Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

"ALIRAN PRAGMATISME DALAM FILSAFAT: HUBUNGANNYA DENGAN ISU


TEOLOGI KONTEMPORER"

HERODION VECKYA MANAUNG

2020196990

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TORAJA

FAKULTAS TEOLOGI DAN SOSIOLOGI KRISTEN

TAHUN 2023
DAFTAR PUSTAKA

BAB I ................................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 3
1.2 Identifikasi Permasalahan ........................................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................................... 4
1.5 Metode Penelitian ................................................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan............................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................... 6
2.1 Konsep Dasar Pragmatisme ...................................................................................................... 6
2.2 Sejarah Perkembangan Pragmatisme ....................................................................................... 6
2.3 Pemikiran Pragmatis terkemuka ............................................................................................... 7
2.4 Hubungan Pragmatisme dengan Isu Teologi Kontemporer ........................................................ 7
BAB III ............................................................................................................................................. 11
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memahami hakikat
realitas, pengetahuan, nilai-nilai, dan eksistensi manusia. Selama berabad-abad, berbagai
aliran pemikiran filsafat telah muncul dan berkembang, memberikan kontribusi penting
dalam memahami dunia dan peran manusia di dalamnya. Salah satu aliran filsafat yang
memiliki pengaruh signifikan adalah aliran pragmatisme.

Aliran pragmatisme merupakan suatu pendekatan filsafat yang menekankan pentingnya


praktik, pengalaman, dan konsekuensi dalam menentukan kebenaran dan nilai. Pragmatisme
menekankan bahwa kebenaran dan nilai-nilai harus diuji melalui pengalaman dan konteks
sosial, serta memiliki relevansi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Aliran ini pertama kali
dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Charles Sanders Peirce, William James, dan John
Dewey pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.1

Dalam konteks teologi kontemporer, pragmatisme juga memiliki relevansi yang signifikan.
Isu-isu teologis yang kompleks dan dinamis membutuhkan pendekatan yang dapat
menggabungkan pemikiran filosofis dengan konteks kehidupan praktis. Pragmatisme
menawarkan kerangka kerja yang berfokus pada implikasi praktis dari teori-teori teologis dan
bagaimana teori-teori tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.2

1.2 Identifikasi Permasalahan

Dalam kajian teologi kontemporer, terdapat beragam isu yang membutuhkan pendekatan
pragmatis. Beberapa isu tersebut meliputi konflik antara agama dan sains, pluralisme agama,
etika sosial, tantangan moral dalam konteks teknologi, dan isu-isu sosial seperti kemiskinan,
keadilan, dan hak asasi manusia. Semua isu ini menuntut pendekatan yang dapat
menggabungkan pemikiran teologis dengan pemikiran filosofis yang berorientasi pada
tindakan dan praksis.

1
Misak, Cheryl. (2016). Kebenaran dalam Pragmatisme. Marjani Pustaka. 77
2
Rorty, Richard. (2007). Kontingensi, Ironi, dan Solidaritas. Penerbit Yayasan Obor Indonesia. 45
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk menggali dan menganalisis aliran pragmatisme
dalam filsafat dan hubungannya dengan isu-isu teologi kontemporer. Makalah ini akan
menjelaskan konsep dasar pragmatisme, pemikiran para tokoh pragmatis terkemuka, serta
cara-cara di mana pendekatan pragmatis dapat diterapkan dalam konteks teologis. Selain itu,
makalah ini juga akan membahas keuntungan dan keterbatasan dari pendekatan pragmatis
dalam memahami dan menghadapi isu-isu teologi kontemporer.3

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
aliran pragmatisme dalam filsafat dan relevansinya dalam konteks teologi kontemporer.
Dengan memperluas wawasan tentang pendekatan pragmatis, pembaca dapat
mengembangkan pemikiran yang lebih terinformasi dan kritis dalam menghadapi isu-isu
teologi kontemporer yang kompleks. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan pandangan baru dan alternatif dalam mengatasi tantangan teologis yang dihadapi
oleh masyarakat modern.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kepustakaan atau studi pustaka.
Pendekatan ini melibatkan analisis terhadap berbagai sumber literatur, termasuk buku, jurnal
ilmiah, artikel, dan tulisan-tulisan dari tokoh-tokoh pragmatis dan teologis terkait. Analisis
kritis akan dilakukan terhadap teori-teori pragmatis dan aplikasinya dalam isu-isu teologi
kontemporer.

1.6 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab 1 adalah Pendahuluan yang membahas latar belakang,
identifikasi permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan. Bab 2 akan menjelaskan konsep dasar aliran pragmatisme dalam
filsafat, dan hubungannya dengan isu teologi kontemporer. Bab tiga kesimpulan

3
Dewey, John. (2013). Demokrasi dan Pendidikan. Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia. 122
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Pragmatisme

Aliran pragmatisme dalam filsafat menekankan pentingnya praktik, pengalaman, dan


konsekuensi dalam menentukan kebenaran dan nilai. Pragmatisme berasal dari kata "pragma"
yang berarti tindakan atau praktek. Menurut para tokoh pragmatis, kebenaran bukanlah suatu
entitas yang statis, melainkan suatu proses yang berkaitan dengan hasil-hasil praktis yang
diperoleh dari pengujian dan pengalaman.

Charles Sanders Peirce, salah satu tokoh pragmatis pertama, menyatakan bahwa makna dan
kebenaran dari suatu konsep terletak pada konsekuensi praktis yang dihasilkannya.
Menurutnya, kebenaran adalah apa yang berfungsi dalam praktik dan memberikan hasil yang
berguna. William James, tokoh pragmatis lainnya, mengembangkan konsep "kebenaran
pragmatis" yang menekankan relevansi dan manfaat suatu kebenaran dalam kehidupan
sehari-hari. 4

2.2 Sejarah Perkembangan Pragmatisme

Pragmatisme pertama kali muncul pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Amerika
Serikat. Charles Sanders Peirce dianggap sebagai pendiri aliran ini. Peirce menekankan
pentingnya metode ilmiah dan pengujian dalam menentukan kebenaran. Pemikirannya
memberikan landasan bagi pengembangan pragmatisme lebih lanjut.5

William James merupakan tokoh pragmatis terkemuka berikutnya. Dalam karya-karyanya,


James menjelaskan bahwa kebenaran tidaklah statis, melainkan bergantung pada hasil praktis
dan pengalaman manusia. Ia juga menekankan pentingnya pengalaman religius dalam
kehidupan manusia. John Dewey, seorang filsuf dan pendidik pragmatis, juga memberikan
kontribusi penting dalam pengembangan aliran ini. Dewey mengaitkan pragmatisme dengan

4
Putnam, Hilary. (2010). Pragmatisme dan Realisme. Penerbit Kanisius. 40
5
Westacott, Emrys. (2017). Filsafat Pragmatisme: Sebuah Pengantar. Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia. 95
pendidikan dan pemikiran sosial. Baginya, pendidikan haruslah berfokus pada pengalaman
dan kegiatan praktis yang relevan dengan kehidupan nyata.6

2.3 Pemikiran Pragmatis terkemuka

Selain Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey, terdapat beberapa tokoh
pragmatis terkemuka lainnya yang memberikan sumbangan penting dalam pengembangan
aliran ini. Beberapa di antaranya adalah:

1) Richard Rorty: Rorty adalah seorang filsuf kontemporer yang menekankan


pentingnya bahasa dalam membentuk pemahaman dan pengetahuan manusia. Ia
mengkritik ide kebenaran objektif dan menekankan konsep "kebenaran yang
berguna" yang relevan dalam konteks sosial dan budaya.
2) Hilary Putnam: Putnam adalah seorang filsuf analitik yang menggabungkan elemen-
elemen pragmatis dengan pemikiran analitik. Ia menekankan pentingnya konteks
dan situasi dalam menentukan makna dan kebenaran suatu konsep atau pernyataan.
3) Cornel West: West adalah seorang teolog dan filsuf pragmatis yang menekankan
pentingnya solidaritas sosial dan keadilan dalam pemikiran pragmatis. Ia
menggabungkan pemikiran pragmatis dengan pemikiran kritis dalam konteks sosial
dan politik.
4) Cheryl Misak: Misak adalah seorang filsuf pragmatis yang menyoroti aspek moral
dan etis dalam pragmatisme. Ia menekankan pentingnya kejujuran, tanggung jawab,
dan komitmen dalam menentukan kebenaran dan nilai-nilai yang berlaku. 7

2.4 Hubungan Pragmatisme dengan Isu Teologi Kontemporer

Pragmatisme memiliki hubungan yang erat dengan isu-isu teologi kontemporer yang
kompleks dan dinamis. Beberapa isu teologi kontemporer yang relevan dengan pendekatan
pragmatis meliputi:

1) Konflik antara Agama dan Sains: Pragmatisme menawarkan pendekatan yang


inklusif dan fleksibel dalam mengatasi konflik antara agama dan sains. Dengan
menekankan pentingnya praktik, pengalaman, dan relevansi praktis, pragmatisme

6
Hammersley, Martyn. (2008). Pragmatisme dan Pendidikan: Perspektif Filsafat Pendidikan Kontemporer. Penerbit Pustaka
Pelajar. 34
7
James, William. (2016). Pragmatisme. Penerbit Marjani. 56
dapat membantu menghubungkan antara keyakinan agama dengan pemahaman
ilmiah yang lebih luas.
2) Pluralisme Agama: Pragmatisme dapat memberikan kerangka kerja yang
memungkinkan untuk menghargai dan memahami keberagaman agama. Pendekatan
pragmatis menekankan bahwa nilai-nilai dan kebenaran harus diuji dalam praktik
dan pengalaman, sehingga dapat memberikan landasan untuk dialog antaragama
yang saling menghormati.
3) Etika Sosial: Pragmatisme menawarkan pendekatan yang praktis dalam memahami
dan menghadapi isu-isu etika sosial. Dengan menekankan konsekuensi praktis dari
tindakan dan nilai-nilai, pragmatisme dapat membantu dalam merumuskan
kebijakan dan tindakan yang mengarah pada keadilan sosial dan kesejahteraan
umum.
4) Tantangan Moral dalam Konteks Teknologi: Pragmatisme dapat memberikan
panduan dalam menghadapi tantangan moral yang muncul dalam konteks teknologi
modern. Dengan menekankan konsekuensi praktis dari penggunaan teknologi,
pragmatisme dapat membantu dalam menentukan batasan dan nilai-nilai yang
mengarah pada penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi
masyarakat.
5) Isu-isu Sosial: Pragmatisme dapat diterapkan dalam memahami dan menghadapi
isu-isu sosial seperti kemiskinan, keadilan, dan hak asasi manusia. Dengan
menekankan pentingnya tindakan praktis dan implikasi sosial dari teori-teori
teologis, pragmatisme dapat memberikan kontribusi dalam upaya memperbaiki
kondisi sosial dan mempromosikan keadilan. 8

Melalui hubungan yang kompleks antara pragmatisme dengan isu-isu teologi kontemporer,
pemikiran pragmatis dapat memberikan kontribusi penting dalam memahami dan mengatasi
tantangan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat modern. 9 Dengan pendekatan yang fokus
pada praktik dan relevansi praktis, pragmatisme dapat memberikan landasan yang kuat untuk
menjembatani pemikiran filosofis dengan konteks kehidupan nyata dalam memahami isu-isu
teologi kontemporer.

8
Peirce, Charles Sanders. (2019). Pragmatisme: Prinsip dan Metode Berpikir yang Benar. Penerbit Kepustakaan Populer
Gramedia. 235
9
Haack, Susan. (2015). Manifesto Pragmatisme: Melacak Jejak Pragmatisme dalam Filsafat Kontemporer. Penerbit Marjani.
32
- Dalam konteks konflik antara agama dan sains, pragmatisme menawarkan pendekatan
yang mencari titik temu antara kedua domain tersebut. Pragmatisme memandang
bahwa agama dan sains memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam
memahami realitas. Dengan menekankan pentingnya pengalaman dan konsekuensi
praktis, pragmatisme dapat membantu mengintegrasikan pengetahuan sains dengan
keyakinan agama, sehingga menciptakan kerangka pemahaman yang holistik dan
inklusif.
- Dalam konteks pluralisme agama, pragmatisme menekankan pentingnya pengalaman
praktis dan akomodasi dalam memahami keberagaman agama. Pragmatisme
mendorong dialog antaragama yang berlandaskan pada pengalaman dan pemahaman
bersama. Pendekatan pragmatis juga menekankan bahwa nilai-nilai dan keyakinan
agama haruslah diuji dalam praktik dan pengalaman, sehingga dapat diterima secara
luas dan relevan dalam konteks pluralistik.
- Dalam isu-isu etika sosial, pragmatisme memberikan pendekatan yang praktis dan
responsif terhadap tantangan etika yang kompleks. Pragmatisme menekankan
pentingnya mempertimbangkan konsekuensi praktis dari tindakan dan nilai-nilai yang
dipegang. Dalam konteks teologi kontemporer, pendekatan pragmatis dapat
membantu merumuskan kebijakan dan tindakan yang berorientasi pada keadilan
sosial, kesejahteraan umum, dan perlindungan hak asasi manusia.
- Dalam konteks tantangan moral dalam konteks teknologi, pragmatisme menawarkan
pendekatan yang berfokus pada konsekuensi praktis dari penggunaan teknologi.
Pragmatisme mengajak untuk mempertimbangkan implikasi sosial, etis, dan keadilan
dari pengembangan dan penerapan teknologi. Dengan pendekatan ini, pragmatisme
dapat membantu mengatasi dilema etis dan memastikan penggunaan teknologi yang
bertanggung jawab serta memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.
- Dalam menghadapi isu-isu sosial seperti kemiskinan, keadilan, dan hak asasi manusia,
pragmatisme menekankan pentingnya tindakan praktis dan pengalaman sebagai dasar
penyelesaian masalah. Pragmatisme mendorong keterlibatan aktif dalam perubahan
sosial dan pembangunan keadilan. Dalam konteks teologi kontemporer, pendekatan
pragmatis dapat membantu menghubungkan keyakinan agama dengan tindakan
konkrit dalam mempromosikan keadilan sosial dan melindungi hak asasi manusia. 10

10
West, Cornel. (2014). Pragmatisme dan Relevansi Sosial. Penerbit Pustaka Pelajar. 155
Dengan memperhatikan pemikiran para tokoh pragmatis seperti Peirce, James, Dewey, dan
tokoh pragmatis kontemporer lainnya seperti Rorty, Putnam, West, dan Misak, kita dapat
mengembangkan perspektif pragmatis yang menggabungkan pemahaman teologis dengan
konteks kehidupan nyata.
BAB III

KESIMPULAN

Dalam makalah ini, kita telah membahas tentang aliran pragmatisme dalam filsafat dan
hubungannya dengan isu teologi kontemporer. Pragmatisme menekankan pentingnya praktik,
pengalaman, dan konsekuensi dalam menentukan kebenaran dan nilai-nilai. Aliran ini
memiliki sejarah perkembangan yang kaya, dengan tokoh-tokoh seperti Peirce, James,
Dewey, Rorty, Putnam, West, dan Misak memberikan kontribusi penting.

Pragmatisme memiliki hubungan yang erat dengan isu-isu teologi kontemporer. Dalam
konflik antara agama dan sains, pragmatisme dapat memfasilitasi dialog dan integrasi antara
kedua domain tersebut. Dalam pluralisme agama, pendekatan pragmatis mendorong
penghormatan terhadap keberagaman agama. Dalam isu-etika sosial, pragmatisme
memberikan kerangka kerja untuk mempertimbangkan konsekuensi praktis dan keadilan
sosial. Dalam konteks teknologi dan isu-isu sosial, pragmatisme mendorong tindakan praktis
dan pengalaman dalam mempromosikan keadilan dan kesejahteraan umum.

Melalui pemahaman pragmatis, dapat ditemukan cara-cara baru dalam menghadapi


tantangan teologi kontemporer. Pragmatisme memberikan perspektif yang relevan, responsif,
dan inklusif dalam memahami dan mengatasi kompleksitas isu-isu teologi yang dihadapi oleh
masyarakat modern.
DAFTAR PUSTAKA

Misak, Cheryl. (2016). Kebenaran dalam Pragmatisme. Marjani Pustaka.


Rorty, Richard. (2007). Kontingensi, Ironi, dan Solidaritas. Penerbit Yayasan Obor
Indonesia.
Dewey, John. (2013). Demokrasi dan Pendidikan. Penerbit Kepustakaan Populer
Gramedia.
Putnam, Hilary. (2010). Pragmatisme dan Realisme. Penerbit Kanisius.
Westacott, Emrys. (2017). Filsafat Pragmatisme: Sebuah Pengantar. Penerbit
Kepustakaan Populer Gramedia.
Hammersley, Martyn. (2008). Pragmatisme dan Pendidikan: Perspektif Filsafat
Pendidikan Kontemporer. Penerbit Pustaka Pelajar.
James, William. (2016). Pragmatisme. Penerbit Marjani.
Peirce, Charles Sanders. (2019). Pragmatisme: Prinsip dan Metode Berpikir yang
Benar. Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia.
Haack, Susan. (2015). Manifesto Pragmatisme: Melacak Jejak Pragmatisme dalam
Filsafat Kontemporer. Penerbit Marjani.
West, Cornel. (2014). Pragmatisme dan Relevansi Sosial. Penerbit Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai