FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Kemuhammadiyahan, yang di berikan oleh Ustadz Muntohar, dengan tema
“Muhammadiyah Sebagai Gerakan Ekonomi”
Kami menyadari bahwa dalam membuat makalah ini tidak luput dari
banyak kekurangan, karena keterbatasan atas pengetahuan dan juga
kemampuan yang kamimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran dari
pembaca akan kami terima dengan senang hati untuk memperbaiki makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas penulis
berharap para pembaca dapat:
1. Memahami muhammadiyah sebagai gerakan ekonomi
2. Mengetahui kekuatan ekonomi muhammadiyah
3. Mengetahui pasang-surut gerakan ekonomi muhammadiyah
4. Mengetahui model gerakan ekonomi muhammadiyah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat banyak kemiripan antara periode Nabi Saw dengan para sahabat
dengan keberadaan Muhammadiyah diawal kelahirannya yang dicirikan oleh
urbanisme dan semangat wirausaha (etos ekonomi). Pada saat itu, kebanyakan
anggota Muhammadiyah merupakan warga kota atau kaum pendatang yang hijrah
dari desa atau perkampungan. Jika komunitas warga pedesaan umumnya bermata
pencaharian sebagai petani atau nelayan, maka sebagian besar warga
Muhammadiyah memilih profesi sebagai pedagang. Sebagai contoh KH. Ahmad
Dahlan adalah seorang pedagang batik, demikian juga sebagian besar tokoh-tokoh
Muhammadiyah periode awal. Itulah sebabnya Muhammadiyah periode awal
mewakili tipikal Muhammadiyah yang independensi yang lebih kuat dan berani.
Kondisi ini berbeda dengan era Muhammadiyah tahun 1980-2000an, dimana
mayoritas warga dan pimpinan Muhammadiyah adalah pegawai negeri sipil (PNS)
yang mewakili kelas menengah yang patuh, terikat dengan birokrasi pemerintahan,
dan lebih bersikap kooperatif.
2
mencatat bahwa Kauman dan Kotagede di Yogyakarta, Solo Lama, serta
Pekajangan Pekalongan merupakan basis ekonomi pribumi yang cukup eksis dan
lepas dari pengaruh dan monopoli pedagang Cina dan Belanda.
3
3. Memberdayakan anggota Muhammadiyah dalam mengembangkan usaha
ekonomi kecil menengah milik anggota Muhammadiyah.
4
1. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang
mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi Muhammadiyah.
2. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
3. Memberdayakan anggota Muhammadiyah dibidang ekonomi dengan
mengembangkan usaha-usaha milik anggota Muhammadiyah.
5
ditingkatkan dan lebih fokur terhadap kualitasnya. Majelis Pembina Ekonimi
Muhammadiyah pada era kepemimpinan M. Amin Rais telah merumuskan tiga hal,
yaitu: Mengembangkan amal usaha milik Muhammadiyah yang mempresentasikan
kekuatanekonomi organisasi Muhammadiyah. Mengembangkan wadah koperasi
bagi anggota Muhammadiyah. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang
ekonomi dengan mengembangkanusaha-usaha milik anggota Muhammadiyah.
Mengembangkan gerakan ekonomi Muhammadiyah dengan meberdayakan atau
memberikan peluang untuk lebih kreatif bagi para pelaku ekonomi Muhammadiyah
akan memberikandampak yang lebih positif bagi Muhammadiyah dan
warganya.Amal usaha Muhammadiyah yang digerakkan diawali dengan proses
bottom-up (warga Muhammadiyah secara pribadi dan simpatisan). Kemudian,
mereka secara ikhlasmenyerahkannya kepada Muhammadiyah untuk dikelola
secara terorganisasi. Amal usaha inimenunjukkan kemajuan yang signifikan.
Muhammadiyah memiliki peluang untuk mendesain model gerkan ekonomi secara
internal dan eksternal.
6
dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu, Majelis Tarjih Muhammadiyah berkewajiban
membuat suatu peraturan hokum tentang batas-batas kategori subhat,
mutasyabihat,haram dan halalnya suatu produk dan hasil usaha. Selama masih
adamasalah hokum mengenai sebuah proses dan produk ekonomi, selama itu pula
peluang gerakanekonomi Muhammadiyah tetap ketinggalan meraih peluang-
peluang ekonomi bisnis bergengsi.Pola dperkaderan dalam Muhammadiyah perlu
dimasukkan ke dalam sistim ekonomi alaMuhammadiyah yang berkemajuan
(berdaya saing tinggi) pada semua lini. Kita mengetahui bahwa Rasulillah Saw,
pernah berdagang dan sukses karena memiliki intergritas diri yang bernuansa
ilahiah, yaitu kejujuran dan keikhlasan. Begitu pula, K.H.Ahmad Dahlan berhasil
menjalankan misi dakwahnya dan bisnisnya. Keberhasilan K.H. Ahmad Dahlan
tentu sangatdiwarnai dengan nilai-nilai sepeti yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.
Betapa pentingnya ekonomi dalam suatu gerakan mencapai cita cita, sumber
kekuatan dakwahnya didukung oleh para pelaku ekonomi yang memiliki
pengetahuan, strategi keyakinan dan keimanan, sehingga dapat menyebarkan nilai
-nilai kehidupan di masyarakat. Berbagai relasi yang dimiliki muhammadiyah
menjadi satu alasan penting dalam menguatkan gerakan ekonomi muhammadiyah.
7
Muhammadiyah dengan prinsipnya ““Hidup hidupilah Muhammadiyah dan
jangan mencari hidup di Muhammadiyah” dengan begitu muhammadiyah tetap
berusaha menyeimbangkan berbagai permasalahan dan problematika dalam
percaturan ekonomi. Muhammadiyah juga bekerjasama dengan kelas menengah
dalam pencapaian ekonomi muhammadiyah.
Pasang surut ekonomi pun pasti terjadi didalamnya dimana kita selalu
membuat strategi dan usaha yang sesuai mulai dari orang yang berdakwah memiliki
pengetahuan dan iman yang kuat, umur, jenis kelamin, yang dimana tataran
pendakwah masih sangat dibutuhkan yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu
muhammadiyah juga melihat potensi ekonomi pada setiap wilayah, daerah, cabang
dan ranting muhammadiyah yang cukup besar tapi belum diperhatikan
8
amal usaha persyarikatan Muhammadiyah belum menunjukkan kebersamaan yang
maksimal dalam bentuk ta’awun.
Pernyataan Ali bin Abi Thalib bahwa “kebenaran yang tidak terorganisir
dengan baik akan terkalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dengan baik” ini
berlaku di Muhammadiyah. Kader-kader potensial Muhammadiyah lompat pagar,
karena mereka melihat potensi yang dimilikinyaakan mempunyai hasil yang baik
buat dirinya dan orang lain. Namun, potensi itu lambat untuktersalurkan, dan
mereka akhirnya mengambil langkah lain dan setelah di luar pagar, ternyata sukses.
9
majalah lainnya.. Sifat dan sikap yang ada pada warga Muhammadiyah perlu
pencerahan atau memuhammadiyahkan presepsi dan prilaku warga
Muhammadiyah seperti yangdilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan berdakwa sambil
berdagang. Dengan perkataan lain, kitaharus mampu berteori sekaligus
mengamalkan secara nyata dan menyentuh langsung hasilnyakepada orang lain,
serta bias diteladani oleh yang lainnya.Muhammadiyah dalam kiprah pembinaan
dakwahnya pada berbagai kalangan telah banyak berhasil mengklasifikasikan dari
aspek umur, aspek jenis kelamin. Sementara itu, tataran berdakwah melalui
peluang-peluang ekonomi masih terbatas. Potensi ekonomi pada setiapwilayah,
daerah, cabang dan ranting Muhammadiyah sangat besar, tetapi belum
diperhatikan.Muhammadiyah belum mendata, mengklasifikasikan peluang-
peluang itu. Misanya, di daerahtertentu terdapat kekayaan alam yang potensial dan
terjangkau, sementara daerah lain tidak memiliki kekayaan.
10
D. Model Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Yaitu dengan cara memberdayakan jamaah yang ada pada tingkat ranting
muhammadiyah menjadi kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai
Jamaah Swadaya Muhammadiyah (JSM) yang terdiri dari 10-25 anggota yang
merupakan kerjasama warga muhammadiyah dalam menetapkan konsep tolong-
menolong (ta’awun) di bidang ekonomi dengan membentuk kelompok usaha
bersama, kelompok koperasi atau kelompok konsumen.
Selain membentuk LKM ditingkat cabang, JSM juga didorong untuk mendirikan
suatu Usaha Unggulan Jamaah (UUJ). Wujud dari UUJ dapat berupa perseroan
terbatas, CV dan lainnya.
Untuk memperkuat amal usaha dibidang ekonomi pada tingkat ranting dan cabang,
maka pada tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan dan dikembangkan badan-
badan usaha sekunder yang dapat berwujud organisasi sekunder koperasi. Badan
11
Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan Lembaga Pengembangan Swadaya
Masyarakat (LPSM).
Kedua potensi diatas sebagai lahan garapan ekonomi perlu dikelola oleh
Muhammadiyah secara profesional dengan memposisikan pada tiga bagian :
produsen, penyalur dan konsumen.
12
BAB III PENUTUP
Muhamadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam
satu bidang saja , hal ini dapat terlihat dengan adanya lembaga-lembaga yang
berada dibawah bidang ekonomi yang berguna untuk membantu kesejahteraan
kehidupan anggota muhamadiyah anggota muhamadiyah dan umat . Dalam
melaksanakan gerakan ekonominya, muhamadiyah berpegang pada prinsip
ekonomi islam . Dengan mengembangkan ekonomi itu , muhamadiyah telah
memiliki aset atau sumber daya yang bisa diijinkan modal dan pendanaan dalam
menjalankan amal usaha dan lainya.
Berdasarkan hasil analisis muhammadiyah merupakan pergerakan dakwah
amal ma’ruf nahi mungkar. Beregerak demi terciptanya masyarakat utama adil ,
makamur , dan sejahtera sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-
benarnya. Muhamadiyah seperti halnya semua gerakan pembaharuan islam
diseluruh dunia . Muhamadiyah sebenarnya tidak lepas dari persoalaan
perekonomian . Pengentasan kaum mustadha’fin yang dilakukan oleh KH. Ahmad
Dahlan dan generasi awal muhamadiyah tidaklah berhenti pada aspek memberikan
kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan kesehatan dan pendidikan bagi mereka
yang miskin.
Pandangan dan kritik muhamadiyah terhadap perekonomian nasional dan
dunia melihat bahwa berbagai kemajuaan ekonomi telah tercapai diindonesia
ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi dan rata-rata pendapatan perkapita yang
terus meningkat , serta stabilitas ekonomi yang terus terpelihara . Dalam upaya
pengembangan ekonomi sejak kelahiran majelis ekonomi muhamadiyah secara
umum mungkin hanya menekenkan pada 3 program saja yaitu ;
1. Mengelola dan mengembangkan amal usaha muhamadiyah sebagai badan
usaha milik muhammadiyah ( BUMM ) yang mempresentasikan kekuataan
ekonomi perserikatan .
2. Mengembangkan wadah koperasi simpan pinjam , baitul mal wa tamwil (
BMT ) atau baitul tamwil muhamadiyah ( BTM ) , bank perkreditan rakyat
( BPR ) , atau lembaga keuangan mikro lainya bagi kebutuhan anggota
muhamadiyah dan umat .
13
3. Merberdayakan anggota muhamadiyah dalam mengembangkan usaha
ekonomi kecil menengah milik anggota muhamadiyah.
14
DAFTAR PUSTAKA
2011.
1985.
15