Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH PROGRAM TAHFIZ TERHADAP PRESTASI BELAJAR AL-QUR’AN

HADIS SISWA MTs BUDI AGUNG MEDAN

MANUSKRIP ARTIKEL JURNAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
SETIA NINGSIH
0301203203

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
DISETUJUI UNTUK DIAJUKAN PADA
SEMINAR MANUSKRIP ARTIKEL JURNAL

Pembimbing
Manuskrip Artikel Jurnal

Dr. Zulham, MA
NIP. 198402242009071001

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Dr. Mahariah, M.Ag.


NIP. 197504112005012004

ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program tahfiz terhadap prestasi
belajar Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperiment dan desain penelitian yang
digunakan yaitu penelitian Ex Post Facto. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah sampel jenuh yang menggunakan semua anggota populasi yaitu siswa kelas IX
dengan jumlah 45 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian
ini adalah observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji linearitas, uji determinasi, uji regresi
linear sederhana dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh yang positif dan signifikan antara program tahfiz terhadap prestasi belajar
Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan. Hal ini didasarkan pada
hasil analisis data yaitu pada nilai t hitung sebesar 2,371, yang jauh melebihi nilai t
tabel sebesar 2,015. Selain itu, nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,022, lebih
rendah dari batas signifikansi 0,05. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh
program tahfiz terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi
Agung Medan sebesar 11,6% dan sisanya 88,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Program Tahfiz, Prestasi Belajar, Al-Qur’an Hadis

ABSTRACT
This research aims to determine the effect of the tahfiz program on the learning
achievement of Al-Qur'an Hadith for class IX students at MTs Budi Agung Medan.
This research uses a non-experimental quantitative approach and the research design
used is Ex Post Facto research. The sample used in this research was a saturated
sample which used all members of the population, namely class IX students with a
total of 45 people. The data collection techniques used in this research were
observation, questionnaires and documentation. The data analysis techniques used in
this research are normality test, linearity test, determination test, simple linear
regression test and hypothesis test. The results of this research indicate that there is a
positive and significant influence between the tahfiz program on the learning
achievement of Al-Qur'an Hadith for class IX students at MTs Budi Agung Medan.
This is based on the results of data analysis, namely the calculated t value of 2.371,
which far exceeds the t table value of 2.015. Apart from that, the p-value obtained was

1
0.022, lower than the significance limit of 0.05. So it can be seen that there is an
influence of the tahfiz program on the learning achievement of Al-Qur'an Hadith for
class IX students at MTs Budi Agung Medan of 11.6% and the remaining 88.4% is
influenced by other factors not examined in this research.
Keywords: Tahfiz Program, Learning Achievement, Al-Qur'an Hadith

PENDAHULUAN
Al-Qur’an Hadis merupakan salah satu mata pelajaran bidang pendidikan agama
Islam yang diajarkan di madrasah baik pada level Ibtidaiyah, Tsanawiyyah maupun Aliyah.
Pelajaran Al-Qur’an Hadis memiliki posisi penting dalam kaitannya dengan mata pelajaran
pendidikan agama Islam lainnya seperti fikih, akidah akhlak, dan sejarah kebudayaan Islam,
karena Al-Qur’an Hadis dapat secara langsung mendukung keberhasilan peserta didik pada
mata pelajaran PAI lainnya.1
Pernyataan di atas di dasarkan pada hasil penelitian para pemerhati pendidikan agama
Islam, seperti Musgamy yang menyimpulkan bahwa Al-Qur’an Hadis berpengaruh terhadap
bahasa Arab,2 karena memudahkan peserta didik memahami makna serta pola-pola kalimat
yang terdapat dalam bahasa Arab. Syaroji dalam analisis yang lebih luas juga menegaskan
bahwa hadis mempengaruhi berbagai bidang kajian keislaman lainnya seperti fikih dan
teologi.3 Gunawan juga menegaskan bahwa menghafal Al-Qur’an dapat membentuk karakter
siswa.4 Karakter yang dalam bahasa pendidikan Islam lebih identik dengan akhlak juga
merupakan sasaran dari Pendidikan Agama Islam di madrasah.
Mengingat Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber ajaran Islam memiliki kontribusi
yang nyata dan pengaruh yang besar terhadap pemahaman keislaman oleh setiap orang yang
mempelajari ajaran agama Islam,5 maka Al-Qur’an Hadis merupakan materi rumpun
pendidikan agama Islam yang penting bagi siswa.6 Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis

1
Nur Alim, Mahyudin Ritonga, dan Mafardi, “Korelasi Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Al-Quran
Dengan Hasil Belajar Al-Quran Hadits Di MAN 4 Pasaman Barat” Intiqad: Jurnal Agama Dan Pendidikan
Islam 12, no. 2, (2020): 246-255.
2
Awaliyah Musgamy, “Pengaruh Alquran dan Hadits terhadap Bahasa Arab,” Al-Hikmah Journal for
Religious Studies 15, no. 1, (2014): 36-45.
3
Syaroji Sy, “Pengaruh Hadis Dalam Ilmu Fiqih dan Teologi (Kajian Tokoh dan Pemikiran Imam
Syafii),” El-Furqania: Jurnal Ushuluddin Dan Ilmu-Ilmu Keislaman 3, no. 02, (2017): 221-233.
4
Sahrul Gunawan, Tajudin Noor, dan Abdul Kosim, “Pembentukan karakter religius melalui program
hafal Al-Qur’an,” Jurnal Pendidikan Tambusai 6, no. 2, (2022): 11812-11818.
5
Ardiyan Safi’i dan Mahariah, “Learning To Read Al-Qur’an for Adults: an Analysis of the
Implementation of the Griya Al-Qur’an Method in Taklim Council,” Jurnal Pendidikan Glasser 7, no. 2,
(2023): 329-342.
6
Husnawati, Muh. Haris Zubaidillah, Mardiana, Miftahul Jannah, Nida Mauizdati, “Hubungan
Keterampilan Membaca Al-Qur’an Terhadap Mahãrah Qirã’ah Siswa MTsN 4 HSU,” Al Qalam: Jurnal Ilmiah
Keagamaan dan Kemasyarakatan 17, no. 6, (2023): 4237-4250.

2
mempunyai tujuan dan fungsi. Tujuan itu sendiri agar peserta didik bergairah untuk membaca
Al-Qur’an dan Al-Hadis dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini
kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung di dalamnya
sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.7 Sedangkan fungsi dari
mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadis pada madrasah memiliki fungsi sebagai berikut: a)
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam meyakini
kebenaran ajaran Islam yang telah mulai dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun
jenjang pendidikan sebelumnya, b) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari. c) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain
yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat perkembangannya menuju
manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. d) Pembiasaan,
yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis sebagai petunjuk dan pedoman bagi peserta
didik dalam kehidupannya sehari- hari.8
Walaupun demikian, belajar Al-Qur’an maupun Hadis merupakan hal yang sebagian
siswa dianggap tidak mudah. Karena di dalamnya ada materi tentang ayat-ayat Al-Qur’an
serta beberapa Hadis Nabi yang harus mereka baca dan hafal, sebelum memahami apa
maksud yang terkandung di dalamnya. Pembelajaran Al-Qur’an Hadis akan berhasil
apabila faktor-faktor yang berperan penting dalam berhasilnya suatu pembelajaran dapat
saling mendukung. Beberapa faktor yang mendukung berhasilnya suatu pembelajaran
pendidikan antara lain guru, siswa, sarana, alat, dan media yang tersedia, serta lingkungan.9
Faktor-faktor tersebut tidak bisa berdiri sendiri tetapi saling berkaitan dan saling menunjang.
Seperti halnya madrasah pada umumnya yang menginginkan peningkatan mutu pendidikan.
Contohnya, di beberapa madrasah sekarang ini yang memiliki program kelas tahfiz. Program
ini memiliki tujuan untuk menumbuhkan semangat keunggulan secara itensif baik dalam
prestasi akademik dan non akademik siswa serta membina watak dan budi pekerti
luhur/akhlakul karimah. Dengan adanya program kelas Tahfiz, serta tuntutan belajar yang

7
Jauharil Maknun, Yudhi Setiawan, Deddy Ramdhani, dan Tahkim, “Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Berbasis Humanistik di MTs Nurul Jannah Nw Ampenan,” Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan 9, no. 1, (2024):
319-324.
8
Saidatun Nadhrah, Salsabila Putri, Sara Nadira, Sarifah Fauzul Muna, Rahim, dan Rama Hamdani,
“Problematika Siswa SMP Al-Washliyah Gunting Saga Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadist,” Jurnal
Generasi Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 1, (2023): 84-93.
9
A. Qomarudin, “Aktivitas Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem,” Piwulang: Jurnal Pendidikan
Agama Islam 4, no. 1, (2021): 24-34.

3
dihadapi oleh siswa, menjadikan proses belajarnya yang berbeda pula, utamanya dalam mata
pelajaran Al-Qur’an Hadis.
Di MTs Budi Agung Medan telah menerapkan program tahfiz sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan. Program tahfiz ini dibuat karena banyaknya peserta didik di
MTs Budi Agung Medan yang kurang baik bacaan tajwidnya. Sehingga lahirlah program
tahfiz ini sebagai program ekstrakurikuler. Namun seiring berjalannya waktu program
ekstrakurikuler tahfiz ini tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Untuk mengatasi hal ini
kepala sekolah MTs Budi Agung Medan mengubah ektrakurikuler tahfiz menjadi mata
pelajaran. Hal ini membuat perkembangan program tahfiz menjadi berkembang dengan luar
biasa. Melihat perkembangan tersebut akhirnya terciptalah kelas khusus tahfiz atas dasar
saran guru tahfiz itu sendiri. Tujuan diadakannya kelas khusus tahfiz adalah untuk mendidik
peserta didik tentang penghafalan Al-Qur’an sejak dini, agar sejak dini peserta didik sudah
jatuh cinta dan dekat dengan Al-Qur’an dengan membaca dan menulis serta menghafal Al-
Qur’an. Program kelas tahfiz juga memiliki tujuan yang mendukung pelaksanaan tujuan
pembelajaran intrakurikuler dalam hal ini mata pelajaran Al-Qur’an Hadis. Pelaksanaan
program kelas tahfiz ini dilaksanakan setiap hari dengan 3 jam pembelajaran. Target hafalan
peserta didik yang mengikuti program kelas tahfiz yaitu minimal 5 juz. Namun ternyata ada
siswa yang hanya hafal 3 juz saja, tetapi ada juga siswa yang hafal sampai 10 juz. Program
kelas tahfiz di MTs Budi Agung Medan menggunakan metode talaqqi, tikrar, tasmi’, tahsin,
dan muroja’ah dalam pembelajarannya. Adapun evaluasi program kelas tahfiz ini berupa
hafalan, muroja’ah, dan bacaannya.
Apresiasi yang perlu diberikan kepada MTs Budi Agung Medan ialah keberadaan
program kelas tahfiz, ketika lembaga lain sibuk dengan program yang bersifat umum namun
di sini malah dikembangkan program yang mengarah pada bidang keagamaan. Keberadaan
program kelas tahfiz biasanya berada di pondok pesantren atau sekarang ini yang sedang
trend yaitu sekolah IT (Islam Terpadu). Dengan berkembangnya program kelas tahfiz di MTs
Budi Agung Medan membuat jenjang pendidikan lain yang berada di Yayasan Budi Agung
Medan ini juga ikut serta mengadakan program kelas tahfiz. Tidak hanya di lingkungan
Yayasan Budi Agung Medan, madrasah-madrasah yang berada di sekitar MTs Budi Agung
Medan juga ikut mengadakan program kelas tahfiz. Hal inilah yang membuat program kelas
tahfiz di MTs Budi Agung Medan menjadi program yang unggul.
Sejalan dengan pendapat para ahli dan fakta di lapangan, penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pengaruh program tahfiz terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis
Siswa MTs Budi Agung Medan.

4
KAJIAN TEORI
Pengertian Program Tahfiz
Secara umum program diartikan sebagai rencana atau rancangan kegiatan yang akan
dilakukan. Sedangkan program secara khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang
merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu orgnisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan, maka program merupakan sebuah
sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi
berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu terjadi dalam satu organisasi yang artinya
harus melibatkan sekelompok orang.10
Tahfidz Al-Qur’an terdiri dari dua kata yaitu Tahfidz dan Al-Qur’an. Kata tahfidz
secara etimologis berasal dari kata haffaza berarti menghafal yang dalam bahasa Indonesia
berasal dari kata “hafal” yang berarti telah masuk ingatan, dapat mengungkapkan di luar
kepala, sehingga bermakna suatu usaha untuk meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.
Jadi, Tahfidz Al-Qur’an berarti usaha terus menerus untuk meresapkan ayat-ayat Al-Qur’an
ke dalam pikiran dengan sengaja, sadar dan sungguh-sungguh agar selalu diingat, sehingga
dapat mengungkapkan kembali di luar kepala secara benar dan tepat.
Tahfidzul Quran merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji. Menghafal Al-
Quran merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mengingat-
ingat dan meresapi bacaan Al-Quran yang mengandung mukjizat ke dalam hati agar tidak
lupa dan selalu ingat dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat. Hukum
menghafal Al-Quran adalah fardhu kifayah yang berarti orang yang menghafal Al-Quran
tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir sehingga terhindar dari terjadinya pemalsuan dan
pengubahan terhadap ayat-ayat suci Al-Quran.11 Apabila kewajiban sudah terpenuhi, maka
yang lain gugur kewajibannya. Sebaliknya apabila kewajiban tersebut belum terpenuhi maka
semua umat Islam berdosa.
Maka program tahfidz merupakan pelaksanaan atau penerapan rangkaian kegiatan
yang berkesinambungan dalam proses menghafalkan Al-Qur’an termasuk di dalamnya
menjaga hafalan agar tidak lupa serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

10
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 2-3
11
Mhd. Ihsan “Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Di MAN
Kisaran,” ITTIHAD 1, no. 2, (2017): 155-171.

5
Syarat-Syarat Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur`an bukan merupakan suatu ketentuan hukum yang harus dilakukan
orang yang memeluk agama Islam. Oleh karena itu, menghafal Al-Qur`an tidaklah
mempunyai syarat-syarat yang mengikat sebagai ketentuan hukum.
Syarat menghafal Al-Qur’an hendaknya mengikhlaskan niatnya semata-mata hanya
karena Allah, kemudian melakukan shalat hajat dengan memohon kepada Allah supaya
dimudahkan dalam menghafal dan memperbaiki bacaan, kefasihannya, tajwid, dan
kemampuan qira’ahnya. Selain itu, syarat-syarat menghafal Al-Qur’an yang lain sebagai
berikut: Pertama, tekad yang kuat dan sungguh-sungguh. Kedua, sabar dalam proses
menghafal walaupun banyak kendala. Ketiga, menjaga kontinuitas dalam menghafal dan
menjaga efisiensi waktu dalam menghafal. Keempat, menjauhkan diri dari maksiat dan
perbuatan tercela yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan
hati. Kelima, menentukan salah satu metode untuk memudahkan menghafal Al-Qur’an.12
Keenam, mempelajari tajwid dan tahsin supaya dalam menghafal bacaanya benar dan fasih.
Ketujuh, memahami makna ayat untuk memudahkan dalam menghafal terutama ayat yang
berisi tentang kisah dan hukum. Kedelapan, menggunakan satu jenis mushaf jangan
bergonta-ganti mushaf, karena dapat mempersulit hafalannya. Menggunakan satu mushaf
dapat memperlancar hafalan.13
Selain itu, syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang calon penghafal Al-Qur`an
adalah syarat-syarat yang berhubungan dengan naluri insaniyah semata. Syarat-syarat
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Niat yang Ikhlas
Niat yang ikhlas dan matang bagi calon penghafal al-Qur`an sangat diperlukan, sebab
apabila sudah ada niat yang matang dari calon penghafal berarti ada hasrat dan kalau
kemauan sudah tertanam dilubuk hati tentu kesulitan apapun yang menghalanginya
akan ditanggulangi. Keikhlasan menghafal Al-Qur`an harus sudah dipertahankan
dengan terus menerus. Hal ini akan menjadi motivator yang sangat kuat untuk
mencapai sukses dalam menghafal Al-Qur`an.

12
Jamil Abdul Aziz, “Pengaruh Menghafal Al Qur’an terhadap Pembentukan Karakter Peserta Didik
Roudhotul Atfal (RA) Jamiatul Qurra Cimahi,” Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini 2, no. 1
(2016): 1-15.
13
Gus Arifin dan Suhendri Abu Faqih, Al Qur’an Sang Mahkota Cahaya, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2010), h. 155.

6
b. Menjauhi Sifat Madzmumah
Sifat madzmumah adalah suatu sifat tercela yang harus dijauhi oleh setiap orang
muslim, terutama di dalam menghafal Al-Qur`an. Sifat madzmumah ini sangat besar
pengaruhnya terhadap orang-orang penghafal Al-Qur`an. Karena Al-Qur`an adalah
kitab suci bagi umat Islam yang tidak boleh dinodai oleh siapapun dan dengan bentuk
apapun. Diantara sifat-sifat tercela tersebut yang harus dijauhi seorang anak yang
menghafal Al-Qur`an adalah khianat, bakhil, pemarah, iri hati, sombong, dusta,
ingkar, riya’, banyak makan, angkuh, meremehkan orang lain, penakut, dan
sebagainya. Sifat-sifat tercela tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati anak yang sedang dalam proses
menghafal Al-Qur`an. Apalagi pada usia remaja cepat sekali terpengaruh baik
pengaruh dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
c. Motivasi atau Dukungan Orang Tua
Motivasi atau dukungan orang tua sangat penting bagi anak karena mereka juga ikut
menentukan keberhasilan anak dalam menghafal Al-Qur`an.
d. Memiliki Keteguhan dan Kesabaran
Dalam proses menghafal al-Qur`an akan banyak sekali ditemui berbagai macam
kendala, mungkin jenuh, mungkin gangguan lingkungan karena bising dan gaduh.
Mungkin gangguan batin atau mungkin karena menghadapi ayat-ayat tertentu yang
mungkin dirasakan sulit menghafalnya dan lain sebagainya. Terutama dalam menjaga
kelestarian menghafal Al-Qur`an. Untuk melestarikan hafalan Al-Qur`an perlu
keteguhan dan kesabaran. Karena kunci utama keberhasilan menghafal Al-Qur`an
adalah ketekunan menghafal dan mengulang ayat-ayat yang telah dihafalnya. Itu
sebabnya Rasulullah SAW selalu menekankan agar para penghafal Al-Qur`an
bersungguh-sungguh dalam menjaga hafalannya.
e. Istiqomah
Yang dimaksud dengan istiqomah adalah konsisten terhadap hafalannya. Seorang
penghafal Al-Qur`an harus senantiasa menjaga efesiensi waktu, berarti seorang
penghafal akan menghargai waktu dimanapun dan kapanpun saja waktu luang. Sang
penghafal dianjurkan memiliki waktu-waktu khusus, baik untuk menghafal materi

7
baru maupun untuk mengulang (Muraja`ah), yang waktu tersebut tidak boleh
diganggu oleh kepentingan yang lain.14

Metode Menghafal Al-Qur’an


Menghafal Al-Qur’an mempunyai metode/cara yang berbeda-beda antara lain:
1) Bin Nadhar
Bin nadhar yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Qur’an yang akan dihafal
secara berulang-ulang dengan melihat mushaf Al-Qur’an. Ulama terdahulu melakukan
proses bin nadhar dengan mengulang sebanyak empat puluh satu kali untuk
memperoleh gambaran menyeluruh tentang lafadz maupun urutan ayatnya. Selama
proses bin nadhar hendaknya penghafal Al-Qur’an mempelajari makna dari ayat-ayat
tersebut juga.
2) Tahfiz
Tahfiz yaitu menghafal dengan cara sedikit demi sedikit ayat Al-Qur’an yang telah
dibaca berulang-ulang. Maksudnya menghafal satu baris terlebih dahulu sampai ingat
dan tidak ada kesalahan, setelah hafal satu baris kemudian ditambah satu baris,
begitupun seterusnya. Setelah selesai diingat-ingat dan tidak ada kesalahan baru
merangkai baris menjadi kalimat berikutnya sehingga sempurna. Kemudian
merangkai ayat tersebut sampai benar-benar hafal.
3) Talaqi
Talaqqi adalah menyetorkan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada
seorang pendidik. Pendidik yang mendengarkan harus seorang tahfiz Al-Qur’an yang
telah mantap agama, ma’rifatnya serta mampu menjaga dirinya. Proses talaqqi ini
bertujuan untuk mengetahui hasil hafalan dan apabila ada yang salah dapat dibimbing
secara langsung.
4) Takrir
Takrir yaitu mengulang hafalan atau memperdengarkan lagi hafalan yang sudah
pernah dihafalkan kepada pendidik tahfiz. Mengulang hafalan dimaksudkan supaya
hafalannya tetap terjaga dan tidak mudah lupa. Selain untuk diperdengarkan atau
dihafalkan kepada guru tahfiz, mengulang hafalan juga bisa dilakukan sendiri supaya
lancar menghafal.

14
Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: Mujahid Press, 2004), h. 54

8
5) Tasmi’
Tasmi’ yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan
maupun kepada banyak orang. Dengan menggunakan metode tersebut dapat diketahui
kekurangan atau kesalahan pengucapan huruf atau harakat.15

Memahami metode menghafal Al-Qur’an yang efektif pasti ada beberapa kekurangan
yang dapat diatasi. Ada beberapa metode menghafal Al-Qur’an yang sering dilakukan oleh
penghafal. Pertama, metode wahdah yaitu menghafal satu persatu ayat yang hendak
dihafalkan dengan membaca setiap ayat sebanyak sepuluh kali atau dua kali untuk
mengingat-ingat. Kedua, metode kitabah yang artinya menulis. Menggunakan metode
kitabah, penghafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalkan, kemudian dibaca
berulang-ulang sampai lancar dan benar sampai hafal. Ketiga, metode sima’i artinya
mendengar. Maksud metode sima’i adalah mendengarkan bacaan yang akan dihafalkan,
metode ini biasanya digunakan oleh penghafal yang tuna netra. Keempat, metode gabungan
yaitu antara metode wahdah dan metode kitabah digabungkan. Prakteknya setelah menghafal
satu persatu ayat kemudian ayat yang sudah dihafalkan ditulis untuk memudahkan
mengingat-ingat bacaan yang sudah dihafalkan. Kelima, metode jama’ yaitu dilakukan secara
bersama-sama, pendidik tahfiz membacakan ayatnya kemudian peserta didik menirukan ayat
yang dibacakan seorang pendidik secara bersama-sama.16
Ketika menghafal Al-Qur'an, terkadang sering terjadi penghafal lupa terhadap
hafalannya. Ada beberapa penyebab lupa dalam menghafal Al-Qur'an, namun pada dasarnya
penyebab lupa itu secara garis besar dapat dikelompokkan dalam dua hal sebagai berikut:
a. Kelupaan secara bertahap (fading), merupakan hal yang paling jelas bagi terjadinya
kelupaan. Ini disebabkan karena jaringan sel-sel yang semangatnya layu karena tidak
diperbaharui.
b. Terhalang ingatan. Sebab yang paling menonjol dalam hal ini adalah
1) Masuknya hafalan-hafalan lain yang serupa sehingga melepaskan berbagai hal
yang sudah dihafal.
2) Benturan yang dapat mengubah berbagai proses hafalan menjadi hilang.
3) Perasaan tertentu yang terkristal dalam jiwa seperti rasa takut, sakit saraf, dan
guncangan jiwa.
15
Mahmudah, “Analisis Pengaruh Hafalan Al-Qur'an Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Ma Al-
Amiriyyah Blokagung Banyuwangi,” Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran
Hukum Islam 8, no. 1, (2016): 69-83.
16
Hidayatullah dan Ali Akbar, “Pengaruh Hafalan Al-Quran Pada Prestasi Akademik Santri Pondok
Pesantren di kabupaten Kampar,” Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman 15, no. 2, (2017): 314-325.

9
Dari semua penyebab lupa dalam menghafal Al-Qur’an yang telah dijelaskan
sebelumnya, masih ada pula penyebab-penyebab lupa lainnya yang tidak berbentuk fisik,
yaitu:
a. Tidak Menguasai Makhrijul Huruf dan Tajwid
Salah satu faktor kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an adalah tidak bagusnya bacaan
Al-Qur’an seseorang, baik dari segi makhrijul huruf, kelancaran membaca maupun
tajwidnya. Oleh karena itu setiap penghafal Al-Qur’an dianjurkan untuk melalui tahap
binnazhar terlebih dahulu.
b. Tidak Sabar
Seorang penghafal Al-Qur’an harus memiliki sifat sabar dalam menghafal, tidak sabar
akan membuat hafalan menumpuk dan tidak menguasai hafalan-hafalan sebelumnya.
Setiap penghafal Al-Qur’an harus benar-benar menguasai hafalannya terlebih dahulu
baru bisa melanjutkan ke hafalan selanjutnya.
c. Tidak Sungguh-Sungguh
Tidak sungguh-sungguh akan menghasilkan sesuatu yang sia-sia, hafalan Al-Qur’an
yang dihafal dengan tidak sungguh-sungguh tidak akan melekat di dalam hati seorang
penghafal Al-Qur’an, dan hafalan tersebut akan cepat hilang dari ingatannya.
d. Tidak Menghindari dan Menjauhi Maksiat
Melakukan maksiat akan membuat seorang penghafal Al-Qur’an mudah lupa dan
yang lebih parah lagi tidak akan bisa menghafalnya, karena Al-Qur’an merupakan
kitab yang suci dan yang menghafalkannya pun harus mereka orang-orang yang
dalam keadaan bersih dan jauh dari maksiat.
e. Berganti-Ganti Mushaf Al-Qur’an
Mengganti mushaf Al-Qur’an akan memudarkan hafalan seorang penghafal Al-
Qur’an, hal tersebut disebabkan karena setiap lembaran yang dihafal telah tergambar
dengan jelas dalam benak seorang hafidz. Oleh sebab itu mengganti mushaf berarti
secara tidak langsung ia mengulang hafalan yang sebelumnya telah dihafal.17

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga hafalan Al-Qur'an:
a. Mengulang-ngulang dan membaca (nderes) secara teratur.
b. Membiasakan hafalan.
c. Mendengarkan bacaan orang lain.
d. Menggunakan hafalan Al-Qur'an sebagai zikir.

17
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), h.45

10
e. Fammi bisyauqin (membiasakan mulut untuk rindu dengan bacaan Al-Qur'an).
f. Meminta orang lain untuk mengetes hafalan Al-Qur'an.
g. Muraja’ah setiap ada kesempatan.
h. Mentadabburi makna Al-Qur'an.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hafalan Al-Qur’an


Beberapa faktor penting yang dapat mendukung lancarnya kualitas hafalan setiap
peserta didik. Pertama, faktor motivasi untuk menumbuhkan semangat menghafal bagi
peserta didik. Kedua, faktor kecerdasan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan menghafal,
namun harus disertai dengan tekad yang kuat, sungguh-sungguh, konsisten, dan kesabaran.
Ketiga, faktor usia yang masih muda. Faktor usia sangat menentukan kemampuan dalam
menghafal. Usia yang paling baik dalam menghafal adalah masa kanak-kanak, akan tetapi
dalam menghafal tidak ada batasan usia.18

Pengertian Al-Qur’an dan Hadis


Dari segi bahasa Al-Quran merupakan kata benda yang terbentuk dari kata qara’a
yang semakna dengan kata qira’ah yang berarti “bacaan”. Menurut istilah yang dikemukakan
oleh Ahmad Lufti, bahwa istilah Al-Qur’an merupakan kalam Allah Swt., yang di nuzulkan
kepada Rasulullah Muhammad Saw dengan perantara malaikat Jibril dan menjadi mukjizat
kepadanya, yang di sampaikan dengan jalan mutawatir, menjadi suatu ibadah bagi orang yang
membacanya, yang isinya diawali dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.19
Sedangkan menurut Quraish Shihab Al-Qur’an di dalamnya secara umum terdapat tujuan
pokok, di antaranya adalah
1) Petunjuk akan akidah dan kepercayaan yang wajib dianut oleh manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah Swt yang tersimpul dalam keimanan dan keesaan Allah dan
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2) Petunjuk tentang akhlak yang harus dijalankan oleh setiap manusia, baik secara
individu maupun secara kolektif. Meliputi akhlak kepada Allah Swt, akhlak kepada
sesama manusia dan akhlak kepada makhluk Allah yang lain.
3) Petunjuk tentang syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum
yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Allah dan sesama
manusia. Dengan demikian, secara umum isi pada Al-Qur’an merupakan hudan
18
Nurul Hidayah, “Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di Lembaga Pendidikan,” Ta'allum:
Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 1, (2016): 63-81.
19
Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Quran dan Hadis, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departeman Agama RI, 2009), h. 5

11
linnass (petunjuk bagi seluruh manusia) untuk mengarah pada jalan yang harus
ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nantinya.20

Hadis dari segi kebahasaan mengandung arti berita atau sesuatu yang baru. Sedangkan
dilihat dari segi istilah hadis merupakan segala perkataan, perbuatan dan sikap diam Nabi
tanda setuju (taqrir).21
Hadis menurut Zakiah Daradjat ialah perkataan, perbuatan, maupun pengakuan dari
Rasul Allah Swt.22 Sumber ajaran dalam Islam selain dari Al-Qur’an adalah hadis, yang
merupakan sumber ajaran kedua. Baik dalam Al-Qur’an maupun dalam hadis, kedua-duanya
berisi dan membahas tentang akidah, syari’ah dan lain sebagainya. Antara Al-Qur’an dan
hadis memiliki keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, sebab hadis
selain berfungsi untuk menguatkan isi dari Al-Qur’an, ia juga berfungsi sebagai penjelas isi
dari Al-Qur’an, dan memperkuat hukum yang sudah ada dalam Al-Qur'an serta menetapkan
hukum yang belum terdapat dalam Al-Qur'an.
Sebagaimana Al-Qur’an, hadis juga berisi tentang pedoman untuk kesejahteraan
dalam segala aspek kehidupan umat manusia. Secara umum hadis juga berisi panduan kepada
manusia untuk menjadi manusia seutuhnya atau muslimin yang bertaqwa. Daud Ali
mengatakan bahwa hadis memiliki tiga peranan sebagai sumber ajaran Islam kedua,
diantaranya: Pertama, menegaskan atau memperkuat lebih lanjut terhadap ketentuan yang
disebutkan dalam Al-Qur’an. Dengan demikian apa yang disebutkan dalam Al-Qur’an maka
hadis juga menyebutkan atau menerangkannya. Kedua, hadis memiliki peranan dalam
menjelaskan isi yang disebutkan atau di jelaskan dalam Al-Qur’an. Hal ini memiliki makna
bahwa apa yang disebutkan dalam Al-Qur’an maka hadis menjelaskannya lebih lanjut.
Ketiga, Menetapkan hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Artinya bahwa apa yang
tidak disebutkan dalam Al-Qur’an maka hadis menambahkannya sesuatu yang tidak ada
disebutkan keterangannya dalam Al-Qur’an atau disebutkan akan tetapi masih samar-samar.23

Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis


Pada kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah, maka kompetensi yang
utama diharapkan muncul pada diri peserta didik adalah mampu dalam membaca,
mengartikan dan juga menafsirkan baik ayat-ayat Al-Qur’an maupun dalam Hadis sesuai
dengan tema-tema yang menjadi topik yang dikaji pada setiap materi yang diajarkan pada

20
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), h. 40
21
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 111
22
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 20
23
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 112-113.

12
mata pelajaran Al-Qur’an Hadis. Sehingga nantinya dapat dijadikan dasar untuk mempelajari,
meresapi dan juga menghayati pokok-pokok isi dari Al-Qur’an dan Hadis, serta dapat
menarik pembelajaran berharga yang tersirat di dalamnya secara keseluruhan, setelah
membahas materi yang telah disusun dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadis.24
Pada tingkat MTs, bahan pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah pendalaman maupun
perluasan dari bahan kajian yang terdapat pada jenjang pendidikan MI untuk diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu bekal ketika mengikuti pendidikan di tingkat
selanjutnya.25 Adapun ruang lingkup atau cakupan pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di
Madrasah Tsanawiyah diantaranya:
1) Membaca dan menulis ayat-ayat yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadis, serta
penerapan ilmu tajwid.
2) Menterjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadis dengan metode penterjemahan
perkata dan melakukan interpretasi atau penafsiran ayat yang terdapat dalam Al-
Qur’an maupun Hadis untuk memperkaya khazanah intelektual.
3) Mengimplementasikan isi kandungan baik dalam ayat-ayat Al-Qur’an maupun dalam
Hadis yang merupakan bagian pengamalan nyata dalam kehidupan keseharian.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat field reasech atau dikenal juga dengan penelitian lapangan yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono, pendekatan kuantitatif yaitu
penelitian yang dalam pengumpulan datanya menghasilkan data yang berbentuk angka.26
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Budi Agung Medan. Populasi penelitian merupakan siswa
kelas IX tahfiz dengan jumlah 45 orang. Dilihat dari jumlah populasi yang ada, peneliti
menentukan sampel dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Dikatakan sampling jenuh
karena teknik penelitian sampel dengan menggunakan semua anggota populasi sebagai
sampel, biasanya dilakukan jika populasi kurang dari 100.27 Jadi sampel dalam penelitian ini
berjumlah 45 orang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kuantitatif non-eksperiment dan desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian Ex Post
Facto. Selanjutnya penelitian ini menggunakan angket, observasi dan dokumentasi pada
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan melihat langsung
bagaimana proses pembelajaran program tahfiz berlangsung. Teknik pengumpulan data

24
Zakiyah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 187.
25
Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), h. 187.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 8.
27
Syaukani Hasbi, Metode Penelitian Pendidikan, (Medan: Manhaji, 2022), h. 49

13
angket dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh program tahfiz terhadap prestasi
belajar Al-Qur’an Hadis kelas IX MTs Budi Agung Medan. Teknik pengumpulan data
dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data pendukung prestasi belajar Al-Qur’an Hadis
siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan. Penelitian mengkaji data tentang program tahfiz
yang dijadikan variabel terikat atau dikenal dengan “dependent variable” dilambangkan “X”.
Sedangkan prestasi belajar Al-Qur’an Hadis sebagai variabel bebas atau dikenal
“independent variable” dilambangkan “Y”.

Y
X : program tahfiz
Y : prestasi belajar Al-Quran Hadis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data statistic. Data-data yang diperoleh merupakan data yang signifikan antara
pengaruh program tahfiz terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi
Agung Medan. Pengolahan data dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh program tahfiz terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi
Agung Medan. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif meliputi uji normalitas, uji
linearitas, uji determinasi, uji regresi linear sederhana dan uji hipotesis. Adapun hipotesis dari
penelitian ini ialah terdapat pengaruh program tahfiz terhadap prestasi belajar Al-Qur’an
Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mengetahui prestasi belajar Al-Qur’an Hadis kelas IX MTs Budi Agung Medan
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dengan meminta hasil ulangan
harian Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan kepada guru mata pelajaran
Al-Qur’an Hadis. Berikut hasil ulangan harian yang diperoleh siswa kelas IX MTs Budi
Agung Medan:
Tabel 1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadis Kelas IX
No Nama Nilai
1 Siswa 1 90
2 Siswa 2 92
3 Siswa 3 92
4 Siswa 4 92
5 Siswa 5 90

14
6 Siswa 6 98
7 Siswa 7 98
8 Siswa 8 90
9 Siswa 9 87
10 Siswa 10 95
11 Siswa 11 90
12 Siswa 12 98
13 Siswa 13 90
14 Siswa 14 85
15 Siswa 15 90
16 Siswa 16 90
17 Siswa 17 98
18 Siswa 18 98
19 Siswa 19 90
20 Siswa 20 95
21 Siswa 21 90
22 Siswa 22 89
23 Siswa 23 89
24 Siswa 24 89
25 Siswa 25 89
26 Siswa 26 89
27 Siswa 27 90
28 Siswa 28 87
29 Siswa 29 95
30 Siswa 30 90
31 Siswa 31 89
32 Siswa 32 90
33 Siswa 33 90
34 Siswa 34 90
35 Siswa 35 90
36 Siswa 36 96
37 Siswa 37 97
38 Siswa 38 90
39 Siswa 39 90
40 Siswa 40 94
41 Siswa 41 89
42 Siswa 42 89
43 Siswa 43 89
44 Siswa 44 90
45 Siswa 45 90
Jumlah 4108
Rata-Rata 91

15
Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 85

Berdasarkan tabel 1 mengenai perolehan nilai ulangan harian Al-Qur’an Hadis kelas
IX berjumlah 4108, nilai tertingginya sebesar 98, nilai terendahnya sebesar 85, dan rata-rata
yang diperoleh dari ulangan harian Al-Qur’an Hadis yaitu 91 maka masuk dalam kategori
sangat baik.
Kemudian untuk mengetahui pengaruh program tahfiz terhadap prestasi belajar Al-
Qur’an Hadis kelas IX MTs Budi Agung Medan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data angket. Berikut rekapitulasi data angket pengaruh program tahfiz terhadap prestasi
belajar Al-Qur’an Hadis kelas IX MTs Budi Agung Medan:

Tabel 2 Hasil Rekapitulasi Data Angket


Option Jawaban
No. Jumlah
SS S RR TS STS
1 21 20 4 0 0 45
2 21 21 3 0 0 45
3 21 14 10 0 0 45
4 14 20 9 2 0 45
5 11 25 8 1 0 45
6 21 17 3 3 1 45
7 0 2 2 18 23 45
8 9 19 1 10 6 45
9 5 5 10 14 11 45
10 4 17 10 8 6 45
11 14 24 6 1 0 45
12 10 18 11 5 1 45
13 10 20 11 4 0 45
14 23 18 2 2 0 45
15 8 18 12 7 0 45
16 10 13 5 6 11 45
17 3 15 11 10 6 45
18 9 15 10 8 3 45
19 3 12 11 15 4 45
20 5 15 5 14 6 45
21 8 22 9 6 0 45
22 9 27 7 2 0 45
23 5 7 14 16 3 45
24 27 12 1 5 0 45

16
25 16 20 6 3 0 45
Jumlah 287 416 181 160 81 1125
Persentase 26% 37% 16% 14% 7% 100%

Berdasarkan tabel 2 hasil rekapitulasi data angket di atas, dapat diketahui bahwa siswa
yang menjawab sangat setuju 26%, siswa yang menjawab setuju 37%, siswa yang menjawab
ragu-ragu 16%, siswa yang menjawab tidak setuju 14%, dan siswa yang menjawab sangat
tidak setuju 7%.
Setelah diperoleh data angket tersebut, peneliti melakukan uji normalitas terlebih
dahulu sebagai uji prasyarat. Berikut uji normalitas data angket terkait pengaruh program
tahfiz terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan:

Tabel 3 Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 45
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 3,12293473
Most Extreme Differences Absolute ,171
Positive ,171
Negative -,093
Test Statistic ,171
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,002
d
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,124
99% Confidence Interval Lower Bound ,116
Upper Bound ,133
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Analisis uji normalitas pada data residual dalam penelitian ini menghasilkan temuan
yang menunjukkan bahwa distribusi data tersebut bersifat normal. Hal ini diperkuat oleh nilai
p-value sebesar 0,124, yang secara signifikan lebih tinggi dari batas signifikansi yang
ditetapkan sebesar 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual dalam penelitian ini
terdistribusi normal. Hasil positif ini memberikan keabsahan terhadap penggunaan analisis
statistik parametrik, karena asumsi dasar distribusi normalitas telah terpenuhi. Kesimpulan ini
memiliki implikasi penting terhadap interpretasi lebih lanjut terhadap temuan penelitian,

17
memastikan bahwa hasil analisis statistik yang dilakukan dapat diandalkan dan valid. Selain
itu, pemahaman tentang normalitas data residual dapat memberikan wawasan tambahan
terkait dengan karakteristik data yang mendasari, yang dapat membantu dalam penafsiran
hasil penelitian secara lebih holistik.
Setelah melakukan uji normalitas, peneliti melakukan uji linearitas dengan tujuan
untuk mengevaluasi keberadaan hubungan linear antara variabel independen dan dependen.
Berikut hasil uji linearitas:

Tabel 4 Uji Linearitas


ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Prestasi Belajar Between (Combined) 190,661 24 7,944 ,539 ,925
Al-Qur'an Hadis Groups Linearity 56,125 1 56,125 3,810 ,065
* Program Deviation from Linearity 134,536 23 5,849 ,397 ,982
Tahfiz Within Groups 294,583 20 14,729
Total 485,244 44

Hasil uji linearitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p-value yang
diperoleh sebesar 0,982, yang secara signifikan lebih kecil dari nilai batas signifikansi 0,05.
Hasil ini memberikan indikasi bahwa terdapat hubungan yang bersifat linear antara variabel
program tahfiz dan prestasi belajar Al-Qur'an Hadis dalam konteks penelitian ini.
Selanjutnya untuk mengetahui penilaian terhadap hubungan antara variabel terikat dan
variabel bebas dilakukan melalui perhitungan nilai koefisien determinasi menggunakan R-
square. Berikut hasil uji determinasi:

Tabel 5 Uji Determinasi


Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Prestasi Belajar Al-Qur'an ,340 ,116 ,627 ,393
Hadis * Program Tahfiz

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi, ditemukan bahwa nilai r-square


sebesar 0,116 atau setara dengan 11,6%. Temuan ini menggambarkan bahwa sekitar 11,6%
dari variasi dalam variabel prestasi belajar Al-Qur’an Hadis dalam penelitian ini dapat
dijelaskan oleh variasi dari data program tahfiz.

18
Kemudian untuk mengetahui penilaian terhadap hubungan antara variabel independen
dan dependen dilakukan melalui analisis regresi sederhana, di mana nilai koefisien dapat
diidentifikasi melalui unstandardized beta. Berikut hasil uji regresi linear sederhana:

Tabel 6 Uji Regresi Linear Sederhana

Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis = 77,471 + 0,154 (Program Tahfiz)

Makna dari persamaan regresi ini dalam konteks penelitian menggambarkan


hubungan yang signifikan antara variabel independen, yakni peran program tahfiz, dengan
variabel dependen, yaitu prestasi belajar Al-Qur’an Hadis. Menafsirkan nilai koefisien dalam
persamaan, dapat disimpulkan bahwa ketika tidak ada kontribusi dari program tahfiz, atau
nilai variabel tersebut sama dengan nol, prestasi belajar Al-Qur’an Hadis akan memiliki nilai
sebesar 77,471. Selanjutnya, setiap peningkatan sebesar 1 pada nilai program tahfiz akan
diikuti oleh peningkatan faktor penarik sebesar 0,154 pada prestasi belajar Al-Qur’an Hadis.
Interpretasi ini memberikan pemahaman yang jelas tentang besarnya dampak dan kontribusi
program tahfiz terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis.
Dan yang terakhir, peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan uji t yang
diterapkan dengan dua metode, yakni melalui evaluasi nilai t hitung yang seharusnya
melebihi nilai t tabel, atau melihat nilai p-value yang harus kurang dari 0,05. Berikut hasil uji
hipotesis:

Tabel 7 Uji Hipotesis


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 77,471 5,846 13,252 ,000
Program Tahfiz ,154 ,065 ,340 2,371 ,022
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Al-Qur'an Hadis

Hasil uji t pada hubungan antara program tahfiz dengan reslinesi menghasilkan nilai t
hitung sebesar 2,371, yang jauh melebihi nilai t tabel sebesar 2,015. Selain itu, nilai p-value

19
yang diperoleh sebesar 0,022, lebih rendah dari batas signifikansi 0,05. Temuan ini
memberikan indikasi kuat bahwa program tahfiz memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung
Medan. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian oleh Handayani bahwa pembelajaran
tahfidz di kelas III MI Darul Hikmah Kota Cirebon sudah terlaksana dengan baik, hal ini
berpengaruh terhadap hasil belajar Al-Qur’an Hadits di kelas III MI Darul Hikmah Kota
Cirebon dimana terjadi peningkatan sebesar 20,3%. Sehingga hasil belajar Al-Qur’an Hadits
di kelas III MI darul Hikmah Kota Cirebon meningkat setelah diterapkannya pembelajaran
tahfidz.28 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahman juga menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel tahfidz Al-Qur’an dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadits siswa kelas XI dan XII MA Unwanul Falah NW
Lotim Lombok Timur sebesar 12.9%. Implikasi dari hasil penelitian ini, ketika kegiatan
tahfidz Al-Qur’an dan motivasi belajar siswa tinggi akan dapat meningkatkan prestasi belajar
Al-Qur’an Hadis Siswa Kelas XI dan XII MA Unwanul Falah NW Lombok Timur.29 Selain
itu, dalam hasil penelitian Julfiyah juga menunjukkan bahwa pelaksanaan program tahfidzul
Quran di MA Banu Hasyim Waru Sidoarjo mencapai angka 95,94%, masuk pada interval 81-
100% dalam kategori “Sangat Baik”. Nilai hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-
Quran Hadits di MA Banu Hasyim Waru Sidoarjo mencapai angka 90,6 masuk pada interval
83-91 dalam kategori “Baik”. Sedangkan pengaruh pelaksanaan program tahfidzul Quran
terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-Quran Hadits di MA Banu
Hasyim Waru Sidoarjo tergolong “Sedang”. Dibuktikan dari tabel interpretasi koefisien
korelasi nilai r diketahui bahwa nilai 𝑟𝑥𝑦 sebesar 0,578 yang berada pada interval 0,40-0,599.
Sehingga program tahfidzul Qur’an ini berhubungan secara signifikan terhadap hasil belajar
Al-Qur’an Hadits peserta didik sebesar 33,41% dan sisanya 66,59% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.30

KESIMPULAN
Sesuai pemaparan peneliti diatas, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara program tahfiz terhadap prestasi belajar

28
Imas Handayani, Aceng Jaelani, dan Moh. Masnun, “Pengaruh Pembelajaran Tahfidz Terhadap Hasil
Belajar Al-Qur’an Hadits Di Kelas III MI Darul Hikmah Kota Cirebon”, Indonesian Journal Of Elementary
Education 4, no. 1, (2023): 45-55.
29
Abdul Rahman, “Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Dan Motivasi Menghafal Al-Qur’an Terhadap Prestasi
Belajar Al-Qur’an Hadist Di MA Unwanul Falah NW”, Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam 3, no. 2, (2022): 21-41.
30
Siti Julfiyah, Sufinatin Aisida, dan Lailatul Badriyah, “Pengaruh Pelaksanaan Program Tahfidzul
Quran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits Di MA Banu Hasyim Waru
Sidoarjo”, Cendikia: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran 1, no. 5, (2023): 144-155.

20
Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan. Hal ini didasarkan pada hasil
analisis data yaitu pada nilai t hitung sebesar 2,371, yang jauh melebihi nilai t tabel sebesar
2,015. Selain itu, nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,022, lebih rendah dari batas
signifikansi 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
terdapat pengaruh variabel (X) program tahfiz terhadap variable (Y) prestasi belajar Al-
Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan. Program tahfiz ini berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan
sebesar 11,6% dan sisanya 88,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. D. (2002). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Alim, N., Ritonga, M., & Mafardi, M. (2020). “Korelasi Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar
Al-Quran Dengan Hasil Belajar Al-Quran Hadits Di MAN 4 Pasaman Barat.” Intiqad:
Jurnal Agama Dan Pendidikan Islam, 12(2), 246-
255. https://doi.org/10.30596/intiqad.v12i2.4640.
Arifin, G., & Faqih, S. A. (2010). Al-Qur’an Sang Mahkota Cahaya. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Arikunto, S. (2007). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aziz, J. A. (2016). “Pengaruh Menghafal Al Qur’an terhadap Pembentukan Karakter Peserta
Didik Roudhotul Atfal (RA) Jamiatul Qurra Cimahi.” Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak Usia Dini, 2(1), 1-15.
Daradjat, Z. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Daradjat, Z. (2008). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Gunawan, S., Noor, T., & Kosim, A. (2022). “Pembentukan Karakter Religius Melalui
Program Hafal Al-Qur’an.” Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 11812-11818.
https://doi.org/10.31004/jptam.v6i2.4323.
Handayani, I., Jaelani, A., & Masnun, M. (2023). “Pengaruh Pembelajaran Tahfidz Terhadap
Hasil Belajar Al-Quran Hadits di Kelas III MI Darul Hikmah Kota
Cirebon.” Indonesian Journal of Elementary Education (IJEE), 5(1), 45-55.
Hasbi, S. (2022). Metode Penelitian Pendidikan. Medan: Manhaji.
Hidayah, N. (2016). “Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an Di Lembaga
Pendidikan.” Ta'allum: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 63-81.
Hidayatullah, H., & Akbar, A. (2017). “Pengaruh Hafalan Al-Quran Pada Prestasi Akademik
Santri Pondok Pesantren Di Kabupaten Kampar.” Al-Fikra: Jurnal Ilmiah
Keislaman, 15(2), 314-325. http://dx.doi.org/10.24014/af.v15i2.4019.
Husnawati, H., Zubaidillah, M. H., Mardiana, M., Jannah, M., & Mauizdati, N. (2023).
“Hubungan Keterampilan Membaca Al-Qur’an Terhadap Mahãrah Qirã’ah Siswa
MTsN 4 HSU.” Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 17(6),
4237-4250. http://dx.doi.org/10.35931/aq.v17i6.2842

21
Ihsan, M. (2017). “Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Di
MAN Kisaran.” ITTIHAD, 1(2), 155-171.
Julfiyah, S., Aisida, S., & Badriyah, L. (2023). “Pengaruh Pelaksanaan Program Tahfidzul
Quran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Alquran Hadits Di
MA Banu Hasyim Waru Sidoarjo.” Cendikia: Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, 1(5), 144-155.
Lutfi, A. (2009). Pembelajaran Al-Quran dan Hadis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Departeman Agama RI.
Mahmudah, M. (2016). “Analisis Pengaruh Hafalan Al-Qur'an Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Di Ma Al-Amiriyyah Blokagung Banyuwangi.” Jurnal Darussalam: Jurnal
Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam, 8(1), 69-83.
https://doi.org/10.30739/darussalam.v8i1.7.
Maknun, J., Setiawan, Y., Ramdhani, D., & Tahkim, T. (2024). “Pembelajaran Al-Qur’an
Hadits Berbasis Humanistik di MTs Nurul Jannah NW Ampenan.” Jurnal Ilmiah
Profesi Pendidikan, 9(1), 319-324. https://doi.org/10.29303/jipp.v9i1.1969.
Musgamy, A. (2014). Pengaruh Alquran dan Hadits terhadap Bahasa Arab. Al-Hikmah
Journal for Religious Studies, 15(1), 36-45.
Patoni, A. (2004). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bina Ilmu.
Qomarudin, A. (2021). “Aktivitas Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem.” Piwulang: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 4(1), 24-34. https://doi.org/10.32478/piwulang.v4i1.774.
Rahman, A. (2022). “Pengaruh Tahfidz Al-Qur’an Dan Motivasi Menghafal Al-Qur’an
Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadist Di MA Unwanul Falah NW.” al-Hikmah:
Jurnal Studi Islam, 3(2), 21-41. https://doi.org/10.51806/al-hikmah.v3i2.5002.
Safi'i, A., & Mahariah, M. (2023). “Learning To Read Al-Qur’an for Adults: an Analysis of
the Implementation of the Griya Al-Qur’an Method in Taklim Council.” Jurnal
Pendidikan Glasser, 7(2), 329-342. https://doi.org/10.32529/glasser.v7i2.2711.
Saidatun, S., Putri, S., Nadira, S., Muna, S. F., & Hamdani, R. (2023). “Problematika
Pembelajaran QH Problematika Siswa SMP Al-Washliyah Gunting Saga Dalam
Pembelajaran Al-Qur'an Hadis: Studi kasus siswa SMP Al-Washliyah Gunting
Saga.” Jurnal Generasi Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 84-93.
Shihab, M. Q. (1994). Membumikan Al-Quran. Bandung: Mizan.
Sugianto, I. A. (2004). Kiat Praktis Menghafal Al-Qur`an. Bandung: Mujahid Press.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sy, S. (2017). “Pengaruh Hadis Dalam Ilmu Fiqih dan Teologi (Kajian Tokoh dan Pemikiran
Imam Syafii).” El-Furqania: Jurnal Ushuluddin Dan Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(02),
221-233. https://doi.org/10.54625/elfurqania.v3i02.3030.
Wahid, W. A. (2012). Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an. Jogjakarta: Diva Press.

22
LAMPIRAN
a. Surat Izin Penelitian

23
b. Surat Balasan Penelitian

24
c. Instrument Penelitian

ANGKET SISWA MENGENAI PROGRAM TAHFIZ


Nama :
Kelas :
Petunjuk : Berilah tanda centang () pada kolom jawaban yang telah tersedia dengan
jujur dan sesuai dengan keadaan kalian yang sebenarnya.
Keterangan : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
SKOR
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS
1 Saya bersungguh-sungguh dalam menghafalkan Al-Qur’an.
Saya selalu berusaha untuk menyelesaikan hafalan saya sesuai target
2
waktu yang telah saya tetapkan.
3 Saya selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Semenjak mengikuti program Tahfiz saya belajar untuk disiplin dalam
4
segala hal.
Saya selalu berusaha untuk memaksimalkan waktu untuk menghafalkan
5
ayat-ayat Al-Qur’an.
6 Saya merasa susah menghafal saat melakukan maksiat.
7 Saya menghafalkan Al-Qur’an karena ingin di kagumi/puji orang.
8 Program Tahfidz menuntut saya untuk terus menambah hafalan saya.
9 Saya senang diajak bermain ketika jadwal menghafal Al-Qur’an.
10 Saya mulai malas menghafal ketika ada ayat yang sulit untuk dihafalkan.
Setiap hari saya selalu berusaha untuk menambah hafalan saya dan
11
mengulang yang sudah saya hafalkan.
12 Saya puasa sunnah untuk membantu daya ingat hafalan.
13 Saya mempunyai jadwal waktu sendiri untuk menghafalkan Al-Qur’an.
14 Saya suka menghafalkan Al-Qur’an ditempat yang sepi.
15 Saya mengisi waktu luang dengan murojaah atau menambah hafalan.
16 Saya senang ketika ada orang yang memuji hafalan saya.
17 Saya mudah putus asa ketika kesulitan dalam menghafalkan Al-Qur’an.
18 Semangat menghafal saya menurun saat tugas sekolah banyak.
19 Saya suka mengulur-ngulur waktu ketika mau menghafal Al-Qur’an.
20 Saya menghafalkan Al-Qur’an tergantung mood.
21 Saya menghafalkan Al-Qur’an saat malam hari.
22 Saya belajar bertanggung jawab untuk menjaga hafalan.
23 Konsentrasi belajar saya terganggu saat mau setoran hafalan.
24 Saya merasa sedih ketika hafalan berkurang.
Adanya kemiripan ayat-ayat yang satu dengan yang lain, sehingga
25
sering membingungkan saya dalam menghafal Al-Qur’an.

25
d. Data Mentah Penelitian
1) Isian Angket
a) Tabulasi Data Angket Program Tahfiz

Pernyataan
Responden P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R1 3 4 3 2 3 1 2 4 1 5 4 1 3 3 2 1 2 3 3 5 3 4 3 3 5 73
R2 4 4 4 5 4 5 1 4 5 5 4 3 3 5 4 1 3 3 5 5 3 3 5 5 5 98
R3 5 5 3 3 5 4 2 4 3 5 4 3 4 4 2 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 95
R4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 3 5 3 3 4 4 3 4 4 4 3 5 5 93
R5 5 5 4 4 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 1 1 3 2 2 4 4 3 2 3 79
R6 5 5 5 5 5 4 1 2 2 2 3 5 5 4 4 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3 85
R7 5 5 5 4 4 3 1 4 2 2 5 4 5 5 4 5 3 3 2 1 4 5 3 5 2 91
R8 4 3 3 4 3 5 2 5 3 4 4 4 5 5 3 1 5 5 5 4 2 3 5 5 5 97
R9 4 4 4 3 3 5 1 4 5 3 4 4 4 4 3 1 4 5 4 4 4 4 3 5 5 94
R10 5 5 3 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 5 3 2 4 4 4 4 5 3 2 4 4 99
R11 4 5 3 4 4 5 2 5 3 4 4 3 4 5 3 4 5 3 4 3 4 4 2 5 3 95
R12 5 5 5 4 4 5 1 2 4 4 4 4 4 5 3 2 4 5 4 2 5 5 2 5 4 97
R13 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 3 5 4 2 4 1 2 2 2 2 2 4 2 4 4 77
R14 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 2 4 3 4 3 80
R15 5 5 4 5 5 5 1 2 1 4 5 5 5 5 5 5 1 2 3 3 4 5 4 5 5 99
R16 4 4 5 4 4 5 1 4 1 1 5 4 5 5 5 4 4 4 1 4 5 4 4 5 4 96
R17 5 4 4 5 5 5 1 5 3 3 4 5 5 5 3 5 3 3 4 2 5 5 3 5 4 101
R18 5 5 5 5 4 4 2 1 2 1 4 4 3 5 4 4 1 1 1 1 4 4 1 5 4 80
R19 4 4 5 4 4 4 2 5 5 4 2 3 3 2 2 5 4 4 4 4 5 2 2 2 4 89
R20 4 5 5 3 4 4 1 4 3 3 4 5 4 4 2 3 2 5 3 5 2 4 5 5 5 94
R21 5 5 3 3 4 2 2 1 3 4 5 5 3 5 4 1 1 5 3 2 5 5 2 4 5 87

26
R22 4 4 5 5 4 5 1 4 4 5 3 3 3 5 2 5 4 4 4 2 2 2 2 4 2 88
R23 5 5 4 4 4 4 1 2 1 3 5 4 4 4 4 1 2 4 2 2 4 4 2 4 4 83
R24 4 3 5 2 3 2 4 1 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 5 4 83
R25 3 5 5 5 5 5 1 4 3 3 5 4 4 5 5 1 3 3 5 2 3 3 3 2 4 91
R26 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 83
R27 4 4 4 3 3 5 2 4 2 3 5 3 5 5 3 1 2 2 3 3 4 4 2 5 4 85
R28 5 5 5 5 4 4 2 1 2 1 4 4 3 5 5 4 1 1 2 1 4 5 2 5 4 84
R29 5 5 5 5 5 3 1 5 1 3 5 5 5 4 5 3 3 5 1 1 5 5 5 5 5 100
R30 5 3 3 3 3 5 2 5 2 2 4 2 4 5 5 4 2 3 2 2 4 4 2 5 4 85
R31 4 4 3 5 4 5 1 4 5 4 4 3 2 4 3 5 3 5 4 4 3 4 3 4 2 92
R32 4 4 5 4 4 5 1 5 1 1 4 4 4 5 4 4 1 1 1 1 4 4 1 5 4 81
R33 5 4 4 4 3 5 1 3 1 3 5 3 4 5 4 4 3 3 2 2 3 4 3 5 5 88
R34 5 5 5 4 5 4 1 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 4 3 4 3 82
R35 4 4 4 4 4 2 2 5 2 4 4 4 4 4 5 2 3 4 2 4 4 3 2 4 3 87
R36 5 5 4 5 5 5 1 2 2 4 5 4 5 4 4 3 4 2 2 1 3 4 2 5 5 91
R37 5 5 4 5 5 5 1 2 1 4 5 5 5 5 5 3 2 5 3 4 5 5 2 5 5 101
R38 4 4 5 4 5 4 1 4 2 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 102
R39 5 5 5 5 4 4 2 1 1 2 4 5 4 4 4 5 2 2 2 2 4 4 4 4 4 88
R40 4 4 5 3 4 4 1 4 3 4 4 2 3 5 2 5 3 4 3 4 4 3 3 5 5 91
R41 3 4 5 4 4 5 2 2 5 2 4 4 3 5 3 5 5 2 2 5 3 4 2 5 5 93
R42 4 5 4 4 3 4 2 4 2 4 5 2 2 4 2 1 4 4 3 3 3 4 2 2 4 81
R43 4 4 5 4 4 5 1 4 1 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 5 4 89
R44 5 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 101
R45 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 5 90

27
b) Jawaban Angket Siswa

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
2) Hasil Observasi
Program kelas tahfiz di MTs Budi Agung Medan memiliki target hafalan minimal
5 juz. Namun ternyata ada siswa yang hanya hafal 3 juz saja, tetapi ada juga siswa yang
hafal sampai 10 juz. Program kelas tahfiz ini masuk ke dalam mata pelajaran yang
dilaksanakan setiap hari dengan 3 jam pembelajaran. Program kelas tahfiz di MTs Budi
Agung Medan menggunakan metode talaqqi, tikrar, tasmi’, tahsin, dan muroja’ah dalam
pembelajarannya. Adapun evaluasi program kelas tahfiz ini berupa hafalan, muroja’ah,
dan bacaannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana proses pembelajaran tahfiz di MTs Budi
Agung Medan, peneliti menggunakan lembar observasi sebagai alat pengumpul data
penerapan pembelajaran tahfiz di kelas IX MTs Budi Agung Medan. Dalam instrumen
observasi ini peneliti menggunakan observasi Skala Guttman dengan pilihan jawaban
“Ya” mendapat skor 1 dan jawaban “Tidak” mendapat skor 0. Dengan item yang di
observasi sebanyak 10 item. Berikut hasil observasinya:
Tabel 8 Lembar Observasi Proses Pembelajaran Tahfiz
No Aspek Yang Diteliti Ya Tidak Keterangan
1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan 
membaca Do’a.
2 Guru menyampaikan pembelajaran dengan baik. 
3 Guru membimbing peserta didik pada proses 
menghafal.
4 Pembelajaran berlangsung sesuai dengan metode 
dan tahapan yang telah disepakati.
5 Peserta didik menyetorkan hafalan sesuai dengan 
metode hafalan yang telah disepakati.
6 Guru menguasai materi yang akan disampaikan. 
7 Peserta didik memahami materi pembelajaran yang 
disampaikan oleh guru.
8 Ketika guru sedang menerangkan materi, peserta 
didik mendengarkan dengan baik.
9 Guru memberikan hasil belajar kepada peserta didik 
terutama dalam mengahafal Al-Qur’an.
10 Guru memberikan feedback pembelajaran tahfidz 
Al-Qur’an.

P= x 100%

P= x 100%

P = 90%
73
Berdasarkan hasil skor lembar observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran tahfiz di kelas IX MTs Budi Agung Medan sebesar 90% dan termasuk
kedalam kategori “sangat baik” karena berada diantara 81% - 100%.

3) Dokumentasi
Untuk mengetahui prestasi belajar Al-Qur’an Hadis kelas IX MTs Budi Agung
Medan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dengan meminta
hasil ulangan harian Al-Qur’an Hadis siswa kelas IX MTs Budi Agung Medan kepada
guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadis. Berikut hasil ulangan harian yang diperoleh siswa
kelas IX MTs Budi Agung Medan:
Tabel 9 Data Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadis Kelas IX

Nama PH 1 Kelas/Mapel: IX.1/Al Qur`an Hadis

Materi Fasih Membaca Al-Qur'an dengan Tajwid Membentuk Sikap Disiplin

No NIS NISN Nama Nilai


1 212725 0092372200 ADELIA MUTHI TANJUNG 90
2 212727 0091729244 ADRIAN SAPUTRA 92
3 212724 0093812348 AIRA SYAHPUTRI 92
4 212730 0091254869 AISHA LAURA HERFIZA 92
5 213120 0099937427 ASHAFA AZZAHRA 90
6 215434 0087620452 AUREL SYAZWANA QOLBI 98
7 212753 0097096485 AZAHRA NURAINI 98
8 220233 3099605352 CHELSI INDRIANI 90
9 234568 0089787115 DHIKRI AULIA AHMAD 87
10 212771 0093366727 FADLAN AMALDINA 95
11 212773 0097751897 FAIHA KHANZA NABILAH 90
12 212778 0085447263 FATIMAH ZAHRA 98
13 150211 3105721158 FEBBY ANGGRAINI 90
14 220235 0096111604 HABIB AR RIZKY 85
15 210211 0092133457 HUSNA SALSABILLA 90
16 212793 0098120924 JIHAN HUMAIRA 90
17 212805 0099360779 LUTHFIA MAHPUJA 98
18 212807 0093070672 M .DZAKI FATAHILAH 98
19 212813 0099829891 M FAJAR SETIAWAN 90
20 212817 0105828587 M KURNIAWAN TARO 95
21 210018 0089688206 M MUYASSAR HAFIZH 90
22 212807 0095242559 M. BAGAS SATRIA 89
23 212808 0095638474 M. DZAKY FAWWAZ JUSUF 89
24 212816 0097410837 M. KEVIN KHAIRI 89
25 123456 0091210706 M. YAZID 89
26 212823 0104684188 MHD. FATHIN FASIHUL LISAN 89

74
27 220234 0103864312 MINLADUNKA RAHMA AZHARI 90
28 212830 0095476788 MUHAMMAD AL FARIZI IMRONI 87
29 212940 3109135735 MUHAMMAD PERDANA PRASETYA 95
30 220236 0095832788 MUHAMMAD RIZKY FADILLAH 90
31 212847 0098291847 MUHAMMAD ZAKIRA AKBAR 89
32 212852 0089136736 NABIILAH HAFIZAH PUTRI 90
33 212853 0095016246 NABILA PUTRI 90
34 212856 0095172596 NADA RANIA SANDY 90
35 213456 0099141811 NALITA PUTRI 90
36 217654 0101518863 NAYNA FARISHAH RAHMA ALIYAH 96
37 212865 0092746338 NAZWA DWI KHAIRANI 97
38 212866 0094241490 NUR FITRI RAHMADHANI 90
39 151514 3079343230 PIKI ADITIYA 90
40 212876 0096883200 RAFI PRATAMA 94
41 212880 0087100561 RARA NOVASYA 89
42 212894 3093273351 SUHAYLA BR. HASIBUAN 89
43 212900 0098621290 SYAHKIRA YUDITA AINI 89
44 160056 0092218992 SYIFA NURAINI 90
45 212921 0096854595 ZALWA ZATTIHULWANI 90

Gambar 1 Penjelasan Pengisian Angket Kepada Siswa

75
Gambar 2 Pembagian Lembar Angket Kepada Siswa

Gambar 3 Pengisian Angket Oleh Siswa

76
Gambar 4 Foto Bersama Dengan Siswa Kelas IX serta Wali Kelas Sekaligus Guru
Tahfiz dan Guru Al-Qur'an Hadis

77

Anda mungkin juga menyukai