Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

APPENDISITIS (PRE DAN POST OP)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Medikal Bedah

Dos
osen
en Koo
oord
rdin
inat
ato
or : H. Hik
Hikmat
mat Rudy
Rudyan
ana,
a, S.Kp
S.Kp.,
.,M.
M.K
Kep

Dos
osen
en Pemb
embimb
imbing
ing : H.
H. Hik
Hikma
matt Ru
Rudy
dyan
ana,
a, S.Kp
S.Kp.,
.,M.
M.K
Kep

DISUSUN OLEH :

ATLASTIEKA NURFANTY SALSABILLA

214121009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU DAN TERKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI
2021
1. Konsep
Konsep Dasar
Dasar Apendi
Apendisit
sitis
is

A. Defi
Defin
nis
isii
Appendisiti
Appendisitiss adalah peradangan pada apendiks
apendiks vermiformi
vermiformiss dan merupakan
merupakan
penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini menyerang semua umur
baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10
sampai 30 tahun dan merupakan penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran
bawah kanan dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat
(Smeltzer
(Smeltzer & Bare, 2013).
2013). Appendisitis
Appendisitis adalah kondisi
kondisi dimana infeksi terjadi di umbai
cacing.
cacing. Dalam
Dalam kasus
kasus ringan
ringan dapat
dapat sembuh
sembuh tanpa
tanpa perawat
perawatan,
an, tet
tetapi
api banyak
banyak kasus
kasus
memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi (Anonim,
2007 dalam Docstoc, 2010).

B. Et
Etio
iolo
log
gi
1. Hiperplasi jaringan limfoid
2. Fekalit

3. Tumor apendiks
4. Cacing askaris
5. Entamoeba histolitica
6. Makanan rendah serat
7. Konstip
Konstipasi
asi Menuru
Menurutt penelit
penelitian
ian,, epidem
epidemiol
iologi
ogi menunj
menunjukk
ukkan
an kebiasa
kebiasaan
an makan
makan
makanan
makanan rendah
rendah serat akan mengakibatkan
mengakibatkan konstipasi
konstipasi yang dapat menimbulkan
menimbulkan
appendiksitis. Hal tersebut akan meningkatkan tekanan intra sekal, sehingga timbul
sumbatan fungsional appendiks dan meningkatkan pertumbuhan kuman flora pada
kolon.

C. Klas
Klasif
ifik
ikas
asii
Apendisitis dibagi menjadi 2, antara lain sebagai berikut :

1. Apendisitis akut

Perada
Peradanga
ngan
n pada
pada apendi
apendiks
ks dengan
dengan gejala
gejala kh
khas
as yang
yang member
memberii tanda
tanda
setempa
setempat.
t. Gejala
Gejala apendi
apendisiti
sitiss akut
akut antara
antara lai
lain
n nyeri
nyeri samar
samar dan tumpul
tumpul yang
yang
merupakan nyeri visceral di saerah epigastrium disekitar umbilikus. Keluhan ini
disertai rasa mual muntah dan penurunan nafsu makan. Dalam beberapa jam
nyeri akan berpindah ke titik McBurney. Pada titik ini, nyeri yang dirasakan

menjadi lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik
setempat (Hidayat 2005 dalam Mardalena,Ida 2017)

2. Apendisitis Kronis
Apendisitis kronis baru bisa ditegakkan apabila ditemukan tiga hal yaitu
pertama, pasien memiliki riwayat nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen
selama paling sedikit tiga minggu tanpa alternatif diagnosa lain. Kedua, setelah
dilakukan
dilakukan apendiktomi,
apendiktomi, gejala yang dialami pasien akan hilang.
hilang. Ketiga,
Ketiga, secara
histopatologik gejala dibuktikan sebagai akibat dari inflamasi kronis yang aktif
atau fibrosis pada apendiks (Santacroce dan Craig 2006 dalam Mardalena, Ida
2017).

D. Manif
Manifest
estasi
asi Klinis
Klinis
Beberapa manifestasi klinis yang sering muncul pada apendisitis antara lain
sebagai berikut :
1. Nyeri
Nyeri samar
samar (nyeri
(nyeri tumpul
tumpul)) di daerah
daerah epigas
epigastri
trium
um diseki
disekitar
tar umbili
umbilikus
kus atau
atau
periumbilikus. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri beralih ke kuadaran kanan
bawah ke titik Mc Burney (terletak diantara pertengahan umbilikus dan spina
anterior ileum) nyeri terasa lebih tajam.

2. Bi
Bisa
sa diser
diserta
taii ny
nyeri
eri selur
seluruh
uh pe
peru
rutt ap
apab
abil
ilaa suda
sudah
h te
terj
rjad
adii pe
peri
rion
oniti
itiss ka
karen
renaa
kebocoran apendiks dan meluasnya pernanahan dalam rongga abdomen
3. Mual
4. Muntah
5. Nafsu makan menurun
6. Konstipasi
7. Demam (Mardalena 2017 ; Handaya, 2017)

E. Patofi
Patofisio
siolog
logii dan Path
Pathway
way
Append
App endici
icitis
tis terjad
terjadii karena
karena penyum
penyumbat
batan
an lumen
lumen apendi
apendiks
ks oleh
oleh hyperp
hyperplasi
lasiaa

folike
folikell limfoi
limfoid,
d, fekali
fekalit,
t, benda
benda asing,
asing, struktu
strukturr karena
karena fibros
fibrosis
is akibat
akibat perada
peradanga
ngan
n
sebelumnya, atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang diproduksi
mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersumbat makin banyak, namun
elast
elastisi
isitas
tas dind
dindin
ing
g ap
apen
endi
diks
ks memp
mempun
unya
yaii ke
kete
terb
rbata
atasan
san sehin
sehingg
ggaa meny
menyeb
ebab
abka
kan
n
piningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat
aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada
saat inilah terjadi appendicitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila
sekresi
sekresi mucus
mucus terus
terus berlan
berlanjut
jut,, tekana
tekanan
n akan
akan terus
terus mening
meningkat
kat.. Hal tersebu
tersebutt akan
akan
menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding.

Perad
Peradan
anga
gan
n ya
yang
ng timb
timbul
ul melu
meluas
as da
dan
n meng
mengen
enai
ai pe
peri
rito
tone
neum
um se
setem
tempa
patt sehin
sehingg
ggaa
menimbulkan nyeri di darah kanan bawah. Keadaan ini disebut appendicitis supuratif
akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendiks yang
dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah
dengan
dengan daya
daya tahan
tahan tubuh
tubuh yang
yang masih
masih kurang
kurang memuda
memudahka
hkan
n terjadi
terjadinya
nya perfor
perforasi.
asi.
Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh
darah (Mansjoer, Arif, 2000). Diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan
ap
appe
pend
ndici
iciti
tiss ga
gang
ngre
reno
nosa.
sa. Bi
Bila
la dind
dindin
ing
g ya
yang
ng te
tela
lah
h ra
rapu
puh
h in
inii pe
pecah
cah,, ak
akan
an te
terj
rjad
adii
appendicitis perforasi. Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus
yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu masa lokal yang
disebut infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau
menghilang. Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek.

Idiopati Makan tak teratur Kerja fisik yang keras

Massa feses keras

Obstruksi lumen

Suplay aliran darah


menurun, mukosa
terkikis

-Perforasi Peradangan pada Distensi aabdomen


apendiks
-Abses

-Peritonitis
Nyeri
Menekan gaster

Peningkatan
Appendiktomy Pembatasan intake produksi HCL
cairan

Insisi bedah
Mual, muntah

Nyeri
Resiko terjadi infeksi Resiko kurang
vol cairan
Komplikasi..
F. Komplikasi
Kompli
Kom plikas
kasii apendi
apendikto
ktomi
mi terbagi
terbagi menjad
menjadii kompli
komplikas
kasii dini
dini dan kompli
komplikas
kasii
lambat
lambat.. Kompli
Komplikas
kasii dini
dini muncul
muncul kurang
kurang dari
dari 30 hari
hari setelah
setelah operasi
operasi yaitu berupa
berupa
perdarahan, infeksi luka operasi dan gangguan fungsi pencernaan, sedangkan
komplikasi lambat pasca appendiktomi adalah penyumbatan usus halus, nyeri perut

yang tidak spesifik, hernia pada bekas luka operasi.

F. Pemeri
Pemeriksa
ksaan
an Penunj
Penunjanang
g
1. Ultrasonografi untuk massa apendiks

2.Laparosko
2.Laparoskopi
pi biasanya
biasanya digunakan
digunakan untuk menyingki
menyingkirkan
rkan kelainanova
kelainanovarium
rium sebelum
sebelum
dilakukan apendiktomi pada wanita muda

3. Diagnosis berdasarkan klinis, namun sek darah putih (hamperselalu leukositosis)

4. CT scan (heliks) pada pasien usia lanjut atau dimana penyebab lain masih mungkin

G. Penata
Penatalak
laksan
sanaan
aan Klinik
Klinik
Pe
Pena
nata
tala
laks
ksan
anaa
aan
n yang
yang dapa
dapatt dila
dilaku
kuka
kan
n pada
pada pe
pend
nder
erit
itaa ap
apen
endi
disi
siti
tiss meli
melipu
puti
ti
penanggulangan konservatif dan operatif.

1. Pena
Penang
nggu
gulan
langa
gan
n ko
kons
nser
erva
vati
tiff teru
teruta
tama
ma di be
beri
rika
kan
n pa
pada
da pe
pend
nder
erit
itaa ya
yang
ng tida
tidak
k
mempunyai
mempunyai akses ke pelayanan
pelayanan bedah berupa pemberian
pemberian antibiotik
antibiotik berguna untuk
untuk
mencegah infeksi. Pada penderita apendisitis perforasi, sebelum operasi dilakukan
penggantian cairan dan elektrolit serta pemberian antibiotik sistemik.

2. Operatif. Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan apendisitis maka tindakan

yang dilakukan adalah operasi membuang apendiks, penundaan dengan pemberian


antibiotik dapat mengakibatkan abses dan perforasi, pada abses apendiks dilakukan
draina
2. Konsep
Konsep Asuh
Asuhan
an Keper
Keperawa
awatan
tan Appe
Appendis
ndisitis
itis

1. Pengka
gkajia
jian

Sebelum
Sebelu m dilaku
dilakukan
kan operasi
operasi maka
maka klien
klien perlu
perlu dipers
dipersiap
iapkan
kan secara
secara fis
fisik
ik
maupun
maupun psikis
psikis,, disamp
disamping
ing itu klien
klien juga
juga perlu
perlu diberi
diberikan
kan pengeta
pengetahuan
huan tentan
tentangg
peristiwa yang akan dialami setelah dioperasi dan diberikan latihan-latihan fisik
(perna
(pernafas
fasan
an dalam)
dalam) untuk
untuk diguna
digunakan
kan dalam
dalam period
periodee post
post operas
operasi.
i. hal ter
terseb
sebut
ut
penting dikarenakan banyak klien merasa cemas bila akan dioperasi dan juga
terhadap pemberian anastesi. Untuk melengkapi hal tersebut maka perawat perlu
melengkapi data subjektif maupun objektif. Pengumpulan data subjektif dan
objektif
objektif pada klien dengan apendisiti
apendisitiss meliputi
meliputi anamnesis riwayat penyakit,
penyakit,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian psikososial.
a.Anamnesis
Meliputi
Meliputi nama, jenis kelamin,
kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
dipakai, status
status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal
MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus apendisitis adalah rasa nyeri. Nyeri
ters
terseb
ebut
ut bisa
bisa ak
akut
ut at
atau
au kroni
kronik
k te
terg
rgant
antun
ung
g dan la
lama
many
nyaa se
sera
ranga
ngan.
n. Untu
Untuk
k
memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1) Provoki
Provoking
ng Incident:
Incident: apakah
apakah ada peristi
peristiwa
wa yang menjad
menjadii yang
yang menjad
menjadii faktor
faktor
presipitasi nyeri.
2) Quality
Quality of Pain: sepert
sepertii apa rasa nyeri
nyeri yang dirasak
dirasakan
an atau digambarka
digambarkan
n klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3) Regi
Region
on : ra
radi
diat
atio
ion,
n, re
reli
lief
ef:: ap
apak
akah
ah ra
rasa
sa sa
saki
kitt bi
bisa
sa re
reda
da,, ap
apaka
akah
h ra
rasa
sa sa
saki
kitt
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity
Severity (Scale)
(Scale) of Pain: seberap
seberapaa jauh rasa
rasa nyeri yang
yang dirasakan
dirasakan klien,
klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa
berapa lama
lama nyeri
nyeri berlangsung
berlangsung,, kapan, apakah
apakah bertambah
bertambah buruk pada
pada
malam hari atau siang hari.
c.Riwayat penyakit saat ini
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari apendisitis, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
skala nyeri yang dirasakan. Keluhan utama klien akan mendapatkan nyeri di
sekitar epigastrium menjalar ke perut kanan bawah. Timbul keluhan Nyeri perut
kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian setelah nyeri di pusat atau di
epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu lalu.Sifat keluhan nyeri dirasakan
terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalam waktu yang lama. Keluhan
yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas.
d. Riwa
Riwaya
yatt peny
penyak
akit
it dah
dahul
ulu
u
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab apendisitis yang sekarang
diderita
e.Riwayat penyakit keluarga

