Anda di halaman 1dari 4

Hand Out bahan Ajar Psikologi Sosial

Mardianto
3.1. Pengaruh Sosial
Pengaruh sosial adalah usaha untuk merubah sikap, kepercayaan atau keyakinan,
persepsi ataupun perilaku seseorang atau sekelompok orang. Pengaruh sosial sangat
kuat dan pervatif terhadap diri seseorang, sehingga apa bila individu mempertahankan
kontrol diri internalnya, ia akan mengalami masalah dan kesulitan dalam berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya. Sehingga kadang kala individu terpaksa untuk merubah
persepsi dan sikapnya bahkan perilakunya agar sesuai dengan norma dan keinginan
lingkungan sosialnya.
Dalam bahasan psikologi sosial, pengaruh sosial selalu berhubungan dengan
persoalan, konformitas, kepatuhan (obidence) dan compliance.
3.1.1. Konformitas
Konformitas adalah kecenderungan untuk mengubah persepsi, pendapat, perilaku
seseorang sehingga konsisten dalam perilaku atau norma kelompok. Konformitas
muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan
yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka.
Menurut Baron (2017) mengungkapkan bahwa konformitas adalah suatu jenis
pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai
dengan norma sosial yang ada. Sedang menurut Myers dan Twenge (2016)
konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan seseorang sebagai akibat
dari tekanan kelompok.
Lebih lajut Myers mengolongkan konformitas kepada dua; yaitu konformitas
sebagai upaya pemenuhan tuntutan kelompok dimana di dalam diri individu
sebenarnya tidak dan belum menerima dan konformitas sebagai upaya penerimaan
dimana individu menyakini dan juga melakukan sesuai dengan keinginan sosial.
Dalam sumber lain kedua hal di atas disebut sebagai compliance dan acceptance
atau obiedence. Compliance yaitu konformitas yang melibatkan tindakan secara umum
untuk menuruti tuntutan sosial padahal secara individu ia tidak menyetujuinya. Misal
complianceyaitu terkadang kita ikut-an apa yang kata umum baik padahal secara pribadi
kita acceptance yaitu konformitas yang melibatkan baik tindakan maupun kepercayaan
demi keserasian dalam sosial menyatakan tidak baik sehingga kita tidak tahu apa yang
sebenarnya kita lakukan. Acceptance adalah konformitas yang melibatkan baik
tindakan maupun kepercayaan demi keserasian dalam sosial.
Menurut Taylor dkk, (2005) ada beberapa alasan kenapa orang konformis
dengan lingkungan atau orang lain, diantaranya adalah :
a. Kurangnya Informasi
Seringkali orang lain mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui; dengan
melakukan apa yang mereka lakukan, kita akan memeperoleh manfaat dari
pengetahuan mereka.
b. Kepercayaan terhadap kelompok
Dalam situasi konformitas, individu mempunyai suatu pandangan dan kemudian
menyadari bahwa kelompoknya menganut pandangan yang bertentangan. Individu
ingin memberikan informasi yang tepat.
c. Kepercayaan diri yang lemah
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat
konformitas adalah tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri
untuk menampilkan suatu reaksi. Cara individu menyatakan penilaian dan
perilakunya juga berkaitan dengan konformitas. Umumnya, bila individu harus
menyatakan responsnya secara terbuka, ia cenderung melakukan konformitas.
d. Rasa takut terhadap celaan sosial
Celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap individu karena
pada dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan pesetujuan dan
menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya.
e. Rasa takut terhadap penyimpangan
Rasa takut dipandang sebagai orang yang menyimpang merupakan faktor dasar
hampir dalam semua situasi sosial.
f. Kekompakan kelompok
Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan
kelompoknya. Kekompakan yang tinggi = konformitas yang semakin tinggi.
g. Kesepakatan kelompok
Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan
mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan pendapatnya.
h. Ukuran kelompok
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wilder dalam Sear, (1994)
disimpulkan bahwa pengaruh ukuran kelompok terhadap tingkat konformitas tidak
terlalu besar, melainkan jumlah pendapat lepas (independent opinion) dari
kelompok yang berbeda atau dari individu merupakan pengaruh utama.
i. Keterikatan pada penilaian bebas
Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian
bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian kelompok yang
berlainan.
j. Keterikatan terhadap Non-Konformitas
Orang yang, karena satu dan lain hal, tidak menyesuaikan diri pada percobaan-
percobaan awal cenderung terikat pada perilaku konformitas ini. Orang yang sejak
awal menyesuaikan diri akan tetap terikat pada
3.1.2. Ketaatan dan kepatuhan
Ketaatan didefinisikan sebagai menerima sesuatu dari sumber kewenangan.
Contoh klasik dari ketaatan adalah pejabat yang memberikan perintah
kepada prajurit. Prajurit yang sesuai dengan petugas karena petugas
yang sah, organisasi kekuasaan. Kepatuhan yang tidak terjadi karena tentara
suka atau petugas tentu hal itu penghakiman dan keahlian, melainkan hanya karena
pejabat yang memiliki kekuasaan dan tentara telahterlatih untuk menaati.
a. Ketaatan terhadap Otoritas yang Sah
Harapan dari orang yang menduduki posisi tertentu dalam sebuah
otoritas akan menimbulkan ketaatan. Factor yang paling penting dalam ketaatan
adalah adanya orangyang memiliki otoritas yang sah dalam suatu situasi, sesuai
dengan norma social yang berlaku. Diperlukan juga sebuah legitimasi atau
adanya keyakinan umum bahwa pihak otoritas mempunyai hak untuk
menuntut ketaatan terhadap Perintahnya.
b. Ganjaran, Hukuman, dan Ancaman
Salah satu cara meningkatkan ketaatan adalah dengan meningkatkan
tekanan terhadap inidividu untuk memunculkan perilaku yang diinginkan melalui
ganjaran, hukuman dan ancaman. Semua itu merupakan dasar untuk merubah
perilaku seseorang atau individu.
c. Harapan Orang Lain
Orang akan rela memenuhi permintaan orang lain hanya karena orang
lain tersebut mengharapkannya. Hal ini sangatlah mudah terlihat bila permintaan
diajukan secara langsung.
d. Teknik Foot – in – the – Door
Ketika sebuah permintaan ditolak, salah satu cara untuk meningkatkan
ketaatan adalah dengan membujuk orang lain agar pada mulanya bersedia
memenuhi permintaanyang jauh lebih ringan. Bila orang sudah menyetujui
permintaan yang lebih ringan, dia akan cenderung untuk memenuhi permintaan
yang lebih berat.
e. Batas Tekanan Eksternal
Cara paling langsung untuk meningkatkan ketaatan adalah dengan mene
kan individu; yang dapat dilakukan melalui ancaman, ganjaran, permintaan
langsung, atau tekanan sosial. Pendekatan lain adalah dengan menempatkan
individu dalam situasi terkendali yang dirancang untuk memberikan tekanan
secara halus sehingga orang tersebut mengalami kesulita untuk menolak (Taylor
dkk., 2005).

Anda mungkin juga menyukai