Anda di halaman 1dari 28

Pengertian perusahaan jasa

Perusahaan jasa adalah jenis perusahaan dengan aktivitas penghasil


pendapatan utama berupa penyerahan jasa atau manfaat kepada pelanggan,
nasabah, atau klien. Contoh perusahaan jasa di antaranya adalah kantor jasa
akuntansi (KJA) yang menyelenggarakan jasa pembukuan, kantor akuntan
publik (KAP) yang menyelenggarakan jasa audit, lembaga pendidikan, hotel,
restoran, bank dan institusi penyedia jasa keuangan lain, serta rumah sakit.

Dalam menghasilkan pendapatan, perusahaan jasa sangat mengandalkan


keterampilan dan kompetensi sumber daya manusia, sehingga biaya untuk gaji,
upah, atau honorarium biasanya menjadi pos beban operasi utama.

Contoh jurnal

Ilustrasi siklus akuntansi perusahaan jasa yang diberikan di sini menggunakan


contoh transaksi yang terjadi di KJA Sabrina, kantor jasa akuntansi yang
menyediakan jasa pembukuan, kompilasi laporan keuangan, dan konsultasi
perpajakan kepada pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Transaksi-
transaksi akuntansi dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi aktivitas, yaitu
aktivitas pendanaan, investasi, dan operasi. Baca juga: Contoh jurnal dalam
siklus akuntansi.

Sebagai seorang akuntan, Sabrina berniat menerapkan sistem akuntansi berbasis


akrual meskipun perusahaan yang dimilikinya baru didirikan. Untuk
menerapkan sistem berbasis akrual itu, Sabrina telah menetapkan bagan akun
sebagai berikut:

Sabrina mulai membuka KJA pada tanggal 1 Juli 20X1. Untuk memfasilitasi
pengendalian keuangan bisnis yang dimilikinya itu, Sabrina akan menyiapkan
laporan keuangan setiap bulan.

Contoh jurnal #1: aktivitas pendanaan (investasi oleh pemilik)

Pada tanggal 1 Juli, Sabrina menanamkan kas sejumlah Rp28.000.000 untuk


pendanaan awal KJA Sabrina.

Sabrina menyisihkan tabungan pribadinya untuk pendanaan awal KJA Sabrina


yang baru didirikan. Untuk memastikan bahwa uang pribadi terpisah dari dana
operasional KJA, Sabrina membuka akun tabungan baru atas nama KJA
Sabrina.

Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pendanaan ini adalah sebagai berikut:
Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Kas (aset/aktiva)
didebit (bertambah) Rp28.000.000, akun Modal Pemilik (ekuitas) dikredit
(bertambah) dengan jumlah yang sama.

Contoh jurnal #2: aktivitas investasi (pembelian aset tetap)

Pada tanggal 1 Juli, KJA Sabrina membeli peralatan kantor berupa meja, kursi,
dan lemari arsip. Jumlah biaya perolehan semua peralatan itu secara
keseluruhan adalah Rp20.000.000. KJA Sabrina membayar tunai Rp6.000.000,
sedangkan sisanya kredit.

Peralatan merupakan aset tetap (aktiva tetap) yang memiliki masa manfaat
jangka panjang (lebih dari satu tahun), sehingga transaksi ini termasuk aktivitas
investasi.

Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi investasi ini adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Peralatan Kantor


(aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp20.000.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit
(berkurang) Rp6.000.000, dan akun Utang Usaha (liabilitas/kewajiban) dikredit
(bertambah) Rp14.000.000. Pada akhir periode akuntansi, ayat jurnal
penyesuaian diperlukan untuk mengakui timbulnya beban penyusutan peralatan
kantor.

Contoh jurnal #3: aktivitas operasi (persediaan—alat tulis kantor)

Pada tanggal 3 Juli, KJA Sabrina membeli alat tulis kantor (perlengkapan)
secara kredit yang diperkirakan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kantor
selama dua bulan. Biaya perolehan alat tulis kantor itu adalah Rp1.600.000.

Alat tulis kantor yang diperkirakan akan memenuhi kebutuhan lebih dari satu
periode akuntansi tepat dicatat sebagai aset (aktiva). Karena sebagian alat tulis
kantor yang dibeli bulan ini akan digunakan untuk kebutuhan bulan berikutnya,
dalam akuntansi aset (aktiva) semacam ini dikelompokkan sebagai beban
dibayar di muka atau persediaan.
Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pengadaan alat tulis kantor adalah

sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Alat Tulis Kantor
(aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp1.600.000, akun Utang Usaha
(liabilitas/kewajiban) dikredit (bertambah) Rp1.600.000. Pada akhir periode
akuntansi, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui Alat Tulis
Kantor yang telah terpakai selama bulan Juli sebagai Beban Alat Tulis Kantor.

Contoh jurnal #4: aktivitas operasi (beban dibayar di muka—asuransi)

Pada tanggal 5 Juli, KJA Sabrina membeli polis asuransi untuk jangka waktu
cakupan satu tahun. Biaya perolehan polis asuransi itu adalah Rp3.600.000
terhitung sejak tanggal 1 Juli.

Seperti alat tulis kantor, polis asuransi dalam transaksi ini juga memberikan
manfaat berupa cakupan asuransi untuk jangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi, tepat dicatat sebagai aset (aktiva) beban dibayar di muka.

Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pembelian polis asuransi sebagai aset
(aktiva) adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Asuransi Dibayar di


Muka (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp3.600.000, akun Kas (aset/aktiva)
dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama. Pada akhir periode akuntansi,
ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui manfaat cakupan asuransi
yang telah lewat waktu sebagai Beban Asuransi.

Contoh jurnal #5: aktivitas operasi (pengakuan pendapatan)

Pada tanggal 12 Juli, KJA Sabrina menerbitkan faktur tagihan senilai


Rp7.600.000 kepada klien untuk jasa pembukuan yang telah diselesaikan.

KJA Sabrina sebenarnya belum menerima uang sepeser pun dari klien. Sistem
akuntansi akrual mengharuskan pengakuan pendapatan dilakukan pada saat hak
timbul terkait penyerahan barang/jasa kepada pelanggan, bukan pada saat
penerimaan kas. Dalam contoh transaksi ini, jasa pembukuan telah selesai yang
berarti timbulnya hak tagih kepada klien yang dibuktikan dengan terbitnya
faktur tagihan.

Jurnal akuntansi pengakuan pendapatan terkait penyelesaian jasa pembukuan


adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Piutang Usaha


(aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp7.600.000, akun Pendapatan Honorarium
(pendapatan) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama.

Contoh jurnal #6: aktivitas investasi dan operasi (pembayaran utang


usaha)

Pada tanggal 18 Juli, KJA Sabrina melakukan pembayaran kas kepada


pemasok: Rp2.000.000 terkait pengadaan peralatan kantor dan Rp800.000
terkait alat tulis kantor.

Pembayaran kas terkait pengadaan peralatan kantor termasuk aktivitas investasi,


karena peralatan kantor merupakan aset tetap (aktiva tetap). Pembayaran kas
terkait pengadaan alat tulis kantor merupakan aktivitas operasi, karena alat tulis
kantor merupakan aset lancar (aktiva lancar).

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran kas kepada pemasok adalah

sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Utang Usaha


(liabilitas/kewajiban) didebit (berkurang) Rp2.800.000 (mencakup pembayaran
kas kepada pemasok peralatan kantor Rp2.000.000 dan pembayaran kas kepada
pemasok alat tulis kantor Rp800.000). Akun Kas (aset/aktiva) dikredit
(berkurang) Rp2.800.000 (mencakup pembayaran kas terkait aktivitas investasi
Rp2.000.000 dan pembayaran kas terkait aktivitas operasi Rp800.000).

Contoh jurnal #7: aktivitas operasi (pembayaran dan pengakuan beban


operasi)

Pada tanggal 20 Juli, KJA Sabrina mengeluarkan kas sejumlah Rp3.200.000


untuk pembayaran gaji staf.
Pengeluaran kas untuk pembayaran gaji staf termasuk aktivitas operasi, karena
gaji dan upah karyawan merupakan beban operasi.

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran gaji staf adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Gaji dan Upah
(beban) didebit (bertambah) Rp3.200.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit
(berkurang) dengan jumlah yang sama.

Jika tanggal pembayaran gaji berikutnya tidak sama dengan tanggal laporan
keuangan, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui beban gaji terkait
jasa yang telah diberikan karyawan dari tanggal pembayaran gaji terakhir
sampai dengan tanggal laporan keuangan (beban yang masih harus dibayar).

Contoh jurnal #8: aktivitas operasi (penerimaan kas dari klien)

Pada tanggal 21 Juli, KJA Sabrina menerima pembayaran kas sejumlah


Rp2.800.000 dari klien terkait faktur yang terbit tanggal 12 Juli.

Penerimaan kas dari klien merupakan aktivitas operasi, karena penyelenggaraan


jasa pembukuan/akuntansi kepada klien untuk menerima honorarium menjadi
alasan utama KJA Sabrina beroperasi.

Jurnal akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari klien terkait penerbitan
faktur (Piutang Usaha) adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Kas (aset/aktiva)


didebit (bertambah) Rp2.800.000, akun Piutang Usaha (aset/aktiva) dikredit
(berkurang) dengan jumlah yang sama. Perhatikan, KJA Sabrina tidak
melakukan pengakuan pendapatan karena pendapatan terkait sudah dicatat pada
saat penyelenggaraan jasa selesai tanggal 12 Juli.

Contoh jurnal #9: aktivitas operasi (pengakuan pendapatan)

Pada tanggal 25 Juli, KJA Sabrina menerbitkan faktur tagihan senilai


Rp3.000.000 kepada klien untuk jasa pembukuan yang telah diselesaikan.

Sifat transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 12 Juli (contoh jurnal #5).
Sistem akuntansi berbasis akrual mengharuskan pengakuan pendapatan
dilakukan pada saat hak timbul terkait penyerahan barang/jasa kepada
pelanggan. Dalam contoh transaksi ini, jasa pembukuan telah selesai yang
berarti hak tagih timbul yang dibuktikan dengan terbitnya faktur tagihan.

Jurnal akuntansi pengakuan pendapatan terkait penyelesaian jasa pembukuan


adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Piutang Usaha


(aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp3.000.000, akun Pendapatan Honorarium
(pendapatan) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama.

Contoh jurnal #10: aktivitas operasi (pembayaran dan pengakuan beban


operasi)

Pada tanggal 31 Juli, KJA Sabrina mengeluarkan kas sejumlah Rp800.000


untuk pembayaran biaya transportasi.

Sifat transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 20 Juli (contoh jurnal #7).
Pengeluaran kas untuk pembayaran biaya transportasi termasuk aktivitas
operasi, karena biaya transportasi merupakan beban operasi yang timbul dalam
rangka memperoleh pendapatan honorarium.

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran biaya transportasi adalah sebagai

berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Transportasi


(beban) didebit (bertambah) Rp800.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit
(berkurang) dengan jumlah yang sama.

Contoh jurnal #11: aktivitas pendanaan (penarikan tunai oleh


pemilik/prive/dividen)

Pada tanggal 31 Juli, Sabrina sebagai pemilik menarik tunai kas dari bisnisnya
sejumlah Rp1.200.000 untuk digunakan secara pribadi.
Dari sudut pandang KJA Sabrina sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya,
pembayaran kas kepada pemilik merupakan pemberian imbal hasil atas
investasi yang dilakukan Sabrina sebagai pemilik. Menurut konsep
pemeliharaan modal, pembagian dividen kepada pemilik seharusnya tidak
melebihi laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan.

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran imbal hasil berupa dividen kepada
pemilik adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Dividen (kontra


ekuitas) didebit (bertambah) Rp1.200.000 akun Kas (aset/aktiva) dikredit
(berkurang) dengan jumlah yang sama.

Contoh jurnal umum


Dalam sistem akuntansi manual, ayat-ayat jurnal di atas dicatat dalam buku
jurnal umum sebagai berikut:

Bagian atas buku jurnal umum memuat judul buku, yaitu “JURNAL UMUM”
dan halaman buku jurnal (JU1 berarti jurnal umum halaman 1). Buku jurnal
umum terdiri dari lima kolom: tanggal, nama akun, referensi, debit, dan kredit.
Kolom referensi diisi dengan kode akun ketika ayat jurnal dipindahbukukan (di-
posting) ke akun terkait di buku besar.

[kembali ke daftar isi]

Contoh buku besar

Setelah ayat-ayat jurnal di atas dipindahbukukan (di-posting) ke buku besar,


akun-akun KJA Sabrina akan tampak sebagai berikut:

Perhatikan, angka-angka yang di-posting (dipindahbukukan) ke kolom debit dan


kolom kredit pada akun kas di atas sesuai dengan jumlah debit dan jumlah
kredit ayat jurnal terkait di buku jurnal umum. Kolom referensi diisi dengan
halaman buku jurnal yang menjadi sumber posting (pemindahbukuan). Kaidah
posting (pemindahbukuan) ini juga berlaku untuk semua akun lain.

Khusus untuk transaksi tanggal 18 Juli, posting (pemindahbukuan) dipilah ke


dalam dua aktivitas (investasi dan pendanaan). Pemilahan ini dimaksudkan
untuk memudahkan penyusunan laporan arus kas.

Kolom saldo bertambah dengan adanya posting (pemindahbukuan) ke kolom


debit dan berkurang dengan adanya posting (pemindahbukuan) ke kolom kredit.
Kaidah penjumlahan dan pengurangan itu berlaku untuk semua akun yang
memiliki saldo normal debit, yaitu aset (aktiva), beban, dan dividen.
Untuk akun Utang Usaha (dan akun liabilitas lainnya), kolom saldo bertambah
dengan adanya posting (pemindahbukuan) ke kolom kredit dan berkurang
dengan adanya posting (pemindahbukuan) ke kolom debit. Kaidah penjumlahan
dan pengurangan yang sama berlaku untuk semua akun yang memiliki saldo
normal kredit, yaitu ekuitas dan pendapatan.

Perhatikan, meskipun menurut bagan akun, Dividen termasuk ekuitas, Dividen


memiliki saldo normal debit. Akun dividen atau prive merupakan akun nominal,
digunakan untuk mencatat imbal hasil yang diberikan kepada pemilik atas
investasi yang dilakukannya.
[kembali ke daftar isi]

Contoh neraca saldo

Saldo akhir akun-akun buku besar di atas selanjutnya diringkas dalam neraca
saldo KJA Sabrina sebagai berikut:

Perhatikan, neraca saldo di atas menunjukkan jumlah saldo debit sama dengan
jumlah saldo kredit, yaitu Rp51.400.000.
Contoh jurnal penyesuaian

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel saya mengenai siklus akuntansi, ayat


jurnal penyesuaian dimaksudkan untuk memastikan bahwa siklus akuntansi
menerapkan akuntansi berbasis akrual. Jurnal penyesuaian adalah prosedur
akhir periode dalam siklus akuntansi sebelum penyusunan laporan keuangan.

Contoh jurnal #12: penyesuaian atas pendapatan yang masih harus


diterima

Pada tanggal 31 Juli, staf KJA Sabrina menemukan bahwa jasa pembukuan
senilai Rp2.600.000 telah diselesaikan tetapi faktur atas jasa tersebut belum
diterbitkan.

Akuntansi akrual mengharuskan perusahaan mengakui pendapatan pada saat


hak timbul atas pendapatan, yang pada umumnya bersamaan dengan saat
barang/jasa diserahkan. Jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui
pendapatan jika pada akhir periode terdapat barang yang telah diserahkan atau
jasa yang telah diselesaikan tetapi belum dicatat.

Jurnal penyesuaian untuk mencatat pendapatan yang masih akan diterima


adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Piutang Usaha


(aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp2.600.000, akun Pendapatan Honorarium
(pendapatan) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama.
Dari sudut pandang akuntansi akrual, kelalaian membuat ayat jurnal
penyesuaian terkait pendapatan yang masih akan diterima di atas
mengakibatkan aset dan pendapatan dilaporkan terlalu rendah.

Contoh jurnal #13: penyusutan

Beban penyusutan atas peralatan kantor diperhitungkan Rp400.000 per bulan.

Penyusutan adalah proses alokasi biaya perolehan aset ke periode-periode


perusahaan memperoleh manfaat aset. Penyusutan juga biasa disebut depresiasi.
Penyusutan dalam akuntansi bukan merupakan proses penilaian aset/aktiva.
Penyusutan juga tidak mengharuskan perusahaan mengumpulkan kas untuk
mengganti aset di masa depan. Perhitungan penyusutan akan diberikan dalam
artikel tersendiri.

Penyesuaian peralatan kantor perlu dilakukan oleh KJA Sabrina terkait aset
tetap (aktiva tetap) yang dibeli pada tanggal 1 Juli. Jurnal penyesuaian untuk
mencatat penyusutan adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Penyusutan


(beban) didebit (bertambah) Rp400.000, akun Akumulasi Penyusutan—
Peralatan Kantor (kontra aset/aktiva) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang
sama.

Pengakuan beban penyusutan pada periode-periode perusahaan memperoleh


manfaat aset memenuhi salah satu prinsip dalam akuntansi, yaitu prinsip
mempertemukan beban dengan pendapatan pada periode yang sesuai. Kelalaian
membuat ayat jurnal penyesuaian terkait penyusutan mengakibatkan aset
dilaporkan terlalu tinggi dan beban dilaporkan terlalu rendah.
Contoh jurnal #14: penyesuaian atas beban dibayar di muka—asuransi
dibayar di muka

Satu per dua belas dari polis asuransi yang dibeli pada tanggal 5 Juli telah lewat
waktu.

Akuntansi akrual mengharuskan perusahaan mengakui beban pada saat


terjadinya. Jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui beban terkait
pembayaran di muka yang diharapkan akan memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi.

Pada saat KJA Sabrina membeli polis asuransi dengan biaya perolehan
Rp3.600.000 untuk jangka waktu cakupan 12 bulan (1 tahun) pada tanggal 5
Juli, akun Asuransi Dibayar di Muka (aset/aktiva) didebit (bertambah).

Pada akhir bulan Juli, satu per dua belas dari biaya perolehan polis asuransi itu
(Rp300.000) lewat waktu. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya
perolehan polis asuransi yang telah lewat waktu tersebut adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Asuransi


(beban) didebit (bertambah) Rp300.000, akun Asuransi Dibayar di Muka
(aset/aktiva) dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama.

Dari sudut pandang akuntansi berbasis akrual, kelalaian membuat ayat jurnal
penyesuaian terkait pengakuan beban dibayar di muka mengakibatkan aset
dilaporkan terlalu tinggi dan beban dilaporkan terlalu rendah.

Contoh jurnal #15: penyesuaian atas persediaan—alat tulis kantor


Penghitungan persediaan (stock opname) menunjukkan alat tulis kantor senilai
Rp200.000 masih tersedia untuk digunakan pada periode akuntansi mendatang.

Transaksi penyesuaian ini memiliki sifat yang sama dengan transaksi


sebelumnya, yaitu untuk mengakui beban terkait pembayaran di muka yang
diharapkan akan memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Ayat jurnal penyesuaian berikut terkait dengan transaksi pengadaan alat tulis
kantor pada tanggal 3 Juli. Pada tanggal 3 Juli, semua biaya perolehan alat tulis
kantor didebit ke akun Alat Tulis Kantor, yaitu sejumlah Rp1.600.000. Pada
akhir bulan Juli, alat tulis kantor yang masih tersedia memiliki biaya perolehan
Rp200.000, yang berarti penggunaan selama bulan Juli adalah senilai
Rp1.400.000.

Dalam sistem akuntansi berbasis akrual, biaya perolehan alat tulis kantor yang
digunakan itu diakui sebagai beban, sehingga ayat jurnal penyesuaian untuk
mengakui beban dimaksud adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Beban Alat
Tulis Kantor (beban) didebit (bertambah) Rp1.400.000 untuk mengakui biaya
perolehan alat tulis kantor yang sudah digunakan, akun Alat Tulis Kantor
(aset/aktiva) dikredit (berkurang) Rp1.400.000, sehingga saldo akhir akun
tersebut menjadi Rp200.000 menunjukkan biaya perolehan alat tulis kantor
yang masih tersedia.

Dalam laporan laba-rugi Beban Alat Tulis Kantor itu dikurangkan terhadap
pendapatan untuk periode yang sama dalam perhitungan laba-rugi. Kelalaian
membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban terkait persediaan
mengakibatkan aset dilaporkan terlalu tinggi dan beban dilaporkan terlalu
rendah.

Contoh jurnal #16: penyesuaian atas beban yang masih harus dibayar—
gaji dan upah

Jasa staf terhitung sejak tanggal pembayaran gaji terakhir (20 Juli) hingga akhir
bulan yang belum dibayar setara dengan nilai Rp1.000.000.

Akuntansi akrual mengharuskan jasa karyawan diakui pada periode terjadinya,


meskipun pembayaran atas jasa tersebut (beban gaji dan upah) belum dilakukan.

Ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban yang masih harus dibayar
terkait gaji staf KJA Sabrina adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Gaji dan Upah
(beban) didebit (bertambah) Rp1.000.000 untuk mengakui biaya gaji staf yang
terjadi sejak tanggal pembayaran gaji terakhir, akun Utang Gaji dan Upah
(liabilitas/kewajiban) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama untuk
menunjukkan pembayaran yang akan dilakukan pada periode akuntansi
mendatang.

Dalam laporan keuangan, Utang Gaji dan Upah dilaporkan sebagai liabilitas
lancar (utang lancar) dalam laporan posisi keuangan (neraca). Kelalaian
membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban yang masih harus
dibayar mengakibatkan liabilitas (kewajiban) dilaporkan terlalu rendah dan
beban dilaporkan terlalu rendah.

[kembali ke daftar isi]


Contoh neraca saldo setelah penyesuaian

Setelah semua ayat jurnal penyesuaian di atas dipindahbukukan (di-posting) ke


buku besar, saldo-saldo akhir akun-akun buku besar kembali diringkas dalam
neraca saldo setelah penyesuaian sebagai berikut:

Perhatikan, neraca saldo setelah penyesuaian di atas juga menunjukkan jumlah


saldo debit sama dengan jumlah saldo kredit, yaitu Rp55.400.000. Sebagaimana
dijelaskan dalam artikel saya mengenai siklus akuntansi, saldo-saldo yang
diringkas dalam neraca saldo setelah penyesuaian menjadi sumber data utama
dalam penyusunan laporan keuangan.

[kembali ke daftar isi]

Contoh laporan keuangan perusahaan jasa

Exposure draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan


Menengah (SAK EMKM) yang menurut rencana berlaku sejak tanggal 1
Januari 2018 menyatakan bahwa laporan keuangan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) sekurang-kurangnya terdiri dari:

 Laporan posisi keuangan (dikenal juga dengan istilah neraca)


 Laporan laba-rugi
 Catatan atas laporan keuangan, yang berisi informasi tambahan dan
rincian akun-akun tertentu yang relevan.

Laporan laba-rugi

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel saya mengenai siklus akuntansi, laporan


keuangan pertama yang siap disusun dari neraca saldo setelah penyesuaian
adalah laporan laba-rugi. Laporan laba-rugi menyajikan semua saldo akun
pendapatan dan beban. Dalam format yang paling sederhana, pos-pos
pendapatan disajikan pada bagian atas, diikuti pos-pos beban. Laba atau rugi
bersih adalah selisih antara jumlah pos pendapatan dengan beban.

Dari contoh neraca saldo setelah penyesuaian KJA Sabrina, akun-akun


pendapatan dan beban dimaksud mencakup: Pendapatan Honorarium, Beban
Transportasi, Beban Alat Tulis Kantor, Beban Penyusutan, Beban Asuransi, dan
Beban Gaji dan Upah.

Contoh aporan laba-rugi perusahaan jasa KJA Sabrina adalah sebagai berikut:

Dari laporan laba-rugi di atas, kita mengetahui pendapatan KJA Sabrina selama
bulan Juli (Rp13.200.000) lebih besar daripada beban-beban yang terjadi
(Rp7.100.000), sehingga KJA Sabrina melaporkan laba bersih sebesar
Rp6.100.000.
Untuk diingat, laporan laba-rugi di atas disusun berdasarkan akuntansi dasar
akrual. Pendapatan yang dilaporkan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak,
yang bisa mencakup pendapatan diterima di muka atau pendapatan yang masih
akan diterima yang sudah menjadi hak KJA Sabrina.

Beban yang dilaporkan juga adalah beban yang terjadi selama bulan Juli,
mencakup beban dibayar di muka dan beban yang masih harus dibayar yang
dianggap atau diperhitungkan telah terjadi selama bulan Juli.

Perhatikan bahwa laporan laba-rugi terkait dengan periode tertentu, yang dalam
kasus Sabrina adalah untuk periode satu bulan yang berakhir tanggal 31 Juli
20X1.

Laporan perubahan modal

Dengan diketahuinya laba bersih untuk bulan Juli, sekarang kita sudah siap
menyusun laporan perubahan ekuitas (dikenal juga dengan istilah laporan
perubahan modal untuk perusahaan perseorangan). Laporan perubahan ekuitas
merekonsiliasi perubahan modal pemilik selama satu periode yang dipengaruhi
oleh tiga faktor:

1. Investasi pemilik, yang berdampak menambah ekuitas


2. Dividen, yang berdampak mengurangi ekuitas
3. Laba (rugi) bersih, yang berdampak menambah (mengurangi) ekuitas.

Contoh laporan perubahan ekuitas KJA Sabrina adalah sebagai berikut:


Modal pemilik awal periode adalah modal pemilik yang dibawa dari akhir
periode sebelumnya. Dalam contoh KJA Sabrina, modal pemilik awal periode
adalah nol karena KJA Sabrina baru beroperasi pada bulan Juli.

Jumlah rupiah untuk investasi pemilik diambil dari saldo akhir akun Modal
Pemilik menurut neraca saldo sebelum penyesuaian, laba bersih diambil dari
laporan laba-rugi, dan dividen diambil dari saldo akhir akun Dividen menurut
neraca saldo sebelum penyesuaian.

Dari laporan perubahan modal di atas, kita mengetahui bahwa ekuitas (aset
bersih) KJA Sabrina bertambah sebesar Rp32.900.000 selama bulan Juli.

Perhatikan juga bahwa laporan perubahan ekuitas terkait dengan periode


tertentu, yang dalam kasus Sabrina adalah untuk periode satu bulan yang
berakhir tanggal 31 Juli 20X1.

Neraca

Istilah yang saat ini sedang dipromosikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
untuk neraca adalah laporan posisi keuangan. Artikel ini menggunakan kedua
istilah tersebut secara bergantian. Neraca berisi informasi mengenai pos-pos
aset (aktiva), liabilitas (kewajiban), dan ekuitas (modal) perusahaan pada
tanggal tertentu.
Contoh neraca perusahaan jasa KJA Sabrina disajikan sebagai berikut:

Hal penting pertama yang perlu diperhatikan dari laporan posisi keuangan di
atas, modal pemilik yang dilaporkan adalah saldo akhir menurut laporan
perubahan ekuitas, yaitu setelah memperhitungkan laba-rugi dan dividen selama
periode, bukan saldo yang ada dalam neraca saldo setelah penyesuaian. Saldo
modal pemilik dalam neraca saldo setelah penyesuaian sebenarnya baru
mencakup saldo awal ditambah investasi pemilik. Saldo modal pemilik akan
mencerminkan saldo akhir setelah tahap jurnal penutup siklus akuntansi tuntas
dilaksanakan.

Neraca di atas juga menunjukkan kesesuaian dengan kaidah dasar persamaan


akuntansi, yaitu total aset (Rp46.700.000) sama dengan total liabilitas dan
ekuitas pemilik. Kesesuaian ini diakibatkan oleh dianutnya sistem pembukuan
berpasangan dalam sistem akuntansi berbasis akrual, yang mengharuskan
pencatatan transaksi dilakukan sekurang-kurangnya atas dua akun, dengan
jumlah debit harus sama dengan jumlah kredit.
Neraca di atas disebut juga neraca terklasifikasi atau laporan posisi keuangan
terklasifikasi. Sesuai standar akuntansi yang berlaku, aset dikelompokkan
menurut aset lancar dan aset non-lancar. Demikian juga liabilitas
dikelompokkan menjadi liabilitas lancar dan liabilitas jangka panjang.

Meskipun demikian, perlu ditegaskan di sini bahwa aset tetap sebagaimana


ditunjukkan dalam contoh neraca di atas bukanlah lawan dari aset lancar. Aset
tetap dalam akuntansi merupakan kategori aset tersendiri dengan perlakuan
akuntansi yang berbeda dengan kategori aset lainnya.

Pemetaan yang benar adalah, aset terdiri dari dua kategori utama, aset lancar
dan aset non-lancar. Aset tetap merupakan salah satu kategori aset non-lancar.
Aset non-lancar juga mencakup kategori-kategori aset lain, yang di antaranya
adalah aset tak berwujud, aset keuangan (investasi jangka panjang dalam efek
ekuitas dan efek utang), serta investasi dalam properti.

Sejauh ini kita telah mempelajari penyusunan dua laporan keuangan utama
sesuai ketentuan dalam exposure draft SAK EMKM, yaitu laporan posisi
keuangan (neraca) dan laporan laba-rugi. Meskipun demikian, sebagaimana
disinggung di atas, laporan keuangan lengkap juga mencakup catatan atas
laporan keuangan yang di antaranya memuat:

 Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar


akuntansi tertentu (misalnya SAK EMKM)
 Ikhtisar kebijakan akuntansi yang digunakan
 Informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi
penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk
memahami laporan keuangan.

Pembahasan mengenai catatan atas laporan keuangan akan diberikan dalam


artikel terpisah.

Laporan arus kas

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)


dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diadaptasi dari IFRS
mengharuskan perusahaan menyusun laporan arus kas. Laporan arus kas adalah
laporan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan
pengeluaran kas dengan merekonsiliasi perubahan saldo kas selama periode.

Laporan arus kas mengelompokkan aktivitas arus kas ke dalam tiga kategori,
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil pendapatan utama perusahaan. Aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aset-aset jangka panjang yang
dilakukan perusahaan. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi ekuitas dan
pinjaman perusahaan.

Analisis transaksi dalam artikel ini sudah sejak awal memilah aktivitas menurut
tiga kategori utama, selain dimaksudkan untuk memahami sifat aktivitas bisnis
yang dilakukan oleh semua jenis perusahaan, juga untuk memudahkan dalam
mempelajari penyusunan laporan arus kas.

Sebagai titik awal, mari kita lihat kembali akun Kas KJA Sabrina.
Dengan dipilahnya aktivitas arus kas menjadi tiga kategori, kita sudah bisa
menyusun laporan arus kas KJA Sabrina sebagai berikut:

Perhatikan, meskipun Sabrina melaporkan laba bersih untuk bulan Juli, arus kas
dari aktivitas operasi bertanda negatif. Arus masuk kas lebih kecil daripada arus
keluar kas, yang berarti aktivitas operasi mengalami defisit kas. Pembayaran kas
dari klien (Rp2.800.000) berasal dari transaksi tanggal 18 Juli, yaitu ketika KJA
Sabrina menerima pembayaran faktur dari klien. Jumlah tersebut berbeda
dengan pendapatan akrual yang diakui KJA Sabrina, yaitu Rp13.200.000. Arus
keluar kas aktivitas operasi juga terkait dengan beban-beban yang telah dibayar
tunai. Beban non-tunai, seperti penyusutan dan beban gaji yang masih harus
dibayar, tidak ikut disertakan dalam penghitungan arus kas bersih aktivitas
operasi. Di sisi lain, beban asuransi dibayar di muka diperhitungkan seluruhnya.

Arus kas aktivitas investasi mencakup pembayaran (arus keluar kas) yang telah
dilakukan terkait pengadaan peralatan kantor, yaitu sejumlah Rp8.000.000, yang
terdiri dari pembayaran pada tanggal 1 Juli (Rp6.000.000) dan pembayaran pada
tanggal 18 Juli (Rp2.000.000).

Arus kas aktivitas pendanaan mencakup arus masuk kas dari pemilik pada
tanggal 1 Juli (Rp28.000.000) dan arus keluar kas untuk pembayaran dividen
kepada pemilik pada tanggal 31 Juli (Rp1.200.000).
Perhatikan, tanda negatif berarti arus keluar kas, dinotasikan dengan tanda
kurung () sesuai konvensi dalam akuntansi.

Pembahasan lebih lanjut mengenai laporan arus kas diberikan dalam artikel
tersendiri.

[kembali ke daftar isi]

Contoh jurnal penutup

Jurnal penutup adalah ayat-ayat jurnal terakhir yang dibuat dalam satu siklus
akuntansi. Fungsi jurnal penutup adalah menjadikan saldo-saldo akun nominal
(pendapatan, beban, dan dividen/prive) menjadi nol. Pada periode berikutnya,
akun-akun nominal dibuka kembali dengan saldo awal nol.

Langkah pertama pembuatan jurnal penutup adalah mendebit akun pendapatan


sebesar saldo akhir akun tersebut dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi dengan
jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk
tahap pertama ini adalah sebagai berikut:

Karena Pendapatan Honorarium memiliki saldo normal kredit, debit sejumlah


saldo akhir akan menjadikan akun itu bersaldo nol. Ayat jurnal penutup di atas
juga mengakibatkan sisi kredit akun Ikhtisar Laba-Rugi menampung saldo
Pendapatan Honorarium (Rp13.200.000).

Langkah kedua pembuatan jurnal penutup adalah mengkredit semua akun beban
sebesar saldo akhir akun-akun tersebut dan mendebit akun ikhtisar laba-rugi
dengan jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina
untuk tahap kedua adalah sebagai berikut:

Karena beban memiliki saldo normal debit, kredit sejumlah saldo akhir akan
menjadikan akun-akun itu bersaldo nol. Ayat jurnal penutup di atas juga akan
mengakibatkan sisi debit akun Ikhtisar Laba-Rugi menampung total beban
(Rp7.100.000). Saldo akhir Ikhtisar Laba-Rugi setelah dua ayat jurnal itu di-
posting ke buku besar sama dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba-
rugi, yaitu saldo kredit Rp6.100.000 (Rp13.200.000 – Rp7.100.000).

Langkah ketiga pembuatan jurnal penutup adalah mendebit akun Ikhtisar Laba-
Rugi sebesar jumlah laba bersih dan mengkredit akun Modal Pemilik dengan
jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk
tahap ketiga ini adalah sebagai berikut:

Ayat jurnal penutup di atas mengakibatkan akun Ikhtisar Laba-Rugi memiliki


saldo nol, dan jumlah laba bersih dipindahkan/ditambahkan ke akun Modal
Pemilik (yang memiliki saldo normal kredit).

Langkah terakhir pembuatan jurnal penutup adalah mengkredit akun dividen


sebesar saldo akhir akun tersebut dan mendebit akun Modal Pemilik dengan
jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk
tahap terakhir ini adalah sebagai berikut:

Ayat jurnal penutup di atas mengakibatkan akun Dividen bersaldo nol dan
jumlahnya dipindahkan/dikurangkan ke akun Modal Pemilik.

Setelah semua tahap pembuatan jurnal penutup di atas dilaksanakan, semua


akun nominal (pendapatan, beban, dan dividen) bersaldo nol dan Modal Pemilik
(akun real) mencerminkan saldo akhir yang akan dibawa ke periode akuntansi
selanjutnya.

Contoh neraca saldo setelah penutupan

Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang dibuat setelah semua
jurnal penutup di-posting (dipindahkan) ke buku besar. Karena semua akun
nominal telah ditutup, neraca saldo setelah penutupan hanya mencakup akun-
akun real.
Contoh neraca saldo setelah penutupan perusahaan jasa KJA Sabrina adalah
sebagai berikut:

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel saya mengenai siklus akuntansi, tahap


pembuatan neraca saldo setelah penutupan bersifat opsional, bisa diabaikan
tanpa mengakibatkan kesalahan dalam proses akuntansi. Dalam sistem
akuntansi manual, neraca saldo setelah penutupan hanya dimaksudkan untuk
mengecek kesamaan jumlah debit dan jumlah kredit setelah semua akun
nominal bersaldo nol.

Tahap terakhir yang juga bersifat opsional adalah jurnal pembalik. Pembahasan
mengenai jurnal pembalik diberikan dalam artikel terpisah.

Kesimpulan

Artikel ini memberikan contoh transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo, dan
laporan keuangan perusahaan jasa yang membentuk siklus akuntansi perusahaan
jasa. Sejak awal, kita telah membuat pemetaan transaksi menjadi tiga kategori,
yaitu transaksi terkait aktivitas pendanaan, investasi, dan operasi. Ketiga
aktivitas tersebut dilaksanakan oleh semua perusahaan terlepas bisnis yang
dijalankannya. Pengelompokan ini juga terbukti berguna ketika kita menyusun
laporan arus kas.

Anda mungkin juga menyukai