Anda di halaman 1dari 10

“SATUAN ACARA PENYULUHAN”

CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA) HEMORAGIK


PADA LANSIA

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Nicken Ayu Kusuma W. 20631953


2. Faza Salma Mumtaze 20631990
3. Fadhilah Nurul Karimah 20631988
4. Refita Putri Wahyuningsih 20631959
5. Chelvin Mochammad Setyawan 20631938
6. Dewi Arini 20631940
7. Riyan Bayu Pramudya 20631948

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2024
Pokok Bahasan : CVA Hemoragik
Sub Pokok Bahasan : Edukasi Tentang CVA Hemoragik
Sasaran : Lansia di posyandu lansia Desa Tulung
Waktu : 08.00 am – 09.00 am
Tempat : Desa Tulung, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo
Kontrak Waktu : 60 menit

1. Tujuan Umum
Setelah diberikan edukasi tentang CVA Hemoragik, diharapkan lansia dapat
mengetahui apa itu CVA Hemoragik, apa penyebab dari CVA Hemoragik, tanda
dan gejala dari CVA Hemoragik dan lansia dapat mengetahui apa saja pencegahan
yang dapat dilakukan untuk mencegah CVA Hemoragik.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan edukasi tentang CVA Hemoragik,
diharapkan lansia dapat:
a. Menjelaskan pengertian dari CVA Hemoragik
b. Menjelaskan peneybab CVA Hemoragik
c. Menjelaskan tanda dan gejala CVA Hemoragik
d. Menjelaskan komplikasi CVA Hemoragik
e. Menjelaskan pencegahan CVA Hemoragik.
3. Pokok-pokok Materi
a. Pengertian dari CVA Hemoragik
b. Penyebab CVA Hemoragik
c. Tanda dan gejala CVA Hemoragik
d. Komplikasi CVA Hemoragik
e. Pencegahan CVA Hemoragik
4. Metode dan Media
a. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi
b. Media yang digunakan:
✓ Leaflet
✓ Microphone

1
✓ Sound system

5. Pengorganisasian
a. Pemateri : Nicken Ayu Kusuma Wardani
Fadhilah Nurul Karimah
b. Notulen : Faza Salma Mumtaze
c. Moderator : Refita Putri Wahyuningsih
d. Fasilitator : Dewi Arini
Riyan Bayu Pramudya
Chelvin Mochammad
6. Proses Penyuluhan
No Proses Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1. Pendahuluan 1. Memberikan salam, Memerhatikan 10 menit
memperkenalkan diri, dan dan menjawab
membuka penyuluhan salam
2. Kontrak waktu
3. Menjelaskan tentang TPU
dan TPK
4. Apersepsi
Memerhatikan

Memerhatikan
2. Penyajian 1. Menjelaskan pengertian Memerhatikan 30 menit
dari CVA Hemoragik
2. Menjelaskan penyebab Memerhatikan
CVA Hemoragik
3. Menjelaskan tanda dan Memerhatikan
gejala CVA Hemoragik
4. Menjelaskan komplikasi Memerhatikan
CVA Hemoragik

2
5. Menjelaskan pencegahan Memerhatikan
CVA Hemoragik

3. Penutup 1. Mengajukan pertanyaan Memberi 15 menit


kepada lansia komentar dan
2. Memberikan kesimpulan menjawab
3. Menutup pertemuan dan pertanyaan
memberi salam bersama.

Memerhatikan
dan membalas
salam

7. Evaluasi
a. Apa pengertian dari CVA Hemoragik?
b. Apa penyabab CVA Hemoragik?
c. Apa tanda dan gejala CVA Hemoragik?
d. Apa komplikasi CVA Hemoragik?
e. Bagaimana cara pencegahan CVA Hemoragik?

3
Lampiran

1. MATERI
A. Pengertian dari CVA Hemoragik

Stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah di otak sehingga aliran


darah menjadi tidak normal dan darah yang keluar merembes masukke dalam suatu
daerah di otak dan merusaknya (Amanda, 2018). Stroke hemoragik yaitu
perdarahan intrakanial berdasarkan tempat perdarahannya yakni dirongga
subarakhnoid atau didalam parenkim otak (intraserebral) ada juga perdarahan yang
terjadi bersamaan pada kedua tempat seperti perdarahan subarakhoid yang bocor
kedalam otak atau sebaliknya (Rahmayanti, 2019). Stroke hemoragik dapat dibagi
lagi menjadi perdarahan intraserebral (ICH) dan perdarahan subarachnoid
(SAH). ICH mengeluarkan darah ke parenkim otak, dan SAH mengeluarkan darah
ke ruang subarachnoid. Stroke hemoragik dikaitkan dengan morbiditas yang parah
dan mortalitas yang tingg (Chen S, 2014)

B. Penyebab CVA Hemoragik

Menurut Kitagawa K (2022) Hipertensi adalah penyebab paling umum dari stroke
hemoragik.

• Hipertensi yang berlangsung lama menyebabkan degenerasi media,


kerusakan lamina elastis, dan fragmentasi otot polos arteri.

• Lipohyalinosis, nekrosis fibrinoid subendotelium, mikroaneurisma, dan


dilatasi fokal terlihat pada arteriol. Mikroaneurisma ini dinamakan aneurisma
Charcot-Bouchard.

• Tempat tersering terjadinya perdarahan intraserebral akibat hipertensi adalah


arteri penetrasi kecil yang berasal dari arteri basilar atau arteri serebral
anterior, tengah, atau posterior.

• Cabang arteri kecil dengan diameter 50 hingga 700 μm sering kali memiliki
banyak lokasi ruptur yang berhubungan dengan lapisan agregat trombosit dan
fibrin.

4
• Perubahan hipertensi menyebabkan perdarahan intrakranial non-lobar
(ICH). Seperti yang terlihat pada eklampsia, hipertensi akut juga dapat
menyebabkan ICH, yang dikenal sebagai ICH postpartum.

C. Tanda dan gejala CVA Hemoragik


Menurut (Junaidi, 2011) tanda dan gejala klinis stroke hemoragik adalah sebagai
berikut :
a. Tanda dan gejala perdarahan intraserebral
▪ Sakit kepala, muntah, pusing (vertigo), gangguan kesadaran.
▪ Gangguan fungsi tubuh (deficit neurologis), tergantung lokasi
perdarahan.
▪ Bila perdarahan ke kapsula interna (perdarahan kapsuer), maka akan
ditemukan hemiparase kontralateral, hemiplegia, koma (bila
perdarahan luas).
▪ Perdarahan luas/massif ke otak kecil/serebelum maka akan
ditemukan ataksia serebelum (gangguan koordinasi), nyeri kepala di
oksipital, vertigo, nistagmus, dan disartri.
b. Tanda dan gejala Perdarahan Subarakhnoid
▪ Sakit kepala mendadak dan hebat dimulai dari leher.
▪ Nausea dan vomiting (mual dan muntah)
▪ Fotofobia (mudah silau)
▪ Paresis saraf okulomotorius, pupil anisokor, perdarahan retina pada
funduskopi.
▪ Gangguan otonom (suhu tubuh dan tekanan darah naik)
▪ Kaku leher/kuduk (meningismus), bila pasien masih sadar.
▪ Gangguan kesadaran berupa rasa kantuk (somnolen) sampai
kesadaran hilang.

5
D. Komplikasi CVA Hemoragik

Menurut Rahmayanti (2019) komplikasi yang dapat terjadi pada klien stroke
hemoragik adalah sebagai berikut:

1. Kelumpuhan pada anggota badan dikerenakan penyumbatan pada pembuluh


darah di otak kondisi ini mepengaruhi fungsi otak karena darah yang mengalir
pada otak memiliki fungsi otak karena darah yang mengalir ke otak memiliki
fungsi untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi pada otak maka sel sel
pada otak akan mati. Umumnya akan mengalami kelumpuhan pada anggota
tubuh .
2. Kesulitan menelan dan berbicara sehinga lidah dan rahang menjadi melemah
di kerenakan terjdinya kerusakan pada saraf yang mengatur otot wajah
sehingga mengalami kelemahan.
3. Pengumpalan darah biasanya di area tubuh yang jarang digerakan semakin
banyak tubuh yan tidak bergerak terlalu lama risiko pengumpalan darah akan
semakin besar.
4. Luka dekubitus pasien yang terus menerus bedrest akibat tekanan di kulit
karena posisi badan tidak berganti waktu yang lama.

E. Pencegahan CVA Hemoragik


1. Pencegahan Primer
Menurut Junaidi,2004 dalam Dian Nastiti,2012, pencegahan stroke dapat
dilakukan dengan 3 M yaitu:
a. Menghindari : rokok, stres mental, minum kopi dan alkohol, kegemukan,
dan golongan obat-obatan yang dapat mempengaruhi
serebrovaskuler(amfetamin, kokain, dan sejenisnya).
b. Mengurangi : asupan lemak, kalori, garam, dan kolesterol berlebih.
c. Mengontrol ata mengendalikan : hipertensi, diabetes melitus, penyakit
jantung dan asterosklerosis, kadar lemak darah, konsumsi makanan
seimbang, serta olahraga teratur 3-4 kali seminggu.

6
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan ketika seprang pasien telah mengalami
serangan stroke sebelumnya yakni dengan cara :
a. Mengontrol faktor risiko stroke atau aterosklerosis, melalui gaya hidup,
seperti mengobati hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung
dengan obat dan diet, stop merokok dan minum beralkohol, turunkan
berat badan dan rajin berolah raga, serta menghindari stress.
b. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin, yang dapat
mengatasi krisis sosial dan emosional penderita stroke dengan cara
memahami kondisi baru bagi pasien pasca stroke yang bergantung pada
orang lain.
c. Menggunakan obat-obatan dalam pengelolaan dan pencegahan stroke,
seperti anti agregasi trombosit dan anti koagulan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilihat dari 4 faktor utama yang mempengaruhi penyakit
yaitu gaya hidup, lingkungan, biologis, dan pelayanan kesehatan (Bustan, 2007
dalan Dian Nastiti, 2012). Pencegahan tersier dilakukan kepada pasien yang
telah menderita stroke dan mengalami kelumpuhan pada tubuhnya agar tidak
bertambah parah dan dapat mengalihkan fungsi anggota badan yang lumpuh
pada anggota badan yang masih normal, yaitu dengan cara
a. Gaya hidup : reduksi stres, exercise sedang, dan berhenti merokok.
b. Lingkungan : menjaga keamana dan keselamatan (tinggal di rumah lantai
pertama, menggunakan wheel-chair) dan dukungan penuh keluarga.
c. Biologi : keptuhan berobat, terapi fisik dan bicara.
d. Pelayanan kesehatan : emergency medical techmic dan asuransi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Arora Nexi. (2018). Asuhan Keperawatan Gangguan Oksigenasi Pada Pasien
Stroke Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Syaraf RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Karya Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang: Poltekkes Kemenkes RI
Padang
Chen S, Zeng L, Hu Z. Stroke hemoragik progresif: kategori, penyebab, mekanisme dan
manajemen. J Neurol. November 2014; 261 (11):2061-78
Kitagawa K. Manajemen tekanan darah untuk pencegahan stroke sekunder. Hipertensi
Res. Juni 2022; 45 (6):936-943
Rahmayanti, Destia. (2019). ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Stroke
Hemoragik Di Ruang Rawat Inap Saraf RSUP Dr. M. Djamil Padang’. Karya
Tulis Ilimiah, Prodi D-III Keperawatan. Padang : Poltekkes Kemenkes RI Padang

8
2. MEDIA YANG DIGUNAKAN
a. Leaflet (gambar depan dan belakang)

Anda mungkin juga menyukai