Anda di halaman 1dari 33

RENCANA KESELAMATAN

KONSTRUKSI (RKK)

PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENANGANAN RINTANG JALAN LINTAS PRABUMULIH – TARAHAN TAHAP II


ANTARA GILAS – SEPANCAR Km.207+000 – Km. 210+500

KELOMPOK KERJA PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PAKET


PEKERJAAN SATUAN KERJA BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS II
PALEMBANG PADA BIRO LAYANAN PENGADAAN DAN
PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA SEKRETARIAT JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
1/33
DAFTAR ISI
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi....................................2
A.1 Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal..............................................2
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi..................................................................................3
B. Perencanaan keselamatan konstruksi........................................................................................4
B.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.....................................4
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)...........................................................................8
B.3 Standar dan peraturan perundangan...............................................................................8
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi............................................................................................18
C.1 Sumber Daya....................................................................................................................18
C.2 Kompetensi.......................................................................................................................18
C.3 Kepedulian........................................................................................................................18
C.4 Komunikasi.......................................................................................................................18
C.5 Informasi Terdokumentasi...............................................................................................20
D. Operasi Keselamatan Konstruksi................................................................................................21
D.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi..........................................................................21
D.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat........................................................22
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi...................................................................................23
E.1 Pemantauan dan evaluasi................................................................................................23
E.2 Tinjauan manajemen........................................................................................................24
E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi...................................................................24

LAMPIRAN...........................................................................................................................25
Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi..................................................................................26
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penetapan Pengendalian Risiko K3....................27
Tabel 2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus & Program Khusus)..............................................28
Tabel 3. Jadwal Program Komunikasi.........................................................................................29
Tabel 4. Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)..................................................30
Tabel 5. Pemantauan Dan Evaluasi.............................................................................................31

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
2/33
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
Nuansa- KSO adalah Perusahaan/Penyedia Jasa yang bergerak di bidang konstruksi persinyalan.
Perusahaan menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama dan berkomitmen untuk
melindungi keselamatan semua orang yang memegang peranan penting dalam pekerjaan dan para
klien yang menggunakan produk dan layanan perusahaan dan juga lingkungan tempat bekerja.

A.1 Kepedulian Pimpinan terhadap isu eksternal dan internal

KEINGINAN DAN HARAPAN


NO ISU DAMPAK KATEGORI ISU JENIS ISU JENIS SWOT SUMBER ISU
INTERNAL EKSTERNAL
Keinginan: Keinginan:
– Personil dalam – Tidak
kondisi sehat mengganggu
dari wabah aktifitas
Mengikuti
Produktivitas COVID‐ 19 pekerjaan
protokol
Pandemi dan Harapan
kesehatan yang
1 Corona Virus Keselamatan Harapan – Situasi kerja
diatur oleh Eksternal Strength Struktur
Disease 2019 dan – Tidak terjadi aman
Pemerintah organisasi
(COVID‐19) Kesehatan penyebaran terhadap
Negara Republik
Kerja antara personil lingkungan
Indonesia
sekitar lokasi
pekerjaan

Keinginan: Keinginan:
– Penambaha n – Tidak
personil mengganggu
diharapkan aktifitas
Struktur penerapan Harapan
organisasi SMKK lebih – Metode kerja
2 keselamatan Penambahan Struktur efektif aman
Kinerja Internal Strength
konstruksi personil organisasi terhadap
dalam Harapan lingkungan
pekerjaan – Tidak terjadi
kecelakaan
dan penyakit
akibat kerja

Keinginan: Keinginan:
– Penambahan – Tidak
personil mengganggu
diharapkan aktifitas
penerapan
SMKK lebih Harapan
efektif – Metode kerja
3 aman
Sumber daya, Pelatihan personil Kinerja Internal Strength Struktur
pengetahuan, Harapan terhadap
organisasi
kompetensi – Tidak terjadi lingkungan
kecelakaan dan
penyakit akibat
kerja
– Peningkata n
ilmu/kompetensi
personil

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
3/33
KEINGINAN DAN HARAPAN
NO ISU DAMPAK KATEGORI ISU JENIS ISU JENIS SWOT SUMBER ISU
INTERNAL EKSTERNAL
Kebutuhan: Keinginan:
– sesuai – Tidak
jadwal mengganggu
– sesuai aktifitas
metode
kerja
Harapan
Jadwal
Bekerja lebih dari Harapan – Metode kerja
pekerjaan Kinerja Ekstrenal Threat SPK
4 1 shift – Tidak terjadi aman terhadap
dipercepat
kecelakaan dan lingkungan
penyakit akibat
kerja
– Proyek tidak
dihentikan/ti dak
didemo

Kebutuhan: Keinginan:
Produktivitas - Area kerja aman - Proyek tidak
dan kondusif terganggu
dan
5 Masyarakat - Pekerjaan sesuai
Keamanan area Terhambatnya Keselamatan
Ekstrenal Strength sekitar proyek dengan jadwal
kerja aktivitas pekerjaan dan Harapan: Harapan
Keamanan Tidak terjadi tindakan Pekerjaan sesuai
Kerja kriminal di area kerja dengan target

A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi


Pemenuhan peraturan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi prioritas bagi
perusahaan untuk melindungi segenap karyawan, aset, data, properti perusahaan serta
lingkungan. Dalam lingkungan perusahaan, keselamatan karyawan menempati prioritas utama.
Oleh karena itu, perusahaan mengupayakan yang terbaik bagi karyawan dan menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif bagi keselamatannya. Perusahaan memastikan bahwa seluruh
karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur standar keselamatan yang sesuai
dengan peraturan perusahaan dengan diawasi dan diberikan pelatihan serta arahan yang
disesuaikan dengan pekerjaan di lapangan. Perusahaan mengembangkan budaya keselamatan
yang mendukung dan melibatkan peran aktif seluruh karyawan, subkontraktor, serta pihak lain
yang melaksanakan aktivitasnya di area proyek.
Untuk memenuhi komitmen tersebut, perusahaan akan:
1. Memastikan bahwa semua karyawan memahami bahwa harus bekerja dengan aman dan
mereka harus bertanggung jawab atas keselamatan mereka sendiri dan orang di sekitar
mereka dan juga lingkungan di mana mereka bekerja.
2. Menunjukkan kepemimpinan yang melibatkan karyawan untuk mengelola keselamatan
konstruksi sebagai prioritas utama dengan akuntabilitas yang jelas.
3. Mengembangkan dan mengelola operasi dan bekerja untuk meminimalkan risiko
lingkungan dan manusia dan memberikan tempat kerja yang bebas dari bahaya yang
tidak diketahui.
4. Mematuhi semua hukum dan peraturan yang mengatur keselamatan konstruksi.
5. Memberikan karyawan pengetahuan, kemampuan dan sumber daya untuk mencapai
kesempurnaan keselamatan konstruksi.
6. Menyediakan staf untuk mendukung dan menjaga keselamatan konstruksi.
7. Memantau, merekam, mengevaluasi dan melaporkan kinerja di bidang keselamatan
konstruksi.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
4/33
8. Berpartisipasi dalam program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan pengetahuan tentang undang‐undang dan peraturan.
Pimpinan tertinggi Perusahaan menunjukkan komitmen terhadap keselamatan konstruksi dengan
membuat dan menandatangani sebuah Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi (Pakta Komitmen
terlampir).

B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi


Berdasarkan PERMEN PUPR No 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum, Pasal 19 huruf J tentang tugas, tanggung jawab dan wewenang penyedia jasa
konstruksi, yaitu harus melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang
meliputi:
1. Tempat kerja
2. Peralatan kerja
3. Cara Kerja
4. Alat Pelindung Kerja
5. Alat Pelindung Diri
6. Rambu ‐ rambu dan
7. Lingkungan kerja konstruksi
Perencanaan dilakukan dengan mengidentifikasi bahaya, analisa risiko, membuat list cara
pengendalian dan menilai sisa resiko atas aktivitas dalam lingkup pekerjaan.

B.1 Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.


Metoda penilaian dapat dilakukan melalui tabel sebagai berikut (Tabel IBPRP):

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESKO PENILAIAN SISA RESIKO


TINGKAT RESIKO (TR)

TINGKAT RESIKO (TR)


KEMUNGKINAN (F)

KEMUNGKINAN (F)
NILAI RESIKO (FXA)

NILAI RESIKO (FXA)


KEPARAHAN (A)

KEPARAHAN (A)
INDETIFIKASI PERSYARATAN
JENIS BAHAYA PENGENDALIAN PENGENDALIAN
NO URAIAN BAHAYA PEMENUHAN KETERANGAN
(tipe AWAL LANJUT
PEKERJAA N (Skenario PERATURAN
kecelakaan)
bahaya)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Melakukan
1 Pemasangan Terluka Akibat • Kematian atau Kep-Ber no Kep. Pengendalian 3 3 9 Tiingkat safety talk dan 1 4 4 Tingkat n/a
Baja Tulangan Bar Cutter cedera jangka 174/Men/1986 dengan APD resiko briefing resiko
panjang pada Nomor: lengkap (rompi, sedang morning kecil
personel. 104/Kpts/1986 helm, insulating sebelum
• Kerusakan alat Tentang K3 pada gloves, safety pemulai
kerja, material Tempat Kegiatan shoes, dsb)
pekerjaan,
kerja dan alat Konstruksi, UU
bantu lainnya. No 23 Tahun Induksi
• Terhambat‐nya 2007 Tentang Keselamatan
aktivitas Perkereta apian Konstruksi
konstruksi. (Safety
Induction)

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
5/33
Tabel Tingkat Keparahan (A)

Skala
Konsekuensi

Tingkat Keselamatan
Lingkungan
Keparahan
Manusia
Peralatan Material
(Pekerja & Masyarakat)

Terdapat insiden yang Terdapat satu Tidak menyebabkan Tidak mengakibatkan


penanganannya hanya peralatan yang kerusakan material gangguan lingkungan
melalui P3K, tidak rusak memerlukan
kehilangan waktu kerja perbaikan dan
1 mengakibatkan
pekerjaan berhenti
selama kurang dari 1
hari

Terdapat insiden Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan


yang mengakibatkan 1 peralatan yang perlu mendatangkan pencemaran
pekerja penanganan rusak emerlukan material baru yang air/udara/tanah/suara
perawatan medis perbaikan dan membutuhkan waktu yang mempengaruhi
rawat inap, kehilangan mengakibatkan kurang dari 1 minggu sebagian lingkungan
2 waktu kerja pekerjaan namun tidak kerja; atau terjadi
berhenti selama mengakibatkan kerusakan sebagian
lebih dari 1 hari pekerjaan terhenti akses jalan di
lingkungan kerja

Terdapat insiden Terdapat lebih Material rusak dan Menimbulkan


yang mengakibatkan dari satu perlu mendatangkan pencemaran
lebih dari 1 pekerja peralatan yang material baru yang air/udara/tanah/suara
penanganan rusak membutuhkan waktu yang mempengaruhi
perawatan medis memerlukan lebih dari 1 minggu sebagian lingkungan
rawat inap, kehilangan perbaikan dan namun tidak kerja; atau
waktu kerja mengakibatkan mengakibatkan
3 pekerjaan pekerjaan terhenti terjadi kerusakan
berhenti selama tumbuhan di
kurang dari 1 hari lingkungan kerja; atau

kerusakan akses
jalan di lingkungan
kerja

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
6/33
Skala
Konsekuensi

Tingkat Keselamatan
Lingkungan
Keparahan
Manusia
Peralatan Material
(Pekerja & Masyarakat)

Timbulnya fatality Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan


yang menyebabkan 1 peralatan yang perlu mendatangkan pencemaran
orang meninggal rusak total yang material baru yang air/udara/tanah/suar
dunia; mengakibatkan membutuhkan waktu a yang mempengaruhi
perusahaan 1 minggu dan sebagian lingkungan
Atau berhenti selama mengakibatkan kerja; atau
1minggu perusahaan berhenti
1 orang cacat tetap terjadi kerusakan
4 flora dan fauna atau
rusaknya sebagian
asset masyarakat
sekitar; atau

terjadi kerusakan
sebagian akses jalan
masyarakat

Timbulnya fatality Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan


yang menyebabkan 1 peralatan yang perlu mendatangkan pencemaran
orang meninggal rusak total yang material baru yang air/udara/tanah/suar
dunia; mengakibatkan membutuhkan waktu a yang mempengaruhi
perusahaan 1 minggu dan sebagian lingkungan
atau berhenti selama mengakibatkan kerja; atau
1minggu perusahaan berhenti
1 orang cacat tetap terjadi kerusakan
flora dan fauna atau
5 rusaknya asset
masyarakat sekitar
secara keseluruhan;
atau

terjadi kerusakan
yang parah sebagian
akses jalan
masyarakat.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
7/33
Tabel Penetapan Tingkat Kekerapan / Kemungkinan (F)

Keparahan

Kekerapan 1 2 3 4 5

1 1 2 3 4 5

2 2 4 6 8 10

3 3 6 9 12 15

4 4 8 12 16 20

5 5 10 15 20 25

Tingkat
Deskripsi Definisi
Kekerapan

□ Besar kemungkinanterjadikecelakaansaatmelakukanpekerjaan
5 Hampir pasti terjadi
□ Kemungkinan terjadi kecelakaan lebih dari 2 kali dalam 1 tahun

□ Kemungkinan akanterjadi kecelakaan saat melakukan


4 Sangat mungkin terjadi pekerjaan pada hamper semua kondisi
□ Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahunterakhir

□ Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan


3 Mungkin terjadi pada beberapa kondisi tertentu
□ Kemungkinan terjadinya kecelakaan 2 kali dalam 3 tahunterakhir

□ Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan


Kecil kemungkinan
2 pada beberapa kondisi tertentu
terjadi
□ Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali dalam 3 tahun terakhir

□ Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada


Hampir tidak pernah
1 beberapa kondisi tertentu
terjadi
□ Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 3 tahun terakhir

Tingkat Risiko menggunakan definisi sebagai berikut:

Keterangan:
1–4 Tingkat risiko kecil
5‐12 Tingkat risiko sedang
15‐25 Tingkat risiko besar

Contoh penggunaan matriks risiko (Tabel IBPRP) yang menggunakan metoda di atas
disampaikan pada lampiran.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
8/33
B.2 Rencana tindakan (sasaran & program)

Rencana tindakan disusun sesuai tabel berikut:


Pengendalian resiko Sasaran Program
No (sesuai kolom 6 tabel Uraian Sumber Jadwal Bentuk Indikator Penanggung
IBPRP) Uraian Tolok ukur
kegiatan daya pelaksanaan monitoring pencapaian jawab
1 Pengendalian dengan Tersedia Semua Rambu Surat izin kerja Sebelum dan Lampirkan Dokumen Engineering,
APD lengkap (rompi, instruksi kerja pekerja peringatan (Telegram sesudah Gambar dan gambar dan Site Manager,
helm, insulating gloves, dan metode paham keselamatan Dinas), pekerjaan, jadwal yang jadwal telah Pelaksana
safety shoes, dsb) kerja, personil dokumen disesuaikan peralatan sesuai jadwal disetujui oleh disetujui oleh Lapangan,
telah perizinan dan dengan lokasi kerja siap dan pelaksanaan. Engineer dan pemberi kerja HSE.
memahami standar dilapangan, layak untuk Site Manager. dan
prosedur pekerjaan personil yang digunakan dikeluarkan
keselamatan yang berlaku sesuai dengan Surat Izin
dan kesehatan kebutuhan Kerja
kerja, telah dan kompeten (Telegram
mendapat dibidangnya, Dinas).
persetujuan gunakan Alat
dari pengawas Pelindung Diri
dan konsultan. yang sesuai
dan pastikan
peralatan
dalam kondisi
baik untuk
dipergunakan

Prioritas tindakan disusun sesuai nilai pada table di bawah ini:


Prioritas Inisial Nilai
Urgent U 15‐20
High H 10‐12
Medium M 5‐9
Low L 2‐4
None N 1

B.3 Standar dan peraturan perundangan


Peraturan berikut menjadi rujukan dalam Keselamatan Konstruksi:

No Nama Peraturan Tentang Sumber

Undang‐Undang No. 23 Tahun


1 Perkeretaapian Undang‐undang
2007
Undang‐Undang No. 1 Tahun
2 Keselamatan Kerja Undang‐undang
1970
Peraturan Pemerintah No. 56
3 Penyelenggaraan Perkeretaapian Peraturan Pemerintah
Tahun 2009
Peraturan Pemerintah No. 72 Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
4 Peraturan Pemerintah
Tahun 2009 Api
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Penerapan Sistem Manajemen
5 Peraturan Pemerintah
Tahun 2012 Keselamatan dan kesehatan Kerja
Peraturan Menteri PU No Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang
6 Peraturan Menteri PU
05/PRT/M/2014 Pekerjaan Umum

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
9/33
Perubahan atas Peraturan
Peraturan Menteri PUPR Menteri Nomor 05/PRT/M/2014
7 Peraturan Menteri
No 02/PRT/M/2018 tentang Pedoman SMK3
PUPR
Konstruksi Bidang Pekerjaan
Permenakertrans RI No. Tata Cara Penunjukan, Peraturan Menteri
8 Kewajiban, dan Wewenang Ahli
Per.02/MEN/1992 Tenaga Kerja
Keselamatan
Kepmenaker No. Kep. Inspeksi Keselamatan dan Keputusan Menteri
9
96/M/BW/97 Kesehatan Kerja Tenaga Kerja
Permenakertrans Peraturan Menteri
10 Penyelenggaraan Audit SMK3
PER.18/MEN/XI/2008 Tenaga Kerja
Panitia Pembina Keselamatan
Peraturan Menteri Tenaga Peraturan Menteri
11 dan Kesehatan Kerja serta Tata
Kerja No Per‐04/Men/1987 Tenaga Kerja
Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan
Peraturan Menteri Perhubungan Persyaratan Teknis Peralatan Peraturan Menteri
12
No. 44 Tahun 2018 Persinyalan Perkeretaapian Perhubungan
Peraturan Menteri Perhubungan Persyaratan Teknis Peralatan Peraturan Menteri
13
No. 45 Tahun 2018 Telekomunikasi Perkeretaapian Perhubungan
Peraturan Menteri Perhubungan Persyaratan Teknis Instalasi Listrik Peraturan Menteri
14
No. 50 Tahun 2018 Perkeretaapian Perhubungan
Peraturan Menteri Perhubungan Perangkat Keselamatan Kereta Peraturan Menteri
15
No. PM.52 Tahun 2014 Api Otomatis (SKKO) Perhubungan
Peraturan Menteri Perhubungan Standar, Tata Cara Pengujian dan Peraturan Menteri
16
No. 16 Tahun 2011 Sertifikasi Kelaikan Khusus Perhubungan
Peraturan Menteri Perhubungan Tata Cara Pengujian dan Peraturan Menteri
17 Pemberian Sertifikat Prasarana
No. 30 Tahun 2011 Perhubungan
Perkeretaapian
Peraturan Menteri Perhubungan Standard dan Tata Cara Peraturan Menteri
18 Pemeriksaan Prasarana
No. 31 Tahun 2011 Perhubungan
Perkeretaapian
Peraturan Menteri Perhubungan Sistem manajemen Keselamatan Peraturan Menteri
19
No. 69 Tahun 2018 Perkeretaapian Perhubungan

20 ISO 9001 Tahun 2015 Standar Manajemen Mutu Standar Internasional

21 ISO 14001 Tahun 2015 Standar Manajemen Lingkungan Standar Internasional

Standar Manajemen Keselamatan


22 OHSAS 18001 Tahun 2007 Standar Internasional
dan Kesehatan Kerja
Persyaratan Umum Instalasi
23 PUIL 2011 Amandemen 6: 2015 Standar Nasional
Listrik

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
10/33
Standar dan Peraturan Dalam K3
1. Standar Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Standar dan Peraturan yang mengatur terhadap penggunaan alat pelindung diri ini
ad di dalam Pasal 14 Undang‐undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, dimana setiap pengusaha atau pengurus perusahaan wajib
menyediakan Alat Pelindung Diri terhadap tenaga kerja dan orang lain yang
memasuki tempat kerja. Menindaklanjuti peraturan tersebut diatas maka setiap
pekerja diwajibkan untuk memakai APD yang wajib disediakan oleh perusahaan.
Macam‐macam Alat Pelindung Diri (APD) yang dibutuhkan untuk mencegah agar
anggota tubuh terhindar dari kecelakaan pada saat bekerja adalah sebagai berikut
dibawah ini:
1. Sepatu Pengaman/Pelindung
Sepatu pengaman harus berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan
yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa kaki, paku‐paku atau
benda tajam lain yang mungkin terinjak, logam pijar, larutan asam dan
sebagainya. Lapisan baja dalam sol sepatu perlu untuk melindungi
pekerja dari tusukan benda runeing khususnya bangunan.
Untuk keadaan tertentu, jenis sepatu khusus harus diberikan kepada
tenaga kerja. Misalnya, tenaga pekerja yang bekerja dibidang listrik
harus mengenakan sepatu electric resistance, yaitu sepatu tanpa logam,
atau tenaga kerja ditempat yang menimbulkan peledakan diwajibkan
memakai sepatu yang tidak menimbulkan loncatan bunga api.

Contoh Sepatu Safety

2. Helm Keselamatan
Helm Keselamatan berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,
pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat jatuh dari ketinggian.
Helm ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan
bahan kimia.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
11/33
Contoh Helm Keselamatan

3. Masker
Masker pernafasan berfungsi untuk melindungi organ pernafasan atau
menyaring udara seperti:
 Debu‐debu kasar dari proses pemotongan besi atau kegiatan di fabrikasi.
 Racun aerosol dan uap yang dihasilkan dari pengecetan atau asap.
 Gas beracun sehingga udara yang dihirup masuk kedalam tubuh
dengan memakai masker menjadi udara yang bersih dan sehat.

Contoh Tipe Mx`asker

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
12/33
4. Kacamata
Kacamata pengaman digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi
untuk melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara dan
di lingkungan area kerja. Seperti percikan benda kecil, paparan benda
panas, dan menghalangi pancaran cahaya langsung ke mata.

Contoh Kacamata Pelindung

5. Sarung Tangan
Sarung tangan berfungsi untuk melindungi jari‐jari tangan dari api.
suhu panas, suhu dingin, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores
benda tajam dan juga dipergunakan sebagai isolator untuk pengerjaan
listrik.

Contoh Sarung Tangan Pelindung

6. Perlindungan Telinga
Alat ini berfungsi untuk melindungi telinga dari paparan kebisingan
ataupun tekanan ditempat kita bekerja. Tingkat kebisingan cukup
tinggi dapat merusak fungsi dari pendengaran kita sehingga
perlindungan akan pendengaran sangat penting karena proses
kehilangan penderangan itu terjadi secara bertahap dan tidak terlihat.

Contoh Pelindung Telinga

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
13/33
7. Alat Pelindung Diri Lainnya
Masih banyak terdapat alat‐alat pelindung diri lainnya seperti tali
pengamanan bagi tenaga kerja yang mungkin terjatuh. Selain itu pakaian
kerja harus dianggap suatu alat perlindungan terhadap bahaya‐bahaya
akibat kerja, oleh karena itu disarankan untuk pekerjaan konstruksi
diluar maupun didalam ruangan menggunakan pakaian kerja berlengan
panjang guna meminimalisir kulit tangan terpapar atau terkena benda
yang mengakibatkan kulit iritasi atau terluka akibat dari aktivitas
pekerjaan. Dan juga pastikan baju/pakaian kerja memiliki
skotlet/reflektor guna mengisyaratkan bahwa terdapat pekerja yang
sedang beraktivitas pada kondisi gelap dan saat pekerjaan malam hari.
Alat pelindung diri akan disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan
bahaya yang ditimbulkan.

Contoh Pelindung Tubuh

2. Standar Rambu‐Rambu K3
Rambu‐rambu keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan tanda‐ tanda yang
dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau mengidentifikasi pada
semua pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, risiko, yang
terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Landasan hukum berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 Pasal l4b bahwa "Memasang
dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya. pada tempat‐tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja", Dan juga dalam Permenaker No. 05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kriteria Audit 6.4.4. "Rambu‐rambu mengenai
keselamatan dan tanda pintu darurat harus dipasang sesuai dengan standar dan
pedoman"
3. Manfaat Pemasangan Rambu
 Menyediakan kejelasan informasi dan Memberikan pengarahan umum.
 Memberikan penjelasan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
 Menunjukkan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat.
 Mengingatkan para pelaksana dimana harus menggunakan peralatan
perlindungan diri sebelum memulai aktivitas di tempat kerja.
 Menunjukkan dimana peralatan darurat keselamatan berada.
 Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang
atau perilaku yang tidak diperbolehkan.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
14/33
Tanda digunakan untuk memperingatkan karyawan dan anggota masyarakat tentang zat‐
zat berbahaya seperti asam, atau untuk menunjukkan fitur‐fitur keselamatan seperti
keluar api. Mereka juga dapat memberikan informasi umum atau instruksi spesifik
tentang peralatan yang harus dipakai di daerah yang ditunjuk. Yang dimaksudkan dengan
rarnbu‐rarnbu dalam laboratorium adalah semua bentuk peraturan yang dituangkan
dalam bentuk:
 Gambar‐gambar / poster
 Tulisan / logo / semboyan / motto
 Sirnbol – simbol
Beberapa tanda harus dipasang sebagai bagian yang dipersyaratkan dari aturan
kesehatan dan keselamatan kerja untuk membantu mengurangi risiko berbahaya,
adapun poster merupakan penjelasan yang menjelaskan suatu aktivitas dalam bentuk
sebab dan akibat. Semua hal tersebut di atas harus teraplikasikan dalam rangka untuk
mengingatkan kembali pentingnya prosedur, prosesekerjaan dan hasil pekerjaan yang
aman dan memenuhi standar kualifikasi yang telah ditentukan berdasarkan undang –
undang keselamatan kerja yang berlaku.
Adapun Rambu yang sering dipasang adalah:
 Rambu Larangan
 Rambu Peringatan
 Rambu Pertolongan
 Rambu Prasyarat
Keempat rambu tersebut diatas sangatlah penting untuk dipahami dan disosialisasikan,
disamping itu dalam kesehariannya perlu adanya contoh sebelum peserta memasuki area
tempat kerja. Hal ini akan menjadikan peserta dapat melaksanakan prosedur pengerjaan
/ pembelajaran di tepat kerja dengan bertanggung jawab.
Pemasangan tanda isyarat yang dikenal dengan rambu ‐ rambu di tempat kerja sangatlah
penting karena sebagai fungsi kontrol guna memberikan informasi, tentang kondisi
seperti larangan, peringatan, persyaratan bahkan suatu pertolongan. Oleh karena
itulah sangatlah perlu adanya penjelasan pengetahuan tentang simbol, kode tentang
tanda yang akan dipasang sebagai rambu‐ rambu dengan standar internasional.
Pemasangan rambu harus mengikuti etika standar rambu ‐ rambu keselamatan dan
kesehatan kerja yang berlaku, dan dapat dipahami secara internasional, tidaklah asal
pasang kerena jika kita salah pasang, bisa saja yang tadinya kita ingin pekerja selamat
malah membuat mereka berada dalam suatu risiko atau bahaya. Untuk memilih rambu
yang tepat, kita perlu melihat kegiatan yang sedang di lakukan dengan
memperhitungkan:
 Mengidentifikasi bahaya
 Menentukan kontrol apa yang dibutuhkan
 Menentukan jenis rambu dan indikator apa yang perlu digunakan
Rambu‐rambu K3 pada umumnya terdiri dari beberapa simbol atau kode yang menyatakan
kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja yang ada di lokasi tersebut. Guna
mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya dibedakan dalam bentuk
warna‐warna dasar yang sangat menyolok dan mudah dikenali. Warna yang dipasang
pada setiap rambu berupa warna:

 Warna Merah : tanda Larangan (Pemadam Api)


 Warna Kuning : tanda Peringatan atau Waspada
 Warna Hijau : tanda zona aman atau pertolongan

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
15/33
 Warna Biru : tanda wajib ditaati atau prasyarat
 Warna Putih : tanda informasi umum
 Warna Oranye : tanda beracun

Adapun bentuk‐bentuk kombinasi warna dasar dan tulisan dasar rambu K3 yang perlu
dipahami adalah seperti dalam tabel sebagai berikut:

Tabel Warna Kombinasi

Penggunaan bentuk rambu yang memuat tanda‐tanda atau simbol ada 3 (tiga) bentuk dasar
yaitu:
 Bentuk Bulat : Wajib atau bentuk larangan
 Segitiga : Tanda peringatan
 Segi Empat : Darurat, nformasi dan tanda tambahan

Bentuk Rambu Standar

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
16/33
4. Rambu ‐ Rambu di Laboratorium / Workshop
Kita ketahui bahwa rambu rambu keselamatan penting untuk ditaati dan dipatuhi agar
kita semua terhindar dari kecelakaan. Berikut ini beberapa gambar dan penjelasan
rambu – rambu:
□ Rambu Larangan
Rambu ini adalah rambu yang memberikan larangan yang wajib ditaati kepada siapa saja
yang ada di lingkunga itu harus mematuhinya tanpa ada pengecualian.
Adapun larangan yang harus ditaati adalah sesuai dengan rambu gambar atau informasi
yang terpasang. Ciri‐ciri rambu larangan yang sering ditemui yaitu bentuk bulat, latar
belakang berwarna putih, dan logo berwarna hitam, dengan lingkaran terpotong berwarna
merah sebagai berikut:

Bentuk Rambu Larangan

□ Rambu Peringatan
Rambu ini adalah rambu yang memberikan peringatan yang perlu diperhatikan kepada
siapa saja yang ada di lingkungan itu karena dapat mengakibatkan kejadian yang tidak
diinginkan. Adapun peringatan yang perlu diikuti adalah sesuai dengan rambu gambar atau
informasi yang terpasang. Ciri‐ciri rambu peringatan yang sering ditemui yaitu bentuk
segitiga, latar belakang berwarna kuning, dan logo / gambar berwarna hitam, dengan
bingkai berwarna hitam.

Bentuk Rambu Peringatan

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
17/33
□ Rambu Prasyarat / Wajib Dilaksanakan
Rambu ini adalah rambu yang memberikan persyaratan dilaksanakan kepada siapa saja
yang ada di lingkungan itu karena prasyarat tersebut merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan. Adapun prasyarat yang perlu dilaksanakan adalah sesuai dengan rambu
tergambar atau informasi yang terpasang. Ciri‐ciri rambu prasyarat / kewajiban yang sering
ditemui yaitu bentuk bulat, latar belakang berwarna biru, dan logo/gambar berwarna putih.

Bentuk Rambu Prasyarat

□ Rambu Pertolongan
Rambu ini adalah rambu yang memberikan bantuan / pertolongan serta arah yang ada di
lingkungan itu karena arah / pertolongan tersebut merupakan petunjuk arah yang harus
diikuti siapa saja terutama bila terjadi kondisi darurat. Adapun rambu pertolongan atau
petunjuk arah tersebut dipasang pada tempat yang strategis dan mudah terlihat dengan
jelas. Ciri‐ciri rambu pertolongan atau petunjuk arah tersebut berbentuk persegi, latar
belakang berwarna hijau, dan logo / gambar berwarna putih.

Bentuk Rambu Pertolongan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi


C.1 Sumber Daya
Sumber daya untuk mendukung keselamatan konstruksi adalaj seluruh pekerja/karyawan, baik
manajerial maupun non manajerial. Setiap personil wajib mendapatkan induksi keselamatan
konstruksi sebagai pengetahuan dasar tentang keselamatan konstruksi.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
18/33
C.2 Kompetensi
Penyedia jasa memiliki Ahli K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi yang bertugas
merencanakan keselamatan konstruksi, melaksanakan dan memastikan penerapannya, serta
mengevaluasi pelaksanaan keselamatan konstruksi.
Kompetensi dibuktikan dengan sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi
profesi/instansi yang berwenang.
Uraian tugas Ahli K3 Konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang‐undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
3. Merencanakan dan menyusun program K3
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
5. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
6. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi
7. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3, jika diperlukan
8. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat

C.2.1 Pelatihan HSE


Tim HSE juga menetapkan program dan sasaran pendidikan dan pelatihan bagi seluruh
pekerja yang dirumuskan sesuai tuntutan pekerjaan sekarang dan yang akan datang
serta potensi bahaya dari pekerjaan yang dilakukannya. Yang juga ditujukan untuk
memastikan bahwa setiap karyawan pada setiap level/fungsi sudah memahami tentang:
a. Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan K3 dan prosedur serta persyaratan‐
persyaratan SMK3.
b. Konsekuensi K3 yang aktual/ potensial dari kegiatannya dan manfaat peningkatan
kinerja perorangan terhadap SMK3.
c. Akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan.
Pelatihan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya dari dalam ataupun dari
luar perusahaan. Perusahaan juga melaksanakan program pelatihan K3 yang berkaitan
dengan kebijakan K3, prosedur, instruksi kerja dan persyaratan SMK3 bagi seluruh pekerja,
karyawan baru/pindahan, kontraktor serta tamu yang berkunjung. Pelatihan K3L
tersebut meliputi:

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
19/33
C.3 Kepedulian
Pada pertemuan untuk perencanaan pekerjaan harian, seperti morning meeting dan toolbox
meeting, dibahas pula aspek keselamatannya. Diharapkan setiap personil terbiasa dan peduli
atas aspek keselamatan selama bekerja dan selalu memprioritaskan keselamatan dalam bekerja.
Kepedulian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan membuat rencana dan
program kerja sebagai tindakan pencegahan terhadap risiko kecelakaan kerja, sakit akibat
pekerjaan dan pemulihan lingkungan yang tercemar akibat pekerjaan konstruksi. Program
kepedulian keselamatan konstruksi sebagai berikut:

No Uraian Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6 Keterangan


Seluruh pekerjaan terukur dan
1 terpantau dalam pelaksanaan NP NP NP NP NP NP
pemenuhan standar k3
konstruksi
Program pemeriksaan dan
pengawasan secara periodik
2 NP NP NP NP NP NP
dalam mengindetifikasi bahaya
kecelakaan dan sakit akibat kerja
Melaksanakan sosialisasi terhadap
lingkungan masyarakat sekitar
3 area pekerjaan yang berpeluang NP NP NP NP NP NP
terhadap potensi bahaya di lokasi
kerja
Melakukan rapat rutin
manajemen proyek sebagai bahan
4 NP NP NP NP NP NP
evaluasi dalam setiap risiko
bahaya yang
muncul di tempat kerja
Memfasilitasi terhadap
kebutuhan bahan utilitas
5 dan tenaga kerja serta NP NP NP NP NP NP
peralatan pendukung sesuai
rencana
keselamatan konstruksi

Catatan: NP = Belum dalam program

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
20/33
C.4 Komunikasi
Dalam rangka mendukung Keselamatan Konstruksi, komunikasi dilakukan baik internal maupun
eksternal.
C.4.1 Komunikasi Internal
Komunikasi internal harus diimplementasikan untuk menjamin bahwa proses komunikasi antar
tingkatan dan jabatan yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
berjalan dengan baik. Ahli K3 Konstruksi melakukan sosialisasi mengenai sistem manajemen
keselamatan konstruksi kepada semua karyawan dan pihak terkait lainnya, melalui media
komunikasi yang tersedia. Di samping itu Ahli K3 Konstruksi menerima, mencatat, dan merespon
semua informasi dari karyawan terkait issue Keselamatan Konstruksi. Sebagai media komunikasi
internal diselenggarakan safety meeting secara berkala.
Contoh Jadwal Program Komunikasi seperti di bawah ini :

No Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan


Induksi Keselamatan Konstruksi Setiap ada personil
1 Ahli K3 Konstruksi
(Safety Induction) baru
Pertemuan pagi hari Site Manager, Ahli K3
2 Setiap hari
(morning meeting) Konstruksi
Pertemuan Kelompok Site Manager, Ahli K3
3 Seminggu sekali
Kerja (toolbox meeting) Konstruksi ,Team Leader
Project Manager, Site
Rapat Keselamatan Konstruksi
4 Manager, Ahli K3 Awal pekerjaan
(Construction Safety Meeting)
Konstruksi

Penyedia jasa akan menyampaikan sekurang‐kurangnya secara lisan melalui media komunikasi
berikut:
a. Induksi Keselamatan Konstruksi / Safety Induction
Safety Induction bertujuan untuk memberikan informasi tentang peraturan‐peraturan K3L yang
berlaku di lingkungan proyek, potensi‐potensi bahaya yang ada di lingkungan proyek, serta
informasi terkait keadaan darurat yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek.
Safety induction ini diberikan kepada:
 Seluruh pekerja, sebelum proyek dimulai.
 Pekerja baru yang masuk ke proyek selama proyek berlangsung.
 Tamu.
 Kontraktor.
b. Pertemuan Pagi Hari / Morning Meeting
Morning Meeting dilaksanakan setiap hari sebelum para pekerja berangkat ke lokasi kerja
dengan pokok bahasan antara lain:
 Pekerjaan yang akan dilakukan di hari tersebut.
 Metode kerja yang akan digunakan.
 Resiko bahaya dari metode kerja yang digunakan.
 Tindakan pengendalian yang dilakukan untuk mengendalikan resiko bahaya.
 Alat Pelindung Diri yang diperlukan.
 Pengecekan kesiapan jumlah personil, peralatan kerja yang dibutuhkan, dokumen
pendukung dan perijinan yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
21/33
c. Pertemuan Kelompok Kerja / Toolbox Meeting
Toolbox Meeting atau yang biasa pula disebut Safety talk merupakan sebuah upaya untuk
mengingatkan kepada para pekerja tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja di area
kerja. Pembahasan dalam toolbox meeting antara lain:
 Materi yang menjadi pembahasan mempunyai hubungan dengan area kerja atau medan
kerja dari semua pegawai.
 Cara menyampaikan materi usahakan dengan bahasa yang jelas dan singkat (tidak perlu
terlalu bertele ‐ tele yang justru membuat para pegawai tidak menangkap maksud dari
materi tersebut).
 Lakukan contoh bagaimana mengatasi dan menanggulangi kecelakaan kerja di area kerja.
 Selalu mencatat tema dari materi toolbox meeting dan dituangkan dalam Risalah
Rapat/Minutes of Meeting (MOM). Hal ini berguna sebagai pengingat kepada para pegawai
bahwa materi tersebut sudah pernah di sampaikan dalam sebuah forum toolbox
meeting dan dapat diingatkan kembali melalui MoM tersebut. Dengan demikian para
pekerja akan selalu berhati‐hati pada setiap pekerjaan yang dilakukan di area kerja.
d. Rapat Keselamatan Konstruksi / Construction Saftey Meeting
Construction Safety Meeting atau Rapat Keselamatan Konstruksi adalah suatu pertemuan
berkala yang diadakan oleh suatu kelompok untuk membicarakan masalah‐masalah keselamatan
K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) di lingkungan tempat kerja.
 Membina dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab karyawan terhadap K3L.
 Meningkatkan kepedulian terhadap K3L.
 Sarana untuk tukar menukar informasi mengenai bahaya dan cara kerja aman dan selamat.

C.4.2 Komunikasi Eksternal


Kebutuhan/keluhan dari pengguna jasa maupun Informasi/keluhan dari aparat dan masyarakat
sekitar yang terkait dengan keselamatan konstruksi diterima, dicatat dan dilaporkan kepada Ahli K3
untuk ditindaklanjuti.

C.5 Informasi Terdokumentasi


Tujuan dari dokumentasi adalah mendefinisikan informasi terdokumentasi sebagai data yang
diperlukan untuk dikendalikan dan dikelola oleh organisasi.
Persyaratan mengenai informasi terdokumentasi sebagai berikut :
1. Membuat dan memperbarui informasi didokumentasikan.
2. Dikontrol dan tersedia sesuai dengan yang diperlukan oleh organisasi.
3. Perlindungan yang memadai.
Oleh sebab itu Penyedia Jasa:
4. Memiliki informasi terkait dengan pengendalian pekerjaan baik berupa prosedur,
petunjuk kerja, petunjuk teknis operasi dan lain‐lain yang terdokumentasi.
5. Memuat prosedur / petunjuk pengendalian dokumen atas semua dokumen yang dimiliki dan
ditanda tangani oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan.
6. Mendokumentasikan Informasi berupa catatan kejadian, data kecelakaan, data kejadian
near miss dan lesson learn, sebagai record pencapaian dan untuk evaluasi pelaksanaan
keselamatan konstruksi. Hal ini menjadi tanggung jawab Ahli K3 Konstruksi.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
22/33
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Perencanaan operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja yang mencakup seluruh upaya
pengendalian, diantaranya:
1. Pengelolaan Keamanan Lingkungan Kerja, antara lain :
- Pengamanan lingkungan kerja
- Manajemen keselamatan lalu lintas
- Izin keluar masuk barang
2. Pengelolaan Pendukung Keandalan Konstruksi, seperti ;
- Pembuatan form mutu bahan
- Pembuatan metode pekerjaan
- Pembuatan form izin kerja/JSA
3. Pengelolaan Keselamatan Kerja
a. Mutu Peralatan
- Memuat prosedur/petunjuk kerja penggunaan pesawat angkat & angkut
(alat berat) dan peralatan konstruksi lainnya.
- Seluruh alat berat dan perkakas yang akan digunakan harus lolos tahapan
inspeksi yang dilakukan oleh Penanggung jawab Keselamatan Konstruksi
dan memiliki stipratamaker “Laik Operasi”.
b. Prosedur dan petunjuk kerja sistem keamanan bekerja berdasrkan program
kerja yang ditandatangani oleh Penanggung jawab Keselamatan konstruksi.
c. Prosedur dan/atau petunjuk kerja penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
4. Pengelolaan Kesehatan Kerja
- Pemeriksaan kesehatan bagi pekerja dilakukan sebelum/beberapa saat setelah
masuk kerja pertama atau secara berkala (1 tahun sekali).
- Terdapat klinik dan akses terbatas menuju fasilitas kesehatan.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
- Pertolongan P3K berupa peralatan P3K dengan jumlah 1 kotak untuk 25 pekerja.
- Peningkatan kesegaran jasmani bagi pekerja.
- Perlindungan sosial tenaga kerja.
Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan setiap diharapkan dapat mengidentifikasi potensi
bahaya dan dituliskan dalam sebuah form Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis).
Form ini disampaikan kepada Ahli K3 Konstruksi untuk direview, diketahui dan dimintakan
persetujuannya.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
23/33
Contoh form Analisis Keselamatan Pekerjaan
Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)

Nama Pekerja : ……………………………….


Nama Paket Pekerjaan : ………………………………….
Tanggal Pekerjaan : ……………...s/d…………….

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:


1 Helm/Safety Helmet x 4 Rompi Keselamatan/Safety Vest x
2 Sepatu/Safety Shoes x 5 Masker Pernafasan/Respiratory
3 Sarung Tangan/Safety Gloves x 6

Urutan Langkah
Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab
Pekerjaan

Contoh pengisian form Analisis Keselamatan Pekerjaan terlampir

D.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat


□ Kesiapan terhadap kondisi darurat
Kesiapan terhadap kondisi darurat dilatih secara berkala dengan mensimulasikan keadaan
darurat (emergency drill). Diharapkan tidak panik jika kondisi darurat terjadi dan bersama‐sama
dapat mengatasi situasi. Contoh rencana pelatihan untuk simulasi keadaan darurat (emergency
drill).

No. Tema Pelatihan Rencana Waktu Pelaksanaan

Pemadaman Api dengan Alat Pemadam Api Ringan


1. Bulan Ke 1,7,12
(APAR) dan Karung Basah
2. Fisrt Aid Bulan Ke 2,8,12
3. Huru Hara Bulan Ke 3,9,12
4. Simulasi Gempa Bumi Bulan Ke 1,7,12

□ Sehubungan dengan tanggap darurat, rencana yang diambil untuk mengantisipasi


dan mengatasi kondisi darurat adalah sebagai berikut:
1. Penyedia Jasa wajib membentuk organisasi tanggap darurat, yang bertugas
melaksanakan penanganan dan pemulihan keadaan darurat.
2. Penyedia Jasa menyiapkan Petugas Khusus.
3. Penyedia Jasa menyiapkan Kontak penting untuk kondis darurat, seperti Pemadam
Kebakaran, Polisi, Rumah Sakit, dan lain‐lain.
4. Jika terjadi kecelakaan di tempat kerja, maka informasi langsung disampaikan kepada
pelaksana lapangan atau tim Pelaksana K3 atau staff untuk diteruskan kepada Tim
Tanggap Darurat.
5. Tim Tanggap Darurat mengambil langkah taktis sesuai tugas masing‐masing berdasar

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
24/33
kondisi kecelakaan / situasi darurat yang sedang terjadi.
6. Penanggung jawab pekerjaan di area lokasi pekerjaan wajib meneruskan laporan
kecelakaan kepada Manajer Proyek sebagai bentuk laporan awal. Laporan ini dapat
dilakukan melalui telepon atau dengan menggunakan alat komunikasi lainnya.
7. Tim Tanggap Darurat melakukan eliminasi bahaya yang berdampak langsung
terhadap personil dan bahaya‐bahaya lanjutan / sekunder, dan melakukan evakuasi
terhadap personil yang selamat.
8. Jika ada yang terluka, maka prosedur penanganan P3K wajib dilaksanakan oleh Petugas
K3 berlisensi, bertujuan untuk memastikan bahwa korban tidak mengalami luka lebih
parah hingga mendapatkan perawatan medis.
9. Evakuasi korban ke Rumah Sakit wajib dilakukan oleh Petugas P3K dan paramedik
dengan mempertimbangkan kondisi luka pada korban.
10. Penanganan di rumah sakit oleh tenaga medis, didampingi oleh staff dari bagian Admin
/ SDM Proyek hingga mendapatkan laporan medis.
11. Hasil Laporan medis diserahkan kepada Pihak HSE proyek untuk menyusun kelengkapan
laporan kecelakaan.
12. Laporan kecelakaan wajib diserahkan kepada PM untuk diteruskan ke pihak
Managemen.
13. Laporan akhir disusun berdasarkan laporan kecelakaan dan situasi/kondisi lapangan
dimana kecelakaan terjadi. Jika semua telah aman kembali maka Manajer Proyek dapat
memutuskan bahwa pekerjaan dapat dilanjutkan.
14. Sebagai “Lesson Learn”, setiap jenis kecelakaan dan kejadian gawat darurat lainnya,
Manajer Proyek wajib memastikan bahwa laporan disusun dan dilaporkan ke
Departemen HSE. Langkah‐ langkah pelaporan mengikuti petunjuk prosedur
pelaporan Departemen HSE.

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


E.1 Pemantauan dan evaluasi
Pelaksanaan Keselamatan Konstruksi harus dipantau dan dievaluasi secara teratur. Ahli K3
memyusun jadwal monitoring dan evaulasi tersebut. Pemantauan bertujuan untuk memastikan
penerapan aspek keselamatan selama pekerjaan, sementara evaluasi bertujuan agar dapat
dilakukan perbaikan terhadap penerapan keselamatan konstruksi. Toolbox meeting digunakan
sebagai media untuk evaluasi keselamatan konstruksi di lapangan.
Contoh jadwal yang disusun untuk pemantauan dan evaluasi adalah:

Minggu ke‐
No Kegiatan PIC
1 2 3 4
1 Safety Patrol HSE/SOM  
2 Qualty Patrol SOM/QC  
3 Inspeksi K3 HSE    
4 Tool Box Meeting Pelaksana    

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
25/33
E.2 Tinjauan Manajemen
Managemen melakukan audit atas pelaksanaan, record, dan kinerja keselamatan konstruksi. Audit
oleh managemen dijadwalkan oleh Ahli K3 Konstruksi.
Contoh jadwal pemantauan dan evaluasi seperti di bawah ini:

Bulan ke‐
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi K3 x x x x

2 Patroli Keselamatan Konstruksi K3 x x

3 Audit Internal Mgmt x

E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


Dengan menerapkan pemantauan, evaluasi dan audit diharapkan dapat dicari solusi untuk
perbaikan keselamatan konstruksi, sehingga tidak ada kecelakaan atau kejadian near miss yang
berulang. Kejadian sebelumnya adalah lesson learnt untuk meningkatkan kinerja keselamatan
konstruksi.
Peninjauan kinerja keselamatan konstruksi dilakukan secara periodik oleh manajemen
perusahaan untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3. Peninjauan dilakukan
terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, yaitu tentang:
1. Kepatuhan terhadap persyaratan/peraturan
2. Kinerja K3
3. Pencapaian sasaran K3
4. Komunikasi yang terjalin dengan pihak luar berkaitan dengan kritik dan saran yang
membangun.
Hasil peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja. Perbaikan dan
peningkatan kinerja yang dilaksanakan dalam hal ini adalah:

a. Terjadi perubahan peraturan perundang – undangan.


b. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar.
c. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan.
d. Terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan.
e. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi.
f. Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja.
g. Adanya pelaporan.

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
26/33
LAMPIRAN:
1. Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi
2. Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Penetapan Pengendalian Risiko K3
3. Tabel 2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus & Program Khusus)
4. Tabel 3. Jadwal Program Komunikasi
5. Tabel 4. Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
6. Tabel 5. Pemantauan Dan Evaluasi

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
27/33
PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : AH RAPINO SITUMORANG, ST


Jabatan : Kuasa KSO
Bertindak untuk : Nuansa- ......... KSO

Dalam rangka Pengadaan Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen
Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat) pada Kelompok Kerja Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa Paket Pekerjaan Satuan Kerja Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I
Wilayah Jakarta Dan Banten Pada Biro Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik
Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan, berkomitmen melaksanakan konstruksi
berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh
pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;


2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (Sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

Jakarta, 02 April 2024


Nuansa-............... KSO

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat)
28/33
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO K3
Nama Perusahaan : Nuansa-......... KSO
Kegiatan : Penangana Rintang Jalan Lintas Prabumulih – Tarahan Tahap II antara Gilas – Sepancar Km.207+000 –
Km.210+500
Lokasi : Gilas – Sepancar (Puslatpur) – Ogan Komering Ulu (Kab)
Tanggal Dibuat : 02 April 2024
DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESKO PENILAIAN SISA RESIKO

TINGKAT RESIKO (TR)

TINGKAT RESIKO (TR)


KEMUNGKINAN (F)

KEMUNGKINAN (F)
NILAI RESIKO (FXA)

NILAI RESIKO (FXA)


KEPARAHAN (A)

KEPARAHAN (A)
INDETIFIKASI PERSYARATAN
JENIS BAHAYA PENGENDALIAN PENGENDAL
NO URAIAN BAHAYA PEMENUHAN KETERANGAN
(tipe AWAL IAN
PEKERJAA N (Skenario PERATURAN
kecelakaan) LANJUT
bahaya)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 14 15 16
1
1 Pemasangan Terluka Akibat • Kematian atau Kep-Ber no Kep. Pengendalian 4 4 16 Tiingkat Melakukan 1 4 4 Tingkat n/a
Baja Tulangan Bar cutter cedera jangka 174/Men/1986 dengan APD resiko safety resiko
panjang pada Nomor: lengkap (rompi, menengah morning kecil
personel. 104/Kpts/1986 helm, insulating sebelum
• Kerusakan alat Tentang K3 pada gloves, safety mulai
kerja, material Tempat Kegiatan shoes, dsb) pekerjaan
kerja dan alat Konstruksi, UU
bantu lainnya. No 23 Tahun
• Terhambat‐nya 2007 Tentang
aktivitas Perkeretaapian
konstruksi.

Dibuat oleh,
Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

RENCANA KESELAMATAN 29/33


KONSTRUKSI
Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat))
B.2. Rencana tindakan (sasaran khusus & program khusus)
TABEL 2. RENCANA TINDAKAN (SASARAN KHUSUS & PROGRAM KHUSUS)
Nama Perusahaan : Nuansa-Agung KSO
Kegiatan : Penanganan Rintang Jalan Lintas Prabumulih – Tarahan Tahap II antara Gilas – Sepancar Km.207+000-
Km.210+500
Lokasi : Gilas – Sepancar (Puslatpur) – Ogan Komering Ulu (Kab)
Tanggal Dibuat : 02 April 2024
Pengendalian resiko Sasaran Program
No (sesuai kolom 6 tabel Uraian Sumber Jadwal Bentuk Indikator Penanggung
IBPRP) Uraian Tolok ukur
kegiatan daya pelaksanaan monitoring pencapaian jawab
1 Pengendalian dengan Tersedia Semua Rambu Surat izin kerja Sebelum dan Lampirkan Dokumen Engineering,
APD lengkap (rompi, instruksi kerja pekerja peringatan (Telegram sesudah Gambar dan gambar dan Site Manager,
helm, insulating gloves, dan metode paham keselamatan Dinas), pekerjaan, jadwal yang jadwal telah Pelaksana
safety shoes, dsb) kerja, personil dokumen disesuaikan peralatan sesuai jadwal disetujui oleh disetujui oleh Lapangan,
telah perizinan dan dengan lokasi kerja siap dan pelaksanaan. Engineer dan pemberi kerja HSE.
memahami standar dilapangan, layak untuk Site Manager. dan
prosedur pekerjaan personil yang digunakan dikeluarkan
keselamatan yang berlaku sesuai dengan Surat Izin
dan kesehatan kebutuhan Kerja
kerja, telah dan kompeten (Telegram
mendapat dibidangnya, Dinas).
persetujuan gunakan Alat
dari pengawas Pelindung Diri
dan konsultan. yang sesuai
dan pastikan
peralatan
dalam kondisi
baik untuk
dipergunakan

Dibuat oleh,
Kepala Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

RENCANA KESELAMATAN 30/33


KONSTRUKSI
Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat))
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
TABEL 3. JADWAL PROGRAM KOMUNIKASI

No Jenis Komunikasi PIC Waktu Pelaksanaan

1 Induksi Keselamatan Konstruksi


(Safety Induction)
2 Pertemuan pagi hari
(Safety morning)
3 Pertemuan Kelompok Kerja
(Toolbox meeting)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi
(Construction safety meeting)

RENCANA KESELAMATAN 31/33


KONSTRUKSI
Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat))
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
TABEL 4. ANALISIS KESELAMATAN PEKERJAAN (JOB SAFETY ANALYSIS)

Nama Pekerjaan :

Nama paket Pekerjaan Penanganan Rintang Jalan


: Lintas Prabumulih – Tarahan Tahap II antara Gilas Sepancar Km.207+000
Km.210+500

Tanggal Pekerjaan :

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan:

1 Helm/Safety Helmet  4 Rompi Keselamatan/Safety Vest 

2 Sepatu/Safety Shoes  5 Masker Pernafasan/Respiratory 

3 Sarung Tangan/Safety Gloves  6 …. Dst. 

Urutan Langkah Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab

RENCANA KESELAMATAN 32/33


KONSTRUKSI
Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat))
E. Evaluasi Keselamatan Konstruksi
TABEL 5. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Bulan Ke‐
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6

1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi

2 Patroli Keselamatan Konstruksi

3 Audit internal

RENCANA KESELAMATAN 33/33


KONSTRUKSI
Pekerjaan Fasilitas Operasi dan Penataan Track Emplasemen Peningkatan Stasiun Rangkasbitung (Tender Tidak Mengikat))

Anda mungkin juga menyukai