Anda di halaman 1dari 9

1

Pengaruh Waktu Tanam Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) pada Sistem
Tumpangsari dengan Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kedua Jenis Tanaman
The Effect of Red Bean (Phaseolus vulgaris L.) Planting Time in Intercropping
System with Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt.) on Growth and Yield of Both
Types of Plants
Amorita Rosa Ratte*) dan Ninuk Herlina

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur
*)
Email : amoritaros@gmail.com

ABSTRAK manis. Penanaman kacang merah 7 hari


setelah dan 14 hari setelah jagung manis
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) menyebabkan penurunan hasil tanaman
dan kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) kacang merah tetapi waktu tanam kacang
merupakan komoditas pertanian yang merah 7 hari sebelum tanam, 14 hari
prospektif untuk dikembangkan di Indonesia sebelum tanam dan bersamaan jagung
namun produktivitas kedua tanaman manis tidak menyebabkan penurunan hasil
tersebut cenderung fluktuatif. Salah satu kacang merah. Tumpangsari jagung manis
faktor yang mempengaruhi adalah dan kacang merah pada semua waktu
ketersediaan luas lahan pertanian yang ada. tanam dapat meningkatkan efisiensi lahan.
Teknik budidaya yang tepat yang mampu Nilai NKL tertinggi terdapat pada perlakuan
meningkatkan produktivitas lahan adalah penanaman kacang merah 14 hari sebelum
tumpangsari. Penerapan pola tanam penanaman jagung manis yang mempunyai
tumpangsari dapat menyebabkan adanya nilai NKL sebesar 1,92.
kompetisi antar tanaman. Persaingan antar
tanaman dapat dikurangi dengan Kata Kunci: Jagung Manis, Kacang Merah,
pengaturan waktu tanam yang tepat. NKL, Tumpangsari, Waktu Tanam.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
waktu tanam kacang merah yang paling ABSTRACT
tepat sebagai tanaman sela yang tidak
menurunkan pertumbuhan dan hasil kedua Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt.)
jenis tanaman dan menentukan nilai NKL and red bean (Phaseolus vulgaris L.) are
pada pola tanam tumpangsari antara prospective agricultural commodities to be
tanaman jagung manis dan kacang merah developed in Indonesia, but both
dibandingkan dengan pola tanam productivities are fluctuating. One of the
monokultur. Penelitian ini dilaksanakan factors cause fluctuative production is the
pada bulan Maret – Juni 2019 di Desa existing land area. The proper cultivation
Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, techniques that can increase land
Kabupaten Malang. Penelitian ini productivity are intercropping. Intercropping
menggunakan Rancangan Acak Kelompok can cause competition between plants.
(RAK) dengan tujuh perlakuan dan empat Competition between plants can be reduced
kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan by setting the right planting time. The
waktu tanam kacang merah tidak purpose of this research are to get the best
menyebabkan penurunan terhadap planting time of red bean which does not
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung affect growth and reduce the yield of both
2

Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...

types of plants and to determine Land bersamaan dalam waktu relatif sama atau
Equivalent Ratio in Intercropping system berbeda dengan penanaman berselang-
between sweet corn and red bean seling dan jarak tanam teratur pada
compared monoculture system. This sebidang tanah yang sama (Ratri et al.,
research was conducted in March – June 2015). Tumpangsari bertujuan untuk
2019 in Kepuharjo Village, Karangploso, memanfaatkan lahan, waktu dan tenaga
Malang Regency. The research used kerja lebih efisien. Penerapan pola tanam
randomized block design with seven tumpangsari menyebabkan adanya
treatments and four replications. The results kompetisi antar tanaman. Kompetisi
showed the planting time of red bean did not tanaman pada sistem tumpangsari dapat
decrease growth and yield of sweet corn. diminimalisir dengan pengaturan waktu
Planting red beans 7 days after and 14 days tanam yang tepat agar tanaman pada
after planting sweet corn decrease in yield mendapatkan lingkungan yang optimal bagi
of red bean plants but planting time of red pertumbuhan tanaman. Penundaan waktu
beans 7 days before planting, 14 days tanam salah satu jenis tanaman dalam
before planting and at the same time with sistem tumpangsari akan memberikan
planting sweet corn did not decrease yield peluang agar tanaman mengalami
of red bean. Intercropping sweet corn and pertumbuhan maksimal tidak bersamaan
red beans at all planting times can improve dengan tanaman yang lain, sehingga hasil
land efficiency. The highest LER was found kedua jenis tanaman yang
in the treatment of red bean planting 14 ditumpangsarikan dapat lebih optimal
days before planting sweet corn which had (Permanasari dan Kastono, 2012).
LER that is equal to 1.92. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan waktu tanam kacang merah
Keywords: Intercropping, LER, Planting yang paling tepat sebagai tanaman sela
Time, Red Bean, Sweet Corn. yang tidak menurunkan pertumbuhan dan
hasil kedua jenis tanaman dan untuk
PENDAHULUAN menentukan nilai NKL pada pola tanam
tumpangsari antara tanaman jagung manis
Jagung manis (Zea mays saccharata dan kacang merah dibandingkan dengan
Sturt.) dan kacang merah (Phaseolus pola tanam monokultur.
vulgaris L.) merupakan komoditas pertanian
yang memiliki kandungan gizi yang tinggi BAHAN DAN METODE PENELITIAN
dan baik untuk kesehatan, namun
produksinya di Indonesia cenderung Penelitian dilaksanakan di Telasih,
fluktuatif. Salah satu faktor yang Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso,
menyebabkan produksi kedua jenis Kabupaten Malang (± 600 mdpl) pada bulan
tanaman fluktuatif adalah ketersediaan luas Maret – Juni 2019. Alat yang digunakan
lahan pertanian yang ada. Luas lahan pada penelitian ini meliputi: timbangan
pertanian di Indonesia pada tahun 2015 analitik, kamera, luxmeter, jangka sorong
sebesar 37.485.231 ha sedangkan pada digital, meteran, alat-alat pertanian dan alat
tahun 2016 sebesar 36.764.318 ha atau tulis. Bahan yang digunakan dalam
menurun sebanyak 1,9% (Kementrian penelitian adalah benih jagung varietas
Pertanian RI, 2017). Diperlukan usaha atau Talenta, benih kacang merah varietas lokal
teknik budidaya yang tepat untuk temanggung, pupuk urea, pupuk SP36
meningkatkan produktivitas lahan dan pupuk KCl, dan pestisida. Penelitian
penggunaan lahan lebih efektif. Salah satu menggunakan Rancangan Acak Kelompok
upaya alternatif yang dapat dipilih adalah (RAK), terdiri dari tujuh perlakuan. Masing-
dengan sistem tanam tumpangsari. Sistem masing perlakuan diulang sebanyak empat
tumpangsari merupakan sistem tanam kali, sehingga terdapat 28 unit petak
dimana terdapat dua atau lebih jenis perlakuan. Perlakuan tersebut terdiri : P1:
tanaman berbeda yang ditanam secara Penanaman kacang merah bersamaan
3

Ratte, dkk, Pengaruh Waktu Tanam Kacang Merah...

dengan jagung manis; P2: Penanaman dan panjang tongkol tanpa kelobot (Tabel
kacang merah 7 hari sebelum jagung manis; 4). Selain itu waktu tanam memberikan
P3: Penanaman kacang merah 14 hari pengaruh yang tidak nyata pada parameter
sebelum jagung manis; P4: Penanaman hasil jagung manis yang meliputi bobot
kacang merah 7 hari setelah jagung manis; segar tongkol tanpa kelobot per petak
P5: Penanaman kacang merah 14 hari (kg/1,6 m2), bobot segar tongkol dengan
setelah jagung manis; P6: Penanaman kelobot per petak (kg/1,6 m2), bobot segar
jagung manis monokultur dan P7: tongkol dengan kelobot per hektar (t/ha) dan
Penanaman kacang merah monokultur. bobot segar tongkol tanpa kelobot per
Pengamatan yang dilakukan pada hektar (t/ha) (Tabel 5).
tanaman jagung manis meliputi: tinggi Pertumbuhan dan hasil jagung manis
tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang tidak dipengaruhi oleh waktu tanam kacang
tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol merah. Hal ini karena morfologi tanaman
tanpa kelobot, bobot segar tongkol dengan jagung manis yang lebih tinggi dibandingkan
kelobot dan bobot segar tongkol tanpa tanaman kacang merah sehingga cahaya
kelobot, sedangkan pengamatan pada matahari tidak terhalang dan dapat
tanaman kacang merah meliputi: tinggi dimanfaatkan jagung manis secara optimal.
tanaman, jumlah daun, jumlah polong, Pada tumpangsari jagung manis dan
bobot polong, bobot segar biji per tanaman kacang merah, jagung manis bersifat
dan bobot segar biji per luasan. dominan dalam memanfaatkan unsur hara,
Data yang didapatkan kemudian dianalisis air, dan cahaya matahari sehingga
menggunakan analisis ragam (uji F) dengan perlakuan waktu tanam kacang merah tidak
taraf 5%, apabila perlakuan berpengaruh mempengaruhi pertumbuhan jagung manis.
nyata maka dilanjutkan dengan Hal ini sesuai dengan pernyataan Karima et
menggunakan uji BNT 5% . al. (2013), waktu tanam tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
HASIL DAN PEMBAHASAN jagung yang berarti pertumbuhan jagung
tidak terpengaruh oleh perlakuan waktu
Pengaruh Waktu tanam Kacang Merah tanam karena jagung merupakan tanaman
pada Pertumbuhan dan Hasil Jagung dengan habitus yang lebih tinggi
Manis dibandingkan dengan tanaman brokoli
Perlakuan penanaman kacang sehingga merupakan kompetitor yang lebih
merah sebagai tanaman sela pada berbagai kuat, terutama terhadap cahaya matahari.
waktu tanam dalam sistem tumpangsari Selain itu, peran waktu tanam dalam
tanaman jagung manis dan kacang merah mengurangi kompetisi antara dua atau lebih
memberikan pengaruh yang tidak nyata jenis tanaman pada sistem tumpangsari.
terhadap parameter pertumbuhan dan hasil Menurut Suryanto (2018), pengaturan waktu
jagung manis, diantaranya: tinggi tanaman, tanam dan populasi kacang merah sebagai
jumlah daun, luas daun, diameter tongkol tanaman sela tidak mengganggu
tanpa kelobot, panjang diameter tanpa pertumbuhan dan hasil kentang. Jagung
kelobot, bobot segar tongkol dengan kelobot manis sebagai tanaman utama bersifat
dan bobot segar tongkol tanpa kelobot. dominan dalam memanfaatkan faktor
Keberadaan tanaman kacang merah tumbuh dibandingkan dengan pertumbuhan
sebagai tanaman sela memberikan tanaman kacang merah. Menurut Herlina et
pengaruh yang tidak nyata pada parameter al. (2017), tumpangsari cabai dan kubis
tinggi tanaman jagung manis (Tabel 1). secara statistik parameter pertumbuhan dan
Selain itu, perlakuan waktu tanam kacang hasil cabai sebagai tanaman utama tidak
merah memberikan pengaruh yang tidak terpengaruh oleh waktu tanam kubis
nyata terhadap parameter jumlah daun sebagai tanaman sela dibandingkan dengan
(Tabel 2) dan luas daun (Tabel 3). penanaman cabai secara monokultur
Perlakuan waktu tanam kacang merah karena tanaman cabai bersifat dominan
memberikan pengaruh yang tidak nyata dalam memanfaatkan faktor tumbuh
terhadap diameter tongkol tanpa kelobot dibandingkan kubis.
4

Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...

Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Umur Pengamatan Akibat
Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Tinggi Tanaman (cm) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 13,96 29,96 49,63 135,55
P2 = 7 hsb Jagung Manis 12,71 30,38 47,08 132,17
P3 = 14 hsb Jagung Manis 12,83 30,42 47,67 133,42
P4 = 7 hst Jagung Manis 14,79 31,83 51,58 143,55
P5 = 14 hst Jagung Manis 12,79 33,21 52,21 141,46
P6 = Monokultur Jagung Manis 12,50 31,17 50,42 136,33
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.

Tabel 2. Rerata Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Umur Pengamatan
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Jumlah Daun (helai) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 3,42 5,25 7,75 10,17
P2 = 7 hsb Jagung Manis 3,42 5,17 7,25 9,33
P3 = 14 hsb Jagung Manis 3,33 5,00 7,08 9,67
P4 = 7 hst Jagung Manis 3,50 5,33 7,33 9,50
P5 = 14 hst Jagung Manis 3,50 5,33 7,42 9,42
P6 = Monokultur Jagung Manis 3,83 5,33 7,08 9,50
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.

Tabel 3. Rerata Luas Daun Tanaman Jagung Manis pada Berbagai Umur Pengamatan
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Luas Daun (cm2/tanaman) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 78,62 229,88 1226,02 2228,70
P2 = 7 hsb Jagung Manis 76,63 215,56 1170,54 2108,86
P3 = 14 hsb Jagung Manis 73,45 243,91 1307,53 2347,29
P4 = 7 hst Jagung Manis 68,90 255,23 1264,25 2189,08
P5 = 14 hst Jagung Manis 71,96 261,71 1335,10 2289,61
P6 = Monokultur Jagung Manis 72,04 264,63 1281,69 2304,02
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.

Tabel 4. Rerata Diameter Tongkol Tanpa Kelobot dan Panjang Tongkol Tanpa Kelobot Akibat
Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Diameter Tongkol Panjang Tongkol Tanpa
Waktu Tanam Kacang Merah Tanpa Kelobot Kelobot
(cm) (cm)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 4,66 19,40
P2 = 7 hsb Jagung Manis 4,54 18,85
P3 = 14 hsb Jagung Manis 4,50 18,55
P4 = 7 hst Jagung Manis 4,74 19,56
P5 = 14 hst Jagung Manis 4,80 20,18
P6 = Monokultur Jagung Manis 4,72 19,79
BNT 5% tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata
5

Ratte, dkk, Pengaruh Waktu Tanam Kacang Merah...

Tabel 5. Rerata Bobot Segar Tongkol dengan Kelobot dan Bobot Segar Tongkol Tanpa Kelobot
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Bobot Segar Bobot Segar Bobot Segar Bobot Segar
Tongkol Tongkol Tongkol Tongkol
Waktu Tanam Kacang
dengan tanpa dengan tanpa
Merah
Kelobot Kelobot Kelobot Kelobot
(kg/1,6m2) (kg/1,6m2) (t/ha) (t/ha)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 3,34 3,08 16,70 15,40
P2 = 7 hsb Jagung Manis 3,16 2,80 15,69 13,99
P3 = 14 hsb Jagung Manis 3,20 2,88 15,98 14,41
P4 = 7 hst Jagung Manis 3,41 3,13 17,06 15,66
P5 = 14 hst Jagung Manis 3,71 3,45 18,02 17,25
P6 = Monokultur Jagung Manis 3,63 3,39 18,32 16,96
BNT 5% tn tn tn tn
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam; tn: tidak berbeda nyata.

Pengaruh Waktu tanam Kacang Merah ternaungi jagung manis menyebabkan


pada Pertumbuhan dan Hasil Kacang tanaman lebih tinggi dibandingkan
Merah perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan
Perlakuan waktu tanam kacang pendapat Sucipto (2009) yang menyatakan
merah sebagai tanaman sela meberikan bahwa berkurangnya cahaya pada tanaman
pengaruh yang nyata terhadap tinggi berkaitan dengan peningkatan jumlah dan
tanaman, jumlah polong, bobot polong, aktivitas auksin yang menyebabkan
bobot segar biji per tanaman dan bobot biji pemanjangan batang lebih cepat dan
per satuan luas. Tinggi tanaman kacang tanaman lebih lemah.
merah yang ditanam 14 hari dan 7 hari Perlakuan waktu tanam berpengaruh
setelah jagung manis memiliki tinggi yang nyata terhadap hasil tanaman kacang
lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya merah pada semua parameter yang meliputi
pada 28 hari setelah tanam sedangkan jumlah polong, bobot polong per tanaman,
pada 42 hari setelah tanam tanaman bobot biji per tanaman dan bobot biji per
kacang merah yang ditanam 14 hari hektar. Perlakuan penanaman kacang
setelah, 7 hari setelah dan bersamaan merah secara monokultur menghasilkan
jagung manis memiliki tinggi yang lebih jumlah polong yang lebih banyak
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya dibandingkan dengan perlakuan lainnya
(Tabel 6). (Tabel 7). Hal ini disebabkan tanaman
Hal ini disebabkan oleh adanya kacang merah memiliki ruang yang cukup
persaingan antar tanaman dalam dalam memanfaatkan unsur hara, air
memanfaatkan unsur hara, cahaya maupun cahaya matahari. Semakin
matahari, air, dan faktor lainnya yang terpenuhinya kebutuhan air, unsur hara dan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. cahaya matahari pada tanaman maka
Menurut Permanasari dan Kastono (2012), semakin sempurna pembentukan polong
pada tumpangsari kedelai dan jagung manis Pada penanaman kacang merah secara
bahwa penanaman jagung 10 hari setelah monokultur tidak terjadi kompetisi
tanam penanaman kedelai mampu interspesies atau kompetisi yang terjadi
menghasilkan tinggi tanaman yang lebih pada spesies yang berbeda dalam
tinggi dibandingkan dengan jagung memanfaatkan sinar matahari, air, unsur
bersamaan dengan kedelai karena terjadi hara. Pada penanaman kacang merah
etiolasi pada pertumbuhan awal jagung secara monokultur juga tidak ada naungan
akibat persaingan dengan tanaman kedelai dari tanaman jagung manis sehingga
dalam memperoleh cahaya matahari. pemanfaatan cahaya matahari menjadi lebih
Rendahnya intensitas cahaya matahari optimal.
yang diterima kacang merah akibat
6

Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...

Tabel 6. Rerata Tinggi Tanaman Kacang Merah Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Tinggi Tanaman (cm) pada Umur Pengamatan (hst)
Waktu Tanam Kacang Merah
14 28 42 56
P1 = Bersamaan Jagung Manis 12,75 23,58 a 32,25 ab 34,75
P2 = 7 hsb Jagung Manis 13,08 22,63 a 30,33 a 33,67
P3 = 14 hsb Jagung Manis 13,50 23,38 a 31,50 a 34,21
P4 = 7 hst Jagung Manis 13,50 26,17 bc 32,46 ab 36,83
P5 = 14 hst Jagung Manis 14,08 27,58 c 34,50 b 37,00
P7 = Monokultur Kacang Merah 13,67 24,63 ab 29,79 a 34,50
BNT 5% tn 2,30 2,97 tn
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam tn : tidak berbeda nyata.

Tabel 7. Rerata Jumlah Polong, Bobot Polong, Bobot Segar Biji per Tanaman Kacang Merah
Akibat Perlakuan Waktu Tanam Kacang Merah
Jumlah Polong Bobot Segar Biji
Bobot Polong
Waktu Tanam Kacang Merah per Tanaman
(g/tanaman)
(buah) (g/tanaman)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 17,65 bc 35,33 bc 32,93 bc
P2 = 7 hsb Jagung Manis 17,55 bc 35,53 bc 33,13 bc
P3 = 14 hsb Jagung Manis 18,33 c 39,75 c 37,20 c
P4 = 7 hst Jagung Manis 15,78 ab 31,38 ab 28,45 ab
P5 = 14 hst Jagung Manis 15,26 a 29,89 a 27,09 a
P7 = Monokultur Kacang Merah 19,15 c 38,01 c 35,55 c
BNT 5% 2,15 4,82 4,96
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Turmudi jagung manis mampu memanfaatkan unsur
(2002), bahwa pada tumpangsari tanaman hara, air dan cahaya matahari lebih baik
jagung dan tanaman kedelai bahwa dibandingkan pada penanaman bersamaan
penaungan yang lebih awal dari tanaman maupun setelah penanaman tanaman
jagung mampu mengurangi jumlah bunga jagung manis. Menurut Zakaria (2016),
yang terbentuk, selain itu berkurangnya semakin lambat waktu penanaman tanaman
intensitas cahaya akibat adanya naungan maka akan semakin rendah jumlah cabang
mampu menghambat proses fotosintesis produktif tanaman dan persentase polong
terutama pada fase generatif yang berisi hal ini disebabkan penurunan
menyebabkan bunga gagal membentuk intensitas radiasi matahari yang
polong. menyebabkan rendahnya fotosintesis dan
Parameter bobot polong per karbohidrat yang terbentuk, selain itu
tanaman, bobot biji per tanaman, dan bobot penanaman tanaman kedelai 10 hari
segar biji per satuan luas menunjukkan setelah tanam menyebabkan tanaman
bahwa perlakuan penanaman kacang ternaungi oleh tanaman jagung lebih lama
merah 14 hari sebelum penanaman jagung dibandingkan waktu tanam kedelai
manis mampu menghasilkan bobot polong bersamaan dengan jagung dan waktu
per tanaman, bobot biji per tanaman (Tabel tanam tanaman kedelai 10 hari sebelum
7), dan bobot segar biji per satuan luas penanaman tanaman jagung sehingga hasil
(Tabel 8) lebih tinggi dibandingkan dengan fotosintesis yang tersedia bagi tanaman
perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan lebih banyak digunakan untuk
tanaman kacang merah yang ditanam perkembangan akar, batang, dan daun
terlebih dahulu dibandingkan tanaman akibatnya hanya sedikit karbohidrat yang
7

Ratte, dkk, Pengaruh Waktu Tanam Kacang Merah...

tersisa untuk perkembangan kuncup bunga, buah dan biji pada fase generatif.
Tabel 8. Rerata, Bobot Segar Biji Kacang Merah per Satuan Luas Akibat Perlakuan Waktu
Tanam Kacang Merah
Bobot Segar Biji Bobot Segar Biji
Waktu Tanam Kacang Merah per Petak per Hektar
(kg/1,6m2) (t/ha)
P1 = Bersamaan Jagung Manis 0,66 bc 3,29 bc
P2 = 7 hsb Jagung Manis 0,66 bc 3,31 bc
P3 = 14 hsb Jagung Manis 0,74 c 3,72 c
P4 = 7 hst Jagung Manis 0,57 ab 2,85 ab
P5 = 14 hst Jagung Manis 0,54 a 2,71 a
P7 = Monokultur Kacang Merah 0,71 c 3,56 c
BNT 5% 4,82 4,96
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada
uji BNT 5%; hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam.

Nisbah Kesetaraan Lahan dan Analisis merah 7 hari setelah penanaman jagung
Usaha Tani manis yang hanya meningkatkan NKL
Berdasarkan Berdasarkan nilai NKL sebesar 73% bila dibandingkan NKL
(Tabel 9) pada setiap perlakuan penanaman jagung manis dan kacang
tumpangsari menunjukkan bahwa sistem merah secara monokultur.
tumpangsari tanaman jagung manis dan Pengembangan usaha tani
kacang merah mampu meningkatkan memerlukan suatu analisis untuk
produktivitas lahan. Hal ini terlihat dari nilai mengetahui suatu usaha tani layak
NKL pada semua perlakuan tumpangsari dikembangkan atau tidak. Analisis
lebih besar dari 1 (NKL > 1). Menurut kelayakan usaha tani menggunakan R/C
Gonggo et al. (2003), penggunaan sistem rasio. Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa
tumpangsari mampu meningkatkan semua perlakuan memiliki nilai R/C rasio
efektivitas pemanfaatan suatu lahan. Nilai lebih dari 1 yang berarti perlakuan
NKL tertinggi terdapat pada perlakuan monokultur tanaman jagung manis,
penanaman kacang merah 14 hari sebelum monokultur tanaman kacang merah dan
penanaman jagung manis (P3), yaitu semua perlakuan tumpangsari jagung manis
sebesar 1,92 . Nilai NKL 1,92 menunjukkan dan kacang merah menguntungkan secara
bahwa diperlukan lahan 1,92 kali lebih luas ekonomi dan layak untuk dikembangkan.
untuk penanaman monokultur jagung manis Perlakuan penanaman kacang merah 14
dan kacang merah agar mendapatkan hasil hari sebelum penanaman jagung manis (P3)
yang setara dengan hasil tumpangsari memiliki nilai R/C rasio tertinggi yaitu
tersebut. Penanaman kacang merah 14 hsb sebesar 2,61 yang berarti biaya produksi
penanaman jagung manis (P3) mampu Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan
meningkatkan nilai NKL sebesar 92% memberikan penerimaan sebesar Rp. 2,61.
dibandingkan NKL penanaman jagung Nilai R/C rasio terendah terdapat pada
manis dan kacang merah secara perlakuan penanaman kacang merah
monokultur. Hal ini sejalan dengan secara monokultur, sebesar 1,09 yang
pernyataan Mauidzotussyarifah et al. berarti setiap Rp. 1,00 biaya produksi yang
(2018), bahwa perlakuan penanaman bibit dikeluarkan, akan memberikan penerimaan
pakcoy 14 hari setelah penanaman buncis hanya Rp. 1,09. Menurut Herlina dan Aisyah
dapat meningkatkan nilai NKL sebesar 99% (2018) semakin tinggi nilai nisbah R/C maka
dibandingkan NKL tanaman buncis dan akan semakin besar keuntungan yang
pakcoy secara monokultur. Pada didapat dan pola tanam tersebut dan pola
penanaman jagung manis dan kacang tanam tersebut semakin layak untuk
merah secara tumpangsari nilai NKL dikembangkan.
terendah terdapat pada penanaman kacang
8

Jurnal Produksi Tanaman, Volume .., Nomor .., Bulan Tahun, hlm. ... – ...

Tabel 9. Nisbah Keseteraan Lahan dan Analisa Usaha Tani


Hasil (t/ha)
Waktu Tanam Kacang Merah NKL R/C Rasio
Jagung Manis Kacang Merah
P1 = Bersamaan Jagung Manis 16,70 3,29 1,84 2,58
P2 = 7 hsb Jagung Manis 15,69 3,31 1,79 2,48
P3 = 14 hsb Jagung Manis 15,98 3,72 1,92 2,61
P4 = 7 hst Jagung Manis 17,06 2,85 1,73 2,50
P5 = 14 hst Jagung Manis 18,02 2,71 1,74 2,56
P6 = Monokultur Jagung Manis 18,32 - 1,00 2,07
P7 = Monokultur Kacang Merah - 3,56 1,00 1,09
Keterangan : hst : hari setelah tanam; hsb : hari sebelum tanam.

Penanaman tanaman jagung manis dan kacang merah yang ditanam bersamaan, 7
tanaman kacang merah secara tumpangsari hari sebelum dan 14 hari sebelum jagung
pada semua waktu tanam memiliki nilai R/C manis secara berturut-turut adalah 3,29
rasio lebih tinggi dibandingkan dengan t/ha, 3,31 t/ha dan 3,72 t/ha sedangkan
penanaman tanaman jagung manis produksi kacang merah monokultur sebesar
monokultur dan penanaman tanaman 3,56 t/ha.Tumpangsari jagung manis dan
kacang merah monokultur sehingga kacang merah pada semua waktu tanam
semakin baik untuk dikembangkan karena dapat meningkatkan efisiensi lahan,
selain lebih menguntungkan secara efisiensi lahan tertinggi terdapat pada
ekonomi, penanaman jagung manis dan perlakuan penanaman kacang merah 14
kacang merah secara tumpangsari mampu hari sebelum jagung manis yang
meningkatkan efisiensi lahanHal ini mempunyai nilai NKL sebesar 1,92.
didukung oleh pernyataan Mousavi dan
Eskandari (2011), sistem tumpangsari DAFTAR PUSTAKA
mempunyai beberapa keunggulan yaitu
memanfaatkan sumberdaya lahan secara Gonggo, B.M., E. Turmudi, dan W. Brata.
maksimal, mengurangi resiko kegagalan 2003. Respon Pertumbuhan dan
panen dan meningkatkan pendapatan. Hasil Ubi Jalar pada Sistem
Tumpangsari Ubi Jalar – Jagung
KESIMPULAN Manis di Lahan Bekas Alang-Alang.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian 5(1):34-39.
Berdasarkan hasil analisis dari Herlina, N. dan Y. Aisyah. 2018. Pengaruh
pembahasan dalam penelitian ini, maka Jarak Tanam Jagung Manis dan
dapat disimpulkan bahwa waktu tanam Varietas Kedelai terhadap
kacang merah sebagai tanaman sela pada Pertumbuhan dan Hasil Kedua
tumpangsari kacang merah dan jagung Tanaman dalam Sistem Tanam
manis tidak menyebabkan penurunan Tumpangsari. Buletin Palawija 16(1):
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman 9-16.
jagung manis. Waktu tanam kacang merah Herlina, N., D. Hariyono dan D. T.
7 hari setelah dan 14 hari setelah jagung Margawati. 2017. Pengaruh Waktu
manis menyebabkan penurunan hasil Tanam Kubis (Brassica oleraceae L.
kacang merah, tetapi waktu tanam kacang var capitata) dan Cabai (Capsicum
merah 7 hari sebelum, 14 hari sebelum dan annum L.) terhadap Efisiensi
bersamaan jagung manis tidak Penggunaan Lahan pada Sistem
menyebabkan penurunan hasil tanaman Tumpangsari. Jurnal Hortikultura
kacang merah dibandingkan dengan Indonesia 8(2):111-119.
penanaman monokultur kacang merah. Karima, S.S., M. Nawawi dan N. Herlina.
Produksi kacang merah pada perlakuan 2013. Pengaruh Saat Tanam Jagung
9

Ratte, dkk, Pengaruh Waktu Tanam Kacang Merah...

dalam Tumpangsari Jagung (Zea Kultivar Kedelai pada Berbagai Waktu


mays L.) dan Brokoli (Brassica Tanam. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian.
oleracea L. var botrytis). Jurnal 4(2) : 89-96.
Produksi Tanaman. 1(3):87-92. Zakaria, F. 2016. Pola Tanam Tumpangsari
Kementrian Pertanian Republik Kedelai dan Jagung. Ideas
Indonesia. 2017. Statistik Lahan Publishing. Gorontalo. pp. 58-59.
Pertanian Tahun 2012-2016. Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekertariat Jendral. Jakarta. p.4.
Mauidzotussyarifah, N. Aini dan N.
Herlina. 2018. Optimalisasi
Pemanfaatan Lahan dengan Pola
Tanam Tumpangsari pada Tanaman
Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dan
Tanaman Pakcoy (Brassica
rapachinensis). Jurnal Produksi
Tanaman. 6(2):246-251.
Mousavi, S. R. and H. Eskandari 2011. A
General Overview on Intercropping
and Its Advantages in Sustainable
Agriculture. Journal of Applied
Environmental and Biology Sciences.
1(11):482-486.
Permanasari, I. dan D. Kastono. 2012.
Pertumbuhan Tumpangsari Jagung
dan Kedelai pada Perbedaan Waktu
Tanam dan Pemangkasan Jagung.
Jurnal Agroekoteknologi 3(1):13-20.
Ratri, C. H., R. Soelistyono dan N. Aini.
2015. Pengaruh Waktu Tanam
Bawang Prei (Aliium porum L.) pada
Sistem Tumpangsari terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea mays
saccharata). Jurnal Produksi
Tanaman. 3(5):406-412.
Sucipto. 2009. Dampak Pengaturan Baris
Tanam Jagung (Zea mays L.) dan
Populasi Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.) dalam Tumpangsari
terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Kacang Hijau, Jagung. Jurnal
Agrovigor. 2(2):67-78.
Suryanto, A. 2018. Monograf : Upaya
Peningkatan Efisisensi Konversi
Energi Matahari pada Tanaman Padi
(Oryza sativa L.), Jagung (Zea mays
L.), dan Kentang (Solanum
tuberosum L.). Universitas Negeri
Malang Press. Malang. p.5.
Turmudi, E. 2002. Kajian Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman dalam Sistem
Tumpangsari Jagung dengan Empat

Anda mungkin juga menyukai