Data riwayat penyakit keluarga dapat berfungsi sebagai data tambahan terkait
dengan penyakit yang diderita
f. Pengkajian psiko-sosial-spiritual
psiko-sosial-spiritual
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran
klien
klien dalam
dalam keluar
keluarga
ga dan masyar
masyaraka
akatt serta
serta respon
respon atau
atau pengar
pengaruhny
uhnyaa dalam
dalam
kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

2. Peme
Pemeri
riks
ksaa
aan
n Fisi
Fisik
k

a. B1 (B
(Breathing)
Pernapasan meningkat, dispneu, pergerakan dada simetris, suara nafas normal
tidak ada suara nafas tambahan seperti stridor dan ronchi.
b. B2 (Blood)
Hipertensi (kadang – kadang terlihat sebagai respons terhadap nyeri/ansietas),
takikardia (respon stress, hipovolemia).

c. B3 (Brain)
Adanya perasaan takut, klien tampak gelisah, klien mengalami demam, spasme
otot, angitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas atau trauma lain).
d. B4 ((B
Bladder)
Tidak ada kelainan sistem perkemihan
e. B5 (Bowel)

Konstipasi pada awitan awal, diare kadang-kadang. Distensi abdomen, nyeri


tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising usus.
Nyeri/kenyamanan nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang
meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney. Berat badan sebagai
indikator untuk menentukan pemberian obat. Aktivitas/istirahat : Malaise
f. B6 (Bone)
(Bone) : Nyeri
Nyeri pada
pada kuadran
kuadran kanan
kanan bawah
bawah karen
karenaa posisi
posisi eksten
ekstensi
si kaki
kaki
kanan/posisi duduk tegak

3. Di
Diag
agno
nosa
sa Kepe
Kepera
rawa
wata
tan
n

Pre operasi
a. Nyeri akut berhubungan
berhubungan dengan agen cidera
cidera fisiol
fisiologis
ogis (dist
(distensi
ensi
jaringan intestinal oleh inflamasi)
b. Cemas berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi.
ope rasi.
c. Nausea berhubungan
berhubungan dengan peningkatan
peningkatan tekanan
tekanan intraab
intraabominal
ominal
Post operasi

d. Nyeri akut
akut berhubungan
berhubungan dengan agen
agen cidera
cidera fisik
fisik (luka
(luka insisi
insisi post
post
operasi appenditomi).
e. Resiko
Resiko infeksi
infeksi dengan faktor
faktor resiko
resiko tindakan
tindakan invasif
invasif (insi
(insisi
si post pembedah
pembedahan).
an).
f. Gangguan
Gangguan integrita
integritass jaringan
jaringan berhubungan
berhubungan dengan faktor
faktor mekanis
mekanis (operasi)
(operasi)

4. Rencana Asuhan Keperawatan

a. Pre operasi

No SDKI SLKI SIKI


.
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
1.
berhubungan keperawatan
kepera
jam watan selama
selamTingkat
didapatkan a 2x24 (1.08238)
1. Id
Iden
enti
tifi:kasi
fika si lo
loka
kasi
si,,
dengan agen Nyeri (L.08066) adekuat
karakteristik,
dengan kriteria hasil :
cidera fisiologis 1. Kelu
Keluhan
han ny
nyer
erii ((4)
4) durasi, frekuensi,
(distensi
2. Gel
Gelisa
sah
h (4)
(4) kualitas dan
jaringan
4 = cukup intensitas nyeri
intestinal oleh
menurun 2. Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si respon
respon
inflamasi)
3. Frekuen
Frekuensi
si nadi (4) non verbal

4. Po
Pola
la na
nafa
fass ((4)
4) 3. Beri
Berika
kan
n tekn
teknik
ik non

5. Te
Tekan
kanan
an dara
darah
h (4) farmakologi
farmakologi untuk

4 = cukup mengurangi rasa

membaik nyeri (teknik


relaksasi nafas
da
dala
lam,
m, memb
membac
acaa
istighfar)
4. Fasili
Fasilitas
tasii is
istir
tiraha
ahatt
dan tidur
5. Jelaskan penye
yeb
bab,
periode dan pemicu

nyeri
6. Kola
Kolabo
bora
rasi
si pember
pemberia
ian
n
analgesik

Set
Setel
elah
ah dil
dilakuk
akukan
an Reduksi Ansietas (1.09314)
2. Ansietas berhubungan
:
denganakan tindakan keperawatan

selama 1x24 jam


dilaksanakan operasi 1. Moni
Monito
torr ta
tand
nda-t
a-tan
anda
da
dida
didapat
patka
kan
n Ti
Ting
ngkat
kat
ansietas (verbal dan
Ansietas (L.09093)
non verbal)
adekuat dengan
2. Cipt
Ciptak
akan
an
kriteria hasil :
suasana
1. Pe
Peri
rila
laku
ku geli
gelisa
sah
h (4)
terapeutik
2. Pe
Peri
rila
laku
ku teg
tegan
ang
g (4)
(4)
untuk
3. Frekuensi
menumbuhkan
pernafasan (4)
4. Frekuen
Frekuensi
si nadi (4) kepercayaan
3. Je
Jela
lask
skan
an prose
prosedu
dur,
r,
5. Te
Tekan
kanan
an da
dara
rah
h (4
(4))
termasuk sensasi
4 = cukup menurun
yang akan dialami
4. In
Info
form
rmas
asik
ikan
an
secara factual
mengenai
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
5. Latih
Latih teknik
teknik rel
relaks
aksasi
asi
Kolaorasi
pemberian obat anti
ansietas
Setelah dilakukan Manajemen Mual
3. Nausea berhubungan
(1.031107)
dengan peningkatan tindakan keperawatan
tekanan intraabominal :
selama 2x24 jam
1. Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si
didapatkan Tingkat
pengalaman mual
Nausea (L.08065)
2. Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si
adekuat dengan faktor
kriteria hasil :
penyebab mual
1. Nafs
Nafsu
u maka
makan
n (4)
(4)
3. Moni
Monito
torr mua
muall
4 = cukup
4. Moni
Monito
torr as
asupa
upan
n

meningkat nutrisi dan kalori


2. Kel
Keluhan
uhan mual
mual (4)
(4) 5. Anju
Anjurk
rkan
an istir
istirah
ahat
at
3. Per
Perasa
asaan
an ingi
ingin
n yang cukup
muntah (4)
6. Kol
Kolabor
aborasi
asi pember
pemberian
ian
4 = cukup antiemetik
menurun
4. Pu
Puca
catt ((4)
4)
4 = cukup membaik

b. Post Operasi

No SDKI SLKI SIKI


.
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
1.
(1.08238) :
berhubungan keperawatan selama 2x24
1. Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si
dengan agen jam didapatkan Tingkat
lokasi,
cidera fisik Nyeri (L.08066) adekuat
karakteristik,
(luka insisi dengan kriteria hasil :
Post operasi durasi,
appenditomi). 1. Kelu
Keluha
han
n nyer
nyerii ((4)
4) frekuensi,
2. Geli
Gelisa
sah
h (4)
(4)
kualitas dan
4 = cukup menurun
intensitas
3. Frekue
Frekuensi
nsi nadi (4)
nyeri
4. Po
Pola
la naf
nafas
as (4)
(4)
2. Id
Iden
enti
tifi
fika
kasi
si
5. Te
Teka
kana
nan
n darah
darah (4)
(4)
respon non
4 = cukup
verbal
membaik
3. Beri
Berika
kan
n te
tekn
knik
ik non
non
fa
farm
rmak
akol
ologi
ogi un
untu
tuk
k
mengurangi rasa
nyeri (teknik
relaksasi nafas

dalam, membaca
istighfar)
4. Fasili
Fasilitas
tasii istir
istiraha
ahatt dan
dan
tidur
5. Je
Jellas
aska
kan
n
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
6. Kolabo
Kolaboras
rasii pember
pemberian
ian
analgesik
Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka
2. Resiko infeksi
(1.14564) :
dengan
dengan faktor
faktor resiko
resiko kepera
keperawat
watan
an selama
selama 2x24
tindakan invasif jam didapatkan Tingkat 1. Moni
Monito
torr tanda
tanda
(insisi post
dan gejala
pembedahan). Infeksi
Infeksi (L.14137)
(L.14137) adekuat
infeksi local dan
dengan kriteria hasil :
sistemik
1. Dema
Demam
m (4)
(4)
2. Monito
Monitorr karakteri
karakteristi
stik
k
2. Keme
Kemera
rahan
han (4
(4))
luka
3. Nyer
Nyerii (4)
(4) 3. Lepask
Lepaskan
an baluta
balutan
n
4. Beng
Bengka
kak
k (4)
(4) dan plester secara
dan plester secara
5. Draina
Drainase
se purul
purulen
en (4)
(4) perlahan
4 = cukup menurun 4. Bers
Bersih
ihka
kan
n
6. Kadar sel darah putih dengan cairan
(4)
NaCl
4 = cukup membaik
5. Berika
Berikann salep
salep yang
sesuai
6. Pa
Pasa
sang
ng balu
baluta
tan
n
sesuai dengan jenis
luka

7. Pertahankan teknik
steril

ketika melakukan
perawatan luka
8. Aj
Ajar
arka
kan
n

mengonsumsi
makanan tinggi
kalori dan
protein
9. Kolabo
Kolaboras
rasii pemberi
pemberian
an
antibiotik
Setelah dilakukan tindakan Perawatan luka (1.14564)
3. Gangguan integritas
:
jaringan berhubungan keperawatan selama 2x24
denganfaktor 1. Monito
Monitorr karakt
karakteri
eristi
stik
k
jam didapatkan
mekanis (operasi) luka
Penyembuhan Luka
2. Moni
Monito
torr ta
tand
nda-t
a-tan
anda
da
(L.14130) adekuat dengan infeksi

kriteria hasil : 3. Le
Lepa
pask
skan
an bal
balut
utan
an
1. Pe
Penya
nyatu
tuan
an kuli
kulitt (4)
(4) dan plester secara
2. Penyatu
Penyatuan
an tepi
tepi luka
luka (4)
(4) perlahan
3. Jaring
Jaringan
an granul
granulasi
asi (4) 4. Ber
Bersi
sihk
hkan
an
4 = cukup meningkat dengan cairan
4. Edema
Edema pada
pada sisi
sisi luka
luka (4)
(4) NaCl
5. Perada
Peradangan
ngan luka
luka (4)
(4) 5. Beri
Berika
kann sale
salep
p yang
yang
sesuai
6. Nyer
Nyerii (4)
(4)
6. Pe
Pert
rtah
ahank
ankan
an tekni
teknik
k
4 = cukup menurun
steril saat
melakukan
perawatan luka
7. Je
Jela
lask
skan
an ta
tanda
nda
dan gejala
infeksi
8. Kolabo
Kolaboras
rasii pember
pemberian
ian
antibiotik

(PPNI, 2017), (PPNI, 2019), (PPNI, 2018)

5. Impl
Implem
emen
enta
tasi
si

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana


keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan

untuk meme
emenuh
uhii kebu
buttuha
han
n klien secara opt
ptiimal. Pa
Pad
da tahap ini perawat
menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar
manusia (komunikasi) dan kemampuan teknis keperawatan, penemuan
perubahan pada pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi,
penemuan perubahan sistem tubuh, pemantapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan rasa
aman, nyaman dan keselamatan klien (Oktafiani, 2019).
6. Evaluasi

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana


mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
dilakukan secara berkesinambunga
gan
n de
den
ngan meliba
battka
kan
n klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk
mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan (Oktafiani, 2019).

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1053/1/KTI%20ERWIN%20HIDAYAT.pdf

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Pnyakit. Ed. 6. Jakarta:
EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth. Ed. 8.
Jakarta; EGC.
Sjamsuhidayat,R & Wim,de Jong (ed).2004.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta:EGC.

Dermaw
Derm awan
an dededen
den & Tuti
Tutik
k Raha
Rahayun
yuninings
gsih
ih.2
.2010
010.K
.Kep
eper
eraw
awaa ta
tan
n Medi
Medikal
kal Bedah
Bedah Si
Sist
stte
tem
m
Pencernnaan.Yogyakarta:Gosy en publising

(PPNI, 2017), (PPNI, 2019), (PPNI, 2018)

Anda mungkin juga menyukai