Anda di halaman 1dari 5

3. Frederick Winslow (F.

W) Taylor (1856-1916)

Pada umumnya, kita memahami bahwa tidak sedikit teori-teori yang dikembangkan dalam ilmu
administrasi berasal dari ilmu manajemen, salah satu diantaranya adalah teori yang dikembangkan oleh
FW. Taylor. Ia lahir tahun 1856.

Pada periode tersebut Taylor melihat dan sekaligus melakukan penyelidikan atas rendahnya efisiensi
perusahaan dan produktivias kerja kaum buruh. Dengan kata lain, manajemen ilmiah tumbuh dari
pengamatan Taylor terhadap cara-cara pengelolaan pekerjaan dalam tahun-tahun pengalamannya dan
penyelidikannya dibeberapa perusahaan. Pengalamannya sebagai seorang yang magang, buruh biasa,
mandor, pemimpin mekanik, kemudian insinyur kepala dari perusahaan baja, membuat Taylor cukup
mempunyai kesempatan mengetahui permasalahan-permasalahan dan sikap para pekerja serta
mengetahui kesempatan-kesempatan bagaimana meningkatkan kualitas manajemen.

Pada tahun 1911 ia menulis sebuah buku yang berjudul Principles of Scientific Management. Karya
Taylor ini merupakan awal munculnya teori dalam bidang organisasi serta manajemen. Menurut
pengamatan dan penyelidikan Taylor atas kondisi kinerja pegawai dan organisasi, ketidakefisienan
perusahaan dan rendahnya produktivitas kerja antara lain disebabkan banyak gerak dan waktu para
pekerja yang produktif untuk mengerjakan pekerjaannya. Ketika dia menemukan metode dan suasana
kerja yang buruk, ia berusaha mencari cara pemecahannya dengan cara mengembangkan suatu teknik
dan metode kerja yang baru, menciptakan standar kerja, menemukan orang yang tepat untuk suatu
jenis pekerjaan tertentu melalui proses seleksi dan menyediakan peralatan dan perlengkapan kerja yang
terbaik bagi para pekerja. Dengan hasil pemikirannya tersebut Taylor mengharapkan para pekerja serta
organisasi akan saling untuk menguntungkan.

Pengamatan dan penyelidikan Taylor terutama ditujukan kepada para pekerja sehingga teorinya
dinamakan “Shop Level Theory”, Taylor menyelidiki serta mempelajari dan mengamati penggunaan
waktu dan gerak para pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dianggap tidak efisien dan tidak
produktif maka studi Taylor dikenal dehgan nama “Time and Motion Study” atau studi tentang waktu
dan gerak.

Asumsi yang digunakan oleh Taylor adalah bahwa para pekerja dapat dimotivasi dengan suatu balas jasa
ekonomi lebih yang dihasilkan dari kenaikan produksi. Dengan kata lain, menurut Taylor, perangsang-
perangsang ekonomis (insentif) dapat merupakan motivator utama bagi pekerja-pekerja industrial.
Sebaliknya, manajemen akan lebih baik sebab dengan kenaikan produktivitas, biaya buruh atau
pekerjaan per unit akan lebih rendah. Di samping itu analisis tugas (Job analysis), seleksi pekerja-pekerja
secara cermat dan latihan pegawai atau pekerja adalah merupakan dasar bagi manajemen, khususnya
manajemen kepegawaian. Dengan studi yang intensif, penelitian dapat menentukan di mana pekerja
seharusnya ditempatkan, bagaimana seharusnya mereka menyesuaikan diri, di mana barang-barang
ditempatkan dan bahkan manusia dilihat sebagai yang dapat beradaptasi ke lingkungan mesin.
Beberapa ahli menyatakan bahwa kunci pendekatan scientific management Taylor adalah konsep "man-
as-machine” dalam rangka menciptakan produktivitas yang diwujudkan dalam proses kerja ban berjalan
(lopende band). Jadi, melalui pendekatan permesinan, pekerja dianggap merupakan penghubung dari
mesin. Selain itu, pekerjaan dapat dianalisis Secara ilmiah dan merupakan tugas manajemen untuk
memberikan pengarahan terhadap performance pekerja. Penekanan utama dari scientific management
adalah pada kegiatan-kegiatan perencanaan (planning), Standarisasi (standardizing), dan peningkatan
usaha manusia pada tingkat Operasi agar memaksimalkan output (hasil) dan meminimalkan input
(masukan).

Dari tulisan Taylor tentang manajemen ilmiah maka disimpulkan adanya empat garis besar sebagai inti
dari manajemen ilmiah sebagaimana dikemukakan oleh Taylor (Shafritz dan Hyde, 1987), yaitu sebagai
berikut.

a. The first of these principles, then, may be called the development of a science to replace the old
rule-of thumb knowledge of the workmen (Mengembangkan ilmu dari tiap-tiap unsur dari
kegiatan dan pekerjaan seseorang yang menggantikan metode lama yang berupa petunjuk
praktis (rule of thumb).
b. The second of the principles of scientific management is the Scientific selection, and then the
progressive development of the workmen (Menyeleksi dan kemudian melatih, mendidik, dan
mengembangkan karyawan secara ilmiah, yang pada waktu sebelumnya pekerja memilih
pekerjaan dan melatih dirinya sendiri).

c. The third of the principles of scientific management is the bringing of the science and the
scientifically selected and trained workmen together. (Menggunakan cara ilmiah dan memilih
dan melatih pegawai bersama-sama secara ilmiah). Ciptakanlah kerja sama yang sungguh-
sungguh dengan karyawan untuk menjamin dan meyakinkan bahwa semua pekerjaan yang
harus mereka lakukan itu sesuai dengan prinsip ilmiah yang telah dikembangkan.

d. The fourth of the principles of scientific management is an equal division of the actual work of
the establishment between the workmen, on the one hand, and the management, on the other
hand. (Pembagian kerja dan tanggung jawab antara manajer dan karyawan. Manajer mengambil
alih semua pekerjaan yang lebih sesuai bagi para manajer daripada karyawan). Sedangkan di
masa lalu hampir semua pekerjaan dan sebagian besar tanggung jawabnya dilemparkan kepada
karyawan.

Selain hal tersebut di atas Taylor mengemukakan bahwa cara untuk memperbaiki pekerjaan, yaitu untuk
membuat pekerjaan itu lebih efisien adalah menentukan:

a. Cara yang paling baik untuk melakukan suatu tugas (penelitian gerakan atau motion study),
b. Standar waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas (penelitian tentang waktu atau time
study).

Dengan demikian, yang menjadi sasaran dari penelitian gerak dan waktu (time and motion study) adalah
menentukan metode kerja yang lebih baik dengan mempertimbangkan bahwa mental, desain, produksi,
urutan pekerjaan, alat-alat, mesin, tata ruang pabrik, serta gerak tangan dan badan yang diperlukan oleh
seorang karyawan. Sedangkan sasaran tentang waktu kerja ada juga dalam rangka menentukan metode
kerja yang lebih baik dengan mempertimbangkan kualitas dan kuantitas, input, output, dan keuntungan
(Benefit) serta upah untuk tiap unit produksi.

1) Frederick Winslow Taylor (1856-1915) Pada tahun 1903 menyusun buku dengan judul Shop
Management, tahun 1911 menyusun buku dengan judul The Principles of Scientific Management dan
pada tahun 1912 menyusun buku yang berjudul Testimony Before Special House Committee. Ketiga
buku tersebut digabungkan dalam sebuah buku dengan judul Scientific Management pada tahun 1947.
Bukunya disusun di Perusahaan Midvale & Bethlehem Steel. Co di Pennsylvania, Amerika Serikat. Di
Perusahaan tersebut dia sebagai seorang insinyur mekanis. Karya besarnya itulah membuat dia dikenal
sebagai Bapak Manajemen Ilmiah. Taylor, yang terkenal dengan manajemen ilmiahnya berupa
peningkatan produktivitas karena mahalnya biaya buruh terampil di Amerika Serikat pada awal abad ke
20. Gerakannya terkenal dengan gerakan efisiensi kerja. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti
apakah ada satu cara kerja terbaik the one best - way of doing job dia mengajukan sekelompok prinsip-
prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah. Taylor terkenal dengan rencana pengupahan yang
merangsang differential rate system, yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya
produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan. Filsafat di belakang konsep
Taylor terletak di atas 4 prinsip yang dikenal dengan Empat Prinsip Dasar Taylor” yaitu:

