PODES 2024
tantangan. Kebanggaan itu antara lain karena hasil Podes akan senantiasa dinanti dan
menjadi rujukan banyak pihak. Sementara tantangannya adalah semakin banyak pihak
pula yang menyoroti serta menuntut validitas dan keakuratan data Podes.
Sebagai lembaga penyedia statistik resmi, Badan Pusat Statistik (BPS) terus
berbenah dan beradaptasi agar senantiasa menghasilkan data berkualitas. Pembenahan
mencakup seluruh proses kerja statistik, mulai dari instrumen, metodologi, organisasi
lapangan, hingga mekanisme lapangan. Seluruh proses, prosedur, dan mekanisme
kegiatan statistik tersebut dituangkan ke dalam beberapa buku pedoman. Setiap buku
pedoman disusun sesuai tupoksi dan peruntukannya.
Buku ini merupakan acuan bagi Petugas Pencacah Lapangan dalam melaksanakan
pendataan Podes 2024. Seluruh petugas wajib mempelajari seluruh materi dalam buku
Pedoman Pencacah ini. Seluruh petunjuk yang terdapat dalam buku pedoman harus
Nurma Midayanti
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kode Wilayah SLS/Non SLS (14 Digit) ....................................................................................... 12
Gambar 2. 2 Membuka Wilayah Tugas Identifikasi SLS ................................................................................ 19
Gambar 2. 3 Tampilan Podes2024-IdentifikasiSLS Blok I ............................................................................. 20
Gambar 2. 4 Contoh Tampilan Podes2024-IdentifikasiSLS Blok II ............................................................ 21
Gambar 2. 5 Contoh Pengisian SLS Baru pada PODES2024-IdentifikasiSLS......................................... 22
Gambar 2. 6 Contoh Rekapitulasi SLS Hasil Identifikasi ............................................................................... 23
Gambar 2. 7 Submit Hasil Identifikasi SLS ......................................................................................................... 23
Gambar 2. 8 Membuka Assignment yang Telah di-Submit PCL ................................................................. 24
Gambar 2. 9 Memeriksa Isian yang di-Submit oleh PCL .............................................................................. 25
Gambar 2. 10 Menampilkan Pilihan Approval Hasil Identifikasi SLS ........................................................ 25
Gambar 2. 11 Memilih Approve/Reject dan Melakukan Konfirmasi ......................................................... 26
Gambar 2. 12 Tampilan Status Setelah Approval oleh PML......................................................................... 26
Gambar 2. 13 Tampilan Status Setelah Reject oleh PML............................................................................... 27
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Penanggung Jawab Teknis Podes 2024 BPS Kabupaten/Kota .. 29
Gambar 3. 2 Mekanisme Pelaksanaan Pendataan Podes 2024 .................................................................. 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan ............................................... 43
Lampiran 2. Form Identifikasi Desa/Kelurahan Baru ...................................................................................... 44
Lampiran 3. Form Identifikasi Kecamatan Baru ............................................................................................... 46
Lampiran 4. Surat Pernyataan/Legalisasi Kepala Desa/Lurah ..................................................................... 47
Lampiran 5. Surat Pernyataan/Legalisasi Camat ............................................................................................. 48
Lampiran 6. Surat Pernyataan/Legalisasi Sekretaris Daerah ....................................................................... 49
Lampiran 7. Kuesioner Pendataan Podes 2024-Desa .................................................................................... 50
Lampiran 8. Kuesioner Pendataan Podes 2024-Kecamatan ........................................................................ 74
Lampiran 9. Kuesioner Pendataan Podes 2024-Kabupaten/Kota ............................................................. 80
Lampiran 10. Kuesioner PODES2024-2T (Desa Terdepan dan Terluar) ................................................... 86
Sementara itu, perencanaan dan evaluasi kebijakan dari tingkat terendah menjadi
suatu kewajiban yang semakin diperlukan. Karena, perencanaan perlu dimulai dari wilayah
administrasi setingkat desa yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat desa. Pijakan yang digunakan adalah data tingkat desa terkait tipologi,
kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, serta kondisi kebutuhan layanan dasar desa lainnya.
Kebijakan yang dimulai dari desa ini untuk mengurangi kesenjangan antara desa dan kota
dilakukan dengan mempercepat pembangunan desa dalam pemenuhan layanan dasar
warganya.
Data hasil pendataan Potensi Desa (Podes) mampu menggambarkan potensi yang
dimiliki oleh suatu wilayah di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten/kota di seluruh
Indonesia. Data Podes dapat digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Sejalan
1.2 Tujuan
Tujuan Pendataan Podes 2024 adalah untuk menghasilkan data bagi keperluan
pembangunan wilayah, memberikan data tentang potensi wilayah, ketersediaan
infrastruktur/fasilitas, serta kondisi sosial-ekonomi di setiap desa/kelurahan. Sedangkan
tujuan khusus dari Podes 2024 adalah
a. Menyediakan data yang dapat mendukung perencanaan kegiatan Sensus Ekonomi 2026;
f. Menyediakan data pokok bagi penyusunan statistik wilayah kecil (small area statistics);
g. Menyediakan data bagi penyusunan berbagai analisis seperti identifikasi dan penentuan
desa tertinggal, variabel konteks dalam PMT, identifikasi desa rawan bencana, dan
identifikasi desa yang mempunyai kesulitan geografis;
c. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 139);
e. Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 5 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pusat Statistik Provinsi dan Badan Pusat Statistik Kabupaten/Kota (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 429).
Podes 2024 dilaksanakan di seluruh wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa meliputi
desa, kelurahan, nagari, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT), dan Satuan Permukiman Transmigrasi
(SPT) yang masih dibina oleh kementerian terkait di seluruh Indonesia. Podes 2024 juga mencakup
semua wilayah kecamatan, kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Jumlah kabupaten/kota, kecamatan,
dan desa/kelurahan dapat dilihat pada lampiran 1.
Data yang dikumpulkan dalam Podes 2024 merupakan data umum yang memberikan indikasi
keberadaan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah. Pendataan Podes 2024 dikumpulkan melalui
aplikasi CAPI. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam aplikasi tersebut antara lain:
Instrumen yang digunakan dalam Podes 2024 terdiri dari kuesioner dan buku pedoman
sebagai berikut:
Tabel 1. 1 Jenis Kuesioner dan Buku Pedoman Podes 2024
BUKU PEDOMAN
4. Pedoman Kepala Merupakan acuan bagi Kepala BPS Provinsi Kepala BPS Provinsi/
BPS Provinsi/ dan Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota melaksanakan kegiatan pendataan Podes
Podes 2024
5. Pedoman Merupakan acuan bagi Petugas Pencacah PCL dan PML desa
Pencacah Podes Lapangan (PCL) dalam melaksanakan tugas
2024 pendataan Podes 2024
6. Konsep dan Merupakan acuan bagi petugas dalam 1. PCL dan PML desa
Definisi Podes memahami konsep dan definisi pada 2. PCL dan PML kecamatan
2024 kegiatan pendataan Podes 2024 3. PCL kabupaten/kota
Jadwal kegiatan pada Podes 2024 mulai dari perencanaan sampai dengan pengolahan dan
penyajian adalah sebagai berikut:
KEGIATAN WAKTU
A. PERSIAPAN
1 Finalisasi Kuesioner Januari 2024
2 Rekrutmen petugas Februari – Maret 2024
Penyusunan buku pedoman dan bahan
3 Januari – Februari 2024
ajar
4 Workshop intama 4 – 8 Maret 2024
5 Pelatihan:
a. Admin LMS 18 – 20 Maret 2024
b. Pelatihan Innas 25 – 29 Maret 2024
c. Pelatihan Inda 1 – 5 April 2024
d. Pelatihan Petugas 22 – 30 April 2024
B. PELAKSANAAN LAPANGAN
C. PENGOLAHAN
Setiap PCL melakukan kunjungan ke semua wilayah yang menjadi tugasnya, yaitu di
desa/kelurahan atau kecamatan atau kabupaten/kota dan mencatat data dan informasi
yang tersedia, baik melalui penelusuran dokumen maupun wawancara dengan aparat
desa/kelurahan atau kecamatan atau kabupaten/kota.
b. PODES2024-KEC
Pendataan potensi kecamatan dilakukan dengan menggunakan aplikasi FASIH
PODES2024-KEC. Pendataan potensi kecamatan dilakukan dengan cara mengunjungi
seluruh kecamatan untuk melakukan wawancara langsung dengan aparat kecamatan
(camat atau narasumber lain yang relevan seperti petugas puskesmas maupun dinas-
dinas terkait).
c. PODES2024-KAB/KOTA
Aplikasi yang digunakan dalam pendataan potensi kabupaten/kota adalah FASIH
PODES2024-KAB/KOTA. Pendataan potensi kabupaten/kota dilakukan dengan
mewawancarai aparat pemerintah daerah kabupaten/kota seperti sekretaris daerah atau
narasumber lain seperti pada Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Perindustrian, Dinas
Perhubungan, Dinas Tenaga Kerja, Polres, dan Dinas Sosial.
Usaha lain yang perlu dilakukan adalah PCL harus mampu menjalin komunikasi yang
baik dengan semua narasumber. Narasumber harus dijadikan sebagai mitra diskusi
sekaligus sebagai narasumber untuk menggali data secara bersama-sama. Apabila ada
keterbatasan informasi/data yang ada pada narasumber, maka jika diperlukan, petugas
dapat melakukan pengecekan ke lapangan yang relevan dengan informasi yang dibutuhkan.
Kemudian hasil pengecekan lapangan dilakukan konfirmasi kembali kepada aparatur
pemerintah desa/kelurahan.
Wilayah kerja statistik merupakan wilayah kerja dalam kegiatan statistik yang
diselenggarakan BPS, terdiri dari wilayah administrasi (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
desa/kelurahan), dan wilayah di bawah wilayah administrasi yaitu blok sensus (BS), dan
satuan lingkungan setempat (SLS). Wilayah yang mengacu pada wilayah administrasi lebih
dikenal dengan Master File Desa (MFD). Sedangkan wilayah di bawah wilayah administrasi
desa/setingkatnya digunakan sebagai enumeration area dalam kegiatan survei, sekaligus
menjadi wilayah tugas petugas lapangan. Wilayah ini dibentuk dengan membagi habis
wilayah desa/setingkatnya tersebut.
Pengkodean MFD sesuai ketentuan pengkodean wilayah BPS adalah sebagai berikut:
a. Digit pertama menunjukkan nomor urut wilayah pulau/kepulauan. Pengurutan nomor ini
didasarkan pada letak geografis kepulauan Indonesia yang membentang dari barat ke
timur. Kode tersebut adalah sebagai berikut:
Nama
Kode Keterangan
Pulau/Kepulauan
1
Sumatera
2
3
Jawa
4 Nomor Cadangan
Bali, Nusa Tenggara 5
Kalimantan 6
Sulawesi 7
Maluku 8
Papua 9
c. Digit ketiga dan empat menunjukkan nomor urut kabupaten/kota pada provinsi/daerah
istimewa/daerah khusus. Nomor urut untuk kabupaten adalah 01, 02, 03, …, 69,
sedangkan nomor urut untuk kota adalah 71, 72, 73, dan seterusnya.
d. Digit kelima, enam, dan tujuh menunjukkan nomor urut dan kode wilayah kecamatan.
Dalam hal ini, digit kelima dan enam menunjukkan nomor urut kecamatan pada suatu
kabupaten/kota dan digit ketujuh menunjukkan apakah kecamatan yang bersangkutan
merupakan kecamatan pecahan atau bukan. Bila tidak ada pemecahan kecamatan, digit
kelima, enam, dan tujuh pada kode kecamatan yang membentuk kabupaten/kota adalah
010, 020, 030, …, 690, sedangkan kecamatan yang membentuk kota administratif diberi
kode 710, 720, 730, … Jika digit ketujuh bukan 0 (nol), berarti kecamatan tersebut
merupakan kecamatan pecahan.
e. Digit kedelapan, sembilan, dan sepuluh menunjukkan nomor urut desa/kelurahan atau
setingkatnya yang berada pada suatu kecamatan tertentu. Nomor urut untuk
desa/kelurahan adalah 001, 002, 003, dan seterusnya.
B. Definisi Desa/Kelurahan/Nagari
Dalam kegiatan Podes 2024, yang dimaksud dengan Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa).
Desa memiliki pemerintahan sendiri dan hak untuk mengatur wilayahnya yang lebih
luas. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Dalam
perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi kelurahan. Desa yang
berubah statusnya menjadi kelurahan, kekayaannya menjadi kekayaan daerah dan dikelola
oleh kelurahan yang bersangkutan untuk kepentingan masyarakat setempat.
Selain itu ada sebutan Nagari, wilayah administrasi setingkat desa di Provinsi Sumatera
Barat. Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah
tertentu, dan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan filosofi adat Minangkabau (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah) dan
atau berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat dalam wilayah Provinsi Sumatera
Barat (Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 7 Tahun 2018 tentang Nagari). Satu
nagari terdiri dari beberapa jorong/korong. Orang yang memimpin jorong/korong disebut
sebagai Kepala Jorong atau Wali Korong. Pada pelaksanaan kegiatan Podes 2024 ini,
penyebutan desa atau kelurahan atau desa adat atau nagari atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut sebagai desa/kelurahan.
Satuan Lingkungan Setempat (SLS) adalah satuan wilayah di bawah desa. Satuan
wilayah ini biasanya secara administratif ditetapkan dengan peraturan daerah atau
peraturan desa, dimana dalam peraturan tersebut menyebutkan tingkatan dan banyaknya
satuan wilayah di bawah desa beserta batas-batasnya.
Kode identitas SLS/non SLS terdiri dari 14 angka (digit) dengan rincian sebagai
berikut:
Kode
Wilayah SLS/Non SLS Berdasarkan Jenisnya
(Digit ke-11)
Wilayah SLS 0
Wilayah Non SLS
Wilayah bervegetasi pertanian 1
Wilayah bervegetasi bukan pertanian 2
Lahan terbuka 3
Kawasan terbangun pemukiman 4
Kawasan terbangun bukan pemukiman 5
Wilayah perairan 6
c. Digit dua belas, tiga belas, dan empat belas menunjukkan nomor urut wilayah SLS/non
SLS mulai 001, 002, 003, dan seterusnya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Desa Mekar Sari terdiri dari 2 dusun, yaitu Dusun Mekarjaya dan Dusun Sariraya. Di bawah
dusun sudah tidak ada tingkatan yang lebih kecil. Sehingga dalam hal ini dusun adalah
SLS terkecil di desa tersebut.
RT • SLS tingkat 1
RW • SLS tingkat 2
RT • SLS tingkat 1
Desa Lebakwangi terdiri dari tingkatan di bawah desa secara berjenjang yaitu Dusun–
RW–RT, dengan SLS terkecil sebagai berikut:
RT 001 RW 001 DUSUN MANIS - RT 005 RW 003 DUSUN PAHING
RT 002 RW 001 DUSUN MANIS - RT 006 RW 003 DUSUN PAHING
RT 003 RW 002 DUSUN MANIS - RT 007 RW 003 DUSUN PAHING
RT 004 RW 002 DUSUN MANIS - RT 008 RW 003 DUSUN PAHING
Kesimpulan:
Jumlah tingkat / jenjang SLS = 3
Jumlah SLS terkecil = 8
2. Catat dasar hukum pembentukan kecamatan, dan desa-desa yang masuk dalam wilayah
kecamatan baru sesuai informasi dari Kecamatan:
3. Pengesahan pemberian informasi oleh nara sumber di kecamatan (Camat atau perangkat lainnya
yang bisa dipertanggung jawabkan)
4. Pengesahan pemberian informasi oleh nara sumber kantor desa (Kepala Desa/Lurah atau
perangkat lainnya yang bisa dipertanggung jawabkan)
Pada Pendataan Podes 2024, PCL juga bertugas melakukan identifikasi SLS di Kantor
Desa/Lurah. Dalam melakukan identifikasi, PCL dibekali instrumen yang berisi daftar SLS
dalam suatu desa yang dimasukkan dalam instrumen FASIH-Mobile. Kemudian petugas akan
mengonfirmasi keberadaan SLS-SLS dalam daftar tersebut. Hasil identifikasi ini berguna
untuk:
Setelah PCL melakukan sinkronisasi data, maka seluruh desa yang menjadi wilayah
tugasnya akan muncul pada perangkat yang digunakannya.
Blok III digunakan untuk menuliskan informasi penting terkait identifikasi SLS pada
desa tersebut.
Selain menampilkan nama SLS yang sudah ada dalam master SLS, informasi SLS baru
yang diperoleh dari kantor desa dapat ditambahkan. Berikut contoh penambahan SLS baru,
adalah sebagai berikut:
1) Tekan tombol tambah di layar bagian atas sehingga muncul kotak untuk mengisi
nama SLS baru;
2) Tuliskan nama SLS pada kotak yang telah aktif, lalu simpan dengan cara sentuh pada
tanda Cek.
3) SLS baru yang ditambahkan sudah masuk dengan posisi di baris paling bawah tanpa
informasi nomor urut.
Setelah selesai maka data siap dikirimkan atau Submit, dengan cara sebagai berikut:
Setelah PCL melakukan submit Identifikasi SLS pada desa yang menjadi wilayah
tugasnya, PML dapat melakukan pemeriksaan dan approval hasil Identifikasi SLS tersebut.
Berikut adalah tata cara approval oleh PML.
PCL.
Dalam Podes 2024 dilakukan integrasi dengan kegiatan identifikasi SLS, sehingga PCL
PODES2024-DESA selain bertugas melakukan pendataan Podes Desa juga melakukan
pendataan identifikasi SLS. Kemudian PML PODES2024-DESA selain bertugas memeriksa
Podes Desa juga memeriksa identifikasi SLS.
Syarat dan kualifikasi Petugas Pencacah Lapangan (PCL) pada pelaksanaan Podes 2024
adalah sebagai berikut :
Untuk menunjang pelaksanaan Podes 2024, maka Petugas Podes 2024 diharapkan dapat
menggunakan perangkat milik sendiri (Bring Your Own Device/BYOD) dengan spesifikasi
minimal:
a) Android versi min 7
b) Ukuran layar min 5 inchi
c) Processor Quadcore 1,4 GHz
d) RAM min 6 GB, sisa 3 GB
e) Memori internal 32 GB, sisa 3 GB
f) Ada kamera, GPS; koneksi internet (wifi/jaringan 3G/4G/LTE)
Secara umum, pelaksanaan lapangan Podes 2024 terdiri dari beberapa tahapan,
dimulai dari persiapan, pendataan, pengawasan/pemeriksaan dan monitoring serta
persetujuan data. Alur pendataan lapangan Podes 2024 dapat dilihat pada bagan berikut:
B. Mekanisme Pendataan
Mekanisme pendataan Podes desa secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Setiap PCL melakukan kunjungan pertama ke semua wilayah yang menjadi tugasnya,
yaitu di desa/kelurahan atau kecamatan atau kabupaten/kota. Jika desa/kelurahan
telah menerima mengenai surat pemberitahuan kegiatan pendataan Podes 2024
beserta data Pre Pendataan yang telah dikirim sebelumnya, maka tanyakan untuk
data yang sudah tersedia. Namun, jika desa/kelurahan belum menerima, maka
lakukan penelusuran dokumen maupun wawancara dengan aparat desa/kelurahan
atau kecamatan atau kabupaten/kota.
2. Melakukan wawancara dengan narasumber dan jika terdapat perbedaan antara
jawaban yang diberikan narasumber dengan isian di aplikasi maka konfirmasikan isian
data tersebut dan isikan jawaban yang sesuai setelah melakukan persetujuan dengan
narasumber.
3. Jika data belum tersedia lengkap, maka lakukan perjanjian untuk kunjungan
berikutnya guna melengkapi data, serta menyampaikan data apa saja yang perlu
disiapkan oleh narasumber pada kunjungan berikutnya.
4. Menyelesaikan isian aplikasi Podes 2024 (PODES2024-DESA, PODES2024-
IDENTIFIKASI SLS, PODES2024-KEC dan PODES2024-KAB/KOTA) yang belum terisi,
dari data yang sudah disiapkan oleh aparat desa/kelurahan atau kecamatan atau
kabupaten/kota dari hasil kunjungan sebelumnya.
5. PCL memeriksa seluruh isian dengan seksama termasuk kewajarannya dibandingkan
dengan kondisi sebenarnya. Apabila isian pada aplikasi masih belum lengkap namun
data tidak tersedia di desa/kelurahan kecamatan atau kabupaten/kota, maka petugas
dapat mengunjungi narasumber lain yang terkait dan relevan guna mengisi isian yang
masih kosong.
6. Jika ada keterbatasan informasi/data yang ada pada narasumber, maka jika
diperlukan, petugas dapat melakukan pengecekan ke lapangan yang relevan dengan
Data yang sudah disetujui PML akan dicek keakuratan data dan dilakukan
persetujuan/approval oleh Ketua Tim/Penanggung Jawab Podes 2024 setelah
memastikan bahwa data sudah clean. Apabila data belum clean maka dikembalikan
kepada PML untuk diperbaiki.
D. Persetujuan Data
Beberapa hal penting terkait persetujuan data Podes 2024 yang perlu diperhatikan
adalah:
Kabupaten/ Desa/
No Provinsi Kecamatan
Kota Kelurahan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 ACEH 23 290 6.517
2 SUMATERA UTARA 33 455 6.113
3 SUMATERA BARAT *) 19 179 1.289
4 RIAU 12 172 1.871
5 JAMBI 11 144 1.589
6 SUMATERA SELATAN 17 241 3.273
7 BENGKULU 10 129 1.514
8 LAMPUNG 15 229 2.654
9 KEPULAUAN BANGKA 7 47 393
10 KEPULAUAN
BELITUNG RIAU 7 80 428
11 DKI JAKARTA 6 44 267
12 JAWA BARAT 27 627 5.957
13 JAWA TENGAH 35 576 8.563
14 DI YOGYAKARTA 5 78 438
15 JAWA TIMUR 38 666 8.493
16 BANTEN 8 155 1.552
17 BALI 9 57 717
18 NUSA TENGGARA 10 117 1.166
19 NUSA
BARATTENGGARA 22 315 3.539
20 KALIMANTAN
TIMUR BARAT 14 174 2.157
21 KALIMANTAN 14 136 1.576
22 KALIMANTAN
TENGAH 13 156 2.007
23 KALIMANTAN
SELATAN TIMUR 10 105 1.046
24 KALIMANTAN UTARA 5 55 484
25 SULAWESI UTARA 15 171 1.840
26 SULAWESI TENGAH 13 176 2.020
27 SULAWESI SELATAN 24 311 3.061
28 SULAWESI TENGGARA 17 222 2.307
29 GORONTALO 6 77 733
30 SULAWESI BARAT 6 69 650
31 MALUKU 11 118 1.248
32 MALUKU UTARA 10 118 1.207
33 PAPUA BARAT 7 86 969
34 PAPUA BARAT DAYA 6 132 1.018
35 PAPUA 9 115 1.032
36 PAPUA SELATAN 4 82 687
37 PAPUA TENGAH 8 131 1.208
38 PAPUA PEGUNUNGAN 8 252 2.634
Jumlah 514 7.287 84.217
*) Termasuk nagari