Anda di halaman 1dari 9

Acc1 : 16/3/2024

Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
PEMBAHASAN
PENGENALAN FILUM CNIDARIA/COELENTRATA

3.1 Pengertian Filum Cnidaria / Coelentrata

3.1.1 Filum Cnidaria


Filum Cnidaria merupakan hewan berongga yang hidup di dalam air terutama di air laut. Kelompok cnidaria
yang terdapat di terumbu karang adalah kelompok karang lunak, kelompok anemon dan kelompok kipas laut
Terdapat beberapa faktor agar Karang dapat berkembang dengan baik yaitu jika berada di perairan yang
bersih, bebas sedimen, dan polusi, perairan yang masih bisa ditembus cahaya, terdapat planula, adanya
gelombang, suhu yang baik dan kedalaman air (Kordi, 2018).
Filum cnidaria merupakan organisme karnivora dengan bentuk tubuh simetris radial dengan bentuk
tubuh sederhana. Filum Cnidaria adalah suatu kelompok yang mensekresikan kalsium karbonat sehingga
terbentuknya terumbu karang “terumbu karang di dominasi oleh karang yang merupakan kelompok cnidaria
yang mengsekresikan kalsium karbonat. Hewan cnidida bersel banyak, simetris radial atau biradial, tidak
mempunyai kepala dan ruas. Cnidaria ini berdasarkan bentuknya atau tipe hidup terdapat 2 macam yaitu
yang berbentuk polip dan bentuk medusa. (Asriyana, 2015).
Filum cnidaria merupakan hewan berongga yang hidup di dalam air terutama di air laut. Hewan ini
mempunyai tentakel dengan sel penyengat untuk membunuh mangsanya. Istilah cnidaria berasal dari
bahasa Yunani dari kata cnida yang berarti penyengat karena sesuai dengan namanya cnidaria yang
mempunyai sel penyengat. Sel penyengat terdapat pada tentakel yang ada disekitar mulut. Contoh
Coelenterata adalah ubur-ubur, hydra, dan anemon laut. (Fitriwangsyah et.al, 2020).

3.1.2 Filum Coelentrata


Coelenterata yang dikenal juga dengan nama cnidaria berasal dari bahasa Latin yaitu koilos yang berarti
selom atau rongga tubuh, dan enteron yang berarti usus. Jadi, coelenterata dapat diartikan sebagai rongga
tubuh yang memiliki fungsi sebagai usus coelenterata merupakan suatu hewan invertebrata yang sebagian
besar hidupnya berada di laut (Rahmadina, 2019).
Coelenterata sering disebut juga sebagai hewan berongga. Pemberian nama hewan berongga
sebetulnya tidak tepat karena coelenterata adalah hewan yang tidak memiliki rongga tubuh yang
sebenarnya, yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang disebut coelenteron (rongga gastrovaskuler,
yaitu rongga yang berfungsi sebagai tempat terjadinya pencernaan dan pengedaran sari-sari makanan)
(Rahmadina, 2019).
Filum Coelenterata terdiri atas empat kelas. Tiga kelas knidoblast dimasukkan ke dalam kelompok
Cnidaria (terdiri dari kelas hydrozoa, scyphozoa, dan kelas anthozoa), sedangkan satu kelas lagi yang tidak
memiliki knidoblast disebut kelompok acnidaria (kelas Ctenophora) ukuran tubuhnya paling besar
dibandingkan dengan hewan invertebrata lainnya, baik yang soliter maupun yang berbentuk koloni.
Coelenterata yang hidupnya melekat di dasar perairan disebut dengan polip, dan yang berenang bebas
disebut dengan medusa (Rahmadina, 2019).

3.2 Karakteristik Filum Cnidaria / Coelentrata

3.2.1 Filum Cnidaria


Hewan ini mempunyai tentakel dengan sel penyengat untuk membunuh mangsanya. Filum Cnidaria bersifat
hemafrodit, yakni memiliki dua alat kelamin yaitu jantan dan betina. Filum Cnidaria memiliki sistem saraf yang
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
sederhana dan tidak memiliki susunan saraf pusat tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar
(ektoderm), lapisan dalam (endoderm), dan lapisan tengah (mesoderm) (Sukma, 2021).
Siklus hidup cnidaria cenderung sederhana yaitu fase polip dan fase planula larva. Fase polip
biasanya terjadi pada reproduksi aseksual sedangkan fase plamula larva merupakan bagian dari reproduksi
seksual. Siklus reproduksi seksual meliputi produski gamet, fertilisasi, perkembangan embrio, dan fase larva
yang biasanya plantonik (Rangkuti, 2017).

3.2.2 Filum Coelentrata


Karakteristik umum dari coelenterate antara lain struktur tubuh diplobastik Lapisan tubuh coelenterate terdiri
dari lapisan luar (ectoderm), berfungsi untuk melindungi tubuh dan sensasi, Lapisan dalam
(endoderm/gastrodermis), berfungsi sebagai alat sekresi dan pencernaan makanan. Diantara eksoderm dan
endoderm terdapat lapisan mesoglea. Tidak mempunyai kepala, anus alat peredaran darah alat ekskresi dan
alat respirasi. 4. Mempunyai mulut dan dikelilingi tentakel. Bersel banyak, simetri radial (Fitriwangsyah et.al,
2020).
Coelenterata memiliki bentuk tubuh polip dan medusa. Polip adalah bentuk tubuh yang berbentuk
tabung atau silindris dengan mulut di atas serta dilengkapi tentakel yang mengarah ke atas, dimana biasanya
polip menempel di dasar perairan, sehingga tidak bisa bergerak bebas. Berkebalikan dengan polip, medusa
adalah bentuk tubuh seperti mangkok yang bisa bergerak bebas (Rahmadina, 2019).

3.3 Klasifikasi Filum Cnidaria / Coelentrata

3.3.1 Kelas Scypozoa


Kelas Scyphozoa mempunyai ciri-ciri tubuh medusa berukuran besar berbentuk seperti payung dan memiliki
tentakel, sistem reproduksi kelas scypozoa secara seksual dengan adanya peleburan sel gamet yang
dikeluarkan oleh jantan dan ovum yang dikeluarkan oleh betina, kemudian akan terjadi pembuahan di luar
tubuh atau di air laut kemudian akan berkembang menjadi larva planula dan akan menetap pada suatu
tempat tumbuh menjadi polip berbentuk mendusa seperti terompet kemudian akan menempel di dasar laut
dan akan berkembang menjadi medusa dewasa (Sukma, 2021).
Scyphozoa merupakan hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti mangkuk, soliter, memiliki bentuk
dominan berupa medusa, hidup menempel pada dasar perairan laut, medusa scyphozoa dikenal dengan
ubur-ubur. Contoh dari scyphozoa adalah Aurelia aurita, Chrysaora colorata & Cyanea Anggota kelas
Scyphozoa memiliki taraf dominan dalam siklus hidup mereka adalah medusa (Rosita, 2022).

a. Aurelia Aurita

Kingdom: Animalia
Filum: Cnidaria
Kelas: Scyphozoa
Ordo: Stauro medusae
Familli: Aurelidae
Genus: Aurelia
Spesies: Aurelita auria (Kuvaini, 2015).

Aurelia aurita merupakan hewan yang bersifat soliter, memiliki diameter berkisar antara 7,5 - 30 cm yang
bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung. Reproduksinya hampir sama dengan Obelia sp. yang
bermetagenesis atau mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dengan fase medusa. Pada tengah-
tengah permukaan tubuh Aurelia aurita pada bagian sebelah bawah terdapat kerongkongan yang
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
menggantung ke bawah yang disebut manubrium, yang pada ujungnya terdapat lubang mulut, di mana
setiap sisi mulutnya dilengkapi tangan mulut sebanyak empat buah (Sukma, 2021).
Ubur-ubur cenderung tidak menyukai intensitas cahaya matahari yang terlalu tinggi atau sebaliknya
yang gelap. Mereka muncul ke permukaan pada waktu pagi atau sore hari, pada waktu siang atau melam
gelap mereka menghilang ke tempat yang lebih dalam. Bila langit berawan mereka lebih banyak di jumpai di
permukaan. Pada keadaan cuaca buruk seperti angin & ombak besar, mereka akan menyelam menjauhi
permukaan walaupun pada saat itu keadaan cahaya matahari memungkinkan mereka bergerak di
permukaan seperti biasanya (Rosita, 2022).

3.3.1. Kelas Anthozoa


Anthozoa memiliki bentuk seperti bunga dengan warna yang beraneka ragam, hidup di laut, koloni maupun
soliter. Bentuk tubuh: polip, tanpa medusa, meliputi anemon laut, koral batu, koral tanduk, bulu laut atau
pena laut. Salah satu spesiesnya adalah Phyllodiscus semoni. Anthozoa dalam bahasa yunani, anthus
berarti Bungan dan zoa berarti hewan. Karakteristik umum kelas Anthozoa yaitu anthozoa tidak memiliki
bentuk medusa, Berbentuk polip berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya, memiliki banyak
tentakel berwarna-warni seperti bunga (Fitriwangsyah, et al, 2020).
Kelas Anthozoa mempunyai ciri tubuh berbentuk polip dan hidup soliter di laut. Anthozoa membuat
rumah dari zat kapur yang menjadi karang. Anthozoa bernafas dengan sifonoglifa yaitu berupa saluran
sempit yang terletak di kedua sisi kerongkongan. Kelas Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas yakni
Hexacorallia dan Octocorallia. Antozoa merupakan hewan invertebrata yang masuk kedalam filum Cnidaria.
Anthozoa memiliki bentuk tubuh seperti bunga sehingga disebut juga sebagai mawar laut (Sukma, 2021).

a. Anemon Laut
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Actiniaria (Hertwig, 1882; WoRMS, 2024).

Anemon laut merupakan hewan soliter yang berkoloni, anemon laut hidup di dasar laut yang menempel pada
benda keras, pecahan karang, dan pasir. Anemon laut memiliki kemampuan mengkerut antara 12-15 cm
dibawah permukaan sehingga akan kesulitan digali tanpa melukai anemon tersebut Anemon laut hidup
dengan sebagian besar tubuhnya hidup di dalam sedimen yang hanya mulut dan tentakelnya saja yang
muncul ke permukaan untuk mendapatkan makanan. (Kordi K., 2018).
Umumnya anemon dijumpai pada daerah terumbu karang yang kurang subur dan dangkal, selain itu
anemon juga hiduo pada kedalaman 6.000 m dan bahkan ada yang mampu hidup di dasar laut. Anemon laut
mengikut pada karakteristik yang sesuai dengan anemon laut sendiri. Anemon laut biasanya dapat dilihat
berada pada dasar laut. Beberapa tempat-tempat yang menjadi habitat anemon laut meliputi daerah
hamparan pasir, daerah padang lamun, dan daerah terumbu karang. Pada bagian atas karang bulat dengan
kedalaman 1-20 m juga hidup anemon laut (Wahana et.al, 2018).

b. Karang Keras
Acropora sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
Family: Acroporidae
Genus: Acropora
Species: Acropora sp (Putri et.al, 2023)
Acropora sp. memiliki bentuk morfologi bercabang, berwarna coklat, yang menempel pada tepian karang
dengan percabangan tumpul di setiap ujung. Koloninya terletak di kedalaman laut antara 3 dan 5 meter, dan
percabangannya berupa lempengan atau pilar-pilar yang tegak lurus. Tidak ada axial coralit (coralit di ujung
cabang) seperti radial coralit (coralit yang mengelilingi axial coralit) di jenis ini. Karang-karang ini biasanya
berwarna coklat muda dengan ujung yang memutih dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia. Terutama,
mereka banyak ditemukan di perairan Indonesia timur di tempat-tempat yang dangkal dengan air yang jernih
(Wahyudi, 2014).
Genus karang batu Acropora sp. dapat ditemukan di berbagai perairan tropis di seluruh dunia.
Acropora sp. sering ditemukan di terumbu karang dangkal yang terkena sinar matahari langsung, seringkali
kurang dari 20 meter di laut dalam. Untuk tumbuh dengan baik, Acropora sp. membutuhkan lingkungan yang
hangat, bersih, dan kaya akan oksigen. Mereka lebih suka hidup dalam air dengan suhu yang stabil dan
kadar garam yang sesuai. Hidup di air yang jernih karena hal ini memungkinkan sinar matahari masuk
dengan lebih baik, yang penting untuk proses fotosintesis karang dan alga simbion. Acropora sp. dapat
bertahan di suhu antara 23 °C dan 29 °C (Miller et al., 2016).

Fungia sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelentrata
Class : Antozoa
Ordo: Skeraktinia
Family: Fungiidae
Genus: Fungi
Spesies: Fungi sp. (Faizsyahrani et.al, 2022).
Fungia sp. adalah jamur karang bertubuh mangkok dari filum coelenterate. Dengan perkembangan anggota
badan yang tersusun seperti daun bunga, bagian mulutnya sedikit memanjang seperti pipa. Fungia sp.
tubuhnya berwarna putih kekuningan dan simetris radial. Itu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pelat mulut
atau capiculum, segmen atau skapula atau area tengah, dan lingkaran pedal atau area kaki. Bagian yang
terhubung ke limbus disebut kerah, yang menghubungkan bagian skapula dan kram mulut. Mulut terletak di
dasar dan terhubung ke lubang di perut oleh bagian yang disebut stormodeum Mollusca, yang berarti lunak.
Mollusca adalah hewan triploblastik selomanta dengan tubuh lunak (Putri, 2023).
Fungia sp., juga dikenal sebagai terumbu karang, biasanya hidup di perairan hangat di sekitar
terumbu karang, terutama di sekitar terumbu karang yang terkena sinar matahari langsung. Fungia sp. sering
hidup di lingkungan dengan aliran air yang cukup untuk membawa nutrisi dan oksigen yang diperlukan.
Fungia sp. juga dapat menempel pada substrat dengan cakramnya (Kharisma, 2020).

Favia sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Heksakorallia
Ordo: Skeraktinia
Family: Favidae
Genus: Faviidae
Spesies: Favia sp. (Putri et.al, 2023).
Bentuk karakteristik dari spesies ini cenderung bulat plocoid dengan tunas intratentakule. Coraknya dapat
bervariasi dari yang kecil hingga besar, dengan ukuran polip berkisar dari beberapa milimeter hingga
beberapa sentimeter. Favia sp. juga dikenal karena strukturnya yang padat dan keras, yang memberikan
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
ketahanan terhadap abrasi dan tekanan dari lingkungan laut Hal ini menjadikan Favia sp sebagai salah satu
karang yang aktif dan tangguh (Sauri et al., 2019).
Favia sp. adalah jenis karang hermatypic, yang berarti mereka bergantung pada fotosintesis alga
zooxanthellae. Zooxanthellae memberi karang makanan dan energi, yang memungkinkan mereka untuk
tumbuh dan membangun terumbu karang Karang ini biasa ditemukan di kedalaman 12 meter. Kedalaman ini
memastikan bahwa karang mendapat cahaya yang cukup untuk proses fotosintesis yang penting bagi
pertumbuhan mereka. Perairan di sekitar terumbu karang juga harus bersih dan jernih, memungkinkan
cahaya matahari menembus dengan baik (Sauri et al., 2019).

c. Karang Lunak
Kingdom: Animalia
Phylum: Cnidaria
Class: Octocorallia
Order: Alcyonacea
Family: Alcyoniidae
Genus: Sinularia
Species: Sinularia sp. (Shidqi et al., 2021).
Karang lunak Sinularia sp. adalah jenis karang lunak yang hidup di dalam laut dan dikenal sebagai
Alcyonaria. Ini merupakan hewan dari filum Cnidaria yang memproduksi senyawa antibakteri dari metabolit
sekunder sebagai alat pertahanan diri di alam. Penelitian terhadap karang lunak Sinularia sp. diperoleh hasil
yang cenderung menggambarkan zona hambat yang lebih besar berbanding dengan ekstrak jenis karang
lunak lainnya. Hal ini disebabkan oleh bentuk morfologi Sinularia sp. yang tebal, yang mampu menyimpan
bahan bioaktif lebih banyak (Shidqi et al.,2021).
Ciri-ciri karang lunak Sinularia sp. Adalah bentuk morfologi tebal, yang tebal dibandingkan karang
lunak lainnya. Memiliki zona hambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak jenis karang lunak
lainnya. Memproduksi senyawa bioaktif dari hasil metabolit sekunder. Memiliki ciri koloni bertangkai
merambat atau menjari dengan warna koloni krem, coklat muda atau abu-abu. Memiliki potensi yang baik
untuk menghambat aktivitas bakteri. Ditemukan di kedalaman 7 m. Memiliki tinggi kandungan bioaktifnya
yang semakin tinggi jauh tempat hidup karang lunak dari daratan utama (Shidqi et al., 2021).

3.3.3. Kelas Hydrozoa


Hydrozoa merupakan filum Cnidaria yang umum ditemukan. Hydrozoa hidup di laut namun ada juga yang
hidup di air tawar. Hydrozoa merupakan organinisme yang hidup seperti kantong dan hidup secara individu
maupu berkoloni atau soliter. Contoh anggota Hidrozoa yang terkenal adalah Hydra viridis. Hydra viridis
merupakan organisme soliter yang hidup di air tawar, makananya berupa udang dan kerang tingkat rendah.
Terdapat tiga ciri yang membedakan antara Hydrozoa dengan kelas cnidaria lain yaitu nematocyst hanya
ada di epidermis, gamet bersifat epidermal dan dilepaskan ke luar tubuh daripada ke rongga gastrovaskular;
dan mesoglea sebagian besar berbentuk aseluler (Miller 2016).
Umumnya Hydrozoa terdiri atas polip dominan yang membentuk koloni koloni kecil atau mungkin
seluruh koloni hanya terdiri dari polip. Cara pembentukan tunaas hanya dilakukan oleh beberapa jenis polip
yang membentuk medusa. Medusa memiliki bentukan serupa laci dalam payung yang biasa disebut dengan
velum. Hydra hidup di air tawar, dan terkadang dijumpai menempel pada tumbuhan. Hydra ada yang memiliki
dua alat kelamin dalam satu individu yang biasanya merupakan Hydra yang bersifat hemafrodit, dan ada juga
yang memiliki alat kelamin terpisah (Maya et. al 2020).

3.3.4. Kelas Cubozoa


Cubozoa adalah kelas dalam filum Cnidaria yang sebelumnya termasuk dalam ordo Scyphozoa. Cubozoa
adalah jenis hewan yang sangat aktif yang berenang dan mengumpan di perairan tropis hangat. Bentuk
Medusa pada Cubozoa adalah kuboid. Selain itu, tentakelnya menggantung di setiap sudutnya. Cubozoa
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
adalah perenang dan pengumpan aktif di perairan tropis yang hangat. Beberapa memiliki nematocysts
berbahaya (Sukma, 2021).
Kelas Cubozoa adalah hewan karnivora yang memakan ikan kecil dan plankton. Meskipun
berbahaya bagi manusia, mereka membantu mengendalikan populasi hewan laut lainnya dan memainkan
peran penting dalam rantai makanan laut. Jenis tubuh Cubozoa hidup dalam koloni di lautan dan memiliki
bentuk polip. Polipnya sangat kecil dan banyak spesiesnya tidak diketahui, dan beberapa spesies memiliki
nematocysts yang sangat berbahaya. Karang yang asal pembentukannya dengan zat kapur adalah rumah
bagi kelas cubozoa (Miller, 2016).

3.4. Pengamatan

3.4.1 Morfologi Aurelia Aurita


Aurelia aurita adalah jenis ubur-ubur yang memiliki ciri morfologi yang mudah dikenali. Ciri morfologi Aurelia
aurita terdiri dari beberapa lapisan yang memiliki fungsi yang berbeda di bagian dalamnya. Bagian luarnya,
yang menyerupai payung, disebut eksumbrella. Lapisan terluarnya dikenal sebagai ectoderm, dan bagian
dalam setelahnya dikenal sebagai mesenchyme Rongga mulut menghubungkan manubrium ke rongga perut,
yang terdiri dari sebuah rongga sentral dan empat kantung gastrik.
Ciri morfologi aurelia lainnya adalah Endoderm, lapisan dalam setelah mesenchyme, Dilanjutkan
dengan dua gonad berbentuk gundukan kecil yang menempel pada bagian endoderm dan terdapat gastric
filament atasnya. Selain itu, pada bagian luar subumbrella, tepatnya di bagian bawah ectoderm, terdapat cela
berbentuk lubang kecil yang disebut subgenital pit. Selain itu, pada ectoderm bagian bawah subumbrella
terdapat tentakel kecil yang menyerupai rambut. Bagian dalam ubur-ubur yang dihimpit oleh dua sisi
endoderm disebut mouth atau mulut.

3.4.2 Morfologi Anemon Laut


Salah satu jenis biota laut dengan bentuk yang menyerupai bunga adalah anemon laut. Ciri morfologi
anemon laut sangat kompleks. Tubuh anemon laut memiliki banyak bagian yang saling menyatu, tetapi
masing-masing bagian melakukan tugas yang berbeda. Tentacle anemon laut, yang berbentuk seperti
rambut-rambut besar, terletak di bagian atas anemon laut dan merupakan bagian paling menonjol dari hewan
tersebut.
Tubuh bagian bawah dan tentacle menunjukkan karakteristik morfologi lainnya dari anemon laut.
Bagian atas tentacle disebut capitulum, dan bagian bawah tentacle disebut oral disc. Bagian terluar tubuh
anemon laut disebut collar (parapet). Bagian terluar yang sedikit melengkung ke dalam disebut column.
Bagian terbawahnya disebut pedal disc.

3.4.3.. Anatomi Anemon Laut


Anatomi anemon laut menjelaskan struktur yang membentuk tubuh anemon laut, yang tentunya memiliki
peran penting. Beberapa bagian tubuh anemon laut, seperti actinopharynx, terletak di bagian bawah tentacle
anemon laut. Bagian-bagian lain dari anatomi anemone laut yang tidak kalah penting antara lain yakni
stomata, mesentery, gametogenic tissue (gonad), acontia, mesenterial filaments, dan sphincter muscle.
Stomata memiliki bentuk bulatan kecil.
Bagian tubuh anemon laut yang berbentuk seperti rambut kecil disebut mesentery. Gametogenic
tissue (gonad) di bagian bawah actinopharynx berbentuk seperti usus kecil yang saling menumpuk. Acontia
berada di bagian bawah gonad dan berbentuk seperti beberapa helai rambut yang saling terkalut.
Mesenterial filaments kecil dan berwarna putih seperti kapas berada di dekat tentacle. Fungsinya adalah
untuk mengontrol buka tutup anemon laut, dan otot sphincter terletak di bawah capitulum.

3.4.4. Morfologi Favia sp.


Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
Favia sp. adalah spesies laut dengan karakteristik morfologi yang sederhana. Tubuh polip Favia sp.
berbentuk silindris. Bagian mulut Favia sp. yang terhubung langsung dengan pharynx disebut oral, dan
bagian mulut yang dikelilingi tentakel disebut aboral. Ciri morfologi Favia sp lainnya adalah warnanya. Warna
Favia sp. cukup beragam, diantaranya seperti warna hijau, merah, dan yang paling umum dijumpai adalah
warna putih.
Ciri morfologi dari Favia sp. yang lain adalah tentakelnya. Tentakel Favia sp. tidak begitu terlihat
karena warnanya yang terang atau dapat disebut transparan. Polip Favia sp memiliki tentakel pendek yang
berwarna cerah, biasanya oranye, kuning, atau merah. Septa, struktur internal yang membagi rongga gastral,
dapat dilihat dengan mudah dan terorganisir.

3.4.5. Morfologi Acropora sp.


Acropora sp adalah jenis biota laut dengan ciri morfologi berbentuk polip. Ciri-ciri ini berbeda-beda
tergantung pada kondisi lingkungan dan lokasi Acropora sp., tetapi semua ciri tersebut dapat dilihat dan
diidentifikasi dengan mudah. Mulut, mesentery, mesenteria, dan tentakelnya termasuk dalam kategori
sederhana tersebut. Acropora sp memiliki bentuk polip yang umum. Bagian tengahnya memiliki bentuk
seperti tabung, dan mulut Acropora sp dikelilingi oleh tentakel di antara mulutnya. Polip Acropora ini kecil dan
biasanya mirip dengan rambut halus.
Acropora sp. ini bersimbiosis mutualisme dengan alga zooxanthellae, perbedaan kedalaman
perairan hidup karang ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya. Jika karang kekurangan cahaya,
pertumbuhannya akan terganggu. Dimensi pertumbuhan yang diukur terdiri dari pertambahan lebar
percabangan (lebar yang terlebar), pertambahan tinggi (yang tertinggi), dan pertambahan keliling
percabangan dari fragmen karang yang telah ditransplantasi.

3.4.6. Morfologi Sinularia sp.


Sinularia sp. adalah jenis karang lunak dengan ciri morfologi yang cukup umum. Beberapa cirinya dapat
diidentifikasi. Karena tidak banyak perbedaan dengan karang umum, ciri morfologinya dianggap sederhana.
variasi dalam bentuk, struktur, segi warna, dan ukuran tubuh hal ini menjadikannya mudah dalam
mengidentifikasinya. Contoh variasi yang dapat di temukan dalam bentuk encrusting yang tipis dan
menempel pada substrat.
Bentuk pertama tubuhnya sederhana. Sinularia sp. memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan karang
biasa, dengan beberapa perbedaan kecil. Tubuhnya penuh dengan cabang dengan berbagai bentuk. Kedua,
struktur Sinularia sp. fleksibel dan membentuk polip. Terakhir, warnanya sangat beragam. Warna putih
kemerah-merahan adalah warna yang paling umum menambah keindahan dan daya tarik karang ini.

3.4.7, Morfologi Fungia sp.


Ciri morfologi Fungia sp. sederhana: bentuknya mirip jamur, seperti namanya, dan bentuknya umumnya bulat
meligkar. Dari atas, koloni karangnya menunjukkan bentuk yang tajam dan runcing. Fungia sp memiliki
tentakel pendek dan halus di sekitar tepi bentuk ini, yang digunakan untuk menangkap mangsa. Karang ini
biasanya berwarna coklat, krem, atau hijau dan dapat mencapai diameter hingga 30 sentimeter. Fungia sp.
tidak membentuk koloni besar seperti karang lainnya, karena mereka adalah karang soliter. Mereka sering
ditemukan di terumbu karang dan laguna karena mereka hidup di perairan dangkal.
Fungia sp. memiliki ciri morfologi yang cukup mudah dikenali jika diamati dengan teliti. Bentuknya
seperti mangkuk dengan tepi yang meninggi dan bagian tengah yang cekung. Tentakelnya berada di bagian
tengah karang, di sekitar mulutnya. Fungia sp. biasanya berukuran sedang dengan diameter 10–20 cm
Fungia sp. adalah karang yang mudah dikenali karena bentuk dan morfologinya yang berbeda.

3.4.8. Spikula Karang Lunak


Untuk mengidentifikasi spikula karang lunak, terlebih dahulu perlu membelah karang lunak. Kemudian,
sampel kecil karang lunak diletakkan di atas kaca preparat dan diamati di bawah mikroskop. Karena sangat
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
kecil, spikula karang lunak tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Jenis karang lunak dapat dikenali
berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna spikula.
Mengidentifikasi spikula membutuhkan pengamatan yang teliti agar setiap bagian dapat diidentifikasi
dengan jelas. Spikula karang lunak banyak dan tersebar di seluruh tubuh karang, dan umumnya memiliki
bentuk seperti jarum, dengan banyak variasi ukuran dan bentuk yang membuat pengamat mudah
membedakan antar spikula.

3.5. Dokumentasi
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto. 2016. Variasi morfologi karang bercabang (branching) berdasarkan zona terumbu karang di
perairan pulau badi kabupaten pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Fitriwangsyah, R. Jihan H. Julreda B. 2020. Filum Coelentrata. Taksonomi Hewan Invertebrata. Medan.

Inzaghi, A. Suhaeni, Hasrianti. 2022. Keanekaragaman jenis porifera di kawasan budidaya rumput laut
perairan desa lare – lare kecamatan bua kabupaten luwu. Cokroamonito Journal of Biological
Science, Vol 4. No. 1: 1-9

Lumenta, C. 2017. Avertebrata Air. Unsrat Press. Manado.

Rosita. 2022. Migrasi dan biomassa ubur - ubur di teluk saleh pulau sumbawa. Universitas Hasanuddin.
Makassar.

Ramadina. 2019. Taksonomi Invertebrata. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan

Sukma. 2021. Studi keanekaragaman filum cnidarian di zona litoral cagar alam sancang sebagai suplemen
bahan ajar biologi. Skripsi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.

Suartini. 2014. Modul Mata Kuliah Taksonomi Invertebrata (Phlyum Cnidaria). Universitas Udayana. Bali.

Sepriyan P, E. Analisi pertumbuhan karang acropora sp. hasil transplantasi pada kedalaman yang berbeda di
perairanpulau gill ketapang, kecamatan sumberasih kabupaten probolinggo jawa timur. Skripsi.
Universitas Airlangga. Jawa Timur.

Wahana S., dan Kasim M., R. 2018. Keanekaragaman Jenis dan Status Ekologi Anemon Laut di Perairan
Pulau Kambuno dan Pulau Kodingareng, Kepulauan Sembilan, Sinjai, Sulawesi Selatan. Jurnal
Saintek Peternakan dan Perikanan. Fakultas Pertanian, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Bone. Vol.
2(1): 37-42.

Zurba, N. 2019. Pengenalan Terumbu Karang Kita Sebagai Pondasi Utama Laut Kita. Unimal Press. Aceh.

Anda mungkin juga menyukai