1) Frederick Winslow Taylor (1856-1915) Pada tahun 1903 menyusun buku dengan judul Shop
Management, tahun 1911 menyusun buku dengan judul The Principles of Scientific Management dan
pada tahun 1912 menyusun buku yang berjudul Testimony Before Special House Committee. Ketiga
buku tersebut digabungkan dalam sebuah buku dengan judul Scientific Management pada tahun 1947.
Bukunya disusun di Perusahaan Midvale & Bethlehem Steel. Co di Pennsylvania, Amerika Serikat. Di
Perusahaan tersebut dia sebagai seorang insinyur mekanis. Karya besarnya itulah membuat dia dikenal
sebagai Bapak Manajemen Ilmiah. Taylor, yang terkenal dengan manajemen ilmiahnya berupa
peningkatan produktivitas karena mahalnya biaya buruh terampil di Amerika Serikat pada awal abad ke
20. Gerakannya terkenal dengan gerakan efisiensi kerja. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti
apakah ada satu cara kerja terbaik the one best - way of doing job dia mengajukan sekelompok prinsip-
prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah. Taylor terkenal dengan rencana pengupahan yang
merangsang differential rate system, yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya
produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan. Filsafat di belakang konsep
Taylor terletak di atas 4 prinsip yang dikenal dengan Empat Prinsip Dasar Taylor” yaitu:
 Pengembangan Manajemen Ilmiah yang benar dapat di gunakan untuk menentukan metode
terbaik untuk menjalankan setiap tugas.
 Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, karyawan diberi tanggungjawab atas tugas yang sesuai
dengan keterampilannya, Pendidikan dan pengembangan karyawan dengan cara ilmiah.
 Hubungan kerjasama yang erat antara manajemen dan karyawan.

Untuk menerapkan keempat prinsip ini, Taylor mensyaratkan perlunya satu revolusi mental di kalangan
manajer dan karyawan.

Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia mendasari pendekatan manajemen ilmiah adalah:

 Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan yang sistematis).


 Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan bukannya perpecahan.
 Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang kacau.
 Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang terbatas.
 Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-tingginya, untuk kesejahteraan
maksimum mereka sendiri dan perusahaan mereka.

Taylor dikenal dengan metode yang ditemukannya yang dikenal dengan time and motion studies (studi
waktu dan gerakan) yang intinya adalah penetapan standar kerja yang didasarkan pada perhitungan
waktu. Ide ini berangkat dari kenyataan bahwa para pekerja di perusahaan bekerja di bawah standar
dari apa yang sebenarnya yang mampu mereka kerjakan.

Pendapat dari Taylor ialah untuk mencapai tujuan perusahaan yakni meningkatkan profit (laba), maka
produktifitas harus ditingkatkan. Produktifitas dapat diukur dengan tingkat output dan prestasi kerja.
Produktifitas yang optimal dapat dicapai bila menghasilkan output yang sesuai dengan target, baik dari
segi jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan dimana standar yang diberlakukan. Taylor kemudian
memperkenalkan sistem upah insentif yang diperlukan untuk meningkatkan prestasi kerja. Dengan upah
tersebut diharapkan memberi motivasi kerja bagi karyawan yang akan berdampak pada naiknya output
produksi. Sistem pengupahan Taylor dinamakan sistem upah insentif (piecework by system) yaitu upah
yang diberikan kepada pekerja berdasarkan kemampuan dalam memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Bagi mereka yang mampu memenuhi standar diberikan upah yang lebih, bagi yang tidak
maka akan diberikan upah yang di bawah standard.

Pengalaman Taylor sangat luas dan beragam setelah sukses bekerja di Midlave Steel Company, Taylor
pun berpindah pekerjaan yang memperkaya pemikiran dan pengalamannya di bidang manajemen.
Perusahaan yang ditempati bekerja misalnya Simond Rolling Machine Company dan Bethlehem Steel
Company. Dari beberapa tempat bekerja tersebut kembali Taylor memberi kontribusi dengan
memperkenalkan konsep desain pekerjaan, cuti untuk pemulihan produktifitas kerja. Jasa-jasa Taylor
terhadap sumbangsih di bidang manajemen itulah sehingga Taylor dikenal sebagai bapak manajemen
ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai