RUMAH IBU
Pekalongan, 2023
Puisi Zulmasri Kampai
1) Rabab adalah alat musik gesek tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari
tempurung kelapa, mirip biola. Rabab dimainkan dalam bentuk cerita, diuntai dalam
bentuk pantun, dan masih ditemukan di daerah Pesisir Selatan. Salah seorang perabab
legendarisnya adalah Pirin Asmara.
pada riak lautmu, kulihat senja menghitam di antara kerdip cahaya negeri
saat surau di samping rumah bersiap dalam kumandang magrib
angin pantai masih menepi, riuh burung pulang ke sarang
mengabarkan perantau di pinggir malam
Pekalongan, 2023
BIODATA ZULMASRI KAMPAI
Zulmasri Kampai lahir di desa Padang Panjang II, Kambang, Peisisir Selatan, Sumatera
Barat, 11 Januari 1971. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Andalas Padang,
lalu hijrah ke Pekalongan tahun 1997.
Menulis puisi dan cerpen di beberapa media massa. Puisi-puisi dimuat dalam beberapa buku,
di antaranya Taraju 93 (1993), Antologi Puisi Indonesia (1997), Diverse (Antologi Puisi 120
Penyair Indonesia diterbitkan dalam 2 bahasa –Indonesia dan Inggris -- dan dicetak di
Indonesia, Amerika Serikat, dan Inggris, 2012), Tanda Mata (2016), Kidung Bukit Sengare
(kumpulan puisi tunggal, 2018), Hujan Baru Saja Reda (2021), Suatu Hari dari Balik
Jendela Rumah Sakit (2021), Wasiat Botinglangi (2022), Raja Kelana (2022), Laut dan
Kembara Kata-kata (2022), Angkatan Milenial (2022), Parepare Kota Cinta (2022), Lukisan
Bumi (2023), Larung Sastra (2023). Hujan (2023), Ketika Jakarta Tak Lagi Menjadi Ibukota
Negara (2023), Kulminasi (2023), dan Di Kota Singgah, di Pinggir Pantai, pada Sebuah
Senja (2023). Saat ini menjadi guru di SMP 1 Sragi dan tinggal di Wiradesa, Pekalongan,
Jawa Tengah.
Foto:
Email: mastermasri@gmail.com