Anda di halaman 1dari 2

5/21/2019 HEAT RATE PEMBANGKIT LISTRIK | Ahmad Abdul Qodir

Ahmad Abdul Qodir

Berusaha dan berdoa

JAN 10 2015
GALERI

HEAT RATE PEMBANGKIT LISTRIK

Heat Rate Power Plant (h ps://aabdulqodir.wordpress.com/2015/07/03/heat-rate-power-plant/)

Lama Juga gak Posting, kali ini aku akan posting tentang Heat Rate di power Plant. Heat Rate apa sih itu?? Apa
hubungannya dengan efisiensi?? Apa ya??? saya juga bingung

Pada tahun 2015 ini penilaian kinerja pada tempatku bekerja berubah, kalau dulu berupa efisiensi thermal sekarang
berubah menjadi heat rate. Trus apakah heat rate itu?? adalah dasarnya antara efisiensi dan heat sama saja dimana
heat rate itu menjelaskan efisiesni atau performa suatu peralatan, kalau di dunia pembangkitan kurang lebih gini.
Heat rate yaitu menjelaskan seberapa besar sih energi input yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik
dari generator. Semakin besar nilai Heat Rate maka semakin jelek efisiensi pembangkit tersebut, dan sebaliknya
semakin kecil nilai Heat Rate maka semakin efisien pembangkit tersebut. Gimana sudah mudeng kan???

(h ps://aabdulqodir.files.wordpress.com/2015/07/heat-rate.jpg)Rumusan Heat Rate ( Heat Rate and Feedwater


Heater; Donald Hite )

Heat Rate saat ini memegang peranan penting, selain sebagai salah satu parameter penilaian di KKU yang tertuang
dalam KM, juga adanya policy baru yang sering disebut dengan Performance Base Regulatory atau PBR (
singkatane bener nggak ya, bingung ). Nilai heat rate sangat penting untuk menghitung biaya operasi dan laba
untuk sebuah pembangkit. Ketika kita mengoperasikan pembangkit dengan asal-asalan tanpa memonitor heat rate,
efisiensi atau performance-nya maka pendapatan kita akan menurun. Dalam istilah setelmen heat rate ini
mengkover komponen C atau bisa bahan bakar. Dimana kedepannya biaya bahan bakar ini akan dibayar sesuai
dengan heat rate pembangkit dibandingkan dengan heat rate standar yang dipakai.

Tetapi Heat rate bukan itu saja lho fungsinya. Fungsi sebenarnya yaitu untuk mengetahui performa atau efisiensi
suatu pembangkit. Sehingga untuk itu perlu dilakukan uji hate rate. Ketika kita melakukan performance test
dengan tujuan melakukan uji heat rate, maka hasil yang kita dapat perlulah dilakukan perbandingan. Diantara
yang dapat dilakukan yaitu

1. Perbandingan dengan As Design Heat Rate : yaitu data heat rate dari Design Power Plan Document. Data ini
digunakan jika terdapat data yang tidak ditemukan pada data As Built Heat Rate. Biasanya setiap pembangkit
akan mendapatkan heat balance yang menjelaskan heat rate design dari sebuah pembangkit menurut pabrikan.
2. Perbandingan dengan As Bulit Heat Rate : yaitu data heat rate dari Commisioning test. Heat rate hasil
komisioning ini bisa sebagai pembanding ketika melakukan uji heat rate, akan tetapi untuk unit-unit yang
sudah beroperasi cukup lama akan sulit untuk mendapatkan hasil sesuai parameter ini.
3. Perbandingan dengan Best Achievable Heat Rate : yaitu data heat rate yang didapat dari operasi optimum
suatu pembangkit, dimana hal itu didapat setelah dilakukan modifikasi atau inspeksi yang akan mempengaruhi

https://aabdulqodir.wordpress.com/2015/01/10/heat-rate-power-plant/ 1/3
5/21/2019 HEAT RATE PEMBANGKIT LISTRIK | Ahmad Abdul Qodir
heat rate. Sebagai contoh di PLTGU Grati setiap periode EOH tertentu akan dilakukan Major Inspection, dimana
uji heat setelah major inspection dapat dijadikan pembanding untuk pencapaian heat rate selanjutnya.
4. Perbandingan dengan Operating Heat Rate : Data heat rate ini berdasarkan kalkulasi dengan durasi tertentu,
sebagai contoh dengan durasi 1 bulan, jumlah energi listrik yang diproduksi dan jumlah energi yang digunakan
ini yang akan digunakan sebagai dasar penentuan operating heat rate.
5. Perbandingan dengan Incremental Heat Rate : berdasarkan realisasi operasi suatu pembangkit terkait realisasi
dispatch suatu pembangkit maka disusunlah incremental heat rate dan ( setau saya ) cara ini yang digunakan
sebagai pembanding dalam pembayaran komponen C biaya bahan bakar berbasis heat rate. Incremental heat
rate ini di dapat dari hasil grafik yang diambil dari beberapa pengujian. Dari pengujian tersebut grafik dibuat
dan didapat persamaan polynomial. Dari persamaan polimonial ini akan digunakan sebagai pembanding nilai
Heat Rate actual operasi yang dilakukan.

(h ps://aabdulqodir.files.wordpress.com/2015/07/kurva-heat-rate.jpg)Jenis-jenis kurva heat rate

Setelah mengetahui mengenai jenis-jenis hasil uji heat, trus kurang afdhol kalau nggak bahas cara atau metode uji
heat rate yang digunakan. Berdasarkan standart dari American Society of Mechanical Engineers ( ASME ) PTC PM
2010 Performance Monitoring Guidelines for Power Plants dan Electric Power Research Institute ( EPRI ) Power
Plant Performance Monitoring and Improvement metode untuk uji heat rate secara umum ada 2 macam yaitu :

1. Direct Method

Direct Method yaitu metode pengujian heat rate secara langsung dengan menggunakan perbandingan input dan
output. Metode ini sering disebut dengan input – output method. Pada metode ini energi input dari bahan bakar
akan dibandingkan langsung dengan energi output yang diproduksi. metode ini merupakan metode yang
sederhana dan mudah dan banyak digunakan dalam uji heat rate. Sebagai contoh di PLTGU Grati untuk uni
dengan cara ini cukup menghitung energy bahan bakar gas yang digunakan dan berapa nilai energi MW yang
dihasilkan oleh generator.

2. Indirect Method

Indirect Method sering disebut juga dengan Output Method atau Energy Balance Method. Metode ini lebih sulit
tapi akan memiliki akurasi hasil yang lebih baik. metode ini memerlukan banyak pengukuran proses konversi
energi serta losses yang timbul pada masing-masing bagian pembangkit, selanjutnya dilakukan proses perhitungan
yang rumit. Metode ini akan mengukur masing-masing komponen dan losses yang terjadi sehingga akan dapat
digunakan sebagai bahan identifikasi kondisi heat rate

Sebagaimana keteangan di atas dapat disimpulkan bahwa uji heat rate sangatlah penting untuk identifikasi kondisi
suatu pembangkit, bagaimna tingkat efisiensinya kalau turun dimana hal yang menyebabkannya trus mitigasi dan
langkah-langkah yang bisa dilakukan itu apa sehingga kembali ke titip optimal pengoperasian. Dengan uji heat rate
secara rutin diharapkan kinerja atau performa mesih dapat selalu terpantau dan terjaga karena apabila di-rupiah-
kan kenaikan heat rate pengoperasian itu akan mempengaruhi jumlah bahan bakar yang digunakan padahal
komponen bahan bakar ini merupakan + 80 % biaya pembangkitan. Sehingga akan sangat signifikan apabila kita
dapat mempertahankan heat pengoperasian pembangkit. Matur Nuwun

AdChoices
ADVERTISING

https://aabdulqodir.wordpress.com/2015/01/10/heat-rate-power-plant/ 2/3

Anda mungkin juga menyukai