Anda di halaman 1dari 7

Alandra Rizhaqi Vastra, Ikhlas Taufik, Nurul Islamy | P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam et causa Atonia Uteri

: Laporan Kasus

P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam


et causa Atonia Uteri: Laporan Kasus
Alandra Rizhaqi Vastra1, Ikhlas Taufik1, Nurul Islamy2
1
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Perdarahan pasca persalinan adalah keadaan kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui persalinan per vaginam, atau >1000
ml pada seksio caesarea setelah melahirkan. Salah satu penyebab perdarahan pasca persalinan yang paling umum ialah atonia
uteri. Atonia uteri mengacu pada kontraksi yang tidak memadai dari sel-sel miometrium korpus uteri sebagai respon terhadap
pelepasan oksitosin endogen. Atonia uteri merupakan keadaan lemahnya tonus rahim yang menyebabkan uterus tidak mampu
menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir dan merupakan kegawatdaruratan
dalam kasus obsterti. Ny. RF, P3A0 usia 36 tahun, datang ke IGD RS Abdul Moeleok dengan perdarahan pasca persalinan sejak ±
2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien melahirkan secara pervaginam ditolong oleh bidan dan mengalami perdarahan
pasca persalinan. Pada pemeriksaan obstetri, tinggi fundus uteri didapatkan setinggi pusat dan teraba lembek disebabkan
oleh tidak adanya kontraksi uterus yang adekuat (atonia uteri) pasca persalinan. Pasien diberikan tatalaksana berupa
resusitasi cairan, oksitosin dan misprostol dan perdarahan teratasi.

Kata Kunci : Atonia uteri, perdarahan post partum, persalinan

P3A0 Post Partum Hemorrhage Caused by Uterine Atony: Case Report


Abstract
Postpartum haemorrhage is a state of blood loss more than 500 ml through vaginal delivery, or >1000 ml in caesarean section
after delivery. One of the most common causes of postpartum hemorrhage is uterine atony. Uterine atony refers to the
inadequate contraction of the corpus uterus myometrial cells in response to endogenous oxytocin release. Uterine atony is a
condition of weak uterine tone that causes the uterus to be unable to close the bleeding from the placental implantation site
after the baby and placenta are born and it is an obstertic emergency. Mrs. RF, P3A0, 36 years old, came to the ER of RS Abdul
Moeleok with postpartum bleeding since ± 2 hours before addmited in hospital. The patient gave birth through vaginal delivery
with the help of a midwife and experienced postpartum haemorrhage. On the obstertic examination, uterine fundal height was
found as high as umbilicus and felt soft due to the absence of adequate uterine contractions (uterine atony) after delivery. The
patient was treated with oxytocin and misprostol and the bleeding was resolved.

Keywords: Birth delivery, post partum hemmorrhage, uterine atony

Korespondensi: Alandra Rizhaqi Vastra, alamat: Jl. Abdul Muis 8 No. 9A Bandar Lampung. email: arvastra.md@gmail.com.
Nomor HP: 081368044228

Pendahuluan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan


Berdasarkan data dari World Health atau insidental di setiap 100.000 kelahiran
Organization (WHO), setiap hari di dunia hidup. Meskipun terdapat kecenderungan
terdapat 800 ibu meninggal akibat kehamilan penurunan angka kematian ibu, namun nilai ini
dan melahirkan, serta sebanyak 99% kematian belum mencukupi target MDGs yang harus
tersebut terjadi di negara berkembang.1,2 dicapai yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran
Menurut Kemenkes RI 2019, terdapat hidup pada tahun 2015. Hasil Survei Penduduk
penurunan angka kematian ibu selama periode Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015
tahun 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali
100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu lipat lebih tinggi dibandingkan target MDGs.3
(AKI) sendiri menggambarkan rasio kematian Target-target dalam MDGs ini kemudian
ibu selama kehamilan, persalinan, dan nifas dilanjutkan dalam bentuk program
yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, pembangunan global yang selanjutnya dikenal
dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |989


Alandra Rizhaqi Vastra, Ikhlas Taufik, Nurul Islamy | P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam et causa Atonia Uteri : Laporan Kasus

Program SDGs menargetkan angka kematian ibu Kasus


menurun hingga mencapai 70 per 100.000 Ny. RF, usia 36 tahun, P3A0, datang ke IGD
kelahiran hidup pada tahun 2030 mendatang.4 Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) pada
Penyebab terbesar kematian ibu setiap tanggal 23 November 2021 dengan keluhan
tahunnya adalah perdarahan. Sebanyak 80% mengalami perdarahan setelah melahirkan
kematian ibu di dunia disebabkan karena pervaginam ± 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
perdarahan berat (paling sering perdarahan Pasien sebelumnya datang ke bidan untuk
pasca persalinan), infeksi, tekanan darah tinggi melahirkan dengan usia kehamilan 37 minggu.
selama kehamilan (pre-eklampsia dan Pasien dipimpin melakukan persalinan secara
eklampsia) serta aborsi yang tidak aman.1,3 pervaginam oleh bidan dengan dilakukan
Perdarahan pasca persalinan adalah penyebab episiotomi. Pasien melahirkan bayi laki-laki
utama kematian ibu di negara berkembang dan dengan berat badan lahir 3700 gram. Menurut
penyebab primer dari hampir seluruh kematian pengakuan bidan, setelah bayi dan plasenta
ibu secara global.5 Pendarahan pasca persalinan dilahirkan ibu mengalami ruptur perineum
didefinisikan oleh WHO sebagai keadaan grade 2 namun sudah diatasi dengan penjahitan.
kehilangan darah >500 ml pada 24 jam setelah Saat dilakukan penjahitan jalan lahir oleh bidan,
melahirkan.6 Beberapa pengertian lain darah masih terus menerus mengalir. Pasien masih
menyebutkan >500 ml merupakan jumlah darah mengalami pendarahan yang menyembur dan
yang hilang melalui persalinan normal, pendarahan terjadi secara terus menerus mengalir
sedangkan >1000 ml pada seksio caesarea.6,7 dari jalan lahir saat setelah persalinan dan
Empat puluh persen kematian karena penjahitan luka episiotomi selesai. Suami pasien
pendarahan pasca persalinan terjadi pada 24 mengatakan darah terus menerus keluar selama di
jam pertama dan 66% terjadi saat minggu tempat bidan sebanyak ±1000 cc, kemudian
pertama.8 Perdarahan pasca persalinan pasien dilakukan stabilisasi oleh bidan dan dirujuk
disebabkan oleh 4T, yaitu Tonus (atonia uteri), ke RS Abdul Moeloek (RSAM). Saat perjalanan
Tissue (retensio plasenta dan bekuan darah), hingga sampai di rumah sakit, pasien mengatakan
Trauma (robekan jalan lahir), dan Thrombin pendarahan sudah berkurang sebanyak dua
(gangguan pembekuan darah).1,2,5,9 Atonia uteri pembalut. Pasien tidak pernah mengalami hal
merupakan penyebab umum pendarahan pasca serupa pada kehamilan sebelumnya. Pasien juga
persalinan yang didefinisikan sebagai tidak memiliki riwayat penyakit pada keluarga.
berkurangnya/tidak adanya kontraksi uterus Pasien mengalami haid pertama kali (menarche)
yang adekuat setelah lepasnya plasenta.10 pada usia 11 tahun dengan siklus 28 hari teratur,
Atonia uteri menjadi penyebab paling lama menstruasi 7 hari dengan jumlah
sering kematian ibu oleh perdarahan pasca perdarahan yang normal. Hari pertama haid
persalinan yaitu sekitar 75-90%.5 Atonia uteri terakhir pasien 24 Februari 2021. Kehamilan ini
bisa disebabkan karena overdistensi uterus adalah kehamilan ketiga pasien. Kehamilan
(polihidramnion, bayi kembar, makrosomia), pertama pasien pada tahun 2010 dengan
kelelahan (proses melahirkan yang lama), atau persalinan spontan pervaginam pada usia
tidak bisa kontraksi karena tokolitik atau kehamilan 39 minggu. Kehamilan kedua pasien
anastesi general.6 Pada pendarahan pasca pada tahun 2014 dengan persalinan pada usia
persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri kehamilan 38 minggu. Pasien mengaku tidak
biasanya ditemukan uterus yang lembut dan rutin melakukan pemeriksaan antenatal di
pendarahan pervaginam.6 Hematom bisa timbul puskesmas atau bidan setiap bulan.
sebagai nyeri atau perubahan tanda vital yang Pasien menikah pertama kali pada usia 24
tidak sesuai dengan kehilangan darah.11 tahun. Pasien pernah memakai kontrasepsi
Kebanyakan retroperitoneal hematom timbul suntik setiap 3 bulan sekali selama 11 tahun
24 jam pasca melahirkan dan bisa disertai terakhir. Pada pemeriksaan fisik pasien
dengan demam, ileus, nyeri paha, dan edem didapatkan kesadaran komposmentis. Tekanan
ekstremitas inferior.6 Komplikasi yang dapat darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 92x/menit,
terjadi akibat perdarahan pasca persalinan yang suhu 36,7 o C, frekuensi nafas 20x/menit, tinggi
disebabkan oleh atonia uteri adalah syok badan (TB) 160 cm, berat badan (BB) 57 kg.
hipovolemik hingga kematian. Status generalis pasien didapatkan kepala,

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |990


Alandra Rizhaqi Vastra, Ikhlas Taufik, Nurul Islamy | P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam et causa Atonia Uteri : Laporan Kasus

hidung, mulut, leher, jantung dan paru pasien sebagai berkurangnya/tidak adanya kontraksi
dalam batas normal. Pada pemeriksaan obstetri, uterus yang adekuat setelah lepasnya plasenta.
tinggi fundus uteri didapatkan setinggi pusat dan Atonia uteri menjadi penyebab paling sering
teraba lembek. Pemeriksaan inspekulo kematian ibu oleh perdarahan pasca persalinan
menunjukkan portio livid dengan posisi yaitu sekitar 75-90%.5 Atonia uteri bisa
anterior, OUE tertutup, fluxus (-), perdarahan disebabkan karena overdistensi uterus
aktif (-). Pasien diberikan uterotonika berupa (polihidramnion, bayi kembar, makrosomia),
oksitosin 10 UI secara drip 30 tetes per menit kelelahan (proses melahirkan yang lama), atau
dalam Ringer Lactate 500 cc dan tablet tidak bisa kontraksi karena tokolitik atau
misoprostol 3x200 mcg per rectal dan anastesi general.6 Pada pendarahan pasca
pendarahan teratasi. persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri
Pasien melakukan pemeriksaan darah biasanya ditemukan uterus yang lembut dan
lengkap dan diperoleh nilai hemoglobin 9,4 pendarahan pervaginam.6 Hematom bisa timbul
gr/dL; leukosit 21.700 /uL; eritrosit 3,1 juta/uL; sebagai nyeri atau perubahan tanda vital yang
hematokrit 28%; trombosit 250.000/mL; MCV tidak sesuai dengan kehilangan darah.11
90 fL; MCH 31 pg; MCHC 34 g/dL; CT 10 menit; Hematom retroperitoneal dapat timbul 24 jam
BT 3 menit; kalsium 7,6 mg/dL; klorida 106 pasca melahirkan dan bisa disertai dengan
mmol/L. demam, ileus, nyeri paha, dan edem
ekstremitas inferior.6
Pembahasan Diagnosis atonia uteri dapat ditegakkan
Pasien datang dengan keluhan apabila terdapat perdarahan aktif, banyak dan
perdarahan setelah melahirkan pervaginam ± 2 bergumpal, dan pada palpasi didapatkan fundus
jam sebelum masuk rumah sakit. Pada uteri masih setinggi atau diatas pusat dengan
pemeriksaan fisik pasien didapatkan kesadaran kontraksi yang lembek setelah plasenta lahir.3
komposmentis. Tekanan darah 110/70 mmHg, Adanya kehilangan darah yang lebih banyak dari
frekuensi nadi 92x/menit, suhu 36,7 oC, status biasanya dan adanya uterus yang lembek dan
generalis pasien didapatkan kepala, hidung, membesar yang mungkin terdapat darah di
mulut, leher, jantung, dan paru pasien dalam dalamnya. Pada bagian fundus memiliki
batas normal. Pada pemeriksaan obstetri, tinggi kontraksi yang lebih baik dibandingkan dengan
fundus uteri didapatkan setinggi pusat dan segmen bawah Rahim yang mengalami dilatasi
teraba lembek. Pasien diberikan uterotonika dan atonia. Kondisi tersebut dapat diketahui
berupa oksitosin 10 UI secara drip 30 tetes per melalui pemeriksaan vaginal toucher.8
menit dalam Ringer Lactate 500 cc dan tablet Gejala yang dialami oleh pasien yaitu
misoprostol 3x200 mcg per rectal dan segera setelah persalinan selesai terjadi
pendarahan teratasi. perdarahan yang menyembur dan perdarahan
Perdarahan pasca persalinan adalah terjadi secara terus menerus mengalir dari jalan
keadaan kehilangan darah >500 ml melalui lahir dan uterus teraba lembek. Faktor
persalinan per vaginam, atau >1000 ml pada predisposisi perdarahan pasca persalinan akibat
seksio caesarea setelah melahirkan.6,7 atonia uteri adalah regangan rahim berlebihan
Perdarahan pasca persalinan berdasarkan onset karena kehamilan gemelli, polihidramnion, atau
terjadinya terbagi menjadi 2, yaitu early anak terlalu besar, fibroid uterus, adanya
hemorrhagic post partum (perdarahan terjadi indikasi infus MgSO4, penggunaan oksitosin
segera setelah persalinan) dan late hemorrhagic secara terus menerus, pengeluaran plasenta
post partum (perdarahan terjadi lebih dari 24 secara manual, pemberian anestesia yang
jam hingga 12 minggu pasca persalinan). dalam, usia ibu >35 tahun, kelelahan karena
Perdarahan pasca persalinan primer disebabkan persalinan lama atau persalinan kasep, partus
oleh 4T, yaitu tonus (atonia uteri), tissue precipitatus, kehamilan grande-multipara, ibu
(retensio plasenta dan bekuan darah), trauma dengan keadaan umum yang tidak baik,
(robekan jalan lahir), dan thrombin (gangguan terdapat tanda anemis, menderita penyakit
pembekuan darah).1,2,5,9 kronik, mioma uteri yang mengganggu kontraksi
Atonia uteri merupakan penyebab umum rahim, korioamnionitis, dan ada riwayat pernah
pendarahan pasca persalinan yang didefinisikan atonia uteri sebelumnya. Faktor risiko lainnya

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |991


Alandra Rizhaqi Vastra, Ikhlas Taufik, Nurul Islamy | P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam et causa Atonia Uteri : Laporan Kasus

yaitu adanya sisa jaringan plasenta yang 1 jam pasca persalinan, waspadai dengan tanda-
tertinggal, gangguan perlekatan plasenta, tanda awal syok hipovolemik dan pertahankan
plasenta previa, solusio plasenta, koagulopati, akses IV sampai 24 jam pasca persalinan.13
dan inversion uteri, serta adanya BMI yang Untuk mengurangi risiko perdarahan pasca
meningkat (>40 kg/m2).8,10 Faktor risiko yang persalinan pada seksio sesaria elektif berikan
terdapat pada pasien yaitu usia ibu >35 tahun infus oksitosin 10 IU dalam 500 cc kristaloid.12
dan bayi besar yaitu dengan berat badan 3.700 Risiko perdarahan pasca persalinan dapat
gram. dikurangi dengan pengenalan tanda awal
Manifestasi klinis perdarahan pasca hematom pasca persalinan. Tanda – tandanya
persalinan berdasarkan gejala fisik dan jumlah yaitu nyeri yang berlebihan atau persisten, syok
kehilangan darahnya dibagi menjadi syok hipovolemik tidak sesuai dengan perdarahan
tekompensasi, syok derajat ringan, sedang, dan yang terlihat, rasa tekanan pada pelvis atau
berat. Derajat syok terkompensasi bila tekanan retensio urin. Resusitasi dapat dilakukan
darah sistol normal, tanda dan gejala palpitasi, keperluan dan pemeriksaan vaginal/rektal
pusing, takikardi, dan estimasi kehilangan darah dilakukan untuk menentukan lokasi dan
500 – 1.000 ml. Syok derajat sedang apabila perluasan dan pertimbangan transfer ke ruang
tekanan darah sistol 80 – 100 mmHg, tanda dan operasi untuk evakuasi bekuan, repair primer
gejala kelemahan, berkeringat, takikardi, dan dan/atau hemostasis pembuluhan darah.
estimasi kehilangan darah 1.000 – 1.500 ml. Penentuan klasifikasi kehamilan risiko
Syok derajat sedang apabila tekanan darah rendah dan risiko tinggi harus diperhatikan
sistol 70 – 80 mmHg, tanda dan gejala gelisah, untuk memudahkan penyelenggara pelayanan
pucat, oliguria, dan estimasi kehilangan darah kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu
1.500 – 2.000 ml. Syok derajat berat apabila hamil saat perawatan antenatal dan
tekanan darah sistol 50 – 70 mmHg, tanda dan melahirkan. Antisipasi terhadap pencegahan
gejala anuria dan penruunan kesadaran, serta perdarahan pasca persalinan dapat dilakukan
