Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SMART ANKes Vol. 7, No. 1 Juni 2023, h.

1-10 p-ISSN:2615-8221 e-ISSN:2808-6546


Available Online at https://www.jurnalabdinusababel.ac.id/

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA
REMAJA DI YOGYAKARTA
Evi Ni’matuzzakiyah1, Nurhayati2
1,2 STIKes Surya Global Yogyakarta
1E-Mail : evizakiyahnazhif@gmail.com

ABSTRAK
Latar Balakang: Zat-zat adiktif sangat berbahaya bagi tubuh dan menjadi masalah bagi umat manusia di berbagai belahan bumi. Zat tersebut di kenal dengan
Narkotika, psikoterapika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA). Pada Tahun 2016 kasus narkoba DIY menjadi peringkat 1 nasional pernah pakai dikalangan pelajar
atau mahasiswa, pada tahun 2018 pengungkapan kasus NAPZA tertinggi ada di kecamatan Depok, Sleman Yogyakarta dengan jumlah 67 kasus penyalahguna
NAPZA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Sikap merupakan
semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu sedangkan perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar).Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMP N 1 Depok, Sleman Yogyakarta tahun 2019. Metode: Desain penelitian ini adalah desain dikriptif kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 66 sampel di kelas VIII SMP N 1 Depok Sleman dipilih menggunakan purposive sampling. Data dianalisis
menggunakan Chi square. Hasil: Terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMP N 1 Depok dengan
p = 0,001 < α = 0,05, dan tidak terdapat hubungan sikap dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMP N 1 Depok, Sleman yaitu
dengan p = 0,097 >α = 0,05. Kesimpulan: Terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku dan tidak terdapat hubungan sikap dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMP N 1 Depok, Sleman Yogyakarta tahun 2019.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Remaja, NAPZA.

THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TO BEHAVIOR PREVENTION OF ADOLESCENTS’ DRUG


ABUSE IN YOGYAKARTA
Background: Addictive substances are very dangerous for the body and a problem for humanity in various parts of the earth. These substances are known as
Narcotics, psychotherapists, and other addictive substances (NAPZA) or popular terms known to the public as Narcotics (Narcotics and Dangerous Drugs).
Narcotics stands for Narcotics, Alcohol, Psychotherapists and other addictive substances which are chemicals that are entered into the human body either
swallowed by mouth, inhaled through the nose, or injected through blood vessels. These chemicals can change a person's thoughts, moods or feelings and
behavior. Continuous use will result in physical and /or psychological dependence. In 2016, DIY drug cases ranked number one nationally among students, in
2018 the highest disclosure of drug cases was in the sub-districts of Depok, Sleman with a total of 67 cases of drug abuse. Objective: This study aims to
determine the relationship of knowledge and attitudes with the behavior of drug abuse prevention in adolescents in SMP N 1 Depok, Sleman Yogyakarta in
2019. Method: The design of this study was a quantitative descriptive design with a cross sectional approach. A total of 66 samples in class VIII SMP N 1 Depok
Sleman were selected using purposive sampling. Data were analyzed using Chi square. Results: There is a correlation of knowledge with the behavior of drug
abuse prevention in adolescents in SMP N 1 Depok with p = 0.001 <α = 0.05, and there is a relationship of attitude to the behavior of drug abuse prevention
in adolescents in SMP N 1 Depok, Sleman namely with p = 0.042 >α = 0.05. Conclusion: There is a correlation between knowledge and attitude with the
behavior of drug abuse prevention in adolescents in SMP N 1 Depok, Sleman Yogyakarta in 2019.
Keywords: knowledge, attitude, behavior, adolescents, drugs.

Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes


This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
A. PENDAHULUAN
Zat-zat adikatif sangat berbahaya bagi tubuh dan menjadi masalah bagi umat
manusia di berbagai belahan bumi. Zat tersebut di kenal dengan Narkotika,
psikoterapika, dan Zat adikatif lainnya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal
masyarakat sebagai Narkoba (Narkotika dan Obat Berbahaya). NAPZA adalah
singkatan dari Narkotika, Alkohol, psikoterapika dan zat adikatif lainya yang
merupakan zat-zat kimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh manusia baik ditelan
melalui mulut, dihirup melalui hidung, maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat-
zat kimiawi itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan dan perilaku
seseorang. Pemakaian terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan fisik
dan atau psikologis. Resiko yang paling sering terjadi adalah kerusakan pada
system saraf dan organ-organ penting lainnya seperti jantung, paru-paru dan hati.
NAPZA merupakan bahan atau zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat dan otak sehingga bila mana
disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisisk, psikis/jiwa, dan fungsi sosial.
NAPZA memiliki daya adiksi (ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya
habitual (kebiasaan) yang sangat kuat, sehingga menyebabkan pemakai NAPZA
tidak dapat lepas dari pemakainya (Fadhli, 2018).
Penggunaan dan pengedaran NAPZA secara ilegal diseluruh dunia
menunjukan peningkatan tajam serta mewabah memasuki semua bangsa dan
ummat semua agama, serta telah meminta banyak korban (BNN, 2016).
Jumlah pengguna NAPZA di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Korban
NAPZA bukan lagi dominan orang berduit atau artis, tetapi sudah menjamah hampir
seluruh lapisan masyarakat. Anak-anak usia sekolah antara 14-18 bahkan kalangan
berpelajar dan bahkan para dosen dan guru, bahkan situasi yang sangat
mengkhawatirkan ini menjadi masalah dunia yang mendesak untuk segera diatasi
bersama (Fadhli, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN Republik Indonesia di tahun
Daerah istimewa Yogyakarta merupakan daerah rawan penyalahgunaan NAPZA
dan peredaran gelap NAPZA. Pada Tahun 2008, ranking ke-2 prevalensi angka
penyalahguna narkoba dengan prevalensi 2,72% atau 68.980 penyalahguna (usia
10-59 tahun). Tahun 2011, turun pada peringkat ke-5, dengan angka prevalensi naik
menjadi 2,84 % atau 83.951 penyalahguna (usia 10-59 tahun). Tahun 2014, tetap
pada posisi ke-5 dengan prevalensi 2,37% atau 62.028 penyalahguna (usia 10-59
tahun). Pada tahun 2014 ini, proyeksi kerugian sosial ekonomi di Daerah Istimewa
Yogyakarta mencapai 534,648 juta rupiah ( Laporan Akhir Survey Nasional
Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran oleh BNN, 2014 ).
Kepala BNN kabupaten Sleman, AKBP Siti alfiah mengatakan dari kesepuluh
kecamatan itu, pengungkapan kasus NAPZA tertinggi ada di kecamatan Depok,
dengan jumlah 67 kasus. Di urutan kedua adalah di kecamatan Ngaglik, dengan 22
kasus, ketiga adalah kecamatan Godean dengan jumlah 7 kasus, di kecamatan
Miati terdapat 6 kasus, di kecamatan Kalasan terdapat 5 kasus, di kecamatan
Gamping terdapat 5 kasus, Sleman terdapat 4 kasus, di kecamatan Ngemplak
terdapat 3 kasus, prambanan 2 kasus, dan kecamatan Tempe 2 kasus. Depok
menempati urutan teratas karena memang notabene banyak perguruan tinggi dan
sekolah-sekolah sehingga masyarakatnyapun lebih beragam. Disinggung soal
jumlah kasus pada tahun 2017 lalu ada 21 kasus penyalahgunaan Narkoba di
Sleman, semua tersangka yang di proses, statusnya adalah pengedar. Dengan
jumlah tersangka 23 laki-laki dan 2 perempuan (BNN Sleman, 2018). Tujuan
Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 2
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan
perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada Remaja di SMP N 1 Depok,
kabupaten Sleman, Yogyakarta Tahun 2019.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif,
menggunakan rancangan cross sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah
semua remaja yang berada di kelas VIII SMP 1 Depok, Sleman Yogyakarta yang
berjumlah 191 remaja/siswa. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan Purposive Sampling, Pada penelitian ini penentuan besar sampel
menggunakan rumus slovin dengan jumlah sampel 66 sampel.. Analisis dalam
penelitian ini menggunakan analisis chi square.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja yang berada di kelas VIII
SMP 1 Depok, Sleman Yogyakarta yang berjumlah 191 remaja/siswa. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 65,63 orang Dan di bulatkan menjadi 66 orang
dengan menggunakan rumus slovin. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
wawancara langsung terhadap petugas BNN sleman yang menangani masalah
NAPZA di daerah sleman, sumber data primer yang lain diperoleh dari responden
penelitian melalui pembagian kuesioner penelitian kepada remaja atau pelajar.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan tahunan 2018
dari BNN sleman terkait NAPZA.
Analisa data ini menggunakan aplikasi SPSS dengan analisa univariat dan
anlisa bivariat dengan uji Chi Square. Pemakaian Chi Square karena sampel
independent dan data yang dianalisa dalam bentuk kategori berskala nominal dan
ordinal.

C. HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Pengetahuan
Pengetahuan Jumlah Persentase
Baik 44 66,7
Tidak Baik 22 33,3
Total 66 100
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa distribusi pengetahuan
responden tentang NAPZA pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman DIY pada tahun 2019 diperoleh bahwa responden dengan
pengetahuan tentang NAPZA yang baik sebanyak 44 orang/siswa dengan
persentase 66,7%, sedangkan responden dengan pengetahuan tentang NAPZA
yang tidak baik sebanyak 22 orang/siswa dengan persentase sebesar 33,3%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 44 orang dengan persentase sebesar
66,7% dari total keseluruhan 66 responden.
Tabel 2. Sikap
SIKAP Jumlah Persentase
Mendukung 57 86,4
Cukup Mendukung 9 13,6
Kurang Mendukung 0 0
Total 66 100,0
Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 3
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi sikap responden
tentang NAPZA pada kelas VIII di SMP N 1 Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
DIY pada tahun 2019 diperoleh bahwa responden dengan sikap tentang NAPZA
yang mendukung sebanyak 59 siswa dengan persentase sebesar 86,4%, cukup
Mendukung sebanyak 9 siswa dengan persentase sebesar 13,6%, dan responden
atau siswa dengan sikap tentang NAPZA yang kurang mendukung tidak ada.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap
tentang NAPZA yang mendukung atau baik yaitu sebanyak 59 siswa dengan
persentase 86,4% dari total keseluruhan 66 responden.
Tabel 3. Perilaku
PERILAKU Jumlah Persentase
Melakukan 42 63,6
Tidak melakukan 24 36,4
Total 66 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi perilaku pencegahan
responden tentang NAPZA pada kelas VIII di SMP N 1 Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman, DIY pada tahun 2019 diperoleh bahwa responden yang
memiliki perilaku melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 42
siswa dengan persentase sebesar 63,6%, sedangkan responden yang memiliki
perilaku tidak melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA adalah sebanyak
24 siswa dengan persentase 36,4%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden memiliki perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA yaitu
sebanyak 42 dengan persentase sebesar 63,6% dari total keseluruhan 66 orang
responden.

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan dengan perilaku


Perilaku Pencegahan pencegahan
NAPZA Total
Pengetahuan
Tidak Melakukan (0) Melakukan (1) N %
N % N %
Tidak baik (0) 14 63,6 8 36,4 22 33,36
Baik (1) 10 22,7 34 77,3 44 66,66
Total 24 100 42 100 66 100
Berdasarkan crosstabs diatas, dapat dijelaskan bahwa responden dengan
pengetahuan NAPZA tidak baik dan tidak melakukan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA sebanyak 14 orang dengan persentase sebesar 63,6%,
dan responden dengan pengetahuan tidak baik dan melakukan perilaku
pencegahan sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar 36,6% dengan jumlah
total sebanyak 22 dengan persentase 33,36% dari total jumlah keseluruhan 66
responden.
Responden dengan pengetahuan baik dan tidak melakukan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 10 orang dengan persentase
sebesar 22,7%, dan responden dengan pengetahuan baik dan melakukan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 34 orang dengan persentase
sebesar 77,3% dengan jumlah total sebanyak 44 orang dengan persentase 66,66%
dari total jumlah keseluruhan 66 responden.

Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 4


Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
Tabel 5. Hubungan Sikap dengan perilaku
Perilaku Pencegahan
penyalahgunaan NAPZA Total
Sikap
Tidak Melakukan (0) Melakukan (1) N %
N % N %
Cukup Mendukung (2) 6 66,7 3 33,3 9 13,64
Mendukung (3) 18 31,6 39 68,4 57 86,36
Total 24 100 42 100 66 100

Berdasarkan crosstabs diatas, dapat dijelaskan bahwa tidak ada responden


dengan sikap kurang mendukung terhadap pencegahan NAPZA yang tidak
melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
Sedangkan responden dengan sikap yang cukup mendukung yang tidak
melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 6 siswa
dengan persentase 66,7% dan responden dengan sikap yang cukup mendukung
yang melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 3 siswa
dengan persentase sebesar 33,3% dengan jumlah total sebanyak 9 siswa dengan
persentase 13,64% dari total keseluruhan 66 responden.
Sedangkan responden dengan sikap mendukung dan tidak melakukan
perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 18 siswa dengan
persentase sebesar 31,6%, dan responden dengan sikap mendukung dan
melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 39 siswa
dengan persentase sebesar 68,4% dengan jumlah total sebanyak 57 dengan
peresentase 86,36% dari total jumlah keseluruhan 66 responden.

Tabel 6. Hubungan Pengetahuann dengan perilaku pencegahan


penyalahgunaan NAPZA
Asymp Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-
10.607 1 0,001
Square
Continuity
8.913 1 0,003
Correction
Likelihood Ratio 10.518 1 0,001
Fisher’s Exact Test 0,002 0.001
Linear-by-Linear
10.446 1 0,001
Association
N of Valid Cases 66

Berdasarkan tabel hasil uji chi square hubungan pengetahuan dengan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA diatas dapat dilihat pada kolom ρ-sign pada
pearson chi-square menunjukkan bahwa nilai ρ-sign adalah 0,001 dan nilai α
adalah 0,05 dengan demikian maka ρ-sign<α sehingga diperoleh hasil yang
signifikan sehingga Ho ditolak, dan Ha diterima. Hal tersebut berarti menunjukkan
adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA.

Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 5


Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
Tabel 7. Risk estimate pengetahuan dengan perilaku
95% Confidence
Value Interval
Lower Upper
Odds Ratio For Pengetahuan 5,950 1,944 18,214
(Tidak Baik/Baik)
For Cohort Perilaku = Tidak 2,800 1,492 5,256
Melakukan
For Cohort Perilaku = 0,471 0,265 0,837
Melakukan
N Of Valid Cases 66
Hasil uji statistik OR sebesar 5.950 pada CI 95% antara 1,944 sampai 18,214
yang artinya bahwa responden dengan pengetahuan yang tidak baik memiliki resiko
5,950 kali lebih besar untuk tidak melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan
NAPZA dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang baik.

Tabel 8. Sikap dengan perilaku pencegahahan

Asymp Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value Df
(2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 4.135 1 0,042


Continuity Correction 2.758 1 0,097
Likelihood Ratio 3.970 1 0,046
Fisher’s Exact Test 0,063 0.051
Linear-by-Linear
4.073 1 0,044
Association
N of Valid Cases 66
Berdasarkan tabel hasil uji chi square hubungan sikap dengan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA diatas dapat dilihat bahwa nilai ρ-sign adalah
0,097 dan nilai α adalah 0,05 dengan demikian maka ρ-sign>α sehingga diperoleh
hasil yang tidak signifikan sehingga Ho diterima, dan Ha ditolak. Hal tersebut berarti
menunjukkan tidak adanya hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA.

Tabel 8. Risk estimate sikap dengan perilaku


95% Confidence Interval
Value
Lower Upper
Odds Ratio For sikap (cukup 4.333 0.973 19,308
mendukung/ mendukung)
For Cohort Perilaku NAPZA = Tidak 2.111 1.159 3.845
Melakukan
For Cohort Perilaku NAPZA= 487 0,190 1.248
Melakukan
N Of Valid Cases 66
Hasil uji statistik OR sebesar 4.333 pada CI 95% antara 0,973 sampai 19,308
yang artinya bahwa responden dengan sikap yang cukup mendukung memiliki
kemungkinan resiko 4,333 kali untuk tidak melakukan perilaku pencegahan
Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 6
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
penyalahgunaan NAPZA dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap
yang mendukung dan memiliki perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang
tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap kurang mendukung dan
cukup mendukung.

D. PEMBAHASAN (ARIAL 12)


Pengetahuan tentang NAPZA dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan
NAPZA pada remaja kelas VIII di SMP N kecamatan Depok, kabupaten Sleman DIY
2019 Berdasarkan hasil analisis bivariat pada uji chi square diperoleh hasil yang
signifikan untuk hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA yang didapatkan hasil pada kolom ρ-sign pada pearson
chi square menunjukkan bahwa nilai ρ-sign adalah 0,01 dan nilai α adalah 0,05
dengan demikian maka ρ-sign<α sehingga diperoleh hasil yang signifikan sehingga
Ho ditolak, dan Ha diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja
di SMP N 1 Depok, kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hasil crosstabs pengetahuan diperoleh hasil dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA pada responden dengan pengetahuan NAPZA yang tidak
baik dan tidak melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak
14 orang dengan persentase sebesar 63,6%, dan responden dengan pengetahuan
tidak baik dan melakukan perilaku pencegahan sebanyak 8 orang dengan
persentase sebesar 36,4% dengan jumlah total sebanyak 22 orang dari total jumlah
keseluruhan 66 responden. Sedangkan responden dengan pengetahuan baik dan
tidak melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 10 orang
dengan persentase sebesar 22,7%, dan responden dengan pengetahuan baik dan
melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 34 orang
dengan persentase sebesar 77,3% dengan jumlah total sebanyak 44 siswa dari
total jumlah keseluruhan 66 responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar remaja pada kelas VII di SMP N 1 Depok, Sleman Yogyakarta
sudah memiliki pengetahuan yang baik dalam melakukan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA yaitu sebanyak 34 siswa dari total jumlah keseluruhan 66
responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan
yang baik dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Dimana
seseorang dengan pengetahuan yang baik maka orang tersebut akan lebih
berupaya dalam melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
Hasil penelitian ini mendukung atau sejalan dengan penelitian sebelumnya
yang telah dilaksanakan oleh Nel Efni pada tahun 2018, yang mana pada penelitian
tersebut dihasilkan signifikansi sebesar 0,001 yang berarti menunjukkan adanya
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan
NAPZA.
Hasil penelitian ini membuktikan teorinya Soekanto (2002) dikutip dari buku
Lestari tahun (2014) ia menyatakan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behaviour). Sehingga hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden yang pengetahuannya baik maka akan memiliki perilaku untuk
melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA, dan sebaliknya responden yang
memiliki pengetahuan tidak baik memiliki risiko lebih tinggi untuk tidak melakukan
perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA, sehingga pengetahuan yang baik
Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 7
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
dan pengetahuan yang tidak baik akan sangat berpengaruh atau berhubungan
dengan perilaku seseorang teutama perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
Berdasarkan tabel hasil uji chi square hubungan sikap dengan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA dapat dilihat bahwa nilai ρ-sign adalah 0,097
dan nilai α adalah 0,05 dengan demikian maka ρ-sign>α sehingga diperoleh hasil
yang signifikan sehingga Ho diterima, dan Ha ditolak. Hal tersebut berarti
menunjukkan tidak aadanya hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA.
Hasil crosstabs sikap dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan
NAPZA, dapat dijelaskan bahwa tidak ada responden dengan sikap yang kurang
mendukung dan tidak melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA..
Adapun responden dengan sikap yang cukup mendukung yang tidak
melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 6 siswa
dengan persentase 66,7% dan responden dengan sikap yang cukup mendukung
yang melakukan perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 3 siswa
dengan persentase sebesar 33,3% dengan jumlah total sebanyak 9 siswa dengan
persentase 13,64% dari total keseluruhan 66 responden.
Responden dengan sikap mendukung dan tidak melakukan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 18 siswa dengan persentase
sebesar 31,6%, dan responden dengan sikap mendukung dan melakukan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA sebanyak 39 siswa dengan persentase
sebesar 68,4% dengan jumlah total sebanyak 57 dengan peresentase 86,36% dari
total jumlah keseluruhan 66 responden.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaiti sahar
dimana tidak terdapatnya hubungan yang signifikan faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku NAPZA karena p-sign>alpha
Penelitian ini membuktikan teori perilaku berencana menurut Azjen ia
menganggap bahwa hubungan antar sikap dan perilaku dalam teori perilaku
beralasan tidak menjelaskan mengenai perilaku yang sepenuhnya tidak dapat
dikendalikan oleh orang atau sikap, meski ia mempunyai sikap yang positif terhadap
perilaku yang dimaksud. Sehingga hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian
besar responden yang memiliki sikap mendukung atau positif maka belum tentu
memiliki perilaku untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA, dan
sebaliknya responden yang memiliki sikap yang kurang mendukung memiliki
kemungkinan untuk melakukan dan tidak melakukan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA.

E. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengetahuan dan
sikap terhadap perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja kelas
VII di SMP N 1 Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman DIY pada tahun 2019 dapat
diambil kesimpulan Ada hubungan antara pengetahuan tentang NAPZA dengan
perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan dengan
menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square pada kolom ρ-sign pada
fisher’s exacttest yang menunjukkan bahwa nilai ρ-sign adalah 0,010 dan nilai α
adalah 0,05 dengan demikian maka ρ-sign<α sehingga diperoleh hasil yang
signifikan sehingga Ho ditolak, dan Ha diterima. Hal tersebut berarti menunjukkan
adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan
penyalahgunaan NAPZA. Ada hubungan antara sikap tentang NAPZA dengan
Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 8
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
perilaku pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan dengan
menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square yang menunjukkan nilai ρ-sign
adalah 0,097 dan nilai α adalah 0,05 dengan demikian maka ρ-sign>α sehingga
diperoleh hasil yang tidak signifikan sehingga Ho diterima, dan Ha ditolak. Hal
tersebut berarti menunjukkan tidak adanya hubungan antara sikap dengan perilaku
pencegahan penyalahgunaan NAPZA.

F. DAFTAR PUSTAKA
Agus, Riyanto. 2011. Buku Ajar Metodologi Peneltian. Jakarta: EGC
Arikonto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
Rineka cipta.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Repoblik Indonesia.2011.Survei Nasioanal
Perkembangan Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba pada
kelompok pelajar atau mahasiswa Di
Indonesia.(internet),www.bnnn.go.id,dikutip tanggal 6 agustus 2019.
Badan Narkotika Nasional. 2014. Laporan Akhir Survey Nasional Perkembangan
Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran. Yogyakarta.
Badan Narkotika Nasional. 2015. Laporan Tahunan BNN. Yogyakarta
Badan Narkotika Nasional. 2016. Laporan Tahunan BNN. Yogyakarta
Badan Narkotika Nasional. 2018. Laporan Tahunan BNN Sleman. Yogyakarta
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2016 Populasi
remaja sleman. Yogyakarta
Efni, Nel.2018. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku
Penyalahgunaan NAPZA di Kelas IIA Lembaga Pemasyarakatan
Jambi.Jurnal. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturahim. Jambi
Eurupe School Survey Project on Alcohol
Drugs.2015.(internet),http://www.espad.org/documents/Espad/ESPAD
reports/the 2015 ESPAD reports,dikutip tanggal 4 Agustus 2019.
Fadhli, Aulia. 2018. NAPZA Ancaman, Bahaya, Regulasi Dan Solusi
Penanggulangannya. Yogyakarta :Gava media
Lestari, titik. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha medika
Machfoedz, I. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Fitramaya
Meinarmo. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika
Nanter, muhammad Miko. 2019. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap
Penyalahgunaan NAPZA Pada Anak Jalanan Rumah Singgah Ahmad
Dahlan Yogyakarta. Skripsi. PSIK Fakultas ilmu kesehatan Universitas
Aisyiyah. Yogyakarta
Nita Fitria. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta
:Salemba Medika.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 9
Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta
Evi Ni’matuzzakiyah, Nurhayati
Jurnal Smart Ankes
Vol 7. No. 1 Juni 2023
Notoadmodjo, Soekidjo. 2014. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
cipta
Riwidikdo, Handoko. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta:Nuha Medika
Sarwono, Sarlito. 2018. Psikologi Remaja. Depok: Rajawali pers
Sugiyono. 2016. Metode penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sumirat, Ambar. 2015. Pengaruh Penyuluhan Tentang NAPZA Terhadap Sikap dan
Pengetahuan remaja di MAN II Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Bidan
Pendidik Diploma IV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyah. Yogyakarta.
Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019.
Yadi. Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Yogyakarta. 2013. Yogya peringkat
Ke-8 Kasus penyalahguna Narkoba
(internet),http://pemilu.tempo.com/read/news/2014/03/08/058560450/Yogy
a-dan-Sleman-juara-Narkoba-di-DIY,Dikutip tanggal 9 Agustus 2019 .
Zani, zam Apriani. 2017. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap tentang
penyalahgunaan NAPZA di SMA Negeri 1 Sleman Yogyakarta. Skripsi.
Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Ahmad Yani. Yogyakarta. Dikutip
5 September 2019.

Copyright ©2023 Jurnal SMART ANKes 10


Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Napza pada
Remaja di Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai