Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN komponen yang penerepannya disesuaikan dengan kondisi, kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah.

dengan kondisi, kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah. Takaran pupuk organic
kemauan dan kemampuan petani setempat. dan pupuk anorganik mengacu pada permentan No.40/2007
Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) adalah sebuah tentang pemupukan spesifik lokasi.
pendekatan penerapan inovasi teknologi dengan menggabungkan KOMPONEN DASAR
aspek lingkungan dan keberlanjutan serta partisipasi petani dan 1. Varietas Unggul Baru, Inbrida atau Hibrida
ketersediaan sumberdaya di tingkat petani. Pendekatan ini Varietas Unggul Baru (VUB) padi spesifik lokasi umumnya
dimaksudkan pula sebagai antisipasi terhadap dampak perubahan berdaya hasil tinggi, tahan terhadap penyakit utama atau toleran
iklim global, seperti efek rumah kaca dan meningkatnya emisi gas dengan lingkungan setempat dan dapat juga memiliki sifat
methan. Berbagai komponen teknologi yang tersedia terintegrasi khusus tertentu. VUB dapat berupa padi inbrida seperti inpari 1
secara dinamis sesuai dengan kondisi setempat, kapasitas dan - inpari 30, atau padi hibrida seperti Hipa 3 – Hipa Jatim 3. Dalam
kemauan petani untuk mengadopsi teknologi tersebut. Komponen implementasinya hindari penanaman varietas yang sama secara
teknologi yang paling direkomendasikan dalam pendekatan PTT terus-menerus di satu lokasi untuk mengurangi serangan hama
adalah penggunaan benih varietas unggul baru spesifik lokasi dan penyakit.
berkualitas tinggi, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan
status hara tanah, pemberian bahan organic melalui mengembalikan
jerami dalam bentuk kompos atau pupuk kendang, pengaturan 4. Pengaturan Populasi Tanaman Secara Optimum
populasi tanaman yang optimal dan pengemdalian OPT secara Tanam jajar legowo merupakan salah satu cara untuk
terpadu. Komponen lain yang merupakan pilihan antara lain adalah meningkatkan populasi tanaman dan cukup efektif mengurangi
: Persiapan lahan yang cocok untuk musim tanam dan pola tanam, serangan hama tikus, keong mas, menekan pertumbuhan gulma
penggunaaan bibit muda (kurang dari 21 hari), tanaman bibit 1-3 per dan keracunan besi. Jajar legowo adalah pengosongan satu
rumpun, efisiensi penggunaan air, penyiangan, panen tepat waktu baris tanaman setiap dua atau lebih baris dan merapatkan dalam
dan perontokan dengan power thresher. Implementasi PTT sesuai barisan tanaman, sehingga dikenal legowo 2:1 apabila satu baris
rekomendasi telah terbukti meningkatkan hasil padi 15-30%, kosong diselingi oleh dua baris tanaman padi atau 4:1 bila
mengurangi penggunaan pupuk kimia, pestisida dan air secara diselingi empat baris tanaman.
signifikan dibandingkan dengan cara petani yang biasa dilakukan.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia sejak tahun 2007 telah
menerapkan pendekatan PTT pada luasan 2,0 juta ha sawah. Pada 2. Benih Bermutu
tahun 2008, pendekatan ini telah diterapkan melalui Sekolah Lapang Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan
Pengelolaan Tanaman Padi Secara Terpadu (SLPTT) dan daya tumbuh yang tinggi. Pada umumnya benih bernutu dapat
selanjutnya pada 2012 penerapannya telah dikembangkan pula diperoleh dari benih berlabel yang sudah lulus proses sertifikasi.
berbasis Kawasan luas. Benih bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar
yang banyak.
PENGERTIAN
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah adalah
suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan
produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen 5. Pemupukan Berdasarkan Kebutuhan Tanaman dan Status
teknologi secara partisipatif bersama petani. Hara Tanah
KOMPONEN TEKNOLOGI Penggunaan pupuk spesifik lokasi meningkatkan hasil dan
Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT 3. Pemberian Bahan Organik menghemat pupuk. Kebutuhan N tanaman dapat diketahui
dikelompokkan ke dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen Pemberian bahan organic dapat dilakukan melalui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi
teknologi dasar merupakan komponen yang dianjurkan diterapkan pengembalian jerami ke sawah dalam bentuk kompos atau dengan BWD (Bagan Warna Daun) sedangkan kebutuhan P dan
disemua lokasi padi sawah. Komponen pilihan merupakan pupuk kandang. Bahan organic bermanfaat untuk memperbaiki K tanaman dengan PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah).
selain menyediakan air dalam jumlah yang cukup, juga dapat
memperbaiki tekstur dan kesuburan tanah.
5. Penyiangan dengan landak atau gasrok
Penyiangan awal dilakukan saat gulma menjelang 21 hari setelah
PENGELOLAAN
tanam, penyiangan selanjutnya berdasarkan kepadatan gulma. TANAMAN TERPADU (PTT)
6. Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
Tanaman dipanen jika Sebagian besar gabah (90-95%) telah TANAMAN PADI (Oryza Sativa)
bernas dan berwarna kuning. Perontokan gabah menggunakan
6. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) power thresher untuk mempercepat proses perontokan dan
Pengendalian OPT dilakukan melalui pendekatan PHT mengurangi kehilangan hasil.
(Pengendalian Hama Terpadu). Pengendalian dilakukan dengan
mempertimbangkan agar kondisi tanaman dan lingkungan tetap Komponen teknologi dalam pendekatan PTT memiliki efek
sehat ; gunakan varietas tahan, lakukan monitoring dini, terapkan sinergis antar komponen dan bersifat spesifik lokasi yang ditentukan
pengendalian hayati dengan menggunakan biopestisida, lakukan berdasarkan PRA, oleh karena itu dalam penerapan komponen
pengendalian fisik dan mekanis secara tepat, dan atau pestisida teknologi yang dipadukan dalam PTT harus disesuaikan dengan
kimia sesuai anjuran. Alat monitoring sekaligus sebagai alat dinamika kondisi lingkungan. Perbaikan komponen teknologi perlu
perangkap/pengendalian OPT dapat digunakan antara light trap. dilakukan secara terus-menerus sesuai dengan tantangan yang
dihadapi dalam penerapannya dan selaras dengan dinamika
lingkungan.
KOMPONEN PILIHAN Implementasi PTT diharapkan mampu meningkatkan
1. Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam produktivitas dan efisiensi usaha tani padi mendukung peningkatan
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan tractor atau ternak, produksi beras nasional dengan tetap menjamin keberlanjutan
menggunakan bajak singkal dengan dengan kedalaman olah >20 system produksi.
cm. Tunggul jerami, gulma dan bahan organic yang telah
dikomposkan dibenamkan ke dalam tanah, bersamaan dengan
pengolahan tanah pertama. Pembajakan biasanya dilakukan
dua kali lalu diikuti penggaruan/pengglebekan untuk perataan
lahan dan pelumpuran.
2. Penggunaan bibit muda (< 21 Hari)
Keuntungan tanam pindah menggunakan bibit muda (< 21 Hari)
adalah tanaman tidak stress akibat pencabutan bibit
dipersemaian, pengangkutan dan penanaman Kembali di sawah,
dibandingkan dengan bibit yang lebih tua.
3. Tanam bibit 1-3 batang per rumpun
Bibit ditanam 1-3 batang per rumpun, lebih dari itu akan
DINAS PERTANIAN DAN
meningkatkan persaingan antar bibit dalam rumpun yang sama. KETAHANAN PANGAN
4. Pengairan secara efektif dan efisien
Pengairan dengan Teknik berselang dan basah kering dapat KABUPATEN BUOL
menghemat pemakaian air hingga 30%. Teknik pengairan
berselang ; air di areal pertanaman diatur pada ondisi tergenang 2020
dan kering secara bergantian dalam periode tertentu. Teknik ini

Anda mungkin juga menyukai