Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN DRONE SEBAGAI ALAT PENGUSIR LEBAH DALAM MEMBANTU

MENCARI MADU LIAR DI HUTAN


UTILIZATION OF DRONE AS A REPELLENT IN HELPING TO FIND HONEY IN
THE FOREST

Ihsan Pohan1), Valten Nababan2), Rifandy Fadhilla3)


Program S1 Pendidikan Teknologi Informatika Komputer
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Jl. Williem IskandarPasar V Medan Tembung, Sumatra Utara, Indonesia, 20211

ABSTRACT

Drones are a type of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) that is widely used in various fields of life. when using a
drone there is one thing that is very important to master, namely navigation control. Navigation control is a way to
adjust the direction of quadcopter movement when flying. One way to control navigation is to use a remote control.
Using the remote control requires special expertise for the user to set the direction of the quadcopter's movement.
Natural User Interface (NUI) is a new way to interact with a system. By using NUI, human interaction with the
system is easier because it uses natural inputs such as human body movement. In this study, it is used as an
unmanned flying device to find wild honey bee hives and to expel wild bees from the air connected to the controller.
Monitoring wild beehives using action cameras to display data visually via smartphone. The method used is to
identify the needs of wild bee seekers where they sometimes have difficulty getting rid of bees from the hive so that it
is not uncommon for these wild honey takers to get stung by bees. The process of taking GPS data to obtain
coordinates that can identify the coordinates of the location of wild beehives.
Kata kunci: drones, wild bees, honey, forests

PENDAHULUAN alami di hutan Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa


Hutan merupakan bagian integral dan tidak dan kepulauan Nusa Tenggara dan merupakan jenis
terpisahkan dari kehidupan masyarakat yang hidup di lebah yang penting bagi perlebahan Indonesia karena
sekitarnya. Hubungan interaksi antara masyarakat kontribusinya berupa produksi madu yang cukup
desa hutan dengan lingkungan alam sekitarnya telah tinggi serta pemanfaatannya sangat potensial dijadikan
berlangsung selama berabad-abad lamanya secara sebagai sumber mata pencaharian masyarakat sekitar
lintas generasi dalam bingkai keseimbangan kosmos hutan[5].
[1]. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di
dunia, yang mengalokasikan 63% atau seluas 120,6 Madu hutan yang merupakan sebagai mata
juta hektar daratannya, sebagai Kawasan Hutan, pencaharian masyarakat sekitar hutan juga memiliki
sedangkan sisanya sekitar 37% merupakan Areal resiko yang cukup tinggi dalam pengambilan lebah
Penggunaan Lain (APL)[2]. madu, seperti tersengat oleh lebah. Oleh karena itu
dibutuhkannya alat pelindung diri seperti baju
Hutan merupakan sumber daya alam yang pelindung dan asap untuk mengusir lebah. Biasanya
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. masyarakat membuat asap seara manual dengan daun.
Contoh nya pemanfaatan madu hutan. Madu Proses ini membutuhkan waktu yang lama dan resiko
merupakan cairan alami yang umumnya manis, yang tinggi pada saat memanjat dimana posisi harus
berasal dari nektar bunga yang dikumpulkan oleh memegang asap untuk mengusir lebah.
lebah madu[3]. Lebah madu memiliki banyak
manfaat, seperti hasil langsung berupa madu, pollen, Di era teknologi sekarang ini banyak alat –
royal jelly, malam atau lilin lebah, propolis zat perekat alat canggih yang dapat membantu pekerjaan manusia
dan sengatan lebah[4]. agar lebih mudah. Contohnya penggunaan drone
dalam membantu masyarakat mencari madu hutan.
Madu hutan dihasilkan oleh lebah liar (Apis Drone merupakan pesawat tanpa awak yang
dorsata), yaitu jenis lebah yang belum dapat dikendalikan dengan sebuah remote control,
dibudidayakan. Umumnya lebah tersebut hidup secara dilengkapi dengan GPS sebagai navigasi, dan lock
position[6][7][8]. Kegunaan drone sebagai mengusir [1] P. T. Damayatanti, “Upaya Pelestarian Hutan
lebah dalam mencari madu sangatlah efektif. Melalui Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bersama Masyarakat,” Komunitas Int. J.
Berdasarkan permasalahan tersebut kami Indones. Soc. Cult., vol. 3, no. 1, pp. 70–82,
mempunyai gagasan untuk membuat drone yang dapat 2013, doi: 10.15294/komunitas.v3i1.2296.
membantu masyarakat dalam mencari madu hutan,
drone yang akan kami buat dikombinasikan dengan [2] KKLH, Status Hutan dan Kehutanan
mesin yang dapat mengeluarkan asap. Drone ini juga Indonesia 2018. 2018.
dilengkapi dengan kamera untuk mendeteksi apakah
sarang lebah memiliki madu atau tidak. Dengan [3] E. E, F. Pratama, N. Malahayati, and B.
adanya drone ini diharapkan dapat membantu dan Santoso, “Sifat Fisik dan Kimia Madu dari
mengurangi kecelakaan pada saat mengambil madu Nektar Pohon Karet di Kabupaten Bangka
hutan. Tengah , Indonesia Physical and Chemical
Characteristics of Honey from Rubber Tree
METODE PENELITIAN Nectar in Central Bangka Regency ,
Bahan yang di gunakan dalam pembuatan Indonesia,” Agritech, vol. 37, no. 4, pp. 363–
Drone sebagai alat pengusir lebah dalam membantu 368, 2017.
mencari madu liar di hutan adalah frame drone, motor, [4] dan A. F. Fatriani, Arfa Agustina Rezekiah,
electronic speed control (ESC), flight control board, “ANALISA USAHA LEBAH MADU
radio transmitter, receiver, propeller, baterai, charger, HUTAN DAN KUALITASNYA,” Stat. F.
dan foging mini . Sedangkan alat yang di pakai Theor, vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2019,
meliputi solder, besi solder, obeng kecil, kunci pas doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
hex, tang runcing, dan hot glue gun.[9]
[5] M. Nurrahmi, R. Saepudin, and B. Zain,
Teknologi pembuatan drone adalah sebagai “Strategi Pemasaran Madu Hutan di Kota
berikut: Langkah pertama yang dilakukan lakukan Bengkulu,” Mapetari, vol. 4, no. 1, pp. 13–20,
adalah merakit frame kemudian memasang motor 2019, doi: 10.35989/mapetari.v4i1.2.
dengan ESC di Arm Frame setelah itu
menghubungkan ESC dengan motor drone [6] M. G. A. Pradana, “Single Propeller Drone
menggunakan solder, agar motor drone dan ESC bisa (Singrone): Inovasi Rancang Bangun Drone
tersambung, Langkah selanjutnya adalah memasang Single Propeller Sebagai Wahana Pemetaan
kabel power untuk menghubungkan baterai, kemudian Lahan Berbasis Unmaned Aerial Vehicle
memasang FC atau Flight Controller, dipasang (Uav),” Elinvo (Electronics, Informatics,
dibagian tengah drone agar sensor berada di tempat Vocat. Educ., vol. 1, no. 3, pp. 157–162, 2016,
yang center, setelah flight control terhubung doi: 10.21831/elinvo.v1i3.12822.
selanjutnya adalah menghubungkan kabel ESC motor
dengan Flight Contorller Kemudian, hubungkan juga [7] B. Utomo, “Drone Untuk Percepatan
Reciver remot control pada flight controller drone Pemetaan Bidang Tanah,” Media Komun.
selanjutnya pemasangan foging mini pada frame Geogr., vol. 18, no. 2, p. 146, 2018, doi:
bawah drone Ketika drone sudah terhubung dengan 10.23887/mkg.v18i2.12798.
baik, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan
[8] A. B. Zakaria and A. Dharmawan, “Sistem
tunning pada drone.[10]
Kendali Penghindar Rintangan Pada
Metodologi yang digunakan pada kegiatan ini Quadrotor Menggunakan Konsep Linear
meliputi mengidentifikasi kebutuhan para pengambil Quadratic,” IJEIS (Indonesian J. Electron.
madu liar untuk menyelesaikan masalah, memberikan Instrum. Syst., vol. 7, no. 2, p. 219, 2017, doi:
penyuluhan pembuatan drone, memberikan pelatihan 10.22146/ijeis.25503.
penggunaan drone, dan mensosialisasikan pembuatan
[9] S. Bartholomew, L. Zhang, and J. Weitlauf,
drone.[11]
“Engineering Design and Coding through
HASIL DAN PEMBAHASAN Quadcopters.,” Technol. Eng. Teach., vol. 78,
no. 1, pp. 14–21, 2018.
KESIMPULAN
[10] S. Azim, J. Rasmussen, J. Nielsen, R. Gislum,
UCAPAN TERIMA KASIH M. S. Laursen, and S. Christensen, “Manual
geo-rectification to improve the spatial
DAFTAR PUSTAKA accuracy of ortho-mosaics based on images
from consumer-grade unmanned aerial total reflectance-fourier transform infrared
vehicles (UAVs),” Precis. Agric., vol. 20, no. (ATR-FTIR) spectroscopy combined with
6, pp. 1199–1210, 2019, doi: 10.1007/s11119- multivariate statistical techniques,” Heliyon,
019-09647-9. vol. 6, no. 4, p. e03662, 2020, doi:
10.1016/j.heliyon.2020.e03662.
[11] Y. Riswahyuli, A. Rohman, F. M. C. S.
Setyabudi, and S. Raharjo, “Indonesian wild
honey authenticity analysis using attenuated

Anda mungkin juga menyukai