Anda di halaman 1dari 4

Ekosistem Organisasi

Richard L. Daft (2013) menyatakan, bahwa ekosistem organisasi merupakan sistem yang
terbentuk oleh interaksi pada komunitas dan lingkungannya. Ekosistem organisasi juga
disebut dapat memotong garis industry tradisional. Adapun konsep yang sama yang disebut
pendekatan megacommunity, dimana pemerintah, organisasi nonprofit, dan industri
bergabung menjadi satu untuk memecahkan suatu masalah yang merupakan kepentingan
bersama-sama. Ekosistem organisasi terbentuk karena organisasi satu dengan yang lain saling
bergantung tentunya tujuannya agar dapat mecapai tujuan yang diinginkan oleh sebuah
organisasi.

Perubahan Peran Kompetisi. Apakah persaingan sudah mati?


Kompetisi tradisional, dimana sebuah perusahaan berkompetisi untuk bertahan hidup dan
bersaing dengan perusahaan lain sekarang perlahan mulai hilang. Hal ini dikarenakan
perusahaan-perusahaan yang ada kini cenderung mendukung dan bergantung satu sama lain.
Pada era sekarang, perusahaan-perusahaan membutuhkan kerja sama atau bergabung menjadi
satu dengan perusahaan lain dalam ekosistem sehingga keseluruhan sistem bisa menjadi lebih
kuat. Namun, para manajer juga menyadari bahwa akan ada waktunya kompetisi akan lebih
meningkat ketika pasar saham runtuh, dan tidak akan ada satupun industri yang kebal oleh
dampak yang terjadi. Dalam kata lain, perusahaan-perusahaan saat ini bisa menjadi teman
sekaligus musuh, dimana mereka bisa berkolaborasi dan berkompetisi sekaligus. Dapat
disimpulkan bahwa peran kompetisi memang mengalami perubahan, karena pada saat ini
perusahaan bisa menggunakan kekuatannya untuk saling bersaing di pasar, namun saat ini
bekerjasama lebih diunggulkan.

Perubahan Peran Manajemen


Saat ini, bukan hanya peran kompetisi saja yang telah berubah di dalam suatu organisasi.
Peran manajemen itu sendiri saat ini telah banyak berubah. Perubahan yang terjadi ialah pada
sistem kontrol dan hirarki pada manajemen. Manajer cenderung lebih memilih struktur
horizontal daripada struktur vertikal yang menganut sistem top-down. Struktur horizontal
dapat memperbaiki hubungan yang lebih baik tidak hanya dengan atasan dan karyawan
namun juga depan supplier dan customer yang menjadi bagian dari organisasi. Dengan
struktur horizontal, individu-individu yang termasuk bagian dari organisasi akan
mendapatkan lebih banyak pengetahuan baru yang berguna untuk kepentingan organisasi.
Contohnya, manajer akan melihat dan lebih menghargai kesempatan-kesempatan yang
muncul dari proses hubungan kerjasama dengan kontributor lain yang ada di ekosistem.
Manajer juga dituntut memperkaya skill eksekutif baru demi melakukan kerjasama dengan
perusahaan lain. Cara lama dalam manajemen sangat bertolak belakang dengan saat ini. Dulu,
manajemen diharuskan untuk melindungi batasan organisasi dan mempertahankan kontrol
langsung atas sumberdaya yang dimiliki. Namun, saat ini peran kolaborasi dalam manajemen
menjadi lebih penting untuk meraih kesuksesan. Perubahan peran manajemen mengacu pada
evolusi dalam tugas, tanggung jawab, dan fokus yang dimiliki oleh manajer dalam
menghadapi dinamika lingkungan bisnis yang terus berubah. Ini bisa mencakup:

1. Pergeseran dari pengelolaan berbasis hierarki menjadi pengelolaan berbasis tim dan
kolaborasi.
2. Penekanan yang lebih besar pada inovasi, adaptasi, dan fleksibilitas dalam menghadapi
perubahan pasar dan teknologi.
3. Peran manajemen yang lebih proaktif dalam memperhatikan aspek sosial dan lingkungan
dalam pengambilan keputusan.
4. Fokus yang lebih besar pada pengembangan keterampilan kepemimpinan, manajemen
waktu, dan komunikasi.
5. Peningkatan dalam penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
6. Peningkatan penekanan pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan dalam
mengelola operasi bisnis.

Kerangka Kerja Antar Organisasi


Kerangka kerja antar organisasi adalah struktur yang mengatur hubungan dan interaksi antara
beberapa organisasi. Ini mencakup berbagai elemen seperti aliansi strategis, kemitraan,
jaringan bisnis, dan kerjasama lintas sektor. Tujuan dari kerangka kerja antar organisasi
adalah untuk memfasilitasi kolaborasi yang efektif, pertukaran sumber daya, dan pencapaian
tujuan bersama di antara organisasi yang terlibat. Model dan perspektif untuk memahami
hubungan antar organisasi dapat membantu dalam mengembangkan manajemen horizontal di seluruh
organisasi

Supply Chain Relationship and Power Implication


Supply chain management merupakan cara mengorganisir rangkaian supplier dan pembeli.
Supply chain adalah jaringan beberapa bisnis dan individu yang berhubungan melewati aliran
produk atau jasa. Richard L. Daft (2013) menyatakan bahwa memformalkan kolaborasi
hubungan supply chain dapat membantu organisasi untuk mendapatkan dan menggunakan
sumber daya yang lebih efektif dan mengembangkan kinerja mereka. Banyak organisasi yang
mengorganisir hubungan supply chain menggunakan internet dan teknologi mewah lainnya.
Mendirikan jaringan teknologi ini dilakukan organisasi kepada external partner untuk saling
membagi dan bertukar data. Pada supply chain relationship terdapat implikasi kekuatan
dimana dapat diartikan bahwa perusahaan besar yang independen memiliki kuasa atas
supplier kecil. Ketika satu perusahaan besar memiliki kuasa seperti itu, perusahaan tersebut
dapat meminta supplier untuk menyerap lebih banyak costs, mengirim lebih efisien, dan
menyediakan lebih banyak jasa daripada sebelumnya, dan hal ini dilakukan tanpa adanya
kenaikan harga. Sebagai supplier, mereka tidak memiliki banyak pilihan selain mengikuti apa
yang diinginkan oleh perusahaan besar tersebut.

Collaborative Networks
Richard L. Daft (2013) mengatakan bahwa Collaborative Networks merupakan alternatif
yang muncul pada teori resources-dependence. Perusahaan-perusahaan bergabung bersama
untuk menjadi lebih kompetitif dari sebelumnya dan berbagi sumber daya yang langka.
Seperti contohnya, industri dirgantara bergabung satu sama lain dan bergabung dengan
supplier untuk mendesign jet generasi terbaru.

Perubahan Lawan Menjadi Partner


Telah disebutkan diatas bahwa manajemen tradisional yang digunakan saat dulu cenderung
lebih mengutamakan persaingan antar perusahaan untuk bertahan hidup dan meraih
kesuksesan. Namun, saat ini terdapat orientasi baru yang diminati banyak perusahaan untuk
meraih kesuksesan yaitu berkolaborasi dan bergabung menjadi partner. Adapun telah
disebukan Richard L. Daft (2013) perbedaaan karateristik antara orientasi tradisional dengan
orientasi baru, yaitu :
Orientasi Tradisional Orientasi Baru
Ketergantungannya rendah Ketergantungannya tinggi
Kecurigaan, kompetisi Kepercayaan, penambahan nilai untuk
kedua belah pihak, komitmen tinggi
Ukuran kinerja detail, memonitor secara Ukuran kinerja longgar, pembahasan
dekat masalah
Harga, laba sendiri Akuitas, laba kedua belah pihak
Informasi dan feedback terbatas Ada hubungan elektronik untuk berbagi
informasi, ada feedback dan diskusi
Resolusi konflik secara hukum Mekanisme untuk koordinasi
Kontrak jangka pendek Kontrak jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai