Terminal Giwangan
Terminal Giwangan
Di Terminal Giwangan siang itu dengan suasana tenang,panas, dan hanya terdengar suara
kendaraan terlihat anak perempuan dengan ibunya membawa barang bawaan yang banyak
menuju tempat pembelian tiket bus. Kulihat alis yang mengerut pertanda tak ingin berpisah,
tak rela merasa jauh. Apalah daya demi kepentingan dan keberlangsungan hidup, mereka
rela berpisah dan mengasingkan perasaan tak rela walaupun sebenarnya memang tak rela.
Sang anak senyum namun semu, terminal ini menjadi saksi berpisahnya dengan orang
terkasih.
Disaat jam kerja, ketika datang ke terminal Giwangan terlihat banyak beberapa ruko
yang menjual makanan dan snack-snack. Aku sempat berbincang dengan salah satu
pedagang disana dan yang aku dapat dari percakapan itu adalah setiap di hari kerja toko-
toko tersebut sangat sepi pelanggan. Terkhusus kutanya kepada penjual tempat aku
membeli es krim, dia berkata bahwa toko dia bisa ramai pengunjung hanya ketika di hari
libur saja dan itupun tidak yang begitu ramai serta pendapatan yang didapat pun tidak
seberapa, tetapi penjual itu tetap berusaha dan tetap sabar menunggu pelanggan, bahkan
sampai ada penjual yang tertidur saking sepinya pembeli.
NAMA : Mirna isnaini
NIM : 2311288014
JURUSAN : TEATER
PENGAJAR : DR. HIRWAN KUARDHANI., M.HUM.
Sinar cahaya pun sudah menguning, aku dan sahabatku pun bergegas meninggalkan stasiun
ini. Tiba-tiba terdengar suara klakson yang keras sekali, dan hampir saja menubruk
pasangan suami istri yang sedang mengangkat kardus bekas.
" Hati-hati dong pak kalau lagi nyetir, istri saya sedang hamil "
bentak suami ibu tersebut.
Bus itu pun terus melaju meninggalkan pasangan tersebut, tanpa meminta maaf sedikitpun.
Tampak kusut dan bau matahari membanjiri tubuh pasangan tersebut. Aku pun tak berani
mendekatinya, hanya kupantau dari jauh.
" Cukuplah Mas untuk makan seminggu" dengan senyum simpul yang membuat pipi
istrinya agak cekung
" Tidak Dek, kita perlu uang untuk biaya persalinan" sambil mengikat kardus yang akan
dirongsokan.
Pasangan itu pun berjalan lagi ke toko-toko mencari kardus yang mungkin bisa diambil dan
bisa dijual.
Saat datang ke terminal banyak sekali yang ingin bepergian, aku sempat berbicara kepada
salah satu orang di sana , mengenai jadwal pemberangkatan bus, biasanya bus beroperasi
dari jam 9 pagi dengan tujuan yang bisa dikata lumayan jauh. Ada juga beberapa warung
makan untuk mereka yang ingin bepergian bisa mengisi perut mereka.