Anda di halaman 1dari 10

ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME,

EKSISTENSIALISME, DAN PROGRESIVISME

D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

Rut Walle Lisna Telaumbanua

NIM 4233121050

Dosen Pengampu:
Armita Sari, S.Pd., M.Pd.

Mata Kuliah:
Filsafat Pendidikan

PENDIDIKAN FISIKA BILINGUAL


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur, saya panjatkat kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan makalah saya ini dengan judul :
“Aliran Filsafat Pragmatisme, Eksistensialisme, dan Progresivisme”. Saya juga berterima kasih
kepada ibu Armita Sari, S.Pd., M.Pd, yang telah memberi tugas makalah ini sebagai arahan bagi
saya untuk memperdalam ilmu dan wawasan terkait filsafat.
Filsafat adalah cabang ilmu yang telah menjadi jendela bagi manusia untuk memahami
dunia sekitar dan eksistensinya di dalamnya. Dalam Upaya menjelajahi pemikiran manusia, kita
akan menemui berbabagai aliran filsafat yang telah memberikan kontribusi penting dalam
membentuk pandangan dunia kita. Dalam makalah ini, saya akan menggali tiga aliran filsafat
yang sangat berpengaruh, yaitu pragmatisme, eksistensialisme, dan progresivisme.
Aliran pragmatisme, yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh seperti Charles S. Peirce dan
Wiliam James, menekankan pentingnya pengalaman dan akibat praktis dalam menilai nilai
kebenaran suatu konsep. Sementara itu, eksistensialisme, yang dikenal melalui pemikiran Jean-
Paul Sartre dan Søren Kierkegaard, menggali pertanyaan fundamental tentang keberadaan
manusia dan kebebasan individual. Terakhir, progresivisme, dengan pemikiran tokoh-tokoh
seperti John Dewey, menggaris bawahi pentingnya perubahan sosial dan pendidikan dalam
mencapai kemajuan sosial dan pendidikan dalam mencapai kemajuan
sosial.
Melalui makalah ini, saya akan menjelajahi esensi masing-masing aliran filsafat ini,
mendeskripsikan pendapat para ahli tentang aliran filsafat, menyimpulkan pendapat para ahli,
serta alasan yang melatarbelakangi munculnya aliran filsafat eksistensialisme. Semoga makalah
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ketiga aliran filsafat yang telah
memberikan kontribusi dalam menggali makna eksistensi manusia.

Medan, 19 September 2023


Penulis,

Rut Walle Lisna Telaumbanua


NIM 4233121050

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
Bab 1. Pendahuluan ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................................... 1
Bab 2. Pembahasan............................................................................................................ 2
A. Pengertian Aliran Filsafat Menurut Para ahli ........................................................ 2
1. Pragmatisme .................................................................................................... 2
2. Eksistensialisme .............................................................................................. 3
3. Progressivisme................................................................................................. 3
B. Simpulan Aliran Filsafat ....................................................................................... 4
C. Alasan Munculnya Aliran Filsafat Eksistensialisme ............................................. 5
Bab 3. Penutup .................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan............................................................................................................ 7
B. Saran ...................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 8

1
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat telah menjadi alat penting yang digunakan manusia dalam upaya memahami makna
eksistensi, nilai, dan perannya dalam dunia. Ada berbagai aliran filsafat yang sangat berpengaruh
dalam mendalami makna esensi manusia di dunia ini: Pragmatisme, Eksistensialisme, dan
Progresivisme. Ketiga aliran ini memberikan sudut pandang yang unik dan berbeda-beda daam
menjawab pertanyaan-pertanyaan esensial tentang hakikat keberadaan manusia dan cara kita
berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
Pragmatisme, dirumuskan pertama kali oleh tokoh seperti Charles S. Peirce dan Wiliam
James, tertuju pada aspek praktis pemikiran. Mereka menekankan bahwanilai dari suatu konsep atau
ide dinilai melalui akibat praktis yang diberikan. Inilah yang menjadikan pragmatisme sebagai
aliran yang sangat relevan dalam konteks kehidupan sehari-hari, terutama dalam pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah. Sementara itu, Eksistensialisme, yang dikenal melalui
pemikiran Jean-paul Sartre, Søren Kierkegaard, dan tokoh-tokoh lainnya, mencetuskan tentang
eksistensi individual manusia dan kebebasan. Mereka mendalami esensi manusia sebagai makhluk
yang bebas dan bertanggung jawab, yang harus menentukan pilihan dalam hidupnya sendiri tanpa
bantuan nilai-nilai yang tetap.
Di sisi lain, Progresivisme, seperti yang digagas oleh John Dewey, menekankan pentingnya
perubahan sosial dan Pendidikan dalam mencapai kemajuan dalam masyarakat. Aliran ini menyoroti
konsep bahwa manusia dapat berkontribusi pada perbaikan dunia dengan cara terlibat dalam
pembelajaran aktif dan perubahan sosial yang progresif.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana pengertian aliran filsafat pragmatisme, eksistensialisme, dan
progressivisme menurut para ahli?
2. Bagaimana simpulan aliran filsafat menurut anda?
3. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat
eksistensialisme?

C. Tujuan
Adapun tujuan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian aliran filsafat pragmatisme, eksistensialisme, dan
progressivisme menurut para ahli
2. Mengetahui simpulan aliran filsafat
3. Mengetahui alasan yang melatarbelakangi munculnya/lahirnya aliran filsafat
eksistensialisme

2
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran Filsafat Menurut Para Ahli

Aliran filsafat adalah sekumpulan pemikiran atau pandangan filosofis yang memiliki
karakteristik dan prinsip-prinsip filosofis tertentu. Aliran-aliran ini muncul sebagai upaya
manusia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan,
nilai, dan banyak aspek lainnya dalam kehidupan.
Berikut adalah beberapa contoh aliran filsafat dan pengertiannya menurut para ahli:

1. Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang yang memiliki beragam pengertian dan interpretasi
oleh para ahli. Berikut adalah beberapa defenisi pragmatism menurutbeberapa ahli terkenal:

1) Charles Sanders Peirce


Peirce, salah satu ahli yang mendefenisikan pragmatisme sebagai pandangan bahwa makna
atau kebenaran suatu gagasan tergantung pada konsekuensi praktis yang dapat dihasilkan oleh
gagasan tersebut. ia menekankan pentingnya pengujian konsep-konsep dalam praktik dan
pengalaman. Menurutnya, pragmatisme adalah pandangan bahwa makna atau nilai sesuatu
dapat ditemukan melalui konsekuensi praktis yang timbul dari dari keyakinan itu sendiri. Ia
juga membagi dua kelompok pragmatism, dimana “pragmatisme menengah” yang fokus pada
pengetahuan dan “pragmatism kasar” yang lebih berkaitan dengan tindakan praktis.

2) William James
William James adalah salah satu tokoh pragmatism terkemuka. Menurutnya, pragmatisme
adalah pendekatan yang menekankan pentingnya menguji ide-ide dan keyakinan dalam
pengalaman praktis untuk menentukan kebenaran atau kegunaanya. James juga
memperkenalkan konsep “kebenaran berproses” yang menyatakan bahwa kebenaran adalah
apa yang bekerja atau berguna dalam konteks tertentu.

3) John Dewey
John Dewey, seorang filsuf pragmatis, mengartikan pragmatisme sebagai suatu metode
berpikir yang menekankan pentingnya eksperimen, pengalaman, dan pembelajaran praktis
dalam menentukan kebenaran atau nilai suatu konsep atau keyakinan. Dewey
mengembangkan pragmatisme dalam konteks Pendidikan dan filsafat sosial. Menurutnya,
pragmatisme adalah pemahaman bahwa pengetahuan dan kebenaran adalah hasil dari interaksi
aktif manusia dengan lingkungannya.

2. Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah suatu aliran pemikiran dalam filsafat yag menekankan pentingnya
eksistensi individu, kebebasan, pilihan, dan tanggung jawab pribadi dalam mencari makna hidup.
Berikut adalah beberapa defenisi eksistensialisme menurut para ahli:

1) Jean-Paul Sartre
Sartre merupakan salah satu tokoh eksistensialis paling terkenal. Menurutnya, eksistensialisme
adalah filsafat yang menyatakan bahwa “eksistensi mendahului essensi”. Artinya, manusia
terlebih dahulu ada dalam dunia ini tanpa tujuan atau makna inheren. Manusia kemudian
menciptakan makna kehidupan mereka sendiri melalui tindakan dan pilihan mereka sendiri.
Sartre juga menekankan konsep “kebebasan radikal”, dimana manusia bertanggung jawab
sepenuhnya atas tindakanmereka dan harus membuat pilihan tanpa panduan moral absolut.

3
2) Friedrich Nietzsche
Nietzsche, seorang ahli yang mendefenisikan eksistensialisme, meskipun tidak dianggap
sebagai eksistensialis murni, memiliki pengaruh besar dalam pemikiran eksistensialis. Ia
menyuarakan gagasan “kematian Tuhan”, yang mengindikasikan keruntuhan nilai-nilai mereka
sendiri dan menghadapi eksistensi yang tanpa panduan moral yang pasti.

3) Albert Camus
Camus, seorang penulis dan filsuf eksistensialis, mengemukakan konsep “absurditas”.
Menurutnya, dunia tidak memiliki makna inheren, tetapi manusia terus mencari makna dalam
kehidupan mereka, meskipun ini bisa tampak absurd. Camus menyarankan bahwa manusia
harus menghadapi paradoks ini dengan berani dan tetap mencari makna dalam tindakan mereka,
meskipun makna itu mungkin tidak pernah sepenuhnya dapat dipahami.

4) Søren Kierkegaard
Menurut Søren Kierkegaard, eksistensialisme adalah pandangan filsafat yang menekankan
pentingnya eksistensi individu manusia, kebebasannya untuk membuat pilihan, dan tanggung
jawabnya terhadap pilihan-pilihan tersebut. Selain itu, Kierkegaard mengemukakan konsep
“sprong ke iman” atau “leap to faith”, yang mengacu pada tindakan iman yang radikal dan
harus diambil oleh individu dalam menjalani kehidupan yang berarti. Ia menekankan
pentingnya agama dalam eksistensi manusia, dan pandangan-pandangan ini menjadi dasar bagi
perkembangan eksistensialisme selanjutnya.

3. Progressivisme
Progressivisme adalah suatu pendekatan dalam politik dan sosial yang mendorong perubahan
progresif dalam masyarakat dengan fokus pada reformasi sosial, ekonomi, dan politik. Berikut
adalah pengertian progressivisme menurut para ahli:

1) John Dewey
John Dewey, seorang filsuf dan pendidik terkenal, menganggap progressivisme
sebagai filsafat pendidikan yang menekankan pebelajaran berdasarkan pengalaman dan
interaksi sosial untuk mencapai kemajuan sosial dan individual. Ia menggambarkan
progressivisme sebagai suatu pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengalaman nyata dan
partisipasi aktif siswa dalam proses belajar, yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis dan kewarganegaraan yang aktif.

2) Herbert Croly
Herbert Croly seorang penulis dan jurnalis pada abad ke-20, mengembangkan gagasan
progressivisme dalam bidang politik. Menurutnya, progressivisme adalah upaya untuk
mengatasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi melalui intervensi pemerintah yang bijaksana,
seperti regulasi bisnis, perlindungan hak pekerja, dan perbaikan infrastruktur.

3) Jean-Jacques Rousseau
Rousseau, seorang filsuf abad ke-18, juga memiliki pengaruh terhadap progressivisme. Dia
menggagas konsep “kebaikan almiah” manusia, yang berartibahwa manusia pada dasarnya baik,
tetapi korupsi masyarakat yang memburukkannya. Ide ini mendukung ide perbaikan sosial
melalui reformasi masyarakat.

B. Simpulan Aliran Filsafat

1. Pragmatisme
Aliran filsafat ini merupakan aliran filsafat yang menekankan pentingnya pengalaman praktis
dan konsekuensi dalam menilai kebenaran. Pragmatisme percaya bahwa bahwa ide atau teori
4
yang berguna dalam kehidupan sehari-hari adalah yang memiliki nilai. Mereka menolak
gagasan kebenaran absolut dan menganggapnya sebagai suatu yang berkembang seiring waktu.

2. Eksistensialisme
Aliran ini merupakan aliran filsafat yang menekankan kebebasan individu, eksistensi, dan
tanggung jawab pribadi. Eksistensialisme percaya bahwa individu harus membuat makna dalam
kehidupan mereka sendiri, dan bahwa hidup itu penuh dengan ketidakpastian. Mereka
menekankan pentingnya keputusan individu dalam mencari makna hidup.

3. Progressivisme
Progressivisme adalah aliran filsafat yang menghubungkan pendidikan dengan perubahan
sosial. Aliran ini menganggap bahwa pendidikan harus menjadi alat untuk meningkatkan
masyarakat dan individu. Mereka mendorong pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa,
eksperimen, dan pembelajaran aktif untuk mencapai perubahan yang positif dalam masyarakat.

Ketiga aliran ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam memberikan jawaban terkait
pertanyaan-pertanyaan filsafat dan menawarkan wawasan yang berharga dalam pemahaman
tentang dunia dan kehidupan manusia.

C. Alasan Munculnya Aliran Filsafat Eksistensialisme

Aliran filsafat eksistensialisme muncul sebagai respon terhadap sejumlah faktor dan
perkembangan sosial, budaya, dan filosofis. Berikut adalah beberapa alasan utama yang
mendorong munculnya aliran filsafat eksistensialisme:

1. Pengaruh perang dunia I dan perang dunia II


Eksistensialisme munculnya pada abad ke-20, yang disaksikan oleh dua perang dunia yang
mengguncang dunia. Perang-perang ini menyebabkan banyak orang mengalami traumatisasi
dan kehilangan keyakinan dalam nilai-nilai tradisional. Pengalaman penderitaan dan
kehancuran selama perang merangsang pertanyaan tentang arti hidup, kemanusiaan, dan
moralitas.

2. Krisis identitas dan makna hidup


Eksistensialisme muncul dalam konteks ketidakpastian dan keraguan tentang makna hidup.
Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agama dan otoritas tradisional mulai
merosot dalam pengaruhnya. Individu-individu mulai merasa terisolasi dan mencari makna
hidup mereka sendiri di dunia yang tampaknya tanpa arah atau tujian yang jelas.

3. Kritik terhadap filsafat tradisional


Eksistensialisme muncul sebagai kritik terhadap filsafat tradisional yang dianggap terlalu
abstrak, teoritis, dan jauh dari pengalaman manusia sehari-hari. Para eksistensialisme merasa
bahwa filsafat harus lebih berfokus pada eksistensi individu dan pengalaman subjektif, daripada
berpegang pada konsep-konsep yang sulit dipahami.

4. Pemikiran tokoh-tokoh eksistensialisme terkemuka


Tokoh-tokoh seperti Søren Kierkegaard, Friedrich Nietzsche, Jean-Paul Sartre, Albert Camus,
dan Marthin Heidegger berperan penting dalam pengembangan eksistensialisme. Mereka
mengajukan ide-ide tentang kebebasan, eksistensi individual, dan tanggung jawab pribadi, yang
menjadi fondasi bagi aliran ini.

5. Pengaruh sastra dan seni


Eksistensialisme juga terpengaruh oleh sastra dan seni, khususnya dram-drama seperti karya
5
Samuel Beckett dan novel-novel seperti "L'Etranger" karya Albert Camus. Karya-karya ini
mengeksplorasi tema-tema eksistensialisme seperti ketidakpastian,alienasi, dan kehampaan.

Intinya, aliran filsafat eksistensialisme muncul sebagai tanggapan terhadap perubahan


dramatis dalam dunia dan pemikiran manusia pada abad ke-20. Ini adalah upaya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang muncul akibat krisis, ketidakpastian, dan perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dan budaya saat itu.

6
BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam eksplorasi aliran filsafat pragmatisme, eksistensialisme, dan progresivisme, kita telah
memahami tiga perspektif yang unik dalam pemikiran filsafat. Pragmatisme menekankan relevansi
dan kegunaan dalam mencari kebenaran, eksistensialisme menyoroti kebebasan individu dan
pencarian makna dalam dunia yang tanpa arah, sedangkan progresivisme mengejar perkembangan
individu dan masyarakat melalui pendidikan yang berpusat pada siswa. Meskipun berbeda dalam
fokusnya, ketiga aliran ini memberikan wawasan berharga tentang cara kita memahami eksistensi,
pengetahuan, dan nilai-nilai dalam dunia yang terus berkembang. Dengan memahami dasar-dasar
dan implikasi dari ketiga aliran ini, kita dapat merenungkan bagaimana filsafat mempengaruhi
pandangan kita tentang kehidupan dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.

B. Saran

Dalam penutup makalah ini, kita telah menjelajahi tiga aliran filsafat yang signifikan:
pragmatisme, eksistensialisme, dan progresivisme. Pragmatisme mengajarkan kita untuk menilai
nilai suatu ide atau keyakinan berdasarkan kontribusinya dalam dunia nyata, sementara
eksistensialisme mengingatkan kita akan pentingnya menemukan makna hidup dalam kebebasan
dan tanggung jawab pribadi. Di sisi lain, progresivisme menyoroti perlunya pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan pembangunan masyarakat yang lebih baik melalui pendidikan yang
dinamis. Melalui pemahaman atas aliran-aliran ini, kita dapat lebih baik memahami kompleksitas
pemikiran manusia dan berbagai cara pandang tentang kehidupan. Masing-masing aliran
menawarkan pandangan unik tentang bagaimana kita dapat menghadapi tantangan dalam hidup ini.
Dengan demikian, kita diajak untuk merenungkan bagaimana filsafat-filsafat ini dapat memberikan
panduan dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan berarti.

7
DAFTAR PUSTAKA

Praja, J. S. (2020). Aliran-aliran filsafat & etika. Prenada Media.


Junaidi, M. (2016). Pragmatisme. Dar el-Ilmi: jurnal studi keagamaan, pendidikan dan
humaniora, 3(1), 37-51.
Salim, I. (2010). Aliran filsafat eksistensialis. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora, 1(2).
Fadlillah, M. (2017). Aliran progresivisme dalam pendidikan di Indonesia. Jurnal Dimensi
Pendidikan dan Pembelajaran, 5(1), 17-24.
Ekawati, D. (2017). Eksistensialisme. Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 12(01), 137-153.

Anda mungkin juga menyukai