Jawab :
Farmasi sosial adalah suatu disiplin ilmu (field of study) kefarmasian yang
berkembang dengan dukungan disiplin ilmu lain yang terkait untuk menguji, meneliti,
memahami, dan mengatasi persoalan-persoalan yang senantiasa timbul dalam pengabdian
profesi farmasi.
Definisi lain menyebutkan bahwa Farmasi Sosial merupakan hibrida ilmu kefarmasian
yang bergerak/berkembang di atas landasan teori serta metodologi ilmu sosial dan perilaku
(social and behaviour) untuk mengungkap masalah-masalah pharmacy practice. Dalam hal ini
disiplin ilmu-ilmu yang terkait, antara lain, politik, komunikasi, psikologi, sosiologi,
pendidikan, pharmacy practice, ekonomi, manajemen, sejarah, dan antropologi.
Cakupan farmasi sosial meliputi :
1. Farmakoekonomi
2. Farmasi klinis
3. Farmakoepidemiologi
4. Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. Manajement Farmasi
6. Marketing
7. Pharmacy practice
8. Aspek Sosiologi
9. Promosi Kesehatan
10. Antropologi
3. Jelaskan salah satu masalah farmasi sosial yang ada di sekitar kalian dan jelaskan apa
dampaknya bagi profesi Farmasi!
Jawab :
Permasalahan yang sering terjadi disekitar saya adalah pemberian obat-obatan yang
tidak rasional. Seperti anak-anak diberikan dosis antibiotik yang tinggi (setara dengan dosis
dewasa), paisen dengan keluahan atau telah ditegakan diagnosa dyspepsia namun diberikan
obat yang mengakibatkan masuknya ke poli farmasi dan mengakibatkan pasien membayar
mahal (diluar diagnose itu sendiri), kesalahan pemberian dosis obat, lamanya waktu tunggu
obat racikan yang mengakibatkan kerugian berupa materil terhadap pasien.
Hal ini menyebabkan berkurangnya rasa kepercayaan pasien terhadap farmasi, hilangnya
sikap peduli antar sesama professional, berkurangnya rasa percaya diri farmasis, dan
memberikan citra tidak baik yang diingat oleh pasien.
4. Berikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan Citra
Farmasi!
Jawab :
Dalam permasalahan diatas, untuk yang bukan wewenang farmasi yang perlu farmasis
lakukan adalah mengontrol Kembali obat-obat yang diresepkan oleh dokter. Memberikan
keterangan dan pelaporan terhadap tim komite medis untuk ditindak lanjuti. Sehingga untuk
kdedepannya dapat diberikan terapi obat yang efisien dan efektif.
Untuk yang berada diwewenang farmasi, dilakukannya perubahan-perubahan /
evaluasi dari setiap kejadian. Sehingga pasien tidak akan memiliki pengalaman tidak baik
yang sama seperti sebelumnya. Lebih caring terhadap pasien, lebih respect terhadap pasien,
dan bekerja dengan excellent. Sehingga dapat memberikan kesan baru yang positif terhadap
pasien.
Daftar Pustaka
Sudjaswadi, Riswaka. 2001. Farmasi, Farmasis, Dan Farmasi Sosial. Universitas Gajah
Mada.
Majalah Farmasi Indonesia 128-134.