K
PADA TAHAP KELUARGA DENGAN ANAK DEWASA DI
DESA GETAS KRADENAN BLORA
DISUSUN OLEH:
FEBRIANA EFSI INDRASWURI
SN191051
A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satuatap dalam keadaan saling ketergantungan (Sugeng, 2010).
Keluarga memiliki beberapa fungsi yang perlu dipenuhi, yaitu fungsi afektif,
fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomis, dan fungsi perawatan
kesehatan (Friedman, 2010). Selain itu juga terdapat tugas perkembangan
keluarga yang harus dipenuhi pada setiap siklus perkembangan keluarga. Hal
ini dibutuhkan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan pada setiap anggota
keluarga dan mencapai tahap keluarga yang sejahtera. Menurut Setiadi (2013)
pada keluarga terdapat tahap-tahap perkembangan, yaitu keluarga baru
(Bergainning Family), keluarga dengan anak pertama < 30bulan (Child
Bearing), keluarga dengan anak pra sekolah (3-5 tahun), keluarga dengan anak
usia sekolah (6-13 tahun), keluarga dengan anak remaja (13-20tahun), keluarga
dengan anak dewasa (anak pertama meninggalkan rumah), keluarga usia
pertengahan (Midle Age Family), keluarga lanjut usia.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
perkembangan keluarga dengan anak dewasa (launching center families).
2. Tujuan khusus
a. Menerapkan proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus asuhan
keperawatan keluarga.
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
C. RUMUSAH MASALAH
1. Bagaimanakan proses asuhan keperawatan keluarga pada keluarga?
2. Bagaimanakah pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga?
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
7. Genogram:
Tn.K Ny.I
An.F An.B
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
: tinggal satu rumah
: meninggal
8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. K merupakan tipe keluarga Nuclear Family.
9. Suku Bangsa
Tn. K berasal dari Jawa. Bahasa yang digunakan sehari – hari adalah
bahasa jawa.
10. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. K beragama Islam. Menurut Tn. K seluruh
anggota keluarganya telah menjalankan sholat 5 waktu.
11. Status sosial ekonomi
Menurut Tn. K penghasilan keluarga sudah bisa mencukupi kebutuhan
sehari – hari.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Menurut Tn. K keluarga jarang rekreasi keluar. Namun biasanya keluarga
berkumpul bersama untuk menonton TV dan mengobrol bersama.
C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. K memiliki bangunan semi permanen dengan 1 ruang tamu, 3
kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi ,
memiliki 5 jendela.
a. Keadaan lingkungan rumah
1) Kondisi dalam dan luar rumah
a) Kondisi dalam rumah
Kondisi dalam rumah rapih, lantai ubin, dinding rumah
semi permanen, ruang dapur kurang rapi, lantainya masih
tanah.
b) Kondisi luar rumah
Kondisi luar rumah cukup bersih, terdapat beberapa
tanaman bunga, terdapat selokan. Selain itu, sampah
dikumpulkan dibelakang rumah pada tempat khusus untuk
pembakaran sampah.
2) Ventilasi rumah
Ventilasi rumah terdapat 5 jendela, jendela selalu dibuka, dan
cahaya dalam rumah cukup terang.
3) Luas lantai : Ukuran rumah (Luas Rumah)
P : 15 m
L : 11 m
LUAS : 15 x 11 = 165 m2
b. Kebersihan rumah adalah cukup bersih. Tanggung jawab semua
anggota keluarga, dimana semua anggota keluarga mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam kebersihan rumah.
Tetapi yang paling berperan adalah Ny. I sudah cukup.
c. Keadaan lingkungan diluar rumah
1) Saluran pembuangan air limbah
Saluran pembuangan air limbah langsung keselokan dan.
2) Air bersih
Keluarga Tn. K menggunakan pompa air listrik untuk kebutuhan
air bersih.
3) Pengelolaan sampah
Untuk pengelolaan sampah dikumpulakan ditempat sampah
pembuangan sampah yang berada di belakang rumah, lalu
dibakar.
4) Kamar mandi /WC
Kamar mandi/WC keluarga Tn. K terdapat diluar rumah. WC
menggunakan WC jongkok dan terpisah dengan kamar mandi.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Rumah Tn. K terletak disamping warga, kondisi lingkungan sekitar
cukup bersih, jarak dengan rumah warga sekitar hanya bersampingan
atau berdempetan.
3. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. K sudah bertahun – tahun tinggal dalam daerah ini, mereka
sudah betah tinggal disini dan tidak ingin pindah lagi. Karena menurut
Tn. K jika mereka pindah mereka akan menyesuaikan dengan lingkungan
baru.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menurut Tn. K perkumpulan yang dihadiri keluarga adalah pengajian
setiap sabtu malam.
5. Sistem pendukung keluarga
Ketika keluarga mempunyai masalah akan diselesaikan sendiri dengan
kepala dingin dan tidak dengan emosi.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Bagaiman cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
Keluarga biasanya mengekspresikan perasaan kasih sayang dengan
saling memberikan perhatian.
b. Perasaan saling memiliki
Tn. K mengatakan memiliki rasa saling memiliki, apabila Tn. K
sedang sakit anak dan istrinya sangat khawatir.
c. Dukungan terhadap anggota keluarga
Tn. K mengatakan selalu memberikan dukungan moral maupun
spiritual kepada anggota keluarganya.
2. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal masalah
Tn. K mengerti jika ia menderita hipertensi, tetapi kurang
memperhatikan perawatannya. Anggota keluarga yang lainnya tidak
mempunyai riwayat penyakit.
b. Mengambil keputusan
Keluarga Tn. K kesulitan untuk memberitahu Tn.K agar mau kontrol
rutin.
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Pengetahuan keluarga Tn. K tergolong kurang tentang penyakit yang
diderita. Kurang mengetahui tanda dan gejala yang dialami Tn. K.
Keluarga Tn. K selalu mengatakan belum bisa merawat keluarganya.
Keluarga Tn. K mengatakan bahwa dirinya kurang mengetahui
mengenai cara merawat penyakit yang diderita suaminya terutama
makanan apa yang perlu dihindari.
d. Memelihara atau Memodifikasi Lingkungan
Keluarga Tn. K mengharapkan lingkungan sekitarnya bersih dan
sehat. Mecegah agar lingkungan tidak menimbulkan masalah yang
lebih kompleks. Pengetahuan keluarga tentang kebersihan
lingkungan cukup mengetahui tetapi untuk merubahnya belum bisa
karena terkendala situasi dan kondisi. Keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan sangat mepengaruhi kesehatan dan jika
lingkungan selalu dibersihkan maka akan menciptakan kondisi yang
nyaman serta terbebas dari penyakit. Situasi dan kondisi yang
membuat keluarga Tn.P berada dalam lingkungan yang cukup sehat.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Tn. K dan Ny. I jarang mengontrol dan memeriksakan kesehatannya.
3. Fungsi Reproduksi
a. Jumlah anak
Jumlah anak Tn. K ada 2 orang anak laki-laki. Anaknya yang
pertama merantau ke Yogyakarta untuk bekerja, dan anak
terakhirnya masih duduk dibangku SMA.
b. Ny. I menggunakan KB suntik.
I. PEMERIKSAAN FISIK
NO. Pemeriks TN. K NY. I An. B
aan
1. Kepala Simetris, rambut Simetris, rambut Simetris, rambut
berwarna hitam berwarna hitam, berwarna hitam,
beruban, namun tidak ada terdapat
ada tidak ada ketombe, ketombe,
ketombe, persebaran persebaran
persebaran rambut merata. rambut merata.
rambut merata.
2. Leher leher tidak leher tidak leher tidak
nampak adanya nampak adanya nampak adanya
peningkatan peningkatan peningkatan
tekanan vena tekanan vena tekanan vena
jugularis dan jugularis dan jugularis dan
arteri carotis, arteri carotis, arteri carotis,
tidak teraba tidak teraba tidak teraba
adanya adanya adanya
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
(struma). (struma). (struma).
3. Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak
ada katarak, ada katarak, ada katarak,
penglihatan jelas penglihatan jelas penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan bersih, keadaan bersih, keadaan bersih,
Fungsi Fungsi Fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik
5. Hidung Simetris, Simetris, Simetris,
keadaan bersih, keadaan bersih, keadaan bersih,
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut
lembab, keadaan lembab,keadaan lembab,keadaan
bersih, Tidak bersih, Tidak bersih, Tidak
ada kelainan ada kelainan ada kelainan
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
suara jantung S1 suara jantung S1 suara jantung S1
dan S2 tunggal, dan S2 tunggal, dan S2 tunggal,
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara
mur-mur (-), mur-mur (-), mur-mur (-),
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-),
wheezing(-) wheezing(-) wheezing(-)
J. ANALISA DATA
DATA FOKUS PROBLEM
DO:
- TD : 160/90 mmHg
- Klien belum bisa mengontrol pola
makan dan belum bisa menjauhi
rokok
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (D.0115)
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D0099)
SKORING
M. RENCANA KEPERAWATAN
Hari, No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Ttd
tanggal, Dx Hasil
jam
N. IMPLEMENTASI
Hari, No Implementasi Respon Ttd
tanggal, .
jam Dx
O. EVALUASI
No Tanggal Evaluasi TTD
dx
1 Sabtu, S: keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
20 Juni perawatan Tn. K yang menderita hipertensi,
2020 keluarga mengatakan akan selalu
17.00 memperhatikan perawatan anggota keluarganya
yang sakit, dan akan melakukan kontrol rutin.
O: keluarga telah melakukan program perawatan febriana
dengan baik, tampak tidak ada kesulitan dalam
menjalani program perawatan
A: masalah manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif teratasi
P: hentikan intervensi
2 Sabtu, S: klien mengatakan berusaha mengatur gaya
20 Juni hidupnya dan akan selalu meningkatkan, klien
2020 dan keluarga mengatakan akan selalu menjaga
17.00 pola makannya
O: klien dan keluarga telah menerapkan pola
makan yang baik dan benar febriana
A : masalah perilaku kesehatan cenderung beresiko
teratasi
P : hentikan intervensi
BAB III
PEMBAHASAN
B. Diagnosa
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (D.0115)
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif adalah pola
penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga (SDKI, 2016). Diagnosa
tersebut didukung dengan data subjektif yaitu keluarga mengatakan sulit
memberitahu Tn. K untuk kontrol rutin mengenai hipertensinya, serta
ditemukan data objektif yaitu Tn. K dan keluarga terlihat kurang
memperhatikan kesehatannya, tekanan darah 160/90 mmHg.
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko (D0099)
Perilaku kesehatan cenderung beresiko adalah hambatan
kemampuan dalam mengubah gaya hidup atau perilaku untuk
memperbaiki status kesehatan (SDKI, 2016). Diagnosa tersebut didukung
dengan data subjektif yaitu Tn. K tidak mau mengatur pola makannya,
masih sering makan makanan yang asin dan berlemak, dan tidak bisa
berhenti merokok, serta ditemukan data objektif yaitu klien belum bisa
mengontrol pola makan dan belum bisa menjauhi rokok.
C. Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan
pendekatan asuhan keperawatan keluarga yaitu dengan pendekatan lima
fungsi perawatan kesehatan. Antara lain mengenal masalah, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memelihara atau
memodifikasi lingkungan, dan menggunakan fasilitas kesehatan yang sudah
ada.
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
Rencana keperawatan dari diagnosa diatas adalah setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama 4x kunjungan diharapkan manajeman
kesehatan meningkat dengan kriteria hasil manajemen kesehatan:
melakukan tindakan untuk menggurangi faktor resiko meningkat,
menerepkan program perawatan meningkat, aktivitas sehari-hari efektif
untuk memenehi tujuan kesehatan meningkat, dan verbalisasi kesulitan
dalam menjalani program perawatan menurun. Rencana keperawatan
dengan edukasi kesehatan: identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi, sediakan materi dan media pendidikan kesehatan,
jelaskan faktor resiko yang dapat mempengruhi kesehatan, ajarkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Promosi perilaku upaya kesehtan:
orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan. Promosi
dukungan keluarga: diskusikan kemampuan dan perencanaan keluarga
dalam perawatan, anjurkan keluarga untuk memutuskan tentang program
perawatan anggota keluarga.
D. Evaluasi
Evaluasi adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan
yang ditarik dari evaluasi menentukan apakah intervensi keperawatan harus
diakhiri dilanjutkan, atau diubah (Kozier, 2011). Evaluasi disusun dengan
menggunakan SOAP yang operasional dengan pengertian S (subjektif) adalah
informasi berupa ungkapan yang didapat dari pasien setelah tindakan
diberikan.
Hasil evaluasi dari diagnosa keperawatan manajemen kesehatan
keluarga tidak efektif adalah keluarga mengatakan sudah mengerti tentang
perawatan Tn. K yang menderita hipertensi, keluarga mengatakan akan selalu
memperhatikan perawatan anggota keluarganya yang sakit, dan akan
melakukan kontrol rutin. Pada keluarga juga telah melakukan program
perawatan dengan baik, dan tampak tidak ada kesulitan dalam menjalani
program perawatan. Sedangkan hasil evaluasi dari diagnose keperawata ke
dua perilaku kesehatan cenderung beresiko adalah klien mengatakan berusaha
mengatur gaya hidupnya dan akan selalu meningkatkan, klien dan keluarga
mengatakan akan selalu menjaga pola makannya dengan baik, dan klien dan
keluarga tampak telah menerapkan pola makan yang baik dan benar sesuai
penyakit hipertensi yang diderita Tn. K, semua anggota keluarga juga
memberikan dukungan kepada Tn. K untuk mengurangi jumlah makanan
yang tinggi garam dan berlemak.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap keluarga akan mengalami perubahan, pertumbuhan, dan
perkembangan sepanjang waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki
tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk tugas yang perlu
diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan
sukses. Dengan asuhan keperawatan keluarga yang telah diberikan, akan
membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan
lancar sesuai dengan tahap perkembangan keluarga yang berikutnya. Asuhan
keperawatan keluarga merupakan suatu program untuk mengaplikasikan
konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses
keperawatan keluarga. Konsep proses keperawatan yaitu pengkajian,
perencanaan, implementasi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Keperawatan keluarga yang dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat
keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan
warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk
meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk
kelangsungan hidupnya.
B. SARAN
1. Mahasiswa diharapkan lebih dapat memberikan ilmu terbaru pada
masyarakat atas dasar penelitian.
2. Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
pengetahuan tentang konsep keperawatankeluarga, sehingga terdapat
optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Di susun oleh :
FEBRIANA EFSI INDRASWURI
SN191051
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2018).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal
jantung, stroke dan gagal ginjal. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah
pasien harus dipantau dengan interval teratur karena darah tinggi merupakan
kondisi seumur hidup. Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini
menderita hipertensi. Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi
diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi
terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk
menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui
faktor resikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini penyakit
degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia (Smeltzer, 2012).
Dari hasil pengkajian pada Tn. K tekanan darah 160/90 mmHg. Tn. K
mengatakan belum melakukan perawatan dengan benar. Oleh karena latar
belakang di atas maka penyusun satuan cara penyuluhan mengenai hipertensi
dengan tujuan supaya setelah dilakukan pedidikan kesehatan mengenai
hepertensi keluarga Tn. K dapat memahami tentang penyakit darah tinggi, diit
darah tinggi dan mampu melakukan perawatan diri terhadap penyakit darah
tinggi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x15 menit
keluarga Tn. K dapat memahami tentang penyakit darah tinggi, diit darah
tinggi dan dan mampu melakukan perawatan diri terhadap penyakit darah
tinggi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 15 menit keluarga Tn. K
mampu menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian darah tinggi
b. Penyebab darah tinggi
c. Tanda dan gejala darah tinggi
d. Diit hipertensi
e. Penatalaksanaan hipertensi
f. Komplikasi hipertensi
C. SASARAN
Keluarga Tn. K
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 17 Juni 2020
Waktu : 15 menit
Tempat : Rumah keluarga Tn. K
E. MATERI
Terlampir
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
Pengertian darah
tinggi
Penyebab darah
tinggi
Mengetahui
komplikasi yang
terjadi akibat
hipertensi
Membuka sesion
pertanyaan
Diskusi dengan
keluarga
I. DENAH LOKASI
Keterangan:
: Penyaji
: Audien
J. SUMBER
K. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Tn. K dan keluarga hadir dalam acara penyuluhan.
b. Kesiapan materi penyaji.
c. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung.
2. Evaluasi Proses
a. Tn. K dan keluarga hadir sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan.
b. Tn. K dan keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya.
c. Tn. K menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
d. Mahasiswa
- Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan Tn. K dan keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima
oleh Tn. K dan keluarga.
LAMPIRAN MATERI
A. PENGERTIAN
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2015).
Menurut Wiryowidagdo (2014) mengatakan bahwa hipertensi
merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di
atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi.
B. PENYEBAB
Menurut Aspiani (2015), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
hipertensi primer yaitu :
1. Faktor keturunan
Jika orang tua atau keluarga menderita hipertensi, seseorang tersebut
memiliki kemungkinan besar akan menderita hipertensi.
2. Kebiasaan hidup
Hidup yang sering menimbulkan hipertensi adalah konsumsi garam yang
tinggi (lebih dari 30 gr), obesitas, stress berlebih, merokok, minum
alkohol.
3. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi:
- Usia : 41 tahun
Usia mempengaruhi faktor resiko terkena hipertensi jika umur
bertambah, tekanan darah akan meningkat.
- Jenis kelamin (jumlah penderita pria lebih tinggi dibanding
perempuan)
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
D. DIIT
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau
mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan kadar glukosa. Tujuan
diit untuk membantu menurunkan tekanan darah, mempertahankan tekanan
darah menuju normal, penurunan faktor resiko BB yang berlebih,
menurunkan kadar lemak kolesterol. Diit untuk penderita Hipertensi:
1. Diit rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari makanan
berminyak seperti gorengan dan daging yang berlemak.
2. Diit rendah garam, batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan,
seperti ikan asin, telur asin, dan kecap asin.
3. Hindari minuman beralkohol.
4. Sumber makanan
Sumber bahan Makanan yang Makanan yang harus
makanan diperbolehkan dihindari
Karbohidrat Beras, kentang, singkong, Roti, biskuit, kue yang
terigu, jagung, makroni. dimasak dengan garam
dapur dan baking
powder dan soda.
Protein hewani Telur maksimal 1 Otak, paru, gajih,
butir/hari, daging sapi, sarden, sarden, abon,
ayam, ikan maksimal ikan asin, daging
100gram/hari. kambing, hati ayam,
dan telur asin.
Protein nabati Tahu, tempe, kacang Kacang asin, tauco, dan
kedelai, kacang tolo, tahu asin.
kacang tanah, kacang
hijau, kacang kapri.
Sayuran Semua sayur yang segar Sayuran yang
diawetkan seperti acar,
asinan, sayur dalam
kaleng
Buah-buahan Buah-buahan yang segar Buah dalam kaleng,
asinan buah, durian.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah
morbiditas dan mortalitasakibat komplikasi kardiovaskuler Penatalaksanaan
hipertensi yaitu meliputi, terapi farmakologis dan non farmakologis.
1. Penatalaksanaan farmakologis
Terapi farmakologis seperti penggunaan obat (antihipertensi, rennin
inhibitors) (Istiqomah, 2018).
2. Penatalaksanaan non farmakologis
Terapi non farmakologis yaitu seperti perubahan gaya hidup. Penurunan
berat badan dapat menurunkan tekanan darah, menghindari rokok,
membatasi konsumsi alkohol, meningkatkan aktivitas disarankan untuk
berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan
sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau
berenang, mengatur pola makan (mengatur natrium, mengonsumsi buah
serta sayuran), serta terapi komplementer (Istiqomah, 2018).
F. Komplikasi
Menurut Baek (2015) penyakit hipertensi dapat menyebabkan komplikasi
sebagai berikut:
1. stroke
2. penyakit jantung coroner
3. gangguan saraf
4. gangguan pendengaran
5. gangguan penglihatan
6. gagal jantung kongesif
7. serangan jantung
8. serangan iskemia otak
HIPERTENSI
Hipertensi yaitu tekanan darah diatas
Penatalaksanaan
140/90 mmHg.
1. Terapi farmakologis: penggunaan obat
(antihipertensi)
2. Penatalaksanaan non farmakologis:
- perubahan gaya hidup
- penurunan berat badan
- menghindari rokok & alcohol
- meningkatkan aktivitas disarankan seperti
berjalan, jogging, bersepeda atau berenang
- mengatur polaHIPERTENSI
DIIT makan
Konsumsi Merokok
Alkohol
Hindari minuman beralkohol.
Usia Jenis Kelamin .
Elastisitas Katub jantung Sumber Makanan yang Makanan yang harus
dinding aorta menebal dan bahan diperbolehkan dihindari
menurun menjadi kaku makanan
Karbohidrat Beras, kentang, singkong, Roti, biskuit, kue yang dimasak
Kehilangan Meningkatnya terigu, jagung, makroni. dengan garam dapur dan
elastisitas resistensi baking powder dan soda.
Protein Telur maksimal 1 Otak, paru, gajih, sarden,
pembuluh pembuluh hewani butir/hari, daging sapi, sarden, abon, ikan asin, daging
darah ayam, ikan maksimal kambing, hati ayam, dan telur
darah perifer 100gram/hari. asin.
Protein Tahu, tempe, kacang Kacang asin, tauco, dan tahu
nabati kedelai, kacang tolo, asin.
kacang tanah, kacang
Tanda & Gejala hijau, kacang kapri.
Sayuran Semua sayur yang segar Sayuran yang diawetkan seperti
acar, asinan, sayur dalam
kaleng
1. Nyeri kepala/pusing disertai mual Buah- Buah-buahan yang segar Buah dalam kaleng, asinan
buahan buah, durian.
dan muntah
2. Kelelahan
3. Detak jantung yang cepat KOMPLIKASI : Stroke
4. Keluar keringat secara Penyakit jantung coroner
berlebihan Gangguan saraf
5. Anoreksia Gangguan pendengaran
Gangguan penglihatan
6. Penglihatan kabur
Gagal jantung kongesif
7. Rasa berat ditengkuk dan leher Serangan jantung
8. Emosi yang tidak stabil dan Serangan iskemia otak
mudah tersinggung