Alasan :
Karena Aktivitas Keluarga tersebut sudah di kedua bangunan, dan kedua
bangunan tersebut masih dalam satu wilayah RT. Kecuali Kedua Bangunan tersebut
beda wlayah RT maka dianggap 2 bangunan (1 dicatat sebagai
rumah tinggal dan 1 lagi dicatat sebagai aset)
Q:
Ada 1 bangunan kontrakan petak (satu atap) terdiri dari 3 pintu, dengan nomor rumah
yang sama, masing-masing pintu dihuni oleh masing-masing Rumah Tangga. Untuk
kondisi ini, berapa jumlah bangunan dan jumlah rumah tangga?
A:
“Kontrakan petak dengan 1 atap dihitung menjadi 1 bangunan dengan masing-
masing pengontrak di hitung sebagai 1 KRT.
Alasan :
Pada kondisi di atas, 1 bangunan kontrakkan petak dengan satu atap tersebut
dihitung sebagai 1 bangunan. Untuk jumlah KRT, karna kontrakkan tersebut terdiri
dari 3 pintu, dan masing-masing pintu terdiri dari 1 Kepala Rumah Tangga, dan Tidak
ada keterkaitan tanggung jawab antara penghuni kontrakan yang satu
dengan lainnya maka jumlah KRT nya dihitung 3 KRT”
Q:
Ada sebuah kos-kosan terdiri dari 3 kamar, ditinggali oleh 2 pasang pasutri dan individu
single. Bagaimana cara mendatanya?
A:
Jumlah bangunan dihitung 1 bangunan dengan penetapan KRT dan Keluarga
sebagai berikut:
• 3 KRT dengan pembagian sebagai berikut
• 2 KRT Pasutri
• 1 KRT individu single
• 3 Keluarga dengan pembagian sebagai berikut :
• 2 Keluarga Pasutri
• 1 Keluarga individu single
Alasan :
Dibentuk KRT dan Keluarga sendiri karena tidak ada keterkaitan tanggung jawab
antara penghuni kos yang satu dengan lainnya
Q:
Dalam satu bangunan, dihuni oleh kakak beradik satu kartu keluarga, belum menikah
yang orang tua nya sudah meninggal. Bagaimana cara mendatanya?
A:
Jumlah bangunan dihitung satu dengan penetapan KRT dan Keluarga sebagai berikut:
• 1 KRT yang berisikan individu kakak dan adik
• 2 Keluarga dengan pembagian sebagai berikut :
• 1 Keluarga Kakak
• 1 Keluarga Adik
Alasan :
Karena mengacu dalam konsep pembentukan keluarga (Suami,Istri,
Anak), jika diluar status tersebut dibentuk keluarga baru
Q:
Dalam satu bangunan, ditinggali oleh orang tua (istri), anak sudah menikah
(suami, istri, anak), anak belum menikah, seorang cucu dari anak yang tidak
tinggal dalam bangunan tersebut, dan ART. Bagaimana cara mendatanya?
A:
Jumlah bangunan dihitung 1 bangunan dengan penetapan KRT dan KK sebagai
berikut:
• Untuk KRT di bentuk 1 KRT yaitu orang tua (istri) dengan alasan bahwa individu
tersebut adalah yang paling dominan dan dikenal oleh warga sekitar
• Untuk Keluarga dibentuk 4 Keluarga dengan pembagian sebagai berikut :
• 1 Keluarga orang tua (istri) dan anak belum menikah
• 1 Keluarga anak yang sudah menikah terdiri dari suami, istri, anak
• 1 Keluarga Cucu dari anak yang tidak tinggal dalam bangunan tersebut
• 1 Keluarga ART (ART dijadikan satu KRT dengan majikan karena masih menjadi
tanggung jawab dari majikan tersebut)
Q:
Dalam satu bangunan, dihuni oleh pasangan suami istri yang baru menikah,
namun untuk Kartu Keluarga mereka masih terpisah masing-masing.
Bagaimana cara mendatanya?
A:
Jumlah bangunan dihitung 1 bangunan dengan penetapan KRT dan Keluarga sebagai berikut:
• Untuk KRT di bentuk 1 KRT yaitu suami
• Untuk Keluarga di bentuk 1 Keluarga yang berisikan indvidu Suami dan Istri
Alasan:
Karena pembentukan keluarga di aplikasi carik tidak mengacu pada Kartu Keluarga