Anda di halaman 1dari 56

MEDIA Edisi No.

05
Tahun II/2011

KEKAYAAN NEGARA
Menuju Optimalisasi Pengelolaan Kekayaan Negara, Piutang Negara dan Lelang

Zero
Outstanding
2014

Piutang Negara
Rapat Kerja Profile: Penerapan Manfaat dan
Regional Kanwil CPD Kegunaan
Penerapan
Wilayah Timur Makassar dan pada Balanced
DJKN KPKNL Penilai Scorecard dalam
2011 Manado DJKN Manajemen Kerja
Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 
 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011
DAFTAR ISI Edisi No.05 Tahun II / 2011

4 Salam Redaksi
16 Artikel PN
• Penerapan PMK Nomor 201/
PMK.06/2010 Tentang Kualitas
Piutang Kementerian Negara/
Lembaga dan Pembentukan
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
• Sekilas Gambaran Mengenai
Rancangan Undang-Undang
Tentang Pengurusan Piutang
Negara dan Piutang Daerah
• Peran PSBDT Dalam Penyelesaian
Outstanding Piutang Negara Serta
Pengelolaan Risiko Terkait Pasca
PSBDT
Laporan Utama
Program Percepatan 5 28 Profil Kantor:
• Kantor Wilayah Makassar
• KPKNL Gorontalo
Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara 34 Artikel Penilaian:
DJKN sebagai unit pengelola kekayaan negara memiliki tugas dan fungsi yang beragam Penerapan Continuing Professional
yaitu melaksanakan pengelolaan Barang Milik Negara, Kekayaan Negara Dipisahkan,
Development (CPD) Pada Penilai
Kekayaan Negara Lain-lain -- yang terdiri dari Aset Bekas Milik Asing/ Cina, muatan
kapal tenggelam, barang rampasan, dan aset potensial lainnya, serta melaksanakan DJKN
pengurusan piutang negara, penilaian, dan pelayanan lelang. Tugas yang sangat
beragam dengan karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya tersebut dikelola dan
37 Artikel BMN:
dilaksanakan dengan satu visi, menjadi pengelola kekayaan negara, piutang negara, Menggali Potensi dan Menangani
dan lelang yang profesional dan bertanggungjawab untuk sebesar-besar kemakmuran Permohonan Persetujuan Sewa BMN
rakyat. Secara Profesional Untuk Mewujudkan
Utilisasi BMN yang Optimal
Wawancara 39 Artikel Lelang:
Soepomo • Direktur PN dan KNL Lelang Eksekusi Panitia Urusan
Optimis Zero Outstanding Piutang Negara (Perkembangan
dan Masalah yang Dihadapi)
di Tahun 2014! 41 Artikel KNL:
Pengaturan Pengelolaan BMN

12
yang Berasal dari Aset Tegahan
Bea dan Cukai
43 Artikel Kesekretariatan:
Manfaat dan Kegunaan Penerapan
Balanced Scorecard dalam
Manajemen Kinerja
45 Artikel Kesekretariatan:
Sekilas Tentang Assessment Center
50 Serba-Serbi
51Tips Kesehatan
52 Foto Galeri
54 Lintas Berita
55 Komik
Laporan Khusus
Raker Ragional Timur: Penyamaan Level Of Understanding
di Semua Lini Organisasi 47
Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 
Salam Redaksi
Penanggung Jawab:
Direktur Hukum dan Humas

Redaktur:
Tenaga Pengkaji Harmonisasi
Kebijakan (Koordinator), Kabag Organisasi
dan Kepatuhan Internal, Kabag Kepegawaian,
Kasubdit Barang Milik Negara I,
Kasubdit Kekayaan Negara Dipisahkan II,
Kasubdit Kekayaan Negara Lain- Lain III,
Kasubdit Pengelolaan Kekayaan Negara II,
Kasubdit Bina Lelang I, Kasubdit Peraturan
Perundangan, Kasubdit Bantuan Hukum,
Muhamad Nahdi, Erris Eka Sundari,
Acep Hadinata

Penyunting/Editor:
Risma Br Sinaga, Sri Yuwono Hari Sarjito,
Sumarsono, Adi Wibowo,
Rini Sulistiasari

Desain Grafis dan Fotografer:

D
Nurbiyanto,
Bend Abidin Santosa, engan tingginya outstanding piutang negara, diperlukan upaya ekstra
Qori Kharismawan, Endriko untuk mempercepat penyelesaian pengurusan piutang negara. Untuk

Sekretariat: itu, telah disusun Road Map penyelesaian piutang negara sebagaimana
Muhammad Zulkifli, ditetapkan pada Position Paper Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014. Road Map
Rusmawati Damarsari,
Martina Dewi Handini. tersebut berisi 11 (sebelas) program aksi, yang dituangkan dalam Surat Edaran Direktur

Jenderal Kekayaan Negara Nomor 01/KN/2011 tanggal 28 Januari 2011 tentang


Alamat redaksi:
Gedung Syafrudin Road Map Percepatan Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara Tahun 2010-2014.
Prawiranegara Lantai 12 Utara, Untuk itu, perlu suatu upaya bersama yang dilakukan secara simultan antara Kantor
Komplek Departemen Keuangan,
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Pusat DJKN, Kantor Wilayah, maupun Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
Jakarta Pusat (KPKNL). Upaya tersebut antara lain penertiban BKPN (Berkas Kasus Piutang Negara),

Telpon: penyelesaian pembentukan database piutang negara pada program aplikasi SIMPLe,
021-3512485 dan penyederhanaan prosedur pengurusan piutang negara.

email: Selain topik piutang, Media Kekayaan Negara juga menyajikan beberapa bahasan
mediadjkn@gmail.com lain berkaitan dengan lelang eksekusi PUPN khususnya terkait dengan progres dan

website: permasalahan, pengelolaan aset tegahan bea dan cukai yang semakin jelas, assessment
www.djkn.depkeu.go.id center serta manfaat dan kegunaan balance scorecard dalam manajemen kinerja.
Besar harapan kami edisi ini dapat menambah wawasan kepada para pembaca. Juga
Redaksi menerima sumbangan tulisan
untuk dimuat sepanjang sesuai dengan tak lupa kami ucapkan terima kasih atas partisipasi para penulis dan pihak-pihak yang
moto majalah ini “Menuju Optimalisasi memberikan kontribusi hingga terbitnya Media Kekayaan Negara edisi 5 ini. Selamat
Pengelolaan Kekayaan Negara, Piutang
Negara dan Lelang”. membaca!
Tulisan menggunakan huruf Arial 11; spasi
1,5; maksimal 6 halaman dan dikirimkan ke
mediadjkn@gmail.com One Team, One Spirit, One Goal, Yes!
 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011
Laporan Utama

Program Percepatan
Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara
(Upaya Menyelesaikan Pengurusan Outstanding BKPN Aktif Per Juli 2010 Hingga Akhir Tahun 2014)

DJKN sebagai unit pengelola kekayaan negara memiliki tugas


B
idang tugas pengurusan piutang
negara, sebagai bagian dari tugas
dan fungsi yang beragam yaitu melaksanakan pengelolaan dan fungsi DJKN, juga dikelola
Barang Milik Negara, Kekayaan Negara Dipisahkan, Kekayaan dan dilaksanakan dengan visi yang
sama. Dengan visi tersebut, bidang tugas
Negara Lain-lain -- yang terdiri dari Aset Bekas Milik Asing/ pengurusan piutang negara membantu
Cina, muatan kapal tenggelam, barang rampasan, dan aset stakeholders penyerah piutang untuk
potensial lainnya, serta melaksanakan pengurusan piutang mendapatkan hasil tagih atas hak mereka.
Hasil tagih atas hak tersebut,
negara, penilaian, dan pelayanan lelang. Tugas yang sangat selanjutnya akan digunakan oleh negara
beragam dengan karakteristik yang berbeda satu dengan melalui mekanisme APBN (apabila
penyerah piutang adalah kementerian
lainnya tersebut dikelola dan dilaksanakan dengan satu negara/lembaga pemerintah non
visi, menjadi pengelola kekayaan negara, piutang negara, kementerian negara/lembaga negara) atau
APBD (apabila penyerah piutang adalah
dan lelang yang profesional dan bertanggungjawab untuk
pemerintah daerah), dapat disalurkan
sebesar-besar kemakmuran rakyat. kembali menjadi kredit baru sehingga

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 


Laporan Utama

dapat membantu menggerakkan sektor dan besarnya piutang negara tersebut. Lunas (SPPNL). Apabila pe­ngurangan
riil (bila penyerah piutang adalah BUMN SP3N tersebut akan meningkatkan outstanding tersebut disebabkan oleh
dan BUMD Perbankan), atau digunakan outstanding piutang negara yang sedang adanya penarikan pengurusan piutang
untuk hal-hal lain yang mendukung aktif diurus oleh PUPN/DJKN, yang lebih negara oleh penyerah piutang, maka
pengembangan organisasi (bila penyerah dikenal dengan Berkas Kasus Piutang akan diikuti dengan penerbitan Surat
piutang adalah BUMN dan BUMD non Negara (BKPN) aktif. Pernyataan Pengurusan Piutang Negara
perbankan). Selesai (SPPNS).
Jika PUPN sudah mengupayakan Permasalahan Terkait dengan Selain hasil penagihan sebagaimana
penagihan secara optimal, namun piutang Outstanding Nilai BKPN Aktif uraian di atas, PUPN menetapkan piutang
tetap tidak dilunasi oleh debitor, upaya Dengan kewenangan yang ada, negara, yang telah diurus secara optimal
optimal PUPN tersebut dapat digunakan upaya-upaya yang dilakukan oleh dan yang memenuhi kriteria tertentu7,
oleh penyerah piutang untuk menjadi PUPN/DJKN selama periode tahun sebagai piutang negara yang untuk
dasar melakukan satu kebijakan akuntansi 2002 – 2009 memberi hasil pengurusan sementara waktu belum dapat ditagih
piutang, yaitu penghapusan piutang baik piutang ne­gara yang dikenal dengan (PSBDT).Penerbitan PSBDT tersebut,
penghapusbukuan (penghapusan secara Piutang Ne­gara Dapat Diselesaikan sama se­perti SPPNL dan SPPNS, juga akan
bersyarat) maupun penghapustagihan (PNDS) sebagai berikut: mengurangi outstanding BKPN Aktif .
(penghapusan secara mutlak).
Pengurusan piutang negara dilaksanakan
dengan dasar hukum Undang-Undang
Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang PUPN1
jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
128/PMK.06/2007 tentang Pe­ngurusan
Piutang Negara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 88/PMK.06/2009. Dengan dasar
hukum tersebut, PUPN bersama-sama
dengan DJKN melakukan penagihan
piutang negara dengan surat paksa2 dan
melakukan upaya-upaya lainnya untuk
mempercepat dan mengoptimalkan
hasil pengurusan piutang negara.
Upaya-upaya lainnya tersebut antara lain
melakukan pencegahan bepergian ke luar
wilayah Republik Indonesia3, melakukan
pemblokiran dan penyitaan harta keka­yaan
debitor dan/atau penjamin utang yang
tersimpan pada bank4, melakukan paksa
badan5, dan/atau memberikan ke­ringanan
penyelesaian utang.
Pengurusan piutang negara dimulai Hasil pengurusan piutang negara Dengan tingkat keberhasilan PNDS
dengan penerbitan Surat Penerimaan akan mengurangi outstanding BKPN 6 sebagaimana data di atas, laju penerbitan
Pengurusan Piutang Negara (SP3N) oleh ak­tif. Apabila pengurusan piutang PSBDT, serta dengan jumlah penerbitan
PUPN terhadap piutang-piutang yang negara menyebabkan suatu piutang SP3N, perkembangan outstanding piutang
pengurusannya diserahkan oleh pe­nyerah negara lunas, pengurusan akan negara yang diurus secara aktif oleh PUPN/
piutang, dengan melampirkan dokumen ditindaklanjuti dengan penerbitan DJKN pada periode waktu tahun 2002
yang dapat menjadi bukti tentang ada Surat Pernyataan Piutang Negara – 2009 adalah sebagai berikut:

1. Semula, Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara merupakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
49 Tahun 1960 tentang Panitya Urusan Piutang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2104). Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut ditetapkan menjadi undang-u dang berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961
tentang Penetapan Semua Undang-Undang Darurat Dan Semua Peraturan Peme­rintah Pengganti Undang-Undang Yang Sudah Ada Sebelum Tanggal 1 Januari 1961
Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2124).
2. Berdasarkan Pasal 10 Undang-undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang PUPN, penagihan piutang negara dengan surat paksa dilakukan de­ngan penerbitan Surat
Paksa yang bila tidak dipenuhi oleh Penanggung Utang/Debitor, ditindaklanjuti dengan penyitaan dan penjualan melalui lelang atas barang-barang kekayaan penang-
gung utang, serta dengan penyanderaan terhadap penanggung utang.
3. Kewenangan dan tanggung jawab pencegahan ini diberikan oleh Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian kepada Menteri Keuangan dalam rangka
pengurusan piutang negara.
4. Kewenangan ini didahului dengan upaya membuka rahasia bank dengan izin Gubernur Bank Indonesia, sesuai ketentuan Pasal 41A Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah denganUndang-undang Nomor 10 Tahun 1998.
5. Kewenangan ini didasarkan pada Pasal 10 ayat (3) Undang- Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang PUPN
6. Satu BKPN mewakili satu penanggung utang (Debitor)
7. Lihat Bab XXI Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/ PMK.06/2007 tentang Pengurusan Piutang Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 88/PMK.06/2009

 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Laporan Utama

waktu Tahun 2002– 2009 dengan data


perkembangan outstanding nilai BKPN
dibandingkan dengan outstanding
aktif pada periode yang sama, terlihat
pada tahun 2008 dan 2009. Hal ini
bahwa hasil pengurusan piutang negara
menunjukkan bahwa pencapaian
(PNDS dan PSBDT) tidak cukup besar
PNDS dan penerbitan PSBDT tidak
untuk dapat mengurangi outstanding nilai
dapat mengimbangi laju penerbitan
BKPN. Dengan kenyataan seperti itu, maka
SP3N. Tingginya penerbitan SP3N
dibutuhkan upaya ekstra untuk dapat
disebabkan oleh tingginya tingkat
dengan segera menurunkan outstanding
penyerahan pengurusan piutang negara
nilai BKPN aktif tersebut.
yang berasal dari DJKN c.q. Direktorat
Kekayaaan Negara Lain-lain (sekarang
“Transformasi Kelembagaan”
Secara nilai, pada periode tahun yang mulai dilaksanakan DJKN
Secara grafik, perkembangan Outstanding 2002 sampai dengan 2009, outstanding Paradigma pengelolaan Keuangan
BKPN Aktif periode tahun 2002 – 2009 nilai piutang negara yang secara aktif Negara pasca terbitnya paket undang-
bisa dilihat dalam grafik 1 dan 2. diurus oleh PUPN tidak berkurang setiap undang keuangan negara menuntut
tahunnya, sebaliknya selalu meningkat. adanya pengelolaan piutang negara yang
mene­rapkan prinsip-prinsip pemerintahan
yang baik (good governance) yang sesuai
dengan lingkungan pemerintahan.
Pene­rapan good governance tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan piutang negara. Perubahan
paradigma tersebut menuntut DJKN
untuk membantu Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara dalam
melakukan pembinaan pengelolaan
piutang negara.
Apabila sebelum­nya bidang tugas
pengurusan piutang negara pada DJKN
hanya terbatas pada pelaksanaan
pengurusan piutang negara yang telah
diserahkan kepada PUPN, ke depan
Dari grafik 1 terlihat bahwa selama DJKNjugaharus melakukan perumusan
kurun waktu tahun 2002 – 2006 terjadi kebijakan dan standardisasi, serta
peningkatan jumlah BKPN aktif secara pembinaan pe­ngelolaan piutang
konstan. Pada tahun 2007, outstanding negara. Dengan kata lain, DJKN harus
BKPN aktif berkurang hampir sebanyak melakukan transformasi kelembagaan
29.400 BKPN bila dibandingkan dengan sehingga tugas fungsi DJKN terkait
outstanding tahun 2006. Penyebab utama piutang negara tidak hanya terbatas
terjadinya penurunan yang signifikan pada pengurusan piutang negara
atas jumlah BKPN aktif pada tahun 2007 tetapi meliputi juga bidang tugas
tersebut adalah pencapaian PNDS dan pe­ngelolaan Piutang Negara.
penerbitan PSBDT yang tidak diikuti Dua tahun terakhir ini, DJKN sudah
dengan penerbitan SP3N baru atas mulai melaksanakan tugas yang
penyerahan pengurusan dari BUMN/ terkait dengan pengelolaan piutang
BUMD. Hal tersebut terjadi, karena sejak negara, yaitu melakukan inventarisasi
diundangkannya Peraturan Pemerintah piutang ne­gara, dan perumusan
Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan ketentuan pe­raturan yang terkait
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Peningkatan tahunan yang sangat dengan pengelolaan piutang negara
Tahun 2005 tentang Penghapusan Piutang signifikan mulai terjadi pada tahun yaitu Peraturan Menteri Keuangan yang
Negara/Daerah pada 6 Oktober 2006, 2007, ketika outstanding nilai BKPN aktif memungkinkan kementerian negara/
BUMN dan BUMD tidak lagi menyerahkan meningkat sebanyak hampir Rp.9 Trilyun lembaga pemerintah non kementerian
pengurusan piutang macetnya kepada bila dibandingkan dengan outstanding negara/lembaga negara menyajikan
PUPN/DJKN. nilai pada tahun sebelumnya. piutangnya pada neraca sebesar nilai
Namun demikian, outstanding Bila membandingkan data PNDS yang yang mungkin dapat direalisasikan (net
BKPN aktif tahun 2007 lebih rendah dihasilkan oleh PUPN/DJKN pada kurun realizable value) sebagaimana yang

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 


Laporan Utama

diamanatkan Undang-undang Nomor 17 aksi yang dilaksanakan oleh Kantor Pusat,


Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Kantor Wilayah, dan Kantor Pelayanan
Transformasi kelembagaan yang Tingginya outstanding Kekayaan Negara dan Lelang Penertiban
sudah dirintis oleh DJKN tentunya (KPKNL) baik secara sendiri-sendiri
mengandung arti penambahan beban nilai BKPN aktif maupun secara bersama sama. Dengan
tugas yang menuntut adanya sumber yang diurus oleh program aksi tersebut diharapkan
daya yang mempunyai dedikasi untuk outstanding BKPN aktif per Juli 2010
bidang tugas itu. Kondisi ini menuntut PUPN/DJKN serta yang diurus oleh PUPN/DJKN dapat
pembagian fokus perhatian yang selama diselesaikan pada tahun 2014.
transformasi
ini ditujukan pada pengurusan piutang Program aksi di dalam Road map
negara yang telah diurus oleh PUPN, kelembagaan terkait tersebut yang menjadi tugas dan tanggung
atau dengan kata lain DJKN harus segera jawab KPKNL dan Kanwil DJKN dituangkan
menyelesaikan beban outstanding BKPN
bidang piutang negara dalam Surat Edaran Direktur Jenderal
aktif agar dapat secara optimal mulai yang sudah dimulai Kekayaan Negara Nomor SE-01/ KN/2011
melaksanakan tugas tambahan terkait tanggal 28 Januari 2008 tentang Road
dengan pengelolaan piutang negara. oleh DJKN menuntut Map Percepatan Penyelesaian Pengurusan
adanya upaya ekstra Piutang Negara Tahun 2010 s.d. 2014.
Road Map Percepatan Rincian 11 Program Aksi dalam Road Map
Penyelesaian Pengurusan untuk mempercepat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Program aksi yang dilakukan oleh KP-
Piutang Negara penyelesaian KNL, yaitu:
Tingginya outstanding nilai BKPN
aktif yang diurus oleh PUPN/DJKN serta pengurusan piutang a. Program Aksi 1, penertiban BKPN
sebagai berikut:
transformasi kelembagaan terkait bidang negara. 1) Stock Opname BKPN.
piutang negara yang sudah dimulai oleh
Kegiatan ini sudah harus diselesaikan
DJKN menuntut adanya upaya ekstra
dan dilaporkan ke Kan­tor Pusat
untuk mempercepat penyelesaian
DJKN paling lambat pada akhir
pengurusan piutang negara. Pada tahun
Desember 2010.
2010 telah ditetapkan oleh pimpinan DJKN acuan bagi DJKN. Road map Percepatan
2) Pemetaan BKPN berdasarkan umur
bahwa program percepatan penyelesaian Penyelesaian Pengurusan Piutang
piutang sejak SP3N diterbit­kan,
tersebut dilakukan terhadap outstanding Ne­gara Tahun 2010 s.d. 2014 tersebut
tahap pengurusan, dan berdasarkan
BKPN aktif per Juli 2010 dengan jangka sudah disesuaikan dengan area of
prioritas penyelesaian.
waktu sampai dengan akhir tahun 2014. improvement masing-masing unit Eselon
Kegiatan ini sudah harus
Outstanding BKPN aktif per Juli 2010 yang I di Kementerian Keuangan khususnya
diselesaikan dan dilaporkan ke
harus diselesaikan sampai akhir tahun DJKN, yang ditetapkan pada Position
Kantor Pusat DJKN pada akhir
2014 adalah sebanyak 158.508 BKPN, Paper Arah Kementerian Keuangan Tahun
Desember 2010.
dengan rincian sebagai berikut: 2010 – 2014.
Namun demikian, sepanjang
kegiatan pengisian/input database
Program Aplikasi SIMPLe belum
selesai, maka KPKNL harus tetap
mengirimkan rekap data BKPN
berdasarkan umur piutang sejak
SP3N diterbitkan dan tahap
pengurusan per tanggal 30 Juni
dan 31 Desember. Selain itu,
sebagai bahan pe­rencanaan dan
monitoring pencapaian target
PNDS dan PSBDT, KPKNL setiap
tahun membuat data BKPN yang
menjadi prioritas penyelesaian
pada tahun yang bersangkutan.
3) Melakukan Pencarian BKPN yang
tidak ditemukan, dengan cara:
a) meneliti keberadaan BKPN, baik
yang terdapat di gudang KPKNL
maupun Kanwil DJKN;
Untuk mewujudkan tujuan program Program Aksi di dalam road map
b) meneliti kembali Berita Acara
percepatan penyelesaian tersebut, telah percepatan penyelesaian pengurusan
Serah Terima BKPN pada saat
disusun suatu road map yang menjadi piutang negara terdiri dari 11 program
pemekaran kantor (Kantor

 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Laporan Utama

Pela­yanan Pengurusan Piutang sebagai narasumber dalam proses pembentukan database pengurusan
Ne­gara (KP3N) menjadi Kantor pencarian BKPN. piutang negara pada Program Aplikasi
Pela­yanan Piutang dan Lelang Kegiatan ini sudah harus SIMPLe. Program aksi ini dilakukan
Negara (KP2LN), dan KP2LN diselesaikan KPKNL paling lambat dengan cara perekaman (entry) data
menjadi KPKNL) sehingga dapat pada akhir bulan Februari 2011. pengurusan piutang negara pada
ditelusuri riwayat perpindahan b. Program aksi 2, penyelesaian database Program Aplikasi SIMPLe.
BKPN;
c) melakukan rekonsiliasi data
BKPN dengan penyerah piutang,
atau mendatangi secara Pemetaan BKPN berdasarkan umur piutang sejak SP3N
langsung, sehingga didapat diterbitkan, tahap pengurusan, dan berdasarkan
kesamaan data BKPN antara
prioritas penyelesaian. Kegiatan ini sudah harus
penyerah piutangdengan KPKNL;
d) atas dasar data rekapitulasi diselesaikan dan dilaporkan ke Kantor Pusat DJKN pada
BKPN, melakukan pemanggilan akhir Desember 2010. Namun demikian, sepanjang kegiatan
kepada debitor dan selanjutnya
apabila debitor memenuhi pengisian/input database Program Aplikasi SIMPLe
panggilan dapat diminta untuk belum selesai, maka KPKNL harus tetap mengirimkan
menandatangani akta pengakuan
utang yang baru.
rekap data BKPN berdasarkan umur piutang sejak SP3N
e) apabila diperlukan, dapat diterbitkan dan tahap pengurusan per tanggal 30 Juni
me­ngundang eks. pejabat dan 31 Desember.
atau pegawai yang dahulu
pernah terlibat dalam proses
pengurusan piutang negara

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 


Laporan Utama

Kegiatan ini harus diselesaikan KPKNL e. Program Aksi 11, intensifikasi penyelesaian utang.
paling lambat pada akhir Februari pelaksanaanproses/tahappengurusan, Maksud dari program aksi ini
2011. intensifikasi asset/debtor tracing. adalah memberikan kesempatan
c. Program Aksi 3, validasi ulang Kegiatan yang dilakukan KPKNL kepada para penanggung utang
outstanding piutang negara yang sepanjang waktu sampai selesainya (debitor) yang memenuhi
diurus PUPN/DJKN, dilakukan dengan program percepatan penyelesaian sya­rat tertentu untuk segera
cara menghitung ulang nilai piutang pengurusan piutang negara, antara me­nyelesaikan utangnya dengan
ne­gara sesuai dokumen yang ada lain: mendapatkan insentif berupa
pada BKPN setelah dilakukan stock 1) Meningkatkan tahap pengurusan ke­ringanan, baik keringanan jumlah
opname BKPN. Kegiatan ini harus piutang negara untuk semua utang, keringanan jangka waktu
diselesaikan KPKNL paling lambat BKPN sampai dengan optimal penyelesaian utang, maupun
pada akhir Februari 2011. (PSBDT). kombinasi dari keduanya.
d. Program Aksi 4, estimasi tingkat 2) Melaksanakan pemeriksaan dalam Diharapkan, insentif berupa
ketertagihan piutang, yang dilakukan rangka asset/debtor tracing keringanan tersebut dapat menjadi
dengan cara: sebelum terbit PSBDT. pemicu banyak penanggung utang
1) Penyelesaian perekaman (entry) Program aksi ini merupakan inti dari (debitor) untuk menyelesaikan
data barang jaminan piutang road map percepatan penyelesaian utangnya kepada negara.
negara pada Program Aplikasi pengurusan piutang negara yang 4. Program Aksi yang dilakukan Kantor
SIMPLe, yang harus diselesaikan menjadi program DJKN sampai Pusat DJKN adalah sebagai berikut:
KPKNL paling lambat bulan Maret tahun 2014 nanti. a. Program Aksi 5, penyederhanaan
2011. 2. Kanwil DJKN bertugas mengawasi prosedur pengurusan piutang
2) Pemutakhiran (up dating) data pelaksanaan program aksi percepatan ne­gara, yang dirumuskan dalam
barang jaminan dan nilai barang penyelesaian pengurusan piutang RUU tentang Pengurusan Piutang
jaminan yang dapat mendukung negara oleh KPKNL. Negara dan Piutang Daerah. RUU
tingkat ketertagihan piutang, yang 3. Program aksi yang dilakukan Kanwil tersebut dalam Program Legislasi
harus dilakukan setiap ada mutasi DJKN dan KPKNL adalah sebagai Nasional (Prolegnas) menjadi
data terkait barang jaminan. Bila berikut: salah satu RUU yang diprioritaskan
data barang jaminan berikut Program Aksi 9, intensifikasi pelaksanaan untuk dibahas di DPR pada tahun
perkiraan nilainya dapat terkumpul, kewenangan pemberian ke­ringanan 2011. Diharapkan RUU tersebut
diharapkan DJKN akan lebih mudah penyelesaian utang debitor, yang selesai dibahas di DPR dan dapat
mendapatkan informasi mengenai dilaksanakan dengan kegiatan- diundangkan pada Semester II
perkiraan nilai piutang negara kegiatan sebagai berikut: Tahun 2011.
yang mungkin tertagih. Kondisi a. Pemberitahuan kepada para b. Program Aksi 6, penyusunan
tersebut memudahkan DJKN debitor tentang kesempatan peraturan yang memungkinkan
dalam membuat perencanaan untuk menyelesaikan utang masing- penyederhanaan proses/tahap
dan penyusunan prioritas masing dengan mendapatkan pengurusan piutang negara.
kegiatan serta pengawasan dan insentif berupa keringanan. Peraturan tersebut disusun baik
pengendalian dalam implementasi b. Percepatan penyelesaian kajian se­ bagai pelaksanaan Undang-
atas perencanaan tersebut. atas permohonan keringanan Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960
tentang PUPN (sambil menunggu
diundangkannya RUU tentang
Pengurusan Piutang Negara
Pemutakhiran (up dating) data barang jaminan dan dan Piutang Daerah) maupun
nilai barang jaminan yang dapat mendukung tingkat pelaksanaan Undang-Undang
tentang APBN yang diundangkan
ketertagihan piutang, yang harus dilakukan setiap ada setiap tahunnya.
mutasi data terkait barang jaminan. Bila data barang c. Program Aksi 10, intensifikasi
jaminan berikut perkiraan nilainya dapat terkumpul, pembinaan kepada Kantor
Wilayah DJKN dan KPKNL
diharapkan DJKN akan lebih mudah mendapatkan 5. Program aksi yang dilakukan Kantor
informasi mengenai perkiraan nilai piutang negara yang Pusat DJKN, Kanwil DJKN, dan KPKNL
baik secara bersama-sama maupun
mungkin tertagih. Kondisi tersebut memudahkan DJKN pada masing-masing tingkatan,
dalam membuat perencanaan dan penyusunan prioritas adalah sebagai berikut:
a. Program Aksi 7, capacity building
kegiatan serta pengawasan dan pengendalian dalam bagi jurusita, pemeriksa dan
implementasi atas perencanaan tersebut. pengelola (analis) BKPN.
Kegiatan ini ditujukan untuk

10 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Laporan Utama

meningkatkan pengetahuan dan


kemampuan para petugas yang
menjadi tulang punggung
Program penyelesaian pengurusan outstanding BKPN
dalam pengurusan piutang
negara (jurusita, pemeriksa, dan aktif per Juli 2010 paling lambat pada tahun 2014 yang
pengelola (analis) BKPN. telah disusun sesuai road map sebagaimana uraian di
Bentuk kegiatan tersebut
melaksanakan rapat kerja pembinaan atas, diminta untuk dapat dilaksanakan secara optimal
yang juga menghadirkan dan dengan penuh tanggung jawab oleh Kantor
narasumber dari Direktorat
Jenderal Pajak, Pengadilan
Pusat DJKN, Kanwil DJKN, dan khususnya oleh KPKNL.
Negeri, dan Badan Pertanahan Pelaksanaan program aksi berikut kegiatan-kegiatan yang
Nasional yang memberikan telah disusun tentunya akan memberikan hasil yang lebih
sharing pengalaman terkait
tugas kejurusitaan, serta optimal bila setiap petugas selalu menerapkan tiga core
pengetahuan hukum pertanahan values DJKN: integritas, komitmen, dan ketulusan.
yang terkait dengan penyitaan.
Selain itu, diadakan juga kegiatan
workshop penelusuran aset dan
mengoptimalkan pencapaian hasil negara yang sangat signifikan, baik dalam
debitor (asset and debtor tracing)
pengurusan piutang negara. bentuk PNDS maupun PSBDT. Pada akhirnya,
dengan narasumber yang berasal
peningkatan hasil pengurusan tersebut
dari instansi yang secara intensif
kiranya dapat menjawab tantangan untuk
melakukan kegiatan penelusuran Penutup
segera mengurangi outstanding BKPN aktif
aset dan orang seperti Komisi Program penyelesaian pengurusan
yang diurus oleh PUPN/DJKN per bulan Juli
Pemberantasan Korupsi, DJP, outstanding BKPN aktif per Juli 2010
2010. Pengurangan outstanding tersebut
Bareskrim POLRI, dan PPATK. pa­ling lambat pada tahun 2014
juga pada gilirannya akan meringankan
b. Program Aksi 8, Koordinasi yang telah disusun sesuai road map
beban DJKN dalam melaksanakan tugas
de­ngan penyerah piutang sebagaimana uraian di atas, diminta
perumusan kebijakan dan standarisasi
khususnya BUMN/D agar menarik untuk dapat dilaksanakan secara optimal
pengelolaan piutang negara yang
pengurusan piutang negara dari dan dengan penuh tanggung jawab
dilakukan oleh kementerian negara/
PUPN/DJKN, baik dalam rangka oleh Kantor Pusat DJKN, Kanwil DJKN,
lembaga pemerintah non kementerian
restrukturisasi maupun dalam dan khususnya oleh KPKNL. Pelaksanaan
negara/lembaga negara, sebagai salah
rangka penyelesaian piutang program aksi berikut kegiatan-kegiatan
satu buah dari transformasi kelembagaan
dengan mekanisme korporasi. yang telah disusun tentunya akan
DJKN.
memberikan hasil yang lebih optimal bila
Selain program aksi di atas, terdapat setiap petugas selalu menerapkan tiga Daftar Pustaka
beberapa upaya lain yang dapat core values DJKN: integritas, komitmen, • Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun
mempercepat penyelesaian pengurusan dan ketulusan. 1960 tentang Panitia Urusan Piutang
piutang negara, yaitu: Selain itu, koordinasi yang baik Negara.
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961
• kerja sama dengan penyerah piutang dengan unitunit lain pada internal DJKN, tentang Penetapan Semua Undang-
untuk memasarkan barang jaminan; khususnya di dalam pengelolaan dan Undang Darurat dan Semua Peraturan
• kerja sama dengan BPN dalam pemanfaatan sumber daya yang ada di Pemerintah Pengganti Undang-Undang
rangka penelusuran/pencarian masing-masing kantor, juga menjadi faktor Yang Sudah Ada Sebelum Tanggal 1
Januari 1961 Menjadi Undang- Undang.
barang jaminan berupa tanah yang pendukung yang dapat menentukan • Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
belum/tidak ditemukan pada waktu keberhasilan program penyelesaian tentang Perbankan sebagaimana telah
penyitaan, serta untuk mencari jalan pengurusan piutang negara tersebut. diubah dengan Undang-undang Nomor
keluar terhadap penjualan melalui Koordinasi yang baik antar unit internal 10 Tahun 1998.
• Undang-UWndang Nomor 17 Tahun 2003
lelang atas tanah yang masa berlaku tersebut juga menjadi pelaksanaan atas tentang Keuangan Negara.
hak kepemilikannya telah habis. arahan pimpinan Kementerian Ke­uangan • Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
• kerja sama dengan Direktorat untuk menghapus sekat-sekat (silo)8 tentang Keimigrasian.
Jende­ral Pajak (DJP), Kementerian yang (mungkin) ada di lingkungan kerja • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/
PMK.06/2007 tentang Pengurusan Piutang
Hukum dan HAM, serta stakeholder Kementerian Keuangan. Negara sebagaimana telah diubah dengan
DJKN lainnya, khususnya dalam Diharapkan, pelaksanaan program Peraturan Menteri Keuangan Nomor 88/
pencarian informasi dan dokumen percepatan penyelesaian pengurusan PMK.06/2009.
yang dapat memberikan bukti kepada piutang negara tersebut dapat memberikan
*) TIM PENULIS DIT. PN dan KNL
PUPN/DJKN dalam mempercepat dan peningkatan hasil pengurusan piutang (Andy Pardede, Nofiansyah, Taufik Istianto,
8 Pembahasan tentang “SILO” dapat dibaca pada buku yang berjudul Silos, Politics and Turf Wars, A Leadership Ivan Taurisanto, Murahman)
Fable About Destroying The Barriers That Turn Colleagues Into Competitors, karya Patrick Lencioni terbitan
Jossey-Bass, A Wiley Imprint, 2006.

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 11


Wawancara

Soepomo Direktur PN dan KNL

Optimis
Zero Outstanding
di Tahun 2014!

Sebagaimana dimaklumi, sebelum yang ada.


Oleh: Tim Humas DJKN kami menjabat sebagai Direktur Piutang Strategi pertama terkait dengan
Negara sejak pertengahan April 2011, penugasan dari Menteri Keuangan
kami pernah dipercaya selama ± 3,5 tahun bahwa PUPN/DJKN harus menyelesaikan
Dengan adanya PMK baru yaitu PMK (Januari 2006 - April 2011) menduduki outstandingpiutangnegarasampaidengan
Nomor 184/PMK.01/2010 tanggal 11 jabatan Direktur Kekayaan Negara Lain- tahun 2014. Untuk menyelesaikannya,
Oktober 2010 tentang Organisasi dan Lain, sehingga ketika kami dipercaya Direktorat PNKNL telah menyusun roadmap
Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJKN untuk menduduki jabatan Direktur PN dan percepatan pengurusan piutang negara
mengalami reorganisasi diantaranya KNL pada saat reorganisasi DJKN, proses terdiri dari 11 program aksi yang sudah
Direktorat Piutang Negara sekarang konsolidasi dapat kami lakukan lebih disosialisasikan dan diedarkan. Kesebelas
bergabung dengan Direktorat Kekayaan cepat untuk memastikan tugas dan fungsi program aksi tersebut secara garis
Negara Lain-Lain menjadi Direktorat Direktorat PN dan KNL dapat tercapai. besar antara lain penyiapan perumusan
Piutang Negara dan Kekayaan Negara Direktorat PN dan KNL dibentuk dengan kebijakan untuk percepatan penyelesaian
Lain-Lain (PN dan KNL). Menurut tujuan untuk menyelesaikan tantangan pengurusan piutang negara, peningkatan
pendapat Bapak sebagai Direktur PN dan permasalahan di bidang pengurusan kualitassumber daya manusia (Juru Sita,
dan KNL, langkah-langkah strategis piutang negara dan pengelolaan kekayaan Penilai, Analis BKPN) dan penertiban
apa saja yang Bapak tetapkan dalam negara lain-lain. Untuk menyelesaikannya BKPN.
mengemban tugas dan fungsi yang diperlukan serangkaian langkah strategis Kedua, sesuai dengan tugas fungsi
ada? yang fokus pada permasalahanpermalahan yang baru di bidang piutang negara,

12 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Wawancara

bahwa selain memberikan pembinaan


terhadap piutang negara yang sudah
diserahkan pengurusannya
PUPN/DJKN, Direktorat PN dan KNL juga
kepada Piutang Kementerian Negara/Lembaga
memberikan pembinaan terkait dengan
piutang ne­gara yang belum diserahkan
dan hasil aset lain-lain dapat dicatatkan
atau masih dikelola oleh Kementerian
Negara/Lembaga (K/L). Salah satu langkah dalam LKPP dengan kualifikasi WTP.
yang sudah dilaksanakan adalah dengan
melakukan inventarisasi piutang negara
dengan hasil telah diidentifikasi piutang di dari segi waktu memang diakui sudah PUPN mengingat perlu dihitung kembali
54 K/L dengan nilai outstanding piutang cukup lama tidak dapat diselesaikan, kewajibannya. Namun sebelumnya model
± Rp3,5 Triliun. Hasil inventarisasi ini walaupun sebenarnya baru pada tahun perhitungan ini perlu dilakukan sesuai
sangat berguna bagi PUPN/ DJKN untuk 2007 diserahkan pengelolaannya kepada prosedur yang disetujui oleh BPK supaya
dapat me­ngetahui posisi piutang negara DJKN. Salah satu strategi kami bekerja ada legal basis yang kuat bagi DJKN.
yang ada di K/L. Selain itu pada akhir sama dengan Direktorat Pengelolaan Kelima, untuk aset Kekayaan Negara
tahun 2010 telah ditetapkan Peraturan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi Lainnya seperti aset asing/cina, barang
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 201/ (Direktorat PKN-SI) untuk menyelesaikan rampasan, barang tegahan eks bea cukai
PMK.06/2010 tanggal 23 November 2010 permasalahan yang berkaitan dengan dan barang muatan kapal tenggelam
tentang kualitas piutang kementerian pengelolaan aset eks BPPN ini, sehingga akan kita pastikan bahwa pengelolaannya
negara/lembaga dan pembentukan dapat diselesaikan sesuai dengan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
penyisihan piutang tidak tertagih yang ketentuan dan target yang pasti. Selain dan tidak menjadi temuan. Selain itu,
mengatur kebijakan kualitas piutang dan itu, kami juga akan menyelesaikan aset bekerja sama dengan Direktorat PKNSI
penyisihannya yang bertujuan agar akun obligor eks kepolisian dan kejaksaan yang untuk menyelesaikan pengelolaan aset
piutang di Laporan Keuangan Pemerintah hingga kini belum dapat diserahkan ke ini sesuai ketentuan yang berlaku.
Pusat (LKPP) dapat tersaji dengan nilai
realisasi bersih (Net Realizable Value/NRV). PNDS dan BIAD adalah salah satu
PMK ini sudah pernah kami sosialisasikan tolok ukur kinerja pengurusan piutang
kepada K/L dan dalam waktu dekat akan negara. Bagaimana pencapaian PNDS dan
disosialisasikan kembali. Selain itu, akan BIAD pada tahun 2010 dan proyeksinya di
diadakan Training Of Trainer (TOT) bagi tahun 2011?
pejabat Kanwil/KPKNL, sehingga mereka Pencapaian Piutang Negara Dapat
nantinya dapat melakukan sosialisasi Diselesaikan (PNDS) pada Tahun 2010
di daerahnya. Sasaran pada tahun 2012 telah melebihi target sebesar 6%, dimana
adalah piutang K/L dapat tercatat dalam target kita sebesar Rp 770 Milyar dan
LKPP dengan kualifikasi Wajar Tanpa realisasinya sebesar Rp816,214 Milyar. Se­
Pengecualian (WTP). Pada masa yang dangkan untuk Biaya Administrasi (Biad)
akan datang, kami melihat bahwa tugas Pengurusan Piutang Negara melebihi
Direktorat PN dan KNL selain harus target sebesar 4,3%, target Rp67,75 Milyar
mengurus piutang Negara, juga harus terealisasi sebesar Rp70,59 Milyar.
memastikan agar akun piutang dalam Untuk proyeksi keduanya pada tahun
neraca dapat tersaji dengan cermat. 2011, kami menargetkan Rp 820,5 Milyar
Sejalan dengan tugas bidang piutang untuk PNDS dan Rp 47 Milyar untuk Biad.
negara di masa yang akan datang, saat B I O D ATA
ini DJKN juga tengah berjuang, agar RUU Salah satu tugas yang diamanahkan
Nama Lengkap:
Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Soepomo, S.H., SP.N., LL.M. langsung dari Menteri Keuangan
Daerah yang di dalamnya memuat materi Jabatan: kepada Direktorat PN dan KNL yaitu
tentang pengelolaan piutang dapat Direktur Piutang Negara dan Kekayaan penyelesaian outstanding PN yang
diwujudkan. Direktorat PN dan KNL saat Negara Lain-lain saat ini jumlahnya mencapai kurang
Tempat/Tanggal Lahir:
ini tengah fokus bersama-sama dengan lebih sebesar Rp62 Triliun. Sebenarnya
Semarang,13 April 1955
pihak terkaitlainnya mengawal RUU Nama Istri: piutang yang bagaimana yang harus
tersebut sampai dengan diundangkan. Nur Pudji Astuti diselesaikan? Terkait hal ini, di depan
Ketiga, Pengelolaan aset yang berasal Jumlah Anak: jugadisebutkan adanya strategi berupa
dari KKKS belum dilakukan sesuai dengan 5(lima) orang roadmap, seperti apa sebenarnya
Riwayat Pendidikan:
ketentuan yang ada, sehingga aset KKKS SD Negeri Bangunharjo, roadmap tersebut?
tidak dapat diyakini keberadaannya dan SMP Negeri IV Semarang, Piutang yang harus diselesaikan
kebenaran nilainya. Oleh karena itu, perlu SMA Negeri I-II Semarang, adalah piutang yang diurus oleh PUPN/
dilakukan strategi penertiban terhadap S1 Universitas Diponegoro, DJKN dengan cut-off date Juli 2010 dengan
S2 Tulane University New Orleans USA,
pengelolaan aset KKKS ini. jumlah outstanding ± Rp 62 triliun dan
Spesialis Notariat Universitas Indonesia.
Keempat, terkait aset eks BPPN, ±158.000 BKPN. Langkah kongkret yang

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 13


Wawancara

roadmap yang menjadi tanggung


jawabnya khususnya dalam melakukan
stock opname, input database SIMPLe,
dan lain-lain. Di lain pihak Kantor Pusat
DJKN, dalam hal ini Direktorat Piutang
Negara dan Kekayaan Negara Lain-
Lain juga terus melakukan pembinaan
dan pemantauan juga menyelesaikan
program aksi yang menjadi tanggung
jawab KP DJKN di antaranya adalah
penyempurnaan peraturan PMK 128/
PMK.06/2007.

Kita selalu optimis dengan tercapainya


zero outstansing PN pada tahun 2014.
Seandainya target tersebut tidak dicapai,
bagaimana bentuk manajemen risiko
untuk mengantisipasi hal ini?
Bila penyelesaian zero outstanding
ini dikaitkan dengan manajemen risiko
tentunya yang paling utama adalah upaya-
upaya mitigasi yang dilakukan untuk
memastikan target zero outstanding ini
dapat tercapai. Beberapa upaya mitigasi ini
secara tidak langsung sebenarnya sudah
dilakukan, seperti melakukan monitoring
terhadap progres perkembangan
Bila penyelesaian zero outstanding ini dikaitkan program aksi dalam roadmap baik yang
dengan manajemen risiko tentunya yang dilakukan melalui surat-menyurat maupun
dilakukan secara bersamaan pada saat
paling utama adalah upaya-upaya mitigasi melakukan pembinaan terhadap kegiatan
yang dilakukan untuk memastikan target zero pengurusan piutang negara. Selain itu se­
suai lingkup tugas Kantor Pusat se­bagai
outstanding ini dapat tercapai. perumus kebijakan dan standardisasi
teknis, kegiatan penyusunan atau
sudah dilakukan, menyusun roadmap peran serta semua jajaran DJKN dalam penyempurnaan peraturan di bidang pe­
percepatan pengurusan piutang negara skala nasional. Bagaimana langkah Bapak ngurusan piutang negara selalu difokuskan
yang terdiri dari 11 program aksi dengan dalam melakukan sosialisasi roadmap ini? terhadap penyederhanaan prosedur
batas waktu penyelesaiannya; memantau Sosialisasi roadmap telah berulangkali yang dapat membantu mempercepat
progress pelaksanaan roadmap dimaksud; dilakukan dalam berbagai kesempatan penyelesaian outstanding piutang negara,
melakukan pembinaan, monitoring kepada kantor di daerah. Sosialisasi merupakan bentuk mitigasi lainnya.
dan evaluasi terhadap segala hal yang sudah dilaksanakan di antaranya pada
terkait dengan penyelesaian outstanding saat rakernas DJKN tahun 2010 di bulan Di depan, Bapak menyebutkan ada­
piutang negara; melaksanakan program Desember 2010, serta saat sosialisasi dan nya penertiban terhadap pengelolaan
aksi dalam roadmap yang menjadi pemantauan perkembangan roadmap aset KKKS. Apa sebenarnya KKKS dan
kewenangan Kantor Pusat DJKN, misalnya di Jakarta, Bandung, Palembang dan bagaimana strategi penertibannya?
penyederhanaan prosedur pengurusan Mataram. Kini, yang menjadi current issue adalah
piutang negara; dan yang terakhir dengan Inventarisasi dan Penilaian (IP) KKKS.
melaksanakan program aksi dalam Bagaimana perkembangan sosialisasi Mengapa perlu dilakukan IP terhadap
roadmap yang menjadi kewenangan sampai saat ini dan bagaimana tanggapan KKKS?
Kantor Pusat DJKN, Kantor Wilayah dan unit-unit vertikal DJKN terkait roadmap KKKS adalah Badan Usaha atau
Kantor Pelayanan baik secara bersama- ini? Bentuk Usaha Tetap yang diberikan
sama maupun pada masingmasing Dari hasil pemantauan terhadap wewenang untuk melakukan eksplorasi
tingkatan, seperti Capacity building bagi perkembangan roadmap di beberapa dan eksploitasi pada suatu wilayah kerja
jurusita, pemeriksa dan analis BKPN dan wilayah, pada dasarnya KPKNL berdasarkan Kontrak Kerja Sama dengan
koordinasi dengan penyerah piutang berkomitmen untuk bersama-sama, BP-MIGAS. Sampai dengan 31 Desember
khususnya BUMN/D agar menarik bahu membahu untuk menyelesaikan 2010, ada 76 KKKS yang beroperasi di
pengurusan piutangnya dari PUPN/DJKN outstanding piutang negara, sebagai Indonesia, baik yang masih eksplorasi
Adanya roadmap percepatan contoh masing-masing KPKNL terus maupun sudah eksploitasi. Ke-76 KKKS
pengurusan piutang negara membutuhkan menyelesaikan program aksi dalam tersebut tersebar di seluruh wilayah

14 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Wawancara

Indonesia. Aset yang perlu ditertibkan opini BPK tersebut mengenai aset yang aset KKKS, sehingga terbitlah Buletin
berasal dari 76 KKKS dan kegiatan ini berasal dari Kontraktor Kontrak Kerja Teknis Penilaian Aset KKKS. Direktorat
sudah mulai kita lakukan tahun 2010 Sama (KKKS) sebanyak Rp 281,1 Triliyun PN dan KNL sendiri bertanggung jawab
dengan hasil 14 KKKS asetnya sudah dikeluarkan pencatatannya dari neraca untuk membantu Badan Pe­ngawasan
ditertibkan, sisanya akan diselesaikan dan dimasukkan ke dalam Catatan atas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
sampai dengan bulan September Laporan Keuangan (CaLK), karena nilai dalam pelaksanaan inventarisasi. Sebagai
2011. Memang dalam pelaksanaannya dan jumlah aset dimaksud tidak dapat panduan, Direktorat PN dan KNL juga
masih ada beberapa hal yang perlu diyakini kebenarannya. Atas hal tersebut, menerbitkan modul penertiban aset
disempurnakan, hal ini akan dilakukan BPK merekomendasikan perlunya dibuat KKKS yang menjadi pedoman untuk
secara bersamaan dengan percepatan suatu standar kebijakan akuntansi melakukan inventarisasi aset KKKS.
kegiatan IP aset KKKS. Untuk target untuk aset yang berasal dari KKKS serta
jangka pendek, pengelolaan aset KKKS ini melakukan revaluasi atas aset dimaksud. Sebagai Penutup, apa harapan
sudah masuk dalam LKPP 2011 audited Salah satu upaya yang dilakukan Bapakterhadap DJKN pada umumnya dan
dengan kualifikasi WTP. Setelah itu, untuk pemerintah guna menindaklanjuti temuan Direktorat PN dan KNL pada khususnya?
jangka panjang, kita akan pastikan hak- tersebut adalah dengan melakukan Untuk Direktorat PN dan KNL, kami
hak negara atas pengelolaan aset KKKS ini penatausahaan BMN yang berasal dari berharap dapat menyelesaikan target
dapat dipenuhi/diperoleh dan mencegah KKKS yang meliputi kegiatan pembukuan, zero outstanding pada tahun 2014 sesuai
pemanfaatan aset KKKS yang tidak sesuai inventarisasi, revaluasi dan pe­laporan. arahan Menteri Keuangan. Kami juga
dengan ketentuan yang berlaku. Contoh berharap piutang K/L dan hasil aset lain-
beberapa KKKS dimaksud antara lain PT Bagaimana hasil dari progress/ lain dapat dicatatkan dalam LKPP dengan
Chevron Pacific Indonesia, ExxonMobil Oil perkembangan dari kegiatan IP KKKS kualifikasi WTP. Selain itu pengelolaan
Indonesia Inc. ConocoPhillips Indonesia hingga triwulan I 2011? terhadap aset lain-lain bisa memberikan
Ltd., PT Pertamina EP, Total E&P Indonesie, Sampai dengan Mei 2011 BMN KKKS pendapatan kepada negara.
Vico Indonesia, JOB Pertamina-PetroChina yang telah berhasil dilaksanakan IP adalah Adapun harapan kami, DJKN secara
Salawati, Irian Petroleum Ltd. sebagai berikut: umum dapat menjadi organisasi
Berdasarkan Pasal 78 ayat (1) PP sebagai­mana yang dituangkan dalam
Nomor 35 Tahun 2004 tanggal 14 Oktober
2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas,
seluruh barang dan peralatan yang secara
langsung digunakan dalam Kegiatan
Usaha Hulu yang dibeli KKKS menjadi
milik negara yang pembinaannya
dilakukan oleh pemerintah dan dikelola Setelah dilakukan audit oleh BPK RI,
oleh BPMIGAS. Selain itu pada Pasal 67 nilai BMN KKKS yang masuk ke dalam Visi DJKN yaitu menjadi pengelola
disebutkan juga bahwa tanah yang telah neraca LKPP tahun 2010 bisa kita lihat kekayaan negara, piutang negara dan
diselesaikan oleh KKKS menjadi milik dalam tabel sebagai berikut : lelang yang bertanggung jawab untuk
negara dan dikelola oleh BP-MIGAS.
Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 PP Nomor 6
Tahun 2006 tanggal 14 Maret 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
barang milik negara juga meliputi barang
yang berasal dari perolehan lainnya yang
sah antara lain barang yang diperoleh
sebagai pelaksanaan dari perjanjian/
kontrak dalam hal ini adalah kontrak
kerja sama antara BPMIGAS dengan KKKS.
Berdasarkan ketentuan perundangan
tersebut di atas, maka aset yang berasal
dari KKKS merupakan BMN sehingga
kegiatan IP untuk aset yang berasal dari
KKKS merupakan bagian dari pengelolaan sebesar-besar kemakmuran rakyat.
BMN yang tertib baik fisik maupun hukum, IP KKKS melibatkan Direktorat Harapan lainnya, seluruh insan DJKN dapat
efektif, efisien dan akuntabel. Penilaian, bagaimana koordinasi Bapak melaksanakan tugasnya sebagaibentuk
dengan direktorat tersebut? pengabdian kepada negara dengan
Mengapa perlu dilakukan IP? Koordinasi dengan Direktorat career path yang jelas.
Salah satu isu yang cukup menarik Penilaian dilakukan sangat intens.
perhatian dalam LKPP tahun 2009 Dalam hal pelaksanaan IP, Direktorat
adalah opini BPK yaitu Wajar Dengan Penilaian bertanggung jawab dalam
Pengecualian, dimana salah satu poin pelaksanaan penilaian termasuk dalam
yang menjadi pengecualian dalam hal pembuatan kebijakan penilaian

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 15


Artikel PN

Penerapan PMK Nomor 201/PMK.06/2010 tentang


Kualitas Piutang Kementerian
Negara/ Lembaga dan Pembentukan
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Oleh: Tim Penulis Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain*)

Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 201/ PMK.06/2010
tanggal 23 November 2010
tentang Kualitas Piutang
KementerianNegara/Lembaga
dan Pembentukan Penyisihan
Piutang Tidak Tertagih telah
ditetapkan dan diundangkan
pada tanggal 23 November
2010.

P
MK dimaksud menjadi acuan bagi
K/L untuk melakukan penilaian
atas kualitas piutang yang dikelola
dan melakukan penyisihan atas piutang
yang tidak tertagih.
Sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71
Tahun 2010 tanggal 22 Oktober 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
yang menjadi dasar hukum PMK
tersebut, laporan keuangan pemerintah
menggunakan basis akrual untuk
pengakuan aset. Aset berupa piutang
di neraca harus terjaga agar nilainya
sama dengan nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value).

16 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel PN

Untuk itu digunakan metode


penyi­sihan piutang tidak tertagih
(Baris ke-4 s.d. 5 dan Baris ke-18 s.d. 21
Bab VII A Buletin Teknis Nomor 06 tentang
Akuntansi Piutang). Pasal 7 PP Nomor 71
Tahun 2010 mengatur penerapan Standar
Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual
dapat dilaksanakan secara bertahap dan
akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Menteri Keuangan. Terkait dengan aset
berupa piutang, K/L wajib melakukan
penilaian atas kualitas piutang dan
melakukan penyisihan atas piutang
tidak tertagih terhadap seluruh piutang
negara berdasarkan PMK Nomor 201/
PMK.06/2010.
Penyisihan piutang tidak tertagih
dilaksanakan dengan menerapkan
prinsip kehati-hatian, sehingga K/L wajib
menilai kualitas piutang, memantau,
dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan agar hasil penagihan piutang
yang telah disisihkan senantiasa dapat berikut: Keuangan Kementerian Negara/
direalisasikan. Pembentukan kualitas 1. Penyisihan piutang cukup diungkapkan Lembaga, Tahun 2011.
piutang dilakukan berdasarkan kepatuhan dalam Catatan atas Laporan Keuangan 3. Untuk piutang yang sudah diserahkan
membayar kewajiban oleh debitor yang (CaLK) pada Laporan Keuangan ke PUPN/DJKN dan dimasukkan ke
diukur dengan jatuh tempo piutang Tahun 2010 (audited) bagi K/L yang dalam akun Aset Lain-lain, agar tidak
dan upaya penagihan. Berdasarkan PMK sudah dapat menerapkan penyisihan dilakukan reklasifikasi akun atau tetap
Nomor 201/ PMK.06/2010, klasifikasi piutang. disajikan dan diungkapkan dalam
piutang yang digunakan adalah: 2. Penyisihan piutang disajikan pada akun piutang yang bersangkutan
(a) piutang penerimaan negara bukan Neraca dan diungkapkan secara dengan menghitung penyisihan
pajak; memadai dalam CaLK mulai Laporan piutang sebagaimana piutang
(b) piutang pajak yang meliputi piutang kualitas macet.
di bidang perpajakan yang dikelola
oleh Direktorat Jenderal Pajak dan Mengenai teknis Mengenai teknis pelaksanaan, PMK
piutang di bidang kepabeanan dan Nomor 201/PMK.06/2010 mengamanatkan
pelaksanaan, PMK
cukai yang dikelola oleh Direktorat kepada masing-masing unit eselon I di
Jenderal Bea dan Cukai; Nomor 201/PMK.06/2010 lingkungan Kemenkeu yang mengelola
(c) piutang lainnya. mengamanatkan kepada piutang selain piutang PNBP untuk
Selanjutnya, kualitas piutang dibagi mengatur lebih lanjut mengenai Kualitas
masing-masing unit
menjadi 4 Piutang sesuai jenis piutang dan Tupoksi
(empat) golongan, yaitu: eselon I di lingkungan masing-masing (Pasal 5 ayat (2)).
• kualitas lancar, Kemenkeu yang Berkaitan dengan aplikasi untuk
• kualitas kurang lancar, penyisihan piutang akan menjadi bagian
mengelola piutang
• kualitas diragukan, dan dari aplikasi Sistem Akuntasi Instansi (SAI)
• kualitas macet. selain piutang PNBP yang dibangun oleh Direktorat Sistem
Mengingat implementasi kebijakan untuk mengatur lebih Perbendaharaan DJPb. Uraian yang
penyisihan piutang harus dilakukan lebih lengkap tentang kebijakan penca­
lanjut mengenai Kualitas
secara berjenjang mulai dari Satuan Kerja dangan/penyisihan piutang tidak tertagih
sampai dengan tingkat Kementerian Piutang sesuai jenis dapat dibaca pada situs yang beralamat
Negara/Lembaga dan memerlukan piutang dan Tupoksi di http://klinik-piutangnegara.blogspot.
waktu yang relatif cukup panjang untuk com/.
masing-masing (Pasal 5
menerapkannya, maka PMK Nomor 201/
PMK.06/2010 dalam LKKL Tahun 2010 ayat (2). *) Tim Penulis Direktorat Piutang Negara
dan Kekayaan Negara Lain-lain:
diterapkan secara bertahap sebagai Ani Mafiana; Retno Nur Indah.

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 17


Artikel PN

Sekilas Gambaran Mengenai


Rancangan Undang-Undang
Tentang Pengurusan
Piutang Negara dan Piutang Daerah
Disusun Oleh : Tim Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain *)

Sebagai perwujudan dalam menjalankan tugas regulasi Pertentangan Definisi dan


Cakupan Piutang Negara

S
pengelolaan keuangan, saat ini Kementerian Keuangan khususnya
ebagaimana kita ketahui, selama
DJKN, tengah menyiapkan paket kebijakan di bidang pengelolaan ini undangundang yang berlaku
kekayaan negara yang terdiri dari Rancangan Undang-Undang dalam pengurusan Piutang Negara
Pengelolaan Kekayaan Negara (RUU PKN), RUU Pengurusan adalah Undang-Undang Nomor 49
Prp. Tahun 1960. Pasal 8 UU tersebut
Piutang Negara dan Piutang Daerah (PPNPD), RUU Penilaian, dan
menyatakan bahwa piutang negara atau
RUU Lelang. Direktorat Piutang Negara dan KekayaanNegara Lain- utang kepada negara adalah jumlah
lain (Dit. PN dan KNL) bertanggung jawab dalam penyiapan RUU uang yang wajib dibayar kepada negara
PPNPD sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun atau badan-badan yang baik secara
langsung atau tidak langsung dikuasai
1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN). RUU PPNPD
oleh negara berdasarkan suatu peraturan,
ini menempati urutan ke-56 dalam Program Legislasi Nasional perjanjian atau sebab apapun. Dalam
2011 sehingga menjadi prioritas pembahasan di DPR pada tahun penjelasan Pasal 8 tersebut dinyatakan
2011. bahwa Piutang Negara meliputi pula

18 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel PN

piutang “badan-badan yang umumnya


kekayaan dan modalnya sebagian atau
seluruhnya milik Negara, misalnya bank- Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
bank Negara, PT-PT Negara, Perusahan- Perbendaharaan Negara disebutkan bahwa Piutang
Perusahaan Negara, Yayasan Perbekalan
dan Persedian, Yayasan Urusan Bahan Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar
Makanan dan sebagainya”. Kemudian, kepada Pemerintah Pusat dan/atau hak Pemerintah
Pasal 12 ayat (1) UU tersebut mewajibkan
instansi-instansi pemerintah dan badan- Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
badan negara sebagaimana dimaksud perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
dalam Pasal 8 untuk me­nyerahkan
piutang-piutang yang adanya dan perundang-undangan yang berlaku atau akibat
besarnya telah pasti menurut hukum lainnya yang sah (vide Pasal 1 angka 6).
akan tetapi penanggung utangnya tidak
mau melunasi sebagaimana mestinya
kepada PUPN.
Adapun dalam Undang-Undang perusahaan bukan merupakan piutang akibat perjanjian atau akibat lainnya
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan negara. Oleh karena itu, pengelolaan berdasarkan peraturan perundang-
Negara Pasal 1 angka 1 terdapat definisi termasuk pengurusan atas piutang BUMN undangan yang berlaku atau akibat
keuangan negara, yakni semua hak dan tersebut dilakukan dengan mekanisme lainnya yang sah (vide Pasal 1 angka 6).
kewajiban negara yang dapat dinilai pengelolaan sesuai prinsip-prinsip Dengan adanya perbedaan mengenai
de­ngan uang, serta segala sesuatu baik perusahaan yang sehat berdasarkan definisi kekayaan negara dan keuangan
berupa uang maupun berupa barang yang peraturan perundangundangan yang negara pada undang-undang tersebut
dapat dijadikan milik negara berhubung berlaku. Walaupun demikian, pada di atas, maka terjadi ketidaksesuaian
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban penjelasan Pasal 4 ayat (2) UU tersebut pemahaman mengenai penyertaan
tersebut. Kemudian, Pasal 2 huruf g disebutkan bahwa Penyertaan Modal kekayaan negara pada BUMN/D, termasuk
UU tersebut mengatur bahwa cakupan Negara dalam rangka pendirian atau pemahaman mengenai piutangnya. Hal
keuangan negara meliputi kekayaan penyertaan pada BUMN yang bersumber ini menyebabkan keraguan bagi BUMN/D
negara/kekayaan daerah yang dikelola dari APBN meliputi pula proyek-proyek untuk melakukan pengambilan keputusan
sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, APBN yang dikelola oleh BUMN dan/ stra­tegis menyangkut pengelolaan piutang
surat berharga, piutang, barang, serta hak- atau piutang negara pada BUMN yang (termasuk penghapusan piutang), karena
hak lain yang dapat dinilai dengan uang dijadikan sebagai penyertaan modal berpotensi untuk dianggap merugikan
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada negara. negara dan bisa dikenai tuduhan korupsi.
perusahaan negara/ perusahaan daerah. K e m udian, dalam Undang- Untuk itu diperlukan kejelasan definisi
Dengan adanya definisi ini maka terdapat Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang secara yuridis dalam menentukan
pemahaman bahwa BUMN/BUMD adalah Perbendaharaan Negara disebutkan pengertian keuangan negara (baca :
kekayaan/milik negara, sehingga piutang bahwa Piutang Negara adalah jumlah uang piutang negara), karena pengertian
BUMN/BUMD merupakan bagian dari yang wajib dibayar kepada Pemerintah keuangan negara masih tersebar dalam
keuangan negara dan dikategorikan Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat UU Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 1
sebagai piutang negara. yang dapat dinilai dengan uang sebagai Tahun 2004, UU Nomor 49 Prp. Tahun
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, mengatur bahwa modal BUMN
berasal dari kekayaan negara yang telah
dipisahkan dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) dan selanjutnya
pembinaan dan pengelolaannya tidak
didasarkan pada sistem APBN melainkan
didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan
yang sehat (vide penjelasan Pasal 4
ayat (1) UU No.19 Tahun 2003). Sebagai
akibat dari pemisahan kekayaan negara
tersebut, piutang yang terdapat pada
BUMN sebagai akibat perjanjian yang
dilaksanakan oleh BUMN selaku entitas

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 19


Artikel PN

BUMN/ BUMD sudah tidak diatur lagi


Ruang lingkup pengurusan Piutang Negara dan dalam rancangan undang-undang
tersebut, melainkan di­serahkan pada
Piutang Daerah dalam RUU ini meliputi pengurusan mekanisme korporasi.
atas piutang pemerintah pusat, pengurusan atas Ruang lingkup pengurusan Piutang
piutang pemerintah daerah, piutang yang dananya Negara dan Piutang Daerah dalam RUU
ini meliputi pengurusan atas piutang
berasal dari instansi pemerintah pusat atau pemerintah pemerintah pusat, pengurusan atas
daerah dan disalurkan melalui perbankan atau piutang pemerintah daerah, piutang yang
lembaga keuangan bukan perbankan dengan pola dananya berasal dari instansi pemerintah
pusat atau pemerintah daerah dan
penyaluran atau pembagian risiko, dan piutang badan disa­lurkan melalui perbankan atau
hukum yang dibentuk oleh negara atau daerah selain lembaga keuangan bukan perbankan
BUMN/BUMD. dengan pola penyaluran atau pembagian
risiko, dan piutang badan hukum yang
dibentuk oleh negara atau daerah selain
BUMN/BUMD.
1960, serta munculnya pasal piutang sehat. Namun, tidak dapat dipungkiri
Piutang Negara dan Piutang Daerah
perusahaan negara dalam Peraturan bahwa dalam pelaksanaannya masih
yang diurus berdasarkan Undang-Undang
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 menimbulkan keraguan pada bank milik
tentang Pengurusan Piutang Negara dan
tentang Tata Cara Penghapusan Piutang negara/ daerah khususnya, dan BUMN/
Piutang Daerah ini tidak termasuk:
Negara/ Daerah yang merupakan amanat BUMD non perbankan pada umumnya
1. Piutang Negara dan Piutang Daerah
dari Pasal 37 ayat (5) UU Nomor 1 Tahun karena UU No. 49 Prp. Tahun 1960 belum
yang cara penyelesaiannya diatur
2004. dicabut.
dalam undang-undang tersendiri;
Memperhatikan hal-hal tersebut di
dan
Redefinisi Piutang Negara atas, sebagai bagian dari sistem hukum
2. Piutang badan hukum yang cara
Untuk mengatasi permasalahan nasional, UU Nomor 49 Prp. Tahun 1960
pe­nyelesaiannya diatur dalam
yang terjadi terkait definisi dan cakupan perlu disesuaikan dengan perkembangan
undang-undang pembentukan badan
piutang negara serta memberikan masyarakat dan perkembangan hukum
hukum tersebut.
keleluasaan kepada BUMN/ BUMD dalam yang terjadi saat ini dengan tetap memuat
Adapun dasar pemikiran dari ruang
mengelola piutangnya, pemerintah semangat pengurusan secara singkat
lingkup RUU PPNPD adalah UU Nomor
kemudian menerbitkan Peraturan dan efektif dalam rangka mengamankan
17 Tahun 2003 yang mengatur bahwa
Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2006 dan menyelamatkan keuangan negara
Pre­siden selaku Kepala Pemerintahan
tentang Perubahan Atas Peraturan demi sebesar-besarnya kemakmuran
memegang kekuasaan pengelolaan
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 rakyat. Penyesuaian terhadap UU Nomor
keuangan negara sebagai bagian dari
tentang Tata Cara Penghapusan Piutang 49 Prp. Tahun 1960 telah diwujudkan
kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan
Negara/Daerah. Terbitnya PP Nomor 33 dalam bentuk RUU PPNPD. Rancangan
tersebut dikuasakan kepada Menteri
Tahun 2006 tersebut telah memberikan undangundang ini mengatur tatacara
Keuangan selaku pengelola fiskal dan
BUMN/D suatu level of playing field pengelolaan piutang di Kementerian/
wakil pemerintah dalam kekayaan
yang sama dengan badan usaha swasta Lembaga dan di Satuan Kerja Perangkat
negara yang dipisahkan. Dalam rangka
dalam mengelola piutang/kredit sesuai Daerah. Adapun mengenai penyelesaian
pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan
dengan prinsip-prinsip perusahaan yang piutang bank milik negara/daerah dan
fiskal, Menteri Keuangan antara lain
mempunyai tugas melaksanakan
pemungutan pendapatan negara yang
telah ditetapkan dengan undang-
undang. Dalam hal hak negara tersebut
tidak dibayar, maka Menteri Keuangan
mempunyai kewe­nangan untuk
melakukan penagihan piutang negara
tersebut. Oleh karena itu, lebih tepat
kiranya bila kewenangan pengurusan
piutang negara (penagihan piutang
negara dengan Surat Paksa) berada
pada Menteri Keuangan, tidak lagi pada
suatu lembaga yang terpisah seperti

20 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel PN

PUPN dan lembaga lainnya.


Selain itu, sesuai dengan asas
desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara, sebagian kekuasaan
Presiden di bidang pengelolaan ke­uangan
negara diserahkan kepada gubernur/ bupati/
walikota selaku pe­ngelola keuangan
daerah. Oleh karena itu, gubernur/
bupati/walikota memiliki wewenang dan
tanggung jawab atas pengelolaan aset
dan kewajiban daerah, termasuk juga
pengurusan piutang pemerintah daerah.
Namun demikian, kewenangan untuk
melakukan pengurusan piutang perlu
diatur untuk tidak disebar ke masing-
masing pemerintah daerah, mengingat
dalam pengurusan piutang yang efektif
dan efisien memerlukan kewenangan
penagihan piutang dengan surat paksa,
melakukan tindakan hukum paksa badan,
melakukan pencegahan bepergian ke
luar wilayah Republik Indonesia, dan mengatur bahwa setiap pejabat yang dan efisien berdasarkan suatu ketentuan
kewenangan lainnya. Setelah dilakukan diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, peraturan perundangan sebagaimana
pengelolaan dan penagihan piutang belanja, dan kekayaan negara/daerah dituangkan dalam Pasal 34 ayat (2) UU
(tanpa surat paksa), pemerintah daerah wajib mengusahakan agar setiap piutang Nomor 1 Tahun 2004.
menyerahkan pengurusan piutangnya negara/daerah diselesaikan seluruhnya Untuk kelancaran, efektifitas dan
kepada Menteri Keuangan. Namun, dan tepat waktu. Dengan demikian, efisiensi tugas pengurusan piutang
piutang tersebut tetap merupakan pe­ngelolaan piutang selain ditujukan ne­gara dan piutang daerah, Menteri
milik pemerintah daerah, sehingga hasil se­bagai upaya penatausahaan, juga Ke­uangan berwenang menunjuk
penagihan diserahkan kembali kepada ditujukan untuk pemulihan hak negara Pejabat Pengurusan Piutang untuk
pemerintah daerahyang bersangkutan. berupa penerimaan yang dijadikan melaksanakan kegiatan pengurusan
Adapun kaidah-kaidah hukum sebagai salah satu sumber pemenuhan piutang negara dan piutang daerah.
administrasi Artikel PN Artikel PN keuangan dana pem­bangunan. Selanjutnya Proses pengurusan piutang negara dan
negara dalam rangka pengelolaan dan terdapat pemikiran bahwa piutang yang piutang daerah dimulai dari pe­nyerahan
pertanggungjawaban keuangan negara telah dikelola sesuai ketentuan namun pengurusan piutang negara dan
yang ditetapkan dalam APBN dan APBD tidak dapat diselesaikan seluruhnya piutang daerah oleh penyerah piutang,
terdapat dalam UU Nomor 1 Tahun 2004. dan tepat waktu, wajib diupayakan sampai dengan piutang negara dan
Ketentuan Pasal 34 ayat (1) UU tersebut penyelesaiannya dengan cara yang efektif piutang daerah tersebut lunas/ selesai.
Oleh karena itu, Pejabat Pengurusan
Piutang dilengkapi dengan kewenangan
yang diperlukan dalam melaksanakan
Untuk kelancaran, efektifitas dan efisiensi tugas tugasnya yaitu penerimaan, penolakan,
pengurusan piutang negara dan piutang daerah, atau pengembalian pengurusan piutang
Menteri Keuangan berwenang menunjuk Pejabat negara dan piutang daerah, Penetapan
Jumlah Piutang Negara dan Piutang
Pengurusan Piutang untuk melaksanakan kegiatan Daerah, pencegahan, perpanjangan
pengurusan piutang negara dan piutang daerah. pencegahan, pencabutan pencegahan
Proses pengurusan piutang negara dan piutang atau izin bepergian ke luar wilayah
Negara Republik Indonesia, penerbitan
daerah dimulai dari pe­nyerahan pengurusan piutang dan pemberitahuan surat paksa,
negara dan piutang daerah oleh penyerah piutang, penyitaan, pemblokiran, paksa badan,
sampai dengan piutang negara dan piutang daerah penjualan melalui lelang, penebusan
barang jaminan, penjualan tidak melalui
tersebut lunas/ selesai. lelang, keringanan penyelesaian utang,
sampai dengan penetapan piutang

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 21


Artikel PN

Kronologi Penyusunan RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Negara

Sebelum 2009 2010 2011


2009
• 1994-1995: • Panitia antar • Prolegnas prioritas • Pembahasan di
Penyusunan naskah departemen pembahasan tahun setneg
akademik. melakukan 2011 • Diharapakan dibahas
• 1998: Persetujuan perumusan dan • Mengalami empat di DPR
Prakarsa pembahasan RUU kali harmonisasi
Penyusunan naskah PPN/PD
dari presiden.
• 2005: Masuk dalam
Prolegnas 2005-
2009
• 2008: Menjadi draf
Perpu.

negara dan piutang daerah lunas, selesai, besar diambil dari RUU PPN. Selanjutnya, negara dan piutang daerah. Dengan
sementara belum dapat ditagih, atau karena draft Perpu tersebut tidak jadi tercapainya kesamaan persepsi dari
telah dihapuskan secara mutlak. diundangkan, maka pembahasan seluruh pemangku kepentingan, maka
Dalam Undang-Undang ini diatur mengenai RUU ini terus dilakukan dapat tercipta kepastian hukum bagi
bahwa piutang negara dan piutang secara intensif oleh Tim Panitia Antar manajemen bank milik negara/daerah
daerah memiliki hak mendahulu atas Departemen hingga pada tahun 2010 RUU dan BUMN/ BUMD untuk bertindak sesuai
piutang yang mempunyai hak mendahulu PPNPD selesai dilakukan harmonisasi, dan kaidah-kaidah good corporate governance
lainnya. Hal ini dimaksudkan agar saat ini RUU tersebut telah disampaikan dalam me­nyelesaikan piutang bermasalah.
memberikan landasan yang kuat dalam oleh Menteri Keuangan kepada Presiden Demikian pula bagi pimpinan Kementerian/
pengurusan piutang negara dan piutang untuk segera disampaikan kepada DPR. Lembaga dan Pemerintah Daerah akan
daerah sehingga dapat mengamankan Oleh karena itu, diharapkan pada tahun terdapat pedoman yang jelas, efektif dan
keuangan negara. ini RUU PPNPD dapat dibahas di DPR dan efisien dalam melaksanakan pengelolaan
diundangkan. dan pengurusan piutangnya.
Sekilas Gambaran Penyusunan Dalam RUU PPNPD yang berisi 7 bab
Daftar Pustaka
RUU Pengurusan dan 62 pasal ini, terdapat perbedaan • Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960
Piutang Negara dan Piutang Daerah penting dengan UU 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitya Urusan Piutang Negara.
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Proses penyusunan RUU ini telah dimulai sebagaimana tercantum dalam tabel. Keuangan Negara.
melalui penyusunan Naskah Akademik RUU PPNPD tentunya disusun untuk • Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara.
pada tahun 1994/1995 oleh Tim Penyusun mendorong terciptanya certainty, • Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Naskah Akademik RUU Pengurusan stabi­lity dan fairness atau kepastian, Perbendahaharaan Negara.
• Rancangan Undang-Undang tentang Pengurusan
Piutang Negara (RUU PPN) dengan stabilitas dan keadilan. Oleh karena Piutang Negara dan Piutang Daerah.
anggota yang berasal dari Departemen itu, dalam perumusan RUU yang akan • Arifin P. Soeria Atmadja, Keuangan Publik Dalam
Perspektif Hukum: Praktik dan Kritik, Jakarta:
Ke­uangan, Departemen Kehakiman, menggantikan UU Nomor 49 Prp. Tahun Badan Penerbit FHUI, 2005.
Kejaksaan Agung, dan Bank Indonesia. 1960 tersebut, telah diusahakan untuk • Erman Rajagukguk, PP 33 Tahun 2006 dan
Implikasinya Bagi Penyelesaian Utang Piutang
Pada tahun 1998, RUU ini mendapatkan memperhatikan pula peraturan-peraturan BUMN, www.ermanhukum.com.
Persetujuan Prakarsa dari Presiden lain juga Tabel Perbandingan Materi RUU • _________, Pengertian Keuangan Negara dan
Kerugian Negara, www.ermanhukum.com.
sesuai surat Menteri Sekretaris Negara PPNPD de­ngan UU No. 49 Prp. 1960 hukumonline, Definisi Keuangan Negara Kembali
Nomor B.276/M.Sesneg/5/98 tanggal diperhatikan sinkronisasi dan harmonisasi Diperdebatkan, www.hukumonline.com
28 Mei 1998. Kemudian, terkait dengan dengan peraturan-peraturan lain.
krisis ke­uangan global pada tahun 2008, RUU PPNPD diharapkan dapat *) Tim Penyusun:
dilakukan pe­nyusunan draft Peraturan mendorong kesamaan persepsi dan Saudara Mangiring
Andy Pardede
Pemerintah Pengganti Undang-Undang harmo­nisasi penafsiran dari seluruh Nofiansyah
(Perpu) tentang Pengurusan Piutang pemangku kepentingan dan bermanfaat Retno Nur Indah
Negara/Daerah yang materinya sebagian bagi pengelolaan dan pengurusan piutang

22 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel PN

Tabel Perbandingan Materi RUU PPNPD dengan UU No. 49 Prp. 1960


No Materi RUU tentang Pengurusan Piutang Negara/Daerah UU Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang PUPN

1. Organisasi Ditangani oleh satu lembaga yaitu Direktorat Jenderal Ditangani oleh PUPN dan DJKN.
yang membidangi tugas Pengurusan Piutang Negara.

2. R u a n g Lingkup a. Mengatur pengurusan piutang macet yang meliputi: Mengatur pengurusan piutang macet Pemerintah
Pusat/Piutang Negara dan Pemerintah Daerah/ Piutang
Daerah, termasuk piutang badan-badan milik negara
yang secara langsung/tidak langsung dikuasai negara.
i. Piutang Negara;
ii. Piutang Daerah;
iii. Piutang yang dananya berasal dari Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah yang disalurkan melalui
Perbankan atau Lembaga Keuangan Bukan Perbankan
dengan pola penyaluran atau pembagian risiko;
iv. Piutang dari badan hukum yang dibentuk oleh
negara atau daerah, selain BUMN dan BUMD.
b. Dimaksudkan agar sinkron dengan pengertian Piutang
Negara dan Piutang Daerah yang termuat dalam UU
Nomor 1 Tahun 2004.
c. Sinkronisasi dengan UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang
BUMN.
d. Mengatur pengelolaan Piutang Pemerintah Pusat dan Tidak mengatur pengelolaan Piutang Pemerintah Pusat
Piutang Pemerintah Daerah. dan Piutang Pemerintah Daerah

3. Penajaman a. Pencegahan debitor bepergian ke luar wilayah RI, Tidak diatur.


Kewenangan sinkronisasi dengan UU Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.

b. Pemblokiran harta kekayaan, menyangkut benda/ Tidak diatur dalam UU No. 49 Prp. Tahun 1960, tetapi
barang yang terdaftar, kepada lembaga yang terkait: dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pengurusan
Piutang Negara sebagai pelaksanaan Pasal 14 UU No.
49 Prp. Tahun 1960.
i. BPN: tanah
ii. Kepolisian: kendaraan bermotor
iii. Bank Indonesia: rekening di bank (vide UU
Perbankan)
iv. Pasar Modal: efek/saham perusahaan yang go
public
c. Piutang Sementara Belum Dapat Ditagih (PSBDT) dapat Tidak diatur dalam UU Nomor 49 Prp. Tahun1960, tetapi
digunakan untuk proses penghapusan piutang secara dalam Petunjuk pelaksanaan Pengurusan Piutang
bersyarat dan secara mutlak. Negara sebagai pelaksanaan Pasal 14 UU Nomor 49 Prp.
Tahun 1960.
d. Pejabat (yang ditunjuk Menteri untuk melaksanakan Tidak diatur.
pengurusan piutang negara dan piutang daerah) dapat
memberikan keringanan jangka waktu dan/atau jumlah
utang berupa pengurangan utang pokok, bunga, denda
dan biaya lainnya, dalam hal berdasarkan analisis lebih
optimal dibanding cara penyelesaian lainnya.

4. Subjek dan objek Pengurusan piutang negara/daerah diterima oleh Diatur dalam UU Nomor 49 Prp. Tahun 1960.
pengurusan pejabat dengan ketentuan adanya dan besarnya piutang
piutang negara didukung dengan dokumen.

Setelah diterima, diterbitkan Surat Penetapan Jumlah Setelah pengurusan piutang negara diterima, dibuat
Piutang Pernyataan Bersama. Bila PB tidak dapat dibuat,
diterbitkan Penetapan Jumlah piutang Negara (PJPN).
Penerbitan PJPN tidak diatur dalam UU Nomor 49 Prp.
Tahun 1960, tetapi dalam PMK sebagai pelaksanaan
Pasal 14 UU No. 49/1960

5. Efisiensi dalam Setelah diterima pengurusan piutang dan memenuhi Dilakukan pemanggilan terlebih dahulu terhadap
pengurusan syarat, segera diterbitkan surat penetapan jumlah penanggung utang/penjamin utang.
piutang piutang, tidak dilakukan pemanggilan lagi.

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 23


Artikel PN

Peran PSBDT dalam


Penyelesaian Outstanding
Piutang Negara serta Pengelolaan Risiko Pasca PSBDT
Oleh: P u r w i t o

T
erkait dengan penyelesaian
Sebagaimana kita ketahui bersama, Menteri Keuangan telah outstanding piutang negara
menginstruksikan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara secara teknis terdapat tiga cara
(DJKN) untuk menyelesaikan outstanding BKPN aktif per Juli 2010 penyelesaian, yaitu :
paling lambat pada akhir tahun 2014. Menindaklanjuti instruksi Piutang Negara Dapat Diselesaikan
(PNDS)
tersebut Kantor Pusat DJKN telah menyusun sebelas program aksi Pengembalian Berkas Kasus Piutang
yang memuat berbagai langkah untuk melakukan percepatan Negara
penyelesaian outstanding piutang negara pada tahun 2014. Piutang Negara Sementara Belum
Selanjutnya melalui Surat Edaran Nomor SE-01/KN/2011 tanggal Dapat Ditagih (PSBDT)
28 Januari 2011 tentang road map percepatan penyelesaian
Penyelesaian Outstanding Piutang
pengurusan piutang negara tahun 2010 s.d. 2014, Kantor Pusat
Negara dan Peran PSBDT
DJKN juga telah memberikan arahan dan meminta jajaran Target penyelesaian outstanding
Kanwil DJKN dan KPKNL untuk melakukan serangkaian program piutang negara yang jangka waktunya
aksi percepatan sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan. tinggal lebih kurang tiga tahun merupakan
Kesebelas program aksi dan SE Nomor SE-01/ KN/2011 tersebut suatu tantangan pekerjaan yang perlu
dilaksanakan dengan kerja keras dari
sudah semestinya dilaksanakan oleh seluruh jajaran DJKN secara seluruh jajaran DJKN utamanya yang
maksimal sehingga tujuan penyelesaian outstanding piutang mempunyai bidang tugas piutang negara.
negara pada tahun 2014 dapat terwujud. Tantangan pekerjaan tersebut sekilas

24 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel PN

dapat digambarkan dari jumlah outstanding Apabila realisasi PNDS tahun 2012-2014 bahwa piutang negara yang seperti ini
nilai pengurusan piutang negara yang pada dapat mencapai 15% per tahun, nilai memang layak di PSBDT. Upaya DJKN
akhir tahun 2010 mencapai Rp 57,83 Triliun berkas kasus piutang negara yang harus untuk mengusahakan zero outstanding
sementara rata-rata realisasi pencapaian di PSBDT pun masih puluhan triliun piutang negara per Juli 2010 pada tahun
PNDS selama sepuluh tahun terakhir hanya rupiah. Kondisi ini menjelaskan besarnya 2014 tentu perlu didukung bersama dan
sebesar 3%. peran atau kontribusi dari PSBDT terhadap diusahakan secara maksimal oleh seluruh
Tabel 2.1 memuat data outstanding penyelesaian outstanding piutang negara. jajaran DJKN. Namun demikian dalam era
piutang negara dan realisasi PNDS selama penegakan supremasi hukum seperti saat
sepuluh tahun terakhir. Data pada Tabel Tabel 2.2 Proyeksi Penyelesaian ini, sangat dimungkinkan persepsi atas
2.1 menunjukkan pencapaian PNDS Outstanding Piutang Negara Melalui suatu ketentuan dan tindakan hukum
cenderung menurun dan kecil setiap
tahunnya. Adanya kebijakan pemberian
keringanan utang termasuk haircut jika
memungkinkan, memang diperkirakan
akan menaikkan jumlah realisasi
PNDS. Namun demikian berdasarkan
pengalaman pada kebijakan Crash
Program (CP) I & II, hal ini diperkirakan
tidak akan me­ningkat secara tajam. Keterangan :
Perkiraan ini didasari pada kenyataan • Estimasi PNDS dan PSBDT pada tahun berbeda antara berbagai pihak, termasuk
kendala klasik dalam pengurusan yaitu 2011 menggunakan target yang telah di dalamnya para penegak hukum.
banyaknya penanggung utang yang ditetapkan Kantor Pusat DJKN. Untuk Perhatian dan antisipasi terhadap
memang tidak beritikad baik untuk target berupa US $ telah dikurskan timbulnya permasalahan sebenarnya
menyelesaikan utang, banyak jaminan dengan kurs tengah BI tanggal 25 merupakan bagian dari penerapan
nilainya di bawah jumlah utang, utang April 2011. manajemen risiko. Dalam berbagai
tanpa jaminan sementara harta kekayaan • Estimasi PNDS tahun 2011-2014 literature mengenai manajemen risiko,
lain milik penanggung utang sulit menggunakan asumsi pencapaian 7%. termasuk berdasarkan Peraturan
dibuktikan keabsahannnya. • Estimasi PSBDT tahun 2011-2014 Menteri Keuangan (PMK) Nomor
menggunakan asumsi 30%, 40%, dan 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan
Tabel 2.1 Outstanding dan Realisasi Manajemen Risiko di Ling­kungan
100%.
PNDS Selama 10 Tahun Terakhir Departemen Keuangan, manajemen risiko
Sejumlah persiapan baik menyangkut
sumber daya manusia, peraturan, dan merupakan suatu proses yang integral
strategi memang telah disiapkan antara (inherent)/tidak dapat dipisahkan dari
lain sebagaimana tertuang dalam sebelas proses manajemen organisasi (institusi)
program aksi percepatan penyelesaian dalam mencapai tujuannya. Risiko bisa
piutang negara, workshop mengenai asset/ terjadi pada setiap proses manajemen,
debitor tracing, penyiapan pengangkatan dari mulai perencanaan sampai de­ngan
tenaga pemeriksa, pembenahan evaluasi/monitoring. Oleh karenanya
pengadmnistrasian berkas, dll. Berbagai risiko yang timbul bukan untuk dihindari
persiapan tersebut diharapkan akan tetapi dikelola agar dampaknya bisa ditekan
Sumber : Media Kekayaan Negara Edisi No. 04
Tahun II/2011 mampu mewujudkan tantangan pekerjaan seminimal mungkin. Dalam kaitannya
dimaksud. dengan pasca penerbitan PSBDT, risiko yang
Sementara itu upaya penyelesaian mungkin timbul antara lain :
berupa pengembalian berkas relatif 1. Piutang negara dihapuskan secara
jarang dilakukan, kalaupun ada nilainya Pengelolaan Risiko Pasca bersyarat,di sisi lain peningkatan
kecil/tidak signifikan. Berdasarkan kondisi Terbitnya PSBDT perkembangan kemampuan/usaha
tersebut, maka penyelesaian outstanding Percepatan peningkatan penerbitan penanggung utang tidak terpantau;
melalui PSBDT menjadi alternatif solusi PSBDT memang merupakan suatu 2. Piutang negara dihapus secara mutlak
yang diharapkan memberikan kontribusi kebutuhan yang mendesak dalam rangka sementara mekanisme recheck atas
terbesar. menyelesaikan outstanding piutang ne­gara, perkembangan kemampuan/usaha
Tabel 2.2. berikut menggambarkan namun tentu tidak boleh mengurangi asas penanggung utang oleh Panitia
proyeksi penyelesaian outstanding prudent dalam pra dan pasca prosesnya. Urusan piutang negara (PUPN)/DJKN
piutang negara selama empat tahun ke Faktaprosespengurusanyangmenunjukkan kurang kuat.
depan melalui PNDS dan PSBDT. Dengan sulitnya menagih piutang negara karena Terhadap risiko yang mungkin timbul
asumsi pencapaian PNDS sebesar 7 %, jaminan yang tidak marketable, atau pasca PSBDT tersebut perlu dilakukan
maka jumlah total PSBDT yang harus bahkan tanpa jaminan, penanggung mitigasi sebagai berikut :
dicapai adalah ± 45,9 triliun rupiah. utang tidak mampu, umur berkas telah 1. M e n g e l o l a d a n m e m a n t a u
Jumlah ini tentu merupakan pekerjaan puluhan tahun, dan sejumlah kendala perkembangan kemampuan usaha
yang sangat menantang untuk dicapai. lain tentu menjadi faktor pertimbangan penanggung utang. Tingk at

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 25


Artikel PN

permasalahan sec a ra k e s e l u r u h a n pendekatan secara case by case tentang Tata Cara Pengajuan Usul,
yang bervariasi menjadikan tingkat tergantung tingkat permasalahan. Penelitian, dan Penetapan Penghapusan
penanganan dan skala prioritas perlu Kedua langkah di atas sebenarnya Piutang Perusahaan Negara/Daerah
dibedakan (case by case). Pemantauan merupakan langkah antisipatif dari bunyi dan Piutang Negara/ Daerah, PSBDT
bisa dilakukan Penjelasan Peraturan Pemerintah (PP) merupakan syarat bagi Penyerah Piutang
dari mulai konfirmasi tertulis terhadap Nomor 14 Tahun 2005 tanggal 21 Maret untuk menghapuskan piutangnya secara
penyerah piutang sampai dengan 2005 tentang Tata Cara Penghapusan bersyarat. Dapat disimpulkan, PSBDT
peninjauan langsung ke lapangan. Piutang Negara/Daerah yang menyatakan memegang peranan penting dalam
2. Melaksanakan upaya-upaya penyele­saian bahwa piutangpiutang yang telah penerbitan hapus tagih secara bersyarat
piutang negara lebih lanjut. Langkah dihapuskan secara bersyarat dari oleh penyerah piutang. Oleh karena itu,
ini merupakan tindakan lebih lanjut pembukuan tetap dikelola dan diupayakan dalam upaya mengantisipasi timbulnya
atas hasil pemantauan perkembangan penyelesaiannya. Dalam kaitan itu permasalahan atas hapusnya piutang
usaha penanggung utang. Langkah sebagaimana diatur dalam PP Nomor negara secara bersyarat, yang dapat
inipun tentu dilakukan de­ngan 14/2005 dan PMK Nomor 31/PMK.07/2005 turut melibatkan DJKN (mengingat nilai
piutang negara yang diproyeksikan akan
di PSBDT mencapai triliunan rupiah),
maka langkah-langkah mitigasi di atas
Percepatan peningkatan penerbitan PSBDT memang perlu dilakukan.
merupakan suatu kebutuhan yang mendesak dalam Langkah-langkah tersebut sekaligus
merupakan antisipasi terhadap
rangka menyelesaikan outstanding piutang ne­gara,
kemungkinan diprosesnya lebih lanjut
namun tentu tidak boleh mengurangi asas prudent dalam piutang negara yang telah dihapus secara
pra dan pasca prosesnya. Fakta proses pengurusan yang bersyarat menjadi dihapuskan secara
menunjukkan sulitnya menagih piutang negara karena mutlak. Penghapusan piutang negara
secara mutlak berarti menghilangkan hak
jaminan yang tidak marketable, atau bahkan tanpa
tagih negara. PP Nomor 14/2005 dan PMK
jaminan, penanggung utang tidak mampu, umur berkas Nomor 31/2005 telah mengatur bahwa
telah puluhan tahun, dan sejumlah kendala lain tentu piutang negara yang telah dihapuskan
menjadi faktor pertimbangan bahwa piutang negara yang secara bersyarat selama dua tahun dapat
seperti ini memang layak di PSBDT. diproses untuk dihapus secara mutlak.
Proses ini sendiri mensyaratkan adanya
penelitian yang dilakukan oleh DJKN

26 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel PN

atas usul penghapusan piutang secara


mutlak.
Terkait dengan ini, sebagai mitigasi
risiko ketiga, perlu dikaji lebih dalam Sebagai mitigasi risiko ketiga, perlu dikaji lebih dalam
tentang implementasi atau mekanisme tentang implementasi atau mekanisme penelitian yang
penelitian yang dilakukan DJKN, agar dilakukan DJKN, agar diatur lebih konkret dan lengkap
diatur lebih konkret dan lengkap de­ngan
memperhatikan efisiensi dan efektifitas.
de­ngan memperhatikan efisiensi dan efektifitas. Upaya
Upaya ini dapat disetarakan dengan ini dapat disetarakan dengan penjelasan umum pada UU
penjelasan umum pada UU Nomor 1 Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan menyatakan bahwa Menteri Keuangan sebagai Bendahara
Negara yang menyatakan bahwa
Menteri Keuangan sebagai Bendahara
Umum Negara bertindak sebagai kasir, pengawas keuangan,
Umum Negara bertindak sebagai kasir, dan manajer keuangan yang berarti me­ngandung
pengawas keuangan, dan manajer pengertian sikap lebih aktif. Dengan pertimbangan menjaga
keuangan yang berarti me­ngandung akuntabilitas dan memperkuat legalitas/keabsahan perlu
pengertian sikap lebih aktif. Dengan
dikaji diikutsertakannya pihak terkait untuk melaksanakan
pertimbangan menjaga akuntabilitas
dan memperkuat legalitas/keabsahan proses ini secara bersama-sama.
perlu dikaji diikutsertakannya pihak
terkait untuk melaksanakan proses ini
secara bersama-sama.
Uraian di atas sama sekali tidak
bermaksud mengendurkan upaya Kesimpulan penerbitan penghapusan piutang
penyelesaian outstanding BKPN per Juli 1. Penyelesaian outstanding piutang negara baik secara bersyarat ataupun
tahun 2010 paling lambat tahun 2014. negara yang ditargetkan selesai pada mutlak.
Hal ini mengingat uraian di atas lebih akhir tahun 2014 harus didukung 4. Proyeksi nilai PSBDT yang besar
menyoroti penanganan pasca PSBDT. oleh seluruh jajaran DJKN secara menjadikan pasca penerbitan PSBDT
Dengan demikian serangkaian persiapan maksimal. memerlukan perhatian dan antisipasi
dan peraturan yang telah dan akan ada 2. Memperhatikan tren hasil pengurusan terhadap kemungkinan terjadinya
dalam rangka menyelesaikan outstan­ piutang negara selama sepuluh tahun risiko yang merugikan DJKN (Risk
ding pada tahun 2014 harus didukung terakhir, dalam empat tahun ke depan, Management).
dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran diperkiraan penyelesaian melalui 5. Sejalan dengan ketentuan yang berlaku,
DJKN secara maksimal, termasuk di PSBDT mengambil porsi terbesar. pasca penerbitan PSBDT, pengelolaan
dalamnya penerbitan PSBDT. 3. PSBDT merupakan syarat dalam dan upayaupaya penyelesaian lebih
lanjut perlu lebih ditingkatkan oleh
jajaran DJKN.
6. Upaya penyelesaian lebih lanjut
merupakan bentuk dari mitigasi
risiko terhadap kemungkinan
timbulnya permasalahan dalam proses
penghapusan piutang secara bersyarat.
7. Mitigasi risiko yang lain adalah
implementasi atau mekanisme
penelitian yang dilakukan DJKN
terhadap piutang negara yang akan
dihapuskan secara mutlak agar
diatur lebih konkret dan lengkap
dengan memperhatikan efisiensi dan
efektifitas.
8. Penerapan Manajemen Risiko perlu
dilakukan, karena tentu kita tidak
ingin menjadi “Pemadam Kebakaran”,
sebagaimana ungkapan : “Would You
Rather Fight Fires or Prevent Them,
Take Action Now, Be Proactive”.
* Kasi Piutang Negara II Kanwil XII
DJKN Banjarmasin

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 27


Profil Kantor

Kepala Kantor Wilayah XV DJKN Makassar Mustafa H.A.W.

Kantor Wilayah XV DJKN Makassar

Meningkatkan Kinerja
Melalui Kebersamaan
Oleh: Bend A. Santosa

S
ampai saat ini, Kanwil Makassar dibentuk berdasarkan Undang-Undang
membawahi empat Kantor Nomor 13 Tahun 1964 dengan suku
Kantor Wilayah XV Makassar Pelayanan Kekayaan Negara dan asli yang menempati Provinsi Sulawesi
Lelang (KPKNL) yaitu KPKNL Makassar, Selatan yaitu Bugis, Makassar, Mandar
merupakan unit instansi KPKNL Pare- Pare, KPKNL Palopo dan KPKNL dan Toraja. Keadaan geografis Provinsi
vertikal Direktorat Jenderal Kendari yang area kerjanya meliputi 40 Sulawesi Selatan cukup beragam karena
Kekayaan Negara (DJKN) yang kota/kabupaten dalam wilayah provinsi daerah ini memiliki beberapa sungai,
Sulawesi Selatan, Sulawesi, Sulawesi Barat danau dan pegunungan. Kota Makassar
berlokasi di lantai 4 Gedung dan Sulawesi Tenggara. sendiri, berbatasan sebelah utara
Keuangan Negara II Jalan Sulawesi Selatan sebagai sebuah dengan Kabupaten Pangkep, sebelah
Urip Sumoharjo KM.4 Kota provinsi di Indonesia yang terletak di timur Kabupaten Maros, sebelah selatan
bagian selatan Pulau Sulawesi dengan Kabupaten Gowa dan sebelah barat
Makassar Provinsi Sulawesi ibukotanya Makassar yang dahulu adalah Selat Makassar dengan luas
Selatan. disebut ‘’Ujungpandang’’. Provinsi ini wilayah tercatat 175,77 km persegi.

28 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Profil Kantor

Kota yang terkenal dengan Pantai dengan menerapkan kebijakan bekerja sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”.
Losari-nya ini mempunyai posisi strategis sebagai satu keluarga dengan metode Dalam melaksanakan tugas pener­tiban
karena berada di persimpangan jalur lalu kebersamaan untuk mencapai satu Barang Milik Negara (BMN), Kanwil XV
lintas dari arah selatan dan utara dalam tujuan sesuai dengan slogan “One Team, DJKN Makassar telah selesai melakukan
provinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan One Spirit, One Goal”. Inventarisasi dan Penilaian (IP) terhadap
barat ke wilayah kawasan timur Indonesia Selain itu, Mustafa yang saat ini juga 321.441.516 unit BMN dengan nilai
dan dari wilayah utara ke wilayah selatan menjabat sebagai Kepala Perwakilan sebesar Rp 35.739.346.082.636,00 di
Indonesia. Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi mana sebelum dilakukan IP berjumlah
Dalam melaksanakan tugas dan Selatan ini menghimbau kepada 6.265.868 unit dengan nilai sebesar
fungsinya, Kanwil XV DJKN Makassar bawahannya, agar selalu melaksanakan Rp20.532.318.397.602,00 pada 1.451
memiliki sumber daya manusia (SDM) tugas dengan tulus, ikhlas dan sa­tuan kerja (satker).
sebanyak 64.orang, terdiri dari satu orang menegakkan integritas sebagaimana core Sedangkan terkait piutang negara,
eselon II (kepala kantor), 4 orang eselon values DJKN (integrity, commitment dan realisasi pengurusan piutang negara
III (kepala bagian dan kepala bidang), 18 sincerity). Core Values tersebut diartikan yang dapat diselesaikan (PNDS) tahun
orang Ese­lon IV (kepala sub bagian dan sebagai kewajiban mengungkapkan 2010 tercapai 128% dari target. Sampai
kepala seksi ) dan 41 orang pelaksana. dan menilai apa adanya secara objektif, dengan akhir Maret 2011, tercapai
Sejak Januari 2007 sampai berita independen tanpa dipengaruhi dan Rp6.599.270.132,26 atau 32,08% dari
ini ditulis, Kanwil XV DJKN Makassar bertanggungjawab dengan harapan target sebesar Rp 20.570.330.488,00
dipimpin oleh Mustafa H.A.W. Pria akan membentuk tenaga yang dan besarnya penerimaan negara atas
yang juga menjabat sebagai anggota profesional sesuai dengan Visi DJKN pengurusan piutang negara berupa
Dewan Pengawas Rumah Sakit Umum yaitu “Menjadi pengelola keka­yaan Biaya Administrasi (Biad) tercapai
Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo negara, piutang negara dan lelang yang Rp478.574.442,20 atau 50,16% dari target
Makassar ini memimpin Kanwil Makassar profesional dan bertanggungjawab untuk sebesar Rp 954.080.085,00.

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 29


Profil Kantor

TREND INDEKS KEPUASAN PELAYANAN LELANG TAHUN 2010 52.242.000.000,00. Sedangkan bea lelang
tahun 2010 terealisasi sebesar 217% dan
sampai dengan triwulan I tahun 2011
baru tercapai sebesar Rp 126.938.300,00
(13,72%) dari target sebesar R p 9 2 5 . 3 3
5.000,00.
Kakanwil Makassar berharap mudah-
mudahan sampai akhir tahun 2011,
target-target tersebut dapat tercapai.
Untuk trend indeks kepuasan
Sumber: Kanwil XV Makassar stakeholder terhadap pelayanan lelang
selama tahun 2010 mengalami peningkatan
Untuk memaksimalkan pengurusan ratus juta rupiah) untuk piutang negara dari triwulan I sampai triwulan IV yang dapat
piutang negara dan menurunkan non perbankan. dilihat pada tabel berikut:
outstanding, Kanwil Makassar selalu Kakanwil Makassar mengusulkan Disamping target-target tersebut,
melakukan pengamatan dan meneliti agar pemeriksaan piutang negara dalam tahun 2011 sesuai dengan
kembali BKPN yang potensial dan yang untuk penetapan PSBDT tersebut dapat kontrak kinerja Kanwil XV DJKN Makassar
tidak. BKPN yang tidak potensial, segera diperbesar nilainya, karena apabila mendapat target untuk utilisasi BMN
diusahakan agar segera di PSBDT sesuai hanya Rp1 miliar untuk perbankan dan sebesar Rp. 35.930.000.000,00 meliputi
dengan ketentuan yang berlaku. Namun, Rp 500 juta untuk non perbankan, biaya penggunaan, pemanfaatan, tukar-
hal inipun masih ada kendala yang terjadi dan tenaga yang dikeluarkan untuk menukar, hibah dan Penyertaan Modal
seperti: batasan pemeriksaan lapangan melaksanakan p e m­ e r i k s a a n tidak Negara (PMN).
untuk PSBDT yang relatif kurang besar. efektif. Hal ini, disebabkan p e m e r i k s a a Untuk mencapai target tersebut,
Hal ini dikarenakan sesuai pasal 280 n membutuhkan waktu, tenaga dan biaya Kanwil XV DJKN Makassar mengupa­
PMK Nomor 128 tahun 2007 tentang yang tidak sedikit. yakan dengan merencanakan sosialisasi
Pengurusan Piutang Negara, penetapan Demikian pula dengan pelayanan kepada seluruh satker tiap-tiap wilayah
PSBDT harus dilakukan pemeriksaan lelang, tahun 2010 realisasi pokok KPKNL dalam lingkungan Kanwil XV DJKN
terlebih dahulu, dalam hal sisa utang lelang tercapai 286% dari target. Untuk Makassar.
paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu tahun 2011, realisasi pokok lelang
miliar rupiah) untuk piutang negara sampai de­ngan triwulan I sebesar Rp *) Pelaksana Direktorat Hukum dan
perbankan dan Rp500.000.000,00 (lima 16.039.579.140,00 (30,70%) dari target Rp Hubungan Masyarakat

Jajaran Pejabat dan Pegawai di Kanwil Makassar

30 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Profil Kantor

Kepala KPKNL Gorontalo Mustafa saat


diwawancara oleh Tim Media Kekayaan Negara

KPKNL Gorontalo
Sumber Daya Insani Merupakan Peran
Penting dalam Pengembangan Organisasi
W
Oleh: Risma Br. Sinaga ilayah kerja KPKNL Gorontalo Kota Tengah, Kota Gorontalo seluas 1400 m2
meliputi seluruh wilayah yang berdiri di atas tanah seluas 6.221 m2.
Propinsi Gorontalo yang KPKNL Gorontalo memiliki Sumber
meliputi enam Kabupaten/Kota yaitu Daya Manusia (SDM) berjumlah 24 orang
Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, pegawai yang terdiri dari satu orang
Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten eselon III (kepala kantor), enam orang
KPKNL Gorontalo sebagai
Boalemo, Kabupaten Pohuwato dan eselon IV (kepala subbag umum dan
salah satu instansi vertikal di Kabupaten Gorontalo Utara. kepala seksi) dan 17 orang pelaksana.
bawah Kantor Wilayah XVI Kota Gorontalo dikenal dengan Untuk menunjang tugas dan fungsi
DJKN Manado yang secara sebutan Serambi Madinah, disini terdapat kerjanya, KPKNL Gorontalo memiliki 6
umumbertugasmelaksanakan danau Limboto dan objek Wisata Benteng orang pejabat lelang, 1 orang juru sita, 2
Otanaha yang berudara cukup panas. Bukit orang sertifikat PBJ Bapenas dan 6 orang
pelayanan di bidang kekayaan yang mengelilingi kota dan diapit aliran penilai.
negara, penilaian, piutang sungai besar serta pelabuhan menjadi KPKNL Gorontalo saat ini dipimpin
negara dan lelang berdasarkan pemandangan kota yang dipenuhi becak oleh Mustafa. Dilihat dari peta SDM-
peraturan perundang- motor (bentor) ini menjadi unik. KPKNL nya, pegawai KPKNL Gorontalo terdiri
Gorontalo berlokasi di jalan Raden Saleh dari Strata 2 (S2) 1 orang, Strata 1 (S1)
undangan yang berlaku. No. 7, Kelurahan Dulalowo, Kecamatan berjumlah 9 orang, Diploma III (D3) 6

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 31


Profil Kantor

orang, Diploma I (D1) 6 orang dan 2 orang ada jalan keluar,” tutur ayah 3 anak yang Lelang KPKNL sebesar Rp.32.95 juta atau
SLTA. Meski masih dalam usia muda, KPKNL gemar jalan-jalan ini. 41.88% dan Lelang Pegadaian sebesar
Gorontalo dapat mencetak prestasi de­ngan Upaya lain yang dilakukan dalam Rp.64.90 juta atau 82.48% dari target
memenuhi target PNDS, hasil bersih lelang penggalian potensi lelang kepada sebesar Rp.78.68 juta.
serta Inventarisasi dan Penilaian (IP) BMN. masyarakat khususnya stakeholders Menurut Mustafa, Jenis pekerjaan
Realisasi pelaksanaan IP BMN Rea­lisasi dilaksanakan melalui beberapa cara yaitu: KPKNL yang beraneka ragam membutuhkan
pelaksanaan dan pelaporan Inventarisasi penyuluhan, surat menyurat, kunjungan, seni tersendiri. Misalnya, dalam
dan Penilaian BMN (IPBMN) sesuai SE- jumpa pers, dan artikel koran. Upaya pengurusan piutang negara, banyak
04/2008 telah mencapai 100% posisi yang sudah dilaksanakan seperti surat jaminan rumah yang di depannya
sampai dengan akhir Juli 2010, dengan me­nyurat dan kunjungan. terdapat makam leluhur mereka, hal
total target sebanyak 299 satker (target Usaha KPKNL Gorontalo untuk ini menjadikan barang jaminan tidak
awal 293 satker + penambahan 6 satker memaksimalkan pelayanan lelang terbukti marketable. Dalam pengurusan piutang
Dinas Pertanian). Wilayah Gorontalo yang dengan penerimaan Bea Lelang sampai negara, rea­lisasi Penerimaan Piutang
banyak tanjakan dan infrastruktur yang dengan akhir November 2010 sebesar Rp Negara dapat Diselesaikan (PNDS)
belum sempurna seluruhnya, membuat 97.85 juta atau mencapai 124,37 % dari sampai dengan 30 November 2010
jarak tempuh antar kabupaten menjadi target yang ditetapkan yang terdiri dari sebesar Rp. 1.181,95 juta atau mencapai
lama. Dalam melakukan IP, hal ini bukan 99,74% dari target sebesar Rp.1.184,99
merupakan kendala karena ternyata juta, sedangkan Penerimaan Biaya
IP dapat diselesaikan dengan tuntas. Administrasi Pengurusan Piutang Negara
Sema­ngat pegawai dan dukungan
Usaha yang dilakukan (PPN) sampai dengan 30 November
dari pimpinan memang menjadi untuk me­ningkatkan 2010 sebesar Rp. 118,42 juta atau telah
modal tersendiri untuk menyelesaikan mencapai 102,88 % dari target sebesar
pekerjaan. kinerja KPKNL Rp.115,11 juta. Setoran/kredit nota tidak
Terkait dengan pelayanan lelang, Gorontalo yang lebih jelas berdasarkan Peraturan Dirjen Keka­
sudah mulai dikenal oleh mayarakat yaan Negara Nomor : 02/ KN/2009 taggal
Gorontalo, karena beberapa waktu baik dan optimal 30 April 2009 sudah tidak ada lagi.
yang lalu KPKNL Gorontalo berhasil Usaha yang dilakukan untuk
melelang ratusan sepeda motor dari
dalam pengurusan me­ningkatkan kinerja KPKNL Gorontalo
sebuah perusahaan leasing. Lebih lanjut piutang negara yaitu: yang lebih baik dan optimal dalam
Mustafa menuturkan, “Hal tersebut pengurusan piutang negara yaitu: promosi
merupakan salah satu usaha untuk lebih promosi dalam rangka dalam rangka pemberian keringanan
mempopulerkan KPKNL Gorontalo. Dalam pemberian keringanan utang dengan motto “Utang Lunas
pelaksanaannya setiap pegawai akan Anda Puas, Kami Senang,” mempercepat
memberikan pela­yanan terbaik, karena utang dengan motto proses penebusan, koordinasi dengan
prinsip saya, orang yang datang dengan pe­nyerah piutang tentang percepatan pe­
muka masam harus bisa keluar kantor
“Utang Lunas Anda
nyelesaian utang yang besarnya di bawah
dengan senyuman, karena masalah Puas, Kami Senang.” Rp 10.000.000,00, melakukan penggalian
mereka sudah bisa diatasi, setidaknya non-juknis untuk memudahkan koordinasi
dengan debitur dan mencari jalan keluar
dalam menyelesaikan utang. KPKNL
Gorontalo juga meningkatkan kinerja
dalam kegiatan pengelolaan kekayaan
negara, pelayanan penilaian, hukum dan
informasi, pelayanan lelang, dan sub
bagian umum.
Terkait dengan adanya reorganisasi
DJKN, Kepala KPKNL lulusan lulusan
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
tahun 1992 ini mengutarakan harapannya
bahwa reorganisasi ini membawa angin
segar bagi pengelolaan kekayaan negara.
Peraturan yang ada maupun yang dalam
proses pembuatan harus dapat menjadi
payung hukum untuk semua masalah
yang dihadapi. Pengelolaan kekayaan
negara erat kaitannya dengan kepastian
hukum karena mengelola aset negara
berarti mentaati asas tertib hukum dan
Jajaran Pejabat dan Pegawai di KPKNL Gorontalo

32 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Profil Kantor

Jajaran Pejabat dan Pegawai di KPKNL Gorontalo berpose di depan Kantor

tertib administrasi. Memang tidak mudah manapun tempatnya, sepanjang masih di


mewujudkan itu, tetapi bukan sesuatu Skill pegawai tidak bumi, itu adalah sama, jadi jangan berpikir
yang tidak mungkin, karena sudah ada dapat dilakukan dan dimana kita berada, tetapi kita harus
bekalnya berupa sumber daya manusia berfikir ke arah mana kita bergerak, disitu
dan kantor vertikal di daerah yang menjadi diperoleh dalam waktu sikap kita harus sama yaitu menghargai
tulang punggung dalam pelaksanaan singkat melainkan kesederhanaan hidup dengan cinta dan
kegiatan operasional pengelolaan keka­ ketulusan melaksanakan tugas.
dengan pelatihan dan Ketika disinggung mengenai harapan
yaan negara.
Kepala KPKNL yang mulai menjabat pengembangan. Terkait di tahun ini, Kepala Kantor kelahiran
sejak tahun 2008 ini menyatakan Pematang Siantar ini menyampaikan
de­ngan mutasi juga
bahwa pengembangan sumber daya harapannya terhadap DJKN agar ke
manusia memberi peran penting dalam harus memperhatikan depan lebih memperhatikan sumber
pengembangan organisasi. Skill pegawai ba­nyak aspek, namun daya manusia karena sumber daya
tidak dapat dilakukan dan diperoleh manusia sebagai modal yang sangat
dalam waktu singkat melainkan dengan
yang terpenting semua mendasar dan harus terus dibina
pelatihan dan pengembangan. Terkait de­ pegawai memahami secara berkesinambungan sehingga
ngan mutasi juga harus memperhatikan tercipta regenerasi yang berkompeten.
bahwa mutasi itu Harapannya untuk KPKNL Gorontalo agar
ba­nyak aspek, namun yang terpenting
semua pegawai memahami bahwa mutasi memang harus dilakukan seluruh target tahun 2011 sesuai dengan
itu memang harus dilakukan seiring seiring perubahan dan kontrak kinerja yang sudah dibuat dapat
perubahan dan perkembangan. “Bagi saya tercapai semaksimal mungkin pada
mutasi seseuatu hal yang biasa, karena perkembangan. semua seksi.
orang tua saya menasihati bahwa di (humas_djkn)

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 33


Artikel Penilaian

Penilai memiliki peran penting


dalam perekonomian global.
Dari sektor privat, penilai
dapat mengurangi potensi
kredit macet perbankan
dengan melakukan penilaian
secara fair terhadap agunan
calon nasabah perbankan.
Selain itu, peran penilai
sangat vital dalam menilai
kewajaran dari suatu transaksi
bisnis seperti pelepasan
saham perusahaan ke publik
melalui Initial Public Offering
(IPO) akuisisi atau merger.

Penerapan
Continuing Professional
Development (CPD)
pada Penilai DJKN Oleh: Qoswara

D
ari sektor pemerintah khususnya Saat ini, penilai di Indonesia tersebar di Indonesia dengan jumlah anggota
di Indonesia, peran penilai sangat di berbagai institusi baik pemerintah terdaftar adalah 2.273 penilai. Dari jumlah
penting dalam mendukung good maupun swasta. Sebagian besar penilai tersebut, hanya 303 penilai yang memiliki
corporate go­vernance di pemerintahan pemerintah berada di Kemen­terian ijin dari Menteri Keuangan. Sebaran
terutama di bidang aset negara. Terkait aset Keuangan yaitu Direktorat Jenderal penilai di berbagai institusi tentunya
negara atau Barang Milik Negara (BMN), Kekayaan Negara (DJKN) sejumlah 1.245 memungkinkan hadirnya perbedaan
peran penilai terutama penilai pemerintah penilai dan Direktorat Jenderal Pajak kompetensi, sehingga berimplikasi pada
semakin jelas dan hal itu diwujudkan sejumlah 2.108 penilai serta beberapa perbedaan kualitas hasil penilaian.
dengan pelaksanaan penertiban BMN. instansi seperti Badan Pertanahan Salah satu hal penting yang harus
Penertiban BMN merupakan langkah Nasional dan pemerintah daerah juga diperhatikan dalam penilaian adalah
awal dalam pengelolaan aset negara, memiliki penilai. Di sektor swasta, institusi integritas dan independensi penilai.
dimulai dengan inventarisasi dan yang memiliki penilai biasanya bergerak Dalam pelaksanaan tugasnya, seringkali
penilaian BMN, pemetaan aset-aset yang di bidang perbankan dan asuransi. Selain penilai berada di antara para pihak
belum dimanfaatkan (idle), pemanfaatan, itu, saat ini terdapat pula Masyarakat yang berbeda kepentingan. Untuk itu,
penghapusan dan pemindahtanganan Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) yang sikap independen sangat diperlukan
BMN. merupa­kan organisasi profesi penilai oleh penilai. Selain itu, penilai harus

34 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel Penilaian

menunjukkan sikap keprofesionalannya


terhadap pemberi tugas. Penilai harus
mengungkapkan seluruh fakta di lapangan, Sebagai bentuk tanggung jawab penilai untuk
tanpa memperhatikan keinginan dan
permintaan pemberi tugas yang sifatnya menghasilkan nilai yang tepat dan akurat, penilai
dapat mempengaruhi kemandirian diharapkan terus meningkatkan kemampuan dan
penilai.
Sebagai bentuk tanggung jawab keahliannya melalui program Continuing Professional
penilai untuk menghasilkan nilai yang Development (CPD).
tepat dan akurat, penilai diharapkan
terus meningkatkan kemampuan dan
keahliannya melalui program Continuing
Professional Development (CPD).
structured courses dan 20 jam untuk sejumlah 6 jam selama setahun. CPD
Pengertian CPD self regulated study. Structured courses tersebut diperoleh dari pendidikan
Berdasarkan Professional Association terdiri dari pendidikan dan pelatihan formal berupa workshop, kon­ferensi,
Research Network, United Kingdom (diklat) yang diselenggarakan oleh seminar dan kegiatan lainnya.
yang dikutip oleh Australian Valuers institusi akademis, organisasi profesi 5. American Society of Appraisers
Institute, CPD didefinisikan sebagai dan institusi lainnya berupa kursus, American Society of Appraisers
setiap proses atau kegiatan yang bersifat workshop, seminar, konferensi dan membagi penilainya berdasarkan
te­rencana guna memberikan nilai tambah sebagainya. Bentuk diklat tersebut spesia­lisasi yaitu Appraisal Review and
bagi kemampuan profesional melalui tidak hanya berupa tatap muka tetapi Ma­nagement,BusinessValuation,Gems
pe­ningkatan pengetahuan, keterampilan termasuk di dalamnya teleconference and Jewelry Machinery and Technical
dan kualitas pribadi yang diperlukan dan e-lear­ning. Bentuk structured Specialties Personal Pro­perty,
untuk pelaksanaan tugas profesional atau courses lainnya adalah technical Real Property. Untuk spesialisasi
sering disebut kompetensi. Dari definisi di atau research group, researching and Appraisal Review and Management,
atas, dapat disimpulkan CPD merupakan writing technical, penulisan artikel anggota terakreditasinya diharuskan
program peningkatan pengetahuan dan di media dan kegiatan mengajar. memenuhi 7 jam Uniform Standards
ke­terampilan yang berkesinam­bungan Pada bagian lain, self regulated study of Professional Appraisal Practice
untuk menjawab tantangan perubahan terdiri dari membaca jurnal penilaian, (USPAP) update courses setiap lima
ekonomi, politik, sosial budaya dan buletin atau material yang relevan tahun. Anggota Business Valuation
teknologi. CPD diperlukan agar penilai dengan penilaian. diwajibk an memenuhi 7 jam
memiliki pengetahuan, pemahaman 2. Queensland Consolidated Regulation USPAP update courses setiap lima
dan kemampuan untuk melaksanakan Dalam peraturan penilaian di tahun. Untuk penilai yang memiliki
penilaian berdasarkan keadaan terkini Queensland, Australia, penilai spesialisasi Gems and Jewelry
sehingga penilai dapat memperbaiki diwajibkan untuk memperoleh CPD Machinery and Technical Specialties
ki­nerja, memiliki keunggulan kompetitif sejumlah 10 jam selama setahun. CPD Personal Pro­perty, kewajiban CPD
dan meningkatkan karir. Dengan dapat berupa menghadiri seminar, lebih besar jumlahnya yaitu 15 jam
perkataan lain, melalui CPD ini konferensi, workshop, field days yang national USPAP courses and exam
diharapkan penilai tetap menjaga dan diselenggarakan oleh organisasi profesi, setiap lima tahun. Penilai real property
terus mengembangkan kompetensi yang badan industri, persiapan dan presentasi yang tergabung dalam asosiasi ini
dimilikinya. mengenai properti, penulisan dan harus memiliki 7 jam USPAP update
publikasi artikel, penempatan atau setiap dua tahun. USPAP yang dibuat
Ruang CPD jabatan pada organisasi profesi, serta oleh asosiasi, perkembangannya
Berdasarkan studi literatur, terdapat mengikuti pendidikan formal. Selain itu, diupdate setiap tahun oleh para ahli
beberapa sumber yang dapat dijadikan pembuatan laporan penilaian sejumlah di bidang masing-masing.
acuan dalam penyusunan ruang lingkup minimal 2 laporan juga merupakan CPD Dengan memperhatikan beberapa
CPD. Ruang lingkup CPD terdiri dari jam bagi penilai tersebut. literatur di atas, dapat dikatakan bahwa
pendidikan dan/atau pelatihan serta 3. Singapore Institute of Surveyors and pada umumnya CPD penilai di beberapa
bentuk pendidikan dan/atau pelatihan. Valuers asosiasi penilai sejumlah 20 jam selama
Beberapa sumber yang dapat Institusi ini mensyaratkan anggota setahun dengan jumlah CPD terkecil
dijadikan benchmark penyusunan CPD untuk memperoleh CPD sejumlah 60 berada di Appraisal Institute Canada
ini adalah : jam selama tiga tahun atau 20 jam sejumlah 6 jam setahun. Sementara itu,
1. Australian Valuers Institute setiap tahun tanpa menyebutkan mengenai bentuk CPD, pada umumnya
Australian Valuers I nstitute bentuk CPD nya. berupa seminar, konferensi, workshop,
mensyaratkan anggotanya untuk 4. Appraisal Institute of Canada kegiatan mengajar. Pada bagian lain,
memenuhi kriteria minimum CPD Appraisal Institute of Canada membuat bentuk CPD dapat berupa pelaksanaan
selama setahun sebesar 20 jam untuk kebijakan CPD untuk anggo­tanya penilaian yang diwujudkan dengan

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 35


Artikel Penilaian

laporan penilaian. Khusus untuk self study dengan penilaian;


masih terdapat perbedaan pengakuan Dengan memperhatikan • Menyiapkan dan memaparkan makalah
untuk memasukkan hal itu sebagai salah tentang penilaian;
satu bentuk CPD. manfaat CPD untuk • Mengajar tentang penilaian;
• Menulis dan menerbitkan artikel
meningkatkan kompetensi
Penerapan CPD pada Penilai penilaian;
DJKN penilai guna menghadapi • Mengikuti pendidikan formal yang
Dengan memperhatikan manfaat CPD berkaitan dengan penilaian;
tantangan perubahan di • Memberikan asistensi penilaian;
untuk meningkatkan kompetensi penilai
guna menghadapi tantangan perubahan berbagai sektor kehidupan • Melaksanakan penilaian.
di berbagai sektor kehidupan sehingga Khusus untuk pelaksanaan penilaian
mampu menghasilkan nilai yang akurat,
sehingga mampu ini, besaran jam CPD-nya harus
memperhatikan kompleksitas dan risiko
maka selayaknya CPD ini menjadi menghasilkan nilai yang penilaian yang dilakukan. Selain itu,
diterapkan bagi penilai di lingkungan
DJKN. Peraturan Menteri Keuangan akurat, maka selayaknya kedudukan dalam tim penilai, ketua atau
Nomor 04/ PMK.06/2010 Tahun 2010 anggota tim, memiliki besaran CPD yang
CPD ini menjadi diterapkan berbeda.
tentang Penilai Internal di Lingkungan
DJKN tidak menyebutkan kewajiban bagi penilai di lingkungan 3. Institusi Penyelenggara CPD
penilai untuk melakukan CPD. Namun Institusi penyelenggara CPD perlu
demikian, mengingat pentingnya CPD
DJKN. mendapat perhatian khusus guna
bagi penilai, maka dipandang perlu untuk pencapaian minimal CPD selama setahun.
membuat peraturan mengenai kewajiban Institusi penyelenggara CPD dapat be­rasal
CPD bagi penilai di lingkungan DJKN. dari eksternal atau internal organisasi
Peraturan CPD ini mengatur bervariasi bentuk CPD, maka akan penilai. Semakin besar organisasi penilai
mengenai jumlah jam pendidikan dan/ semakin mudah pencapaian kuota mengakomodir institusi atau organisasi
atau pelatihan selama setahun, bentuk 20 jam tersebut. Bentuk CPD ini lain dalam penyelenggaraan CPD,
CPD, institusi penyelenggara CPD dan akan dibahas pada bagian tersendiri. maka akan semakin besar pula peluang
konsekuensi jika penilai tidak memenuhi Dengan mempertimbangkan kedua pemenuhan CPD selama setahun.
CPD tersebut. hal tersebut di atas, terutama kondisi Selama ini, pendidikan dan/atau
1. Jumlah Jam Pendidikan dan/atau geografis dan tempat kedudukan pelatihan penilaian dilakukan tidak
Pe­latihan penilai DJKN yang tersebar di wilayah hanya oleh internal Direktorat Penilaian,
Pada bagian sebelumnya, disebutkan Indonesia, menurut penulis sebaiknya tetapi juga bekerjasama dengan Pusat
bahwa pada umumnya kewajiban CPD kewajiban CPD bagi para penilai Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan
bagi penilai untuk satu tahun sejumlah DJKN pada tahap awal ditetapkan Negara dan Perimbangan Keuangan
20 jam. Jumlah tersebut merupakan tidak terlampau ideal. Untuk tahap (Pusdiklat KNPK), Badan Pendidikan dan
jumlah ideal bagi para penilai, namun awal, kewajiban CPD sejumlah 10 Pelatihan Keuangan.
demikian penerapan jumlah jam CPD jam setahun, seperti yang dilakukan Dengan memperhatikan pelaksanaan
bagi para penilai di lingkungan DJKN di Queensland, Australia, diharapkan pendidikan dan/atau pelatihan penilaian
harus memperhatikan : mampu mewakili kewajiban CPD bagi selama ini, tidak mudah bagi seluruh
a. Tempat kedudukan atau lokasi para penilai DJKN. Jumlah CPD sebesar 10 penilai DJKN untuk memenuhi jumlah jam
penilai DJKN. Bagi para penilai jam setahun tersebut akan direview CPD selama setahun. Berkenaan dengan
yang berlokasi di kota besar atau pada beberapa tahunkemudian hal tersebut, penilai DJKN diperkenankan
aksesibilitas ke kota besarnya mudah sesuai perkembangan organisasi dan untuk mendapatkan CPD dari institusi lain
dan murah, jumlah jam pendidikan kompleksitas penilaian itu sendiri. sepanjang pendidikan dan/atau pelatihan
dan/atau pelatihan sebesar 20 jam 2. Bentuk CPD tersebut berkaitan dengan penilaian.
setahun tidaklah sulit untuk dipenuhi Bentuk CPD merupakan kunci 4. Konsekuensi
dengan catatan bahwa di kota terpenting untuk pencapaian jam Penerapan CPD akan dapat berjalan
besar tersebut frekuensi pendidikan pendidikan dan/atau pelatihan CPD dengan baik jika diikuti dengan sistem
dan/atau pelatihan yang berkaitan selama setahun. Semakin bervariasi bentuk reward and punishment. Mengingat
dengan penilaian cukup memadai. CPD ini, maka akan semakin mudah bagi sampai saat ini, penilai belum menjadi
Sebaliknya, bagi para penilai di kota penilai untuk memenuhi kewajiban CPD jabatan fungsional, maka sistem reward
kecil dan frekuensi pendidikan dan/ nya. Berdasarkan uraian pada bagian sebe­ and pu­nishment ini memerlukan
atau pelatihan yang berkaitan dengan lumnya, terdapat dua bentuk CPD yaitu penyesuaian. Salah satu bentuk dari
penilaian sangat jarang atau tidak ada structured courses dan self study. sistem tersebut adalah punishment
sangat sulit untuk memenuhi kuota Berkenaan dengan hal tersebut, bagi penilai untuk tidak diperbolehkan
20 jam setahun tersebut; bentuk CPD terdiri dari : melakukan penilaian dalam kurun waktu
b. Bentuk CPD mempengaruhi • Menghadiri seminar, konferensi, tertentu seperti tiga bulan jika tidak dapat
pencapaian kuota 20 jam. Semakin workshop, kursus yang berkaitan memenuhi CPD tersebut.

36 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel BMN

Menggali Potensi dan Menangani Permohonan


Persetujuan Sewa BMN
Secara Profesional
untuk Mewujudkan Utilisasi BMN yang Optimal
Oleh: Eko Setiono

menyukseskan visi, misi, dan sasaran stra­


Menjadi pengelola kekayaan negara, piutang negara dan tegis DJKN tersebut, salah satunya de­ngan
lelang yang profesional dan bertanggungjawab untuk cara menggali potensi dan menangani
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, merupakan visi secara profesional permohonan
persetujuan sewa BMN berupa sebagian
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang telah
tanah dan/ atau bangunan yang diajukan
dicanangkan dalam Rencana Strategis DJKN tahun 2009-2014. oleh Kementerian/ Lembaga di wilayah
Untuk mewujudkan visinya tersebut, DJKN melaksanakan kerja Kanwil VII DJKN Jakarta.
salah satu misi yaitu mewujudkan optimalisasi penerimaan, Potensi penerimaan negara bukan
pajak yang berasal dari sewa sebagian
efisiensi pengeluaran dan efektivitas pengelolaan kekayaan tanah dan/atau bangunan di wilayah
negara. kerja Kanwil VII DJKN Jakarta sangat besar,
karena banyak sekali gedung-gedung
pemerintah yang berada di Jakarta.
Hampir semua Kementerian/Lembaga

D
engan menggunakan Balance yang dijadikan ukuran sukses tidaknya berkantor pusat di Jakarta, belum lagi jika
Score Card (BSC) sebagai alat sasaran strategis tersebut diatas adalah ditambah dengan gedung kantor instansi-
merumuskan strategi dan besarnya nilai BMN yang diutilisasi. Salah instansi vertikal Kementerian Negara/
pengukuran kinerjanya, DJKN telah satu unsur dari nilai BMN yang diutilisasi Lembaga yang tidak kalah banyaknya.
menetapkan utilisasi kekayaan negara yaitu besarnya nilai BMN yang disewakan. Dengan pertimbangan untuk
yang optimal sebagai salah satu sasaran Sebagai instansi vertikal DJKN, Kanwil me­ngoptimalkan pemanfaatan BMN
strategisnya. Indikator Ki­nerja Utama (IKU) VII DJKN bertekad bulat untuk ikut serta yang belum/tidak digunakan, menunjang

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 37


Artikel BMN

Berharap Penyempurnaan
Kementerian/Lembaga mengharapkan perlakuan tarif sewa Peraturan dan Kebijakan
yang berbeda/lebih rendah terhadap calon penyewa yang Kementerian/Lembaga mengharapkan
perlakuan tarif sewa yang berbeda/lebih
tidak bersifat komersial seperti Darma Wanita, Koperasi
rendah terhadap calon penyewa yang
Karyawan atau calon penyewa yang memiliki karakteristk tidak bersifat komersial seperti Darma
khusus yang keberadaannya sangat diperlukan dalam Wanita, Koperasi Karyawan atau calon
menunjang kelancaran tupoksi Kementerian/ Lembaga. penyewa yang memiliki karakteristk
khusus yang keberadaannya sangat
diperlukan dalam menunjang kelancaran
tupoksi Kementerian/ Lembaga. Karena
tupoksi Kementerian/Lembaga, atau Proses Penanganan Permohonan belum diakomodir dalam payung hukum,
untuk mencegah penggunaan BMN oleh Oleh Kanwil VII DJKN Jakarta Kanwil VII DJKN Jakarta tetap berpegang
pihak lain secara tidak sah, sebagian dari Setiap ada permohonan persetujuan pada PMK Nomor 96/PMK.06/2007.
bangunan-bangunan tersebut berpotensi sewa sebagian tanah dan / atau bangunan, Akibatnya adalah persetujuan sewa yang
untuk disewakan kepada pihak ketiga, hal pertama yang dilakukan Kanwil VII DJKN telah diterbitkan tidak dapat direalisasikan
misalnya untuk ATM, kantin, tempat Jakarta adalah memastikan kewenangan karena calon penyewa keberatan
foto-copi dan sebagainya. Penanganan untuk menyetujui/ menolak permohonan terhadap tarif yang ditetapkan, sehingga
permohonan sewa secara profesional, tersebut menurut Keputusan Menteri potensi penerimaan negara hilang atau
yang menyeimbangkan kepentingan calon Keuangan Nomor 31/KMK.06/2008. bahkan bisa mengganggu kelancaran
penyewa, tugas fungsi Kementerian Negara/ Apabila kewenangan untuk menye­ tupoksi Kementerian/Lembaga.
Lembaga dan potensi penerimaan Negara tujui / menolak permohonan tersebut Selain itu Kanwil VII DJKN Jakarta juga
yang optimal, dengan tetap memperhatikan merupakan kewenangan Kanwil VII DJKN mengharapkan penyempurnaan payung
ketentuan yang berlaku sangat diperlukan Jakarta, maka selanjutnya dilakukan hukum untuk dapat mengakomodir
untuk mencapai sasaran strategis tersebut penelitian terhadap kelengkapan permohonan persetujuan sewa BMN
di atas. dokumennya, syarat-syarat dan dengan skema tarif sewa per jam atau per
pertimbangan penyewaannya, serta event, seperti Ruang Serba Guna yang
Sosialisasi sebagai bentuk kewajaran tarif sewa yang diajukan. dapat disewakan kepada masyarakat
penggalian potensi Dalam menganalisis kewajaran tarif pada hari Sabtu dan Minggu. Potensi
Salah satu bentuk penggalian potensi sewa, Kanwil VII DJKN Jakarta mengacu permohonan sewa BMN dengan skema
yang dilakukan oleh Kanwil VII DJKN pada formula tarif sewa minimum yang tarif sewa perjam atau per event seperti
Jakarta yaitu dengan melakukan sosialisasi telah ditetapkan dalam lampiran IIA tersebut di atas cukup besar, namun
kepada Kementerian Negara/ Lembaga. PMK Nomor : 96/PMK.06/2007 serta data Kanwil VII DJKN Jakarta belum dapat
Sampai dengan bulan April 2011, Bidang transaksi sebanding dan sejenis yang menyetujui karena terhambat pada
PKN Kanwil VII DJKN sedikitnya telah disampaikan oleh Pengguna Barang. ketentuan PMK Nomor 96/ PMK.06/2007
melakukan sosialisasi sebanyak empat Apabila dipandang perlu, Kanwil VII yang mensyaratkan dicantumkannya
kali. Bentuk lain dari sosialisasi yang DJKN Jakarta akan menurunkan Tim nama calon penyewa dalam setiap
dilakukan oleh Bidang PKN Kanwil VII Penilai untuk me­nganalisis data transaksi persetujuan sewa yang diterbitkan. Akan
DJKN Jakarta adalah dengan membuat sebanding dan sejenis dimaksud dalam sangat tidak efektif dan tidak efisien jika
brosur yang dibagikan kepada pengguna rangka menentukan tarif sewa wajar. setiap ada event dengan calon penyewa
barang ketika yang bersangkutan datang Apabila dokumen pendukungnya yang berbeda harus mengajukan ijin
ke Kanwil VII DJKN Jakarta. telah lengkap dan syarat serta sewa kepada DJKN selaku Pengelola
Materi yang disampaikan dalam pertimbangan penyewaannya telah sesuai Barang. Oleh karena itu perlu disediakan
so­sialisasi tersebut adalah Peraturan de­ngan peraturan yang berlaku, maka mekanisme dan formula tarif sewa
Menteri Keuangan (PMK) Nomor Kepala Kanwil VII DJKN Jakarta atas nama tersendiri dengan menggunakan tarif
96/ PMK.06/2007 tentang tata cara Menteri Keuangan akan menerbitkan sewa wajar yang berlaku dipasaran.
pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, Surat Persetujuan Sewa. Tarif sewa yang Untuk meningkatkan utilisasi keka­yaan
penghapusan, dan pemindahtanganan akan disetujui oleh Kepala Kanwil VII DJKN negara, hal seperti ini diharapkan dapat
Barang Milik Negara. Secara khusus adalah nilai yang tertinggi diantara tarif diterapkan juga terhadap aset ex PT.
ditekankan kepada penggunbarang untuk sewa yang diajukan oleh calon penyewa, Perusahaan Pengelola Aset (PT.PPA),
dapat mengoptimalkan pemanfaatan tarif sewa minimum sesuai formula yang terutama aset berupa Apartemen, agar
BMN yang belum/tidak digunakan. telah ditetapkan dalam PMK Nomor : 96/ bisa disewakan kepada pihak ketiga.
Kementerian/ Lembaga selaku Pengguna PMK.06/2007, dan tarif sewa wajar hasil Pendapatan sewa yang diperoleh dapat
Barang dapat menyewakan sebagian penilaian Tim Penilai Kanwil VII DJKN menutupi atau bahkan melebihi biaya
tanah dan / atau bangunan yang Jakarta. perawatan/pengamanan aset ex PT. PPA
dikuasainya setelah mendapat dimaksud.
*) Pelaksana Kantor Wilayah VII DJKN
persetujuan dari Menteri Keuangan
Jakarta
c.q. DJKN selaku Pengelola Barang.

38 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel Lelang

Lelang Eksekusi Panitia


Urusan Piutang Negara
(Perkembangan dan Masalah yang Dihadapi)
mencapai Rp119,2
Oleh: Neil E. Prayoga Miliar. Walaupun di
tahun 2007 jumlah
pokok lelang
sempat mengalami
penurunan yang
cukup signifikan
Lelang Eksekusi Panitia yaitu hanya
Urusan Piutang Negara mencapai Rp
66,6 Miliar, hal ini
(PUPN) menjadi salah satu
disebabkan
jenislelangyangdilaksanakan an­tara lain adalah
oleh DJKN/KPKNL. Dalam masa transisi dari
organisasi DJPLN
konteks pengurusan Piutang menjadi DJKN.
Negara, lelang eksekusi Namun demikian,
mulai tahun 2008
PUPN merupakan salah satu

D
alam kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan jumlah pokok lelang
bentuk penegakan hukum terakhir, lelang eksekusi PUPN yang sangat drastis yang mencapai Rp187
(law enforcement) terhadap menunjukkan perkembangan Miliar dengan puncaknya pada tahun
yang cukup positif. Hal ini terlihat dari 2010 jumlah pokok lelang mencapai
penanggung utang kepada tren meningkatnya jumlah pokok lelang angka Rp215,8 Miliar atau mengalami
negara/badan-badan yang dan bea lelang selama periode tahun 2006 kenaikan sekitar 70%.
s.d. tahun 2010. Secara detail, tren jumlah Perkembangan jumlah bea lelang
baik secara langsung atau tidak pokok lelang untuk Lelang Eksekusi PUPN selama lima tahun terakhir dapat dilihat
langsung dikuasai oleh negara, dapat dilihat dari grafik 1. dari grafik 2. Berdasarkan grafik 2,
yang tidak beritikad baik Berdasarkan grafik 1, tergambar jumlah tergambar adanya tren meningkatnya
pokok lelang secara umum menunjukkan jumlah bea lelang sejalan dengan jumlah
dalam melunasi kewajibannya. perkembangan yang meningkat. Pada pokok lelang. Perolehan tertinggi di tahun
Pelaksanaan lelang eksekusi tahun 2006 jumlah pokok lelang telah 2010 yang mencapai Rp 4,3 Miliar.

PUPN sebagai pelaksanaan


dari Surat Paksa yang di Grafik 1. Jumlah Pokok Lelang Eksekusi PUPN
Tahun 2006 s.d 2010 (dalam ribuan Rupiah)
dalamnya memuat irah-irah
“Demi Keadilan Berdasarkan Pokok Lelang
Ketuhanan Yang Maha Esa” 250.000.000 215.678.740
187.032.285
yang mempunyai kekuatan 200.000.000
161.434.178
hukum seperti suatu putusan 150.000.000
119.275.304
100.000.000
hakim dalam perkara perdata 66.668.479
50.000.000
yang berkekuatan tetap.
0
2006 2007 2008 2009 2010

(Sumber. Direktorat Lelang)

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 39


Artikel Lelang

Perkembangan frekuensi lelang mengganggu kelancaran pelaksanaan


selama lima tahun terakhir dapat dilihat lelang dan pasca lelang. Untuk mengatasi
dari grafik di bawah ini: hal tersebut, hendaknya dalam
pelaksanaan lelang eksekusi PUPN
mengikuti ketentuan yang ada sehingga
Grafik 2. Jumlah Bea Lelang Eksekusi PUPN
tidak ada celah hukum yang dapat
Tahun 2006 s.d. 2010 (dalam ribuan Rupiah)
digunakan oleh debitor/pihak ketiga yang
tidak beritikad baik untuk mengganggu
Bea Lelang kelancaran pelaksanaan lelang dan pasca
5.000.000 4.320.970 lelang.
3.982.889
4.000.000
Selain itu, koordinasi harus dilakukan
3.440.759 lebih intensif dengan penyerah piutang
3.000.000 untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
2.506.859
2.000.000 lelang. Permasalahan yang lain, barang
1.412.933 jaminan/sitaan yang dilelang sering tidak
1.000.000
laku terjual walaupun sudah berkalikali
0 dilelang. Beberapa penyebab tidak lakunya
2006 2007 2008 2009 2010 barang yang dilelang antara lain: barang
tidak mempunyai keunggulan pasar/
(Sumber: Direktorat Lelang) tidak marketable; adanya permasalahan
hukum pada barang; barang tidak
diminati oleh masyarakat; dan/atau daya
Berdasarkan grafik di atas, terlihat PUPN menunjukkan perkembangan beli masyarakat secara umum menurun.
secara umum jumlah frekuensi lelang yang cukup positif dalam kurun waktu Upaya-upaya yang dapat dilakukan
mengalami penurunan. Di tahun 2006, lima tahun terakhir, namun dalam untuk mengatasi hal tersebut antara lain,
jumlah frekuensi lelang sebanyak 10.091 pelaksanaannya di lapangan, terdapat bekerja sama dengan penyerah piutang
kali, tahun 2007 sebanyak 3.860 kali. beberapa permasalahan yang sering untuk pemasaran/promosi yang lebih
Selanjutnya, di tahun 2008, 2009 dan dihadapi. Salah satunya, adanya gugatan intensif atau melalui kerja sama dengan
2010 jumlah frekuensi lelang relatif stabil perkara dari debitor/pihak ketiga baik pihak ketiga lainnya. Selain itu, apabila
di angka 2000-an. Penurunan jumlah melalui Pengadilan Negeri maupun dimungkinkan perlu dilakukan upaya
frekuensi lelang ini, selain disebabkan Pengadilan Tata Usaha Negara terhadap untuk lebih meningkatkan nilai (value)
adanya reorganisasi dari DJPLN menjadi pelaksanaan lelang. Gugatan/perkara barang melalui peningkatan kondisi fisik
DJKN di tahun 2007, juga oleh berlakunya tersebut umumnya bertujuan untuk (upgrading) dan penyelesaian masalah
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun menunda rencana pelaksanaan lelang hukum yang ada pada barang, sehingga
2006 yang intinya pengurusan Piutang (gugatan keberatan lelang) maupun pada akhirnya kemungkinan terjual
Perusahaan Negara/ Daerah untuk meminta pembatalan lelang yang telah dalam lelang semakin besar.
selanjutnya tidak diserahkan ke PUPN. dilaksanakan (gugatan pembatalan lelang). *) Kepala Seksi di Direktorat Lelang Kantor
Walaupun secara umum lelang eksekusi Tentunya permasalahan tersebut akan

Grafik 3. Jumlah Frekuensi Lelang Eksekusi PUPN Tahun 2006 s.d. 2010

Frekuensi
12.000
10.000 10.091
8.000
6.000
3.860
4.000
2.000
2.426 2.173 2.426
0
2006 2007 2008 2009 2010

(Sumber: Direktorat Lelang)

40 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Artikel KNL

Pengaturan Pengelolaan BMN yang Berasal dari

Aset Tegahan Bea dan Cukai


Oleh: Nenden Maya Rosmala Dewi

S
Aset yang berasal dari tegahan Bea dan Cukai yang alah satu aturan yang baru
sudah berstatus sebagai barang milik negara merupakan diterbitkan terkait penyelesaian
aset yang berasal dari tegahan
salah satu aset yang dikelola oleh DJKN khususnya yang Bea dan Cukai adalah Peraturan Menteri
berkaitan dengan penetapan peruntukan barang yang Keuangan (PMK) Nomor 62/PMK.04/2011
menjadi milik negara. Selama ini, dasar hukum yang tentang Penyelesaian Terhadap Barang
Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang
digunakan dalam melaksanakan pengelolaan Barang Milik Yang Dikuasai Negara dan Barang Yang
Negara (BMN) yang berasal dari tegahan Bea dan Cukai Menjadi Milik Negara. PMK ini mencabut
adalah peraturan perundangan yang berkaitan dengan PMK Nomor 13/MK.04/2006 tentang
Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai,
kepabeanan dan cukai yang diterbitkan oleh Direktorat Barang Yang Dikuasai Negara dan Barang
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) serta Peraturan Pemerintah Yang Menjadi Milik Negara sebagaimana
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik telah diubah dengan PMK Nomor 53/
MK.04/2008.
Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PMK Nomor 62/PMK.04/2011 mengatur
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008. tentang hal-hal antara lain sebagai

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 41


Artikel KNL

pada umumnya. Menghitung faktor-


faktor sewa gudang dan biaya lain
dalam harga BMN merupakan faktor
yang membuat nilai BMN menjadi
tinggi sehingga tidak sesuai dengan
kondisi barang yang akan dilelang.
2. Mengkaji hasil lelang dan mekanisme
penyetoran BMN sebagaimana
telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006.
Selama ini, dari hasil lelang dibebani
biaya sewa gudang, biaya pencacahan
dan pe­nimbunan serta biaya jasa pra
lelang.
3. Mengatur pendelegasian wewenang
dalam persetujuan penetapan
peruntukan BMN yang diajukan
oleh DJBC. Persetujuan penetapan
peruntukan Barang Yang Menjadi
Milik Negara merupakan kewenangan
Mengkaji hasil lelang dan yang telah dilimpahkan oleh Menteri
berikut:
mekanisme penyetoran Keuangan kepada Dirjen Kekayaan
1. jenis peruntukan BMN yaitu lelang, Negara. Persetujuan ini didasarkan
musnah, hibah dan penghapusan; BMN sebagaimana
pada permohonan penetapan
2. penetapan harga terendah BMN yang telah ditetapkan dalam peruntukan yang diajukan oleh
akan dilelang yang meliputi harga Peraturan Pemerintah Dirjen Bea dan Cukai atas permintaan
barang (sesuai dengan hasil penilaian Nomor 6 Tahun 2006. dari Kantor Pela­yanan Bea dan Cukai/
BMN dari Dirjen Bea dan Cukai), sewa Kantor Pelayanan Utama Bea dan
gudang di tempat penimbunan Selama ini, dari hasil
Cukai. Panjangnya alur permohonan
sementara (TPS), sewa gudang di lelang dibebani biaya penetapan peruntukan dari unit
tempat penimbunan pabean (TPP), sewa gudang, biaya Kantor Bea dan Cukai di daerah
biaya pencacahan dan penimbunan di pencacahan dan kepada Dirjen Bea dan Cukai juga
TPP dan biaya lain yang dipergunakan dapat merupakan salah satu faktor
untuk keperluan lelang BMN;
pe­nimbunan serta biaya
yang menyebabkan lambatnya
3. pengaturan tata laksana terhadap jasa pra lelang. proses usulan penyelesaian terhadap
BMN yang tidak laku lelang; Barang Yang Menjadi Milik Negara,
4. komposisi harga lelang yang meliputi sehingga kualitas BMN kemungkinan
harga BMN, sewa gudang di TPS, sewa terlalu tinggi. Diharapkan dengan adanya mengalami penurunan. Diharapkan
gudang di TPP, biaya pencacahan dan pengaturan yang baru dapat lebih jelas dengan adanya pendelegasian
penimbunan di TPP dan biaya lain bahwa untuk BMN yang tidak laku terjual wewenang dalam persetujuan
yang dipergunakan untuk keperluan dalam lelang pertama dan kedua, maka penetapan peruntukan Barang Yang
lelang BMN; KPBC dapat melakukan pelelangan Menjadi Milik Negara, Kantor Bea dan
5. penyetoran hasil lelang; kembali dengan menilai ulang terhadap Cukai atau Kanwil Bea dan Cukai dapat
6. tata laksana terhadap BMN yang BMN yang akan dilelang. langsung mengajukan kepada Kanwil
penetapan peruntukannya telah selesai Meski PMK 62/PMK.04/2011 sudah DJKN, sehingga akan mempercepat
dilaksanakan serta tanggungja­wab Kepala lebih maju daripada PMK sebelumnya, proses penyelesaian Barang Yang
Kantor Pabean terhadap pengelolaan, masih terdapat beberapa hal-hal yang Menjadi Milik Negara.
administrasi dan pe­nyimpanan BMN. perlu mendapatkanperhatian yaitu Di samping penyesuaian peraturan,
PMK ini sebetulnya telah memberikan se­bagai berikut: maka DJKN perlu melaksanakan
pengaturan yang lebih jelas diban­ 1. M e n g k a j i f a k t o r - f a k t o r y a n g i nve n t a r i s a s i B M N s e b a g a i d a s a r
dingkan dengan PMK yang sebelumnya, diperhitungkan oleh DJBC dalam penyusunan database. Kiranya tulisan
sehingga diharapkan pengelolaan BMN menetapkan nilai/ harga terendah singkat ini dapat memberi manfaat agar
eks tegahan Bea dan Cukai semakin dari BMN yang akan dilelang pengelolaan BMN yang berasal dari
lebih jelas se­perti pengaturan tata khususnya faktor-faktor sewa gudang tegahan Bea dan Cukai dapat berjalan
laksana terhadap BMN yang tidak laku TPS dan TPP, biaya pencacahan dan lebih baik dalam rangka mendukung misi
lelang. Sebelum terbitnya PMK ini, sering penimbunan serta biaya jasa pra DJKN mengamankan kekayaan negara
timbul beberapa pertanyaan mengenai lelang. Apakah faktor-faktor tersebut secara fisik, administrasi, dan hukum.
perlakuan terhadap BMN yang tidak telah sesuai atau belum dengan kaidah *Kasi KNL IIB, Direktorat PNKNL
laku lelang disebabkan harga limit yang yang berlaku dalam aturan penilaian

42 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Kesekretariatan

alat dalam menerjemahkan strategi


Manfaat dan Kegunaan organisasi ke dalam rencana tindakan

Penerapan Balanced Scorecard


dan sebagai mekanisme pengelolaan
kinerja. Dewasa ini, penerapan BSC tidak
hanya terbatas pada sektor korporasi,

dalam Manajemen Kinerja


tetapi telah berkembang ke sektor publik
dan organisasi nir laba. Pengertian BSC
sendiri menurut Suwardi Luis adalah
“suatu alat manajemen kinerja yang
Oleh: Dedi S. Usman dapat membantu organisasi untuk
menerjemahkan visi dan strategi ke dalam
aksi dengan memanfaatkan sekumpulan
Sebagaimana kita ketahui bersama, salah satu tujuan indikator finansial dan non finansial
reformasi birokrasi Kementerian Keuangan adalah untuk yang kesemua­nya terjalin dalam suatu
hubungan sebab akibat.”
meningkatkan kepercayaan publik. Untuk mencapai tujuan Dari definisi tersebut jelas sekali bahwa
tersebut, telah ditetapkan beberapa program perbaikan BSC bukan sekedar alat pengukuran
yang secara bertahap diharapkan dapat meningkatkan kinerja. Aspek lain yang berbeda dengan
alat pengukuran kinerja sebelumnya
kepercayaan publik, yaitu penataan organisasi, perbaikan adalah pengukuran terhadap indikator
proses bisnis, peningkatan manajemen Sumber Daya Manusia non finansial. Oleh karena itu dalam
(SDM), dan perbaikan remunerasi. peta strategi BSC dikenal 4 perspektif,
yaitu perspektif finansial, pelanggan

S
(customer), proses bisnis internal (internal
alah satu kebijakan strategis yang Pemahaman BSC sangat penting terkait
business process) serta pembelajaran
d i h a ra p k a n d a p at m e n u n j a n g dengan rencana pengelolaan kinerja yang
dan pertumbuhan (learning & growth).
p ro gra m re fo r m a s i dengan akan dijadikan sebagai salah satu basis
Selain itu, penggambaran hubungan
penerapan mekanisme pengelolaan pemberian tunjangan di lingkungan
antar sasaran strategis dan antar
kinerja. Untuk itu, sejak akhir tahun 2007 Kementerian Keuangan. Tulisan kali ini
perspektif harus menunjukkan hubungan
telah dibangun mekanisme pengelolaan lebih fokus kepada manfaat atau kegunaan
sebab akibat yang logis. Menurut Paul
kinerja dengan menggunakan pendekatan dari implementasi BSC di DJKN.
R. Niven, hubungan tersebut, khusus
Balanced Scorecard (BSC). Seiring dengan
untuk lembaga publik dan nirlaba dapat
perkembangan program reformasi Pengertian Konsep BSC dijelaskan dalam gambar berikut:
birokrasi, penerapan BSC di lingkungan Konsep BSC dikembangkan pertama
Kementerian Keuangan dan khususnya di kali oleh Kaplan dan Norton pada tahun
DJKN terus mengalami penyempurnaan 1992 sebagai alat pengukuran kinerja
Elemen BSC
Seperti penerapan yang sudah
baik dalam peta strategi maupun indikator korporasi. Selanjutnya BSC dikembangkan
berjalan selama ini, elemen dari BSC
kinerja utama (IKU). menjadi lebih luas sebagai bagian
terdiri dari:
Seperti telah diketahui, untuk manajemen strategis khususnya sebagai
memberikan pemahaman kepada
seluruh jajaran DJKN dan membumikan
pendekatan BSC di DJKN telah dilakukan
upaya edukasi melalui sosialisasi,
pelatihan, workshop, dan dalam
kesempatan setiap Rakernas DJKN sejak
tahun 2008 selalu dilakukan evaluasi
capaian kinerja berbasis BSC. Selain
itu, Sekretariat DJKN telah meminta
beberapa narasumber dan konsultan
untuk membantu pengembangan BSC di
DJKN dan menyampaikan buku “Panduan
Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced
Scorecards di Lingkungan Kementerian
Keuangan” terbitan PUSHAKA Setjen
Kemenkeu serta buku “Step by Step
in Cascading Balanced Scorecard to
Functional Scorecards” karya Suwardi Luis
dan Prima A Biromo ke seluruh jajaran
Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan KPKNL. businessballs.com

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 43


Kesekretariatan

Dengan demikian penerapan BSC di


lingkungan Kementerian Ke­uangan telah
dilaksanakan sebagai sistem manajemen
strategis.
Tahun ini sedang disusun rancangan
Keputusan Menteri Keuangan mengenai
pengelolaan kinerja unit dan pegawai.
Salah satu keputusan yang strategis dalam
rancangan tersebut, yaitu penggunaan
capaian IKU sebagai salah satu faktor
dalam penilaian kinerja pegawai yang
selanjutnya akan menjadi dasar dalam
memberikan tunjangan pokok kepada
pegawai. Penggunaan capaian IKU
untuk menentukan tunjangan tersebut
diharapkan dapat menunjang terciptanya
iklim kerja yang kondusif dan kompetitif,
tersedianya pegawai yang kompeten dan
memiliki motivasi tinggi, meningkatkan
kepuasan pegawai dan budaya kerja
yang menghargai kualitas pekerjaan.
Selama ini pemberian tunjangan pegawai
hanya berdasarkan peringkat jabatan
pegawai tersebut tanpa memperhatikan
1. Sasaran strategis, yaitu pernyataan measurement system, and a strtategic capaian kinerjanya, sehingga kurang
sasaran yang harus dicapai dalam management System”. Pendapat menggerakkan pegawai untuk mencapai
rangka melaksanakan strategi dan lain dari Suwardi Luis, kelebihan BSC kinerja secara maksimal. Dengan demikian
atau tugas fungsi; dibandingkan dengan metode lain adalah penggunaan capaian IKU sebagai salah
2. Peta strategi, yaitu suatu gambar yang BSC dapat berfungsi (i) sebagai alat untuk satu faktor dalam penilaian kinerja yang
terdiri dari pernyataan visi/misi dan mengkomunikasikan strategi di antara selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
hubungan antar sasaran strategis dari para stakeholders, (ii) pemetaan semua dalam pemberian tunjangan pegawai
keempat perspektif (dimungkinkan 3 faktor utama yang dimiliki organisasi baik dapat meningkatkan kinerja organisasi
bagi lembaga nirlaba) BSC; tangible asset maupun intangible asset, dan memuaskan para stakeholders.
3. Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu (iii) mengaitkan strategi dengan kinerja Peningkatan kepuasan para
ukuran pencapaian kinerja dari organisasi, (iv) pemetaan hubungan stakeholders dan pengguna jasa DJKN
sasaran strategis; sebab akibat antar sasaran strategis, tentunya sangat wajar dapat dicapai,
4. Manual IKU, yaitu penjelasan lebih dan (v) membantu pro­ses penyusunan apabila capaian IKU dapat direalisasikan
detil mengenai IKU meliputi definisi, anggaran. sesuai target, karena dalam peta strategi
formula, target dan trajectory-nya, Berdasarkan dua pendapat DJKN terdapat perspektif stakeholders dan
polarisasi, sumber data dan inisiatif tersebut di atas dapat ditegaskan, customers. Hal ini sejalan dengan tujuan
strategis; bahwa BSC merupakan sistem reformasi birokrasi, yaitu meningkatkan
5. Dashboard system yang dapat manajemen stra­tegis, karena terdapat kepercayaan publik. Untuk itu proses
menampilkan indikator capaian u n s u r pe­rencanaan, pelaksanaan, cascading atau penurunan kontrak ki­
IKU, mi­salnya hijau untuk capaian p e n g u k uran, pengendalian dan nerja dari eselon I (Kemenkeu-one)
kinerja yang baik, kuning untuk early p e n g a nggaran. Penerapan BSC di sampai dengan pelaksana (Kemenkeu-
war­ning, dan merah menandakan lingkungan Kemen­terian Keuangan five) harus dilaksanakan dengan cermat
perlunya tindakan perbaikan. dilaksanakan secara bertahap, yang dan tepat, sehingga mencerminkan
Untuk melihat dan mempelajari peta pada akhir tahun 2007 lebih sebagai alat tugas fungsi setiap pegawai dan
strategi dapat dilihat peta strategi DJKN pengukuran kinerja dengan berbagai dapat menunjang secara berjenjang
yang telah disampaikan kepada seluruh penyempurnaannya, terakhir sesuai pencapaian kinerja pim­pinannya masing-
jajaran DJKN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 12/ masing. Oleh karena itu sebagai penutup,
KMK.01/2010. Seiring dengan pemahaman dapat disampaikan bahwa penyelesaian
Manfaat dan Kegunaan BSC BSC, mulai tahun 2010 telah digunakan kontrak kinerja dari mulai pejabat eselon
Manfaat dan kegunaan dari penerapan dalam penyusunan Rencana Strategis I sampai dengan pelaksana harus selesai
pengelolaan kinerja berbasis BSC bukan dan Road Map Kementerian Keuangan akhir Juni 2011, karena capaian IKU tahun
sekedar alat pengukuran kinerja tetapi tahun 2010- 2014, Rencana Kerja sebagai 2011 direncanakan sebagai dasar dalam
banyak aspek lainnya. Menurut Paul R. dasar penyusunan anggaran (RKAKL) pemberian tunjangan pegawai tahun
Niven ada tiga hal dalam penerapan serta penyusunan LAKIP, Penetapan 2012.
BSC, yaitu “ a communication tool, a Kinerja dan Rencana Kinerja Ta­hunan.

44 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Kesekretariatan

Suasana assessment
eselon IV di Hotel
Horison Bekasi

Sekilas Tentang dipotret kompetensinya).


Untuk menunjang pembentukan

Assessment Center
Assess­ment Center dimaksud, Kemen­terian
Keuangan mengembangkan suatu sistem
manajemen SDM berbasis kompetensi.
Dalam manajemen berbasis kompetensi
ini, dibutuhkan adanya ketersediaan
Oleh: Fatchur Berlianto informasi mengenai kompetensi yang
dimiliki oleh masing-masing pegawai dan
kompetensi yang dipersyaratkan dalam
jabatan atau yang lebih dikenal dengan
Sebagai salah satu program yang menjadi perhatian dalam Standar Kompetensi Jabatan (SKJ).
rangka reformasi birokrasi adalah pengembangan Sumber Dengan adanya Assessment Center
Daya Manusia (SDM). Untuk meningkatkan kualitas SDM, maka sebagai salah satu program reformasi
birokrasi dalam bidang SDM dimaksudkan
Assessment Center lahir sebagai tindak lanjut dilaksanakannya untuk menyusun SKJ dan melakukan
reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan identifikasi kompetensi pegawai secara
fair dan obyektif, sehingga dapat diterima
(d.h. Departemen Keuangan)yang dibangun pada tahun baik oleh organisasi, pimpinan organisasi
2007. maupun pegawai.

Proses Assessment Center

Kamus Kompetensi

Standar Kompetensi

S
Jabatan
ecara umum, menurut Biro SDM
Kementerian Keuangan, assessment
center merupakan suatu proses Proses data intake:
- Inventory Kepribadian
sistematik untuk menilai kompetensi Assessee - Simulasi Pekerjaan Assessor
perilaku individu yang dipersyaratkan - Assgment
- Wawancara Tingkah Laku
bagi keberhasilan dalam pekerjaan,
dengan menggunakan beragam metode
Integrasi Data
dan teknik evaluasi, yang dilaksanakan
oleh beberapa assessor (orang yang
melaksanakan assesment terhadap Laporan Hasil
assessee), untuk diterapkan kepada lebih Assessment Center
dari 1 orang assessee (pegawai yang akan Sumber : Biro SDM Kementrian Keuangan

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 45


Kesekretariatan

Sebagaimana diatur dalam Peratu­ran kapasitas dilaksanakan


Sekretaris Jenderal Departemen Ke­uangan oleh Sekretariat Jenderal
Nomor 55/ SJ/2008 tentang Pelaksanaan Kementerian Keuangan.
assessment center Departemen Keuangan, Bagi pejabat eselon
maka secara garis besar pelaksanaan assess- II, pejabat eselon III, dan
ment center terdiri dari: pejabat eselon IV, maka
• penyusunan kamus kompetensi; peningkatan kapasitas
• penyusunan SKJ; dilaksanakan oleh unit
• pelaksanaan assessment; eselon I masing-masing.
• pelaksanaan integrasi data; dan Selain kegiatan
• pelaporan hasil assessment. pe­ningkatan kapasitas
Kamus kompetensi merupakan se­ba­gaimana tersebut
susunan kompetensi yang berisi definisi, diatas, dalam hal ter-
tingkat kemahiran dan indikator dapat pegawai yang telah
perilaku dari setiap kompetensi. Kamus menduduki jabatan,
kompetensi Kementerian Keuangan namun memiliki
terdiri dari 35 kompetensi yang dibagi Pelaksanaan assessment oleh assessor kompetensi yang dinilai kurang dari SKJ
dalam 3 aspek kompetensi, yaitu aspek kepada assessee menggunakan beberapa yang dibutuhkan, maka terhadap pegawai
thinking, wor­king dan relating. alat ukur seperti inventory kepribadian, yang bersangkutan dapat dilaksanakan
SKJ merupakan daftar kompetensi simulasi pekerjaan, assigment dan proses reassessment.
yang menjadi persyaratan dari suatu wawancara tingkah laku. Saat ini setiap unit eselon I harus
jabatan yang terdiri dari: Selanjutnya integrasi data hasil assessment memenuhi persyaratan minimum 72%
• kompetensi umum, yang berlaku center ke database Kementerian Keuangan Job Person Match (JPM) dari SKJ untuk
pada seluruh unit di Kementerian dan pelaporan hasil. semua pegawai yang telah menduduki
Keuangan, yaitu integrity, continuous jabatan, JPM merupakan suatu alat ukur
improvement dan stakeholder service; Tindak Lanjut Hasil Assessment ke­sesuaian antara level kompetensi
• kompetensi inti eselon yang berlaku Center pejabat dengan SKJ yang diperoleh,
pada setiap level jabatan (eselon); Saran pengembangan dari hasil dengan cara menghitung prosentase
dan assessment center dalam rangka profil- perbandingan antara level kompetensi
• kompetensi khusus, yaitu kompetensi ing kompetensi merupakan salah satu pejabat dengan SKJ target.
yang khas pada setiap jenis pekerjaan, dasar pemberian peningkatan kapasitas *)Pelaksana Sekretariat DJKN
yang terdiri dari kelompok pekerjaan bagi assessee. Peningkatan kapasitas ini
penunjang dan kelompok pekerjaan dilaksanakan secara berjenjang, yaitu
operasional. bagi pejabat eselon I, maka peningkatan

Kompetensi
A

Standar
Kompetensi Hasil Kompetensi JOB
B Assesment Jabatan
Kompetensi
C

Standar Kompetensi
Assesment JPM Jabatan (SJ)

46 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Liputan Khusus

Rapat Kerja Regional DJKN Wilayah Timur:


Penyamaan Level of Understanding
di Semua Lini Organisasi
K
Oleh: Qori Kharismawan*
egiatan ini diawali dengan laporan membuka sekaligus memberikan
pelaksanaan kegiatan oleh Ketua arahan dalam Raker Regional ini. Dalam
Panitia yang juga Kepala Bagian arahannya, Dirjen berpesan bahwa
Umum Kantor Pusat DJKN Anugrah kegiatan semacam ini harus memiliki
Komara. Ketua panitia menyampaikan output yang jelas dan terukur. Dirjen
bahwa acara ini diikuti oleh 83 peserta meng­ingatkan, bahwa kegiatan ini bukan
yang terdiri dari para Kepala kantor hanya sebagai moment untuk sharing
Makassar - Direktorat Jenderal wilayah (Kanwil), kepala
bidang, dan kepala Kantor
Kekayaan Negara mengadakan
Pelayanan Keka­yaan Negara
Rapat Kerja (Raker) Regional dan Lelang (KPKNL). Peserta
DJKN Wilayah Timur tanggal 10- berasal dari regional wilayah
12 Mei 2011 di Hotel Aryaduta, timur yang dimulai dari
Makassar. Acara berskala nasional Kanwil X DJKN Surabaya
ini mengambil tema “Dengan sampai dengan Kanwil XVII
DJKN Jayapura. Acara ini
Integritas dan Komitmen
dihadiri juga oleh direktur
yang Tinggi serta Pengabdian dan tenaga pengkaji serta
yang Tulus, Kita Songsong para kepala subdirektorat
Transformasi Kelembagaan dan kepala bagian dari
Kementerian Keuangan Republik Kantor Pusat DJKN yang akan
Indonesia.” Sebelumnya, telah memaparkan kebijakan dan
kajian-kajian serta current
diselenggarakan Raker Regional
issue yang ada pada unitnya
DJKN Wilayah Barat pada tanggal masing-masing.
16-18 Februari 2011 di Hotel G.H Direktur Jenderal Keka­
Universal Bandung, Jawa Barat. yaan Negara Hadiyanto

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 47


Liputan Khusus

KND. Tenaga Pengkaji Restrukturisasi,


Privatisasi dan Efektivitas Kekayaan
Negara Dipisahkan Nuning Sri Rejeki
berperan sebagai moderator. Hal-hal yang
dibahas antara lain mengenai capaian
kinerja Direktorat KND di tahun 2010 dan
current issue yang ada di Direktorat KND
seperti kasus Newmont dan Inalum.
Direktur Penilaian Ida Bagus Aditya
Jayaantara, memaparkan kebijakan-
kebijakan di Direktorat Penilaian pada sesi
berikutnya. Tenaga Pengkaji Optimalisasi
Kekayaan Negara, Bambang S. Marsoem
berperan sebagai moderator. Dipaparkan
oleh Direktur yang belum lama menjabat
ini, bahwa Direktorat Penilaian saat ini
tengah fokus pada penilaian aset KKKS.
Direktur Lelang (kiri) menyajikan materi didampingi Direktur Hukum dan Humas
sebagai Moderator Setelah sesi istirahat dan makan malam,
acara dilanjutkan dengan pemaparan dari
Direktorat Hukum dan Humas. Direktur
dan diskusi, namun juga sebagai ajang ya n g ter integrasidengan sistem
Hukum dan Humas Purnama T sianturi
interaksi yang akan membangun sinergi p e­n g a nggaran.
didampingi oleh mo­derator Tenaga
maupun komitmen yang lebih tinggi Direktur Piutang Negara dan
Pengkaji Optimalisasi Keka­yaan Negara
terhadap organisasi DJKN. Pria lulusan Keka­yaan Negara Lain-Lain (PN dan
memaparkan antara lain mengenai
Harvard University ini meminta adanya KNL) Soe­pomo memaparkan mengenai
progress penanganan perkara dan
action plan perbaikan mutu pelayanan roadmap percepatan pengurusan piutang
pengenalan tugas dan fungsi di bidang
DJKN yang sistematis dan menyeluruh negara dan Inventarisasi dan Penilaian
hukum dan kehumasan.
sehingga tercipta output yang maksimal. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
Direktur PKN-SI Susiadi Prayitno
Pria yang sebelumnya menjabat pada sesi berikutnya. Pada sesi yang
melanjutkan acara dengan pemaparan
sebagai Kepala Biro Hukum Kementerian dimoderatori oleh Direktur Pengelolaan
seputar tugas pokok dan fungsi di bidang
Keuangan ini berharap kegiatan ini dapat Kekayaan Ne­gara dan Sistem Informasi
pengelolaan kekayaan negara dan sistem
menciptakan level of understanding (PKN-SI) Susiadi Prayitno, Direktur PN dan
informasi. Kakanwil Makassar Mustafa,
yang sama baik di pusat maupun daerah. KNL juga memberikan paparan mengenai
memoderatori jalannya acara. Pada
“Harus ada kesamaan pemahaman capaian-capaian mengenai progress
sesi tanya jawab, peserta menanyakan
yang baik antara kita di pusat dengan pengurusan Piutang Negara oleh KPKNL
antara lain seputar pengelolaan aset dan
semua bagian di daerah,” imbau Dirjen. di wilayah timur.
perlakuan terhadap adanya roya.
Sesi penyajian materi pertama diawali Kasubdit KND I Meirijal Nur yang
Acara di hari pertama ini diakhiri
dari Direktorat Lelang. Direktur Lelang mewakili Direktur KND memaparkan
de­ngan sesi pemaparan kebijakan di
Suryanto memaparkan kajian-kajian dan mengenai kebijakan-kebijakan dan
bidang kesekretariatan oleh Sekretaris
current issue di direktoratnya. current issue yang ada di direktorat
DJKN Agus Rijanto Sedjati dan
Dalam sesi ini, Direktur Hukum
dan Hubungan Masyarakat Purnama T.
Sianturi berperan sebagai moderator. Hal
yang disampaikan oleh Direktur lelang
antara lain mengenai tren lelang di tahun
2008-2011, SOP di bidang lelang, spirit
lelang, peta permasalahan lelang, dan
current issue.
Selanjutnya, dipaparkan mengenai
kebijakankebijakan dari Direktorat
Barang Milik Negara (BMN). Mewakili
Direktur BMN, Kepala Subdirektorat BMN
IV Chalimah Pujiastuti menyampaikan
pemaparannya dengan dimoderatori oleh
Kasubdit Kekayaan Negara Dipisahkan
(KND) I Meirijal Nur. Dalam paparannya,
Kasubdit BMN IV menyampaikan tugas
dan fungsi Direktorat BMN dan studi Direktur PN dan KNL (kiri) sedang memaparkan kebijakan di unitnya dengan
mengenai perencanaan kebutuhan B M N dimoderatori oleh Direktur PKN-SI

48 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Liputan Khusus

Para narasumber yang merupakan Tenaga Pengkaji di Kantor Pusat DJKN sedang memaparkan kajian-kajiannya dengan
dimoderatori oleh SekretarisDJKN (kedua dari kiri).

dimoderatori oleh Direktur Hukum dan orga­nisasi (integritas, komitmen, mendapatkan dukungan penuh.
Humas. Sekretaris DJKN menjelaskan dan ketulusan serta didukung 11. Menghindari temuan berulang atas
tugas dari sekretariat dan beberapa hal dengan kompetensi) dalam setiap hasil pemeriksaan aparat pemeriksa
penting yang patut menjadi perhatian pelaksanaan tugas serta melakukan fungsional dan menuntaskan saldo
peserta. Hal-hal yang disampaikan antara shared values kepada seluruh jajaran temuan tersebut.
lain mengenai disiplin pegawai, pola DJKN. 12. Mempercepat penyelesaian temuan
mutasi, penganggaran yang berdasarkan 3. Memahami dan mengimplementasikan BPK dalam laporan hasil pemeriksaan
output dan outcome. 10 strategi (10S) DJKN se­bagaimana BPK atas LKPP terkait BMN.
Hari berikutnya, acara dimulai dengan termuat dalam Rencana Strategis 13. Mencantumkan saldo temuan
diskusi yang dibawakan oleh tiga Tenaga DJKN 2010-2014. ItjenKementerian Keuangan dalam
Pengkaji Kantor Pusat DJKN. Tenaga 4. Mendukung strategi pengelolaan dokumen serah terima jabatan.
Pengkaji Harmonisasi Kebijakan Teguh aset melalui integrasi perencanaan 14. Melaksanakan SOP quick win secara
Wiyono memulai dengan pemaparan aset dan penganggaran dalam rangka konsisten sebagai bentuk pemenuhan
seputar capaian dan kinerja yang telah meningkatkan kualitas penganggaran janji DJKN kepada publik.
dicapai unitnya. Selanjutnya, Tenaga (APBN) yang efektif dan efisien. 15. Menjalankan program aksi yang
Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi 5. Melakukan upaya-upaya proaktif telahditetapkan dalam Surat Edaran
dan Efektivitas Kekayaan Negara dalam rangka mencapai target utilisasi Dirjen Kekayaan Negara Nomor
Dipisahkan memaparkan juga mengenai aset negara melalui perubahan SE-01/KN/2011 tentang Road Map
tugas dan fungsinya. Terakhir, Tenaga pendekatan yang semula hanya by Percepatan Penyelesaian Piutang
Pengkaji Optimalisasi Kekayaan Negara request menjadi official assessment. Negara, sehingga outstanding
memaparkan kajiannya mengenai 6. Mempercepat penyelesaian terhadap piutang Negara per 01 Juli 2010 dapat
“Leasing Sebagai Alternatif Solusi Aset Bekas Milik Asing/Cina melalui diselesaikan pada tahun 2014.
Pengadaan Barang dalam Upaya koordinasi dengan Tim Asistensi 16. Meningkatkan spirit melalui program
Pelayanan Prima kepada Publik.” Sesi Daerah. pembaharuan lelang dalam rangka
diskusi ini dimoderatori oleh Sekretaris 7. M e n ingk atk an dan memantau capacity building yang terdiri dari
DJKN. ca­ p a ian kinerja untuk mencapai styling, simplifying, securing, repor­
Rangkaian kegiatan Raker Regional target kinerja yang telah ditetapkan. ting, and monitoring.
DJKN Wilayah Timur diakhiri dengan 8. Meningkatkan kompetensi SDM agar 17. Meminta Kanwil/KPKNL menyampai­
rapat pleno dan pembacaan simpulan memenuhi kriteria yang disyaratkan kan permasalahan terkait kendala
dan butir-butir penting yang didapat organisasi. yang dihadapi di lapangan sehu­
dari pelaksanaan acara. Rapat pleno ini 9. Mempertahankan dan meningkatkan bungan dengan peraturan yang telah
dipimpin oleh Sekretaris DJKN sekaligus hasil survei opini publik melalui ditetapkan dan usulan solusinya.
sebagai penutupan acara. implementasi action plan dan 18. Meminta Kanwil melakukan pemantauan
Butir-butir penting: perbaikan mutu pelayanan DJKN. dan pendampingan terhadap perkara-
1. Komitmen yang tinggi dari segenap 10. Mengelola hubungan dan perkara di peradilan dan senantiasa
jajaran DJKN untuk menciptakan komunikasi dengan para stakeholder berkoodinasi dengan Kantor Pusat
public trust. DJKN, sehingga setiap kebijakan dalam penanganan perkara.
2. Implementasi nilai-nilai utama dan program yang dibuat akan

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 49


Serba-Serbi

Sekilas
Mengenai Newmont
P
T Newmont Nusa Tenggara (NNT) merupakan anak bina lingkungan sehingga multiplier effect dari industri tersebut
perusahaan dari Newmont Mining Corporation yang dapat lebih dirasakan masyarakat sekitar.
beroperasi di Tambang Batu Hijau di Sumbawa. Tambang Menurut Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto,
Batu Hijau sendiri merupakan tambang tembaga dan emas yang pembelian divestasi 7 persen saham divestasi newmont bukan
terletak di Kabupaten Taliwang, Nusa Tenggara Barat. Tambang merupakan penyertaan negara, namun investasi untuk utilize
ini ditemukan pada tahun 1999 setelah proses eksplorasi selama dana yang ada pada Pusat Investasi pemerintah (PIP) yang
10 tahun. Produksi emas dan tembaga di tambang ini telah sudah disetujui DPR. Aspek landasan hukum untuk divestasi
berlangsung sejak tahun 2000. Newmont sudah sangat jelas yaitu dalam rangka melaksanakan
ketentuan kontrak karya dalamhal kewajiban divestasi dan
Divestasi 7 Persen Saham Newmont pelaksanaannya sesuai dengan UU Keuangan Negara maupun
Kementerian Keuangan pada intinya berpandangan bahwa UU Perbendaharaan.
pembelian saham divestasi PT NNT oleh Pusat Investasi Peme­
rintah (PIP) telah sesuai dengan landasan hukum yang ada yaitu Beberapa Pendapat Terkait Divestasi Newmont:
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Ke­uangan “Ketika Newmont didirikan basisnya berdasarkan kontrak
Negara dan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang karya. Kalau sudah ada basisnya harus dihormati pihak-pihak
Perbendaharaan Negara yang memberikan kewenangan kepada yang membuat kontrak. Dalam kontrak karya itu, apabila saham
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) untuk dijual, maka pembeli pertama adalah pemerintah. Dari sini,
melakukan investasi jangka panjang dalam rangka memperoleh pemerintah punya hak membeli saham Newmont,”
manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya baik dalam (Sentosa Sembiring – Dekan Universitas Parahyangan)
bentuk saham, surat utang maupun investasi langsung.
Kewenangan ini diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah “Aspek yuridis sangat kuat, dan tidak perlu persetujuan dari
Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah. DPR. Berdasarkan Pasal 7 UU Keuangan Negara, Menkeu sebagai
Menteri Keuangan menjelaskan bahwa dengan kepemilikan Bendaharawan Umum Negara diberi kewenangan untuk
tersebut, Pemerintah berkeinginan untuk ikut memastikan penyertaan investasi. Dalam UU Mineral dan Batubara Usaha
bahwa pemegang saham nasional dapat lebih berperan Tambang, (Menteri Keuangan) juga punya kewenangan. Apa
serta dalam mengamankan kepentingan negara/nasional yang dilakukan Menkeu membeli saham, aspek hukumnya sah
dalam sektor industri ekstraktif, sehingga pemerintah dapat dan punya landasan hukum yang kuat.”
mengawasi kinerja perusahaan PT NNT dengan mendukung (Runtung – Dekan Universitas Sumatera Utara)
dan memastikan compliance perusahaan terhadap pembayaran
pajak, royalty, kewajiban corporate social responsibility termasuk

50 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Tips Kesehatan

Tips
baik untuk terhindar dari stroke.
5. Asal hijau atau oranye, santap saja.
Terlalu dini untuk menyebut beta-karoten dapat mencegah

Menghindari
stroke. Tapi makan sayur dan buah (sumber beta-karoten)
lebih banyak setiap harinya, kata Prof. Adams, sangat baik.
6. Makanlah potasium.

Stroke
Riset menegaskan, mengkonsumsi makanan kaya
potasiumsehari-hari, mengurangi risiko stroke 40 persen.
Kentang adalah sumber potasium yang baik, selain alpukat,
kedelai, pisang, salmon dan tomat.
7. Kenali kandungan aspirin.
Memang aspirin sering disebut bisa membantu mencegah
stroke. “Tapi kalau Anda tidak memiliki risiko stroke,
dampaknya bisa kurang baik,” ujar Prof. Adams. Konsultasilah
pada dokter.

S
troke itu penyakit orang tua? Ayolah, buang jauh-jauh 8. Kurangi lemak.
pendapat itu. Di Amerika Serikat setiap tahunnya 15.000- Apa yang baik bagi jantung Anda, baik pula bagi otak.
an orang berusia antara 30-44 tahun terserang stroke. Menjaga kadar kolesterol berarti menghambat aterosklerosis
Di Indonesia angkanya tidak pernah jelas. Harap maklum, dan stroke. Makanlah lemak tidak lebih dari 25 persen
karena data belum dianggap penting. Tapi para pakar sependapat kebutuhan kalori.
bahwa usia penderita stroke di sini semakin muda. 9. Jauhi alkohol.
Jika Anda tak ingin dan belum menjadi korbannya, mulai Kalau Anda belum berkenalan dengan alkohol, lebih baik
sekarang juga harus melakukan tindakan pencegahan. Berikut ini tidak usah kenal. Walau ada penelitian yang menyatakan
sejumlah saran dari Harold P. Adams, Jr. MD., profesor neurologi bahwa dalam jumlah tertentu bisa mencegah stroke dan
di University of Iowa Hospital and Clinic, Iowa City, AS., untuk serangan jantung tapi tidak pernah jelas ukuran minum
mengurangi risiko stroke. secukupnya itu.
1. Periksa tekanan darah secara rutin. Sumber : www.kompas.co.id
Riset menunjukkan, rajin kontrol mengurangi 40 persen
risiko stroke. “Mengontrol tekanan darah tinggi itu vital bagi
pencegahan stroke,” ujar Prof. Adams. Bila lebih dari 140/90,
berarti tekanan darah Anda tinggi. Usahakan untuk
menurunkannya.
2. Singkirkan tembakau.
Hasil studi memperlihatkan,
menjauhi tembakau mengurangi
risiko stroke sampai 33 persen. “Tidak
ada istilah merokok sedikit. Harus
berhenti sama sekali, sejak saat
ini!” tandas Prof. Adams.
3. Periksa leher Anda.
Mintalah dokter mendengarkan
bunyi mendesing di leher Anda. Ini
terutama penting jika Anda mengalami
aterosklerosis (pengerasan dan
penebalan pembuluh darah) yang
menyebabkan tersumbatnya aliran
darah.
4. Olahraga.
Riset menunjukkan, mereka yang
mulai olahraga pada usia antara
25-40 tahun, risikonya terserang
stroke berkurang 57 persen.
Sedangkan yang mulai latihan
saat usianya 40- 55 tahun,
kesempatannya 37 persen lebih

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 51


Foto Galeri

Menteri Keuangan Agus


Martowardojo memberikan
pengarahan kepada jajaran
pimpinan kantor pusat
DJKN pada tanggal 17 Juni
2011 di lantai 10 Gedung
Syafrudin Prawiranegara.

Dirjen KN Hadiyanto membuka


kegiatan capacity building
untuk pejabat lelang. Hadir
dalam acara tersebut Sekretaris
DJKN Agus Rijanto Sedjati dan
Direktur Lelang Suryanto. Acara
dilaksanakan dari tanggal 18 a.d.
21 April 2011 di Hotel Mercure
Ancol, Jakarta.

Direktorat BMN mengadakan rapat


koordinasi Barang Milik Negara dan
tindak lanjut temuan Badan Pemeriksa
Keuangan atas laporan keuangan
pemerintah pusat tahun 2010 pada
tanggal 7 Juni 2011 di Hotel Borobudur,
Jakarta. Acara ini mengambil tema
“Koordinasi Kementerian/ Lembaga
Dalam Rangka Tindak lanjut Temuan
BPK dan Utilitas BMN”.

52 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) atas nama pemerintah pusat
menghibahkan Barang Milik Negara
dengan nilai wajar Rp 26.307.356.000,-
kepada Pemerintah Kota Palembang
pada Rabu (23/3) di Gedung Syafrudin
Prawiranegara Kantor Pusat DJKN,
Jakarta.

Sekretariat DJKN mengadakan


kegiatan pelatihan luar ruangan
bagi pegawai baru DJKN angkatan
II pada tanggal 15-16 Juni 2011 di
Ciawi, Bogor dan diikuti sebanyak
112 orang peserta dengan tujuan
untuk peningkatan kapasitas
pegawai baru DJKN khususnya untuk
menanamkan core values DJKN:
integrity, commitment, sincerity.

Direkorat PKN-SI mengadakan


Sosialisasi Update Aplikasi Modul
Kekayaan Negara Sub Modul
Rekonsiliasi BMN di lingkungan Kanwil
Denpasar yang diselenggarakan pada
22-25 Juni 2011 di Kanwil Denpasar,
Bali.

Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 53


Kilas Berita

Direktorat BMN Adakan Rakornas BMN


Internal DJKN
Direktorat Barang Milik Negara mengadakan Rapat Koordinasi
Nasional Barang Milik Negara Internal DJKN pada tanggal 30 Mei
2011 – 1 Juni 2011 di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta. Acara
berskala nasional ini mengambil tema “Konsolidasi Internal
Menuju Pengelolaan BMN yang Efektif dan Akuntabel.”

DJKN & PT PPA Lakukan Perjanjian


Pengelolaan Aset
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto atas nama Menteri
Keuangan dan Direktur Utama PT. Perusahaan pengelola Aset
Boyke Wibowo Mukiyat melakukan penandatanganan perjanjian
pengelolaan aset, Selasa (5/4) di Gedung Syafruddin Prawiranegara
Kantor Pusat DJKN, Jakarta.

Video Conference Pembaharuan Bidang Lelang


Direktorat Lelang mengadakan video conference dengan
Kantor Wilayah DJKN di seluruh Indonesia. Video Conference
ini membahas mengenai pembaharuan di bidang lelang dan
diskusi penyampaian masukan dan kendala dalam pembaharuan
tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Mei
2011 secara
serempak di
Kantor Pusat
DJKN dan
seluruh kantor
w i l a y a h
Direktorat Penilaian adakan Workshop kecuali Kantor
W i l a y a h
Penilaian Properti DJKN Bandar
Kegiatan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di
Lampung,
bidang penilaian properti angkatan III TA 2011 pada tanggal
Jakarta dan
20 s.d. 24 Juni 2011 di Hotel Harmoni One, Batam yang diikuti
Surabaya.
perwakilan dari Kanwil I DJKN s.d. Kanwil V DJKN

Rapat Koordinasi Percepatan penyelesaian


Bantuan Pemerintah yang Belum Ditetapkan
Statusnya (BPYBDS)
Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) mengadakan
rapat koordinasi percepatan penyelesaian Bantuan Pemerintah
Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS), Kamis (9/6) di Hotel
Borobudur, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Dirjen Kekayaan
Negara, Wakil Auditor Utama II BPK, Auditor Utama VII BPK,
Deputi Akuntan
Negara BPKP, Deputi
Bidang Usaha
Capacity Building Percepatan Infrastruktur dan
Logistik serta wakil
Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dari Kementerian
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mengadakan Rapat Kerja
Terkait dan Badan
Pembinaan Juru Sita, Pemeriksa Piutang Negara dan Analis
Usaha Milik Negara
Berkas Kasus piutang Negara (BKPN) pada tanggal 6-8 April 2011
(BUMN).
di Hotel Jayakarta, Palembang.

54 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011


Edisi No.05 Tahun II / 2011 • MEDIA KEKAYAAN NEGARA 55
56 MEDIA KEKAYAAN NEGARA • Edisi No.05 Tahun II / 2011

Anda mungkin juga menyukai