Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA

PADA BALITA DENGAN MASALAH KESIAPAN PENINGKATAN


MENJADI ORANG TUA

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom.

OLEH:
Bangkit Youga Pratama
NIM: 201810300511059

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
1|Page
BAB I

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga

A. Data Dasar Keluarga


1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. A
2. Usia : 34 th
3. Pendidikan : S1
4. Pekerjaan : PNS
5. Alamat / No. Tlp. : Jl. Raya Trenggalek-Ponorogo KM. 1

Hub. dg
No. Nama Gender TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan Agama
KK
1. Tn. A L KK 34 S1 PNS Islam
2. Ny. W P Istri 31 S1 PNS Islam
3. An. F P Anak 3,5 - - Islam
4. Tn. M L Ayah 62 S1 Tidak Islam
kerja/Purna
5. Ny. K L Ibu 57 SMA Tidak kerja Islam

6. Komposisi Keluarga :
Keluarga ini terdiri dari 2 keluarga besar yang terdiri dari 2 KK. KK yang pertama
terdiri dari Ny. K sebagai ibu, Tn. M sebagai ayah. Sedangkan KK yang kedua terdiri
dari Tn. A sebagai kepala keluarga, Ny. W sebagai istri dan satu orang anak yaitu
An. F

2|Page
7. Genogram (gambarkan keluarga klien) :

8. Tipe Keluarga :
Keluarga inti Keluarga besar
Janda/ duda Lain-lain, sebutkan
9. Suku Bangsa : Jawa
10. Agama : Islam
11. Status sosial ekonomi keluarga
o Total pendapatan keluarga per bulan : > Rp 5.000.000,-
o Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari
Ya Tidak
Bila tidak, apa yang dilakukan keluarga : -
o Apakah keluarga memiliki tabungan
o Ya Tidak
o Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga
Ayah Ibu
 Lain-lain, sebutkan : Tn. A mengatakan penghasilan anggota keluarga sudah
sendiri-sendiri. Bantuan keuangan dibutuhkan jika benar-benar mendesak.

3|Page
12. Aktifitas rekreasi keluarga :
Tn. A mengatakan Ny. W dan An. F rekreasi digunakan untuk mengisi kekurangan
waktu dengan menonton tv bersama dirumah sedangkan rekreasi diluar rumah
kadang-kadang pergi piknik ke pantai dan juga biasanya diajak Ny. K untuk
mengikuti rombongan pengajian (ziarah).
13. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu pada tahap perkembangan anak usia pra
sekolah

Tugas perkembangan sebagai berikut: Memenuhi kebutuhan anggota keluarga mis :


tempat tinggal, privacy dan rasa aman, Membantu anak untuk bersosialisasi,
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua)
juga harus terpenuhi, Mempertahankan hub yang sehat baik di dalam ataupun luar
keluarga, Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak, Pembagian
tanggung jawab anggota keluarga, Merencanakan kegiatan dan waktu untuk
menstimulasi tumbang anak

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah: Mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, Membagi waktu individu, pasangan dan
anak

14. Riwayat keluarga inti :


Dalam keluarga Tn. A, Ny. K mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit menurun
ataupun penyakit yang menular
15. Riwayat keluarga sebelumnya :
Keluarga Tn. A mengatakan sebelumnya sudah ada yang dirawat di RS yaitu An. F
sakit sesak napas dan melakukan pengobatan selama 9 bulan dan dinyatakan
sembuh. Saat ini keluarga Tn. A dalam kondisi sehat
B. Lingkungan
1. Perumahan
 Jenis rumah : Permanen
 Luas bangunan : 5 x 10m2
 Luas penerangan : 80% dari luas rumah

4|Page
 Status rumah
Milik pribadi Sewa bulanan
Kontrakan Lain-lain
 Atap rumah
Genteng Seng/asbes
Sirap/atap Lain-lain
 Ventilasi rumah
Ada Tidak ada
 Bila ada, berapa luasnya
>10% luas lantai < 10% luas lantai
 Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
Ya Tidak
 Penerangan
Listrik Petromak
Lampu teplok Lain-lain
 Lantai
Keramik Ubin Plester
Papan Tanah
 Kebersihan rumah secara keseluruhan
 Bersih
 Banyak lalat
 Berdebu
 Banyak lawa-lawa
 Sampah bertebaran
 Lain-lain, sebutkan

5|Page
2. Denah rumah

3. Pengelolaan sampah
a. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
√Ya Tidak

b. Bagaimana cara pengelolaan sampah rumah tangga


Dibuang ke sungai/ got Diambil petugas
Ditimbun Dibakar
Lain-lain
4. Sumber air
a. Sumber air yang digunakan oleh keluarga
Sumur gali Pompa tangan/ listrik
Sungai PAM
Lain-lain Air isi ulang
5. Jamban keluarga
a. Apakah keluarga memiliki WC sendiri
Ya Tidak
Bila tidak, dimana keluarga buang air besar
b. Bila ya, jenis jamban keluarga
Leher angsa Cemplung
Lain-lain

6|Page
c. Berapa jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja
< 10 meter > 10 meter
6. Pembuangan air limbah
Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor)
Ya, bagaimana kondisinya baik
Kemana pembuangannya dari rumah dibuat saluran seperti got dan dialirkan
ke belakang rumah dengan pipa di pendam ditanah
Tidak, dimana pembuangannya
7. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
a. Apakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat?
Ada, apa jenisnya : pengajian, tahlilan, karang taruna, arisaan
Tidak ada
b. Adalah fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat?
Ada, apa jenisnya : dokter, posyandu, puskesmas dan RS
Tidak ada
c. Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tertentu?
Ada, apa jenisnya : puskesmas dan dokter
Tidak ada
d. Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga?
Bila ya, dengan kendaraan apa : sepeda motor
Bila tidak, bagaimana cara mengatasinya
8. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tetangga Tn. A yang ada disekitar rumah Tn. A tinggal diwilayah perdesaan
sehingga jarak dengan yang lain cukup dekat warga juga memiliki kegiatan
komunitas RW yaitu arisan, pengajian, posyandu, dan juga kerja bakti. Tetapi yang
mengikuti Ny. W karena Tn. A bekerja dari pukul 07.00 – 14.00 wib sesampai
rumah langsung istirahat
9. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa Tn. S jarang dirumah, jarang berkomunikasi
dengan tetangga Tn. S saat dirumah atau libur kerja tidak pernah bertanya Tanya
dengan tetangga terdekat atau teman sebaya yang sama-sama memiliki anak usia
balita yang seumuran dengan An. F karena saat libur kerja waktunya digunakan
untuk istirahat seharian.

7|Page
10. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga 5 orang, didalam rumah terdapat fasilitas kesehatan
seperti kotak P3K layanan yang sering digunakan saat ada keluarga yang sakit
yaitu puskesmas desa dan dokter praktek, jarak ke puskesmas desa kurang lebih 100
meyter fasilitas kesehatan menggunakan BPJS/KIS.
C. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. A mengataan sering berkomunikasi dengan anaknya keluarga Tn. A
mengatakan tidak memberikan ijin kepada anaknya untuk menggunakan gadget
karena masih dibawah umur, keluarga Tn. A mengatakan An. S sering dirumah
jarang dibawa keluar untuk bermain dengan teman sebaya, sehingga jarang
berinteraksi dengan teman sebaya jika keluarga Tn. A memiliki masalah
dikomunikasikan dengan musyawarah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan sering memberikan dukungan bila ada masalah didalam
keluargannya. Keluarga selalu mencari jalan keluar bersama-sama dan
dimusyawarahkan apabila ada masalah kesehatan yang terjadi pada anggota Tn. A,
Tn. A segera membawannya ke petugas kesehatan/puskesmas desa yang dekat dengan
rumah
3. Struktur peran
Peran Formal Tn. A berperan sebagai kepala keluarga dan juga sebagai ayah dari
An. F, Tn. M berperan sebagai Ayah Tn. A kakek anak F, Ny W berperan sebagai
Istri dari Tn. A dan ibu dari An. F, Ny. K berperan sebagai Ibu dari Tn. A dan Nenek
dari An. F, An. F berperan sebagai anak
Peran informal keluarga Tn. A tidak berperan dibidang lain dalam musyawarah
karena keluarga Tn. A sudah cukup dengan peran masing-masing dalam rumah
tangganya
4. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. A merupakan nilai dan norma Islam dan budaya Jawa
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif
Keluarga Tn. A mengatakan saling menyayangi, saling peduli, dan saling
menghormati, perhatian dikeluarga Tn. A terhadap anggota keluarga lainnya sangat
besar, selau menghargai pendapat anggota keluargannya.
8|Page
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. A hubungan antara keluarga baik Tn. A jarang dirumah tetapi sering
meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anaknya ketika libur kerja atau
setelah pulang dari pekerjaan jika tidak capek, keluarga Tn. A mengatakan setiap
jam 14.00 wib diharuskan tidur siang dan sering dikunci dari dalam agar An. F tidak
main di luar
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan jika didalam keluarga ada yang sakit, keluarga selalu
memberikan makanan sayur-sayuran dan menganjurkan istirahat
4. Fungsi Reproduksi
Tn. A dan Ny. W sudah menikah selama 2 tahun yang lalu dan mempunyai anak 1
yaitu An. F
E. Stress dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga Tn A sering memikirkan bagaimana agar waktu berkumpul bersama
anaknya lebih lama dibandingkan bekerja, keluarga Tn. A masih memikirkan biaya
tangguan keluarga saat ini
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Respon Keluarga Tn. A menerima semua kondisi dengan sabar dan jika ada masalah
dalam keluarga maka akan diselesaikan secara musyawarah dan secara terbuka
pengambilan keputusan adalah kepala keluarga
3. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah keluarga Ny. W selalu mencari jalan keluarnya dengan cara
terbuka dan dimusyawarahkan dengan keluargannya
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga Tn. A mengatakan jika ada masalah apapun Tn. A dan keluarga tidak
pernah adu mulut dan tidak pernah saling pukul memukul/memakai kekerasan
F. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keluarga
Keluarga berharap dalam keluarganya sehat walafiat pelayanan kesehatan sangat
membantu anggota keluargannya dan keluarga berharap Tn. A dan Ny. W bisa diberi
waktu yang longgar supaya bisa merawat dan mengasuh An. F dengan baik

9|Page
G. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawat sebagai educator dalam memberikan pendidikan kesehatan. Tidak
hanya mengenai kesehatan keluarga melainkan mengenai kesehatan lingkungan tempat
tinggal keluarga juga

10 | P a g e
BAB II
PENENTUAN DIAGNOSA DAN SKORING PRIORITAS

A. Analisa Data

No Data Fokus Problem


1. DS: Kesiapan Peningkatan Menjadi
- Keluarga Tn. A mengataan sering Orang Tua (D.0122)
berkomunikasi dengan anaknya
- keluarga Tn. A mengatakan tidak
memberikan ijin kepada anaknya untuk
menggunakan gadget karena masih
dibawah umur
- Tn. A mengatakan An. F sering
dirumah jarang dibawa keluar untuk
bermain dengan teman sebaya,
sehingga jarang berinteraksi dengan
teman sebaya
- Tn. A jarang dirumah tetapi sering
meluangkan aktu untuk berkomunikasi
dengan anaknya ketika libur kerja atau
setelah pulang dari pekerjaan jika tidak
capek
- keluarga Tn. A mengatakan setiap jam
14.00 wib diharuskan tidur siang dan
sering dikunci dari dalam agar An. F
tidak main di luar
- Keluarga Tn A sering memikirkan
bagaimana agar waktu berkumpul
bersama anaknya lebih lama
dibandingkan bekerja

DO:
- Kebutuhan fisik dan emosi anak dan
anggota keluarga Tn. A terpenuhi
- Keluarga Tn. A tampak senang
dengan kelahiran An. F
- An . F tampak senang saat disuruh
bermain boneka
2. DS: Kesiapan Peningkatan Proses
- Keluarga mengatakan sering Keluarga (D.0123)
memberikan dukungan bila ada
masalah didalam keluargannya
- Keluarga Tn. A mengatakan saling
menyayangi, saling peduli, dan saling
menghormati, perhatian
- Keluarga Tn. A mengatakan jika

11 | P a g e
didalam keluarga ada yang sakit,
keluarga selalu memberikan makanan
sayur-sayuran dan menganjurkan
istirahat
- Keluarga Tn. A mengatakan jika ada
masalah apapun Tn. A dan keluarga
tidak pernah adu mulut dan tidak
pernah saling pukul memukul/memakai
kekerasan
DO:
- Keluarga Tn. A terlihat hubungan
antara keluarga baik
- dikeluarga Tn. A terhadap anggota
keluarga lainnya terlihat sangat besar,
terlihat selau menghargai pendapat
anggota keluarga

B. Skoring Prioritas Diagnosa

Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua (D.0122)


Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor
Sifat masalah Aktual 3 1 0,3
Resiko tinggi 2
Potensial 1
Kemungkinan masalah Mudah 2 2 2
untuk di ubah
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk Tinggi 3 1 0,3
dicegah
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 1
Tidak segera diatasi 1
Tidak dirasakan ada 0
masalah
Jumlah 3,6

Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga (D.0123)


Kriteria Subkriteria Nilai Bobot Skor
Sifat masalah Aktual 3 1 0,3
Resiko tinggi 2
Potensial 1
Kemungkinan masalah Mudah 2 2 0
untuk di ubah
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk Tinggi 3 1 0,3
12 | P a g e
dicegah
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah Segera diatasi 2 1 0
Tidak segera diatasi 1
Tidak dirasakan ada 0
masalah
Jumlah 0,6

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua d.d Keluarga Tn. A mengataan sering
berkomunikasi dengan anaknya, keluarga Tn. A mengatakan tidak memberikan ijin
kepada anaknya untuk menggunakan gadget karena masih dibawah umur, Tn. A
mengatakan An. F sering dirumah jarang dibawa keluar untuk bermain dengan teman
sebaya, sehingga jarang berinteraksi dengan teman sebaya, A jarang dirumah tetapi
sering meluangkan aktu untuk berkomunikasi dengan anaknya ketika libur kerja atau
setelah pulang dari pekerjaan jika tidak capek, keluarga Tn. A mengatakan setiap jam
14.00 wib diharuskan tidur siang dan sering dikunci dari dalam agar An. F tidak main di
luar, Keluarga Tn A sering memikirkan bagaimana agar waktu berkumpul bersama
anaknya lebih lama dibandingkan bekerja Kebutuhan fisik dan emosi anak dan anggota
keluarga Tn. A terpenuhi, Keluarga Tn. A tampak senang dengan kelahiran An. F An . F
tampak senang saat disuruh bermain boneka (D.0122) dengan skor 3,6

2. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga d.d Keluarga mengatakan sering memberikan


dukungan bila ada masalah didalam keluargannya, Keluarga Tn. A mengatakan saling
menyayangi, saling peduli, dan saling menghormati, perhatian, Keluarga Tn. A
mengatakan jika didalam keluarga ada yang sakit, keluarga selalu memberikan makanan
sayur-sayuran dan menganjurkan istirahat, Keluarga Tn. A mengatakan jika ada masalah
apapun Tn. A dan keluarga tidak pernah adu mulut dan tidak pernah saling pukul
memukul/memakai kekerasan, Keluarga Tn. A terlihat hubungan antara keluarga baik,
dikeluarga Tn. A terhadap anggota keluarga lainnya terlihat sangat besar, terlihat selau
menghargai pendapat anggota keluarga (D.0123) dengan skor 0,6

13 | P a g e
14 | P a g e
BAB III
LUARAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi


.
1. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua Setelah dilakukan tindakan keperawatan Promosi pengasuhan
(D.0122) 3x24 jam diharapkan peran menjadi Observasi:
orang tua membaik dengan kriteria hasil :  Identifikasi keluarga risiko tinggi dalam
program tindak lanjut
1. Bouding attachment meningkat (5)
 Monitor status kesehatan anak dan status
2. Perilaku positif menjadi orang tua
imunisasi anak
meningkat (5)
Terapeutik:
3. Interaksi peraatan bayi meningkat
 Dukung ibu menerima dan melakukan
(5)
perawatan pre natal secara teratur dan sedini
4. Verbalisasi kepuasan memiliki bayi
mungkin
meningkat (5)
 Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan
5. Memberi pengertian kepada
tingkat risiko
anak/anggota keluarga meningkat
 Fasilitasi orang tua dalam memiliki
(5)
harapan yang realistis sesuai tingkat
6. Kebutuhan fisik anak/anggota
kemampuan dan perkembangan anak
keluarga terpenuhi meningkat (5)
 Fasilitasi orang tua dalam menerima
15 | P a g e
7. Kebutuhan emosi anak/anggota transisi peran
keluarga terpenuhi meningkat (5)  Beriakn bimbingan antisipasi yang
8. Keinginan meningkatkan peran diperlukan sesuai dengan tahapan usia
menjadi orang tua meningkat (5) perkembangan anak
 Fasilitasi orang tua dalam mendapatkan
dukungan, dan berpartisipasi dalam parent
group programs
 Fasilitasi orang tua dalam mengembangan
dan memelihara system dukungan social
 Sediakan media untuk mengembangkan
keterampilan pengasuhan
 Fasilitasi orang tua mengembangkan
keterampilan social dan koping
 Fasilitasi mengatur penitipan anak, jika
perlu
 Fasilitasi penggunaan kontrasepsi
Edukasi
 Ajarkan orangtua untuk menanggapi
isyarat bayi

2. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Koping Keluarga
(D. 0123) 3x24 jam diharapkan proses keluarga Observasi:

16 | P a g e
membaik dengan kriteria hasil :
 Identifikasi respon emosional terhadap
1. Adaptasi keluarga terhadap situasi kondisi saat ini
meningkat (5)  Identifikasi beban prognosis secara
2. Kemampuan keluarga berkomunikasi psikologis
secara terbuka di antara anggota  Identifikasi pemahaman tentang
keluarga meningkat (5) keputusan perawatan setelah pulang
3. Kemampuan keluarga memenuhi Terapeutik:
kebutuhan fisik keluarga meningkat  Dengarkan masalah, perasaan dan
(5) pertanyaan keluarga
4. Kemampuan keluarga memenuhi  Terima nilai-nilai keluarga dengan cara
kebutuhan emosional anggota yang tidak menghakimi
keluarga meningkat (5)  Diskusikan rencana medis dan perawatan
5. Aktivitas mendukung keselamatan  Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
anggota keluarga meningkat (5) keterampilan dan peralatan yang diperlukan
6. Sikap respek antara anggota keluarga untuk mempertahankan keputusan
meningkat (5) perawatan pasien
7. Hubungan dengan masyarakat  Hargai dan dukukng mekanisme koping
meningkat (5) adaptif yang digunakan
Edukasi
 Informasikan kemajuan pasien secara
berkala

17 | P a g e
 Informasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi
 Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu

18 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
POLA ASUH POSITIF PADA BALITA

A. KONSEP DASAR POLA ASUH


1. Pengertian
Pola asuh merupakan suatu sikap, membimbing, mendidik dan interaksi orang tua
kepada anak untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
harapan anak dapat sukses menjalani kehidupan ini (Jannah, 2012) . Pola asuh orang
tua adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua yang
memberikan dorongan bagi anak dengan merubah tingkah laku, pengetahuan, dan
nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agar anak bisa mandiri, tumbuh
serta berkembang secara sehat dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memiliki
rasa ingin tau, bersahabat, dan berorientasi untuk sukses (Tridhonanto, 2014).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah
suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang meliputi kegiatan seperti
membimbing, mendidik, merubah tingkah laku, serta mengajarkan anak mandiri
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan harapan anak
dapat sukses.
2. Jenis pola asuh
Ayun (2017) membagi bentuk pola asuh orang tua menjadi 3 macam pola asuh
orang tua yaitu :
a. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter merupakan cara mendidik anak dengan menggunakan standar
yang mutlak dimana pemimpin menentukan semua kebijakan, langkah dan tugas
yang harus dijalankan. Pola asuh otoriter mencerminkan sikap orang tua yang
bertindak keras dan cenderung diskriminatif. Pola asuh yang bersifat otoriter ini juga
ditandai dengan hukuman-hukuman yang dilakukan dengan keras, anak juga diatur
dengan berbagai macam aturan yang membatasi perlakuannya. Perlakuan ini sangat
ketat dan bahkan masih tetap diberlakukan sampai anak tersebut menginjak dewasa.
b. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap
kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu ketergantung kepada

19 | P a g e
orang tua. Sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik
bagi dirinya. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya
sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri.
c. Pola asuh permisif
Pola permisif adalah membiarkan anak bertindak sesuai dengan keinginannya,
orang tua tidak memberikan hukuman dan pengendalian. Pola asuh ini ditandai
dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berperilaku sesuai dengan
keinginannya sendiri, orang tua tidak pernah memberikan aturan dan pengarahan
kepada anak, sehingga anak akan berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri
walaupun terkadang bertentangan dengan norma sosial. Pola asuh ini ditandai
dengan cara orang tua mendidik anak yang cenderung bebas, anak dianggap sebagai
orang dewasa atau muda, anak diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan
apa saja yang dikehendaki. Berdasarkan 3 macam jenis pola asuh diatas, menurut
penelitian Jannah (2012) bahwa pola asuh yang dominan diterapkan oleh orang tua
dalam menanamkan perilaku moral pada anak adalah bentuk pola asuh permisif dan
bentuk pola asuh demokrasi. Selain bentuk pola asuh demokratis dan bentuk pola
asuh permisif, ada juga yang menggunakan bentuk pola asuh otoriter.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah :
a. Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, seperti penggunaan
teknologi dan informasi pada era globalisasi saat ini semakin berkembang dengan
pesat. Hal ini disebabkan karena teknologi sangat dibutuhkan untuk keperluan
banyak orang. Salah satu bentuk nyata dari perkembangan ipteks pada zaman
sekarang yaitu Gadget (Pebriana, 2017). Tidak mustahil jika lingkungan juga ikut
mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anak. Intervensi
lebih awal dari orang tua dapat meningkatkan masa depan anak yang lebih baik
(Yakhnich, 2016).
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya sangat
berpengaruh dalam mengasuh anak. Orang tua dengan pendidikan tinggi dapat
menjadi orang yang berwibawa dalam pola asuhnya, sedangkan orang tua yang
memanjakan anak lebih banyak memiliki pendidikan sekolah menengah (Kashahu
dkk., 2014).
20 | P a g e
c. Budaya
Orang tua tidak jarang mengikuti cara-cara dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak (Deki, 2016).
5. Cara mengukur pola asuh orang tua yang diterapkan
Pola asuh diadopsi dan dinilai dengan pedoman kuesioner parenting style
questionaire (PSQ) yang akan diisi ibu. Pedoman kuesioner jenis pola asuh diadopsi dari
penelitian (Ananta, 2018) yang telah dikembangkan dan dimodifikasi. Pedoman
kuesioner yang digunakan memiliki 15 pertanyaan, dimana 15 pertanyaan ini dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu 5 pertanyaan pola asuh demokratis, 5 pertanyaan pola asuh
permisif, dan 5 pertanyaan mengenai pola asuh otoriter. Pemberian skor penilaian
apabila salah satu bagian pola asuh memiliki skor tertinggi. Instrumen ini dilakukan uji
validitas terlebih dahulu dan diuji reliabilitas.

21 | P a g e
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pengasuhan Positif pada Anak Balita


Sasaran : keluarga dengan balita umur 3-5 tahun
Tempat : Kediaman rumah keluarga Tn. A
Hari / tanggal : Jum’at/ 29 Januari 2021
Waktu : 30 menit

I. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, klien/keluarga diharapkan mampu mengetahui konsep
pengasuhan positif pada anak

II. Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, klien diharapkan mampu :
- Memberikan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan pengasuhan positif
pada anak dalam keluarga
- Memberikan masukan kepada keluarga untuk bisa membimbing anak-anaknya
dengan penuh kasih saying
- Dapat menemukan trik yang jitu dalam pengasuhan anak
- Bisa berbagi ilmu pengetahuan tentang anak
III. Sasaran
Keluarga Tn. A dengan anak usia 3 tahun
IV.Materi
- Pengertian pengasuhan positif
- Pengertian pola asuh
- Tahapa perkembangan anak
- Pola pengasuhan berdasarkan kelompok usia
V. Metode
Ceramah
Diskusi / tanya jawab

VI.Media
Leaflet

VII. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan  Menjawab salam

22 | P a g e
dengan mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
dari penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang pengertian  Memperhatikan
pengasuhan positif, pengertian  Memperhatikan
pola asuh, tahap perkembangan
anak, pola pengasuhan terhadap
kelompok usia
 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan
peserta untuk bertanya menjawab pertanyaan yang
diajukan
 Memperhatikan
 Bertanya dan
menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kepada  Menjawab
keluarga tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada keluarga yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 menit Terminasi :
 Mengucapkan  Mendengarkan
terimakasih atas peran serta
peserta.  Menjawab salam
 Mengucapkan salam
penutup

VIII. Pengorganisasian
Ketua (mengevaluasi kegiatan) : Bangkit Youga Pratama
Sekretaris (sebagai moderator dan mencatat pertanyaan) : Bangkit Youga Pratama
Pemateri (menyajiakn materi) : Bangkit Youga Pratama
Fasilitator 1 (mendampingi peserta) : Bangkit Youga Pratama
IX.Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Klien binaan hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan Penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan di rumah.
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
- Klien antusias terhadap materi penyuluhan
- Klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
- Klien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil

23 | P a g e
- Klien binaan mengerti tentang pengertian pengasuhan positif, pengertian pola
asuh, tahap perkembangan anak, pola pengasuhan terhadap kelompok usia

X. Lampiran Materi

LEAFLET

Tampak depan

Tampak Belakang

24 | P a g e
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Dx. Kep. Tanggal dan Implementasi Tanggal dan Evaluasi (S-O-A-P)
Jam Jam
1. Kesiapan Peningkatan Rabu, 1. Mengidentifikasi keluarga Rabu, S:
Menjadi Orang Tua 27/01/2021 risiko tinggi dalam program 27/01/2021 Keluarga Tn. A

25 | P a g e
(D.0122) tindak lanjut
09.00 – 10.20 wib. 10.20 – 10.30 wib. mengatakan sedikit paham
2. Memonitor status kesehatan
dan mengerti cara
anak dan status imunisasi anak
mengasuh anak dengan
3. Mendukung ibu menerima dan
baik dan benar seusai tahap
melakukan perawatan pre natal
perkembangan
secara teratur dan sedini mungkin
O:
4. Melakukan kunjungan rumah
sesuai dengan tingkat risiko
1. Bouding attachment
5. memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (3)
memiliki harapan yang realistis
2. Perilaku positif
sesuai tingkat kemampuan dan
menjadi orang tua
perkembangan anak
meningkat (4)
6. memberiakn bimbingan
3. Interaksi peraatan bayi
antisipasi yang diperlukan sesuai
meningkat (4)
dengan tahapan usia
4. Verbalisasi kepuasan
perkembangan anak
memiliki bayi
7. Memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (5)
mendapatkan dukungan, dan
5. Memberi pengertian
berpartisipasi dalam parent group
kepada anak/anggota
programs
keluarga meningkat
8. memfasilitasi orang tua dalam
(3)
mengembangan dan memelihara

26 | P a g e
system dukungan social 6. Kebutuhan fisik
9. menyediakan media untuk anak/anggota keluarga
mengembangkan keterampilan terpenuhi meningkat
pengasuhan (4)
10. memfasilitasi orang tua 7. Kebutuhan emosi
mengembangkan keterampilan anak/anggota keluarga
social dan koping terpenuhi meningkat
11. mengajarkan orangtua untuk (3)
menanggapi isyarat bayi 8. Keinginan
meningkatkan peran
menjadi orang tua
meningkat (5)

A:

Masalah teratasi sebagian

P:
Lanjutkan Intervensi
Jum’at 1. Mengidentifikasi keluarga Jum’at S:
29/01/2021 risiko tinggi dalam program 29/01/2021 Keluarga Tn. A

27 | P a g e
tindak lanjut
15.00 – 15.30 wib. 15.30 – 15.45 wib. mengatakan lebih paham
2. Memonitor status kesehatan
dan mengerti cara
anak dan status imunisasi anak
mengasuh anak dengan
3. Mendukung ibu menerima dan
baik dan benar seusai tahap
melakukan perawatan pre natal
perkembangan
secara teratur dan sedini mungkin
O:
4. Melakukan kunjungan rumah
sesuai dengan tingkat risiko
1. Bouding attachment
5. memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (4)
memiliki harapan yang realistis
2. Perilaku positif
sesuai tingkat kemampuan dan
menjadi orang tua
perkembangan anak
meningkat (5)
6. memberiakn bimbingan
3. Interaksi peraatan bayi
antisipasi yang diperlukan sesuai
meningkat (5)
dengan tahapan usia
4. Verbalisasi kepuasan
perkembangan anak
memiliki bayi
7. Memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (5)
mendapatkan dukungan, dan
5. Memberi pengertian
berpartisipasi dalam parent group
kepada anak/anggota
programs
keluarga meningkat
8. memfasilitasi orang tua dalam
(4)
mengembangan dan memelihara

28 | P a g e
system dukungan social 6. Kebutuhan fisik
9. menyediakan media untuk anak/anggota keluarga
mengembangkan keterampilan terpenuhi meningkat
pengasuhan (4)
10. memfasilitasi orang tua 7. Kebutuhan emosi
mengembangkan keterampilan anak/anggota keluarga
social dan koping terpenuhi meningkat
11. mengajarkan orangtua untuk (3)
menanggapi isyarat bayi 8. Keinginan
meningkatkan peran
menjadi orang tua
meningkat (5)

A:

Masalah teratasi sebagian

P:
Lanjutkan Intervensi

29 | P a g e
30 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

SDKI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. “Definisi dan Indikator Diagnostik
Keperawatan”. PPNI : Edisi 1
SLKI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. “Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan”. PPNI : Edisi 1, Cetakan II
SIKI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. “Definisi dan Tindakan
Keperawatan”. PPNI : Edisi 1, Cetakan II

31 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai