Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sindy Sri Andini

NIM : 01022213010

Mata Kuliah : Anggaran

1. Biaya (Cost)

Dalam akuntansi, biaya adalah pengeluaran atau nilai pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh
suatu manfaat di masa depan dari suatu barang atau jasa.

Umumnya, elemen biaya atau cost akan dikeluarkan satu kali saja oleh perusahaan, yakni saat membeli
atau menciptakan barang atau jasa yang dimaksud. Biaya-biaya di dalamnya, termasuk ongkos kirim,
pemasangan, dan sebagainya.

Barang atau jasa yang dibeli dari biaya tersebut kemudian akan dicatat sebagai aset perusahaan di
neraca keuangan dalam bentuk aset tetap, biaya dibayar dimuka (prepaid expense), persediaan atau
inventory, atau lainnya. Artinya, aset ini belum mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi
perusahaan.

Contoh biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah dari pembelian mesin produksi, yang mencakup
harga unit mesin, ongkos kirim, dan ongkos pemasangannya. Seluruh biaya ini akan tercatat dalam
neraca dan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, karena perusahaan belum merasakan manfaat dari
mesin baru tersebut.

Jadi, dari sini bisa disimpulkan bahwa biaya merupakan ongkos yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli atau menciptakan aset, yang mana aset tersebut dinilai mampu mendatangkan manfaat dan
keuntungan di masa mendatang. Ibaratnya, seperti investasi yang dilakukan perusahaan demi
perkembangan dan kelangsungan bisnis ke depan.

2. Beban (expense)

Dalam konteks pembukuan, beban adalah penurunan nilai ekonomi yang berdampak kepada
menyusutnya nilai aktiva dan berkurangnya pendapatan. Beban atau expense mencerminkan kewajiban
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menunjang kegiatan usaha dan memperoleh pendapatan.

Beban dikeluarkan oleh perusahaan secara reguler atau berkelanjutan, dan tercermin dalam laporan
laba rugi perusahaan. Dengan kata lain, nilai beban akan berdampak kepada profitabilitas atau untung
rugi suatu bisnis.

Jika biaya merupakan pengeluaran yang manfaat dan keuntungannya belum dirasakan oleh perusahaan,
beban merupakan bentuk biaya yang sudah memberikan manfaat kepada perusahaan. Contohnya
adalah gaji pegawai, pembayaran vendor, tagihan listrik dan air, sewa kantor, dan lain-lain.
Jadi berbeda dengan biaya yang tujuannya lebih kepada investasi dan menjamin kelangsungan bisnis ke
depan, beban bertujuan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan demi memperoleh
pendapatan saat ini.

3. Perbedaan biaya dan beban

Perbedaan Biaya Beban


Pengertian Pengeluaran satu kali yang sifatnya Pengeluaran reguler untuk
untuk investasi mendukung produksi dan penjualan

Posisi dalam laporan keuangan Aset dalam neraca Beban dalam laporan laba rugi

Tujuan Membeli/ menciptakan aset Membiayai kebutuhan bisnis yang


sedang berjalan

Manfaat Belum dirasakan Sudah dirasakan

Dampak terhadap profitabilitas Tidak langsung Langsung

Dampak terhadap rasio likuiditas Ya Tidak

Dampak terhadap struktur modal Ya Tidak

Contoh Aset tetap, persediaan, biaya Beban penjualan, beban pajak,


dibayar dimuka, dll beban bunga, dll

Penjelasan :

a. Pengertian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biaya dan beban memiliki pengertian yang berbeda. Biaya
adalah pengeluaran satu kali yang sifatnya lebih kepada investasi untuk mendapatkan manfaat di masa
depan. Sementara beban adalah pengeluaran reguler yang dilakukan perusahaan untuk mendukung
kegiatan operasional dan memperoleh pendapatan.

b. Posisi dalam laporan keuangan

Akun biaya akan dicatat sebagai aset dalam neraca keuangan di bawah aset lancar maupun aset lancar.
Sedangkan beban akan tercatat dalam laporan laba rugi sebagai biaya yang mengurangi pendapatan.

c. Tujuan

Biaya dikeluarkan perusahaan dengan tujuan untuk membeli aset atau investasi yang dapat
menguntungkan bisnis di masa depan. Adapun beban dikeluarkan perusahaan untuk membiayai
kebutuhan operasional, agar perusahaan dapat memperoleh penghasilan saat ini.

d. Manfaat
Manfaat yang ditimbulkan oleh akun biaya belum bisa dirasakan oleh perusahaan secara nyata, karena
masih berbentuk aset saja. Sedangkan beban merupakan bentuk biaya yang sudah memberikan manfaat
terhadap bisnis pada saat periode akuntansi berakhir.

e. Dampak terhadap profitabilitas

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan berdampak kepada bertambahnya aset atau aktiva. Aset
ini tentu diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi bisnis di masa depan, misalnya pembelian
produksi. Dengan adanya mesin baru, tentu diharapkan ke depannya penjualan perusahaan akan
meningkat, sehingga pendapatan naik, dan laba pun ikut naik.

Itulah mengapa akun biaya tercatat dalam neraca, bukan laporan laba rugi. Sebab, dampaknya terhadap
laba perusahaan sifatnya tidak langsung.

Ini berbeda dengan beban yang langsung berpengaruh terhadap untung rugi perusahaan. Karena
mencerminkan semua biaya yang sudah terjadi pada periode akuntansi tersebut, akun ini akan
mengurangi pendapatan, dan pada akhirnya menentukan jumlah laba atau rugi yang akan dibukukan
perusahaan.

f. Dampak terhadap rasio likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban lancar atau utang jangka pendek. Rasio ini bisa diketahui dengan membandingkan jumlah
aset lancar atau aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

Karena biaya erat kaitannya dengan aset perusahaan, maka komponen ini akan sangat mempengaruhi
rasio likuiditas. Apabila biaya tersebut menghasilkan aset lancar, maka likuiditas perusahaan pun akan
semakin baik. Contohnya pembelian mesin yang dapat meningkatkan produksi, sehingga persediaan
perusahaan yang termasuk ke dalam aset lancar pun ikut naik.

Sementara itu, beban tidak memiliki pengaruh terhadap rasio likuiditas ini. Sebab, beban merupakan
biaya untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan,
bukan untuk pembelian aset.

g. Dampak terhadap struktur modal

Perbedaan biaya dan beban selanjutnya terletak pada dampaknya terhadap struktur modal. Biaya yang
juga merupakan bentuk aset akan berdampak langsung terhadap struktur modal perusahaan. Semakin
besar biaya yang dikeluarkan untuk membeli aset, maka semakin besar pula modal yang akan tersedot.

Dampak ini akan sangat terasa jika aset yang dibeli adalah aset tidak lancar dan tidak banyak
memberikan kontribusi terhadap kegiatan produksi. Jika demikian, maka struktur modal yang tadinya
kuat, akan menjadi lemah.

Sedangkan beban tidak akan berdampak terhadap struktur modal perusahaan. Komponen biaya ini
berpengaruh terhadap margin keuntungan bisnis, bukan struktur permodalannya.
h. Contoh biaya dan beban

Dalam laporan keuangan, biaya akan tercatat sebagai aset di laporan neraca. Aset tersebut bisa
termasuk aset lancar, seperti persediaan dan bagian lancar biaya dibayar dimuka, maupun aset tidak
lancar seperti aset tetap dan biaya dibayar dimuka (prepaid expense).

Sementara itu, beban akan tercatat dalam laporan laba rugi. Contoh beban, di antaranya beban
penjualan, beban umum dan administrasi, beban pajak, dan beban bunga.

4. Contoh kasus pencatatan biaya dan beban bisnis

PT Maju Snack merupakan perusahaan makanan ringan yang memproduksi keripik kentang dalam
kemasan. Pada 25 Juni 2021, perusahaan ini membeli mesin produksi baru senilai Rp 94 juta, dengan
biaya kirim Rp 5 juta dan biaya pemasangan mesin Rp 1 juta. Adapun masa manfaat mesin tersebut
adalah 10 tahun.

Biaya untuk memproduksi satu kemasan keripik kentang dari mesin baru ini adalah Rp 10.000.

Ini sudah termasuk upah pekerja pabrik, bahan baku, dan biaya lain-lain. Hingga 30 Juni 2020, PT Maju
Snack mampu memproduksi 5.000 kemasan keripik kentang, dan berhasil menjual 3.000 kemasan.

Dari contoh kasus di atas, transaksi akan dicatat dalam laporan keuangan per 30 Juni 2020 seperti ini:

 Total biaya pembelian mesin produksi sebesar Rp 100 juta akan dicatat dalam neraca keuangan
sebagai aset tetap, di bawah aset tidak lancar.
 Biaya produksi 3.000 kemasan keripik kentang sebesar Rp 30 juta akan dicatat sebagai beban
produksi dalam laporan laba rugi.
 Biaya produksi 2.000 kemasan keripik kentang sebesar Rp 20 juta akan dicatat sebagai
persediaan, di bawah aset lancar dalam neraca.

5. Kapan biaya akan diakui sebagai beban?

Biaya akan diakui sebagai beban ketika manfaat dari biaya tersebut sudah dirasakan oleh perusahaan.

Masih merujuk kepada contoh kasus di atas, biaya produksi 3.000 kemasan keripik kentang diakui
sebagai beban produksi karena sudah berhasil dijual oleh PT Maju Snack. Adapun hasil penjualannya
berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan pada periode akuntansi tersebut.

Sedangkan biaya produksi 2.000 kemasan sisanya masih tercatat sebagai aset dan belum diakui sebagai
beban dalam laporan laba rugi, karena belum berhasil dijual. Artinya, barang tersebut masih tersimpan
dalam inventory atau persediaan perusahaan.

Di sisi lain, harga pembelian mesin juga masih tercatat sebagai aset tetap senilai Rp 100 juta dalam
laporan keuangan per Juni 2021. Sebab nilai aset belum terdepresiasi. Nilai ini nantinya akan
terdepresiasi seiring dengan berjalannya waktu, sesuai dengan estimasi masa manfaat barang tersebut.
Sebagai contoh, karena mesin PT Maju Snack memiliki masa manfaat 10 tahun, maka diestimasikan
nilainya akan terdepresiasi sebesar Rp 10 juta setiap tahunnya. Dengan begitu, dalam laporan keuangan
Juni 2022, nilai aset ini akan berkurang menjadi Rp 90 juta dalam neraca. Di saat bersamaan, depresiasi
aset sebesar Rp 10 juta akan diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi di periode tersebut.

Referensi :

https://spenmo.id/blog/perbedaan-biaya-dan-beban

Anda mungkin juga menyukai