estimasi kehilangan darah 2.000 – 3.000 ml.12 dengan persiapan sebelum hamil untuk
Pasien ini memiliki tekanan darah 110/70 memperbaiki keadaan umum dan mengatasi
mmHg dan nadi 92x/menit dengan keadaan setiap penyakit kronis, anemia, dan lain-lain
umum tampak sakit sedang dan kesadaran sehingga pada saat hamil dan persalinan, pasien
kompos mentis sehingga pasien tidak tersebut ada dalam keadaan optimal.
mengalami syok. Mengenali faktor predisposisi perdarahan pasca
Untuk menurunkan risiko perdarahan persalinan seperti multiparitas, anak besar,
pasca persalinan yaitu memastikan plasenta hamil kembar, polihidramnion, bekas seksio
lahir lengkap, lakukan penjahitan robekan sesaria, adanya riwayat perdarahan pasca
perineum dan vagina, menilai tonus uterus tiap persalinan sebelumnya, dan kehamilan risiko
15 menit hingga 30 menit, dan masase jika tonus tinggi lainnya. Persalinan harus selesai dalam
kurang adekuat, serta ajarkan pasien untuk waktu 24 jam dan pencegahan partus lama.
masase. Mendukung secara aktif untuk Kehamilan risiko tinggi agar melahirkan di
berkemih segera setelah melahirkan dan fasilitas rumah sakit rujukan. Kehamilan risiko
mendukung pelepasan oksitosin alamiah rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan
dengan menjaga pasien tetap hangat dan terlatih untuk menghindari persalinan dukun,
tenang, membantu pemberian ASI segera, serta dan menguasai langkah-langkah pertolongan
memfasilitasi kontak kulit-kulit ibu dengan pertama menghadapi perdarahan pasca
bayi.12 persalinan dan mengadakan rujukan
3
Pada ibu dengan risiko perdarahan pasca sebagaimana mestinya.
persalinan antepartum atau intrapartum, Rekomendasi observasi pasca persalinan
pengurangan risiko dapat dilakukan dengan menurut POGI pada 2016 disebutkan bahwa
pertimbangkan profilaksis infus oksitosin pasca untuk persalinan normal risiko rendah, dalam 2
persalinan. Inisiasi menyusui dini membatasi jam pertama pasca persalinan yaitu memantau
penggunaan profilaksis misoprostol per rektal temperatur dalam 1 jam pertama, nadi,
sebagai lini kedua terapi perdarahan pasca respirasi, tekanan darah sebanyak 1x, penilaian
persalinan. Lalu observasi tiap 15 menit hingga fundus/lokia tiap ¼ - ½ jam, penilaian nyeri,

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |992


Alandra Rizhaqi Vastra, Ikhlas Taufik, Nurul Islamy | P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam et causa Atonia Uteri : Laporan Kasus

output urine dalam 2 jam pertama, jika ada laparotomi dengan pilihan bedah konservatif
indikasi lanjutkan monitor nadi, respirasi, dan (mempertahankan uterus) atau melakukan
tekanan darah. Observasi pasca persalinan pada histerektomi. Alternatifnya berupa: ligase arteri
perempuan risiko tinggi selama 1 jam pasca uterine, atau arteria ovarika, operasi ransel B
persalinan yaitu periksa temperatur setiap ½ Lynch, histerektomi supravaginal, dan
3
jam, nadi, respirasi, tekanan darah setiap ¼ jam histerektomi total abdominal.
atau sesuai indikasi, penilaian fundus/lokia tiap Penanganan untuk perdarahan pasca
¼ - ½ jam, penilaian nyeri, output urine dalam 2 persalinan sangat menentukan keselamatan ibu
jam pertama, setelah jam pertama, lanjutkan setelah persalinan. Pada tahun 2011, WHO
sesuai indikasi klinis.12 mengeluarkan “Priority Medicines for Maternal
Penatalaksanaan perdarahan pasca and Child Health” yang termasuk di antaranya
persalinan dilakukan dengan prinsip adalah obat uterotonika untuk penanganan
‘HAEMOSTASIS’, yang terdiri atas ask for help, perdarahan pasca persalinan karena atonia
assess (vital parameter, blood loss) and uteri (Tabel 1).12 Uterotonika yang dapat
resuscitate, establish aetiology, ensure digunakan berupa misoprostol, oksitosin,
availability of blood, echolics (oxytocin, methyl-ergometrine dan ergometrine-oxytocin.
ergometrin, or syntometrine bolus IV/IM), Penelitian di India membandingkan
massage the uterus, oxytocin infusion/ penggunaan misoprostol, oxytocin, methyl-
prostaglandin IV/per-rectal/IM/ intramyome- ergometrine dan ergometrine-oxytocin untuk
trial, shift to theathre-exclude retained products mengurangi perdarahan, dengan methyl-
and trauma/bimanual compression, tamponade ergometrine merupakan obat yang paling
balloon/uterine packing, apply compression efektif.10 Namun, penggunaan ergometrine
sutures-B-Lynch/modified, systematic pelvic telah dibatasi karena efek sampingnya sehingga
devascularization – uterine /ovarium/ oksitosin menjadi uterotonika yang paling
quadruple / internal iliac / interventional disarankan. Misoprostol oral (prostaglandin E1
radiologis, if appropriate, uterine artery analog) digunakan sebagai alternatif
embolization, subtotal/total abdominal penanganan perdarahan pasca persalinan
12
hysterectomy. akibat atonia uteri. Berdasarkan data tahun
Pada pasien atonia uteri, dapat dilakukan 2010 di Nigeria, tidak ada perbedaan yang
penatalaksanaan yaitu dengan sikap signifikan antara pemberian oral misoprostol
Tredelenburg, memasang venous line, dan dan oksitosin per intramuskular. Keduanya
memberikan oksigen, sekaligus merangsang dinyatakan memiliki efektifitas yang sama untuk
kontraksi uterus dengan cara masase fundus penanganan perdarahan pasca persalinan.14
uteri dan merangsang puting susu, pemberian Memilih uterotonika yang sesuai dan
oksitosin dan turunan ergot melalui suntikan melakukan pemijatan uteri adalah langkah awal
IM/IV/SC, memberikan derivat prostaglandin yang baik. Selanjutnya, cara pemberian dan
F2α (carboprost tromethamine) yang kadang dosis pemberian juga harus diperhitungkan
memberikan efek samping barupa diare, dengan tepat (Tabel 2).
hipertensi, mual muntah, febris, dan takikardia,
pemberian misoprostol 800 – 1.000 µg per Tabel 1. Obat-obatan untuk untuk pendarahan pasca
rektal, kompresi bimanual eksternal dan/atau persalinan12
internal, kompresi aorta abdominalis, Obat Sediaan Obat
pemasangan “tampon kondom”, kondom dalam Oksitosin Injeksi 10 UI atau 10
UI/ml
kavum uteri disambung dengan kateter,
Misoprostol Tablet
difiksasi dengan karet gelang dan diisi cairan Sodium chloride Injeksi
infus 200 ml yang akan mengurangi perdarahan Sodium lactate (Ringer’s Injeksi
dan menghindari tindakan operatif. Namun, Lactate) (Hartman’s)
tindakan memasang tampon kasa utero-vaginal
tidak dianjurkan dan hanya bersifat temporer Tabel 2. Pilihan Uterotonika dan Dosis3
sebelum tindakan bedah ke rumah sakit Obat Dosis
rujukan. Bila semua tindakan itu gagal, maka Oksitosin Bolus 0.5-1 unit, infus
dipersiapkan untuk dilakukan tindakan operatif 20-160 unit/liter

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |993


Alandra Rizhaqi Vastra, Ikhlas Taufik, Nurul Islamy | P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam et causa Atonia Uteri : Laporan Kasus

Methergine 0.1-0.2 mg i.m. 4. Luthfiana N, Sari RDP, Yudho A.


