DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep., Sp.Kom.
OLEH:
Bangkit Youga Pratama
NIM: 201810300511059
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Hub. dg
No. Nama Gender TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan Agama
KK
1. Tn. A L KK 34 S1 PNS Islam
2. Ny. W P Istri 31 S1 PNS Islam
3. An. F P Anak 3,5 - - Islam
4. Tn. M L Ayah 62 S1 Tidak Islam
kerja/Purna
5. Ny. K L Ibu 57 SMA Tidak kerja Islam
6. Komposisi Keluarga :
Keluarga ini terdiri dari 2 keluarga besar yang terdiri dari 2 KK. KK yang pertama
terdiri dari Ny. K sebagai ibu, Tn. M sebagai ayah. Sedangkan KK yang kedua terdiri
dari Tn. A sebagai kepala keluarga, Ny. W sebagai istri dan satu orang anak yaitu
An. F
2|Page
7. Genogram (gambarkan keluarga klien) :
8. Tipe Keluarga :
Keluarga inti Keluarga besar
Janda/ duda Lain-lain, sebutkan
9. Suku Bangsa : Jawa
10. Agama : Islam
11. Status sosial ekonomi keluarga
o Total pendapatan keluarga per bulan : > Rp 5.000.000,-
o Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari
Ya Tidak
Bila tidak, apa yang dilakukan keluarga : -
o Apakah keluarga memiliki tabungan
o Ya Tidak
o Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga
Ayah Ibu
Lain-lain, sebutkan : Tn. A mengatakan penghasilan anggota keluarga sudah
sendiri-sendiri. Bantuan keuangan dibutuhkan jika benar-benar mendesak.
3|Page
12. Aktifitas rekreasi keluarga :
Tn. A mengatakan Ny. W dan An. F rekreasi digunakan untuk mengisi kekurangan
waktu dengan menonton tv bersama dirumah sedangkan rekreasi diluar rumah
kadang-kadang pergi piknik ke pantai dan juga biasanya diajak Ny. K untuk
mengikuti rombongan pengajian (ziarah).
13. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga :
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu pada tahap perkembangan anak usia pra
sekolah
4|Page
Status rumah
Milik pribadi Sewa bulanan
Kontrakan Lain-lain
Atap rumah
Genteng Seng/asbes
Sirap/atap Lain-lain
Ventilasi rumah
Ada Tidak ada
Bila ada, berapa luasnya
>10% luas lantai < 10% luas lantai
Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
Ya Tidak
Penerangan
Listrik Petromak
Lampu teplok Lain-lain
Lantai
Keramik Ubin Plester
Papan Tanah
Kebersihan rumah secara keseluruhan
Bersih
Banyak lalat
Berdebu
Banyak lawa-lawa
Sampah bertebaran
Lain-lain, sebutkan
5|Page
2. Denah rumah
3. Pengelolaan sampah
a. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
√Ya Tidak
6|Page
c. Berapa jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja
< 10 meter > 10 meter
6. Pembuangan air limbah
Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor)
Ya, bagaimana kondisinya baik
Kemana pembuangannya dari rumah dibuat saluran seperti got dan dialirkan
ke belakang rumah dengan pipa di pendam ditanah
Tidak, dimana pembuangannya
7. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
a. Apakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat?
Ada, apa jenisnya : pengajian, tahlilan, karang taruna, arisaan
Tidak ada
b. Adalah fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat?
Ada, apa jenisnya : dokter, posyandu, puskesmas dan RS
Tidak ada
c. Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tertentu?
Ada, apa jenisnya : puskesmas dan dokter
Tidak ada
d. Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga?
Bila ya, dengan kendaraan apa : sepeda motor
Bila tidak, bagaimana cara mengatasinya
8. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tetangga Tn. A yang ada disekitar rumah Tn. A tinggal diwilayah perdesaan
sehingga jarak dengan yang lain cukup dekat warga juga memiliki kegiatan
komunitas RW yaitu arisan, pengajian, posyandu, dan juga kerja bakti. Tetapi yang
mengikuti Ny. W karena Tn. A bekerja dari pukul 07.00 – 14.00 wib sesampai
rumah langsung istirahat
9. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa Tn. S jarang dirumah, jarang berkomunikasi
dengan tetangga Tn. S saat dirumah atau libur kerja tidak pernah bertanya Tanya
dengan tetangga terdekat atau teman sebaya yang sama-sama memiliki anak usia
balita yang seumuran dengan An. F karena saat libur kerja waktunya digunakan
untuk istirahat seharian.
7|Page
10. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga 5 orang, didalam rumah terdapat fasilitas kesehatan
seperti kotak P3K layanan yang sering digunakan saat ada keluarga yang sakit
yaitu puskesmas desa dan dokter praktek, jarak ke puskesmas desa kurang lebih 100
meyter fasilitas kesehatan menggunakan BPJS/KIS.
C. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn. A mengataan sering berkomunikasi dengan anaknya keluarga Tn. A
mengatakan tidak memberikan ijin kepada anaknya untuk menggunakan gadget
karena masih dibawah umur, keluarga Tn. A mengatakan An. S sering dirumah
jarang dibawa keluar untuk bermain dengan teman sebaya, sehingga jarang
berinteraksi dengan teman sebaya jika keluarga Tn. A memiliki masalah
dikomunikasikan dengan musyawarah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan sering memberikan dukungan bila ada masalah didalam
keluargannya. Keluarga selalu mencari jalan keluar bersama-sama dan
dimusyawarahkan apabila ada masalah kesehatan yang terjadi pada anggota Tn. A,
Tn. A segera membawannya ke petugas kesehatan/puskesmas desa yang dekat dengan
rumah
3. Struktur peran
Peran Formal Tn. A berperan sebagai kepala keluarga dan juga sebagai ayah dari
An. F, Tn. M berperan sebagai Ayah Tn. A kakek anak F, Ny W berperan sebagai
Istri dari Tn. A dan ibu dari An. F, Ny. K berperan sebagai Ibu dari Tn. A dan Nenek
dari An. F, An. F berperan sebagai anak
Peran informal keluarga Tn. A tidak berperan dibidang lain dalam musyawarah
karena keluarga Tn. A sudah cukup dengan peran masing-masing dalam rumah
tangganya
4. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn. A merupakan nilai dan norma Islam dan budaya Jawa
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif
Keluarga Tn. A mengatakan saling menyayangi, saling peduli, dan saling
menghormati, perhatian dikeluarga Tn. A terhadap anggota keluarga lainnya sangat
besar, selau menghargai pendapat anggota keluargannya.
8|Page
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. A hubungan antara keluarga baik Tn. A jarang dirumah tetapi sering
meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anaknya ketika libur kerja atau
setelah pulang dari pekerjaan jika tidak capek, keluarga Tn. A mengatakan setiap
jam 14.00 wib diharuskan tidur siang dan sering dikunci dari dalam agar An. F tidak
main di luar
3. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga Tn. A mengatakan jika didalam keluarga ada yang sakit, keluarga selalu
memberikan makanan sayur-sayuran dan menganjurkan istirahat
4. Fungsi Reproduksi
Tn. A dan Ny. W sudah menikah selama 2 tahun yang lalu dan mempunyai anak 1
yaitu An. F
E. Stress dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga Tn A sering memikirkan bagaimana agar waktu berkumpul bersama
anaknya lebih lama dibandingkan bekerja, keluarga Tn. A masih memikirkan biaya
tangguan keluarga saat ini
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Respon Keluarga Tn. A menerima semua kondisi dengan sabar dan jika ada masalah
dalam keluarga maka akan diselesaikan secara musyawarah dan secara terbuka
pengambilan keputusan adalah kepala keluarga
3. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah keluarga Ny. W selalu mencari jalan keluarnya dengan cara
terbuka dan dimusyawarahkan dengan keluargannya
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga Tn. A mengatakan jika ada masalah apapun Tn. A dan keluarga tidak
pernah adu mulut dan tidak pernah saling pukul memukul/memakai kekerasan
F. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keluarga
Keluarga berharap dalam keluarganya sehat walafiat pelayanan kesehatan sangat
membantu anggota keluargannya dan keluarga berharap Tn. A dan Ny. W bisa diberi
waktu yang longgar supaya bisa merawat dan mengasuh An. F dengan baik
9|Page
G. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawat sebagai educator dalam memberikan pendidikan kesehatan. Tidak
hanya mengenai kesehatan keluarga melainkan mengenai kesehatan lingkungan tempat
tinggal keluarga juga
10 | P a g e
BAB II
PENENTUAN DIAGNOSA DAN SKORING PRIORITAS
A. Analisa Data
DO:
- Kebutuhan fisik dan emosi anak dan
anggota keluarga Tn. A terpenuhi
- Keluarga Tn. A tampak senang
dengan kelahiran An. F
- An . F tampak senang saat disuruh
bermain boneka
2. DS: Kesiapan Peningkatan Proses
- Keluarga mengatakan sering Keluarga (D.0123)
memberikan dukungan bila ada
masalah didalam keluargannya
- Keluarga Tn. A mengatakan saling
menyayangi, saling peduli, dan saling
menghormati, perhatian
- Keluarga Tn. A mengatakan jika
11 | P a g e
didalam keluarga ada yang sakit,
keluarga selalu memberikan makanan
sayur-sayuran dan menganjurkan
istirahat
- Keluarga Tn. A mengatakan jika ada
masalah apapun Tn. A dan keluarga
tidak pernah adu mulut dan tidak
pernah saling pukul memukul/memakai
kekerasan
DO:
- Keluarga Tn. A terlihat hubungan
antara keluarga baik
- dikeluarga Tn. A terhadap anggota
keluarga lainnya terlihat sangat besar,
terlihat selau menghargai pendapat
anggota keluarga
1. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua d.d Keluarga Tn. A mengataan sering
berkomunikasi dengan anaknya, keluarga Tn. A mengatakan tidak memberikan ijin
kepada anaknya untuk menggunakan gadget karena masih dibawah umur, Tn. A
mengatakan An. F sering dirumah jarang dibawa keluar untuk bermain dengan teman
sebaya, sehingga jarang berinteraksi dengan teman sebaya, A jarang dirumah tetapi
sering meluangkan aktu untuk berkomunikasi dengan anaknya ketika libur kerja atau
setelah pulang dari pekerjaan jika tidak capek, keluarga Tn. A mengatakan setiap jam
14.00 wib diharuskan tidur siang dan sering dikunci dari dalam agar An. F tidak main di
luar, Keluarga Tn A sering memikirkan bagaimana agar waktu berkumpul bersama
anaknya lebih lama dibandingkan bekerja Kebutuhan fisik dan emosi anak dan anggota
keluarga Tn. A terpenuhi, Keluarga Tn. A tampak senang dengan kelahiran An. F An . F
tampak senang saat disuruh bermain boneka (D.0122) dengan skor 3,6
13 | P a g e
14 | P a g e
BAB III
LUARAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Koping Keluarga
(D. 0123) 3x24 jam diharapkan proses keluarga Observasi:
16 | P a g e
membaik dengan kriteria hasil :
Identifikasi respon emosional terhadap
1. Adaptasi keluarga terhadap situasi kondisi saat ini
meningkat (5) Identifikasi beban prognosis secara
2. Kemampuan keluarga berkomunikasi psikologis
secara terbuka di antara anggota Identifikasi pemahaman tentang
keluarga meningkat (5) keputusan perawatan setelah pulang
3. Kemampuan keluarga memenuhi Terapeutik:
kebutuhan fisik keluarga meningkat Dengarkan masalah, perasaan dan
(5) pertanyaan keluarga
4. Kemampuan keluarga memenuhi Terima nilai-nilai keluarga dengan cara
kebutuhan emosional anggota yang tidak menghakimi
keluarga meningkat (5) Diskusikan rencana medis dan perawatan
5. Aktivitas mendukung keselamatan Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
anggota keluarga meningkat (5) keterampilan dan peralatan yang diperlukan
6. Sikap respek antara anggota keluarga untuk mempertahankan keputusan
meningkat (5) perawatan pasien
7. Hubungan dengan masyarakat Hargai dan dukukng mekanisme koping
meningkat (5) adaptif yang digunakan
Edukasi
Informasikan kemajuan pasien secara
berkala
17 | P a g e
Informasikan fasilitas perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi
Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu
18 | P a g e
LAPORAN PENDAHULUAN
POLA ASUH POSITIF PADA BALITA
19 | P a g e
orang tua. Sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik
bagi dirinya. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya
sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri.
c. Pola asuh permisif
Pola permisif adalah membiarkan anak bertindak sesuai dengan keinginannya,
orang tua tidak memberikan hukuman dan pengendalian. Pola asuh ini ditandai
dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berperilaku sesuai dengan
keinginannya sendiri, orang tua tidak pernah memberikan aturan dan pengarahan
kepada anak, sehingga anak akan berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri
walaupun terkadang bertentangan dengan norma sosial. Pola asuh ini ditandai
dengan cara orang tua mendidik anak yang cenderung bebas, anak dianggap sebagai
orang dewasa atau muda, anak diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan
apa saja yang dikehendaki. Berdasarkan 3 macam jenis pola asuh diatas, menurut
penelitian Jannah (2012) bahwa pola asuh yang dominan diterapkan oleh orang tua
dalam menanamkan perilaku moral pada anak adalah bentuk pola asuh permisif dan
bentuk pola asuh demokrasi. Selain bentuk pola asuh demokratis dan bentuk pola
asuh permisif, ada juga yang menggunakan bentuk pola asuh otoriter.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh adalah :
a. Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, seperti penggunaan
teknologi dan informasi pada era globalisasi saat ini semakin berkembang dengan
pesat. Hal ini disebabkan karena teknologi sangat dibutuhkan untuk keperluan
banyak orang. Salah satu bentuk nyata dari perkembangan ipteks pada zaman
sekarang yaitu Gadget (Pebriana, 2017). Tidak mustahil jika lingkungan juga ikut
mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anak. Intervensi
lebih awal dari orang tua dapat meningkatkan masa depan anak yang lebih baik
(Yakhnich, 2016).
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya sangat
berpengaruh dalam mengasuh anak. Orang tua dengan pendidikan tinggi dapat
menjadi orang yang berwibawa dalam pola asuhnya, sedangkan orang tua yang
memanjakan anak lebih banyak memiliki pendidikan sekolah menengah (Kashahu
dkk., 2014).
20 | P a g e
c. Budaya
Orang tua tidak jarang mengikuti cara-cara dan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak (Deki, 2016).
5. Cara mengukur pola asuh orang tua yang diterapkan
Pola asuh diadopsi dan dinilai dengan pedoman kuesioner parenting style
questionaire (PSQ) yang akan diisi ibu. Pedoman kuesioner jenis pola asuh diadopsi dari
penelitian (Ananta, 2018) yang telah dikembangkan dan dimodifikasi. Pedoman
kuesioner yang digunakan memiliki 15 pertanyaan, dimana 15 pertanyaan ini dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu 5 pertanyaan pola asuh demokratis, 5 pertanyaan pola asuh
permisif, dan 5 pertanyaan mengenai pola asuh otoriter. Pemberian skor penilaian
apabila salah satu bagian pola asuh memiliki skor tertinggi. Instrumen ini dilakukan uji
validitas terlebih dahulu dan diuji reliabilitas.
21 | P a g e
SATUAN ACARA PENYULUHAN
VI.Media
Leaflet
22 | P a g e
dengan mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
dari penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi
yang akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan
pengasuhan positif, pengertian Memperhatikan
pola asuh, tahap perkembangan
anak, pola pengasuhan terhadap
kelompok usia
Memberi kesempatan kepada Bertanya dan
peserta untuk bertanya menjawab pertanyaan yang
diajukan
Memperhatikan
Bertanya dan
menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada Menjawab
keluarga tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada keluarga yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 menit Terminasi :
Mengucapkan Mendengarkan
terimakasih atas peran serta
peserta. Menjawab salam
Mengucapkan salam
penutup
VIII. Pengorganisasian
Ketua (mengevaluasi kegiatan) : Bangkit Youga Pratama
Sekretaris (sebagai moderator dan mencatat pertanyaan) : Bangkit Youga Pratama
Pemateri (menyajiakn materi) : Bangkit Youga Pratama
Fasilitator 1 (mendampingi peserta) : Bangkit Youga Pratama
IX.Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Klien binaan hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan Penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan di rumah.
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
- Klien antusias terhadap materi penyuluhan
- Klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
- Klien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
23 | P a g e
- Klien binaan mengerti tentang pengertian pengasuhan positif, pengertian pola
asuh, tahap perkembangan anak, pola pengasuhan terhadap kelompok usia
X. Lampiran Materi
LEAFLET
Tampak depan
Tampak Belakang
24 | P a g e
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No. Dx. Kep. Tanggal dan Implementasi Tanggal dan Evaluasi (S-O-A-P)
Jam Jam
1. Kesiapan Peningkatan Rabu, 1. Mengidentifikasi keluarga Rabu, S:
Menjadi Orang Tua 27/01/2021 risiko tinggi dalam program 27/01/2021 Keluarga Tn. A
25 | P a g e
(D.0122) tindak lanjut
09.00 – 10.20 wib. 10.20 – 10.30 wib. mengatakan sedikit paham
2. Memonitor status kesehatan
dan mengerti cara
anak dan status imunisasi anak
mengasuh anak dengan
3. Mendukung ibu menerima dan
baik dan benar seusai tahap
melakukan perawatan pre natal
perkembangan
secara teratur dan sedini mungkin
O:
4. Melakukan kunjungan rumah
sesuai dengan tingkat risiko
1. Bouding attachment
5. memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (3)
memiliki harapan yang realistis
2. Perilaku positif
sesuai tingkat kemampuan dan
menjadi orang tua
perkembangan anak
meningkat (4)
6. memberiakn bimbingan
3. Interaksi peraatan bayi
antisipasi yang diperlukan sesuai
meningkat (4)
dengan tahapan usia
4. Verbalisasi kepuasan
perkembangan anak
memiliki bayi
7. Memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (5)
mendapatkan dukungan, dan
5. Memberi pengertian
berpartisipasi dalam parent group
kepada anak/anggota
programs
keluarga meningkat
8. memfasilitasi orang tua dalam
(3)
mengembangan dan memelihara
26 | P a g e
system dukungan social 6. Kebutuhan fisik
9. menyediakan media untuk anak/anggota keluarga
mengembangkan keterampilan terpenuhi meningkat
pengasuhan (4)
10. memfasilitasi orang tua 7. Kebutuhan emosi
mengembangkan keterampilan anak/anggota keluarga
social dan koping terpenuhi meningkat
11. mengajarkan orangtua untuk (3)
menanggapi isyarat bayi 8. Keinginan
meningkatkan peran
menjadi orang tua
meningkat (5)
A:
P:
Lanjutkan Intervensi
Jum’at 1. Mengidentifikasi keluarga Jum’at S:
29/01/2021 risiko tinggi dalam program 29/01/2021 Keluarga Tn. A
27 | P a g e
tindak lanjut
15.00 – 15.30 wib. 15.30 – 15.45 wib. mengatakan lebih paham
2. Memonitor status kesehatan
dan mengerti cara
anak dan status imunisasi anak
mengasuh anak dengan
3. Mendukung ibu menerima dan
baik dan benar seusai tahap
melakukan perawatan pre natal
perkembangan
secara teratur dan sedini mungkin
O:
4. Melakukan kunjungan rumah
sesuai dengan tingkat risiko
1. Bouding attachment
5. memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (4)
memiliki harapan yang realistis
2. Perilaku positif
sesuai tingkat kemampuan dan
menjadi orang tua
perkembangan anak
meningkat (5)
6. memberiakn bimbingan
3. Interaksi peraatan bayi
antisipasi yang diperlukan sesuai
meningkat (5)
dengan tahapan usia
4. Verbalisasi kepuasan
perkembangan anak
memiliki bayi
7. Memfasilitasi orang tua dalam
meningkat (5)
mendapatkan dukungan, dan
5. Memberi pengertian
berpartisipasi dalam parent group
kepada anak/anggota
programs
keluarga meningkat
8. memfasilitasi orang tua dalam
(4)
mengembangan dan memelihara
28 | P a g e
system dukungan social 6. Kebutuhan fisik
9. menyediakan media untuk anak/anggota keluarga
mengembangkan keterampilan terpenuhi meningkat
pengasuhan (4)
10. memfasilitasi orang tua 7. Kebutuhan emosi
mengembangkan keterampilan anak/anggota keluarga
social dan koping terpenuhi meningkat
11. mengajarkan orangtua untuk (3)
menanggapi isyarat bayi 8. Keinginan
meningkatkan peran
menjadi orang tua
meningkat (5)
A:
P:
Lanjutkan Intervensi
29 | P a g e
30 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
SDKI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. “Definisi dan Indikator Diagnostik
Keperawatan”. PPNI : Edisi 1
SLKI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. “Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan”. PPNI : Edisi 1, Cetakan II
SIKI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. “Definisi dan Tindakan
Keperawatan”. PPNI : Edisi 1, Cetakan II
31 | P a g e