Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, atas kehendak dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.Sehingga makalah ini dapat selesai.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu DR.MAIMANAH


ANGKAT M.A selaku dosen pengampu mata kuliah FILSAFAT ILMU. Berkat
tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan
topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan.Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun kepada para pembaca. Terima kasih atas segala bantuan dan perhatian
yang telah diberikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Sidikalang , 10 Oktober 2023

KELOMPOK 4

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................I
DAFTAR ISI..................................................................................................II
BAB I...............................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH.................................................................................3
BAB II..............................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. PENGERTIAN FILSAAT.............................................................................3
1. FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI.......................................................4
2. FILSAFAT SECARA TERMINOLOGI.................................................4
B. MACAM MACAM ALIRAN FILSAFAT DALAM PENDEKATAN
MENDAPATKAN KEBENARAN:...............................................................................6
C. BAGAIMANA ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT MEMPENGARUHI
PANDANGAN MANUSIA TERHADAP SUMBER PENGETAHUAN................................8
D. PENGARUH ALIRAN FILSAFAT TERHADAP SUMBER PENGETAHUAN.......10
E. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN DARI PENDEKATAN IDEALISME,
RASIONALISME, EMPERISME, DUA LISME, POSITIVISME, REALISME.................11
BAB III..........................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................16
A. KESIMPULAN.....................................................................................16
B. SARAN..................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia sepanjang sejarah,
berbagai aliran pemikiran muncul untuk menjelaskan bagaimana manusia dapat
mendapatkan kebenaran.. Kelima aliran ini memiliki pendekatan yang berbeda
dalam mencari kebenaran dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam bidang
filsafat dan ilmu pengetahuan.

Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar ataupun melihat kata


filsafat? Di zaman yang sudah maju ini, kata filsafat tentu sudah tidak asing lagi
ditelinga kita. Pastinya banyak dari kita yang pernah mendengar atau mempelajari
filsafat. Untuk kamu yang pernah mendengar kata tersebut, apa yang terlintas
dipikiran kamu ketika melihat atau membaca kata filsafat?

Apakah suatu ilmu yang mempelajari tentang hal yang abstrak? Atau salah
satu jurusan kuliah yang ada di kampusmu? Atau mungkin mata kuliah yang
paling kamu tidak suka? Apakah ada diantara kalian yang berpikir bahwa filsafat
adalah suatu ilmu yang membahas tentang cinta? Atau ada diantara kalian yang
menyadari bahwa proses berpikir kita juga termasuk ke dalam sebuah filsafat?

Perlu kamu pahami bahwa filsafat telah menjadi salah satu ilmu yang banyak
dipandang sebelah mata, dinilai sebagai suatu hal yang tidak jelas, aneh, dan
abstrak bila belum memahaminya lebih dalam. Jika kamu belum mempelajari
filsafat secara mendalam, maka kamu tidak akan pernah menyukai bidang ilmu
yang satu ini.

Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk memahami dunia dan
eksistensi manusia melalui pertanyaan-pertanyaan fundamental mengenai realitas,
pengetahuan, etika, dan keberadaan. Dalam upaya mencari kebenaran, filsafat
telah melahirkan berbagai aliran pemikiran yang berbeda-beda, masing-masing
dengan pandangan dan pendekatan yang unik.

III
Salah satu aliran dalam mencari kebenaran dalam filsafat adalah aliran
rasionalisme. Rasionalisme adalah pandangan bahwa pengetahuan yang benar
dapat diperoleh melalui akal budi dan logika. Aliran ini dipelopori oleh para
pemikir seperti Rene Descartes, Baruch Spinoza, dan Gottfried Leibniz. Terdapat
juga aliran empirisme dalam filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan yang
benar berasal dari pengalaman dan observasi. Para pemikir seperti John Locke,
David Hume, dan John Stuart Mill adalah tokoh-tokoh utama dalam aliran
ini.Aliran pragmatisme juga memiliki peran penting dalam mencari kebenaran
dalam filsafat. Aliran ini diusung oleh tokoh seperti Charles Sanders Peirce,
William James, dan John Dewey.Selanjutnya, aliran fenomenologi yang
dikembangkan oleh Edmund Husserl dan kemudian diteruskan oleh tokoh-tokoh
seperti Martin Heidegger dan Maurice Merleau-Ponty. Fenomenologi berfokus
pada pengamatan langsung tentang fenomena dan pengalaman manusia.Selain
aliran-aliran tersebut, terdapat juga aliran-aliran lain dalam mencari kebenaran
dalam filsafat seperti aliran eksistensialisme yang diperkenalkan oleh Søren
Kierkegaard dan Jean-Paul Sartre, aliran strukturalisme yang dikembangkan oleh
Ferdinand de Saussure dan Claude Levi-Strauss, serta aliran postmodernisme
yang menolak adanya satu kebenaran objektif dan mengedepankan
keanekaragaman interpretasi.

Dalam perjalanan sejarah filsafat, aliran-aliran ini seringkali saling


berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, pemikiran Descartes
dalam rasionalisme mempengaruhi pemikiran Immanuel Kant dalam aliran
kritisisme, yang menggabungkan elemen rasionalisme dan empirisme. Begitu
pula, aliran fenomenologi yang dikembangkan oleh Husserl menjadi dasar bagi
pemikiran filsafat eksistensialisme.

Dalam mencari kebenaran, setiap aliran pemikiran memiliki pendekatan dan


metode yang berbeda-beda. Namun, penting untuk diingat bahwa filsafat adalah
sebuah perjalanan intelektual yang terus berkembang dan tidak ada satu aliran pun
yang memiliki jawaban mutlak. Melalui dialog dan perdebatan antara aliran-aliran
ini, filsafat terus mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang kebenaran
dan manusia.

IV
B.Rumusan masalah

1. Apa itu pengertian filsafat?


2. Apa saja aliran-aliran dalam mencari kebenaran dalam filsafat?
3. Apa perbedaan mendasar antar aliran –alira filsafat dalam pendekatan
mendapatkan kebenaran?
4. Bagaimana aliran-aliran dalam filsafat mempengaruhi pandangan
manusia terhadap sumber pengetahuan?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsaat
Pengertian filsafat dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan antara
satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda serta hampir sama
banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari
dua segi yakni secara etimologi dan terminologi. Filsafat adalah salah satu kata
yang berasal dari kata dalam Bahasa Inggris, yaitu “Philosophy”. Kata tersebut
berasal dari Bahasa Yunani yang dibagi menjadi dua kata, yaitu “Philein” atau
“Philia”, dan “Sophia”. Lalu, apa arti dari kedua kata itu? Jadi, kedua kata tersebut
mempunyai kata Philen atau Philia yaitu mencintai atau cinta, sementara Sophia
mempunyai arti kebijaksanaan. Secara sederhana, filsafat mempunyai arti yaitu
mencintai kebijaksanaan atau love of wisdom. Seorang filsuf atau ahli berpikir
sangat mencintai kebijaksanaan.

Dimana orang-orang yang mencintai atau menyukai kebijaksanaan akan lebih


berhati-hati dalam mempercayai dan menerima pada hal-hal yang tidak jelas
sumbernya. Mereka akan berusaha untuk terus bertanya sampai jawaban yang
mereka terima sudah cukup menjawab segala kebingungan dan keraguan mereka.
Dapat dikatakan bahwa hidup mereka akan terasa lebih tenang. Dengan adanya
pertanyaan dan upaya mereka dalam mencari jawaban, maka hal itu bisa
membantu mereka untuk tidak terlalu larut dalam hal-hal yang tidak jelas

V
kebenarannya. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik filsafat yaitu radikal,
universal, dan juga sistematis.

1. FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI


Kata filsafat dalam bahasa Arab dikenal denga istilah Falsafah dan dalam
bahasa Inggris dikenal istilah Phylosophy serta dalam bahasa Yunani dengan
istilah Philosophia. Kata Philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta
(love) dan sophia yang berarti kebijasanaan (wisdom) sehingga secara etimologis
istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah pencinta atau pencari
kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Phytagoras (582−486
SM). Arti filsafat pada waktu itu, kemudian filsafat itu diperjelas seperti yang
banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates (470−390 SM) dan
filsuf lainnya.

Beberapa arti filsafat menurut para ahli:

Aristoteles1 ( (384 - 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki


sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali.
Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

Cicero2 ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the
mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan )

2. FILSAFAT SECARA TERMINOLOGI


Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Hal ini
disebabkan batasan dari filsafat itu sendiri banyak maka sebagai gambaran
diperkenalkan beberapa batasan sebagai berikut.

Plato, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk


mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena kebenaran itu mutlak
di tangan Tuhan.

1
Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf
Yunani yang menjadi guru dari Alexander Agung

2
Cicero atau Marcus Tullius Cicero (pengucapan Latin: [ˈmaːrkʊs ˈtʊlːijʊs ˈkɪkɛroː]) (lahir 3
Januari 106 SM - meninggal 7 Desember 43 SM) adalah filsuf, orator yang memiliki keterampilan
handal dalam retorika, pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya
dianggap sebagai ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa.

VI
Aristoles, berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang
meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, dan estetika.

Prof. Dr. Fuad Hasan, filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal,
artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akaranya suatu hal yang hendak
dipermasalahkan.

Immanuel Kant, filsuf barat dengan gelar raksasa pemikir Eropa mengatakan
filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan:

• apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika?

• apa yang boleh kita kerjakan, dijawab oleh etika?

• apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh antropologi? dan

• sampai di mana harapan kita, dijawab oleh agama?

Rene Descartes, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan)


tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.

Filsafat adalah feeling (lave) in wisdom. Mencintai mencari menuju


penemuan kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai kearifan dengan melakukan
proses dalam arti pencarian kearifan sekaligus produknya.

Di dalam proses pencarian itu, yang dicari adalah kebenaran-kebenaran


prinsip yang bersifat general

Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan
segala sesuatu kajian atas objek filsafat.

Pengertian filsafat tersebut memberikan pemahaman bahwa filsafat adalah


suatu prinsip atau asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran objek dengan
modal berpikir secara radikal.

Objeknya mengikuti realitas empiris dikaji secara filsafat untuk menelusuri


hakikat kebenarannya suatu entitas menggunakan metode yang disebut metode
ilmiah (kebenaran ilmiah).

VII
B. Macam macam aliran filsafat dalam pendekatan mendapatkan
kebenaran:

1. IDEALISME

Idealisme 3adalah aliran yang menganggap bahwa kenyataan atau realistis


tersusun dari jiwa dan juga ide. Istilah idealisme berasal dari kata “idea” yang
memiliki arti sesuatu yang hadir di dalam jiwa. Aliran tersebut menjadi sebuah
awal yang sangat penting untuk perkembangan cara berpikir manusia. Pemikiran
dasar dari aliran ini ternyata juga pernah dijelaskan oleh Plato. Menurutnya,
realitas yang paling dasar adalah sebuah ide. Sementara realitas yang bisa dilihat
oleh manusia adalah bayangan dari ide itu sendiri.

Pemikiran tersebut pastinya memandang realitas yang terlihat sebagai sesuatu


yang tidak begitu penting. Mereka hanya akan menerimanya jika realitas tersebut
dihubungkan dengan ide-ide. Walaupun begitu, pemikiran idealisme ini adalah
pemikiran yang paling bisa diterima oleh para tokoh ataupun filsuf, salah satunya
yaitu Descartes. Ia sepakat bahwa unsur yang berhubungan dengan jiwa adalah
unsur yang lebih penting dibanding sebuah kebendaan yang tampak.

2. RASIONALISME

Aliran rasionalisme adalah suatu aliran yang mengedepankan ala sebagai


satu-satunya sumber pengetahuan yang bisa dipercaya. Untuk para tokohnya, akal
adalah suatu aset yang paling penting yang dimiliki oleh manusia untuk
memperoleh, menemukan, dan menguji suatu pengetahuan. Mereka juga
menganggap bahwa akal mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan berbagai
macam permasalahan yang ada di dalam hidup. Semua permasalahan bisa
diselesaikan dan dipecahkan menggunakan akal. Adapun tokoh yang terkenal di
dalam aliran rasionalisme adalah Rene Descartes. Ia mempunyai julukan sebagai
bapak filsafat modern.

Aliran tersebut muncul karena satu pertanyaan darinya “Apakah metode


dasar yang akan digunakan manusia untuk melakukan refleksi?” Dari pertanyaan
tersebut lah Ia menemukan akal sebagai salah satu hal yang paling mendasar yang
digunakan manusia untuk melakukan refleksi pada sesuatu. Apabila ditarik aliran
tersebut ke masa sekarang, apakah masih relate? Apakah kamu termasuk ke dalam
golongan orang-orang rasionalisme, yang selalu menggunakan akal dalam
menyelesaikan segala macam permasalahan yang muncul di dalam hidup? Atau
mungkin saja kamu termasuk ke dalam aliran yang lain?
3
Athour- Sevila Nouval (hlm 110)

VIII
3. EMPIRISME

Aliran ini lebih berfokus pada pengalaman yang dimiliki oleh seseorang
sebagai sumber dari pengetahuan. Kata empirisme berasal dari Bahasa Yunani
yang artinya pengalaman inderawi atau pengalaman observasi melalui panca
indera. Empirisme adalah suatu aliran yang sangat bertentangan dengan
rasionalisme. Menurut para tokoh yang ada di dalamnya, pengetahuan itu berasal
dari pengalaman. Sehingga panca indera adalah sumber utama yang paling jelas
dan pasti daripada akal. Semua hal yang diketahui oleh manusia itu tergantung
pada bagaimana mereka menggunakan panca inderanya, mulai dari mendengar,
melihat, menyentuh yang mereka miliki, dan berbicara.

Adapun tokoh empirisme juga menolak keyakinan bahwa manusia


mempunyai fitrah pengetahuan di dalam dirinya. Menurut aliran ini, tanpa adanya
pengalaman, sebuah pengetahuan tidak akan bisa terbentuk. Selain itu, aliran ini
juga dibentuk oleh Francis Bacon dan Thomas Hobbes dengan pandangan: Semua
pengetahuan bisa terbentuk dengan menggabungkan apa yang telah dialami oleh
manusia. Apakah kamu adalah salah satu orang yang meyakini aliran ini? Dimana
pengalaman menjadi hal yang bisa membentuk cara pandang seseorang sampai
bisa mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku dan kepribadian yang
terbentuk dari pengalaman tersebut.

4. DUALISME

Dualisme adalah suatu aliran yang mengungkapkan bahwa realitas terdiri dari
dua akar yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-masing akar itu bersifat
unik dan tidak bisa dihilangkan. Sehingga, ada beberapa tokoh mengungkapkan
bahwa aliran ini adalah gabungan dari aliran idealisme dan aliran materialisme,
atau aliran yang menggabungkan antara jiwa dan tubuh. Adapun tokoh yang
membentuk pemikiran tersebut adalah Thomas Hyde. Dimana pemikiran dasarnya
merupakan zat dan pikiran merupakan suatu hal yang berbeda dan keduanya akan
saling melengkapi untuk membentuk suatu pengetahuan.

5. POSITIVISME

Aliran yang satu ini muncul pada abad ke 19. Dimana dasar pemikiran ini
bersumber pada pengetahuan yang berasal dari apa yang diketahui, pasti, dan hal
yang nyata. Positivisme berfokus pada suatu fakta yang nyata dan
mengesampingkan hal-hal diluar realitas dan kenyataan yang tidak terlihat. Aliran
yang satu ini sangat dekat dengan aliran empirisme, yaitu sama-sama meyakini
bahwa pengetahuan berdasar pada pengalaman yang didasari oleh inderawi.

IX
Menurut para tokoh yang ada di dalamnya, manusia tidak akan pernah mengetahui
sesuatu lebih dari apa yang dilihat. Berdasarkan fakta-fakta yang nyata, manusia
tidak akan mengetahui sesuatu dibalik fakta tersebut bila mereka tidak melihatnya.

Tokoh yang menciptakan aliran ini yaitu Henri de Saint Simon, yang
kemudian dikembangkan oleh muridnya yang bernama August Comte. Dasar dari
pemikiran ini adalah untuk memahami sebuah pengetahuan bahwa manusia harus
menarik hubungan sebab akibat. Hingga hukum-hukum yang membentuk
pengetahuan tersebut. Dalam proses mencari ini, manusia akan menemukan
berbagai macam fakta yang nyata di dalam pengetahuan tersebut.

6. REALISME

Realisme adalah sebuah aliran yang ada di dalam ilmu pengetahuan. Menurut
aliran ini, Ia mempermasalahkan objek pengetahuan manusia. Dimana realisme
memandang bahwa objek pengetahuan yang diyakini oleh manusia berada di luar
diri manusia itu sendiri, misalnya saja.

a. Pengetahuan mengenai pohon


b. Pengetahuan mengenai binatang
c. Pengetahuan mengenai bumi
d. Pengetahuan mengenai kota.

Semua contoh yang disebutkan di atas tak hanya ada di dalam pikiran
manusia yang mengamatinya saja, tapi juga ada dengan sendirinya dan tidak
bergantung pada jiwa manusia.

C. Bagaimana aliran-aliran dalam filsafat mempengaruhi


pandangan manusia terhadap sumber pengetahuan
Filsafat adalah cabang ilmu yang mempelajari pertanyaan-pertanyaan
fundamental tentang eksistensi, pengetahuan, nilai, dan kebenaran. Aliran filsafat
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sumber pengetahuan manusia. Dalam
tulisan ini, kita akan menjelajahi pengaruh aliran filsafat terhadap sumber
pengetahuan.

Salah satu aliran filsafat yang memiliki pengaruh besar terhadap sumber
pengetahuan adalah rasionalisme. Rasionalisme berpendapat bahwa pengetahuan
dapat diperoleh melalui akal budi dan pemikiran rasional. Para rasionalis, seperti
René Descartes, meyakini bahwa manusia memiliki kemampuan bawaan untuk

X
memahami dunia melalui pemikiran logis. Pendekatan rasionalis ini
mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, di mana proses berpikir logis
digunakan untuk merumuskan teori dan hipotesis.

Di sisi lain, empirisme adalah aliran filsafat yang meyakini bahwa


pengetahuan berasal dari pengalaman. Empirisisme berpendapat bahwa manusia
lahir dengan pikiran kosong dan belajar melalui pengamatan dan pengalaman
sensorik. Aliran ini dipengaruhi oleh tokoh-tokoh seperti John Locke dan David
Hume. Pendekatan empiris ini telah membentuk dasar metode ilmiah, di mana
pengamatan dan pengujian empiris digunakan untuk memperoleh pengetahuan
yang objektif.

Selain rasionalisme dan empirisme, aliran filsafat lainnya juga memiliki


pengaruh terhadap sumber pengetahuan. Misalnya, idealisme berpendapat bahwa
realitas sejati terletak dalam pikiran atau ide, bukan dalam dunia fisik. Aliran ini
mempengaruhi perkembangan ilmu sosial dan humaniora, di mana pemikiran dan
interpretasi menjadi pusat penelitian.

Materialisme, di sisi lain, berpendapat bahwa realitas adalah materi yang


dapat diamati dan diukur. Aliran ini mempengaruhi perkembangan ilmu alam dan
fisika, di mana penelitian dilakukan untuk memahami struktur dan sifat
materi.Selain empat aliran utama tersebut, masih banyak aliran filsafat lainnya
seperti pragmatisme, eksistensialisme, dan fenomenologi yang juga memberikan
pengaruh terhadap sumber pengetahuan manusia.

Pengaruh aliran filsafat terhadap sumber pengetahuan dapat dilihat dari


pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam memperoleh pengetahuan.
Rasionalisme menekankan pemikiran logis dan deduktif, empirisme
mengutamakan observasi dan pengalaman, idealisme menitikberatkan pada
pemikiran dan interpretasi, sementara materialisme fokus pada studi materi yang
dapat diamati.Dengan adanya berbagai aliran filsafat, sumber pengetahuan
manusia menjadi lebih beragam dan kompleks. Setiap aliran memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing, dan masyarakat dapat memilih pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.4

Dalam kesimpulan, aliran filsafat memiliki pengaruh yang signifikan


terhadap sumber pengetahuan manusia. Rasionalisme, empirisme, idealisme, dan
materialisme adalah beberapa contoh aliran yang memberikan pendekatan dan
4
Thoriq Ahmad Taqiyuddin (hlm 20)

XI
metodologi yang berbeda dalam memperoleh pengetahuan. Dengan memahami
pengaruh aliran filsafat ini, kita dapat lebih memahami bagaimana manusia
memperoleh pengetahuan dan membangun pemahaman tentang dunia.

D. Pengaruh aliran filsafat terhadap sumber pengetahuan


Pengaruh aliran filsafat terhadap sumber pengetahuan adalah sebuah konsep
yang mendasar dalam filsafat epistemologi. Berbagai aliran filsafat memandang
sumber pengetahuan dengan cara yang berbeda

Aliran filsafat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sumber


pengetahuan. Berikut adalah beberapa pengaruh utama dari beberapa aliran
filsafat terhadap sumber pengetahuan:

Rasionalisme:

Aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan terletak pada


akal manusia. Aliran ini percaya bahwa kebenaran dapat ditemukan melalui
pemikiran rasional dan deduktif. Para pemikir rasionalis, seperti Rene Descartes,
meyakini bahwa akal manusia adalah sumber pengetahuan yang paling dapat
diandalkan.

