Contoh jurnal
Sabrina mulai membuka KJA pada tanggal 1 Juli 20X1. Untuk memfasilitasi
pengendalian keuangan bisnis yang dimilikinya itu, Sabrina akan menyiapkan
laporan keuangan setiap bulan.
Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pendanaan ini adalah sebagai berikut:
Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Kas (aset/aktiva)
didebit (bertambah) Rp28.000.000, akun Modal Pemilik (ekuitas) dikredit
(bertambah) dengan jumlah yang sama.
Pada tanggal 1 Juli, KJA Sabrina membeli peralatan kantor berupa meja, kursi,
dan lemari arsip. Jumlah biaya perolehan semua peralatan itu secara
keseluruhan adalah Rp20.000.000. KJA Sabrina membayar tunai Rp6.000.000,
sedangkan sisanya kredit.
Peralatan merupakan aset tetap (aktiva tetap) yang memiliki masa manfaat
jangka panjang (lebih dari satu tahun), sehingga transaksi ini termasuk aktivitas
investasi.
Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi investasi ini adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 3 Juli, KJA Sabrina membeli alat tulis kantor (perlengkapan)
secara kredit yang diperkirakan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kantor
selama dua bulan. Biaya perolehan alat tulis kantor itu adalah Rp1.600.000.
Alat tulis kantor yang diperkirakan akan memenuhi kebutuhan lebih dari satu
periode akuntansi tepat dicatat sebagai aset (aktiva). Karena sebagian alat tulis
kantor yang dibeli bulan ini akan digunakan untuk kebutuhan bulan berikutnya,
dalam akuntansi aset (aktiva) semacam ini dikelompokkan sebagai beban
dibayar di muka atau persediaan.
Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pengadaan alat tulis kantor adalah
sebagai berikut:
Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Alat Tulis Kantor
(aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp1.600.000, akun Utang Usaha
(liabilitas/kewajiban) dikredit (bertambah) Rp1.600.000. Pada akhir periode
akuntansi, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui Alat Tulis
Kantor yang telah terpakai selama bulan Juli sebagai Beban Alat Tulis Kantor.
Pada tanggal 5 Juli, KJA Sabrina membeli polis asuransi untuk jangka waktu
cakupan satu tahun. Biaya perolehan polis asuransi itu adalah Rp3.600.000
terhitung sejak tanggal 1 Juli.
Seperti alat tulis kantor, polis asuransi dalam transaksi ini juga memberikan
manfaat berupa cakupan asuransi untuk jangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi, tepat dicatat sebagai aset (aktiva) beban dibayar di muka.
Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pembelian polis asuransi sebagai aset
(aktiva) adalah sebagai berikut:
KJA Sabrina sebenarnya belum menerima uang sepeser pun dari klien. Sistem
akuntansi akrual mengharuskan pengakuan pendapatan dilakukan pada saat hak
timbul terkait penyerahan barang/jasa kepada pelanggan, bukan pada saat
penerimaan kas. Dalam contoh transaksi ini, jasa pembukuan telah selesai yang
berarti timbulnya hak tagih kepada klien yang dibuktikan dengan terbitnya
faktur tagihan.
sebagai berikut:
Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran gaji staf adalah sebagai berikut:
Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Gaji dan Upah
(beban) didebit (bertambah) Rp3.200.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit
(berkurang) dengan jumlah yang sama.
Jika tanggal pembayaran gaji berikutnya tidak sama dengan tanggal laporan
keuangan, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui beban gaji terkait
jasa yang telah diberikan karyawan dari tanggal pembayaran gaji terakhir
sampai dengan tanggal laporan keuangan (beban yang masih harus dibayar).
Jurnal akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari klien terkait penerbitan
faktur (Piutang Usaha) adalah sebagai berikut:
Sifat transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 12 Juli (contoh jurnal #5).
Sistem akuntansi berbasis akrual mengharuskan pengakuan pendapatan
dilakukan pada saat hak timbul terkait penyerahan barang/jasa kepada
pelanggan. Dalam contoh transaksi ini, jasa pembukuan telah selesai yang
berarti hak tagih timbul yang dibuktikan dengan terbitnya faktur tagihan.
Sifat transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 20 Juli (contoh jurnal #7).
Pengeluaran kas untuk pembayaran biaya transportasi termasuk aktivitas
operasi, karena biaya transportasi merupakan beban operasi yang timbul dalam
rangka memperoleh pendapatan honorarium.
berikut:
Pada tanggal 31 Juli, Sabrina sebagai pemilik menarik tunai kas dari bisnisnya
sejumlah Rp1.200.000 untuk digunakan secara pribadi.
Dari sudut pandang KJA Sabrina sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya,
pembayaran kas kepada pemilik merupakan pemberian imbal hasil atas
investasi yang dilakukan Sabrina sebagai pemilik. Menurut konsep
pemeliharaan modal, pembagian dividen kepada pemilik seharusnya tidak
melebihi laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan.
Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran imbal hasil berupa dividen kepada
pemilik adalah sebagai berikut:
Bagian atas buku jurnal umum memuat judul buku, yaitu “JURNAL UMUM”
dan halaman buku jurnal (JU1 berarti jurnal umum halaman 1). Buku jurnal
umum terdiri dari lima kolom: tanggal, nama akun, referensi, debit, dan kredit.
Kolom referensi diisi dengan kode akun ketika ayat jurnal dipindahbukukan (di-
posting) ke akun terkait di buku besar.
Saldo akhir akun-akun buku besar di atas selanjutnya diringkas dalam neraca
saldo KJA Sabrina sebagai berikut:
Perhatikan, neraca saldo di atas menunjukkan jumlah saldo debit sama dengan
jumlah saldo kredit, yaitu Rp51.400.000.
Contoh jurnal penyesuaian
Pada tanggal 31 Juli, staf KJA Sabrina menemukan bahwa jasa pembukuan
senilai Rp2.600.000 telah diselesaikan tetapi faktur atas jasa tersebut belum
diterbitkan.
Penyesuaian peralatan kantor perlu dilakukan oleh KJA Sabrina terkait aset
tetap (aktiva tetap) yang dibeli pada tanggal 1 Juli. Jurnal penyesuaian untuk
mencatat penyusutan adalah sebagai berikut:
Satu per dua belas dari polis asuransi yang dibeli pada tanggal 5 Juli telah lewat
waktu.
Pada saat KJA Sabrina membeli polis asuransi dengan biaya perolehan
Rp3.600.000 untuk jangka waktu cakupan 12 bulan (1 tahun) pada tanggal 5
Juli, akun Asuransi Dibayar di Muka (aset/aktiva) didebit (bertambah).
Pada akhir bulan Juli, satu per dua belas dari biaya perolehan polis asuransi itu
(Rp300.000) lewat waktu. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya
perolehan polis asuransi yang telah lewat waktu tersebut adalah sebagai berikut:
Dari sudut pandang akuntansi berbasis akrual, kelalaian membuat ayat jurnal
penyesuaian terkait pengakuan beban dibayar di muka mengakibatkan aset
dilaporkan terlalu tinggi dan beban dilaporkan terlalu rendah.
Ayat jurnal penyesuaian berikut terkait dengan transaksi pengadaan alat tulis
kantor pada tanggal 3 Juli. Pada tanggal 3 Juli, semua biaya perolehan alat tulis
kantor didebit ke akun Alat Tulis Kantor, yaitu sejumlah Rp1.600.000. Pada
akhir bulan Juli, alat tulis kantor yang masih tersedia memiliki biaya perolehan
Rp200.000, yang berarti penggunaan selama bulan Juli adalah senilai
Rp1.400.000.
Dalam sistem akuntansi berbasis akrual, biaya perolehan alat tulis kantor yang
digunakan itu diakui sebagai beban, sehingga ayat jurnal penyesuaian untuk
mengakui beban dimaksud adalah sebagai berikut:
Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Beban Alat
Tulis Kantor (beban) didebit (bertambah) Rp1.400.000 untuk mengakui biaya
perolehan alat tulis kantor yang sudah digunakan, akun Alat Tulis Kantor
(aset/aktiva) dikredit (berkurang) Rp1.400.000, sehingga saldo akhir akun
tersebut menjadi Rp200.000 menunjukkan biaya perolehan alat tulis kantor
yang masih tersedia.
Dalam laporan laba-rugi Beban Alat Tulis Kantor itu dikurangkan terhadap
pendapatan untuk periode yang sama dalam perhitungan laba-rugi. Kelalaian
membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban terkait persediaan
mengakibatkan aset dilaporkan terlalu tinggi dan beban dilaporkan terlalu
rendah.
Contoh jurnal #16: penyesuaian atas beban yang masih harus dibayar—
gaji dan upah
Jasa staf terhitung sejak tanggal pembayaran gaji terakhir (20 Juli) hingga akhir
bulan yang belum dibayar setara dengan nilai Rp1.000.000.
Ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban yang masih harus dibayar
terkait gaji staf KJA Sabrina adalah sebagai berikut:
Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Gaji dan Upah
(beban) didebit (bertambah) Rp1.000.000 untuk mengakui biaya gaji staf yang
terjadi sejak tanggal pembayaran gaji terakhir, akun Utang Gaji dan Upah
(liabilitas/kewajiban) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama untuk
menunjukkan pembayaran yang akan dilakukan pada periode akuntansi
mendatang.
Dalam laporan keuangan, Utang Gaji dan Upah dilaporkan sebagai liabilitas
lancar (utang lancar) dalam laporan posisi keuangan (neraca). Kelalaian
membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui beban yang masih harus
dibayar mengakibatkan liabilitas (kewajiban) dilaporkan terlalu rendah dan
beban dilaporkan terlalu rendah.
Laporan laba-rugi
Contoh aporan laba-rugi perusahaan jasa KJA Sabrina adalah sebagai berikut:
Dari laporan laba-rugi di atas, kita mengetahui pendapatan KJA Sabrina selama
bulan Juli (Rp13.200.000) lebih besar daripada beban-beban yang terjadi
(Rp7.100.000), sehingga KJA Sabrina melaporkan laba bersih sebesar
Rp6.100.000.
Untuk diingat, laporan laba-rugi di atas disusun berdasarkan akuntansi dasar
akrual. Pendapatan yang dilaporkan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak,
yang bisa mencakup pendapatan diterima di muka atau pendapatan yang masih
akan diterima yang sudah menjadi hak KJA Sabrina.
Beban yang dilaporkan juga adalah beban yang terjadi selama bulan Juli,
mencakup beban dibayar di muka dan beban yang masih harus dibayar yang
dianggap atau diperhitungkan telah terjadi selama bulan Juli.
Perhatikan bahwa laporan laba-rugi terkait dengan periode tertentu, yang dalam
kasus Sabrina adalah untuk periode satu bulan yang berakhir tanggal 31 Juli
20X1.
Dengan diketahuinya laba bersih untuk bulan Juli, sekarang kita sudah siap
menyusun laporan perubahan ekuitas (dikenal juga dengan istilah laporan
perubahan modal untuk perusahaan perseorangan). Laporan perubahan ekuitas
merekonsiliasi perubahan modal pemilik selama satu periode yang dipengaruhi
oleh tiga faktor:
Jumlah rupiah untuk investasi pemilik diambil dari saldo akhir akun Modal
Pemilik menurut neraca saldo sebelum penyesuaian, laba bersih diambil dari
laporan laba-rugi, dan dividen diambil dari saldo akhir akun Dividen menurut
neraca saldo sebelum penyesuaian.
Dari laporan perubahan modal di atas, kita mengetahui bahwa ekuitas (aset
bersih) KJA Sabrina bertambah sebesar Rp32.900.000 selama bulan Juli.
Neraca
Istilah yang saat ini sedang dipromosikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
untuk neraca adalah laporan posisi keuangan. Artikel ini menggunakan kedua
istilah tersebut secara bergantian. Neraca berisi informasi mengenai pos-pos
aset (aktiva), liabilitas (kewajiban), dan ekuitas (modal) perusahaan pada
tanggal tertentu.
Contoh neraca perusahaan jasa KJA Sabrina disajikan sebagai berikut:
Hal penting pertama yang perlu diperhatikan dari laporan posisi keuangan di
atas, modal pemilik yang dilaporkan adalah saldo akhir menurut laporan
perubahan ekuitas, yaitu setelah memperhitungkan laba-rugi dan dividen selama
periode, bukan saldo yang ada dalam neraca saldo setelah penyesuaian. Saldo
modal pemilik dalam neraca saldo setelah penyesuaian sebenarnya baru
mencakup saldo awal ditambah investasi pemilik. Saldo modal pemilik akan
mencerminkan saldo akhir setelah tahap jurnal penutup siklus akuntansi tuntas
dilaksanakan.
Pemetaan yang benar adalah, aset terdiri dari dua kategori utama, aset lancar
dan aset non-lancar. Aset tetap merupakan salah satu kategori aset non-lancar.
Aset non-lancar juga mencakup kategori-kategori aset lain, yang di antaranya
adalah aset tak berwujud, aset keuangan (investasi jangka panjang dalam efek
ekuitas dan efek utang), serta investasi dalam properti.
Sejauh ini kita telah mempelajari penyusunan dua laporan keuangan utama
sesuai ketentuan dalam exposure draft SAK EMKM, yaitu laporan posisi
keuangan (neraca) dan laporan laba-rugi. Meskipun demikian, sebagaimana
disinggung di atas, laporan keuangan lengkap juga mencakup catatan atas
laporan keuangan yang di antaranya memuat:
Laporan arus kas mengelompokkan aktivitas arus kas ke dalam tiga kategori,
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil pendapatan utama perusahaan. Aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aset-aset jangka panjang yang
dilakukan perusahaan. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi ekuitas dan
pinjaman perusahaan.
Analisis transaksi dalam artikel ini sudah sejak awal memilah aktivitas menurut
tiga kategori utama, selain dimaksudkan untuk memahami sifat aktivitas bisnis
yang dilakukan oleh semua jenis perusahaan, juga untuk memudahkan dalam
mempelajari penyusunan laporan arus kas.
Sebagai titik awal, mari kita lihat kembali akun Kas KJA Sabrina.
Dengan dipilahnya aktivitas arus kas menjadi tiga kategori, kita sudah bisa
menyusun laporan arus kas KJA Sabrina sebagai berikut:
Perhatikan, meskipun Sabrina melaporkan laba bersih untuk bulan Juli, arus kas
dari aktivitas operasi bertanda negatif. Arus masuk kas lebih kecil daripada arus
keluar kas, yang berarti aktivitas operasi mengalami defisit kas. Pembayaran kas
dari klien (Rp2.800.000) berasal dari transaksi tanggal 18 Juli, yaitu ketika KJA
Sabrina menerima pembayaran faktur dari klien. Jumlah tersebut berbeda
dengan pendapatan akrual yang diakui KJA Sabrina, yaitu Rp13.200.000. Arus
keluar kas aktivitas operasi juga terkait dengan beban-beban yang telah dibayar
tunai. Beban non-tunai, seperti penyusutan dan beban gaji yang masih harus
dibayar, tidak ikut disertakan dalam penghitungan arus kas bersih aktivitas
operasi. Di sisi lain, beban asuransi dibayar di muka diperhitungkan seluruhnya.
Arus kas aktivitas investasi mencakup pembayaran (arus keluar kas) yang telah
dilakukan terkait pengadaan peralatan kantor, yaitu sejumlah Rp8.000.000, yang
terdiri dari pembayaran pada tanggal 1 Juli (Rp6.000.000) dan pembayaran pada
tanggal 18 Juli (Rp2.000.000).
Arus kas aktivitas pendanaan mencakup arus masuk kas dari pemilik pada
tanggal 1 Juli (Rp28.000.000) dan arus keluar kas untuk pembayaran dividen
kepada pemilik pada tanggal 31 Juli (Rp1.200.000).
Perhatikan, tanda negatif berarti arus keluar kas, dinotasikan dengan tanda
kurung () sesuai konvensi dalam akuntansi.
Pembahasan lebih lanjut mengenai laporan arus kas diberikan dalam artikel
tersendiri.
Jurnal penutup adalah ayat-ayat jurnal terakhir yang dibuat dalam satu siklus
akuntansi. Fungsi jurnal penutup adalah menjadikan saldo-saldo akun nominal
(pendapatan, beban, dan dividen/prive) menjadi nol. Pada periode berikutnya,
akun-akun nominal dibuka kembali dengan saldo awal nol.
Langkah kedua pembuatan jurnal penutup adalah mengkredit semua akun beban
sebesar saldo akhir akun-akun tersebut dan mendebit akun ikhtisar laba-rugi
dengan jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina
untuk tahap kedua adalah sebagai berikut:
Karena beban memiliki saldo normal debit, kredit sejumlah saldo akhir akan
menjadikan akun-akun itu bersaldo nol. Ayat jurnal penutup di atas juga akan
mengakibatkan sisi debit akun Ikhtisar Laba-Rugi menampung total beban
(Rp7.100.000). Saldo akhir Ikhtisar Laba-Rugi setelah dua ayat jurnal itu di-
posting ke buku besar sama dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba-
rugi, yaitu saldo kredit Rp6.100.000 (Rp13.200.000 – Rp7.100.000).
Langkah ketiga pembuatan jurnal penutup adalah mendebit akun Ikhtisar Laba-
Rugi sebesar jumlah laba bersih dan mengkredit akun Modal Pemilik dengan
jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk
tahap ketiga ini adalah sebagai berikut:
Ayat jurnal penutup di atas mengakibatkan akun Dividen bersaldo nol dan
jumlahnya dipindahkan/dikurangkan ke akun Modal Pemilik.
Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang dibuat setelah semua
jurnal penutup di-posting (dipindahkan) ke buku besar. Karena semua akun
nominal telah ditutup, neraca saldo setelah penutupan hanya mencakup akun-
akun real.
Contoh neraca saldo setelah penutupan perusahaan jasa KJA Sabrina adalah
sebagai berikut:
Tahap terakhir yang juga bersifat opsional adalah jurnal pembalik. Pembahasan
mengenai jurnal pembalik diberikan dalam artikel terpisah.
Kesimpulan
Artikel ini memberikan contoh transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo, dan
laporan keuangan perusahaan jasa yang membentuk siklus akuntansi perusahaan
jasa. Sejak awal, kita telah membuat pemetaan transaksi menjadi tiga kategori,
yaitu transaksi terkait aktivitas pendanaan, investasi, dan operasi. Ketiga
aktivitas tersebut dilaksanakan oleh semua perusahaan terlepas bisnis yang
dijalankannya. Pengelompokan ini juga terbukti berguna ketika kita menyusun
laporan arus kas.