638 1907 1 PB
638 1907 1 PB
treatment can improve number of pods per tanam. Sehingga dapat menekan kompetisi
plant, fresh pods weight per plant of green seminimal mungkin.
beans, and fresh pods weight per plot
harvest of green beans. The highest of Land BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Equivalent Ratio at the treatment pakcoy
planting 14 days after planting beans, that is Penelitian ini dilaksanakan di bulan
equal to 1.99 Oktober – Desember 2014 di Kelurahan
Pandanrejo, Kota Batu. Rancangan
Keywords: Green Beans, Pakcoy, penelitian yang digunakan, Rancangan
Intercropping, Planting Time, LER. Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh
perlakuan dan empat kali ulangan. (P1)
PENDAHULUAN penanaman pakcoy 14 hari sebelum
penanaman benih buncis. (P2) penanaman
Produksi tanaman buncis pada tahun pakcoy 7 hari sebelum penanaman benih
2014 adalah 318,214 ton/ha-1 dengan luas buncis. (P3) penanaman pakcoy dan benih
panen mencapai 28,632 ha, hasil ini buncis dilakukan bersamaan. (P4)
menurun jika dibandingkan produksi pada penanaman pakcoy 7 hari setelah
tahun 2013 yaitu sebesar 327,378 ton/ha -1, penanaman buncis. (P5) penanaman
sehingga perlu adanya strategi untuk pakcoy 14 hari setelah penanaman buncis.
meningkatkan produksi buncis. Pakcoy (P6) penanaman benih buncis monokultur
ialah sayuran yang permintaan pasarnya bersamaan dengan penanaman pada
juga cukup stabil, sehingga resiko kerugian perlakuan P3. (P7) penanaman pakcoy
sangat kecil . Seiring dengan laju monokultur bersamaan dengan penanaman
pertumbuhan penduduk semakin pada perlakuan P3. Bahan yang digunakan
meningkat, permintaan terhadap kedua adalah buncis varietas Gypsy dan pakcoy
komoditas tersebut terus meningkat, varietas Green, Pupuk kandang sapi, NPK
sedangkan produktivitas dan kepemilikan (15% : 15% : 15%). Data dianalisis
lahan oleh petani semakin menurun akibat menggunakan analisis varian (ANOVA).
dari alih fungsi lahan pertanian. Maka, Apabila perlakuan berpengaruh nyata
diperlukan teknik budidaya yang tepat untuk terhadap parameter yang diamati maka
meningkatkan produktivitas lahan, salah dilakukan uji lanjutan dengan uji BNT pada
satunya yaitu budidaya dengan pola tanam taraf 5%.
tumpangsari. Beberapa keuntungan dari
sistem ini adalah efisiensi penggunaan air HASIL DAN PEMBAHASAN
dan lahan, pengurangan populasi gulma,
dan peningkatan pendapatan total pada Perlakuan waktu tanam tanaman
sistem usaha tani (Rifai et al., 2014), pakcoy pada tumpangsari tanaman buncis
disamping keuntungan tersebut dan pakcoy berpengaruh nyata pada tinggi
tumpangsari juga dapat memperkecil erosi, tanaman, jumlah daun, waktu berbunga,
bahkan juga dalam menjaga kesuburan luas daun dengan komponen dan hasil
tanah (Setiawan, 2009). Akan tetapi, dalam buncis.
penerapan pola tanam tumpangsari Pertumbuhan tanaman buncis yang
mempunyai permasalahan yaitu kompetisi ditanam lebih awal daripada pakcoy akan
hara, air, nutrisi, dan cahaya yang lebih lebih mendominasi ruang tumbuh
tinggi dari pada monokultur. Untuk dibandingkan dengan tanaman pakcoy yang
meminimalisir kompetisi antar tanaman ditanam setelah buncis, sehingga lebih
diperlukan pengaturan waktu tanam yang mampu berkompetisi dalam mendapatkan
tepat. Johu et al. (2002) menyatakan bahwa faktor pertumbuhan terutama faktor cahaya
salah satu faktor keberhasilan sistem matahari.
tumpangsari adalah pengaturan tanaman
yang baik, dalam hal ini jarak tanam atau
jumlah populasi tiap satuan luas, dan waktu
248
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6 Nomor 2, Februari 2018, hlm. 246 – 251
Tabel 1 Rerata Jumlah Polong Buncis Perakaran buncis yang lebih panjang
Akibat Perlakuan Waktu Tanam mampu menembus pori – pori tanah lebih
Pakcoy dalam dibanding akar pakcoy sehingga akar
Waktu Tanam buncis mampu menyerap air dan unsur hara
Jumlah Polong lebih banyak.
Pakcoy
P1 hsb 16,76 a
Waktu tanam sistem tumpangsari
P2 hsb berhubungan dengan pertumbuhan
17,12 ab
P3 bsm vegetatif, pertumbuhan vegetatif yang lebih
17,91 ab
P4 hst cepat dan dominan menguasai ruang maka
19,52 ab
P5 hst
akan lebih mampu berkompetisi dalam
19,61 bc
memperebutkan air, unsur hara dan cahaya
P6 monokultur 21,71 c
dibandingkan dengan pertumbuhan
KK (%) 8,86
vegetatifnya yang lambat, akhirnya akan
Keterangan : angka yang didampingi huruf yang mempengaruhi produksi. Tanaman buncis
sama pada kolom yang sama yang ditanam lebih awal daripada tanaman
menunjukkan tidak berbeda nyata pakcoy dimaksudkan agar mengurangi
pada uji BNT 5 %. hsb = hari
persaingan tanaman saat buncis memasuki
sebelum tanam buncis, bsm =
penanaman bersamaan buncis dan fase vegetatif, dimana tanaman sangat
pakcoy, hst = hari setelah tanam sensitif akan persaingan unsur hara, air,
buncis, monokultur = penanaman cahaya dan ruang tumbuh yang akan
monokultur pakcoy. mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman.
Hal ini dikarenakan pada tanaman Dalam menyusun sistem tumpangsari
buncis dengan perlakuan penanaman perlu memperhatikan kepekaan tanaman
pakcoy 14 hari setelah tanam buncis terhadap persaingan selama daur hidupnya.
mengalami pertumbuhan tanaman misalnya Banyak tanaman pada periode tertentu jelas
pertumbuhan akar, batang dan daun 14 hari sangat sensitif dan cekaman pada periode
lebih cepat dibandingkan pakcoy sehingga tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan
buncis bersifat dominan dalam hasil. Agar persaingan antara jenis tanaman
memanfaatkan faktor tumbuh. sekecil mungkin, maka perlu diatur agar
permintaan sumber daya pertumbuhan
Tabel 2 Rerata Jumlah Bobot Segar Polong tertinggi untuk masing-masing jenis
Buncis Akibat Perlakuan Waktu tanaman tidak terjadi pada waktu yang
Tanam Pakcoy bersamaan. Tujuan pola tanam tumpangsari
Waktu Tanam Bobot Segar Polong untuk memanfaatkan faktor produksi yang
Pakcoy (g.tan-1) dimiliki petani secara optimal (diantaranya
P1 hsb 64,69 a keterbatasan : lahan, tenaga kerja, modal),
P2 hsb 70,19 a pemakaian pupuk dan pestisida lebih
P3 bsm 59,79 a efisien, mengurangi erosi, konservasi lahan,
P4 hst 125,51 b
stabilitas biologi tanah dan mendapatkan
P5 hst produksi total yang lebih besar
132,76 b
P6 monokultur dibandingkan pola tanam monokultur (Tharir
134,17 b
dan Hadmadi, 1984 dalam Prasetyo et al.,
KK (%) 25,02
2009).
Keterangan : angka yang didampingi huruf yang Berdasarkan hasil analisis data
sama pada kolom yang sama secara statistik diketahui bahwa
menunjukkan tidak berbeda nyata
penanaman pakcoy sebagai tanaman sela
pada uji BNT 5 %. hsb = hari
sebelum tanam buncis, bsm = pada berbagai waktu tanam dalam sistem
penanaman bersamaan buncis dan tumpangsari memberikan pengaruh yang
pakcoy, hst = hari setelah tanam nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun
buncis, monokultur = penanaman dan luas daun serta berat konsumsi
monokultur pakcoy. tanaman pakcoy.
249
Tabel 3 Rerata Bobot Segar Polong Buncis Tabel 4 Rerata Bobot Segar Konsumsi
per Petak Panen Akibat Perlakuan Pakcoy per Tanaman Akibat
Waktu Tanam Pakcoy Perlakuan Waktu Tanam Pakcoy
Bobot Segar polong Bobot Segar
Waktu Tanam Waktu Tanam
per Petak Panen Konsumsi Pakcoy
Pakcoy Pakcoy
(g.petak panen) (g.tan-1)
P1 hsb 970,40 a P1 hsb 188,19 b
P2 hsb 1145,53 a P2 hsb 194,53 b
P3 bsm 1067,95 a P3 bsm 136,06 a
P4 hst 2022,02 b P4 hst 192,88 b
P5 hst 2112,21 b P5 hst 221,19 c
P6 monokultur 2254,02 b P7 monokultur 202,60 bc
KK (%) 18,38 KK (%) 5,22
Keterangan : angka yang didampingi huruf yang Keterangan : angka yang didampingi huruf yang
sama pada kolom yang sama sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menunjukkan tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5 %. hsb = hari pada uji BNT 5 %. hsb = hari
sebelum tanam buncis, bsm = sebelum tanam buncis, bsm =
penanaman bersamaan buncis dan penanaman bersamaan buncis dan
pakcoy, hst = hari setelah tanam pakcoy, hst = hari setelah tanam
buncis, monokultur = penanaman buncis, monokultur = penanaman
monokultur pakcoy. monokultur pakcoy.
Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6 Nomor 2, Februari 2018, hlm. 246 – 251
Tabel 5 Rerata Jumlah Bobot Segar meningkatkan nilai NKL sebesar 99%
Konsumsi Pakcoy per Petak Panen dibandingkan NKL tanaman buncis dan
Akibat Perlakuan Waktu Tanam pakcoy secara monokultur. Sedangkan nilai
Pakcoy NKL terendah terdapat pada perlakuan (P3)
Bobot Segar penanaman benih buncis dan bibit pakcoy
Waktu Tanam Konsumsi Pakcoy per dilakukan bersamaan dan menunjukkan
Pakcoy Petak Panen (g.petak nilai NKL yang lebih rendah dibandingkan
panen) perlakuan (P1 dan P2) dan hanya
P1 hsb 3071,04 b meningkatkan NKL sebesar 12% apabila
P2 hsb 3172,48 b dibandingkan dengan penanaman
P3 bsm 2176,96 a monokultur tanaman buncis dan pakcoy .
P4 hst 3186,08 b Hasil penelitian menunjukkan bahwa
P5 hst 3539,04 b
tumpangsari antara tanaman jagung dan
brokoli dengan perlakukan penanaman
P7 monokultur 3341,60 b
benih jagung 14 hari setelah penanaman
KK (%) 10,83
bibit brokoli juga diketahui memiliki Nilai
Keterangan : angka yang didampingi huruf yang Kesetaraan Lahan tertinggi yaitu masing-
sama pada kolom yang sama masing sebesar 1,79 dan 3,09
menunjukkan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan penanaman pada
pada uji BNT 5 %. hsb = hari
perlakuan monokultur (Karima, 2013).
sebelum tanam buncis, bsm =
penanaman bersamaan buncis dan Selanjutnya Sektiwi et al. (2013)
pakcoy, hst = hari setelah tanam menunjukkan pada perlakuan waktu tanam
buncis, monokultur = penanaman kacang tanah 10 hari sebelum tanam
monokultur pakcoy. jagung memiliki Nilai Kesetaraan Lahan
1,94 yang artinya semakin cepat
Tabel 6 Nilai Kesetaraan Lahan Akibat penanaman kacang tanah maka akan
Perlakuan Waktu Tanam Pakcoy semakin efisien dalam penggunaan lahan.
Waktu Tanam Nilai Kesetaraan Penanaman pakcoy yang dilakukan
Pakcoy Lahan 7 dan 14 hari sebelum penanaman buncis
P1 hsb 1,35 tidak mempengaruhi hasil tanaman buncis
P2 hsb 1,45
sehingga tanaman buncis dapat
P3 bsm menghasilkan bobot segar polong yang
1,12
P4 hst
lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
1,85
(P3) penanaman benih buncis dan bibit
P5 hst 1,99
pakcoy dilakukan bersamaan. Nilai
P6 monokultur buncis 1,00
kesetaraan lahan pada perlakuan (P1 dan
P7 monokultur pakcoy 1,00
P2) menunjukkan nilai yang lebih rendah
Keterangan : hsb = hari sebelum tanam buncis, dibandingkan perlakuan (P4 dan P5) hal ini
bsm = penanaman bersamaan dikarenakan tanaman pakcoy yang ditanam
buncis dan pakcoy, hst = hari setelah sebelum atau sesudah penanaman
tanam buncis, monokultur =
tanaman buncis tidak terlalu mempengaruhi
penanaman monokultur pakcoy.
pertumbuhan tanaman utama yaitu buncis
Nilai NKL berdasarkan bobot atau daya kompetisi rendah sehingga
konsumsi tertinggi terdapat pada perlakuan tanaman buncis dapat mengahasilkan bobot
penanaman bibit pakcoy 14 hari setelah segar polong yang tinggi dibanding dengan
penanaman buncis yaitu sebesar 1,99. Nilai jika tanaman buncis dan pakcoy ditanam
NKL 1,99 menunjukkan bahwa diperlukan bersamaan (P3). Palaniappan (1985)
lahan seluas 1,99 kali lebih besar untuk menyatakan bahwa pada pola tanam
penanaman monokultur buncis dan pakcoy tumpangsari hasil masing-masing jenis
agar mendapat hasil yang setara dengan tanaman dapat mengalami penurunan
hasil tumpangsari tersebut, perlakuan dibandingkan jika ditanam tunggal, namun
perlakuan penanaman bibit pakcoy 14 hari karena diimbangi oleh adanya hasil
setelah penanaman buncis dapat tanaman yang lainnya sehingga secara
251
keseluruan hasil tanaman lebih tinggi Fourth Edition, John Wiley & Sons,
dibanding hasil tunggal. Keberhasilan Inc., New Jersey.
tumpangsari sangat ditentukan oleh Herdiana N., H. Siahaan dan T.S.
kombinasi jenis-jenis tanaman penyusun. Rahman. 2008. Pengaruh Arang
Kombinasi dua jenis tanaman berumur tidak Kompos dan Intensitas Cahaya
sama, kebutuhan cahaya matahari, CO2, terhadap Pertumbuhan Bibit Kayu
air, dan unsur hara maksimum masing- Bawang. Jurnal Hutan Tanaman 5(3 )
masing jenis tanaman terjadi pada waktu : 1-7.
berbeda bila kedua jenis tanaman tersebut Johu, P.H.S., Y. Sugito dan B. Guritno.
ditanam pada waktu bersamaan (Nurmas, 2002. Pengaruh Populasi dan Jumlah
2011). Tanaman per lubang tanaman Jagung
dalam sistem Tumpang Sari dengan
KESIMPULAN Kacang Buncis terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman.
Penanaman pakcoy 7 dan 14 hari Jurnal Agrivita. 24(1) : 17-25.
sebelum dan sesudah buncis maupun Karima, S.S. 2013. Pengaruh Saat Tanam
penanaman pakcoy bersamaan dengan Jagung dalam Tumpang Sari
buncis mampu meningkatkan produktivitas Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan
lahan. Nilai Kesetaraan Lahan tertinggi Brokoli (Brassica oleracea L.). Jurnal
terdapat pada perlakuan penanaman Produksi Tanaman. 1(3) : 87-92
pakcoy 14 hari setelah penanaman buncis Nurmas, A. 2011. Kajian Waktu Tanam dan
pada sistem tumpangsari tanaman buncis Kerapatan Tanaman Jagung Sistem
dan pakcoy yaitu sebesar 1,99 dan Nilai Tumpangsari dengan Kacang Tanah
Kesetaraan Lahan terendah terdapat pada terhadap Nilai LER dan Indeks
perlakuan penanaman pakcoy bersamaan Kompetisi. Jurnal Agriplus. 21(1) : 61-
dengan buncis yaitu sebesar 1,12. 67.
Perlakuan penanaman tumpangsari pakcoy Palaniappan. 1985. Cropping System in the
yang ditanam 7 dan 14 hari setelah buncis Tropics, Principles and Management.
memiliki hasil bobot segar polong buncis Wiley Eastern Limited, New Delhi
yaitu masing-masing sebesar 125,51 g.tan-1 Prasetyo, E., Sukardjo dan H. Pujiwati.
dan 132,76 g.tan-1 yang tidak berbeda nyata 2009. Produktivitas Lahan dan NKL
dengan penanaman buncis secara pada Tumpangsari Jarak Pagar
monokultur yang memiliki bobot segar dengan Tanaman Pangan. Jurnal
polong sebesar 134,17 g.tan-1. Perlakuan Akta Agrosia. 12(1) : 51-55.
penananam pakcoy 7 dan 14 hari setelah Rifai, A., S. Basuki dan B. Utomo. 2014.
buncis dan penanaman buncis monokultur Nilai Kesetaraan Lahan Budidaya
memiliki hasil yang lebih tinggi Tumpangsari Tanaman Tebu dengan
dibandingkan dengan perlakuan Kedelai : Studi Kasus di Desa
penanaman pakcoy 7 dan 14 hari sebelum Karangharjo Kecamatan Sulang
buncis dan penananam pakcoy bersamaan Kabupaten Rembang. Jurnal
dengan buncis yang masing – masing Widyariset. 17(1) : 59-70.
memiliki bobot segar polong tanaman Sektiwi, A.T., N. Aini dan H.T. Sebayang.
sebesar 64,69 g.tan-1, 70,19 g.tan-1, dan 2013. Kajian Model Tanam dan Waku
59,79 g.tan-1. Tanam dalam Sistem Tumpangsari
terhadap Pertubuhan Produksi Benih
DAFTAR PUSTAKA Jagung. Jurnal Produksi Tanaman.
1(3) : 59-70.
Chatterjee, S. and A.S. Hadi. 2005. Setiawan, E. 2009. Keariffan Lokal Pola
“Regression Analysis by Example”, Tanam Tumpangsari di Jawa Timur.
Jurnal Agrovogor. 2(2) : 79-89.