Anda di halaman 1dari 9

20 | Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan

Volume 4, Nomor 2, Desember 2020, Hal. 20-28

ANALISIS VEGETASI DAN POTENSI PEMANFAATAN JENIS GULMA


PASCA PERTANAMAN JAGUNG
VEGETATION ANALYSIS AND POTENTIAL UTILIZATION OF WEEDS
AFTER CORN PLANTING

Anggi Indah Yuliana*1), Mucharommah Sartika Ami *2)


*1)
Program Studi Agroekoteknologi, *2) Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
Jl. Garuda No. 09 Jombang
Email : anggiiyk@unwaha.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui dominansi dan potensi pemanfaatan jenis gulma yang
tumbuh pasca pertanaman jagung. Penelitian di lahan persawahan pasca pertanaman jagung
monokultur Desa Penggaron Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang pada bulan Juli –
September 2020.
Pengambilan sampel berdasarkan metode sampling kuadrat dengan petak contoh yang
disusun secara acak. Pada setiap plot data yang diambil adalah nama, jumlah dan tajuk (luas
penutup) dari masing-masing jenis tumbuhan untuk menentukan kerapatan, dominansi dan
frekuensi. Analisis data meliputi analisis vegetasi untuk mengetahui Summed Dominance Ratio
(SDR) dan analisis keragaman hayati yang dihitung dengan indeks diversitas Shanon – Wienner.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 jenis vegetasi gulma ditemukan pada lahan pasca
pertanaman jagung. Jenis vegetasi yang dominan antara lain Cynodon dactylon (L.) Pers. Dengan
nilai SDR 12,12%, yang diikuti oleh Oxalis corniculata L. dan Portulaca oleracea L. dengan
nilai SDR masing-masing 9,23% dan 7,97%. Sebanyak 13 jenis gulma memiliki potensi untuk
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan ternak dan obat tradisional.
Kata kunci: dominansi, potensi pemanfaatan, gulma, jagung

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the dominance and potential utilization of weeds
that grow after corn planting. Research on land after monoculture corn planting in Penggaron
Village, Mojowarno District, Jombang Regency in July - September 2020.
Sampling was based on the quadratic sampling method with sample plots arranged
randomly. In each plot the data taken is the name, number and canopy (area of cover) of each
plant species to determine density, dominance and frequency. Data analysis included vegetation
analysis to determined Summed Dominance Ratio (SDR) and analysis of biodiversity calculated
by the Shannon - Wienner diversity index.
The results showed that there were 23 types of weed vegetation found in post-maize fields.
The dominant vegetation is Cynodon dactylon (L.) Pers. With an SDR value of 12,12%, followed
by Oxalis corniculata L. and Portulaca oleracea L. who had SDR values of 9,23% and 7,97%,
respectively. A total of 13 types of weeds have the potential to be used as food, animal feed and
traditional medicine.
Keywords : dominance, potential use, weeds, corn
Analisis Vegetasi dan Potensi…(Anggi Indah Yuliana, dkk) | 21

