Kelompok 2 bakteri:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt atas rahmat-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Bakteri". Makalah in disusun agar pembaca
dapat menambah wawasan lebih luas tentang materi sistem perkemihan tubuh manusia. Tak lupa
pula kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Wahdania S.Kep.Ns.M.Kes selaku dosen
pengampu mata kuliah ilmu dasar keperawatan dasar,, dan kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam membuat makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap atas kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah ini
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
A.Latar belakang 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A.Pengertian 5
B.Struktur dan anatomi bakteri 6
C,Klasifikasi bakteri 7
D.Jenis penyakit yang ditimbulkan bakteri 9
E. Proses infeksi/pathogenesis bakteri 10
BAB III 12
PENUTUP 12
A.Kesimpulan 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Lafadz famaa fauqohaa ("atau yang lebih rendah dari itu") pada ayat diatas
maksudnya yaitu sesuatu yang lebih rendah dari nyamuk dalam hal makna dan
fisik mengingat nyamuk adalah makhluk kecil yang tidak berarti.
Adapun ukuran hewan yang lebih kecil dibanding nyamuk antara lain yaitu
bakteri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
1. Kapsul(Kapsula)
Kapsul adalah lapisan mucus (lendir) yang melapisi sel dalam. Lender tersebut tersusun
dari air dan polisakarida yang biasanya terdapat pada bakteri saprofit. Lendir yang
terkumpul kemudian menebal dan membentuk kapsul yang tersusun atas glikoprotein.
Kapsul terbentuk dari hasil metabolism sel. Kapsul berfungsi untuk menempel pada
substrat dan memberikan resistensi dan perlindungan diri terhadap sistem pertahanan
inang. Kapsul sistem pertahanan inang. Kapsul bergelatin juga dapat berperan sebagai
pengikat antara sel – sel pada bakteri untuk membentuk koloni.
2. Dinding Sel
Dinding sel tersusun dari peptidoglikan, yaitu sejenis polisakarida yang berkaitan dengan
protein. Dinding sel memiliki dinding yang tebal dan kaku sehingga berfungsi untuk
mempertahankan bentuk sel, perlindungan fisik/mekanis, dan menjaga agar sel tidak
pecah dalam media hipertonis (lebih kental). Berdasarkan lapisan dinding selnya, ahli
bakteriologi asal Denmark Hans Christian Gram mengelompokan bakteri menjadi dua,
yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif memiliki
lapisan peptidoglikan tebal yang akan bewarna ungu jika diberi pewarna Gram.
Sementara bakteri Gram negatif meiliki lapisan peptidologikan yang lebih tipis dan akan
bewarna merah atau merah muda jika diberi pewarna Gram.
Membran sel atau membran plasma tersusun dari fosfolipid dan protein. Sifatnya
semipermeabel dan berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam dan ke luar
sel bakteri.
4. Pili
Pili merupakan rambut – rambut halus yang tumbuh dari dinding sel. Mirip dengan
flagela, tapi ukuranya lebih pendek dan bentuknya kaku. Pili berfungsi untuk memantu
perlekatan pada substrat dan penyaluran materi genetik pada saat konjugasi.
5. Flagela
Flagela disebut juga bulu cambuk yang terdapat pada dinding sel. Flagela berfungsi
sebagai alat gerak. Flagela hanya dimiliki oleh bakteri yang berbentuk batang, koma
(vibrio), dan spiral. Flagela memiliki struktur yang kompleks tersusun atas bermacam –
macam protein.
6. Sitoplasma
Sitoplasma merujuk kepada cairan tidak berwarna yang tersusun dari air, bahan organik
(protein, karbohidrat, lemak), garam mineral, enzim, ribosom, dan asam nukleat.
Sitoplasma merupakan tempat terjadinya reaksi metabolisme pada bakteri.
7. Ribosom
Ribosom adalah organel kecil yang berfungsi sebagai tempat terjadinya sisntetis protein.
Ribosom terdiri dari senyawa protein. Jumlah ribosom dalam suatu sel bakteri mencapai
ribuan sebagai organ yang akan mensintetis protein.
8. Nukleoid
9. Plasmid
Plasmid berfungsi dalam rekayasa genetika sebagai vector yang membawa gen asing
yang ingin disisipkan pada bakteri.
C,Klasifikasi bakteri
1) Bakteri Aerob: Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk
memperoleh energinya. Contoh bakteri aerob adalah Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan
Nitrobacter.
2) Bakteri Anaerob obligat: bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk
memperoleh energinya. Jika ada oksigen bebas maka akan mati. Energi diperoleh dari
proses perombakan senyawa organik tanpa menggunakan oksigen yang disebut
fermentasi. Contohnya Thiobacillus dan Bacillus.
3) Bakteri Anaerob fakultatif: bakteri yang bisa hidup dalam kondisi ada atau tidak
oksigen bebas. Contohnya Escherichia coli, Salmonella dan Staphylococcus.
4) Anaerob aerotoleran: dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi
mereka tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai akseptor
elektron terminal.
5) Bakteri Mikroaerofil: dapat tumbuh jika ada oksigen bebas (O2) dalam jumlah sedikit
(Kurang dari 0,2 atm), contohnya Helicobacter pylori.
C. Berdasarkan karakteristik dinding sel nya
Infeksi bakteri adalah kondisi ketika bakteri masuk ke dalam jaringan tubuh lalu
berkembang biak dan menyebabkan peradangan. Penyakit ini bisa menyerang bagian
tubuh mana pun, mulai dari kulit, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, hingga otak.
Bakteri adalah mikroorganisme bersel tunggal yang dapat ditemukan di air, tanah, bahkan
di dalam tubuh manusia. Beberapa spesies bakteri memiliki manfaat dan biasanya tidak
menimbulkan penyakit. Akan tetapi, ada pula sejumlah bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi.
Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai tempat, misalnya luka, hidung,
mulut, atau mata. Saat terjadi infeksi bakteri, sistem kekebalan tubuh akan berusaha
membunuh bakteri. Proses inilah yang kemudian menyebabkan demam, menggigil,
lemas, dan tanda-tanda peradangan, seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan.
Infeksi bakteri terjadi ketika bakteri yang merugikan masuk ke dalam tubuh dan
berkembang biak dengan cepat. Berikut ini adalah beberapa penyakit infeksi bakteri dan
jenis bakteri penyebabnya:
Mycoplasma pneumoniae
Selain tiga cara di atas, infeksi bakteri bisa terjadi akibat minum air yang tercemar,
menyentuh hewan yang sakit, dan berhubungan intim dengan pengidap penyakit
menular seksual tanpa pakai kondom.
Bakteri nantinya menyerap nutrisi dan energi hingga menghasilkan racun yang
membahayakan tubuh. Akibatnya, seseorang yang terinfeksi bakteri mengalami gejala
demam, sesak napas, batuk, mual, muntah, diare, hingga muncul ruam kemerahan.
Maka itu, tes mikrobiologi dibutuhkan untuk menetapkan diagnosis penyakit akibat
infeksi bakteri.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan