Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
PEMBAHASAN
PENGENALAN FILUM CNIDARIA/COELENTRATA
a. Aurelia Aurita
Kingdom: Animalia
Filum: Cnidaria
Kelas: Scyphozoa
Ordo: Stauro medusae
Familli: Aurelidae
Genus: Aurelia
Spesies: Aurelita auria (Kuvaini, 2015).
Aurelia aurita merupakan hewan yang bersifat soliter, memiliki diameter berkisar antara 7,5 - 30 cm yang
bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung. Reproduksinya hampir sama dengan Obelia sp. yang
bermetagenesis atau mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dengan fase medusa. Pada tengah-
tengah permukaan tubuh Aurelia aurita pada bagian sebelah bawah terdapat kerongkongan yang
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
menggantung ke bawah yang disebut manubrium, yang pada ujungnya terdapat lubang mulut, di mana
setiap sisi mulutnya dilengkapi tangan mulut sebanyak empat buah (Sukma, 2021).
Ubur-ubur cenderung tidak menyukai intensitas cahaya matahari yang terlalu tinggi atau sebaliknya
yang gelap. Mereka muncul ke permukaan pada waktu pagi atau sore hari, pada waktu siang atau melam
gelap mereka menghilang ke tempat yang lebih dalam. Bila langit berawan mereka lebih banyak di jumpai di
permukaan. Pada keadaan cuaca buruk seperti angin & ombak besar, mereka akan menyelam menjauhi
permukaan walaupun pada saat itu keadaan cahaya matahari memungkinkan mereka bergerak di
permukaan seperti biasanya (Rosita, 2022).
a. Anemon Laut
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Actiniaria (Hertwig, 1882; WoRMS, 2024).
Anemon laut merupakan hewan soliter yang berkoloni, anemon laut hidup di dasar laut yang menempel pada
benda keras, pecahan karang, dan pasir. Anemon laut memiliki kemampuan mengkerut antara 12-15 cm
dibawah permukaan sehingga akan kesulitan digali tanpa melukai anemon tersebut Anemon laut hidup
dengan sebagian besar tubuhnya hidup di dalam sedimen yang hanya mulut dan tentakelnya saja yang
muncul ke permukaan untuk mendapatkan makanan. (Kordi K., 2018).
Umumnya anemon dijumpai pada daerah terumbu karang yang kurang subur dan dangkal, selain itu
anemon juga hiduo pada kedalaman 6.000 m dan bahkan ada yang mampu hidup di dasar laut. Anemon laut
mengikut pada karakteristik yang sesuai dengan anemon laut sendiri. Anemon laut biasanya dapat dilihat
berada pada dasar laut. Beberapa tempat-tempat yang menjadi habitat anemon laut meliputi daerah
hamparan pasir, daerah padang lamun, dan daerah terumbu karang. Pada bagian atas karang bulat dengan
kedalaman 1-20 m juga hidup anemon laut (Wahana et.al, 2018).
b. Karang Keras
Acropora sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
Family: Acroporidae
Genus: Acropora
Species: Acropora sp (Putri et.al, 2023)
Acropora sp. memiliki bentuk morfologi bercabang, berwarna coklat, yang menempel pada tepian karang
dengan percabangan tumpul di setiap ujung. Koloninya terletak di kedalaman laut antara 3 dan 5 meter, dan
percabangannya berupa lempengan atau pilar-pilar yang tegak lurus. Tidak ada axial coralit (coralit di ujung
cabang) seperti radial coralit (coralit yang mengelilingi axial coralit) di jenis ini. Karang-karang ini biasanya
berwarna coklat muda dengan ujung yang memutih dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia. Terutama,
mereka banyak ditemukan di perairan Indonesia timur di tempat-tempat yang dangkal dengan air yang jernih
(Wahyudi, 2014).
Genus karang batu Acropora sp. dapat ditemukan di berbagai perairan tropis di seluruh dunia.
Acropora sp. sering ditemukan di terumbu karang dangkal yang terkena sinar matahari langsung, seringkali
kurang dari 20 meter di laut dalam. Untuk tumbuh dengan baik, Acropora sp. membutuhkan lingkungan yang
hangat, bersih, dan kaya akan oksigen. Mereka lebih suka hidup dalam air dengan suhu yang stabil dan
kadar garam yang sesuai. Hidup di air yang jernih karena hal ini memungkinkan sinar matahari masuk
dengan lebih baik, yang penting untuk proses fotosintesis karang dan alga simbion. Acropora sp. dapat
bertahan di suhu antara 23 °C dan 29 °C (Miller et al., 2016).
Fungia sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Coelentrata
Class : Antozoa
Ordo: Skeraktinia
Family: Fungiidae
Genus: Fungi
Spesies: Fungi sp. (Faizsyahrani et.al, 2022).
Fungia sp. adalah jamur karang bertubuh mangkok dari filum coelenterate. Dengan perkembangan anggota
badan yang tersusun seperti daun bunga, bagian mulutnya sedikit memanjang seperti pipa. Fungia sp.
tubuhnya berwarna putih kekuningan dan simetris radial. Itu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pelat mulut
atau capiculum, segmen atau skapula atau area tengah, dan lingkaran pedal atau area kaki. Bagian yang
terhubung ke limbus disebut kerah, yang menghubungkan bagian skapula dan kram mulut. Mulut terletak di
dasar dan terhubung ke lubang di perut oleh bagian yang disebut stormodeum Mollusca, yang berarti lunak.
Mollusca adalah hewan triploblastik selomanta dengan tubuh lunak (Putri, 2023).
Fungia sp., juga dikenal sebagai terumbu karang, biasanya hidup di perairan hangat di sekitar
terumbu karang, terutama di sekitar terumbu karang yang terkena sinar matahari langsung. Fungia sp. sering
hidup di lingkungan dengan aliran air yang cukup untuk membawa nutrisi dan oksigen yang diperlukan.
Fungia sp. juga dapat menempel pada substrat dengan cakramnya (Kharisma, 2020).
Favia sp.
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Heksakorallia
Ordo: Skeraktinia
Family: Favidae
Genus: Faviidae
Spesies: Favia sp. (Putri et.al, 2023).
Bentuk karakteristik dari spesies ini cenderung bulat plocoid dengan tunas intratentakule. Coraknya dapat
bervariasi dari yang kecil hingga besar, dengan ukuran polip berkisar dari beberapa milimeter hingga
beberapa sentimeter. Favia sp. juga dikenal karena strukturnya yang padat dan keras, yang memberikan
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
ketahanan terhadap abrasi dan tekanan dari lingkungan laut Hal ini menjadikan Favia sp sebagai salah satu
karang yang aktif dan tangguh (Sauri et al., 2019).
Favia sp. adalah jenis karang hermatypic, yang berarti mereka bergantung pada fotosintesis alga
zooxanthellae. Zooxanthellae memberi karang makanan dan energi, yang memungkinkan mereka untuk
tumbuh dan membangun terumbu karang Karang ini biasa ditemukan di kedalaman 12 meter. Kedalaman ini
memastikan bahwa karang mendapat cahaya yang cukup untuk proses fotosintesis yang penting bagi
pertumbuhan mereka. Perairan di sekitar terumbu karang juga harus bersih dan jernih, memungkinkan
cahaya matahari menembus dengan baik (Sauri et al., 2019).
c. Karang Lunak
Kingdom: Animalia
Phylum: Cnidaria
Class: Octocorallia
Order: Alcyonacea
Family: Alcyoniidae
Genus: Sinularia
Species: Sinularia sp. (Shidqi et al., 2021).
Karang lunak Sinularia sp. adalah jenis karang lunak yang hidup di dalam laut dan dikenal sebagai
Alcyonaria. Ini merupakan hewan dari filum Cnidaria yang memproduksi senyawa antibakteri dari metabolit
sekunder sebagai alat pertahanan diri di alam. Penelitian terhadap karang lunak Sinularia sp. diperoleh hasil
yang cenderung menggambarkan zona hambat yang lebih besar berbanding dengan ekstrak jenis karang
lunak lainnya. Hal ini disebabkan oleh bentuk morfologi Sinularia sp. yang tebal, yang mampu menyimpan
bahan bioaktif lebih banyak (Shidqi et al.,2021).
Ciri-ciri karang lunak Sinularia sp. Adalah bentuk morfologi tebal, yang tebal dibandingkan karang
lunak lainnya. Memiliki zona hambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekstrak jenis karang lunak
lainnya. Memproduksi senyawa bioaktif dari hasil metabolit sekunder. Memiliki ciri koloni bertangkai
merambat atau menjari dengan warna koloni krem, coklat muda atau abu-abu. Memiliki potensi yang baik
untuk menghambat aktivitas bakteri. Ditemukan di kedalaman 7 m. Memiliki tinggi kandungan bioaktifnya
yang semakin tinggi jauh tempat hidup karang lunak dari daratan utama (Shidqi et al., 2021).
3.4. Pengamatan
3.5. Dokumentasi
Acc1 : 16/3/2024
Acc2: 20/3/2024
Acc3: 21/3/2024
Acc+: 21/3/2024
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto. 2016. Variasi morfologi karang bercabang (branching) berdasarkan zona terumbu karang di
perairan pulau badi kabupaten pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Fitriwangsyah, R. Jihan H. Julreda B. 2020. Filum Coelentrata. Taksonomi Hewan Invertebrata. Medan.
Inzaghi, A. Suhaeni, Hasrianti. 2022. Keanekaragaman jenis porifera di kawasan budidaya rumput laut
perairan desa lare – lare kecamatan bua kabupaten luwu. Cokroamonito Journal of Biological
Science, Vol 4. No. 1: 1-9
Rosita. 2022. Migrasi dan biomassa ubur - ubur di teluk saleh pulau sumbawa. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Ramadina. 2019. Taksonomi Invertebrata. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan
Sukma. 2021. Studi keanekaragaman filum cnidarian di zona litoral cagar alam sancang sebagai suplemen
bahan ajar biologi. Skripsi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.
Suartini. 2014. Modul Mata Kuliah Taksonomi Invertebrata (Phlyum Cnidaria). Universitas Udayana. Bali.
Sepriyan P, E. Analisi pertumbuhan karang acropora sp. hasil transplantasi pada kedalaman yang berbeda di
perairanpulau gill ketapang, kecamatan sumberasih kabupaten probolinggo jawa timur. Skripsi.
Universitas Airlangga. Jawa Timur.
Wahana S., dan Kasim M., R. 2018. Keanekaragaman Jenis dan Status Ekologi Anemon Laut di Perairan
Pulau Kambuno dan Pulau Kodingareng, Kepulauan Sembilan, Sinjai, Sulawesi Selatan. Jurnal
Saintek Peternakan dan Perikanan. Fakultas Pertanian, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Bone. Vol.
2(1): 37-42.
Zurba, N. 2019. Pengenalan Terumbu Karang Kita Sebagai Pondasi Utama Laut Kita. Unimal Press. Aceh.