Anda di halaman 1dari 51

RANCANGAN AGENDA ACARA

MUSYAWARAH PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA PUTERI DAN PUTERA


KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN PANGANDARAN KE-I
TAHUN 2016

Waktu Acara Ket


Sabtu, 6 Februari 2016
08.00 – 12.30 Cheking Peserta Musppanitera & Pendaftaran peserta Musppanitera
12.30 – 13.00 Persiapan Upacara Pembukaan
13.00 – 13.30 Upacara Pembukaan
Sidang Pendahuluan
1. Pernyataan Quorum
13.30 – 15.00
2. Pembahasan Agenda & Tata Tertib Persidangan
3. Pembentukan Presidium
15.00 – 15.30 Istirahat,Shalat
Sidang Pleno I
1. Pemaparan Laporan Aktivitas Tim Panitia Persiapan Musppanitera
Cabang Pangandaran Ke - I
2. Pemaparan Laporan Aktivitas DKR se-Kabupaten Pangandaran
15.30 – 17.30
3. Pengesahan Laporan Aktivitas Tim Panitia Persiapan Musppanitera
Cabang Pangandaran Ke - I
4. Penjelasan Sidang Komisi dan Pembagian Anggota Sidang Komisi

17.30 – 19.30 Istirahat, Shalat dan Makan


Sidang Pleno II:
1. Pembentukan dan Pembagian Sidang Komisi
19.30 – 21.00
2. Sidang Komisi :
Komisi A : Organisasi dan Administrasi
Komisi B : Rencana Kerja
21.00-22.00 Hiburan
22.00-04.00 Istirahat
Minggu, 7 Februari 2016
Sidang Pleno II
1. Laporan Sidang Komisi
07.30-08.30
2. Pengesahan Hasil-hasil Sidang Komisi
Sidang Pleno III
1. Laporan Team Verifikasi Calon Ketua DKC Pangandaran 2016-
2021
08.30-09.30 2. Pemaparan Visi dan Misi Calon Ketua DKC Pangandaran 2016-
2021
3. Pemilihan Ketua DKC Pangandaran Periode 2016-2021
4. Penetapan Ketua DKC Pangandaran Terpilih Periode 2016-2021
Sidang Pleno IV
1. Pembentukan Team Formatur
2. Pengesahan Team Formatur
09.30-11.00
3. Pembentukan dan Penetapan Team Perumus
4. Pengesahan Hasil-hasil Sidang Musppanitera Cabang
Pangandaran Ke - I Tahun 2016
11.00- … Upacara Penutupan
RANCANGAN TATA TERTIB
1
MUSYAWARAH PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
PUTERI PUTERA KE - I
KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2016

2
RANCANGAN TATA TERTIB
MUSYAWARAH PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA PUTERI PUTERA
KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN PANGANDARAN KE - I
TAHUN 2016

BAB I
NAMA, KEDUDUKAN, TUGAS DAN DASAR

Pasal 1
Nama
Kegiatan ini bernama Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera Ke - I Kwartir
Cabang Pangandaran Tahun 2016 yang selanjutnya disingkat menjadi Musppanitera Cabang
Pangandaran Ke - I tahun 2016.

Pasal 2
Kedudukan
1. Sesuai dengan keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 214 tahun 2007 tentang petunjuk
penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Musppanitera merupakan suatu
forum atau tempat pertemuan bagi Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera di tiap jajaran
Kwartir sebagai wahana permusyawarahan untuk menampung aspirasi Pramuka Penegak dan
Pandega di tingkat Kwartirnya.
2. Hasil Musppanitera Cabang Pangandaran Ke - I tahun 2016 merupakan bagian dari rencana kerja
Kwartir Cabang Pangandaran yang akan di ajukan dalam Musyawarah Cabang Pangandaran.

Pasal 3
Tugas
Tugas Musppanitera Cabang Pangandaran Ke - I tahun 2016 sebagai berikut :
1. Melaksanaan Tugas Pokok atas kebijakan yang di buat oleh Dewan Kerja dalam melaksanakan
Tugas Pokok dan Rencana Kerja tahun 2016-2021.
2. Perumusan masukan untuk kebijakan Kwartir dalam pembinaan dan pengembangan Pramuka
Penegak dan Pandega untuk tahun 2016-2021.
3. Pemilihan Ketua Dewan Kerja Cabang Pangandaran Masa bakti 2016-2021.

Pasal 4
Dasar Penyelenggaraan
1. Undang-Undang RepubIik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka;
2. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 11/Munas Tahun 2013 Tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun 2014 Tentang Pola Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega;
4. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 214 Tahun 2007 Petrunjuk Penyenggaraan Dewan
Kerja Pramuka Penegak dan Pandega;
5. Keputusan Kwartir Cabang Pangandaran Nomor … Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I Tahun 2016

3
BAB II
PERSONEL MUSPPANITERA

Pasal 5
Personel Musppanitera
1. Peserta Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016:
a. Tim Panitia Persiapan Musppanitera Cabang Pangandaran ke I
b. Perutusan Dewan Kerja Ranting sebanyak 2 orang yang mendapat mandat dari Ketua Kwartir
Ranting (apabila dalam Kwarran tidak terdapat anggota DKR, maka perutusan dari Dewan
Ambalan atau Dewan Racana).
2. Penasehat Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 adalah Andalan Kwarcab
Pangandaran yang diminta oleh Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dan disetujui oleh
Kwartir Cabang Pangandaran.
3. Narasumber Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 adalah Dewan Kerja Daerah
Jawa Barat.
4. Peninjau Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 adalah Andalan Kwartir Cabang
Pangandaran masa bakti 2016- 2021.

BAB III
PERSIDANGAN

Pasal 6
Quorum Persidangan
1. Persidangan sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari jumlah perutusan yang seharusnya
hadir.
2. Jika ayat 1 pada pasal ini tidak terpenuhi, maka Sidang ditunda selama 1x10 menit.
3. Jika ayat 1 dan 2 pada pasal ini tidak terpenuhi, maka Persidangan dapat dilanjutkan dan dianggap
sah.
Pasal 7
Jenis Persidangan
1. Sidang-sidang dalam Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 :
a. Sidang Pendahuluan
b. Sidang Pleno
c. Sidang Komisi
d. Sidang tim perumus
2. Sidang Pendahuluan dihadiri oleh peserta, penasehat dan nara sumber
3. Sidang Pleno dihadiri oleh peserta, penasehat dan nara sumber
4. Sidang Komisi terdiri dari :
a. Komisi A : Organisasi, Administrasi dan tata cara pemilihan Tim Formatur Dewan Kerja
Pangandaran masa bakti 2016-2021.
b. Komisi B : Rencana Kerja Dewan Kerja Cabang Pangandaran masa bakti 2016-2021.
5. Sidang Komisi dihadiri oleh Peserta Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 yang
telah mendaftarkan diri kepada komisi yang bersangkutan.
6. Sidang Tim Perumus dihadiri oleh anggota tim perumus yang terdri dari: Presidium Musppanitera
Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016, ketua dan sekertaris sidang komisi.

Pasal 8
Hak Suara, Hak Bicara dan Hak Pilih
1. Hak suara adalah hak yang dimiliki masing-masing utusan untuk diperhitungkan dalam
perhitungan suara bila dilaksanakan pengambilan keputusan, dengan setiap kwartir ranting berhak
atas satu suara.
2. Hak bicara adalah hak yang dimiliki setiap peserta untuk menyampaikan usul, saran dan
4
pendapat.
3. Hak pilih adalah hak yang dimiliki utusan untuk dipilih dan memilih.
4. Hak-hak diatas (ayat 1-3 pada pasal ini) diatur sebagai berikut :
a. Perutusan Dewan Kerja Ranting Mempunyai hak bicara dan 1 hak suara.
b. Penasehat mempunyai hak bicara atas permintaan sidang atau apabila penasehat
menganggap perlu dengan seizin pimpinan sidang dan tidak mempunyai hak suara.
c. Peninjau mempunyai hak bicara dan tidak mempunyai hak suara.

Pasal 9
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan dalam Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 sebagai
berikut :
a. Setiap Pengambilan keputusan dicapai atas dasar musyawarah dan mufakat .
b. Apabila pada cara ayat 1 poin a tidak tercapai maka keputusan diambil dengan cara
pemungutan suara dan atas dasar suara terbanyak yaitu setengah lebih satu dari jumlah yang
hadir.
2. Cara pemungutan suara dapat dilakukan :
a. Secara lisan
b. Secara tulisan rahasia (jika di anggap perlu)
c. Pemungutan suara tentang hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilakukan secara
tertulis dan rahasia.

Pasal 10
Pimpinan Sidang
1. Pimpinan sidang pendahuluan dipimpin oleh unsur Tim Panitia Persiapan Musppanitera Cabang
Pangandaran.
2. Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 dipimpin oleh presidium sidang sebanyak 3
(tiga) orang yang terdiri dari :
a. 1 (satu) orang unsur Tim Panitia Persiapan Musppanitera Cabang Pangandaran
b. 2 (dua) orang unsur Dewan Kerja Ranting yang berlainan, yang dipilih dari dan oleh peserta
Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016.
3. a. Sidang pleno dipimpin oleh Presidium Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016
b. Pimpinan sidang komisi terdiri dari seorang ketua dan seorang sekertaris merangkap pelapor.
c. Masing-masing komisi berwenang mengatur jalannya sidang komisi yang bersangkutan sesuai
dengan ketentuan tata tertib ini, jika di anggap perlu ketua komisi dapat meminta bantuan
penasehat Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 untuk memberikan penjelasan-
penjelasan mengenai masalah-masalah yang sedang dibahas oleh komisi yang bersangkutan .
d. Sidang Tim perumus dipimpin oleh presidium Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun
2016.

Pasal 11
Tim Formatur Dewan Kerja
Tata cara pemilihan Tim Formatur dan pemilihan Anggota Tim Formatur Dewan Kerja Cabang
Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran Masa Bakti 2016-2021 dibicarakan dan
dilaksanakan dalam sidang Komisi A dan disahkan dalam sidang pleno.

5
BAB IV
PENUTUP

Pasal 12
Penutup
Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur dan ditetapkan dalam Presidium
Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016 dengan persetujuan peserta Musppanitera
Cabang Pangandaran ke - I tahun 2016.

Diputuskan di : Pangandaran
Pada Tanggal : Februari 2016

PIMPINAN SIDANG
MUSPPANITERA CABANG PANGANDARAN KE - I TAHUN 2016

Wakil Ketua, Ketua, Sekretaris,

SAEFUL ANWAR RASIWI DWI PRATIWI

6
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
TIM PANITIA PERSIAPAN MUSPPANITERA CABANG PANGANDARAN

7
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
TIM PANITIA PERSIAPAN MUSPPANITERA CABANG PANGANDARAN KE - I

A. Pendahuluan
Segenap puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan berbagai
anugerah dan kenikmatan yang tak terhingga kepada kita semua, sehingga atas rahmat dan
inayah-Nya kita dapat berkumpul dalam Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan
Putera (MUSPPANITERA) ke KE - I Tingkat Cabang Kabupaten Pangandaran Tahun 2016.
Merupakan sebuah kebanggan dan kehormatan bagi kami, segenap pengurus Dewan Kerja
Cabang Pangandaran masa bakti 2009-2014 karena diberikan kesempatan untuk menyampaikan
laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan rencana kerja Dewan Kerja
Cabang Pangandaran periode tahun 2009-2014.
Merupakan sebuah kewajiban yang bersumber dari rasa tanggungjawab terhadap amanah yang
diemban selama menjabat Dewan Kerja Cabang Pangandaran periode 2009-2014 untuk
menyampaikan laporan pertanggungjawaban terhadap rencana kerja dan tugas pokok
pengembangan dan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran serta
sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan dan kondusifitas kepengurusan Dewan Kerja Cabang
Pangandaran di masa yang akan datang.
Momentum Musppanitera Cabang Pangandaran ke KE - I adalah momentum yang tepat untuk
menghimpun segala aspirasi Pramuka Penegak dan Pandega yang berada di daerahnya masing-
masing dengan menilik pada situasi, kondisi dan perkembangan zama. Karena, tak dapat
dipungkiri bahwa Pramuka Penegak dan Pandega saat ini telah dihadapkan pada era digital,
dimana setiap informasi dapat diakses kapanpun, dimanapun dan oleh siapapun. Dan tentu saja
ini menjadi tantangan kita semua bagaimana menjadikan era ini sebagai era untuk merekrut para
remaja dan pemuda Indonesia berada dalam naungan Gerakan Pramuka, sehingga optimalisasi
potensi yang dimiliki oleh mereka bias terarah dan terasah untuk kemajuan bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, dengan berjuta ungkapan terimakasih izinkanlah kami sampaikan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan rencana kerja dan tugas pokok pembinaan dan
pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran masa bakti tahun 2009-
2013 kepada kakak-kakak sekalian, dan kiranya kakak-kakak sekalian dapat memaklumi dan
memahami atas apa yang akana kami sampaikan.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan laporan pertanggungjawaban ini adalah :
1. Untuk memperoleh informasi tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan Musppanitera Cabang
Kabupaten Pangandaran tahun 2016.
2. Untuk memperoleh informasi tentang hambatan dan masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan Musppanitera Cabang Kabupaten Pangandaran tahun 2016.
Tujuan penyusunan laporan pertanggungjawaban ini adalah :
1. Untuk digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap hasil- hasil yang dicapai dalam Pembinaan
dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran selama periode
2016-2021.
2. Untuk digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan Rencana Kerja Pembinaan dan
Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran.

C. Dasar Penyusunan
Laporan Pertanggungjawaban ini disusun berdasarkan :
1. Undang-Undang RepubIik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka;
2. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 11/Munas Tahun 2013 Tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun 2014 Tentang Pola Mekanisme
Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega;
8
4. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 214 Tahun 2007 Petrunjuk Penyenggaraan
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega;
5. Keputusan Kwartir Cabang Pangandaran Nomor … Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Musppanitera Cabang Pangandaran Ke - I Tahun 2016

9
RENCANA KERJA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KABUPATEN PANGANDARAN
TAHUN 2016-2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu menjadi musuh bangsa Indonesia selama
bertahun-tahun, dari zaman penjajahan Belanda hingga saat ini. Agenda dan proyek
pemberantasan kemiskinan yang telah dilakukan bertahun-tahun lamanya ternyata tidak
membuahkan hasil. Lembaga maupun organisasi yang dibentuk untuk menitikberatkan program-
programnya pada kesejahteraan masyarakat pun tidak pernah bersuara. Masyarakat yang selalu
bersikap pasif menghadapi persoalan ini juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Dunia, memasuki abad ke-21 atau Milenium III ditandai dengan perubahan fundamental
pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan dibidang transportasi, telekomunikasi,
ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat hubungan antar-manusia menjadi lebih dekat.
Perpindahan manusia dan barang antar-negara lebih mudah dan lebih sering karena modal
transportasi yang tumbuh dengan pesat. Pergerakan modal juga mengalami perubahan yang
cepat, saat ini setiap orang bisa menanamkan investasi melintasi negara melalui pasar modal di
berbagai negara yang terkoneksi ke seluruh dunia. Teknologi telekomunikasi dan informasi
membuat komunikasi antar-manusia di berbagai belahan dunia dapat berjalan dengan cepat dan
real time. Informasi bergerak dengan leluasa dan tidak ada satu negara pun yang dapat
membendung informasi dari luar. Intinya muncul kekaburan batas-batas negara (borderless) dan
semakin menyatunya dunia dengan resiko munculnya saling ketergantungan antar-negara
(interdependensi).
Keadaan ini disebut dengan globalisasi, yaitu ketika dunia menjadi sebuah desa global
(global village) yang memperpendek jarak dan interaksi manusia di berbagai belahan bumi.
Namun keadaan ini tidak selamanya menguntungkan, menurut Sosiolog Anthony Giddens,
globalisasi menjadikan masa depan yang dihadapi bersama penuh dengan ketidakpastian,
perubahan adalah sesuatu yang tak bisa dihindarkan bahkan cenderung berkembang menjadi
suatu gejala baru yang penuh dengan kontradiksi, konflik maupun pembalikan arah, sehingga
membuat hari depan akan penuh dengan kejutan. Tantangan sebuah bangsa dan negara akan
semakin rumit dan berat. Krisis moneter tahun 1997 adalah contoh nyata bahwa sebuah negara
dapat terpuruk akibat permainan mata uang, yang dilakukan oleh pelaku pasar uang.
Tidak bisa dipungkiri, memang bangsa Indonesia yang memiliki limpahan Sumber Daya
Alam (SDA). Namun, keadaan itu ternyata tidak cukup menjadikan bangsa dan negaranya kuat.
Sumber Daya Manusia (human resources atau SDM) Indonesia kurang cukup mengimbangi
pengembangan ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). SDA yang
melimpah tetapi tidak didukung oleh SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
menjadikan ketergantungan pada bangsa-negara asing. Melihat kondisi SDA dan ancaman
ketergantungan pada asing memperlihatkan bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi sangat
vital.
Pengembangan Nasional Indonesia pada hakikatnya adalah pengembangan manusia
Indonesia seutuhnya dan pengembangan seluruh masyarakat Indonesia. Pengembangan Nasional
bertujuan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa dan tujuan nasional dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, berdaulat dan bersatu dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Tantangan pembanguan nasional
antara lain mewujudkan kemandirian, kemajuan ekonomi yang perlu didukung oleh kemampuan
mengembangkan potensi diri. Selain itu, ada beberapa tantangan lainnya yang harus kita hadapi,
diantaranya; [1] mengembangkan perekonomian yang didukung oleh penguasaan dan penerapan
teknologi; [2] meningkatkan produktivitas SDM; [3] mengembangkan kelembagaan ekonomi
10
yang efisien dengan menerapkan praktik-praktik terbaik dan prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik; dan [4] menjamin ketersediaan kebutuhan dasar dalam negeri. Berbagai tantangan diatas
adalah saling terkait dan saling mendukung. Salah satu potensi yang penting dikembangkan
adalah keberadaan pemuda yang merupakan SDM muda (young human resources) yang dimiliki
oleh setiap bangsa. Jumlah pemuda yang mencapai 80 juta orang merupakan potensi
pengembangan yang sangat besar .
Pemberdayaan pemuda sebagai upaya peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui
dorongan, bimbingan, kesempatan, pendidikan, pelatihan dan panduan sehingga mempunyai
kesempatan untuk tumbuh sehat, dinamis, maju, mandiri, berjiwa wirausaha, tangguh, unggul,
berdaya saing, demokratis dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun tidak langsung yang mengancam dan
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional. Bentuk-bentuk ancaman tersebut menurut
doktrin Hankamnas (catur dharma eka karma) adalah [1] ancaman di dalam negeri, misalnya
pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia. [2] ancaman
dari luar negeri, seperti infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan
imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negeri.
Melihat berbagai tantangan tersebut, seluruh elemen bangsa seperti pemerintah, masyarakat,
generasi tua, wanita, pemuda dan sebagainya memiliki peranan vital di masing-masing
bidangnya. Namun, pemuda yang memiliki batasan produktif dalam berkarya, memiliki posisi
yang penting. Dalam konstruksi pemuda, posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding
sebagai obyek dan pada tingkat tertentu berperan secara lebih aktif, produktif dalam membangun
jati diri secara bertanggung jawab dan efektif. Artinya, kalaupun masih banyak pemuda yang
berposisi sebagai obyek pengembangan, maka harus terjadi perubahan paradigma, sehingga
posisi mereka sebagai objek bisa berubah dengan pemberdayaan diri dan kesadaran berkarya.
Dengan demikian, pemuda tidak hanya memiliki tantangan terhadap dirinya sendiri, yaitu
melihat dirinya sebagai objek pengembangan, tetapi tantangan luar yang menghampiri seluruh
bangsa. Kesadaran untuk menjadi subjek sangat perlu dihayati bahwa solusi pengangguran dan
berbagai problem pemuda lainnya, bisa diselesaikan oleh mereka sendiri. Kemampuan
menyelesaikan problem objektif yang ada diharapkan mampu mengantarkan pemuda untuk
tampil menghadapi tantangan yang lebih luas lagi.
Kaitannya pramuka penegak dan pandega sebagai bagian dari usia pemuda, perlu diarahkan
terhadap pengembangan potensi diri guna menghadapi tantangan global yang tak terelakkan.
“Pemuda adalah tulang punggung negara”, semboyan tersebut dapat menggambarkan pentingnya
generasi muda dalam pengembangan. Dengan begitu, dalam melaksanakan program
pengembangan bukan hanya aspek fisik saja yang digalakkan tetapi juga aspek pendidikan yang
sebenarnya menjadi hal yang mutlak dalam kerangka pengembangan. Realitanya dapat kita lihat
pada negara tetangga kita yakni Malaysia. Dahulu, pada awal kemerdekaannya, Malaysia
mengejar ketertinggalan dengan membenahi sistem pendidikan. Itu terlihat dengan program
“pengimporan” guru dari Indonesia dan hasilnya dapat kita lihat sekarang. Saat ini justru pelajar
Indonesia yang menuntut ilmu ke Malaysia. Keberhasilan Malaysia tersebut tidak lepas dari
keberhasilan membina potensi SDM mereka.
Pelajar yang berkualitas dapat diandalkan menjadi komponen yang dapat mengubah keadaan
yang semakin buruk ini. Contohnya pada sektor ekonomi, Pemerintah tidak perlu lagi
mengandalkan hutang-hutang atau bantuan dari luar negeri yang malah akan menambah beban
negara. Cukup dengan tidak memberikan hambatan kepada masyarakat atau kepada para pemuda
khususnya, untuk berkreasi dan mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dari pengetahuan
mengenai ekonomi. Tidak hanya dijadikan sebagai bahan pelajaran untuk mencari nilai di
sekolah. Bukan mencari pekerjaan, melainkan membuat pekerjaan. Misalnya dengan melakukan
11
usaha kecil-kecilan sesuai dengan bakat dan kemampuan, dengan memanfaatkan sumber daya
yang telah tersedia.
Beranjak dari usaha tersebut kemudian berkembang menjadi usaha yang lebih besar, yang
akan merauk keuntungan yang lebih besar pula. Pendapatan penduduk pun akan meningkat. Dan
usaha yang bermula dari usaha sederhana dapat menjadi lapangan kerja yang akan menampung
banyak tenaga kerja. Secara tidak langsung angka pengangguran akan berkurang. Malaysia dan
Taiwan yang telah mempraktekkan cara tersebut terbukti sukses dengan hasilnya yang dapat
menyelesaikan masalah ekonominya. Dengan pedoman mengembangkan perekonomian dengan
orientasi yang seiring antara pertumbuhan dan pemerataan.
Akan tetapi permasalahan belum selesai. Tidak hanya pembekalan pendidikan saja,
pembekalan moral pun juga harus diberikan kepada para generasi muda untuk menuntaskan
berbagai permasalahan sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Salah satunya
dengan cara memantapkan mental religius yang telah dimiliki generasi muda melalui berbagai
pengetahuan agama, pendidikan akhlak, atau melalui kegiatan-kegiatan yang dapat menjauhkan
para pemuda dari hal-hal yang merugikan bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain. Mungkin
dengan jalan ini, sedikit demi sedikit krisis moral yang melanda masyarakat Indonesia dapat
terselesaikan. Aparat keamanan yang bertugas untuk menangani berbagai masalah kriminal pun
juga perlu mendapat perhatian. Sehingga keamanan dan ketertiban akan tetap terjaga.
Dalam hal ini, guna mengantisipasi permasalahan kedepan yang lebih kompleks kaitannya
dengan permasalahan kepemudaan, maka semestinya program-program pendidikan kepramukaan
khususnya pramuka penegak dan pandega, diarahkan pada pembekalan life skill yang memadai,
disamping pembinaan moral yang sasarannya tiada lain adalah kepedulian generasi muda sebagai
pelaku yang berpartisipasi katif dalam pengembangan dan menyelesaikan permasalahan-
permasalahan bangsa. Untuk itu, program pembinaan dan pengembangan pramuka penegak dan
pandega Kabupaten Pangandaran diarahkan pada pengabdian masyarakat yang diawali dengan
pembekalan terhadap pramuka penegak dan pandega agar siap mengemban tugas pengabdian
masyarakat.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud dan tujuan Rencana Kerja Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 adalah menetapkan strategi dan prioritas-prioritas
program Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kabupaten Pangandaran
dalam kurun waktu 2016-2021, untuk dijadikan dasar penyusunan program kerja dan sasaran
kegiatan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kabupaten Pangandaran .
2. Tujuan Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Kabupaten Pangandaran periode tahun 2016-2021 ditujukan sebagai dasar
penyusunan langkah kerja serta kebijakan- kebijakan guna keselarasan persepsi dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
Kabupaten Pangandaran.

BAB II
TENTANG PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

A. Karakteristik dan Kebutuhan Kaum Muda


Program dari Pramuka Penegak dan Pandega merupakan bagian yang dapat berkontribusi
positif terhadap sinkronisasi kebutuhan Penegak dan Pandega serta membantu mereka menemukan
jalan terbaik menuju kehidupan dewasa yang konstruktif.
Untuk melakukan itu, tidak selayaknya program yang ada terbatas dalam bentuk kegiatan
rekreatif belaka, tetapi harus mampu memfasilitasi Penegak dan Pandega dalam menghadapi
masalah-masalah utama mereka secara proaktif, baik identitas gender, hubungan cinta dan
berkeluarga, persiapan untuk kehidupan profesional dan akses ke pasar kerja, kewarganegaraan dan
keterlibatan masyarakat, moral dan nilai-nilai spiritual disamping makna kehidupan lainnya.

12
Ada banyak penelitian tentang karakteristik Penegak dan Pandega. Berikut disebutkan beberapa
yang paling penting. Namun dikembalikan kepada masing-masing dari kita untuk mengidentifikasi
karakteristik dan kebutuhan Penegak dan Pandega. Karakteristik Psikologis pada akhir masa
kanak-kanak, pubertas, awal-remaja dan remaja akhir adalah tahap tepat pengembangan, dimana
sebagian besar individu, secara psikologis tergantung dari perubahan yang terjadi pada fisik,
intelektual, emosional atau pengembangan sosial. Namun, Penegak dan Pandega telah mencapai
perkembangan mereka pada hal-hal khusus tertentu kaitannya dengan pengembangan minat dan
bakat, baik bawaan maupun berasal dari pengaruh ekstern. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan
beberapa karakteristik psikologis secara umum pada usia ini. Perbedaan antara individu-individu
yang lebih menonjol daripada usia sebelumnya sangatlah signifikan.
Dalam banyak kebudayaan, usia Penegak apalagi Pandega dianggap telah mampu
bertanggungjawab penuh terhadap diri pribadi (yaitu sepenuhnya dikembangkan untuk mengambil
perannya dalam masyarakat). Sebagai perbandingan, sebagian penelitian dalam memahami
mekanisme konstruktif selama periode ini masih belum mampu menjawab secara realistis logis,
sebagian karena perkembangan masa Penegak dan Pandega jauh lebih "personal" dan ekstensif
yang tergantung pada faktor-faktor eksternal dan sejarah/pengalaman pribadi.

B. Karakteristik Penegak dan Pandega (Usia 16 – 25 tahun)


Sebelumnya mari kita kembali pada masa-masa awal perkembangan Gerakan Pramuka (pasca
dipersatukan) kaitannya dengan golongan usia, dibedakan dalam Venture (penggalang Senior : 15-
17 Tahun) dan Rover (Penegak : 17-23 Tahun). Pada masa itu, tidak mengenal masa pandega,
karena dianggap telah memasuki masa pembina, tidak lagi peserta didik. Ketika Polbin 080/1988
diterbitkan, muncul golongan Pandega (21-25) tahun dan menjadikan usia Penggalang hingga 15
Tahun serta Penegak pada usia 16-20 Tahun. Hal ini tentunya berdasarkan kajian mendalam
mengingat situasi dan kondisi pada masanya.
Namun saat ini, seiring perkembangan jaman, sudah barang tentu terjadi pergeseran kebutuhan
pada masing-masing golongan tersebut, walaupun telah ada upaya-upaya re-evaluasi kaitannya
dengan usia peserta didik (dengan adanya Pokja Polbin), namun hingga kini masih menjadi
permasalahan pada grass root dan pada teknisnya muncullah berbagai inovasi yang dianggap
menyimpang karena tidak berdasarkan aturan-aturan yang ada, padahal barangkali hal tersebut
merupakan upaya-upaya solutif atas permasalahan yang dihadapi. Karenanya hal ini perlu
ditekankan kembali, perlunya pola tersendiri atas program-progam bagi Penagk dan Pandega. Tapi
secara umum, Penegak dan Pandega memiliki kesamaan perkembangan pada hal-hal tertentu yang
memungkinkan adanya penggabungan pembinaan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Penegak dan Pandega telah menyelesaikan sebagian besar
pertumbuhan fisik, emosi, dan perubahan intelektual masa remaja yang lebih matang, tetapi yang
tidak kalah penting adalah perkembangan pada bidang tertentu yaitu berkaitan dengan keintiman
hubungan, identitas, dan kognisi. Seperti pada remaja awal, kepribadian Penegak dan Pandega
seringkali berubah-ubah, tapi secara keseluruhan perkembangan mereka lebih tenang dan lebih
"internal" daripada teman-teman sebayanya. Di beberapa daerah, seperti moralitas dan hubungan
interpersonal, dimungkinkan untuk melihat karakteristik yang sangat berbeda tergantung pada
remaja itu sendiri dan pengalaman-pengalaman dan/atau rangsangan yang telah terekspos.
a. Perkembangan kognitif
Penegak dan Pandega mampu bergerak menuju kesadaran kritis, yaitu kemampuan untuk
menganalisa dengan originalitas pemikiran mereka, dengan kesadaran sendiri. Serta
kemampuan merefleksi (bukan hanya "apa yang harus saya pikirkan" tetapi juga "kenapa aku
berpikir bahwa") memungkinkan bagi mereka untuk tumbuh menuju identitas pribadi, sistem
nilai moral, keyakinan beragama serta kemampuan pemikiran lainnya termasuk dalam hal
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.
b. Identitas Pengembangan
 Penegak dan Pandega berusaha untuk membangun identitas pribadi. Pencarian identitas
melibatkan pembentukan sebuah konsep diri yang bermakna dimana masa lalu, sekarang
dan masa depan dikolektifkan untuk membentuk suatu kesatuan yang utuh; Mereka harus
13
menjawab, untuk diri mereka sendiri, pertanyaan-pertanyaan: "Siapa aku?" dan "Saya ingin
menjadi apa?"
 Penegak dan Pandega mengalami masa pertanyaan, re-evaluasi, dan
eksperimentasi ketika mereka berusaha untuk mengembangkan, konsistensi konsep-diri;
 Mereka mengembangkan otonomi lebih jauh dari orang tua, sebuah otonomi yang
melibatkan kebebasan bertindak. Mereka mengevaluasi penilaian otoritas lain atas kemauan
dengan mempertimbangkan kemampuan serta penggalian potensi yang dimiliki.
 Beberapa Penegak dan Pandega menerima kenyataan masalah seksualitas dan peran seks
identitas (self-definisi sebagai seorang pria atau wanita) yang akan terus dilalui pada masa
Penegak dan Pandega hingga masa dewasa.
 Penegak dan Pandega membuat keputusan mengenai pilihan karier dan sering
bereksperimen dengan satu atau lebih karier sebelum memutuskan pada sebuah karir
"dewasa" atau karir yang tepat; mereka mengembangkan komitmen pribadi-sistem nilai
yang dipegang, agama keyakinan, tujuan hidup dan falsafah hidup.

c. Perkembangan Interpersonal
 Beberapa Penegak dan Pandega masih mempertimbangkan sudut pandang pihak ketiga,
yaitu mendapatkan langkah di luar diri mereka dan mempertimbangkan kedua belah pihak
dalam hubungan - perasaan, tindakan, dan kebutuhan mereka dalam menghubungankan
suatu kejadian/analisa. Hubungan menjadi lebih saling menguntungkan; kepercayaan,
persahabatan, dan kesetiaan menjadi signifikan faktor dalam hubunganinterpersonal.
 Mereka memperluas perspektif mereka untuk mencakup diri sendiri, kelompok sebaya, dan
dunia yang lebih luas. Sikap dan pandangan dunia yang lebih besar semakin dipahami dan
dipertimbangkan.
 Penegak dan Pandega dapat memahami lebih dalam motif, perasaan, dan
pola pikir individu dan kelompok lain masyarakat, seperti bangsa-bangsa
dan kelas. Mereka menyadari bahwa individu-individu lain bertindak keluar dari runtutan
yang rumit seperti keyakinan, sikap, dan nilai-nilai yang mungkin berbeda dari sistem
kepercayaan mereka sendiri.
d. Perkembangan Moral
 Beberapa Penegak dan Pandega terus beralasan tentang moral pada tingkat konvensional,
yaitu mereka memecahkan dilema moral dalam kaitannya dengan harapan sesuatu yang lain
daripada diri mereka sendiri. Ini "sesuatu yang lain" dapat lebih pribadi: apakah teman-
teman sebaya atau orang penting lainnya akan menganggap mereka jika mereka lakukan
atau tidak melakukan ini dan hal seperti itu. Secara impersonal: Penegak dan Pandega telah
meyakini dan menjalankan kewajiban terhadap peraturan yang berlaku baik tertulis maupun
tidak (norma/adat).
 Beberapa Penegak dan Pandega bergerak melampaui penalaran moral konvensional,
mengevaluasi pengalaman sebelumnya (warisan) prinsip-prinsip moral dengan pengalaman
baru dan informasi. Ini melibatkan de-strukturisasi dan re-strukturisasi yang dapat sangat
mengganggu. Hal ini dapat membuat semacam vakum dalam penalaran moral, di mana
orang muda menjadi skeptis, negatif, dan relativistik.
e. Pengembangan Iman/Keyakinan/Agama
 Beberapa Penegak dan Pandega kritis merefleksikan kehidupan mereka sendiri dan
maknanya, berjuang untuk membentuk identitas iman mereka sendiri. Mereka menjauhkan
diri dari otoritas iman masyarakat, mengambil tanggung jawab untuk
melaksanakan kewajiban ber-Agama. Mereka mulai mencari intelektual pembenaran iman.
Mereka terlibat dalam penilaian kritis masyarakat pemahaman dan cara-cara yang muncul
ketika mereka berusaha untuk menemukan nilai-nilai religiusitas.
 Penegak dan Pandega mulai membuat sistem iman/ekspresi yang secara pribadi
diselenggarakan dan dihargai. Mereka serius mempertimbangkan beban tanggung jawab

14
untuk komitmen mereka sendiri, gaya hidup, kepercayaan dan sikap. Mereka
mengembangkan keimanan diarahkan pada identitas.
f. Sosial dan Integrasi Pasar Kerja
Sosial dan integrasi pasar kerja merupakan tantangan yang cukup berat bagi pemuda secara
umum dan bahkan lebih besar berisiko tantangan bagi pemuda. Memang, pemuda yang telah
mengalami banyak kesulitan dalam pribadi dan sosial mampu berkembang secara signifikan
mengintegrasikan diri ke dalam masyarakat dan masuk ke pasar tenaga kerja.

Beberapa pertimbangan di atas tentang karakteristik pemuda (usia Penegak dan Pandega)
secara umum hampir sama, belum tentu usia Pandega telah menyelesaikan konflik pribadinya,
ataupun belum tentu pula seorang Penegak telah mengalami secara umum perkembangan internal
yang harus dilalui.
Maka wajarlah ketika dalam hal-hal tertentu pola pmebinaan Penegak dan Pandega tetap dalam
wadah yang sama namun perlu dipertimbangkan pola-pola yang berbeda, khususnya untuk
Pandega adalah pola dengan sasaran pengembangan, tidak lagi pembinaan.

BAB III
KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan utama gerakan Pramuka adalah mendukung dan merangsang setiap orang muda untuk
mengembangkan potensi, yang memungkinkan dia untuk menjadi aktif dan sukses ketika menjadi
seorang warga negara dewasa dan dengan itu berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih
baik.
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Penegak dan Pandega di berbagai wilayah jika
mereka ingin berhasil memasuki kehidupan dewasa, menemukan tempat mereka dalam
masyarakat, memilih profesi, mengembangkan sistem nilai, mengembangkan hubungan pribadi dan
langgeng membangun kemitraan adalah sebagian dari tantangan. Bagian usia di Pramuka yang siap
untuk menyambut dan mendukung Penegak dan Pandega agar mampu memainkan peran besar
dalam hal ini adalah fase penting dari perkembangan orang muda. Inilah sebabnya mengapa
Pramuka Penegak dan Pandega merupakan bagian penting – yaitu sebagai wadah dimana masing-
masing orang muda dapat melakukan pengembangan diri dalam pengambilan keputusan atas
langkah diri untuk masa depan dengan dukungan teman-temannya dan orang lain yang lebih
berpengalaman/orang dewasa.
Pramuka Penegak dan Pandega adalah Pramuka dengan lingkungan belajar yang menawarkan
kepada mereka sebagai bagian terakhir dari jalan menuju kehidupan dewasa. Semua yang
dikatakan di atas menjelaskan mengapa harus ada batas usia Penegak dan Pandega. Dalam hal ini
bukan berarti hingga akhir usia (25 Tahun bagi Pandega) untukl menyelesaikan pengembangan diri
dalam wadah pembinaan Gerakan Pramuka bagi Pramuka Penegak dan Pandega, sehingga ketika
memang telah cukup bekal bagi kedua golongan tersebut (untuk terjun ke masyarakat) maka tidak
perlu lagi melanjutkan pengembangan diri namun berubah menjadi pengabdian pada Gerakan
Pramuka.
Namun dalam Gerakan Pramuka ada perbedaan antara program pendidikan yang ditawarkan
kepada orang-orang muda, pelatihan dan dukungan yang diberikan kepada "Orang dewasa di
Scouting", ini adalah salah satu alasan mengapa penting untuk menemukan batas usia Penegak dan
Pandega. Hal tersebut atas pertimbangan kesiapan sosok pemuda (Penegak dan Pandega) dalam
berperan secara konstruktif dalam lingkungan masyarakat.
Pada usia ini tantangan yang paling penting bagi Penegak dan Pandega untuk menemukan cara
mereka sendiri dalam menjalani kehidupan. Mereka harus memasuki pasar kerja dan memulai karir
profesional, mereka harus mempersiapkan diri untuk membangun dan mempertahankan secara
positif dan setara mengenai relasi gender. Akhirnya, mereka harus belajar bagaimana untuk
mengambil tanggung jawab dalam komunitas mereka sebagai warga di tingkat lokal, nasional dan
internasional.
15
Beberapa tujuan dapat diidentifikasi dalam Penegak dan Pandega adalah:
1. Memberikan kesempatan Penegak dan Pandega untuk pengembangan diri melalui
pertumbuhan: fisik, intelektual, emosional, sosial, pertumbuhan rohani yang mengarah kepada
pengembangan karakter (mentalitas jati diri seorang pemuda). Pendekatan yang
Memperbaharui program pembinaan Penegak dan Pandega mengusulkan skema yang
didasarkan pada progres tujuan pendidikan pribadi yang konsisten dari Siaga hingga Pandega.
2. Memberikan kesempatan Penegak dan Pandega untuk menemukan tantangan dunia saat ini dan
mengembangkan motivasi serta keterampilan untuk menghadapi kehidupan realitas mereka,
tidak hanya dalam masyarakat dan negara, tetapi juga di tingkat internasional. Sangat penting
bahwa Penegak dan Pandega memahami dunia di mana mereka hidup. Sangat penting bahwa
mereka mendapatkan motivasi dan keterampilan untuk memainkan peran aktif dan
berkontribusi positif dalam membangun masa depan yang lebih baik.
3. Untuk membantu Penegak dan Pandega memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
kepemimpinan. Dalam kepemimpinan Pramuka berkaitan dengan memainkan peran aktif dalam
membantu orang lain untuk bekerja sama dengan baik: menganalisis dan memecahkan masalah,
mengelola konflik dan membuat keputusan bersama-sama, setting-up dan mengevaluasi tujuan,
mengorganisir dan merencanakan proyek-proyek kolektif, mendirikan aturan masyarakat, terus
berkembang, tanpa mengabaikan motivasi pribadi.
4. Untuk membantu kaum muda mengembangkan jalan mereka sendiri dalam hidup dan
merencanakan masa depan untuk mencapai integrasi sosial dan ekonomi. Ini adalah masalah
utama bagi Penegak dan Pandega. Mereka harus mempersiapkan integrasi penuh dalam
masyarakat: seperangkat nilai-nilai dan kehidupan spiritual, berkeluarga, skill khusus, dan bela
negara. Masalah ini secara sosial sangat penting dalam masyarakat modern karena transisi ke
peran orang dewasa jauh lebih rumit dan sulit daripada di masa lalu. Kredibilitas Gerakan
Pramuka akan tergantung pada kemampuannya untuk berperan efektif dalam proses ini.

B. Dasar Kebijakan
1. Undang-Undang Gerakan Pramuka
2. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;
3. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
4. Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega;
5. Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega;
6. Educational Objective WOSM;
7. Rover Guidelines WOSM.

C. Sasaran Program
1. Physical Development
2. Creativity
3. Character
4. Affective development
5. Social development
6. Spiritual development

D. Strategi dan Kebijakan


1. Gugusdepan T/D/Perti
2. Dewan Ambalan & Dewan Racana
3. Dewan Kerja
4. Saka & Dewan Saka
5. Unit/Satuan Kegiatan T/D
6. Pola Kegiatan

16
E. Program
Definisi Program Pemuda menekankan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh Penegak dan
Pandega dalam Gerakan Pramuka harus berorientasi terhadap tujuan dan prinsip dasar Gerakan
Pramuka yang diimplementasikan dengan menggunakan Metode kepramukaan. Program Kebijakan
Pramuka Penegak dan Pandega, yang didasarkan pada gagasan bahwa program pemuda bukanlah
sesuatu yang harus didefinisikan sekali dan untuk semua, tetapi harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan aspirasi Penegak dan Pandega dari setiap generasi dan di wilayah, hal ini
memungkinkan masing-masing wadah pembinaan Penegak dan Pandega menyesuaikan kebutuhan
masing-masing daerah kaitannya dengan pratisipasi aktif Penegak dan Pandega dalam integrasi
sosial.
Kebijakan mengacu pada program "oleh" orang-orang muda, sebagai lawan dari program
"untuk" orang-orang muda. Ini berarti bahwa program yang dikembangkan dari aspirasi kaum
muda, dan dengan partisipasi mereka, karena mereka adalah subjek utama agen pengembangan
(agent of change) bagi mereka sendiri. Hal ini tentunya membutuhkan bantuan dan bimbingan
orang dewasa. Dewasa secara alami mempunyai tempat dalam program pembinaan dan
pengembangan dalam hal menyarankan kemungkinan, menawarkan alternatif, memotivasi dan
membantu kaum muda untuk menggunakan semua potensi mereka. Hal ini, perlu diingat, tidak
akan terwujud tanpa partisipasi aktif Penegak dan Pandega dalam penyusunan dan pelaksanaan
program-program pembinaan dan pengembangan Penegak dan Pandega.
Kepanduan berusaha membentuk Penegak dan Pandega yang bertanggung jawab atas
perkembangan diri mereka sendiri. Mencoba mendorong mereka untuk belajar bagi diri mereka
sendiri, bukan menerima secara pasif standar instruksi yang ada (dari orang dewasa). Rover Scout
Program yang pada dasarnya adalah sebuah program yang didasarkan pada tujuan yang berpihak
pada Penegak dan Pandega. Tujuan ini harus disesuaikan dengan usia. Penegak dan Pandega
bergabung dengan Gerakan Pramuka tidak hanya untuk ambil bagian dalam kegiatan menarik,
tetapi juga untuk menemukan jawaban atas kebutuhan dan aspirasi mereka.
Program pemberdayaan Penegak dan Pandega harus memberikan kesempatan dengan wajah
tantangan dan tren di dunia sekarang ini, seperti yang dianalisis dalam bagian-bagian sebelumnya
pada Rencana kerja ini. Oleh karena itu pemberdayaan Penegak dan Pandega untuk memberikan
kontribusi kepada masyarakat, merupakan salah satu elemen kunci untuk keberhasilan Rover Scout
Program dan kontribusi Gerakan Pramuka dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Sementara
Program pembinaan Penegak dan Pandega dapat memberikan keempatan kepada orang-orang
muda dengan berbagai kegiatan, perlu juga memberi pengalaman yang bisa membantu Penegak
dan Pandega menghadapi tantangan khusus usia mereka. Oleh karena itu, Rover Scout Program
mengusulkan untuk masing-masing Penegak dan Pandega, melakukan perjalanan dan pengalaman
antar kultur/wilayah atau komunitas lain, disamping lingkungan budaya mereka sendiri. Dengan
menyediakan pengalaman antar kultur/wilayah membantu Penegak dan Pandega untuk:
menemukan budaya lain dan pengalaman universal, memperluas wawasan, mengembangkan
pemahaman budaya lain dan nilai mereka sendiri, memelihara hubungan internasional,
mengembangkan keterampilan organisasi, dll.
Diantara bentuk program bagi Penegak dan Pandega antara lain berhubungan dengan:
1. Petualangan di pegunungan atau hutan, bermain kano/olah raga air lainnya,
mountaineering, dll. Kegiatan-kegiatan tersebut harus mendorong cara bertahan hidup;
mengembangkan kerja sama tim dan kepedulian yang permanen untuk melindungi
lingkungan, satwa liar dan adat lingkungan setempat, dan untuk hidup tanpa membuang-
buang sumber daya/melestarikan alam raya.
2. Pelayanan masyarakat, terkait keprihatinan terhadap lingkungan, perdamaian, pendidikan,
kelaparan dan kemiskinan, teknologi informasi dan komunikasi, dll. Hal ini memberikan
kesempatan untuk masing-masing Penegak dan Pandega untuk mengembangkan dan
bertanggung jawab selaku bagian dari masyarakat pada tingkat lokal, nasional dan
internasional, kapasitas untuk berpikir dan bekerja dalam kelompok untuk tujuan yang
sama.

17
3. Sosial dan integrasi ekonomi. Pengangguran di kalangan kaum muda adalah masalah secara
umum mudah ditemui. Untuk itu perlunya upaya untuk menciptakan kesempatan kerja bagi
semua warga negara. Pada kenyataannya bahwa pertumbuhan ekonomi tidak selalu disertai
dengan pertumbuhan kesempatan kerja. Seperti disebutkan sebelumnya, Penegak dan
Pandega menghadapi kesulitan untuk mengakses pasar kerja dan untuk mempersiapkan diri
dalam hal integrasi ekonomi. The Rover Scout Program harus menyediakan kesempatan
bagi Penegak dan Pandega pengalaman belajar dan keterampilan yang sangat penting dalam
pekerjaan profesional: manajemen waktu, tim kerja, manajemen proyek, dll.
4. Adapun bentuk ril atas rencana kerja meliputi berbagai hal di dalamnya, sebagaimana
terlampir dalam tabel rencana kerja pembinaan dan pengembangan.

BAB IV
PENUTUP

Berbagai permasalahan, tantangan serta solusi sederhana dalam rencana kerja ini sebatas upaya
dalam rangka menjadikan Penegak dan Pandega yang lebih baik. Proyeksi kebutuhan akan
partisipasi kaum muda dalam pembangunan nasional sudah barang tentu menjadikan Gerakan
Pramuka sebagai salah satu wadah pembinaan kaum muda untuk mempersiapkan kadernya dalam
memenuhi kebutuhan yang dimaksud.
Demikian rencana kerja ini disusun sebagai landasan untuk dikembangkan menjadi
program terarah dan meningkat dalam pola pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan
Pandega masa depan sesuai dengan harapan dan kebutuhan

18
SIKLUS RENCANA KERJA

PEMBINAAN PENGEMBANGAN

PEMBERDAYAAN

ALUR PERENCANAAN KEGIATAN


1. ARAH – TUJUAN – SASARAN – INDIKATOR SASARAN – STRATEGI – KEBIJAKAN –
PROGRAM – KEGIATAN POKOK
2. KEGIATAN BERDASARKAN PP – KEBIJAKAN – PROGRAM – INDIKATOR
SASARAN – SASARAN
3. PROGRAM INSTANSI/JEMPUT BOLA – PROGRAM & KEBIJAKAN (PENYESUAIAN
PROGRAM GP DENGAN INSTANSI) - STRATEGI

POLA EVALUASI KEGIATAN


 EVALUASI PASCA KEGIATAN/INDIKATOR KEBERHASILAN
 EVALUASI KELUARAN/HASIL KEGIATAN
 PERLU ADANYA INSTRUMENT EVALUASI YANG VALID

POLA EVALUASI KEGIATAN

TAHUN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN


I 50 % 25 % 25 %
II 50 % 25 % 25 %
III 50 % 25 % 25 %
IV 40 % 30 % 30 %
V FLEXIBEL

PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN RENCANA KERJA


19
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA
KWARTIR CABANG KABUPATEN PANGANDARAN MASA BAKTI 2016-2021

A. Pendahuluan
Pelaksanaan Tugas Pokok dan Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka
Penegka dan Pandega di Kabupaten Pangandaran Masa Bakti 2016-2021 dalam upaya
pencapaiannya mengalami berbagai kesulitan, tantangan dan hambatan salah satunya terjadi
berbagai penyempurnaan dan pergantian pengurus Dewan Kerja Cabang Kabupaten Pangandaran
Masa Bakti 2016-2021 yang cukup memberikan pengarh kepada kesinambungan pencapaian
Rencana Kerja 2016-2021. Dikarenakan perlu adanya waktu untuk proses adaptasi dan
penyesuaian. Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega
Kabupaten Pangandaran 2016-2021 yang dibagi menjadi tiga aspek prioritas yaitu arah
pembinaan,pengembangan dan pemberdayaan yang menjadi parameter dalam setiap implementasi
pelaksanaan progaram kerja tahunan yang dilaksanakan oleh Dewan Kerja Cabang Kabupaten
Pangandaran Masa Bakti 2016-2021. Secara keseluruhan Rencana Kerja 2016-2021 diarahkan
kepada sasaran terhadap upaya Peningkata Kualitas Pembinaan dan Pengembangan Pramuka
Penegka dan Pandega serta upaya Peningkatan Kualitas Fungsi Dewan Kerja Pramuka Penegak
dan Pandega di Kabuapaten Pangandaran. Dalam upaya pencapaian dan evaluasi terhada
pelaksanaan Rencana Kerja 2016-2021 tersebut setiap tahunnya dituangkan dalam Sidang
Paripurna Cabang Kabupaten Pangandaran.

B. Organisasi
Dalam rangka menjaga sinergitas organisasi Dewan Kerja Cabang Kabupaten Pangandaran
Masa Bakti 2016-2021 akan melaksanakan penyempurnaan dan pergantian Pengurus Dewan Kerja
Cabang Kabupaten Pangandaran apabila ada beberapa faktor yang mengharuskan Dewan Kerja
Cabang Kabupaten Pangandaran uutuk melaksanakan penyempurnaan dan Pergantian
Kepengurusan seperti adanya pengurus yang sudah melewati usia Pramuka Pandega, adanya
beberapa pengurus yang melanjutkan studi di luar kota, dan juga beberapa pengurus yang tidak
aktif sehingga dinilai tidak bisa menjalankan tugas dan fungsinya.

C. Pelaksanaan Tugas Pokok


a. Bidang Kajian Kepramukaan
- Melaksanakan Sidang Paripurna Cabang Tiap Tahun
- Melaksanakan Rapat Koordinasi dengan DKR se- Kabupaten Pangandaran
- Melaksnakan Pengkajian Al-Islam Juklak dan Juknis
- Melaksanakan Sarasehan Kebangsaan
- Melaksanak Sarasehan Pramuka Penegak dan Pandega
- Terlibat dalam perencanna dan pelaksanaan kegiata Gebyar Pramuka Pribadi Bangsaku
untuk sub kegiatan Pramuka Penegak Dan Pandega
- Terlibat dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi Undang – Undang Republik Indonesia
Tentang Gerakan Pramuka yang dilaksanakan oleh Kwartir Cabang Pangandaran
- Terlibat dalam Pelaksanaan Seminar Implementasi Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakulikuler wajib yang dilaksanaka oleh Kwratir Cabang Pangandaran

b. Bidang Kegiatan Kepramukaan


- Melaksanakan Kegiatan Raimuna Cabang dan Kanira Kabupaten Pangandaran
- Melaksanakan Gema Ramadhan
- Melaksanakan Senior Rover Gathering
- Melaksanakan Pelatihan Keputerian
- Melaksakan Kegiatan Gebyar Pramuka Pribadi Bangsaku
- Terlibat dalam Pembinaan Satuan Karya
- Terlibat dalam perencanaan pengiriman Kontingen Kwarcab Pangandaran pada kegiatan
Daerah/Nasional
20
- Menjalin Hubungan Kerjasama Dengan Instansi yang ada di wilayah kabupaten
Pangandaran Untuk Pelaksanaan Kegiatan Pramuka
- Menjalin Hubungan Kerjasama dengan Pimpinan Saka di Kabupaten Pangandaran dalam
Kegiataan Kesakaan
- Mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan
- Mengadakan Kegiatan BALAKA (Babarengan Melak Kalapa)
- Menanam 1000 pohon Mangrove
- Melaksanakan kegiatan bersih-bersih pantai

c. Bidang Pengabdian Masyarakat


- Melaksanakan Perkemahan Wirakarya
- Melaksakan Ulang Tahun Gerakan Pramuka
- Terlibat Pengelolaan Website Kwartir Cabang Pangandaran
- Publikasi gerakan Pramuka melalui Sosial media, Pengelolaan Facebook dan Twitter DKC
- Terlibat dalam penjajakan kerjasama dengan Bank BTPN untuk membuka lowongan kerja
bagi pramuka penegak dan pandega
- Terlibat dalam kerjasama Pelaksaan Kegiatan Pelatihan Koperasi dan Kewirausahaan
dengan Dinas Koperasi, Perdagangan dan Indusri kabupaten Pangandaran.
- Terliabat dalam kegiatan Satgas Anti Narkoba
- Terlibat dalam kegiatan workshop jurnalistik dan workshop kehumasan.

d. Bidang Evaluasi Dan Pengembangan


- Melaksanakan Sosialisasi dan Monitoring MATA CAKAP
- Melaksanakan Monitoring kegiatan pramuka seperti pelantikan bantara, laksana, dll.
- Melaksanakan Penilaian DKR Tergiat

D. Pencapaian Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega
Kabupaten Pangandaran
Pelaksanaan Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pamuka Penegak dan Pandega
kwartir Cabang Kabupaten Pangandaran Tahu 2016-2021 diarahkan kepada tiga aspek, yakni arah
Pembinaan, Pengembangan dan Pemberdayaan. Dalam upaya implementasinya Dewan Kerja
Cabang Kabupaten Pangandaran tidak terlepas kaepada alur perencanaan kegiatan sebagai berikut :

ARAH TUJUAN SASARAN INDIKATOR


SASARAN

KEGIATAN
POKOK
KEBIJAKAN STRATEGI
PROGRAM

Untuk mengukur pencapaian Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka


Penegak Pandega Kwartir Cabang Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 dengan melakukan
evaluasi terhadap keluaran (output) kegiatan Pokok yang telah dilaksanakan dengan setiap tahun
pelaksanaannya memperhatikan Prosentase Pola Evaluasi kegiatan.

E. Kesimpulan Pelaksanaan Rencana Kerja 2016-2021


Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2016-2021 yang berpedoman pada hasil Musppaniter
Cabang Ke-I Pangandaran Tahun 2016 bahwa Rencana Kerja Tahun 2016-2021 ini merupakan
Instrumen untuk mengarahkan kepada peningkatan kualitas Pramuka Penegak dan Pandega di Jawa
Barat dengan Kesimpulan sebagai berikut :
21
1. Secara keseluruhan parameter tujuan, indikator, sasaran, kebijakan dan program yang akan
dilaksanakan dan diserap ke dalam kegiatan – kegiatan pokok yang dilaksanakan selama masa
bakti 2016-2021.
2. Tujuan Rencana Kerja 2016-2021 ini disusun pada Musppanitera Cabang Ke-I Pangandaran
tahun 2016 untuk meningkatkan kualitas pamuka penegak dan pandega serta individu dan
satuannya untuk dapat berintegrasi dan berkesinambungan secara keseluruhan terhadap pola
kaderisasi Dewan Kerja Cabang di Pangandaran. Output/keluaran kegiatan – kegiatan yang
dilaksanakan akan berhasil merangsang pola kaderiasi yang berjenjang. Beberapa peserta dan
panitia/sangga kerja yang dilibatkan terserap kedalam kepengurusan baik di Dewan Kerja
Ranting, Dewan Kerja Cabang, Dewan Kerja Daerah, dan Dewan Keja Nasional.
3. Program – program kerjasama dengan instansi pemerintah / swasta juga dapat terealisasi berkat
dukungan dari Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran.
4. Aspek Pengembangan yang indikator keberhasilannya adalah integrasi dengan pasar kerja dalam
masa bakti 2016-2021 juga akan menjalin beberapa kerjasama diantaranya dengan Bank BTPN
berupa rekruitmen karyawan khusus bagi Pamuka Penegak dan Pandega.
5. Dalam bidang pengabdian masyarakat berbagai sasaran juga telah tercapai dengan
diselenggarakannya kegiatan – kegitan bakti, karya bakti lebaran, pelibatan di dalam
penanggulangan bencana alam, dll
6. Dari brbagai uraian atas kesimpulan pencapaian Rencana Kerja tahun 2016-2021 tersebut Dewan
Kerja Cabang Kabupaten Pangandaran Masa Bakti 2016-2021 dalam upaya mengukur indikator
keberhasilan pencapaian rencana kerja tahun 2016-2021 yang berorientasi kepada peningkatan
kualitas pamuka Penegak Dan Pandega.

BAB IV
KONDISI GERAKAN PRAMUKA

A. Kondisi Umum
Kondisi umum yang terjadi dilingkup wadah-wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
serta kondisi yang berkembang di masyarakat, khususnya para remaja dan pemuda seusia
Pramuka Penegak dan Pandega antara usia 16- 25 tahun berpengaruh pula dengan pelaksanaan
program- program DKC Pangandaran atas amanat yang diembannya.

Disadari atau tidak, mulai terjadi pergeseran trend anak muda yang berpengaruh pula dengan
keberadaan Dewan Kerja. Paham kebebasan, dunia yang serba instan dan tidak mau terlibat
dengan hal- hal yang rumit dan lebih suka berkumpul dalam wadah- wadah kecil merupakan
fenomena yang ada saat ini yang harus diperhatikan oleh Gerakan Pramuka. Selain itu, pada
umumnya apabila telah memasuki tingkat akhir pendidikan atau sudah lulus lebih condong untuk
mencari pekerjaan dan berpenghasilan. Dengan kondisi Gerakan Pramuka yang sudah tidak
terlalu diperhatikan lagi ditunjang dengan keasyikan bermain sendiri tanpa banyak melibatkan
masyarakat dan pemuda lainnya sehingga Gerakan Pramuka terkesan exclusive menjadi keadaan
yang umum saat ini.
Oleh karena itu, secara umum bahwa kondisi yang akan dihadapi selama masa bakti DKC
Pangandaran 2016-2021 merupakan kondisi transisi, baik yang terjadi dalam tubuh DKC
Pangandaran itu sendiri, Kwarcab, pemerintah dan masyarakat pada umunya.

B. Kondisi Kwarcab Kabupaten Pangandaran


Kondisi Kwarcab Pangandaran sebagai lembaga induk dari DKC Pangandaran sedikit banyaknya
berpengaruh pula terhadap DKC Pangandaran dalam upayanya menjalankan tugas pokok dan
rencana kerja yang diamanatkannya.
Melalui hubungan antar personal yang harmonis antara unsur Andalan Kwarcab Pangandaran
dengan unsur Dewa Kerja Cabang Pangandaran Masa Bakti 2016-2021 akan menghasilkan
keterikatan dan kekeluargaan, dan tentu ini menjadi modal utama dalam pengembangan

22
organisasi Dewan Kerja Cabang Pangandaran selaku badan kelengkapan Kwarcab Pangandaran
dalam pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega.

C. Kondisi Dewan Kerja


Kondisi Dewan Kerja di Kabupaten Pangandaran hingga saat ini masih beragam, ada yang sangat
aktif, aktif dan tidak aktif, namun ada pula Kwartir Ranting yang tidak terdapat Dewan Kerjanya.
Kondisi ini selalu menjadi salah satu hambatan, berikut menjadi tantangan untuk menghimpun
informasi, melakukan konsolidasi dan koordinasi.
Secara umum perkenankan kami memaparkan “W” dari analisis SWOT yang dapat dibagi ke
dalam 2 (dua) faktor-faktor argumen yaitu faktor intern kwartir dan ekstern kwartir.

1. Faktor Intern
a. Masih adanya Kwartir yang kurang memberikan pembinaan organisasional dan struktural
kepada pengurus Dewan Kerja.
b. Masih adanya Kwartir yang tidak terstrukturnya dalam organisasi kwartir di beberapa
Kwarran di Pangandaran terhadap Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja sebagai
pemegang amanah serta pengelola dalam pembinaan dan pengembangan Pramuka
Penegak dan Pandega di Kwartirnya.
c. Kurangnya dukungan dari Kwartir Ranting baik secara materiil ataupun imateriil,
sehingga kondisi Dewan Kerja seringkali mendapat hambatan dalam pelaksanaan tugas
pokok dan kewajibannya.
d. Tidak adanya kurikulum khusus tentang Penjelasan Pramuka Penegak dan Pandega dan
Dewan Kerja dalam KMD sehingga para pembina Pramuka Penegak tidak mengetahui
tentang kepenegakkan dan kedewan kerjaan.

2. Faktor Ekstern
a. Menurunnya kualitas dan kuantitas anggota Pramuka Penegak dan Pandega di Gugus
Depan.
b. Masih terbenturnya antara kebijakan Gugus Depan dengan program pengembangan
Kepramukaan dengan unsur Pangkalan.
c. Penerapan sistem Among sebagai metode pendidikan kepramukaan belum bisa
sepenuhnya diterapkan oleh para Pembina Pramuka Penegak.

PENUTUP

Demikian Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok Pembinaan dan Pengembangan Pramuka


Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021 yang berdasarkan kepada
Rencana Kerja yang disusunkan melalui Musppanitera ke-I Cabang Pangandaran tahun 2016.
Semoga laporan ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana kerja dan
program kerja selanjutnya dan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kapabilitas Pramuka
Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran ke depannya dalam rangka suksesi revitalisasi
Gerakan Pramuka.
Adapun keberhasilan dan kesukesan atas terselenggaranya sebuah program kerja merupakan
bukti kesesuai rencana kita dengan Rencana Allah Swt. disertai usaha, kerja keras dan kerjasama
seluruh pihak. Maka, sudah selaykanya kami menghaturkan beribu terimakasih kepada kawan-
kawan Dewan Kerja Ranting, Dewan Saka, Dewan Unit, Dewan Ambalan dan Dewan Ambalan
yang senantiasa berpartisipasi aktif dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang telah dicanangkan.
Tak ada gading yang tak retak. Maka, kami sadari bahwa sejauh ini laporan yang kami
sampaikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sampaikan permohonan maaf atas
segala kesalahan, atas setiap kekhilafan dan atas seluruh kekeliruan yang telah diperbuat, karena
inilah keterbatasan dan kelemahan kami. Serta kami sangat mengharapkan saran, masukan, opini
bahkan kritik sekalipun guna perbaikan di masa mendatang.
23
Dengan berawalnya masa bakti 2016-2021 ini, izinkanlah kami segenap Tim Panitia Persiapan
Musppanitera Cabang Pangandaran ke-I mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat beserta Andalan dan Staf
2. Pimpinan dan Anggota Majelis Pembimbing Cabang Pangandaran
3. Pimpinan, Anggota dan Staf Kwartir Cabang Pangandaran
4. Rekan-rekan pengurus Dewan Kerja Daerah Jawa Barat
5. Rekan-rekan Panitia Persiapan Musppanitera Cabang Pangandaran ke-I.
6. Rekan-rekan pengurus Dewan Kerja Cabang Ciamis
7. Pimpinan dan anggota Majelis Pembimbing Ranting se-Kabupaten Pangandaran
8. Pimpinan dan Andalan Kwartir Ranting Se-Kabupaten Pangandaran
9. Rekan-rekan Dewan Kerja Ranting se-Kabupaten Pangandaran
10. Para Ketua Mabigus dan Pembina Gudep se-Kabupaten Pangandaran
11. Bapak, Ibu, Kakak, Adik, serta Saudara yang telah selalu memberikan dukungan dan motivasi
dalam setiap gerak langkah kami,
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sebagai Penutup, izinkan kami hadirkan sebuah bait sajak dari Chairil Anwar:
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami Cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kau lah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Dengan penuh kejujuran pada nurani kami, bahwa kerja kami belumlah usai, belum berbuat apa-apa.
Tapi kami terus berupaya dan mencoba untuk melakukan yang terbaik dan meberikan yang terbaik
bagi perkembangan dan kemajuan Pramuka Penegak dan Pandega di Kabupaten Pangandaran.
Kami hanya berharap, semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat dan Bimbingan-Nya kepada
kita sekalian dalama mengisi masa-masa muda ini sebagi amal ibadah yang tercata disisi-Nya dan
menjadi washilah untuk meraih surga-Nya kelak. Aammiin …

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam Pramuka

Pangandaran. Februari 2016


Tim Panitia Persiapan Musppanitera
Cabang Pangandaran ke-I
Ketua,

SAEFUL ANWAR

Lampiran I

24
SUSUNAN PANITIA
PERSIAPAN MUSPPANITERA KE-I
KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN PANGANDARAN
TAHUN 2016

Lampiran : Keputusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten


Pangandaran Nomor Tahun 2016 Tanggal Januari
2016

1. Saeful Anwar
2. Rasiwi Dwi Pratiwi
3. Diki Zaitun
4. Yanto Prianto
5. Burhanudin
6. Dadan
7. Yanyan Riyanto
8. Adam

25
KOMISI A

RANCANGAN ORGANISASI DEWAN KERJA CABANG PANGANDARAN


MASA BAKTI 2016 - 2021

26
KOMISI A
RANCANGAN ORGANISASI DEWAN KERJA CABANG PANGANDARAN
MASA BAKTI 2016 - 2021

A. PENDAHULUAN
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok
orang yang berkerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan
wadah saja. (M. Malayu SP,2005:24).
Organisasi merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung
jawab (Arni Muhammadiyah, 2000:23). Untuk itu organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu
mempunyai struktur, tujuan saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan bergantung pada
komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.
Suatu organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi tersebut
bekerja menurut semestinya tanpa menganggu bagian lainnya. Tanpa koordinasi akan sulit organisasi
tersebut berfungsi dengan baik. Dalam melakukan suatu koordinasi akan memerlukan alat atau media
agar koordinasi tersebut berjalan dengan lancar. Komunikasi merupakan alat atau media yang paling
utama dalam melakukan koordinasi dalam suatu organisasi. Tanpa adanya komunikasi ,maka
organisasi tersebut akan mati.
Berjalannya suatu organisasi tidak terlepas dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.
Pengorganisasian yang baik akan menempatkan orang-orang tersebut sesuai dengan kemampuan.
Kemantapan organisasi akan memuluskan dalam mencapai tujuan organisasi. Karena pada dasarnya
orgnisasi tidak membutuhkan satu orang yang hebat, melainkan memerlukan kelompok yang mampu
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan biasa menjadi luar biasa, dan Dewan Kerja adalah media yang tepat
untuk mengejawantahkan cita-cita kaum muda sebagai agen perubahan bangsa dan pengemban
kejayaan Negara di masa mendatang.
Dewan Kerja yang mengemban amanah untuk mengembangkan Pramuka Penegak dan Pandega di
Kwartirnya merupakan sebuah refleksi bahwa kaderisasi dalam organisasi Gerakan Pramuka adalah
sebuah keniscayaan, dan kepercayaan ini harus dilaksanakan dengan dasar sukarela, penuh
tanggungjawab serta penuh dedikasi.

B. DASAR
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 11/munaslub Tahun 2013 Tentang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun 2013 Tentang Pola dan
Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 214 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja
5. Keputusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran Nomor ..… Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Musppanitera Cabang Pangandaran ke - I Tahun 2016

C. KOMPOSISI KEANGGOTAAN
1. Dewan Kerja Cabang Pangandaran masa bakti 2016 – 2021 berjumlah maksimal 21 orang,
antara lain; 5 orang Pimpinan Dewan Kerja Cabang merangkap anggota, selebihnya masuk ke
dalam pembidangan Dewan Kerja Cabang Pangandaran.
2. Pengurus Dewan Kerja Cabang Pangandaran masa bakti 2016 – 2021 terdiri atas anggota
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang secara langsung dapat mendukung segala
aktivitasnya sebagai Pengurus Dewan Kerja Cabang Pangandaran.
3. Guna keselarasan kesinambungan Pembinaan dan Pengembangan dalam rangka kaderisasi
organisasi dan personil Dewan Kerja Cabang Pangandaran masa bakti 2016 – 2021 harus
diperhatikan syarat usia maksimal anggota. Maka untuk itu, Dewan Kerja Cabang
27
Pangandaran masa bakti 2016 – 2021 diupayakan dengan komposisi keanggotaan sebagai
berikut:
a. Pramuka Penegak : 90 %
b. Pramuka Pandega : 10 %

D. PERSYARATAN ANGGOTA DKC PANGANDARAN MASA BAKTI 2016 –


2021
1. Berusia antara 17- 24 tahun
2. Minimal telah dilantik menjadi Pramuka Penegak Bantara
3. Minimal Calon Pandega bagi Pramuka Pandega
4. Tercatat aktif sebagai peserta didik di Gugus Depan yang berada di wilayah hukum Kwartir
Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran.
5. Mendapat rekomendasi dari Gudep yang ditandatangani oleh Mabigus.
6. Mendapat rekomendasi dari Kwartir Ranting yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir Ranting.
7. Pernah atau sedang menjadi Pengurus Dewan Kerja minimal Dewan Kerja Ranting Gerakan
Pramuka ( Dibuktikan dengan SK Kepengurusannya).
8. Pernah mengikuti kegiatan pendidikan kader Pramuka yang diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka, dibuktikan dengan surat keterangan atau sertifikat kegiatan.
9. Mendapat izin dari orang tua/ wali.
10. Mengikuti proses seleksi yang telah ditentukan.
11. Berwawasan luas, menguasai salah satu bidang keahlian atau keterampilan tertentu, mampu
serta loyal terhadap organisasi.

MEKANISME TIM FORMATUR DEWAN KERJA CABANG PANGANDARAN


MASA BAKTI 2016 - 2021

Pasal 1
Dasar

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.


2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 11/munaslub tahun 2013 tentang Anggaran
Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega..
4. Surat keputusan Kwartir Nasional Nomor 214 tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaran Dewan
Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.
5. Keputusan Musppanitera Cabang ke - I Nomor ......... Pangandaran 2016 tentang Agenda Sidang
Musppanitera Cabang ke-I Pangandaran 2016.
6. Keputusan Musppanitera Cabang ke - I Nomor .......... Pangandaran 2016 tentang Tata Tertib
Musppanitera Cabang ke-I Pangandaran 2016.

Pasal 2
Syarat-Syarat Anggota Tim Formatur

1. Minimal telah dilantik Penegak Laksana.


2. Sanggup menjadi anggota Tim Formatur.
3. Pernah mengikuti kegiatan pelatihan/kursus/diklat Penegak dan Pandega di tingkat Cabang.
4. Mengetahui dan memahami perkembangan Gerakan Pramuka khususnya perkembangan-
perkembangan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Kabupaten Pangandaran.
5. Anggota Dewan Kerja Ranting yang dicalonkan dari dan oleh wilayah masing-masing untuk
kemudian menjadi perutusan wilayah yang bersangkutan.
28
6. Sehat jasmani dan rohani.
Pasal 3
Unsur dan Jumlah Tim Formatur

Jumlah Tim Formatur sebanyak 5 orang terdiri dari :


1. Ketua Dewan Kerja Cabang Terpilih masa bakti 2016 – 2021 untuk kemudian menjadi Ketua
Tim Formatur.
2. Unsur Dewan Kerja Ranting dari perutusan wilayah sebanyak 3 orang.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Formatur

1. Tim Formatur bertugas memilih dan menyusun calon anggota Dewan Kerja Cabang Pangandaran
masa bakti 2016 – 2021, sesuai ketentuan pada persyaratan anggota Dewan Kerja Cabang
Pangandaran 2016 – 2021.
2. Anggota Tim Formatur tidak mutlak menjadi anggota Dewan Kerja Cabang Pangandaran 2016 –
2021.
3. Tim Formatur bertugas selama 1 bulan terhitung sejak MUSPPANITERA ke - I Cabang
Pangandaran tahun 2016 berakhir.

Pasal 5
Tata Cara Pemilihan Anggota Tim Formatur

1. Anggota Tim Formatur adalah dari unsur pimpinan Dewan Kerja Cabang Pangandaran masa bakti
2016-2021.
2. Anggota Tim Formatur dari unsur Dewan Kerja Ranting ditentukan melalui kesepakatan wilayah
masing-masing.

Pasal 6
Penasehat Tim Formatur

1. Penasehat Tim Formatur adalah Andalan Kwartir Cabang Pangandaran yang mendapat mandat atas
usul Dewan Kerja Cabang Pangandaran Masa Bakti 2016-2021.
2. Penasehat Tim Formatur mempunyai tugas untuk memberikan saran, usul dan pendapat kepada
Tim Formatur.
3. Penasehat Tim Formatur bertanggungjawab kepada Kwartir Cabang Pangandaran.

Pasal 7
Laporan Tim Formatur

Tim Formatur menyusun dan melaporkan susunan pengurus Dewan Kerja Cabang Pangandaran masa
bakti 2016 – 2021 kepada Pimpinan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran
bersama Ketua Dewan Kerja Cabang Pangandaran masa bakti 2016 – 2021, untuk mendapat
persetujuan dan pengesahan.

Pasal 8
Lain-Lain

Hal-hal yang belum diatur dan dianggap perlu dapat diputuskan kemudian pada Rapat Tim Formatur.

29
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DEWAN KERJA CABANG PANGANDARAN
MASA BAKTI 2016 – 2021

Pemilihan Ketua Dewan Kerja Cabang Pangandaran Masa Bakti 2016 – 2021 melalui 3 tahap, yaitu :
1. Tahap I, Pencalonan :
a. Setiap calon menyerahkan berkas dan atau data yang tercantum dalam persyaratan calon
Ketua DKC Pangandaran Masa Bakti 2016 – 2021 kepada Tim Verifikasi.
b. Berkas diserahkan kepada tim verifikasi mulai tanggal 9 Januari dan selambat-lambatnya
diserahkan tanggal 14 Januari 2016 bertempat di Sekretariat DKC Pangandaran.
c. Tim verfikasi terdiri dari :
(1) Diki Zaitun
(2) Burhanudin
(3) Adam
d. Tim Verifikasi melakukan pemberkasan untuk kemudian dilaporkan dan ditunjukkan pada
saat Musppanitera Cabang ke - I Pangandaran Tahun 2016.

2. Tahap II, Interview :


a. Setiap calon akan di wawancara oleh tim panitia persiapan Musppanitera Cabang
Pangandaran ke-I.
b. Konten interview meliputi:
1) Kepribadian dan Kejiwaan
2) Pengetahuan dan Pengalaman Kepramukaan (Kepenegakan dan
Kepandegaan)
3) Wawasan tentang kedaerahan (Pangandaran dan Jawa Barat)
c. Tim Interview terdiri dari :
1) Psikolog
2) Andalan Kwarcab Pangandaran
3) Unsur Pelatih
d. Tim interview akan melakukan analisis dari hasil interview yang telah dilaksanakan dan
melaporkannya kepada ketua tim panitia persiapan Musppanitera Cabang Pangandaran ke-I
untuk dijadikan bahan pertimbangan pada tahapan selanjutnya.
e. Interview akan dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 16 Januari 2015.

3. Tahap III, Pemilihan :


a) Setiap Calon memaparkan visi dan misinya pada Musppanitera ke - I Cabang Pangandaran
Tahun 2016.
b) Pemilihan Ketua DKC Pangandaran akan dilaksanakan pada saat Musppanitera Cabang
Pangandaran ke-I tanggal 6 s.d 7 Februari 2016 dilakukan dengan cara pemungutan suara
terbanyak dengan ketentuan: jika terdapat perolehan jumlah suara terbanyak yang sama,
maka diadakan pemilihan ulang bagi calon tersebut.

30
KETENTUAN ADAT DAN SANDI
KELUARGA BESAR WARUGA TRESNA BHUANA

BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 1
Nama

1. Dalam rangka meningkatkan persaudaran dan kekeluargaan, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Kabupaten Pangandaran dihimpun dalam ikatan yang diberi nama keluarga besar Waruga
Tresna Bhuana.
2. Dalam rangka memaksimalkan fungsi dan manfaat ikatan keluarga besar Waruga Tresna Bhuana
dalam mekanisme pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Jawa
Barat, maka perlu disusun ketentuan Adat dan sandi yang diberi nama ketentuan adat dan sandi
Waruga Tresna Bhuana.

Pasal 2
Waktu

Ketentuan Adat dan Sandi Waruga Tresna Bhuana mulai berlaku sejak ditetapkan oleh Musppanitera
ke - I Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran tahun 2016 sampai dengan adanya
ketentuan baru yang mengatur hal yang sama yang ditetapkan dalam forum Musppanitera Kwartir
Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran.

Pasal 3
Tempat

Ketentuan Adat dan Sandi Waruga Tresna Bhuana berlaku diseluruh jajaran wadah pembinaan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam wilayah Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka
Kabupaten Pangandaran.

BAB II
LANDASAN HUKUM, SIFAT DAN TUJUAN

Pasal 4
Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka;


2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 11/munaslub Tahun 2013 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 176 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
4. Ketetapan Musppanitera ke - I Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran tahun
2016 Nomor 03/Musppanitera ke - I Pangandaran/2016 tentang Pengesahan Hasil-Hasil Sidang
Komisi Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera ke - I Kwartir Cabang Gerakan
Pramuka Kabupaten Pangandaran.

Pasal 5
Sifat

Sifat ketentuan Adat dan Sandi keluarga besar Waruga Tresna Bhuana adalah persaudaraan dan
kekeluargaan.
31
Pasal 6
Tujuan

Tujuan dari Ketentuan Adat dan Sandi Waruga Tresna Bhuana adalah :
1. Agar Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran dapat menunjukan sikap positif dan
kreatif dalam kehidupan sehari-hari yang didasari oleh semangat persaudaraan dan kekeluargaan.
2. Agar Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran dapat membiasakan diri menepati
segala peraturan yang berlaku dimanapun berada.
3. Agar Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran dapat menerapkan dan menghayati
tradisi kedaerahan.
4. Agar Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran dapat menanamkan jiwa disiplin dan
mandiri dan mencintai alam dengan menjaganya.

BAB III
AMSAL, SANDI, LAMBANG, PATAKA DAN PUSAKA

Pasal 7
Amsal

Amsal Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran adalah WARUGA TRESNA BHUANA
yang berarti PEMUDA YANG MEMILIKI JIWA CINTA TERHADAP TANAH AIR.

Pasal 8
Sandi

1. Sandi keluarga besar Waruga Tresna Bhuana merupakan ungkapan yang berisi kode kehormatan
dan gambaran pernyataan kata hati, sifat, prilaku serta tanggung jawab Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega Kabupaten Pangandaran.
2. Sandi ini dibacakan atau diperdengarkan pada setiap kegiatan maupun acara-acara yang
dilaksanakan oleh Dewan Kerja Cabang Pangandaran.
3. Pembaca sandi adalah anggota Dewan Kerja Cabang Pangandaran.
4. Tata cara pelaksanaan dan pembacaan sandi sebagai berikut :
Pada waktu sandi dibacakan, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran dalam posisi
sikap sempurna dengan melipat tangan kanan dan ditempatkan di dada sebelah kiri serta
menundukkan kepala.

5. Isi Sandi Waruga Tresna Bhuana adalah sebagai berikut :

Bumi pertiwi itu hijau subur, permata khatulistiwa yang damai,


Semuanya karunia Tuhan.
Syukurilah keberadaan kalian,
Sedari muda ... semasa sehat ... dan selagi kuat.
Insan muda nan perkasa, tundukkanlah kepala dan renungkan ...
Binalah dirimu ke arah cita yang takkan pernah beku,
Janganlah kurang amalmu dalam kesukaran,
Sadarlah ... berpatihlah pada mereka yang lebih,
Bersahajalah dalam segala sesuatunya,
Sungguh ... sungguh ... berkarya,
Tak ingkar dalam tanggung jawab ...
Dalam keadaan bagaimanapun jua, pancarkanlah jiwamu dengan riang gembira,
Jangan pudarkan ikatan tali kehidupan keluargamu,
Karena di sana penuh dengan cinta dan cita-cita,
32
Jadikanlah dirimu dalam persaudaraan,
Yang dapat menerangi kegelapan langkah kehidupan,
Yang dapat membakar suatu ketidakmungkinan,
Dalam selaksa tanda tanya, dalam kesuraman.
Gunung menjulang bukan halangan, jurang menerjang bukan pepalang,
Alun bergolak tak hendak putuskan cita,
Menghempas kikisan karang,
Maruta menghilang segala yang ada,
Berbekal keyakinan akan kemenangan.
Asa tak hendak pupus ... bagai asap dupa ditelan angkasa.
Hati tetaplah teguh ... seteguh cahaya permata
BERBAKTI TANPA HENTI
Pemuda – Pemudi perkasa sedia setiap kala,
Berbakti mengabdi di atas bumi,
Menolong tak pandang kasta ... memapah tak pandang usia,
Dengan tanpa tuduh sangka.
Penegak Pandega Pangandaran satria perwira,
Tegakkan kepalamu ... pandanglah jauh ke depan,
Masa depanmu siap menghadang,
Pandu pertiwi berjiwa baja berhati sutra,
Suci dalam menempuh jalan Tuhan.
JAYALAH ... WARUGA TRESNA BHUANA !

Pasal 9
Lambang

1. Lambang Waruga Tresna Bhuana adalah sebuah Perisai dengan warna bingkai hitam dan kuning
yang melambangkan bahwa DKC Pangandaran merupakan wadah perlindungan bagi pramuka
penegak dan pandega se-Kab. Pangandaran serta warna dasar hijau dan biru Melambangkan
kedamaian, ketentraman, kesejehtraan yang merupakan keinginanan tahuan tujuan utama
masyarakat Pangandaran, selain itu warna biru juga melambangkan daerah perairan-pesisir yang
merupakan daerah pariwisata.
2. Di dalam perisai tersebut terdapat lukisan-lukisan;
a. Tiga buah bintang berwarna kuning “Tri Satya” melambangkan bahwa DKC Pangandaran
memegang teguh janji pramuka.
b. Dua pusaka Kujang berlubang lima berwarna kuning merupakan Pusaka khas dari tatar
Pasundan yang merupakan citra seorang Ksatria Sejati. Kujang sebelah kanan berlubang 5
(lima) melambangkan rukun islam dan sebelah kiri melambangkan pancasila.
c. Logo DKC yang terletak diantara 2 kujang menggambarkan bahwa DKC Pangandaran
didukung penuh oleh DKR se Kab. Pangandaran.
d. 10 gelombang pantai yang menggambarkan bahwa DKC Pangandaran menjunjung tinggi serta
menepati kode moral atau Dasa Darma Pramuka.
e. 10 Ring bergandengan melambangkan bahwa 10 DKR yang berada di Kab. Pangandaran
mempunyai solidaritas kebersamaan yang tinggi.

3. Arti Warna:
a. Hijau : Damai dan subur
b. Kuning : Kekayaan duniawi dan cahaya keagungan
c. Putih : Suci dan bersih
d. Hitam : Tegas dan kuat
e. Biru : Keluasan pandangan dan ketinggian cita

33
4. Keseluruhan lambang bermakna bahwa Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran
menjunjung tinggi Pancasila, Tri Satya dan Dasa Dharma untuk terus berkarya dan berbakti demi
mewujudkan pemimpin yang sejati dengan bekal kekayaan ilmu pengetahuan, luasnya pandangan
dan banyaknya pengalaman.
5. Lambang dicantumkan di PATAKA Dewan Kerja Pangandaran.
6. Lambang tersebut sehari-hari digunakan oleh Dewan Kerja Cabang Pangandaran dilengan baju
seragam pramuka sebelah kiri dalam bentuk kain border.
7. Lambang tersebut dipergunakan pula oleh Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran
selama mewakili Kabupaten Pangandaran di lengan baju dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
Daerah, Nasional atau Internasional (dengan catatan lambang tersebut digunakan selama mengikuti
kegiatan, setelah selesai mengikuti kegiatan dilepas kembali).
8. Lambang tersebut dapat dibuat dalam bentuk mini pin yang dipakai pada kerah baju kiri untuk
dipakai sehari-hari dan digunakan oleh anggota Dewan Kerja Cabang Pangandaran dan Anggota
Keluarga Besar Waruga Tresna Bhuana.
9. Pengawasan penggunaan lambang menjadi tanggung jawab Dewan Kerja Cabang Pangandaran.
(bentuk lambang terlampir).

34
Pasal 10
Pataka

1. Pataka merupakan kibar cita dan semangat dari Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Kabupaten Pangandaran.
2. Pataka Dewan Kerja Cabang Pangandaran berukuran 2 : 3 dengan warna hijau yang dikelilingi pita
dan rumbai-rumbai berwarna emas.
3. Didalam Pataka terdapat lambang Waruga Tresna Bhuana.
4. Pataka dipergunakan dalam :
a. Serah terima jabatan Dewan Kerja Cabang Pangandaran
b. Upacara pelepasan dan penerimaan kontingen yang mewakili Kwartir Cabang Pangandaran.
5. Penempatan Pataka Dewan Kerja Cabang Pangandaran setelah bendera Gerakan Pramuka

Pasal 11
Pusaka
1. Pusaka Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kabupaten Pangandaran adalah kujang berkepala
harimau yang dijadikan sebagai ciri khas Pramuka Pangandaran, Pusaka tersebut dipergunakan
pada waktu :
a. Upacara pembukaan dan penutupan kegiatan.
b. Upacara pengukuhan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran yang mewakili
Kwartir Cabang Pangandaran dalam kegiatan nasional atau internasional.
2. Tata cara penggunaan pusaka sebagai berikut :
a. Upacara pembukaan
Pada waktu upacara pembukaan pusaka kujang sudah berada ditunggul, petugas (Ketua Dewan
Adat/Ketua DKC/yang mewakilinya) mengangkat pusaka kujang, kemudian dibuka diangkat
beberapa saat sambil mengucapkan prolog, dilanjutkan disimpan ditunggul dan sarung pusaka
diletakan disamping pusaka dan dilanjutkan dengan pembacaan Sandi keluarga besar Waruga
Tresna Bhuana.
b. Upacara penutupan
Pada waktu upacara penutupan pusaka kujang yang berada ditunggul diambil oleh petugas
(Ketua Dewan Adat/Ketua DKC/ yang mewakilinya) mengangkat pusaka kujang diangkat
beberapa saat sambil mengucapkan prolog dilanjutkan dengan memasukan pusaka kujang pada
sarung pusaka diletakan di tunggul, dilanjutkan dengan pembacaan Sandi keluarga besar
Waruga Tresna Bhuana.
c. Upacara pengukuhan
Pada waktu upacara pengukuhan pusaka kujang sudah berada ditunggul, petugas (Ketua Dewan
Adat/Ketua DKC/yang mewakilinya) mengangkat pusaka kujang, kemudian dibuka diangkat
beberapa saat sambil mengucapkan prolog, dilanjutkan disimpan ditunggul dan sarung pusaka
diletakan disamping pusaka dan dilanjutkan dengan pembacaan Sandi keluarga besar Waruga
Tresna Bhuana. Kemudian pusaka dimasukan kembali pada sarung pusaka dan diletakkan di
tunggul.

BAB IV
KENGGOTAAN DAN PENOMORAN
Pasal 12
Keanggotaan
1. Kenggotaan keluarga besar Waruga Tresna Bhuana terdiri dari :
a. Anggota kehormatan
Anggota kehormatan merupakan anggota DKC T dan D Pangandaran yang telah
menyelesaikan masa baktinya.
b. Anggota Utama

35
Anggota utama merupakan anggota DKC T dan D Pangandaran yang sedang melaksanakan
masa baktinya.
c. Anggota biasa
Anggota biasa terdiri dari :
1). Anggota Dewan Kerja Ranting se-Kabupaten Pangandaran.
2). Sangga kerja kegiatan Kwartir Cabang Pangandaran.
3). Sangga kerja kegiatan Daerah/Nasional/Internasional yang mewakili Pangandaran.
4). Peserta kegiatan Cabang.
5). Peserta kegiatan Daerah/Nasional/Internasional yang mewakili Pangandaran.
2. Tata cara penerimaan dan pengukuhan anggota
a. Anggota Kehormatan
Diadakan prosesi adat yang dipimpin oleh Ketua Dewan Adat.
b. Anggota Utama
Diadakan prosesi adat dan pengukuhan oleh Ketua Dewan Adat masa bakti sebelumnya.
c. Anggota Biasa
1. Diadakan prosesi adat dan upacara yang diadakan oleh Dewan Adat.
2. Prosesi adat adalah suatu upacara yang diadakan Dewan Adat untuk menghayati nilai-nilai
tradisi. Pelaksanaan prosesi diawali dengan pembacaan sandi keluaraga besar Waruga
Tresna Bhuana yang dilanjutkan dengan penyematan badge/atribut.

Pasal 13
Penomoran
1. Penomoran anggota kehormatan dan anggota Utama sebagai berikut:

Tahun Masa Bakti Kode Nomor Kenggotaan

2. Penomoran Anggota Biasa sebagai berikut :

Tahun masa bakti Kode No. Kwarran No. Keanggotaan


Keterangan:
Kode 1 DKC dan Purna DKC
Kode 2 DKR
Kode 3 Sangga kerja kegiatan Cabang
Kode 4 Sangga kerja kegiatan Daerah/Nasional/Internasional
Kode 5 Peserta kegiatan Cabang
Kode 6 Peserta kegiatan Daerah/Nasional/Internasional.

Contoh Nomor Ketua DKC masa bakti 2016 – 2021 adalah sebagai berikut :

Nomor : 1318.1.00001

Contoh Nomor Ketua DKR Pangandaran dalam DKC Pangandaran masa bakti 2016 – 2021

Nomor : 1318.2.01.001

36
BAB V
MALAM WARUGA TRESNA BHUANA
Pasal 14

1. Malam Waruga Tresna Bhuana yaitu suatu malam/hari yang merupakan puncak acara untuk
melengkapi suatu kegiatan.
2. Malam Waruga Tresna Bhuana diakhiri dengan renungan dan pembacaan Sandi Waruga Tresna
Bhuana.

BAB VI
PAKAIAN, ATRIBUT DAN TANDA - TANDA KEHORMATAN
Pasal 15
1. Setiap anggota Gerakan Pramuka khususnya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Pangandaran
diwajibkan mengenakan seragam Pramuka lengkap, atribut dan tanda-tanda kehormatan sesuai
dengan Petunjuk Penyelenggaraan yang dikeluarkan oleh Kwartir Nasional.
2. Kontingen Pangandaran diperkenankan membuat kreasi untuk kelengkapan kontingen pada suatu
kegiatan.
3. Tata cara penggunaan pakaiaan khusus kontingen diatur dalam tata tertib yang dikeluarkan
kontingen.

BAB VII
PENUTUP
Pasal 16
1. Ketentuan Adat dan Sandi Keluarga Besar Waruga Tresna Bhuana ini sudah dapat diberlakukan
secara umum di Kabupaten Pangandaran dalam masa bakti kepengurusan DKC Pangandaran masa
bakti 2016 – 2021.
2. Bilamana terdapat kekeliruan dalam ketentuan Adat dan Sandi keluarga besar Waruga Tresna
Bhuana ini dapat diperbaiki sebagaimana mestinya oleh Musyawarah Anggota Utama dengan
sepengetahuan Anggota Biasa Unsur Dewan Kerja Ranting se-Kabupaten Pangandaran

Ditetapkan di Pangandaran
Pada tanggal: Juni 2016

Pimpinan Sidang
Komisi A

Ketua Sekretaris

…………………………… ………………………………

37
Lampiran : Lambang Keluarga Besar Waruga Tresna Bhuana

38
KOMISI B

RENCANA KERJA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN


PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KABUPATEN PANGANDARAN
TAHUN 2016 – 2021

39
KOMISI B
RENCANA KERJA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KABUPATEN PANGANDARAN
TAHUN 2016 – 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan Gerakan Pramuka Adalah untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki
kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa politik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai – nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader
bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan republik Indonesia, mengamalkan
Pancasila serta melestarikan lingkungan.
Bahwa Gerakan Pramuka selaku Penyelenggara Pendidikan Kepramukaan mempunyai peran
besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan
kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, dan global. Pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi
diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup demi terciptanya
kesejahteraan masyarakat.
Pramuka Penegak dan Pandega adalah Fase Pengembangan diri yang akan mengantarkan
langkah menuju kehidupan dewasa. Merupakan fase akhir bagi peserta didik untuk mnyelesaikan
proses pengembangan dirinya dalam wadah pembinaan Gerakan Pramuka bagi Pramuka Penegak
dan Pandega, sehingga ketika telah cukup bekal bagi kedua golongan tersebut ( untuk terjun ke
masyarakat ) maka tidak perlu lagi melanjutkan pengembangan diri namun berubah menjadi
pengabdian terhadap Gerakan Pramuka.
Dalam transisib tersebut harus diciptakan lingkungan yang dapat menyokong Pramuka
Penegka dan Pandega untuk terjun ke masyarakat dengan sejumlah tantangan yang harus
dihadapi oleh Pramuka Penegak dan Pandega di berbagai wilayah jika mereka ingin berhasil
memasuki kehidupan dewasa, menemukan tempat mereka dalam masyarakat, memilih profesi,
mengembangkan sistem nilai, mengembangkan hubungan pribadi dan lenggeng membangun
kemitraan adalah sebagian dari tantangan. Bagian usia di Pramuka yang siap untuk menyambut
dan mendukung Penegak dan Pandega agar mampu memainkan peran besar dalam hal ini adalah
fase penting dari perkembangan kaum muda. Inilah sebabnya mengapa Pramuka Penegka dan
Pandega merupakan bagian penting – yaitu sebagai wadah dimana masing – masing kaum muda
dapat melakukan pengembangan diri dalam pengambilan keputusan atas langkah dirinya untuk
masa depan dengan dukungan teman – temannya dan orang lain yang lebih berpengalaman /
orang dewasa.
Pada usia ini tabtangan yang paling penting bagi Pramuka Penegak dan pandega untuk
menemukan cara mereka sendiri dalam menjalani kehidupan. Mereka harus memasuki pasar
kerja dan memulai karir profesional, mereka harus mempersiapkan diri membangun dan
mempertahankan secara positif dan setara mengenai relasi gender. Akhirnya mereka harus
be;ajat bagaimana untuk mengambil tanggung jawab dalam komunitas mereka sebagai warga di
tingkat lokal, nasional dan internasional.
Ditambah lagi tantangan globalisasi kedepan sakan semakin berat bagi Negara berkembang
seperti Indonesia khususnya dalam hal Sumber Daya Manusia, bagaimana tantangan dibukanya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang alan menjadikan negara – negara di asean termasuk
Indonesia menjadi pasar tunggal dan basis produksi internasional dengan elemen aliran bebas
barang,jasa,investasi, tenaga kerja terampil dan akiran modal bebas.

Maka dalam menjawab tantangan kehidupan tersebut membutuhkan peranan Dewan Kerja
Pramuka Penegak dan Pandega yang diberikan kewenangan untuk mengelola kegiatan Pramuka
40
Penegak dan Pandega untuk menjawab tujuan Pembinaan dan Pengembangan diri kapada kaum
muda di dalam Gerakan Pramuka. Sebagaimana yang kita harapkan bersama bahwa kaum
mudalah yang kedepannya diharapkan menjadi para generasi penerus kepemimpinan bangsa,
negara dan gerakan pramuka.
Untuk merealisaikan upaya – upaya terebut maka sangatlah dibutuhkan penyusunan
Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega yang terpola,
terencana, dan teraah seebagai upaya pembinaan generasi muda yang ada di dalam lingkungan
Gerakan Pramuka.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud dan tujuan Rencana Kerja Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 – 2021 adalah menetapkan strategi dan prioritas-
prioritas program Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Jawa Barat dalam
kurun waktu 2016 – 2021 , untuk dijadikan dasar penyusunan program kerja dan sasaran
kegiatan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Kabupaten Pangandaran .
2. Tujuan Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Kabupaten Pangandaran periode tahun 2016 – 2021 ditujukan sebagai dasar
penyusunan langkah kerja serta kebijakan- kebijakan guna keselarasan persepsi dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di
Kabupaten Pangandaran.
C. Tata Urut
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Tentang Pramuka Penegak dan Pandega
Bab III : Kebijakan dan Program
Bab IV : Penutup

BAB II
TENTANG PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

A. Karakteristik dan Kebutuhan Kaum Muda


Program dari Pramuka Penegak dan Pandega merupakan bagian yang dapat berkontribusi
positif terhadap sinkronisasi kebutuhan Penegak dan Pandega serta membantu mereka
menemukan jalan terbaik menuju kehidupan dewasa yang konstruktif.
Untuk melakukan itu, tidak selayaknya program yang ada terbatas dalam bentuk kegiatan
rekreatif belaka, tetapi harus mampu memfasilitasi Penegak dan Pandega dalam menghadapi
masalah-masalah utama mereka secara proaktif, baik identitas gender, hubungan cinta dan
berkeluarga, persiapan untuk kehidupan profesional dan akses ke pasar kerja, kewarganegaraan
dan keterlibatan masyarakat, moral dan nilai-nilai spiritual disamping makna kehidupan lainnya.
Ada banyak penelitian tentang karakteristik Penegak dan Pandega. Berikut disebutkan
beberapa yang paling penting. Namun dikembalikan kepada masing-masing dari kita untuk
mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan Penegak dan Pandega. Karakteristik Psikologis
pada akhir masa kanak-kanak, pubertas, awal-remaja dan remaja akhir adalah tahap tepat
pengembangan, dimana sebagian besar individu, secara psikologis tergantung dari perubahan
yang terjadi pada fisik, intelektual, emosional atau pengembangan sosial. Namun, Penegak dan
Pandega telah mencapai perkembangan mereka pada hal-hal khusus tertentu kaitannya dengan
pengembangan minat dan bakat, baik bawaan maupun berasal dari pengaruh ekstern. Oleh
karena itu, sulit untuk menentukan beberapa karakteristik psikologis secara umum pada usia ini.
Perbedaan antara individu-individu yang lebih menonjol daripada usia sebelumnya sangatlah
signifikan.
Dalam banyak kebudayaan, usia Penegak apalagi Pandega dianggap telah mampu
bertanggungjawab penuh terhadap diri pribadi (yaitu sepenuhnya dikembangkan untuk
mengambil perannya dalam masyarakat). Sebagai perbandingan, sebagian penelitian dalam
41
memahami mekanisme konstruktif selama periode ini masih belum mampu menjawab secara
realistis logis, sebagian karena perkembangan masa Penegak dan Pandega jauh lebih "personal"
dan ekstensif yang tergantung pada faktor-faktor eksternal dan sejarah/pengalaman pribadi.

B. Karakteristik Penegak dan Pandega (Usia 16 – 25 tahun)


Sebelumnya mari kita kembali pada masa-masa awal perkembangan Gerakan Pramuka
(pasca dipersatukan) kaitannya dengan golongan usia, dibedakan dalam Venture (penggalang
Senior : 15-17 Tahun) dan Rover (Penegak : 17-23 Tahun). Pada masa itu, tidak mengenal masa
pandega, karena dianggap telah memasuki masa pembina, tidak lagi peserta didik. Ketika Polbin
080/1988 diterbitkan, muncul golongan Pandega (21-25) tahun dan menjadikan usia Penggalang
hingga 15 Tahun serta Penegak pada usia 16-20 Tahun. Hal ini tentunya berdasarkan kajian
mendalam mengingat situasi dan kondisi pada masanya.
Namun saat ini, seiring perkembangan jaman, sudah barang tentu terjadi pergeseran
kebutuhan pada masing-masing golongan tersebut, walaupun telah ada upaya-upaya re-evaluasi
kaitannya dengan usia peserta didik (dengan adanya Pokja Polbin), namun hingga kini masih
menjadi permasalahan pada grass root dan pada teknisnya muncullah berbagai inovasi yang
dianggap menyimpang karena tidak berdasarkan aturan-aturan yang ada, padahal barangkali hal
tersebut merupakan upaya-upaya solutif atas permasalahan yang dihadapi. Karenanya hal ini
perlu ditekankan kembali, perlunya pola tersendiri atas program-progam bagi Penagk dan
Pandega. Tapi secara umum, Penegak dan Pandega memiliki kesamaan perkembangan pada hal-
hal tertentu yang memungkinkan adanya penggabungan pembinaan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa Penegak dan Pandega telah menyelesaikan sebagian
besar pertumbuhan fisik, emosi, dan perubahan intelektual masa remaja yang lebih matang, tetapi
yang tidak kalah penting adalah perkembangan pada bidang tertentu yaitu berkaitan dengan
keintiman hubungan, identitas, dan kognisi. Seperti pada remaja awal, kepribadian Penegak dan
Pandega seringkali berubah-ubah, tapi secara keseluruhan perkembangan mereka lebih tenang
dan lebih "internal" daripada teman-teman sebayanya. Di beberapa daerah, seperti moralitas dan
hubungan interpersonal, dimungkinkan untuk melihat karakteristik yang sangat berbeda
tergantung pada remaja itu sendiri dan pengalaman-pengalaman dan/atau rangsangan yang telah
terekspos.
a. Perkembangan kognitif
Penegak dan Pandega mampu bergerak menuju kesadaran kritis, yaitu kemampuan untuk
menganalisa dengan originalitas pemikiran mereka, dengan kesadaran sendiri. Serta kemampuan
merefleksi (bukan hanya "apa yang harus saya pikirkan" tetapi juga "kenapa aku berpikir
bahwa") memungkinkan bagi mereka untuk tumbuh menuju identitas pribadi, sistem nilai moral,
keyakinan beragama serta kemampuan pemikiran lainnya termasuk dalam hal pemecahan
masalah-masalah yang dihadapi.
b. Identitas Pengembangan
 Penegak dan Pandega berusaha untuk membangun identitas pribadi. Pencarian identitas
melibatkan pembentukan sebuah konsep diri yang bermakna dimana masa lalu, sekarang dan
masa depan dikolektifkan untuk membentuk suatu kesatuan yang utuh; Mereka harus
menjawab, untuk diri mereka sendiri, pertanyaan-pertanyaan: "Siapa aku?" dan "Saya ingin
menjadi apa?"
 Penegak dan Pandega mengalami masa pertanyaan, re-evaluasi, dan
eksperimentasi ketika mereka berusaha untuk mengembangkan, konsistensi konsep-diri;
 Mereka mengembangkan otonomi lebih jauh dari orang tua, sebuah otonomi yang melibatkan
kebebasan bertindak. Mereka mengevaluasi penilaian otoritas lain atas kemauan dengan
mempertimbangkan kemampuan serta penggalian potensi yang dimiliki.
 Beberapa Penegak dan Pandega menerima kenyataan masalah seksualitas dan peran seks
identitas (self-definisi sebagai seorang pria atau wanita) yang akan terus dilalui pada masa
Penegak dan Pandega hingga masa dewasa.
 Penegak dan Pandega membuat keputusan mengenai pilihan karier dan sering bereksperimen
dengan satu atau lebih karier sebelum memutuskan pada sebuah karir "dewasa" atau karir
42
yang tepat; mereka mengembangkan komitmen pribadi-sistem nilai yang dipegang, agama
keyakinan, tujuan hidup dan falsafah hidup.
c. Perkembangan Interpersonal
 Beberapa Penegak dan Pandega masih mempertimbangkan sudut pandang pihak ketiga, yaitu
mendapatkan langkah di luar diri mereka dan mempertimbangkan kedua belah pihak dalam
hubungan - perasaan, tindakan, dan kebutuhan mereka dalam menghubungankan suatu
kejadian/analisa. Hubungan menjadi lebih saling menguntungkan; kepercayaan, persahabatan,
dan kesetiaan menjadi signifikan faktor dalam hubunganinterpersonal.
 Mereka memperluas perspektif mereka untuk mencakup diri sendiri, kelompok sebaya, dan
dunia yang lebih luas. Sikap dan pandangan dunia yang lebih besar semakin dipahami dan
dipertimbangkan.
 Penegak dan Pandega dapat memahami lebih dalam motif, perasaan, dan
pola pikir individu dan kelompok lain masyarakat, seperti bangsa-bangsa
dan kelas. Mereka menyadari bahwa individu-individu lain bertindak keluar dari runtutan
yang rumit seperti keyakinan, sikap, dan nilai-nilai yang mungkin berbeda dari sistem
kepercayaan mereka sendiri.
d. Perkembangan Moral
 Beberapa Penegak dan Pandega terus beralasan tentang moral pada tingkat konvensional,
yaitu mereka memecahkan dilema moral dalam kaitannya dengan harapan sesuatu yang lain
daripada diri mereka sendiri. Ini "sesuatu yang lain" dapat lebih pribadi: apakah teman-teman
sebaya atau orang penting lainnya akan menganggap mereka jika mereka lakukan atau tidak
melakukan ini dan hal seperti itu. Secara impersonal: Penegak dan Pandega telah meyakini
dan menjalankan kewajiban terhadap peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak
(norma/adat).
 Beberapa Penegak dan Pandega bergerak melampaui penalaran moral konvensional,
mengevaluasi pengalaman sebelumnya (warisan) prinsip-prinsip moral dengan pengalaman
baru dan informasi. Ini melibatkan de-strukturisasi dan re-strukturisasi yang dapat sangat
mengganggu. Hal ini dapat membuat semacam vakum dalam penalaran moral, di mana orang
muda menjadi skeptis, negatif, dan relativistik.
e. Pengembangan Iman/Keyakinan/Agama
 Beberapa Penegak dan Pandega kritis merefleksikan kehidupan mereka sendiri dan
maknanya, berjuang untuk membentuk identitas iman mereka sendiri. Mereka menjauhkan
diri dari otoritas iman masyarakat, mengambil tanggung jawab untuk
melaksanakan kewajiban ber-Agama. Mereka mulai mencari intelektual pembenaran iman.
Mereka terlibat dalam penilaian kritis masyarakat pemahaman dan cara-cara yang muncul
ketika mereka berusaha untuk menemukan nilai-nilai religiusitas.
 Penegak dan Pandega mulai membuat sistem iman/ekspresi yang secara pribadi
diselenggarakan dan dihargai. Mereka serius mempertimbangkan beban tanggung jawab
untuk komitmen mereka sendiri, gaya hidup, kepercayaan dan sikap. Mereka
mengembangkan keimanan diarahkan pada identitas.
f. Sosial dan Integrasi Pasar Kerja
Sosial dan integrasi pasar kerja merupakan tantangan yang cukup berat bagi pemuda
secara umum dan bahkan lebih besar berisiko tantangan bagi pemuda. Memang, pemuda yang
telah mengalami banyak kesulitan dalam pribadi dan sosial mampu berkembang secara
signifikan mengintegrasikan diri ke dalam masyarakat dan masuk ke pasar tenaga kerja.
Beberapa pertimbangan di atas tentang karakteristik pemuda (usia Penegak dan
Pandega) secara umum hampir sama, belum tentu usia Pandega telah menyelesaikan konflik
pribadinya, ataupun belum tentu pula seorang Penegak telah mengalami secara umum
perkembangan internal yang harus dilalui.
Maka wajarlah ketika dalam hal-hal tertentu pola pmebinaan Penegak dan Pandega
tetap dalam wadah yang sama namun perlu dipertimbangkan pola-pola yang berbeda,
khususnya untuk Pandega adalah pola dengan sasaran pengembangan, tidak lagi pembinaan.

43
BAB III
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
A. Kebiajakan Umum
1. Sumber Daya Manusia
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas Pramuka Penegka dan Pandega diukur melalui
pencapaian SKU dan SKK serta pencapaian Garuda.
 Pramuka Penegak dan Pandega memiliki kecakapan keterampilan yang baik dan diiringi
dengan jiwa kepemimpinan , keterampilan, kewurausahaan, dan kemandirian sehingga dapat
berintegrasi dengan pasar kerja dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
 Pramuka Penegak dan Pandega memiliki mutu dan kualitas Pendidikan yang tinggi dan
mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknoogi untuk mengembangkan Gerakan
Pramuka.
 Pramuka Penegak dan Pandega mampu mejadi tauladan dalam lingkungan masyarakat
melalui peningkatan peran dan keterlibatan Pramuka Penegak dan Pandega didalam
lingkungan masyarakat.
 Pramuka Penegak dan pandega memiliki akhlak yang baik, peka dan peduli terhadap kondisi
bangsa , masyarakat, dan lingkungan.
2. Organisasi
 Terpolanya regenerasi dan kaderisasi yang berkesinambungan dan berjenjang di seluruh
jajaran wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
 Mengoptimalkan wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega agar dapat melakuka
aktifitas dan program secara sistematis dan berkesinambungan dengan manajemen yang
efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan gerakan pramuka.

B. Program Prioritas
1. Keanggotaan
 Terdatanya jumlah potensi anggota Pramuka Penegak dan pandega setiap tahunnya.
 Terdatanya prosentase keikutsertaan kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega setoap
tahunnya.
 Terdatanya prosentase pencapaian SKU dan SKK Pramuka Penegak dan Pandega melalui
jumlah Pramuka Garuda
2. Organisasi
 Sinergitas wadah – wadah Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
 Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan masing- masing wilayah kerjanya secara
informal / nonprogram pokok setiap tahunnya kepada Dewan Kerja Ranting.
 Pembinaan Manajerial Organisasi berkala dan berkesinambungan.
 Membentuk pola dan sistem komunikasi organisasi yang terintegrasi.
3. Pengabdian Masyarakat
 Meningkatkan keterlibatan Pramuka Pnegak dan Pandega dalam menjaga hubungan secara
horizontal.
 Meningkatkan program – program kpedulian sosial kemasyarakatan.
4. Kerjasama dan kewirausahaan
 Pembinaan Keterampilan Kehidupan
 Pengembangan lulusan – lulusan kegiatan
 Membangun pola kerjasama, kemitraan dengan instansi pemerintah,swasta,organisasi, dll

C. Tujuan dan Sasaran


1. Memberikan kesempatan Penegak dan Pandega untuk pengembangan diri melalui
pertumbuhan: fisik, intelektual, emosional, sosial, pertumbuhan rohani yang mengarah kepada
pengembangan karakter (mentalitas jati diri seorang pemuda). Pendekatan yang
Memperbaharui program pembinaan Penegak dan Pandega mengusulkan skema yang
didasarkan pada progres tujuan pendidikan pribadi yang konsisten dari Siaga hingga Pandega.

44
2. Memberikan kesempatan Penegak dan Pandega untuk menemukan tantangan dunia saat ini
dan mengembangkan motivasi serta keterampilan untuk menghadapi kehidupan realitas
mereka, tidak hanya dalam masyarakat dan negara, tetapi juga di tingkat internasional. Sangat
penting bahwa Penegak dan Pandega memahami dunia di mana mereka hidup. Sangat penting
bahwa mereka mendapatkan motivasi dan keterampilan untuk memainkan peran aktif dan
berkontribusi positif dalam membangun masa depan yang lebih baik.
3. Untuk membantu Penegak dan Pandega memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam
kepemimpinan. Dalam kepemimpinan Pramuka berkaitan dengan memainkan peran aktif
dalam membantu orang lain untuk bekerja sama dengan baik: menganalisis dan memecahkan
masalah, mengelola konflik dan membuat keputusan bersama-sama, setting-up dan
mengevaluasi tujuan, mengorganisir dan merencanakan proyek-proyek kolektif, mendirikan
aturan masyarakat, terus berkembang, tanpa mengabaikan motivasi pribadi.
4. Untuk membantu kaum muda mengembangkan jalan mereka sendiri dalam hidup dan
merencanakan masa depan untuk mencapai integrasi sosial dan ekonomi. Ini adalah masalah
utama bagi Penegak dan Pandega. Mereka harus mempersiapkan integrasi penuh dalam
masyarakat: seperangkat nilai-nilai dan kehidupan spiritual, berkeluarga, skill khusus, dan
bela negara. Masalah ini secara sosial sangat penting dalam masyarakat modern karena
transisi ke peran orang dewasa jauh lebih rumit dan sulit daripada di masa lalu. Kredibilitas
Gerakan Pramuka akan tergantung pada kemampuannya untuk berperan efektif dalam proses
ini.

D. Dasar Kebijakan
1. Undang-Undang Gerakan Pramuka
2. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;
3. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
4. Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega;
5. Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega;
6. Educational Objective WOSM;
7. Rover Guidelines WOSM.

E. Sasaran Program
1. Physical Development
2. Creativity
3. Character
4. Affective development
5. Social development
6. Spiritual development

F. Strategi dan Kebijakan


1. Gugusdepan T/D/Perti
2. Dewan Ambalan & Dewan Racana
3. Dewan Kerja
4. Saka & Dewan Saka
5. Unit/Satuan Kegiatan T/D
6. Pola Kegiatan

G. Strategi Pencapaian
Agar sasaran Rencana Kerja Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten
Pangandaran Masa Bakti 2016 – 2021 dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan upaya yang
tepat dan sesuai dengan proporsinya melalui langkah – langkah dan metode pelaksanaan yang
tearah.
Langkah I : Setelah pelaksanaan Musppanitera I Cabang kabupaten
Pangandaran Tahun 2016, penjabaran renja dalam bentuk sasaran
45
kerja tahunan dilakunan oleh seluruh jajaran Dewan Kerja Ranting,
Dewan Ambalan dan Dewan Racana di seluruh Kabupaten
Pangandaran.
Langkah II : Penjabaran sasaran kerja tahunan dalam bentuk program kerja oleh
seluruh jajaran Dewan Kerja Ranting, Dewan Ambalan, dan Dewan
Racana Di Kabupaten Pangandaran dengan mengacu kepada
sasaran kerja tahunan yang telah disepakati.
Langkah III : Setiap Pelaksanaan Sidang Paripurna Cabang, dan Ranting di
evaluasi dan direncana ulang kembali pencapaian selama tahunan.
Langkah IV : Pada tahun 2021 seluruh Dewan Kerja Ranting Memberikan
laporan tertulis mengenai sasaran kerja tahunan yang telah tercapai
dan program kerja yang dilaksanakan kepada Dewam Kerja
Cabang Kabupaten Pangandaran selambat – lambatnya 3 (tiga)
bulan sebelum Musppanitera I Cabang kabupaten Pangandaran
tahun 2021 diselenggarakan, untuk dapat diadakan evaluasi
menyeluruh terhadap pencapaian dari Rencana Kerja 2016 – 2021

Dengan demikian dari langkah – langkah tersebut. Maka dalam pencapaian sasaran
Rencana Kerja Pembinaan dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega 2016 – 2021 ini
dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu :
Tahap I : Tahapan Konsolidasi ekstern dan intern, penyamaan persepsi dan penetuan kebijakan
Tahap II : Tahapan Pelaksanaan kebijakan
Tahap III : Tahapan evaluasi dan Pemaparan kebijakan
Atas dasar sasaran Rencana Kerja dan Pemanatapan pencapaians sasaran Pembinaan dan
Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran tahun 2016 – 2021,
maka disusun Rencana Kerja yang dijabarkan melalui program kerja tahunan.
Rencana Kerja merupakan perpaduan aspirasi, kebutuhan, kondisi dan keinginan yang
disepakati oleh Dewan Kerja Cabang Kaupaten Pangandaran dan Dewan Kerja Ranting Se-
Kabupaten Pangandaran sebagai perwakilan dari Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten
Pangandaran. Oleh karena itu, Rencana Program Kerja diajukan dan dibahas pada setiap
pelaksanaan Sidang Paripurna Cabang yamg diselenggarakan setiap setahun sekali. Selanjutnya
Program Kerja yang telah disepakati merupakan Program Kerja Pembinaan dan Pengembangan
Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran yang dijadikan acuan dan pedoman
dalam pengimplementasikannya dai tingkat ranting sampai ke gugus depan.

H. Pembagian Tugas
1. Di Tingkat Gugus Depan
Gugus Depan merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pelaksana teknik kegiatan Gerakan
Pramuka, sehingga secara operasional Gugus Depan memiliki porsi yang terbesar untuk
menyelenggarakan aktivitas – aktivitas kegiatan Kepramukaan sesuai Rencana Kerja
Pembinaan dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran tahun
2016 – 2021.

2. Di Tingkat Kwartir Ranting


Ranting merupakan jajaran yang berfungsi sebagai pengendali teknik,taktik dan Opersional
pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka. Dewan Kerja Ranting harus senantiasa melakukan
aktivitas yang dapat memacu Gugus Depan untuk melaksanakan Rencana Kerja Pembinaan
dan Pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 –
2021.

3. Ditingkat Kwartir Cabang

46
Cabang Merupakan Jajaran yang berfungsi sebagai Penegndali Manajerial kegiatan Gerakan
Pramuka, dalam melaksanakan funsinya, cabang melakukan Pembinaan sampai ke tingkat
Ranting dan Gugus Depan. Dewan Kerja Cabang memiliki tugas untuk menyusun pokok –
pokok penyelenggaraan kegiatan yang terkait dengan Rencana Kerja Pembinaan dan
Pengembangan Pramuka Penegak dan pandega Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 – 2021

BAB VI
PENUTUP

Berbagai permasalahan, tantangan serta solusi sederhana dalam rencana kerja ini sebatas upaya
dalam rangka menjadikan Penegak dan Pandega yang lebih baik. Proyeksi kebutuhan akan partisipasi
kaum muda dalam pembangunan nasional sudah barang tentu menjadikan Gerakan Pramuka sebagai
salah satu wadah pembinaan kaum muda untuk mempersiapkan kadernya dalam memenuhi kebutuhan
yang dimaksud.
Demikian rencana kerja ini disusun sebagai landasan untuk dikembangkan menjadi program
terarah dan meningkat dalam pola pembinaan dan pengembangan Pramuka Penegak dan Pandega masa
depan sesuai dengan harapan dan kebutuhan.

47
SIKLUS RENCANA KERJA

PEMBINAAN PENGEMBANGAN

PEMBERDAYAAN

ALUR PERENCANAAN KEGIATAN

- ARAH – TUJUAN – SASARAN – INDIKATOR SASARAN – STRATEGI – KEBIJAKAN –


PROGRAM – KEGIATAN POKOK

- KEGIATAN BERDASARKAN PP – KEBIJAKAN – PROGRAM – INDIKATOR SASARAN


– SASARAN

- PROGRAM INSTANSI/JEMPUT BOLA – PROGRAM & KEBIJAKAN (PENYESUAIAN


PROGRAM GP DENGAN INSTANSI) - STRATEGI

POLA EVALUASI KEGIATAN

 EVALUASI PASCA KEGIATAN/INDIKATOR KEBERHASILAN


 EVALUASI KELUARAN/HASIL KEGIATAN
 PERLU ADANYA INSTRUMENT EVALUASI YANG VALID

POLA EVALUASI KEGIATAN


TAHUN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN

I % % %

II % % %

III % % %

IV % % %

V FLEXIBEL

48
POKOK – POKOK PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
TAHUN 2016

49
POKOK – POKOK PELAKSANAAN KEGAIATAN
LATIHAN PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN (LPK)
PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA
KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN
1. Dalam kerangka pembinaan Gerakan Pramuka, pramuka penegak dan pandega ( usia 16 – 25
tahun ) disiapkan untuk menjadi kader pemimpin pembangunan, baik di lingkungan Gerakan
Pramuka maupun dilingkungan masyarakat, dan dalam kaitan itu itu pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega diarahkan kepada peningkatan keterampilan dan kepemimpinan dalam
bentuk kegiatan bina diri, bina satuan dan bina masyarakat.
2. Salah satu kegiatan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan membekali para
Pramuka Penegak dan Pandega dengan pengalaman yang sarat nilai-nilai moral dan
pengetahuan. Latihan Pengembangan Kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega
Kabupaten Pangandaran adalah suatu kegiatan yang didalamnya terkandung kegiatan-
kegiatan tersebut.

B. DASAR PENYELENGGARAAN
1. Undang-undang Gerakan Pramuka No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka
2. Hasil Munaslub 2013 No. 11/munaslub/2013 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka
3. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor : 214 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.
4. Rencana Kerja Kwartir Cabang Gerkan Pramuka Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 –
2021
5. Program Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pangandaran Tahun 2016
6. Program Kerja Dewan Kerja Cabang Kabupaten Pangandaran Tahun 2016

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Memberikan wawasan pengetahuan dalam rangka pengembangan kepemimpinan
2. Menggali potensi Sumber Daya Manusia Pramuka Pnegak dan Pandega
3. Guna Meningkatkan Kemampuan dalam kepemimpinan

D. RENCANA PELAKSANAAN
1. NAMA KEGIATAN
” Latihan Pengembangan Kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Cabang
Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 ”.

2. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Waktu : Tentatif (ditentukan oleh pengurus DKC)


Tempat : Tentatif

3. PESERTA
Peserta Latihan Pengembangan Kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir
Cabang Kabupaten Pangandaran Tahun 2016 ini adalah anggota Pramuka Penegak dan
Pandega Di Wilayah Kabupaten Pangandaran
.
4. PENYELENGGARA
Penyelenggara Kegiatan ini adalah Kwartir Cabang Kabupaten Pangandaran c.q Dewan Kerja
Cabang Kabupaten Pangandaran .

50
5. ANGGARAN BIAYA
Pembiayaan diambil dari :
1. Peserta
2. Kwartir Cabang Kabupaten Pangandaran

D. PENUTUP
Demikian Pokok – pokok kegiatan ini disusun untuk dijadikan bahan seperlunya. Bantuan
semua pihak merupakan penunjang kelancaran serta kesuksesan kegitan ini, semoga amal baik kita
menjadi ibadah dan mendapat Ridho dari Allah SWT. Amin

TIM PRESIDIUM PERSIAPAN MUSPPANITERA


KABUPATEN PANGANDARAN

Ditetapkan di Pangandaran
Pada tanggal: Februari 2016

Pimpinan Sidang
Komisi B

Ketua Sekretaris

………………………………… …………………………………

51

Anda mungkin juga menyukai