PENDAHULUAN disebut dengan gulma. Gulma adalah


tumbuhan yang salah tempat, tidak
Jagung merupakan salah satu
dikehendaki karena di tempat tumbuh
komoditas pokok sektor pertanian di
tersebut diperuntukkan untuk tanaman
Indonesia. Selain sebagai bahan
budidaya (Moenandir, 2010). Persamaan
konsumsi, komoditas jagung sangat
kebutuhan tumbuh berakibat pada
berperan dalam industri pakan dan
timbulnya persaingan antara gulma dan
pangan nasional yang mana sektor
tanaman budidaya. Kemampuan
industri ini memerlukan pasokan yang
regenerasi juga mendukung gulma untuk
lebih tinggi dibandingkan untuk
tahan tumbuh lebih lama pada kondisi
kebutuhan konsumsi langsung.
lahan yang beragam. Meskipun
Berdasarkan data Ditjen Tanaman
demikian, gulma merupakan bagian
Pangan mengenai sasaran produksi
integral dari suatu ekosistem yang
nasional 2018 sebesar 33,9 juta ton,
memberikan manfaat bagi keseimbangan
kebutuhan jagung untuk industri pakan
lingkungan, antara lain sebagai: (1)
sebesar 32% dari total produksi
bahan amelioran atau bahan organik, (2)
sedangkan untuk kebutuhan pangan
biofilter, (3) biopestisida, (4) tempat
sebesar 14% dari total produksi (Badan
berlindung musuh alami, dan (5) bahan
Ketahanan Pangan Kementerian
baku olahan atau industry (Simatupang,
Pertanian RI, 2018). Dalam upaya
Cahyana dan Maftuah, 2014).
menjaga stabilitas produksi jagung
Keberadaan gulma sering
nasional maka program intensifikasi
dianggap sebagai tanaman pengganggu
lahan pertanian berbasis tanaman jagung
karena adanya persaingan air, unsur hara
gencar dilakukan. Intensifikasi bertujuan
dan tempat tumbuh dengan tanaman
untuk meningkatkan produktivitas
pokok yang diusahakan. Kebanyakan
melalui penerapan teknologi budidaya
hasil publikasi penelitian gulma
seperti pengolahan tanah, cara
berfokus pada struktur dan keragaman
penanaman, pemupukan, pengolahan
jenisnya; pengaruhnya terhadap tanaman
tanah, pengendalian OPT, pengairan
utama, serta responnya terhadap
serta panen dan pasca panen yang tepat
herbisida (Mardiyanti et al., 2013;
(Mastur, 2011).
Zarwazi et al., 2016; Widayat dan
Praktek intensifikasi pertanian di
Yustisianika, 2015). Informasi potensi
Indonesia yang terwujud dalam bentuk
pemanfaatan jenis gulma penting
sistem monokultur dan upaya
diketahui untuk pertimbangan dalam
perlindungan tanaman berbasis kimia-
pemilihan teknik pengendaliannya.
sintetis meskipun berdampak pada
Dengan demikian walaupun gulma
peningkatan produksi komoditas
merupakan tumbuhan pengganggu
tanaman namun juga menjadi salah satu
namun masih memiliki potensi
pengancam biodiversitas. Sistem tanam
kemanfaatan (Suhartono dan Winara,
monokultur dan pengendalian OPT
2018). Penelitian ini bertujuan untuk
secara kimia-sintetis telah menekan
mendapatkan jenis gulma potensial
eksistensi organisme lain termasuk
berdasarkan pada dominansi gulma pada
vegetasi alami yang hidup pada
lahan pasca pertanaman jagung di Desa
agroekosistem tersebut. Vegetasi alami
Penggaron Kecamatan Mojowarno
yang tumbuh liar di lahan pertanian biasa
Kabupaten Jombang. Manfaat penelitian
22 | Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan
Volume 4, Nomor 2, Desember 2020, Hal. 20-28

adalah untuk pemanfaatan gulma dan tumbuhan untuk menentukan kerapatan,


konservasi sumber daya hayati. dominansi dan frekuensi. Vegetasi
gulma yang tumbuh pada setiap petak
METODE PENELITIAN
contoh dipanen dan di masukkan
Penelitian ini dilaksanakan di kedalam kantong plastik kemudian
lahan pertanian pasca pertanaman dicuci, ditiriskan, diidentifikasi untuk
jagung monokultur Desa Penggaron mengetahui spesies gulma.
Kecamatan Mojowarno Kabupaten Analisis data meliputi analisis
Jombang pada bulan Juli – September vegetasi dan analisis keragaman hayati.
2020. Lahan pasca pertanaman jagung Analisis vegetasi dilakukan untuk
dibiarkan /diberakan terlebih dahulu mengetahui Summed Dominance Ratio
selama satu bulan agar vegetasi gulma (SDR) gulma sedangkan untuk
yang ada dapat tumbuh dan berkembang. menentukan tingkat keragaman hayati
Penelitian ini termasuk jenis penelitian (jenis gulma) diukur heterogenitas yang
deskriptif kuantitatif yang dilakukan dihitung dengan indeks diversitas
dengan mengumpulkan data kemudian Shanon – Wienner (Triharso, 2004).
mengidentifikasi dan mendeskripsikan Untuk mengetahui potensi kemanfaatan
keragaman vegetasi gulma. Pengambilan gulma dilakukan analisis etnobotani
sampel berdasarkan metode sampling melalui wawancara terhadap informan
kuadrat dengan petak contoh yang (masyarakat desa) dan studi pustaka.
disusun secara acak. Bahan dan alat yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan adalah kantong plastik untuk
tempat contoh gulma yang diambil, bilah Analisis Vegetasi Gulma
kayu untuk membuat petak kuadrat
Hasil pengamatan yang dilakukan
berukuran 1 m x 1 m, kawat kasa untuk
pada lahan pasca pertanaman jagung
tempat mencuci gulma, sabit serta
menunjukkan ditemukan 17 Famili yang
karung plastik sebagai tempat contoh
terdiri atas 23 jenis vegetasi gulma
vegetasi gulma yang telah diambil, alat
(Tabel 1). Total jumlah individu gulma
tulis dan kamera.
yang ditemukan pada petak contoh
Pengambilan sampel dilakukan
sebanyak 176 gulma. Dominansi gulma
dengan metode kuadrat. Petak ukur
diukur dengan menghitung nilai
pengamatan gulma dibuat persegi
Summed Dominance Ratio (SDR)
ukuran 1 x 1 m diulang lima kali dan
masing-masing spesies. Dominansi
diletakkan secara diagonal pada plot
merupakan kemampuan suatu jenis
lahan. Pada setiap plot data yang diambil
gulma untuk dapat bersaing dengan jenis
adalah nama, jumlah dan tajuk (luas
gulma lainnya dan bertahan hidup dalam
penutup) dari masing-masing jenis
suatu agroekosistem tertentu.

Tabel 1. Hasil analisis vegetasi gulma pasca pertanaman jagung


No Familia Spesies Ʃ SDR (%)
Analisis Vegetasi dan Potensi…(Anggi Indah Yuliana, dkk) | 23

1 Poaceae Cynodon dactylon (L.) Pers. 47 12,12


2 Poaceae Eleusine indica L. Gaertn 4 3,68
3 Poaceae Digitaria violascens Link 5 6,26
4 Boraginaceae Heliotropium indicum L. 2 2,82
5 Piperaceae Peperomia pellucida L. 2 2,60
6 Oxalidaceae Oxalis corniculata L 34 9,23
7 Lamiaceae Moschosma polystachyon (L.) Bt. 5 3,87
8 Rubiaceae Oldenlandia corymbose L. 9 4,41
9 Euphorbiaceae Euphorbia javanica Junh. 3 3,33
10 Euphorbiaceae Phyllanthus urinaria 6 3,36
11 Asteraceae Ageratum conyzoides L. 4 4,19
12 Asteraceae Tridax procumbens L. 1 1,30
13 Compositae Ageratina riparia L. 6 3,21
14 Convolvulaceae Merremia umbellate ( L.) Hallier f. 5 3,95
15 Capparaceae Cleome gynandra L. 10 5,18
16 Cyperaceae Cyperus rotundus L 4 4,92
17 Elatinaceae Bergia capensis L 7 3,96
18 Amaranthaceae Alternanthera sessilis (L.) DC 5 4,84
19 Amaranthaceae Amaranthus viridis L. 2 2,75
20 Amaranthaceae Amaranthus hybridus L. 3 3,11
21 Malvaceae Sida acuta Burm.f 3 2,64
22 Cucurbitaceae Cucumis sativus L. 2 2,53
23 Portulacaceae Portulaca oleracea L. 7 7,97
Total 176
Sumber : Data primer (diolah)

Hasil analisis vegetasi menyebar dengan cepat karena biji yang


menunjukkan Cynodon dactylon (L.) ringan dan mudah terbawa angin. Selain
Pers. menjadi spesies gulma yang itu, sistem perakaran rizome (dalam
mendominasi lahan pasca pertanaman tanah) dan stolon (di atas tanah)
jagung dengan nilai SDR 12,12%, yang menyebabkan kemampuan ekspansinya
diikuti oleh Oxalis corniculata L. dan tinggi dan dapat mencapai kawasan yang
Portulaca oleracea L. dengan nilai SDR jauh. Selain itu biji Cynodon dactylon
masing-masing 9,23% dan 7,97%. (L.) Pers dilaporkan dapat bertahan 50
Cynodon dactylon (L.) Pers yang hari pada kondisi terendam (Caton et al.,
tergolong dalam family poaceae 2011). Secara umum SDR ditentukan
berkembang biak dengan menggunakan oleh 3 faktor, yaitu kerapatan, frekuensi
rimpang, stolon dan biji sehingga spesies dan dominansi. Kerapatan yang tinggi
ini memiliki kemampuan bertahan hidup menunjukkan kemampuannya untuk
yang cukup baik meskipun pada kondisi berkembang biak. Semakin tinggi
lingkungan yang kurang optimal. kemampuan berkembang biak maka
Menurut Arisandi et al. (2015) spesies jenis gulma akan mampu bersaing
familia Poaceae memiliki kemampuan dengan tumbuhan di sekitarnya.
24 | Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan
Volume 4, Nomor 2, Desember 2020, Hal. 20-28

0,50

H' = 2,58
0,40
0,35

0,32

0,30

0,20 0,16
0,15
0,13 0,13
0,12 0,12
0,10 0,10 0,10 0,10
0,09 0,09 0,09
0,10 0,07 0,07 0,07
0,05 0,05 0,05 0,05
0,03

0,00

Gambar 1. Keanekaragaman Spesies Gulma Pasca Pertanaman Jagung

Berdasarkan analisis indeks keanekaragaman fungsional pada lahan


keanekaragaman spesies gulma dapat pertanian (agrobiodiversitas) berperan
diketahui bahwa indeks keanekaragaman penting dalam meningkatkan layanan
gulma pasca pertanaman jagung sebesar ekosistem dan layanan ini dapat
2,58 (Gambar 2). Keanekaragaman ditingkatkan melalui penganekaragaman
mencakup 2 hal pokok yaitu variasi tanaman pada lahan pertanian sebagai
jumlah spesies dan jumlah individu tiap bagian dari sistem intensifikasi yang
spesies pada suatu kawasan. Apabila berkelanjutan.
jumlah spesies dan variasi jumlah
Potensi Pemanfaatan Gulma
individu tiap spesies relatif kecil berarti
Berdasarkan analisis etnobotani
terjadi ketidakseimbangan ekosistem
melalui wawancara terhadap informan
yang disebabkan akibat adanya
(masyarakat desa) dan studi pustaka,
gangguan atau tekanan. Leksono (2007)
beberapa spesies gulma yang ditemukan
menyatakan gangguan yang terjadi di
pada lahan pasca pertanaman jagung di
suatu lahan bisa menyebabkan
Desa Penggaron Kecamatan Mojowarno
ketidaksetimbangan suatu komunitas.
Kabupaten Jombang memiliki potensi
Bila suatu gangguan sering terjadi,
kemanfaatan bagi kehidupan manusia.
berakibat spesies di kawasan tersebut
Dari 23 spesies gulma yang ditemukan
banyak yang punah. Bila gangguan
pada lahan pasca pertanaman jagung,
jarang terjadi maka suatu sistem akan
sebanyak 13 spesies gulma berpotensi
mengarah ke kesetimbangan kompetitif
untuk dimanfaatkan untuk berbagai
dan spesies yang mempunyai
keperluan manusia (Tabel 2). Potensi
kemampuan kompetisi rendah akan
pemanfaatan gulma tersebut antara lain
hilang. Gangguan yang terjadi dalam
sebagai bahan pangan, tumbuhan obat
sebuah agroekosistem berupa
dan pakan ternak.
pengolahan lahan dan penyemprotan
herbisida. Saleh (2018) menambahkan
Analisis Vegetasi dan Potensi…(Anggi Indah Yuliana, dkk) | 25

Tabel 2. Potensi pemanfaaatan gulma


No Nama spesies Manfaat Keterangan (Khasiat/pemanfaatan)
Cynodon dactylon ( L.) Pakan
1. -
Pers. ternak
Daun mengandung squalene yang
berfungsi sebagai antibakteri,
Tumbuhan antioksidan, antitumor, pencegahan
2. Heliotropium indicum L.
obat kanker, kemopreventif, imunostimulan
dan penghambat lipoksigenase
(Ammal dan Bai, 2013)
Sebagai obat asma, reumatik, luka,
Bahan demam, gangguan lambung, infeksi
3. Peperomia pellucida L. pangan dan ginjal, ambeien, nyeri sendi, hipertensi,
obat diare, gigitan ular dan campak
(Raghavendra, 2018).
Tumbuhan Sebagai obat diare
4. Eleusine indica (L.) Gaernt
obat (Badrunasar dan Santoso, 2016)
Senyawa aktif yang terdapat pada
Ageratum conyzoides antara lain
alkaloid, flavonoid, tannin, glikosida,
Tumbuhan
5. Ageratum conyzoides L. dan terpenoid yang bekerja sebagai
obat
antibakteri baik gram positif maupun
gram negatif penyebab luka terbuka
(Atisha dan Mita, 2018)
Umbi Cyperus rotundus dimanfaatkan
sebagai emping. Ekstrak umbi maupun
Bahan minyak esensial dari umbi Cyperus
6. Cyperus rotundus L pangan dan rotundus L terbukti memiliki efek
obat sitotoksik dengan cara menginduksi
apoptosis pada sel leukemia.
(Susianti, 2015)
Bahan
7. Amaranthus viridis L. Daun sebagai sayuran
pangan
Ekstrak daun T. procumbens berpotensi
Tumbuhan
8. Tridax procumbens L. sebagai penurun hipertensi (Salahdeen
obat
et al., 2004)
Bahan
9. Amaranthus hybridus L. Daun sebagai sayuran
pangan
Pakan
10. Sida acuta Burm.f -
ternak
Bahan
11. Cucumis sativus L. Buah sebagai sayuran
pangan
Bahan
12. Portulaca oleracea L. Daun dan batang sebagai sayuran
pangan
Digunakan pada pengobatan demam,
Tumbuhan ayan, batuk, haid lebih, disentri, luka
13. Phyllanthus urinaria
obat bakar, luka koreng, dan jerawat
(Guankui et al., 2018)
26 | Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan
Volume 4, Nomor 2, Desember 2020, Hal. 20-28

Spesies gulma yang dimanfaatkan tradisional ini akan menghemat biaya


sebagai bahan pangan antara lain kehidupan karena pengobatan tradisional
Amaranthus viridis L., Amaranthus selain bahannya dapat diperoleh dengan
hybridus L., Cucumis sativus L. dan mudah di alam, pengobatan ini lebih
Portulaca oleracea L. Gulma ini murah, aman dan tidak memiliki efek
kebanyakan tergolong dalam gulma samping yang besar seperti obat-obatan
modern karena dapat dicerna oleh tubuh
berdaun lebar sehingga daunnya banyak
dan dapat memperbaiki kerusakan organ.
sebagai sumber sayuran, baik Pemanfaatan gulma sebagai pakan
dikonsumsi segar maupun diolah dalam ternak telah lama dipraktekkan oleh
berbagai masakan. Pemanfaatan masyarakat Desa Penggaron. Cynodon
tumbuhan liar sebagai bahan pangan dactylon ( L.) Pers menjadi spesies yang
salah satunya dipengaruhi oleh sikap dan paling sering dimanfaatkan sebagai
pengetahuan masyarakat setempat. sumber pakan ternak ruminansia. Hasil
Sesuai dengan hasil penelitian Sholichah penelitian Ernawati dan Ngawit (2015)
dan Alfidhdhoh (2020) yang menunjukkan persentase bobot Cynodon
menyebutkan masyarakat di Dusun dactylon (L.) Pers. yang termakan oleh
Mendiro Kecamatan Wonosalam ternak cukup tinggi sebesar 92,32%
Kabupaten Jombang telah melakukan dengan kategori tingkat kesukaan amat
sangat disukai. Yuwono et al. (2017)
pemanfaatan tumbuhan liar yang ada di
menambahkan Cynodon dactylon (L.)
alam untuk memenuhi kebutuhannya
Pers. mengandung protein kasar (PK)
dan telah dilakukan secara turun temurun sebesar 10,59% dan serat kasar (SK)
hingga sekarang pemanfaatan tumbuhan sebesar 21,21% yang cukup baik sebagai
liar sebagai bahan pangan berasal dari bahan pakan ternak.
warisan leluhur atau generasi
sebelumnya yang juga telah KESIMPULAN
memanfaatkan tumbuhan liar untuk
makanan sehari-hari sehingga pada Terdapat 23 jenis vegetasi gulma
waktu terjadi krisis pangan yang ditemukan pada lahan pasca pertanaman
menimpa masyarakat Indonesia pada jagung. Jenis vegetasi yang dominan
umumnya, masyarakat di Dusun antara lain Cynodon dactylon (L.) Pers.
Mendiro tidak ambil pusing akan hal itu Dengan nilai SDR 12,12%, yang diikuti
karena bahan pangan tetap melimpah di oleh Oxalis corniculata L. dan Portulaca
dusun ini. oleracea L. dengan nilai SDR masing-
Selain sebagai sumber bahan masing 9,23% dan 7,97%. Sebanyak 13
pangan, beberapa spesies gulma ternyata jenis gulma memiliki potensi untuk
berpotensi sebagai sumber obat herbal dimanfaatkan sebagai sumber pangan,
tradisional. Spesies gulma tersebut pakan ternak dan obat tradisional.
antara lain Peperomia pellucida (L.),
Cyperus rotundus L., Heliotropium
indicum L., Eleusine indica (L.) Gaernt,
Ageratum conyzoides L., serta
Phyllanthus urinaria. Menurut
Lestaridewi et al. (2017) manfaat
penggunaan tanaman obat tersebut DAFTAR PUSTAKA
sangat besar, dengan keadaan ekonomi
masyarakat, adanya penggunaan obat
Analisis Vegetasi dan Potensi…(Anggi Indah Yuliana, dkk) | 27

Ammal, R. Meenatchi and G. Viji Stella Lombok Utara. Buletin


Bai. 2013. GC-MS Determination Peternakan. 39(2): 92-102.
of Bioactive Constituents of Guankui Du, Man Xiao, Siman Yu,
Heliotropium indicum Leaf. Mengyi Wang, Yiqiang Xie and
Journal of Medicinal Plants Shenggang Sang. 2018.
Studies 1(6): 30 – 33. Phyllanthus urinaria: a Potential
Arisandi, Riza, Dharmono dan Muchyar. Phytopharmacological Source of
2015. Keanekaragaman Spesies Natural Medicine. Int J Clin Exp
Familia Poaceae di Kawasan Medicine. 11(7): 6509 – 6520.
Reklamasi Tambang Batubara PT Leksono, S. A. 2007. Ekologi :
Adaro Indonesia Kabupaten Pendekatan Deskriptif dan
Tabalong. Prosiding Seminar Kualitatif. Bayumedia Publishing.
Nasional XII Pendidikan Biologi Malang.
FKIP UNS 2015. P 733 – 739. Lestaridewi, Ni Ketut, Mohammad
Atisha, Salma Alaina dan Soraya Jamhari dan Isnainar. 2017. Kajian
Ratnawulan Mita. 2018. Review : Pemanfaatan Tanaman Sebagai
Herbal Bandotan (Ageratum Obat Tradisional di Desa Tolai
conyzoides L) Sebagai Pengobatan Kecamatan Torue Kabupaten
Luka Terbuka. Farmaka. 16(3): Parigi Moutong. Jurnal Ilmiah
116–121. Pendidikan Biologi. 5(2): 92-108.
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Mardiyanti D. E., K. P. Wicaksono, dan
Pertanian RI. 2018. “Surplus, RI M. Baskara. 2013. Dinamika
Ekspor Jagung”. Buliten Pasokan Keanekaragaman Spesies
dan Harga Pangan Edisi Maret Tumbuhan Pasca Pertanaman
2018. Padi. Jurnal Produksi Tanaman.
http://bkp.pertanian.go.id/storage/ 1(1): 24 – 35.
app/uploads/public/5b0/523/0a8/5 Mastur. 2011. Strategi Peningkatan
b05230a887ad919144521.pdf. Produktivitas dan Perluasan Areal
Diakses tanggal 8 November 2020. Tanaman Jagung di Kalimantan
Badrunasar, Anas dan Harry Budi Timur. Prosiding Seminar
Santoso. 2016. Tumbuhan Liar Nasional. Serealia. Balai
Berkhasiat Obat. Forda Press. Penelitian Tanaman Serealia.
Bogor. Maros. p 31 – 37.
Caton, B.P., M. Mortimer., J. E. Hill dan Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. UB
D. E. Johnson. 2011. Panduan Press. Malang.
Lapang Praktis Untuk Gulma Padi
di Asia. International Rice
Research Institude (IRRI). Manila. Raghavendra H. L. 2018, Ethnobotanical
Uses, Phytochemistry and
Ernawati, Ni Made Laksmi dan I Ketut Pharmacological Activities of
Ngawit. 2015. Eksplorasi dan Peperomia pellucida (L.) Kunth
Identifikasi Gulma, Hijauan Pakan (Piperaceae)-a Review’.
dan Limbah Pertanian yang International Journal of Pharmacy
Dimanfaatkan Ssbagai Pakan and Pharmaceutical
Ternak di Wilayah Lahan Kering Sciences.10(2): p. 1 – 8.
28 | Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan
Volume 4, Nomor 2, Desember 2020, Hal. 20-28

Salahdeen, H. M, Yemitan O.K and Widayat, D. dan R. G. Yustisiyanika.


Alada A.R.A. 2004. Effect of 2015. Pengaruh Dosis Herbisida
Aqueous Leaf Extract of Tridax Glifosat Terhadap Gulma,
procumbens on Blood Pressure Pertumbuhan dan Hasil Tiga
and Heart Rate in Rats. African Kultivar Kedelai (Glycine max (L.)
Journal of Biomedical Research. 7 pada Sistem Tanpa Olah Tanah
(1): 27 – 29. (TOT). Jurnal Kultivasi. 14(2): 23
Saleh, Shahabuddin. 2018. Manajemen – 28.
Agrobiodiversitas untuk Yuwono, P., T. Warsiti dan M.
Mendukung Sistem Pertanian Kasmiatmojo. 2017. Identifikasi
Berkelanjutan. Prosiding Seminar Jenis-Jenis dan Kandungan Nutrisi
Nasional Biodiversity Gulma Di Kecamatan Batur,
Conservation Fakultas Kehutanan Kabupaten Banjarnegara Yang
Universitas Tadulako. Palu. Hal. Potensial Sebagai Bahan Pakan
17 – 23. Ternak Ruminansia. Jurnal
Sholichah, L. dan D. Alfidhdhoh. 2020. pasture. 6(2): 63 – 65.
Etnobotani Tumbuhan Liar Zarwazi, L. M., M. A. Chozin dan D.
sebagai Sumber Pangan di Dusun Guntoro. 2016. Potensi Gangguan
Mendiro, Kecamatan Wonosalam, Gulma pada Tiga Sistem Budidaya
Jombang. Jurnal Ilmu Pertanian Padi Sawah. Jurnal Agronomi
Indonesia. 25 (1): 111-117. Indonesia. 44(2): 147 -153.
Simatupang, R.S., D. Cahyana dan E.
Maftuah. 2014. Gulma Rawa:
Keragaan, Manfaat dan Cara
Pengelolaannya. Biodiversiti
Rawa. Hal. 98 – 123.
Suhartono dan A. Winara. 2018.
Keragaman dan Potensi
Pemanfaatan Jenis Gulma pada
Agroforestri Jati (Tectona grandis
L. f.) dan Jalawure (Tacca
leontopetaloides (L.) Kuntz).
Jurnal Pendidikan Hutan dan
Konservasi Alam. 15(2):65 – 77.

Susianti. 2015. Potensi Umbi Rumput


Teki (Cyperus Rotundus) sebagai
Antikanker. Prosiding Seminar
Presentasi Artikel Ilmiah Dies
Natalis FK Unila ke 13. Bandar
Lampung. 52 – 57.
Triharso. 2004. Dasar-dasar
Perlindungan Tanaman. Gadjah
Mada University Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai