Anda di halaman 1dari 6

MENELADANI

MUS’AB BIN ‘UMAIR


DUTA PERTAMA NABI MUHAMMAD SAW

OLEH

ABAH SUPRI

11 NOP 2023
Silsilah dan keluarga
Silsilahnya adalah Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf
bin Abdu Dar bin Qushay bin Kilab al-Qurasyi. Ibunya bernama
Khunas binti Malik bin al-Mutharif bin Wuhaib bin Amr bin Hujair
bin Abdu bin Mu'ish bin Amir.
Mush'ab memiliki dua saudara laki-laki yang bernama Abu Aziz
Zurarah dan Abu Ar-Rum. Abu Aziz adalah saudara kandungnya,
sementara Abu Ar-Rum adalah saudara seayahnya karena ibunya
berasal dari Romawi.Mush'ab juga memiliki saudara perempuan
yang bernama Ummu Jamil yang merupakan ibu dari Syaibah bin
'Utsman.
Mush'ab menikah dengan Hamnah binti Jahsy dan memiliki anak
perempuan yang bernama Zainab. Ia kemudian menikah dengan
Abdullah bin Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah.

Masa muda Mush'ab bin ‘Umair


Mush'ab bin Umair lahir dari kabilah Bani Abdu Dar dari suku
Quraisy. Tahun kelahirannya yang tepat tidak diketahui, diyakini
bahwa ia lahir antara 594 dan 598 M. Ia masih sangat muda
ketika memeluk Islam pada tahun 614. Bahkan saat masih muda,
dia diizinkan untuk menghadiri pertemuan para pemuka suku
Quraisy.
Mush'ab bin ‘Umair Masuk Islam
Kaum Muslim mendatangi Nabi Muhammad di Darul Arqam
(rumah Al-Arqam bin Abi al-Arqam) yang dikenal sebagai tempat
dakwah Islam.Mush'ab menjadi tertarik dan pergi ke rumah ini
untuk mencari tahu lebih banyak tentang Islam. Setelah
mendengar pembacaan Alquran dan dakwah Nabi, dia masuk
Islam.
Awalnya Mush'ab merahasiakan keimanannya, karena dia takut
akan kemarahan ibunya. Namun, suatu hari, Utsman bin Thalhah
melihatnya memasuki rumah Al-Arqam dan mengerjakan sholat
bersama kaum Muslim yang lain. Berita itu menyebar dan
akhirnya terdengar sampai kepada ibunya, yang kemudian
mengikat Mush'ab di rumahnya dengan maksud agar Mush'ab
kembali kepada kepercayaan lamanya.Mush'ab yakin akan
keyakinannya dan tidak akan meninggalkan keyakinannya. Nabi
Muhammad menyarankannya agar bergabung dengan para
sahabat yang hijrah ke Habasyah agar tidak mendapat gangguan
lagi.

Sebagai Duta Nabi Muhammad SAW I


Rasulullah bahkan mengutusnya sebagai duta dakwah pertama
menuju Madinah. Saat dakwah Islam mulai sampai ke telinga
penduduk Yastrib, enam orang jama'ah haji datang menemui
Rasulullah Saw. mereka menyatakan keislamannya kepada Nabi.
Sekembalinya ke Yastrib, mereka mendakwahkan Islam yang
mereka terima dari Rasulullah Saw.
Musim haji tahun berikutnya, jumlah yang mulanya enam orang
ini bertambah menjadi dua belas. Lima orang dari jamaah tahun
lalu, sisanya adalah orang baru yang menyatakan keislamannya.
Mereka pun meminta Rasulullah mengutus salah seorang dari
sahabat beliau di Makkah untuk mengajarkan Islam dan menjadi
imam di Yastrib. Sebab, suku Aus dan Khazraj keberatan jika salah
seorang dari mereka menjadi imam bagi yang lainnya. Nabi Saw.
pun memilih Mushab bin Umair untuk menjalankan tugas
tersebut. Saat itu, diperkirakan usia Mush’ab diantara 20-25
tahun. Sebenarnya, di kalangan sahabat itu masih banyak yang
lebih tua, lebih berpengaruh dan lebih dekat hubungan
kekeluargannya dengan Rasulullah Saw. dari pada Mush’ab.
Tetapi Rasulullah Saw. menjatuhkan pilihannya padaMush’ab bin
Umair. Di Yastrib, Mush’ab tinggal bersama As'ad bin Zurarah.
Bersama As'ad, Mush’ab mendatangi berbagai kabilah dan rumah-
rumah untuk mengajak mereka memeluk Islam. Saat berdakwah
pada Kabilah Abdul Asyhal, ia sempat disergap oleh Usaid bin
Hudlair, pemuka kabilah tersebut karena dianggap membuat
kaumnya menyeleweng dari agamanya." Kenapa kalian datang
kepada kami membodohi orang lemah kami? Pergi kalian dari
kami, jika kalian masih sayang kepada nyawa kalian!",ucap Usaid.
"Tidakkah Anda duduk sejenak, mendengar dari kami. Jika Anda
menyukainya, Anda terima, jika tidak, kami akan menuruti
kemauan Anda." "Baik, ini adil." Mush’ab pun kemudian
menjelaskan ajaran Islam, dan membacakan beberapa ayat, Usaid
kemudian berkata,"Alangkah baik dan bagusnya ucapan ini,
Apa yang kalian lakukan jika kalian ingin masuk kedalam agama
ini?" "Engkau mandi, bersuci, menyucikan bajumu, lalu
mengucapkan syahadat yang benar,kemudian engkau shalat."
Usaid pun akhirnya menyatakan keislamannya. Setelah itu,
sahabatnya, Sa'ad pun ikut masuk Islam. Dengan islamnya Usaid
dan Sa'ad, dua tokoh besar kabilah Abdul Asyhal, maka pada sore
harinya seluruh kabilah Abdul Asyhal berbondong-bondong
masuk Islam. Ada pula yang mengatakan hari itu sebagian besar
suku Aus dan Khasraj telah memeluk Islam. Dari sini, terlihat
bagaimana metode dakwah Mush’ab yang sangat luar biasa. Ia
berhasil menghadapi orang yang menentang dakwahnya. Tetapi
Mush’ab dengan tenang meresponnya dan menyampaikan Islam
dengan begitu indah, sehingga terbukalah hatinya kemudian
memeluk Islam.

Pertempuran bersama Nabi


Mush'ab membersamai Nabi Muhammad dalam Perang Badar dan
Perang Uhud, di mana ia menjadi pembawa panji kaum Muhajirin.
Dalam Perang Badar, saudaranya Abu Aziz ditawan dan Mush'ab
membunuh seorang kafir yang bernama Arthah bin Abdu
Syurahbil bin Hasyim.
Dalam Perang Uhud, Mush'ab bin Umair terbunuh dan ia dibunuh
oleh Ibnu Qami'ah al-Laitsi. Ibnu Qami'ah menyerang Mush'ab
sambil memotong tangan kanannya saat ia memegang panjinya.
Kemudian Mush'ab memegang panji tersebut dengan tangan
kirinya dan Ibnu Qami'ah memotongnya.
Panji tersebut ia pegang ke dadanya dan Ibnu Qami'ah menikam
dadanya menggunakan tombak dan membunuhnya. Jenazahnya
dimakamkan oleh saudaranya Abu Ar-Rum bin Umair, Amir bin
Rabi'ah, dan Suwaibith bin Sa'ad, dan Mush'ab berusia 40 tahun
atau lebih ketika dibunuh.

Ibrah
Dari kisah perjalanan Mush'ab bin ‘Umair paling tidak, ada
beberapa hal yang bisa diteladani:
Berpegang teguh dengan perintah Nabi.
Paham strategi.
Fasih negosiasi.
Percaya diri tanpa meninggalkan jati diri.
Motivasi tinggi berbekal tsaqowah tinggi.

Refferensi
Kitab Daulah Islam.
Wikipedia.
Scribt

Anda mungkin juga menyukai