,17 50,42 136,33
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.
Tabel 2. Rerata Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Umur Pengamatan
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Jumlah Daun (helai) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 3,42 5,25 7,75 10,17
P2 = 7 hsb Jagung Manis 3,42 5,17 7,25 9,33
P3 = 14 hsb Jagung Manis 3,33 5,00 7,08 9,67
P4 = 7 hst Jagung Manis 3,50 5,33 7,33 9,50
P5 = 14 hst Jagung Manis 3,50 5,33 7,42 9,42
P6 = Monokultur Jagung Manis 3,83 5,33 7,08 9,50
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.
Tabel 3. Rerata Luas Daun Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Umur Pengamatan
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Luas Daun (cm2/tanaman) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 78,62 229,88 1226,02 2228,70
P2 = 7 hsb Jagung Manis 76,63 215,56 1170,54 2108,86
P3 = 14 hsb Jagung Manis 73,45 243,91 1307,53 2347,29
P4 = 7 hst Jagung Manis 68,90 255,23 1264,25 2189,08
P5 = 14 hst Jagung Manis 71,96 261,71 1335,10 2289,61
P6 = Monokultur Jagung Manis 72,04 264,63 1281,69 2304,02
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.
Tabel 4. Rerata Diameter Tongkol Tanpa Kelobot dan Panjang Tongkol Tanpa Kelobot Akibat
Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Diameter Tongkol Panjang Tongkol Tanpa
Waktu Tanam Kacang Merah Tanpa Kelobot Kelobot
(cm) (cm)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 4,66 19,40
P2 = 7 hsb Jagung Manis 4,54 18,85
P3 = 14 hsb Jagung Manis 4,50 18,55
P4 = 7 hst Jagung Manis 4,74 19,56
P5 = 14 hst Jagung Manis 4,80 20,18
P6 = Monokultur Jagung Manis 4,72 19,79
BNT 5% tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata
5
Tabel 5. Rerata Bobot Segar Tongkol dengan Kelobot dan Bobot Segar Tongkol Tanpa Kelobot
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Bobot Segar Bobot Segar Bobot Segar Bobot Segar
Tongkol Tongkol Tongkol Tongkol
Waktu Tanam Kacang
dengan tanpa dengan tanpa
Merah
Kelobot Kelobot Kelobot Kelobot
(kg/1,6m2) (kg/1,6m2) (t/ha) (t/ha)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 3,34 3,08 16,70 15,40
P2 = 7 hsb Jagung Manis 3,16 2,80 15,69 13,99
P3 = 14 hsb Jagung Manis 3,20 2,88 15,98 14,41
P4 = 7 hst Jagung Manis 3,41 3,13 17,06 15,66
P5 = 14 hst Jagung Manis 3,71 3,45 18,02 17,25
P6 = Monokultur Jagung Manis 3,63 3,39 18,32 16,96
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.
Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...
Tabel 6. Rerata Tinggi Tanaman Kacang Merah Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Tinggi Tanaman (cm) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 12,75 23,58 a 32,25 ab 34,75
P2 = 7 hsb Jagung Manis 13,08 22,63 a 30,33 a 33,67
P3 = 14 hsb Jagung Manis 13,50 23,38 a 31,50 a 34,21
P4 = 7 hst Jagung Manis 13,50 26,17 bc 32,46 ab 36,83
P5 = 14 hst Jagung Manis 14,08 27,58 c 34,50 b 37,00
P7 = Monokultur Kacang Merah 13,67 24,63 ab 29,79 a 34,50
BNT 5% tn 2,30 2,97 tn
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam tn : tidak berbeda nyata.
Tabel 7. Rerata Jumlah Polong, Bobot Polong, Bobot Segar Biji per Tanaman Kacang Merah
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Jumlah Polong Bobot Segar Biji
Bobot Polong
Waktu Tanam Kacang Merah per Tanaman
(g/tanaman)
(buah) (g/tanaman)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 17,65 bc 35,33 bc 32,93 bc
P2 = 7 hsb Jagung Manis 17,55 bc 35,53 bc 33,13 bc
P3 = 14 hsb Jagung Manis 18,33 c 39,75 c 37,20 c
P4 = 7 hst Jagung Manis 15,78 ab 31,38 ab 28,45 ab
P5 = 14 hst Jagung Manis 15,26 a 29,89 a 27,09 a
P7 = Monokultur Kacang Merah 19,15 c 38,01 c 35,55 c
BNT 5% 2,15 4,82 4,96
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Turmudi jagung manis mampu memanfaatkan unsur
(2002), bahwa pada tumpangsari tanaman hara, air dan cahaya matahari lebih baik
jagung dan tanaman kedelai bahwa dibandingkan pada penanaman bersamaan
penaungan yang lebih awal dari tanaman maupun setelah penanaman tanaman
jagung mampu mengurangi jumlah bunga jagung manis. Menurut Zakaria (2016),
yang terbentuk, selain itu berkurangnya semakin lambat waktu penanaman tanaman
intensitas cahaya akibat adanya naungan maka akan semakin rendah jumlah cabang
mampu menghambat proses fotosintesis produktif tanaman dan persentase polong
terutama pada fase generatif yang berisi hal ini disebabkan penurunan
menyebabkan bunga gagal membentuk intensitas radiasi matahari yang
polong. menyebabkan rendahnya fotosintesis dan
Parameter bobot polong per karbohidrat yang terbentuk, selain itu
tanaman, bobot biji per tanaman, dan bobot penanaman tanaman kedelai 10 hari
segar biji per satuan luas menunjukkan setelah tanam menyebabkan tanaman
bahwa perlakuan penanaman kacang ternaungi oleh tanaman jagung lebih lama
merah 14 hari sebelum penanaman jagung dibandingkan waktu tanam kedelai
manis mampu menghasilkan bobot polong bersamaan dengan jagung dan waktu
per tanaman, bobot biji per tanaman (Tabel tanam tanaman kedelai 10 hari sebelum
7), dan bobot segar biji per satuan luas penanaman tanaman jagung sehingga hasil
(Tabel 8) lebih tinggi dibandingkan dengan fotosintesis yang tersedia bagi tanaman
perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan lebih banyak digunakan untuk
tanaman kacang merah yang ditanam perkembangan akar, batang, dan daun
terlebih dahulu dibandingkan tanaman akibatnya hanya sedikit karbohidrat yang
7
tersisa untuk perkembangan kuncup bunga, buah dan biji pada fase generatif.
Tabel 8. Rerata, Bobot Segar Biji Kacang Merah per Satuan Luas Akibat Perlakuan Waktu
Tanam Kacang Merah
Bobot Segar Biji Bobot Segar Biji
Waktu Tanam Kacang Merah per Petak per Hektar
(kg/1,6m2) (t/ha)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 0,66 bc 3,29 bc
P2 = 7 hsb Jagung Manis 0,66 bc 3,31 bc
P3 = 14 hsb Jagung Manis 0,74 c 3,72 c
P4 = 7 hst Jagung Manis 0,57 ab 2,85 ab
P5 = 14 hst Jagung Manis 0,54 a 2,71 a
P7 = Monokultur Kacang Merah 0,71 c 3,56 c
BNT 5% 4,82 4,96
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam.
Nisbah Kesetaraan Lahan dan Analisis merah 7 hari setelah penanaman jagung
Usaha Tani manis yang hanya meningkatkan NKL
Berdasarkan Berdasarkan nilai NKL sebesar 73% bila dibandingkan NKL
(Tabel 9) pada setiap perlakuan penanaman jagung manis dan kacang
tumpangsari menunjukkan bahwa sistem merah secara monokultur.
tumpangsari tanaman jagung manis dan Pengembangan usaha tani
kacang merah mampu meningkatkan memerlukan suatu analisis untuk
produktivitas lahan. Hal ini terlihat dari nilai mengetahui suatu usaha tani layak
NKL pada semua perlakuan tumpangsari dikembangkan atau tidak. Analisis
lebih besar dari 1 (NKL > 1). Menurut kelayakan usaha tani menggunakan R/C
Gonggo et al. (2003), penggunaan sistem rasio. Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa
tumpangsari mampu meningkatkan semua perlakuan memiliki nilai R/C rasio
efektivitas pemanfaatan suatu lahan. Nilai lebih dari 1 yang berarti perlakuan
NKL tertinggi terdapat pada perlakuan monokultur tanaman jagung manis,
penanaman kacang merah 14 hari sebelum monokultur tanaman kacang merah dan
penanaman jagung manis (P3), yaitu semua perlakuan tumpangsari jagung manis
sebesar 1,92 . Nilai NKL 1,92 menunjukkan dan kacang merah menguntungkan secara
bahwa diperlukan lahan 1,92 kali lebih luas ekonomi dan layak untuk dikembangkan.
untuk penanaman monokultur jagung manis Perlakuan penanaman kacang merah 14
dan kacang merah agar mendapatkan hasil hari sebelum penanaman jagung manis (P3)
yang setara dengan hasil tumpangsari memiliki nilai R/C rasio tertinggi yaitu
tersebut. Penanaman kacang merah 14 hsb sebesar 2,61 yang berarti biaya produksi
penanaman jagung manis (P3) mampu Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan
meningkatkan nilai NKL sebesar 92% memberikan penerimaan sebesar Rp. 2,61.
dibandingkan NKL penanaman jagung Nilai R/C rasio terendah terdapat pada
manis dan kacang merah secara perlakuan penanaman kacang merah
monokultur. Hal ini sejalan dengan secara monokultur, sebesar 1,09 yang
pernyataan Mauidzotussyarifah et al. berarti setiap Rp. 1,00 biaya produksi yang
(2018), bahwa perlakuan penanaman bibit dikeluarkan, akan memberikan penerimaan
pakcoy 14 hari setelah penanaman buncis hanya Rp. 1,09. Menurut Herlina dan Aisyah
dapat meningkatkan nilai NKL sebesar 99% (2018) semakin tinggi nilai nisbah R/C maka
dibandingkan NKL tanaman buncis dan akan semakin besar keuntungan yang
pakcoy secara monokultur. Pada didapat dan pola tanam tersebut dan pola
penanaman jagung manis dan kacang tanam tersebut semakin layak untuk
merah secara tumpangsari nilai NKL dikembangkan.
terendah terdapat pada penanaman kacang
8
Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...
Penanaman tanaman jagung manis dan kacang merah yang ditanam bersamaan, 7
tanaman kacang merah secara tumpangsari hari sebelum dan 14 hari sebelum jagung
pada semua waktu tanam memiliki nilai R/C manis secara berturut-turut adalah 3,29
rasio lebih tinggi dibandingkan dengan t/ha, 3,31 t/ha dan 3,72 t/ha sedangkan
penanaman tanaman jagung manis produksi kacang merah monokultur sebesar
monokultur dan penanaman tanaman 3,56 t/ha.Tumpangsari jagung manis dan
kacang merah monokultur sehingga kacang merah pada semua waktu tanam
semakin baik untuk dikembangkan karena dapat meningkatkan efisiensi lahan,
selain lebih menguntungkan secara efisiensi lahan tertinggi terdapat pada
ekonomi, penanaman jagung manis dan perlakuan penanaman kacang merah 14
kacang merah secara tumpangsari mampu hari sebelum jagung manis yang
meningkatkan efisiensi lahanHal ini mempunyai nilai NKL sebesar 1,92.
didukung oleh pernyataan Mousavi dan
Eskandari (2011), sistem tumpangsari DAFTAR PUSTAKA
mempunyai beberapa keunggulan yaitu
memanfaatkan sumberdaya lahan secara Gonggo, B.M., E. Turmudi, dan W. Brata.
maksimal, mengurangi resiko kegagalan 2003. Respon Pertumbuhan dan
panen dan meningkatkan pendapatan. Hasil Ubi Jalar pada Sistem
Tumpangsari Ubi Jalar – Jagung
KESIMPULAN Manis di Lahan Bekas Alang-Alang.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 5(1):34-39.
Berdasarkan hasil analisis dari Herlina, N. dan Y. Aisyah. 2018. Pengaruh
pembahasan dalam penelitian ini, maka Jarak Tanam Jagung Manis dan
dapat disimpulkan bahwa waktu tanam Varietas Kedelai terhadap
kacang merah sebagai tanaman sela pada Pertumbuhan dan Hasil Kedua
tumpangsari kacang merah dan jagung Tanaman dalam Sistem Tanam
manis tidak menyebabkan penurunan Tumpangsari. Buletin Palawija 16(1):
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman 9-16.
jagung manis. Waktu tanam kacang merah Herlina, N., D. Hariyono dan D. T.
7 hari setelah dan 14 hari setelah jagung Margawati. 2017. Pengaruh Waktu
manis menyebabkan penurunan hasil Tanam Kubis (Brassica oleraceae L.
kacang merah, tetapi waktu tanam kacang var capitata) dan Cabai (Capsicum
merah 7 hari sebelum, 14 hari sebelum dan annum L.) terhadap Efisiensi
bersamaan jagung manis tidak Penggunaan Lahan pada Sistem
menyebabkan penurunan hasil tanaman Tumpangsari. Jurnal Hortikultura
kacang merah dibandingkan dengan Indonesia 8(2):111-119.
penanaman monokultur kacang merah. Karima, S.S., M. Nawawi dan N. Herlina.
Produksi kacang merah pada perlakuan 2013. Pengaruh Saat Tanam Jagung
9