Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Indonesia

Ada beberapa faktor masuknya eropa ke nuswantara, yang pertama jatuhnya


konstatinopel ke tangan turki utsmani pada tahun 1453, Konsep Gold, Glory, Gospel,
kemajuan ilmu penrgetahuan dan teknologi, seperti peta, kompas, teropong. Bangsa
eropa yang pertama masuk ke nusantara adalah portugis lalu diikuti oleh beberapa
bangsa eropa lainnya.

Portugis:
Portugis datang ke malaka setelah mendengar kabar dari pedagang asia mengenai
kekayaan malaka. Pada awalnya bangsa Portugis diterima dengan baik oleh
masyarakat malaka, namun komunitas dagang islam internasional meyakinkan
sultan mahmud syah jika portugis merupakan ancaman. Setelah itu terjadi
peperangan antara malaka dan portugis. Alfonso de Albarquerque memimpin
peperangan untuk menguasai malaka sebagai pusat perdagangan rempah-rempah
di asia tenggara pada 10 Agustus 1511.
Setelah berhasil menguasai malaka, portugis disambut baik oleh kerajaan ternate
yang pada saat itu sedang berperang dengan kerajaan tidore. Portugis membantu
ternate dalam peperangan dan perlahan mulai memonopoli perdagangan.

Spanyol:
Spanyol menggelar ekspedisi mencari rempah – rempah dibawah pimpinan
Fernando de Magelhaens atau ferdinand magellan. Pada 1521, magellan tiba di
pulau cebu, Filipina. Ia diterima baik oleh raja cebu yang saat itu sedang
bermusuhan dengan mactan. Namun magellan terbunuh di tangan mactan sehingga
ekspedisi di lanjutkan oleh del cano. Del cano lalu memimpin ekspedisi ke Tidore,
kerajaan tidore menerima dengan baik kedatangan spanyol dikarenakan tidore yang
sedang berperang melawan ternate.
Spanyol menjadi sekutu kerajaan tidore dalam berperang melawan ternate dan
spanyol. Peperangan terus terjadi hingga di tanda tanganinya perjanjian saragosa
pada 1529 yang berisi, Spanyol harus meninggalkan maluku dan memusatkan
kegiatannya di filipina dan Portugis tetap melakukan perdagangan di maluku.

Belanda:
Belanda terinspari untuk mencari pulau rempah – rempah berkat kesuksesan
Portugis. Maka pada 1596 Belanda memulai ekspedisinya dibawah kepemimpinan
Cornelius de houtman. Belanda pertama kali sampai di Banten sebagai daerah
pelabuhan lada terbesar, Namun tak berselang lama Belanda harus angkat kaki dari
Banten karena penolakan rakyat pribumi. Belanda kembali ke negaranya dengan
keuntungan yang besar setelah membawa rempah – rempah dari nusantara.
Setelah ekspedisi pertama itu berhasil, banyak penjelajah lain yang ingin berlayar ke
nusantara.

Akibat banyaknya perusahaan – perusahaan yang berlayar ke nusantara, stok


rempah – rempah di Eropa semakin bertambah banyak dan mengalami inflasi,
sehingga banyak para pedagang yang merugi. Hal ini lah yang menjadi cikal bakal
berdirinya perusahaan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) pada 1602.
VOC diberi hak khusus yang disebut Hak oktroi. Dengan hak ini VOC dapat
monopoli perdagangan rempah-rempah, mencetak mata uang sendiri, memiliki
pasukan dan aramda laut, membangun benteng serta hak membuat perjanjian dan
menyatakan perang. VOC juga melakukan politik devide et empera untuk menguasai
daerah – daerah di nusantara.

Namun korupsi, manajemen yang buruk dan persaingan ketat dari Inggris (East
India Company) mengakibatkan runtuhnya VOC menjelang akhir abad ke-18. Pada
tahun 1796, VOC akhirnya bangkrut dan kemudian dinasionalisasi oleh pemerintah
Belanda. Akibatnya, harta dan milik (aset) VOC di Nusantara jatuh ke tangan
mahkota Belanda pada tahun 1800. Namun, ketika Perancis menduduki Belanda
antara tahun 1808, aset-aset tersebut dipindahkan ke tangan Perancis.

Pada tahun 1808, Louis Napoleon, yang merupakan adik Napoleon Bonaparte
menunjuk gubernur jendral Herman William Daendels untuk memimpin pulau jawa
serta mempertahankannya dari serangan Inggris. Daendels terkenal dengan
kebijakannya membangun jalan pos Anyer-Panarukan.

Inggris:

Pada 1811, Inggris menguasai nusantara setelah serangannya ke Batavia, pusat


kekuatan Belanda. Tak selang lama wilayah sekitarnya juga dapat dikuasai dengan
mudah oleh Inggris. Inggris dibawah kepemimpinan Thomas Stamford Raffles
berhasil merebut kekuasaan Belanda di Indonesia dengan ditandatanganinya
perjanjian Tuntang. Dibawah pemerintahannya, Raffles banyak mereformasi
kebijakan dari Belanda. Ia membuat kebijakan dengan berpegang pada tiga prinsip
yakni: Segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti penanaman
bebas oleh rakyat. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan
para bupati dimasukkan sebagai bagian pemerintah kolonial. Atas dasar pandangan
bahwa tanah itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap dianggap sebagai
penyewa.
Berakhirnya pemerintahan Raffles di Nusantara ditandai dengan adanya Convention
of London pada tahun 1814. perjanjian tersebut ditandatangani di London oleh wakil-
wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut.
1) Nusantara dikembalikan kepada Belanda.
2) Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap di tangan Inggris.
3) Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris sedangkan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.
Belanda:

Van der Capellen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal, menerapkan kebijakan


dalam menghapuskan peran penguasa tradisional, menerapkan pajak yang
memberatkan rakyat, sehingga muncul banyak perlawanan dari rakyat. Belanda juga
mengutus Johannes van den Bosch untuk meningkatkan penerimaan negara
Belanda yang kosong akibat perang dengan masyarakat Nusantara dan Bangsa
Eropa lainnya.

Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa (cultuur stelsel) sejak tahun
1830. Penerapan cultuur stelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu
tanam yang melebihi usia tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap
kena pajak, hingga rakyat harus menyediakan sampai setengah tanahnya. Meski
begitu, Tanam Paksa juga berdampak positif karena rakyat Indonesia mengetahui
jenis-jenis tanaman baru dan mengetahui cara tanam yang baik.

Ratu Belanda Wilhelmina membuat pengumuman pada pidato tahunannya di 1901


bahwa kebijakan baru, Politik Etis, akan diterapkan di Hindia Belanda. Politik Etis ini
(yang merupakan pengakuan bahwa Belanda memiliki hutang budi kepada orang
pribumi Nusantara) bertujuan untuk meningkatkan standar kehidupan penduduk asli.
Cara untuk mencapai tujuan ini adalah melalui intervensi negara secara langsung
dalam kehidupan (ekonomi), dipromosikan dengan slogan 'irigasi, pendidikan, dan
emigrasi'. Namun, pendekatan baru ini tidak membuktikan kesuksesan yang
signifikan dalam hal meningkatkan standar kehidupan penduduk asli.

Namun, Politik Etis itu ada efek samping yang sangat penting. Komponen
pendidikan dalam politik ini berkontribusi signifikan pada kebangkitan nasionalisme
Indonesia dengan menyediakan alat-alat intelektual bagi para elite masyarakat
Indonesia untuk mengorganisir dan menyampaikan keberatan-keberatan mereka
terhadap pemerintah kolonial. Politik Etis ini memberikan kesempatan lewat sistem
edukasi, untuk sebagian kecil kaum elit Indonesia, untuk memahami ide-ide politik
Barat mengenai kemerdekaan dan demokrasi. Maka, untuk pertama kalinya orang-
orang pribumi mulai mengembangkan kesadaran nasional sebagai 'orang
Indonesia'.

Pada 1908, para mahasiswa di Batavia mendirikan asosiasi Budi Utomo, kelompok
politis pribumi yang pertama. Peristiwa ini dianggap sebagai saat kelahiran
nasionalisme Indonesia. Hal ini memulai tradisi politik kerja sama antara elit muda
Indonesia dan para pejabat pemerintahan Belanda yang diharapkan untuk
membantu wilayah Hindia Barat mencapai kemerdekaan yang terbatas.

Bab selanjutnya dalam proses kebangkitan nasionalisme Indonesia adalah pendirian


partai politik pertama berbasis masa, Sarekat Islam, pada tahun 1911. Pada
awalnya, organisasi ini didirikan untuk mendukung para pengusaha pribumi terhadap
pengusaha Tionghoa yang mendominasi ekonomi lokal namum Sarekat Islam ini
kemudian mengembangkan fokusnya dan mengembangkan kedasaran politik
populer dengan tendensi subversif.

Peristiwa penting lainnya bagi nasionalisme Indonesia adalah Sumpah Pemuda


pada tahun 1928. Pada kongres yang dihadiri organisasi-organisasi pemuda ini, tiga
idealisme diproklamasikan, menyatakan diri memiliki satu tanah air, satu bangsa dan
satu bahasa. Tujuan utama dari kongres ini adalah mendorong persatuan antara
kaum muda Indonesia. Di dalam kongres ini lagu yang kemudian menjadi lagu
kebangsaan nasional (Indonesia Raya) dikumandangkan dan bendera nasional di
masa kemerdekaan (merah-putih) dikibarkan untuk yang pertama kalinya.
Pemerintah kolonial Belanda bertindak dengan melakukan aksi-aksi penekanan.
Para pemimpin nasionalis muda, seperti Sukarno (yang di kemudian hari menjadi
presiden pertama Indonesia) dan Mohammad Hatta (wakil presiden Indonesia yang
pertama) ditangkap dan diasingkan.

Jepang:

Pada tanggal 11 Januari 1942, tentara Jepang dan angkatan lautnya yang kurang
lebih berjumlah 20.000 orang mendarat di pantai timur wilayah Tarakan, Kalimantan
Timur. Begitu tiba di Tarakan, tentara Jepang disambut oleh tentara Belanda yang
sudah menduduki wilayah itu. Belanda yang tidak terima tentu menyerang tentara
Jepang, sehingga terjadilah pertempuran sengit.

Pada tahun yang sama, faksi dari Sumatera menerima bantuan Jepang untuk
mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda di Indonesia. Singkatnya,
pada bulan Maret 1942 pasukan Belanda akhirnya dapat dikalahkan Jepang.

Walaupun bertujuan menjajah, Jepang berhasil mengelabui rakyat Indonesia dengan


kedok menjadi penyelamat Asia lho Pahamifren. Kedatangan Jepang juga
membawa dampak positif bagi Indonesia.
Dampak Positif Kedatangan Jepang ke Indonesia

 Jepang mendukung gerakan anti-Belanda yang membakar semangat nasionalisme


bangsa Indonesia.
 Jepang membolehkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi nasional.
 Jepang menginisiasi pembentukan strata masyarakat hingga paling bawah yaitu RT
(Rukun Tetangga), atau yang dalam bahasa Jepang disebut tonarigumi.
 Jepang mendekati pemimpin nasional Ir. Soekarno untuk memobilisasi dukungan
rakyat Indonesia.
 Jepang ikut menggugah rakyat membentuk BPUPKI dan PPKI sebagai Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
 Jepang juga menginisiasi pendirian koperasi dan sekolah untuk kepentingan rakyat
Indonesia.
 Budaya Jepang yang disiplin diperkenalkan dalam kegiatan upacara bendera di
sekolah.
 Tentara Jepang bersedia melatih dan mempersenjatai pemuda Indonesia, awalnya
untuk kepentingan Jepang, tapi akhirnya dipergunakan pemuda bangsa ini untuk
melawan Jepang sendiri.

Dampak Negatif Kedatangan Jepang Ke Indonesia


Selain dampak positif, kedatangan Jepang juga membawa kerugian besar bagi
Indonesia, antara lain:

 Jepang menguasai daerah strategis yang dianggap penting. Sehingga Jepang


melakukan kesewenang-wenangan kepada rakyat.
 Banyak rakyat Indonesia yang mengalami siksaan fisik, penahanan tanpa alasan,
perbudakan seks hingga hukuman mati.
 Jepang menerapkan sistem kerja paksa Romusha. Sistem ini sangat tidak
manusiawi dan menyebabkan banyak korban meninggal dunia.
 Jepang menyebabkan rakyat menderita kelaparan, karena perampasan hasil bumi
dan sumber pangan rakyat.
 Suara rakyat dibungkam, pers dibatasi sehingga tidak ada yang berani mengungkap
kejahatan Jepang.
 Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah, seperti maraknya
perampokan, pemerkosaan dan kejahatan lain di tengah masyarakat.
 Standar pendidikan Indonesia menurun drastis, akibat Jepang mempekerjakan guru-
guru pribumi sebagai pejabat yang mudah diperalat.

Anda mungkin juga menyukai