Empirisme:

Aliran empirisme meyakini bahwa sumber pengetahuan terletak pada


pengalaman. Para pemikir empiris, seperti John Locke dan David Hume,
berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari pengamatan dan pengalaman
indrawi. Mereka menekankan pentingnya observasi dan eksperimen dalam
memperoleh pengetahuan yang valid.

Positivisme:

Aliran positivisme menganggap bahwa sumber pengetahuan hanya dapat


diperoleh melalui metode ilmiah dan observasi objektif. Aliran ini menolak
spekulasi dan pengetahuan yang tidak dapat diuji secara empiris. Positivisme juga
menekankan pentingnya verifikasi dan pengujian terhadap klaim pengetahuan.

Pragmatisme:

Aliran pragmatisme menekankan pentingnya penggunaan pengetahuan dalam


praktik dan pengalaman sehari-hari. Pragmatisme meyakini bahwa kebenaran

XII
pengetahuan dapat diuji melalui penggunaannya dalam memecahkan masalah dan
mencapai tujuan yang diinginkan. Aliran ini menekankan pentingnya konsekuensi
praktis dalam menentukan kebenaran pengetahuan.

Setiap aliran filsafat memiliki pendekatan yang berbeda terhadap sumber


pengetahuan. Rasionalisme menekankan peran akal manusia, empirisme
menekankan pengalaman indrawi, positivisme menekankan metode ilmiah, dan
pragmatisme menekankan penggunaan praktis pengetahuan. Kombinasi dari
berbagai aliran filsafat ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pengembangan pengetahuan manusia.

E. Kelebihan dan kelemahan dari pendekatan Idealisme,


Rasionalisme, Emperisme, Dua lisme, Positivisme, Realisme

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan


beberapa aliran filsafat yang telah disebutkan:

1. Pragmatis:

 Kelebihan: Pendekatan pragmatis menekankan penggunaan praktis


pengetahuan dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Ini
memungkinkan pengetahuan untuk diuji dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Kekurangan: Pendekatan pragmatis mungkin mengabaikan aspek-aspek
teoritis dan konseptual dari pengetahuan. Terkadang, fokus pada
kegunaan praktis dapat mengorbankan pemahaman yang lebih
mendalam tentang subjek.

2. Rasionalisme:

 Kelebihan: Pendekatan rasionalis menekankan peran akal manusia dalam


memperoleh pengetahuan. Ini memungkinkan pemikiran kritis dan
deduktif yang dapat menghasilkan pengetahuan yang kuat dan logis.

XIII
 Kekurangan: Pendekatan rasionalis mungkin mengabaikan pentingnya
pengalaman dan observasi dalam memperoleh pengetahuan. Terkadang,
pemikiran rasional dapat terlalu abstrak dan jauh dari realitas empiris.

3. Positivisme:

 Kelebihan: Pendekatan positivisme menekankan metode ilmiah dan


observasi objektif dalam memperoleh pengetahuan. Ini memastikan
bahwa pengetahuan didasarkan pada fakta dan bukti yang dapat diuji.
 Kekurangan: Pendekatan positivisme mungkin mengabaikan aspek-
aspek subjektif dan interpretatif dari pengetahuan. Terkadang,
pengetahuan yang tidak dapat diuji secara empiris dapat diabaikan,
meskipun memiliki nilai penting dalam bidang seperti seni dan etika.

4. Realisme:

 Kelebihan: Pendekatan realisme menekankan pentingnya pengetahuan


yang berhubungan dengan realitas objektif. Ini memungkinkan
pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan fenomena yang ada
di dalamnya.
 Kekurangan: Pendekatan realisme mungkin mengabaikan aspek-aspek
subjektif dan konstruktif dari pengetahuan. Terkadang, realisme dapat
mengabaikan peran persepsi dan interpretasi individu dalam memahami
dunia.

5. Dualisme:

 Kelebihan: Pendekatan dualisme menekankan pemisahan antara pikiran


dan materi, yang memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang hubungan antara tubuh dan pikiran manusia.
 Kekurangan: Pendekatan dualisme mungkin sulit untuk dijelaskan secara
ilmiah dan dapat menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pikiran

XIV
dan materi saling berinteraksi.

6. Empirisme

 Kelebihan : Pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang


benar, karena faham empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di
lapangan.

 Kelemahan : Indra terbatas, Indera menipu, Objek yang menipu, Indera


dan objek sekaligus.

Setiap pendekatan filsafat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-


masing. Penting untuk memahami bahwa tidak ada pendekatan yang sempurna
dan semua pendekatan ini dapat memberikan wawasan yang berharga dalam
memahami dunia dan pengetahuan manusia.

Ketiga aliran ini memiliki perspektif yang berbeda dalam mencari


kebenaran. Empirisme menekankan pentingnya pengalaman dan observasi,
idealisme menekankan pentingnya ide-ide dan pikiran, sedangkan rasionalisme
menekankan pentingnya akal budi dan pemikiran rasional. Meskipun memiliki
perbedaan pendekatan, aliran-aliran ini saling melengkapi dan telah memberikan
kontribusi yang berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran
manusia.

Dengan demikian, pemahaman tentang aliran-aliran ini memungkinkan kita


untuk memiliki sudut pandang yang lebih luas dan mendalam dalam mencari
kebenaran. Meskipun mereka memiliki perbedaan pendekatan, mereka semua
berkontribusi dalam memperkaya pengetahuan manusia dan mencari pemahaman
yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita.

XV
Aliran pertama yang akan kita bahas adalah empirisme. Empirisme adalah
aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan dan kebenaran hanya dapat diperoleh
melalui pengalaman dan observasi. Menurut aliran ini, manusia dilahirkan tanpa
pengetahuan atau pemahaman apapun, dan kebenaran hanya dapat ditemukan
melalui pengamatan dunia nyata. Para pemikir empiris, seperti John Locke dan
David Hume, berpendapat bahwa pikiran manusia adalah seperti kertas kosong
yang diisi oleh pengalaman. Mereka percaya bahwa pengalaman sensorik adalah
satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat diandalkan.

Namun, aliran kedua yang akan kita bahas adalah idealisme. Idealisme
adalah aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan dan kebenaran terletak pada
ide dan pikiran, bukan pada dunia fisik. Menurut aliran ini, realitas yang
sebenarnya adalah ide-ide yang ada dalam pikiran manusia, dan dunia fisik
hanyalah manifestasi dari ide-ide tersebut. Pemikir idealis terkenal, seperti Plato
dan Immanuel Kant, berpendapat bahwa ide-ide universal dan konsep-konsep
abstrak adalah sumber utama pengetahuan yang sejati. Mereka percaya bahwa
realitas material hanya merupakan refleksi dari realitas yang lebih tinggi, yaitu
realitas ide.

Sementara itu, aliran ketiga yang akan kita bahas adalah rasionalisme.
Rasionalisme adalah aliran yang meyakini bahwa pengetahuan dan kebenaran
dapat diperoleh melalui akal budi dan pemikiran rasional. Menurut para pemikir
rasionalis, seperti René Descartes dan Baruch Spinoza, manusia memiliki
kemampuan bawaan untuk menggunakan akal budi dan berpikir rasional. Mereka
berpendapat bahwa kebenaran terletak pada pemikiran yang logis dan rasional,
dan pengalaman sensorik hanya dapat memberikan pengetahuan yang tidak dapat
diandalkan sepenuhnya. Rasionalisme menekankan pentingnya deduksi dan
argumen logis dalam memperoleh pengetahuan yang dapat diandalkan.

Ketiga aliran ini memiliki perspektif yang berbeda dalam mencari


kebenaran. Empirisme menekankan pentingnya pengalaman dan observasi,
idealisme menekankan pentingnya ide-ide dan pikiran, sedangkan rasionalisme
menekankan pentingnya akal budi dan pemikiran rasional. Meskipun memiliki
perbedaan pendekatan, aliran-aliran ini saling melengkapi dan telah memberikan

XVI
kontribusi yang berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran
manusia.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern, pendekatan empiris dan


rasionalis sering digunakan secara bersamaan. Metode ilmiah menggabungkan
pengamatan dan pengujian secara empiris dengan pemikiran rasional dan
deduktif. Sementara itu, idealisme memberikan wawasan penting tentang peran
ide dan konsep dalam pemahaman dunia. Pengaruh ketiga aliran ini dapat dilihat
dalam berbagai bidang, termasuk fisika, biologi, psikologi, dan filsafat.

Dengan demikian, pemahaman tentang aliran-aliran ini memungkinkan kita


untuk memiliki sudut pandang yang lebih luas dan mendalam dalam mencari
kebenaran. Meskipun mereka memiliki perbedaan pendekatan, mereka semua
berkontribusi dalam memperkaya pengetahuan manusia dan mencari pemahaman
yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita

XVII
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian Empirisme, Idealisme, dan Rasionalisme dalam Konteks Aliran-
Aliran Filsafat:

 Empirisme adalah pandangan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman


indrawi dan observasi.
 Idealisme adalah pandangan bahwa realitas sebenarnya adalah ide atau
pikiran, dan pengetahuan berasal dari pemikiran dan refleksi.
 Rasionalisme adalah pandangan bahwa pengetahuan berasal dari akal budi
dan pemikiran rasional.

Perbedaan Mendasar antara Empirisme, Idealisme, dan Rasionalisme dalam


Pendekatan Mendapatkan Kebenaran:

 Empirisme menekankan pentingnya pengalaman dan observasi sebagai


sumber pengetahuan yang valid.
 Idealisme berfokus pada pemikiran dan refleksi sebagai cara untuk
memahami realitas yang sebenarnya.
 Rasionalisme menekankan pentingnya akal budi dan pemikiran rasional
dalam mencapai kebenaran.

Pengaruh Aliran-Aliran Empirisme, Idealisme, dan Rasionalisme terhadap


Pandangan Manusia terhadap Sumber Pengetahuan:

 Empirisme mengajarkan bahwa pengalaman indrawi adalah sumber utama


pengetahuan, sehingga manusia cenderung mengandalkan pengamatan dan
eksperimen.
 Idealisme mengajarkan bahwa pemikiran dan refleksi adalah sumber
utama pengetahuan, sehingga manusia cenderung mengandalkan
pemikiran kritis dan introspeksi.

XVIII
 Rasionalisme mengajarkan bahwa akal budi dan pemikiran rasional adalah
sumber utama pengetahuan, sehingga manusia cenderung mengandalkan
logika dan deduksi.

Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Empirisme, Idealisme, dan


Rasionalisme dalam Mencapai Kebenaran:

 Kelebihan empirisme adalah pendekatannya yang berbasis pada


pengalaman nyata, sehingga dapat memberikan pemahaman yang konkret
dan teruji.
 Kelebihan idealisme adalah pendekatannya yang berfokus pada pemikiran
kritis, sehingga dapat menghasilkan pemahaman yang mendalam dan
abstrak.
 Kelebihan rasionalisme adalah pendekatannya yang berbasis pada logika
dan deduksi, sehingga dapat memberikan pemahaman yang sistematis dan
koheren.
 Kelemahan empirisme adalah keterbatasan dalam memahami realitas yang
tidak dapat diobservasi secara langsung.
 Kelemahan idealisme adalah kecenderungan untuk mengabaikan aspek
pengalaman dan observasi dalam memahami realitas.
 Kelemahan rasionalisme adalah keterbatasan dalam menghadapi realitas
yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya melalui pemikiran
rasional.

Pengaruh Aliran-Aliran Empirisme, Idealisme, dan Rasionalisme terhadap


Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Manusia:

 Aliran empirisme memberikan dasar bagi metode ilmiah dan


pengembangan pengetahuan berdasarkan pengamatan dan eksperimen.
 Aliran idealisme memberikan kontribusi dalam pemikiran filosofis dan
pengembangan teori-teori abstrak.
 Aliran rasionalisme memberikan landasan bagi pemikiran logis dan
pengembangan sistem pemikiran yang koheren

XIX
B. SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih


melakukan banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu penulis perbaiki.Oleh
karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta
saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini yang
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya dan dapat berguna bagi penulis sendiri maupun kepada para
pembaca. Terima kasih atas segala bantuan dan perhatian yang telah diberikan.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

XX
DAFTAR PUSTAKA

Savitri, A. (2019). Revolusi Industri 4.0: Mengubah Tantangan Menjadi


Peluang di Era Disrupsi 4.0. Yogyakarta: Penerbit Genesis.

Schrijvers, J. (2018). Contemporary philosophy of religion: An introduction.


In Tydskrif vir Geesteswetenskappe. Cambridge: Cambridge University Press.
https://doi.org/10.17159/2224-7912/2018/v58n3a1

Schwab, K. (2019). Revolusi Industri Keempat. In The Fourth Industrial


Revolution. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Semiawan, S. Y. (2006). Panorama Filsafat Ilmu Landasan Perkembangan


Ilmu Sepanjang Zaman. Jakarta: Teraju.

Setiawan, J., & Sudrajat, A. (2018). Pemikiran Postmodernisme dan


Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan. Jurnal Filsafat, 28(1), 26–46.
https://doi.org/10.22146/jf.33296

'

XXI
XXII

Anda mungkin juga menyukai