Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit (explicit cost) adalah jenis biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan atau bisnis dalam melakukan kegiatan operasional atau
proses produksi.

Biaya ini disebut juga sebagai biaya nyata dan berhubungan langsung
dengan berbagai pengeluaran yang muncul dalam proses produksi.

Biaya eksplisit dapat menentukan nilai laba rugi sehingga berdampak


langsung pada profitabilitas perusahaan.

Beberapa contoh dari biaya eksplisit adalah biaya tenaga kerja,


persediaan, sewa, utilitas, hipotek, produksi, serta mesin produksi
perusahaan.

Pengertian Biaya Implisit


Biaya implisit (implicit cost) adalah biaya atau pengeluaran tidak terduga
yang tidak tercatat dalam catatan keuangan atau kas perusahaan.

Biaya ini disebut juga sebagai biaya yang tidak terlihat karena tidak
dikeluarkan dalam bentuk kas di mana tidak terjadi proses pertukaran
uang atau bentuk transaksi lainnya.

Selain itu, biaya ini juga dapat berupa biaya peluang yang dimanfaatkan
dalam sumber daya internal suatu perusahaan.

Biaya implisit tidak akan ditampilkan di dalam laporan keuangan atau


pada umumnya dilaporkan sebagai biaya yang terpisah.

Biaya implisit terdiri dari beberapa contoh, misalnya seperti penyusutan


harga properti perusahaan, penyusutan alat/mesin, hingga penghematan
dan pengeluaran yang tidak melibatkan transaksi keuangan.

Contoh Biaya Eksplisit


Berikut ini adalah penjelasan lanjut tentang beberapa contoh dari biaya
eksplisit:

 Gaji Karyawan

Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia dalam melakukan


kegiatan produksi.

Misalnya untuk pengoperasian alat, produksi barang secara manual,


maupun tugas-tugas lain yang berhubungan dengan kegiatan operasional
perusahaan.

Pekerja dan karyawan tersebut akan mendapatkan gaji atau upah, baik itu
diberikan secara harian, mingguan, maupun bulanan.

Gaji atau upah karyawan yang dikeluarkan secara rutin oleh perusahaan
merupakan salah satu contoh biaya eksplisit karena selalu tercatat dalam
laporan keuangan perusahaan.

 Biaya Produksi

Pengeluaran yang digunakan selama proses produksi berlangsung.

Contohnya seperti pembelian bahan baku produksi, pembelian material


tambahan, pembelian alat, dan lain sebagainya.
 Biaya Lokasi

Contoh lain dari biaya eksplisit adalah pengeluaran yang dianggarkan


untuk biaya lokasi, seperti sewa gedung, renovasi, pembelian alat, atau
membangun gudang/pabrik.

 Biaya Pemasaran

Untuk memasarkan produk yang telah jadi, perusahaan harus


memasarkannya kepada calon konsumen.

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran dapat berupa


pemasangan iklan, promosi secara digital, dan lain-lain.

Contoh Biaya Implisit


Berikut ini adalah beberapa contoh biaya implisit:

 Pelatihan Karyawan

Perusahaan dapat memberikan pelatihan kepada karyawan untuk


meningkatkan keterampilan lain.

Pelatihan ini dilakukan pada saat jam kerja sehingga karyawan tidak
dapat melakukan pekerjaannya pada saat jam kerja.

Hal ini tidak dapat diukur dengan uang sehingga merupakan contoh dari
biaya implisit.

 Penyusutan Nilai Aset

Perusahaan memiliki berbagai aset yang digunakan pada proses


produksi, seperti gedung dan alat-alat yang digunakan yang akan
mengalami penyusutan nilai.

Penyusutan nilai aset ini nantinya akan memengaruhi proses produksi.

Namun, hal ini tidak dituliskan pada laporan keuangan karena tidak ada
transaksi keuangan yang berlangsung.

 Penggunaan Properti
Mengadakan berbagai acara internal seperti seminar, pelatihan, atau
acara lain dengan menggunakan properti perusahaan dapat mengurangi
biaya sewa gedung.

Hal ini memang bisa menghemat biaya sewa, namun cara ini juga dapat
mengurangi pemasukan perusahaan karena perusahaan tidak bisa
menyewakan gedung atau ruangan untuk mendapatkan laba.

Perbedaan Biaya Eksplisit dan Implisit

Biaya eksplisit memiliki perbedaan dengan biaya implisit yang bisa dilihat
berdasarkan:

Bentuk
Biaya eksplisit berwujud materi (memiliki nilai yang bisa diukur dengan
uang) sehingga dapat diperhitungkan dengan jelas.

Sementara biaya implisit tidak berwujud materi atau hanya berupa


perkiraan, sehingga lebih sulit untuk dikalkulasikan.

Kejadian
Biaya eksplisit terjadi secara aktual di mana terjadi transaksi pembayaran.
Sebaliknya, biaya implisit hanya berupa implikasi dari suatu kejadian,
bukan suatu biaya yang benar-benar dikeluarkan karena proses
pembayaran.

Sifat
Biaya eksplisit bersifat objektif karena menunjukkan nilai yang jelas
berdasarkan catatan transaksi perusahaan.

Sebaliknya, biaya implisit bersifat subjektif karena hanya berupa estimasi


atau perkiraan.

Hal ini juga menjadi alasan kenapa menghitung biaya eksplisit lebih
mudah dilakukan daripada implisit.

Pencatatan dalam Laporan Keuangan


Perbedaan biaya eksplisit dan implisit selanjutnya ada pada proses
pencatatan dalam laporan keuangan.

Biaya eksplisit wajib dicatat dalam buku besar dan tercermin dalam
laporan laba rugi perusahaan.

Sementara itu, biaya implisit tidak dicatat dan dimasukkan ke dalam


laporan keuangan.

Biaya ini biasanya dicatat di laporan terpisah karena tidak memberikan


dampak langsung kepada tingkat profitabilitas perusahaan.

Dampaknya Terhadap Laba/Keuntungan


Biaya eksplisit berdampak langsung terhadap laba bersih perusahaan
yang nantinya akan jadi pengurang pendapatan dan membentuk laba
dalam akuntansi.

Sementara untuk biaya implisit, hal ini tidak memiliki dampak terhadap
laba, namun hanya menunjukkan tingkat keuntungan ekonomi saja.

Fungsi
Perbedaan terakhir antara biaya eksplisit dan implisit adalah fungsi dan
manfaatnya bagi bisnis.
Biaya eksplisit dihitung untuk mengetahui laba bersih akuntansi yang
diperoleh perusahaan serta mengukur seberapa efisien pihak
manajemen mengatur arus kas keluar perusahaan.

Sedangkan biaya implisit berfungsi untuk mengetahui nilai keuntungan


ekonomi dari usahanya.

Tujuannya adalah agar manajemen dapat mengevaluasi strategi bisnis


dengan lebih baik serta melihat potensi atau peluang biaya yang
sesungguhnya.

Perbedaan Biaya Biaya Implisit


Eksplisit

Bentuk Berwujud Tidak berwujud

Kejadian Aktual Implikasi

Sifat Objektif Subjektif

Pencatatan dalam laporan Ya Tidak


keuangan

Dampak terhadap laba Ya Tidak

Fungsi Menghitung Menghitung keuntungan


laba ekonomi

Cara Menghitung Biaya Eksplisit


Cara untuk menghitung biaya eksplisit cukup mudah, Anda hanya perlu
merinci biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan
untuk beroperasi dan menjumlahkannya.

Perhatikan contoh di bawah ini:

Misalnya, bisnis coffee shop yang Anda miliki mengeluarkan biaya


berikut dalam Bulan Mei 2022:

Biaya sewa kios Rp 5.000.000


Gaji karyawan (3 0rang) Rp 7.500.000

Biaya utilitas (internet, listrik, air) Rp 1.500.000

Biaya bahan baku Rp 10.000.000

Biaya transportasi Rp 500.000

Biaya pemasaran Rp 1.000.000

Biaya lain-lain Rp 700.000

Total biaya eksplisit yang Anda keluarkan untuk bisnis coffee


shop Anda pada Bulan Mei 2022 adalah:

Rp 5.000.000 + Rp 7.500.000 + Rp 1.500.000 + Rp 10.000.000 + Rp


500.000 + Rp 1.000.000 + Rp 700.000

= Rp 26.200.000

Misalnya penghasilan dari penjualan dalam bulan tersebut adalah Rp


45.000.000 , maka laba yang Anda dapatkan adalah:

Rp 45.000.000 – Rp 26.200.000

= Rp 18.800.000

Untuk lebih lanjut, Anda dapat melihat contoh kasus untuk


mengetahui perhitungan biaya implisit:

Setelah satu tahun membuka usaha, bisnis Anda semakin berkembang


dan telah mencapai laba sebesar Rp 30.000.000 per bulan.

Anda kemudian memutuskan untuk membuka cabang baru.

Kebetulan, Anda memiliki ruko pribadi dan memutuskan menggunakan


ruko tersebut untuk membuka cabang baru.

Jika disewakan, ruko ini dapat mendatangkan penghasilan Rp 7.000.000


per bulan.
Inilah yang disebut sebagai biaya implisit, di mana jika ingin menghitung
nilai keuntungan ekonomi aktual dari usahanya dapat dilakukan dengan
cara:

Keuntungan ekonomi = Laba – Biaya implisit

= 30.000.000 – 7.000.000

= Rp 23.000.000

Anda mungkin juga menyukai