15-methyl PGF24 250 µg i.m. tiap 15 Penatalaksanaan Ekstraksi Vakum pada
menit. Maximal 2 mg Multigravida dengan Riwayat Seksio
Misoprostol 1000 µg per rektal Sesarea Atas Indikasi Letak Lintang.
Misoprostol (profilaksis) 200 µg buccal
Medula. 2019;8(2):89.
Prostaglandin E2 20 mg per rektal
5. Flamm BL, Geiger AM. Vaginal birth after
cesarean delivery: an admission scoring
Bila upaya penanganan awal gagal,
system. Obstettics & Gynecology.
kompresi bimanual harus terus dilakukan,
1997;90(6):907-910.
berikan uterotonik kembali, panggil bantuan
6. Mannuaba, Chandranita M, Fajar M.
untuk penanganan selanjutnya. Kompresi uteri
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC;
bimanual dilakukan dengan meletakan satu
2017.
tangan di vagina dan menekan badan uterus
7. Bateman BT, Berman MF, Riley LE, Leffert
sementara tangan lainnya menekan fundus dari
LR. The Epidemiology of Postpartum
dinding abdominal di atas. Bagian posterior
Hemorrhage in a Large, Nationwide Sample
uterus dipijat oleh tangan di abdominal dan
of Deliveries. Society for Obstetric
bagian anterior oleh tangan di vagina (Gambar
Anesthesia and Perinatology.
1).15
2010;110(5):1368-73.
8. Gill P, Patel A, Van Hook JW. Uterine Atony
[Internet]. Treasure Island: StatPearls
Publishing; 2021 [diperbarui tanggal 2
November 2021, disitasi tanggal 18
Desember 2021]. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK
493238/.2020.
9. The American College of Obstetricians and
Gynecologists. Definition of Term
Pregnancy. America: The American College
of Obstetricians and Gynecologists; 2017.
Gambar 1. Kompresi Bimanual Uterus15
10. Breathnach F, Geary M. Uterine Atony:
Simpulan Definition, Prevention, Nonsurgical
management, and uterine tamponade.
Perdarahan pasca persalinan merupakan
Semin Perinatology. 2009;33(2):82-7.
keadaan kehilangan darah >500 ml melalui
11. Gohil JT, Tripathi B. A Study to Compare the
persalinan per vaginam, atau >1000 ml pada Efficacy of Misoprostol, Oxytocin,
seksio caesarea setelah melahirkan. Atonia Methylergometrine and Ergometrine-
merupakan kondisi berkurangnya/tidak adanya Oxytocin in Reducing Blood Loss in Active
kontraksi uterus yang adekuat setelah lepasnya Management of 3rd Stage of Labor. J
plasenta dari tempat implantasinya. Pasien Obstet Gynaecol India. 2011;61(4):408-12.
diberikan tatalaksana berupa oksitosin dan 12. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
misoprostol dan perdarahan berhasil teratasi. Indonesia (POGI). Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Perdarahan Pasca-
Daftar Pustaka Salin. Himpunan Kedokteran Feto
1. Destariyani E. Faktor-Faktor Yang Maternal; 2016.
Berhubungan Dengan Kala II Lama. J Media 13. Hill S, Yang A, Bero L. Priority Medicines for
Kesehatan. 2016;9(1):001-113. Maternal and Child Health: A Global Survey
2. Cunningham FG, Leveno KJ, Dashe JS, of National Essential Medicines Lists. PLoS
Hoffman BL, Spong CY, Casey BM. Obstetri ONE. 2012;7(5):e38055.
Williams. Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2016. 14. Afolabi EO, Kuti O, Orji EO, Ogunniyi SO.
3. Prawirodiharjo S. Ilmu Kebidanan. Oral Misoprostol Versus Intramuscular
Jakarta: PT Bina Pustaka; 2016. Oxyocin in the Active Management of the

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |994


Alandra Rizhaqi Vastra, Ikhlas Taufik, Nurul Islamy | P3A0 Perdarahan Pasca Persalinan Pervaginam et causa Atonia Uteri : Laporan Kasus

Third Stage of Labour. Singapore Med J.


2010;51(3):207-11.
15. Anderson JM, Etches D. Prevention and
Management of Postpartum Hemorrhage.
Am Fam Physicians. 2007;75(6):875-82.

Medula | Volume 13 | Nomor 6 | Agustus 2023 |995

Anda mungkin juga menyukai