Tugas Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Kalimat Dan Klausa
Tugas Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi Kalimat Dan Klausa
Oleh:
ARIEF LUQMANUL HAKIM-4202027019
MUHAMMAD SYAFRIANTO-4202027030
MUHAMMAD AMIRUL AKBAR-4202027024
Makalah Kalimat dan Klausa ini disusun guna memenuhi tugas Bapak
Gunawan,M.Pd pada bidang studi Bahasa Indonesia di Politeknik Negeri
Pontianak. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang fungsi dan kalimat klausa.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Pontianak,21-Oktober-2020
A. Simpulan .................................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah dalam bidang ilmu bahasa berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan.
Bahasa tulis memiliki hubungan dengan struktur bahasa. Tataran gramatikal dalam
bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan dengan sistem kata,
frasa, klausa, dan kalimat. Hal paling kecil dalam penelitian bahasa tulis adalah frase.
Frase tersusun atas dua unsur atau lebih. Frase memiliki banyak jenis, di antaranya
adalah frase preposisional. Frase preposisional berkaitan dengan objek yang didahului
oleh preposisi. Objek dalam frase tersebut dapat dijadikan sebagai subjek pada klausa
pasif. Satuan lingual dalam penelitian frase berupa kalimat dan klausa. Tiap kalimat terdiri
atas beberapa frase. Tataran fungsi frase dapat dikaji melalui ilmu sintaksis. Struktur
sintaksis berkaitan dengan fungsi, kategori, dan peran. Fungsi sintaksis berkaitan dengan
subjek, predikat, objek dan keterangan. Kategori sintaksis berkaitan dengan nomina,
verba, adjektiva dan numeralia. Peran sintaksis berkaitan dengan pelaku, penderita dan
penerima.Salah satu ruang lingkup sintaksis yaitu kalimat. Ada sebagai macam jenis
kalimat. Mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Kalimat memuat unsur S-P-O-
K. Keterangan dalam kalimat bukanlah unsur inti, namun keterangan memiliki peran
cukup penting dalam analisis sebuah kalimat. Konstituen dasar dalam kalimat berupa
klausa.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
Fungsi sintaksis ada lima, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Kom), dan
keterangan (Ket). Dari kelima fungsi tersebut, tidak semuanya harus ada dalam suatu
kalimat. Fungsi sintaksis yang harus hadir hanya subjek dan predikat, sedangkan objek,
komplemen, dan keterangan tidak wajib ada. Fungsi-fungsi tersebut akan diisi oleh kata,
frasa, dan klausa. Berikut ini uraian kelima fungsi tersebut:
1. Subjek merupakan orang atau benda yang melakukan tindakan yang ditunjukkan oleh
kata kerja atau yang dalam keadaan digambarkan oleh kata kerja. Subjek kalimat
biasanya diisi dengan kata benda atau kata ganti orang/benda.
2. Predikat yaitu unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok atau subjek kalimat.
3. Objek yaitu unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi
predikat dalam kalimat aktif.
4. Komplemen yaitu unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang
diisi oleh verba intransitif dan predikat pasif yang verbanya dilekati prefiks di-
sebelumnya.
5. Keterangan yaitu unsur kalimat yang memberi keterangan kepada seluruh kalimat
diantaranya:
6. Pengubah (modifier) yaitu semua kata dalam kalimat yang bukan kata kerja, subjek,
objek langsung, objek tidak langsung, atau pelengkap.
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang.
Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan
dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua
(“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
– Ibu berkata: “Lukman, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
– “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat
masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau
lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
1.Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan terbuka, lewat Pontianak,
sekeliling desa.
2.Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 24.00, tahun depan, kemarin
sore, minggu ketiga bulan ini.
3.Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan pisau, dengan undang-
undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4.Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya,
sepatutnya.
5.Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati,
seenaknya saja, selekas mungkin.
6.Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7.Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi
mereka.
8.Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9.Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti:
penerima medali emas, Muhammad Zohri.
10.Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang
memperhatikan rakyat.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis,
yaitu:
Pemaharnan akan klausa sebagai salah satu satuan sintaktis, memberikan dasar yang
mendalam tentang seluk beluk kalimat. Sebagai satuan sintaktis, klausa berbeda dengan
satuan-satuan sintaktis yang lain, balk strukturnya maupun hubungan, serta jenisnya.Hal ini
perlu dipahami lebih lanjut dalam rangka mendalami seluk beluk kalimat.Dengan
mempelajari klausa diharapkan diperoleh pemahaman yang benar tentang konsep dan jenis
klausa.
Telah dijelaskan bahwa klausa adalah salah satu satuan sintaktis.Sebagai suatu satuan
gramatikal klausa disusun oleh kata atau frase, dan yang memiliki satu predikat.Pada
umumnya klausa menjadi konstituen kalimat.Sekurang-kurangnya klausa memiliki satu
subyek dan satu predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
Di dalam konstruksi klausa itu ada komponen, balk berupa kata atau frase, yang berfungsi
sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subyek, obyek, maupun keterangan. Selain
fungsi predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, hadirnya fungsi subyek dapat
dikatakan bersifat wajib, sedangkan fungsi lainnya bersifat tidak wajib, yaitu seperti objek
dan keterangan.
DAFTAR PUSAKA
www.badanbahasa.kemdikbud.go.id
www.anaozen.blogspot.com