Disampaikan oleh:
Mohamad Iksan Maolana, SH, LLM
Pusbindiklatren, Bappenas
01 LATAR BELAKANG
05 Timeline
2
REPUBLIK
INDONESIA
Latar Belakang
3
KEBIJAKAN DALAM
PP No. 30 Tahun 2019 tentang Penilaian
Kinerja Pegawai Negeri Sipil
4
Sasaran Kinerja Pegawai
Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai Perilaku Kerja
Memperhatikan
Penyusunan dan
Penetapan SKP
Kinerja
Kinerja Utama
Tambahan
1.
Bagi Pejabat Fungsional 1. Disepakati pimpinan
merupakan akumulasi nilai 2. Diformalkan dalam SK
pelaksanaan butir-butir
3. Di luar tugas pokok
kegiatan Jabatan Fungsional
4. Sesuai kapasitas pegawai
5. Terkait tugas atau output
organisasi
* Berdasar Pasal 8, 9, 10, 11 & 12 Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil 5
Penyusunan SKP Bagi Pejabat Fungsional (1)
Pasal 19
6
Penyusunan SKP Bagi Pejabat Fungsional (2)
Pasal 20
7
Penyusunan SKP Bagi Pejabat Fungsional (3)
Pasal 21
1) Pejabat Fungsional yang pada saat penyusunan SKP, tidak dapat menyusun kinerja
utama sesuai ketentuan, harus dimutasikan atau diberikan tugas ke instansi yang
mempunyai kegiatan yang sesuai jenjang fungsionalnya .
2) Pejabat Fungsional yang harus dimutasikan sebagaimana dimaksud sesuai ketentuan
sasaran unit/organisasi dan/atau kegiatan atasan langsung sudah tidak sesuai dengan
tugas jabatan fungsional.
3) Pejabat Fungsional diberikan tugas ke instansi lain sebagimana dimaksud pada ayat (1)
apabila beban tugas jabatan fungsional tidak memenuhi persyaratan angka kredit per
tahun yang wajib dikumpulkan.
8
Penilaian
Kinerja
Penilaian
Penilaian SKP
Perilaku Kerja
9
Penilaian Kinerja (Penilaian SKP)
Pasal 35
1) Penilaian SKP dilakukan dengan menggunakan hasil pengukuran kinerja.
2) Penilaian SKP dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja PNS.
3) Khusus pejabat fungsional, penilaian SKP dapat mempertimbangkan
penilaian dari Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional.
4) Penilaian SKP dituangkan dalam dokumen penilaian SKP.
5) Hasil penilaian SKP sebagaimana dimaksud berupa nilai SKP.
10
Penilaian Kinerja PNS
Penilaian poin (a) dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang tidak menerapkan
penilaian Perilaku Kerja dengan mempertimbangkan pendapat rekan kerja
setingkat dan bawahan langsung sedangkan penilaian poin (b) dilakukan oleh
Instansi Pemerintah yang menerapkan penilaian Perilaku Kerja dengan
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahan langsung.
* Berdasar Pasal 41 Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil 11
Pejabat Penilai dan Tim Penilai Kinerja PNS
Pejabat Penilai Kinerja PNS dilakukan oleh Pejabat Penilai
Kinerja PNS yaitu sebagai berikut :
(Berdasar Pasal 45 Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2019
tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil)
12
Perkembangan Penyusunan Peraturan
Terkait JFP
13
REPUBLIK
JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA
INDONESIA
14
REPUBLIK
KATEGORI DAN JENJANG DALAM JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA
INDONESIA
TUGAS JABATAN
15
REPUBLIK
INDONESIA
SIKLUS KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
IDENTIFIKASI
MASALAH/ISU
STRATEGIS
EVALUASI PENYUSUNAN
PELAKSANAAN KEBIJAKAN
RENCANA RENCANA
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
ADOPSI DAN
PELAKSANAAN
LEGITIMASI
RENCANA
RENCANA
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
16
REPUBLIK
KEGIATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN (I)
INDONESIA
3. ADOPSI DAN LEGITIMASI RENCANA PEMBANGUNAN Menilai Hasil Pemantauan dan Merumuskan Saran Tindakan
Melakukan Telaahan Lingkup Sektoral/Regional dalam Korektif
Berbagai Forum Musyawarah, Rapat Koordinasi, dan Forum Melaksanakan Pengendalian Pelaksanaan
Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka Penyusunan Rencana/Program/Kegiatan
Perencanaan Pembangunan. Menilai Hasil Pengendalian Pelaksanaan
Melakukan Telaahan Lingkup Sektoral/Regional Terhadap Rencana/Program/Kegiatan
Proses dan Hasil Pembahasan Anggaran dengan Dewan 5. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN
Legislatif Melakukan Persiapan Evaluasi Rencana Pembangunan
Melakukan Telaahan Lingkup Makro/Multisektor/Kawasan Tahunan
dalam Berbagai Forum Musyawarah, Rapat Koordinasi, dan Mengolah Data dan Informasi dalam Rangka Evaluasi Rencana
Forum Konsultasi Publik Lainnya dalam Rangka Penyusunan Pembangunan Tahunan
Perencanaan Pembangunan.
Menyusun Disain Instrumen Evaluasi Rencana Pembangunan
Melakukan Telaahan Lingkup Makro/Multisektor/Kawasan Jangka Menengah/Sektoral
Terhadap Proses dan Hasil Pembahasan Anggaran dengan
Menyusun Arahan Pelaksanaan Evaluasi Rencana
Dewan Legislatif
Pembangunan Jangka Menengah/Sektoral
4. PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN
Menyusun Disain Instrumen Evaluasi Rencana Pembangunan
Melakukan Persiapan Pengendalian Pelaksanaan Rencana Jangka Panjang/Multisektor/Kawasan
Mengendalikan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Menyusun Telaahan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Jangka
Melaksanakan Pemantauan Pelaksanaan Panjang/Multisektor/Kawasan
Rencana/Perkembangan Kegiatan
18
REPUBLIK
INDONESIA
LOKASI UJI BEBAN
Wilayah Tinggi : Unit kerja yang mencakup 5 kegiatan dalam cycle Perencanaan
Wilayah Sedang : Unit kerja yang mencakup 3-4 kegiatan dalam cycle Perencanaan
Wilayah Rendah : Unit kerja yang mencakup 1-2 kegiatan dalam cycle Perencanaan
Hasil Rata-Rata Keseluruhan
Jumlah Jam Per Jabatan
Jumlah AK yang harus dikumpulkan oleh Fungsional Perencana setiap Jumlah AK maksimal yang dapat dikumpulkan oleh Fungsional Perencana
tahunnya agar dapat naik ke jenjang selanjutnya dalam jangka waktu 5 tahun setiap tahun
Usulan Kebijakan Baru terkait dengan
Jabatan Fungsional Perencana
23
Sinkronisasi SKP dengan Angka Kredit
Contoh Sinkronisasi SKP dengan Angka Kredit pada Kementerian Kelautan dan Perikanan
24
Hasil Kerja Minimal
• Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Hasil Kerja Minimal dan Angka
Kredit Jabatan Fungsional Perencana ditetapkan oleh Instansi Pembina.
26
Contoh HKM Fungsional Peneliti
27
MEKANISME TIM PENILAI ANGKA KREDIT
LAMA KONSEP USULAN PERUBAHAN
a. Apabila Tim Penilai Instansi, Provinsi, Kabupaten/Kota a. idem
belum terbentuk maka penilaian DUPAK Perencana
dilakukan oleh Tim Penilai Pusat.
d. Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum terbentuk, d. Khusus untuk Tim Penilai Provinsi dan Kabupaten/Kota,
namun di Provinsi sudah terbentuk maka penilaian DUPAK penilaian Angka Kredit Perencana dapat juga dilakukan oleh
Perencana dapat dilakukan di Tim Penilai Provinsi. Tim Penilai Daerah lain yang setara atau setingkat lebih tinggi
dan terdekat secara geografis.
e. Pejabat Fungsional Perencana Utama penilaian dilakukan e. Bagi calon Fungsional Perencana (FP) Utama yang sudah
oleh Tim Penilai Pusat. mengikuti pelatihan FP Utama dan berpangkat minimal
Pembina Utama Muda/golongan IV/c maka penilaian
dilakukan oleh Tim Penilai Pusat
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
(PP No.11 Tahun 2017)
Perencana Ahli Pertama sampai dengan Perencana Ahli Utama diberhentikan dari jabatannya apabila:
a. Mengundurkan diri dari jabatannya;
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. Menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. Ditugaskan secara penuh pada Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrator, Jabatan Pengawas
dan Jabatan Pelaksana; atau
f. Tidak memenuhi persyaratan jabatan.
Perencana yang diberhentikan karena alasan sebagaimana dimaksud huruf (b) sampai dengan huruf
(e) dapat diangkat kembali sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila tersedia kebutuhan Jabatan
Fungsional Perencana.
Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Perencana sebagaimana dimaksud, dilakukan
dengan menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dengan Angka Kredit
dari bidang tugas jabatan fungsional perencana dan pengembangan profesi yang diperoleh selama
masa pemberhentian dari jabatan.
* Usulan Draf Pasal 31
ORGANISASI PROFESI
1. Jabatan Fungsional Perencana wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi.
2. Setiap Perencana wajib menjadi anggota organisasi profesi Jabatan Fungsional Perencana.
3. Pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional Perencana difasilitasi oleh Instansi Pembina.
4. Organisasi profesi Jabatan Fungsional Perencana wajib menyusun kode etik dan kode perilaku profesi.
6. Kode etik dan kode perilaku profesi, ditetapkan oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Perencana setelah
mendapat persetujuan dari Pimpinan Instansi Pembina.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Perencana dan hubungan kerja Instansi Pembina dengan organisasi profesi Jabatan Fungsional Perencana diatur
oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional selaku Pimpinan Instansi Pembina.
REPUBLIK
INDONESIA
Timeline
25 April 2019 20 Juni 2019 24 –Akhir Juli 2019 Akhir Agustus 2019
16 April 2019 13 -21 Mei 2019 25 April-21 Juni 2019 18 Juli 2019 September 2019
31
REPUBLIK
INDONESIA
TERIMA KASIH
32