Acc2 : 20/3/2024
PEMBAHASAN
PENGENALAN FILUM CNIDARIA/COELENTRATA
Scyphozoa merupakan hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti mangkuk, soliter, memiliki bentuk
dominan berupa medusa, hidup menempel pada dasar perairan laut, medusa scyphozoa dikenal dengan
ubur-ubur. Contoh dari scyphozoa adalah Aurelia aurita, Chrysaora colorata & Cyanea Anggota kelas
Scyphozoa memiliki taraf dominan dalam siklus hidup mereka adalah medusa (Rosita, 2022).
a. Aurelia Aurita
Kingdom: Animalia
Filum: Cnidaria
Kelas: Scyphozoa
Ordo: Stauro medusae
Familli: Aurelidae
Genus: Aurelia
Spesies: Aurelita auria (Kuvaini, 2015).
Aurelia aurita merupakan hewan yang bersifat soliter, memiliki diameter berkisar antara 7,5 - 30 cm yang
bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung. Reproduksinya hampir sama dengan Obelia sp. yang
bermetagenesis atau mengalami pergiliran keturunan antara fase polip dengan fase medusa. Pada tengah-
tengah permukaan tubuh Aurelia aurita pada bagian sebelah bawah terdapat kerongkongan yang
menggantung ke bawah yang disebut manubrium, yang pada ujungnya terdapat lubang mulut, di mana
setiap sisi mulutnya dilengkapi tangan mulut sebanyak empat buah (Sukma, 2021).
Acc1 : 16/3/2024
Acc2 : 20/3/2024
Ubur-ubur cenderung tidak menyukai intensitas cahaya matahari yang terlalu tinggi atau sebaliknya
yang gelap. Mereka muncul ke permukaan pada waktu pagi atau sore hari, pada waktu siang atau melam
gelap mereka menghilang ke tempat yang lebih dalam. Bila langit berawan mereka lebih banyak di jumpai di
permukaan. Pada keadaan cuaca buruk seperti angin & ombak besar, mereka akan menyelam menjauhi
permukaan walaupun pada saat itu keadaan cahaya matahari memungkinkan mereka bergerak di
permukaan seperti biasanya (Rosita, 2022).
3.3.1. Kelas Anthozoa
Anthozoa memiliki bentuk seperti bunga dengan warna yang beraneka ragam, hidup di laut, koloni maupun
soliter. Bentuk tubuh: polip, tanpa medusa, meliputi anemon laut, koral batu, koral tanduk, bulu laut atau
pena laut. Salah satu spesiesnya adalah Phyllodiscus semoni. Anthozoa dalam bahasa yunani, anthus
berarti Bungan dan zoa berarti hewan. Karakteristik umum kelas Anthozoa yaitu anthozoa tidak memiliki
bentuk medusa, Berbentuk polip berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya, memiliki banyak
tentakel berwarna-warni seperti bunga (Fitriwangsyah, et al, 2020).
Kelas Anthozoa mempunyai ciri tubuh berbentuk polip dan hidup soliter di laut. Anthozoa membuat
rumah dari zat kapur yang menjadi karang. Anthozoa bernafas dengan sifonoglifa yaitu berupa saluran
sempit yang terletak di kedua sisi kerongkongan. Kelas Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas yakni
Hexacorallia dan Octocorallia. Antozoa merupakan hewan invertebrata yang masuk kedalam filum Cnidaria.
Anthozoa memiliki bentuk tubuh seperti bunga sehingga disebut juga sebagai mawar laut (Sukma, 2021).
a. Anemon Laut
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Actiniaria (Hertwig, 1882; WoRMS, 2024).
Anemon laut merupakan hewan soliter yang berkoloni, anemon laut hidup di dasar laut yang menempel pada
benda keras, pecahan karang, dan pasir. Anemon laut memiliki kemampuan mengkerut antara 12-15 cm
dibawah permukaan sehingga akan kesulitan digali tanpa melukai anemon tersebut Anemon laut hidup
dengan sebagian besar tubuhnya hidup di dalam sedimen yang hanya mulut dan tentakelnya saja yang
muncul ke permukaan untuk mendapatkan makanan. (Kordi K., 2018).
Umumnya anemon dijumpai pada daerah terumbu karang yang kurang subur dan dangkal, selain itu
anemon juga hiduo pada kedalaman 6.000 m dan bahkan ada yang mampu hidup di dasar laut. Anemon laut
mengikut pada karakteristik yang sesuai dengan anemon laut sendiri. Anemon laut biasanya dapat dilihat
berada pada dasar laut. Beberapa tempat-tempat yang menjadi habitat anemon laut meliputi daerah
hamparan pasir, daerah padang lamun, dan daerah terumbu karang. Pada bagian atas karang bulat dengan
kedalaman 1-20 m juga hidup anemon laut (Wahana et.al, 2018).
b. Karang Keras
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Class : Anthozoa
Ordo : Scleractinia (Bourne, 1900; WoRMS, 2024)
Karang keras memiliki struktur keras menonjol, tidak bergerak, permukaannya kasar seperti kertas pasir,
koralit regular, jika ada yang memiliki tentakel pada polip, jumlahnya lebih dari 8 dan biasanya berjumlah 24
tentakel memiliki karakteristik yang dapat dibilang cukup sederhana. Karang keras mempunyai struktur tubuh
fisik yang mampu memberikan substratum dan ruang atau tempat tinggal bagi makhluk laut lain seperti ikan,
alga laut, dan ribuan jenis hewan avertebrata (Zurba, 2019).
Acc1 : 16/3/2024
Acc2 : 20/3/2024
Habitat karang keras hampir identik dengan habitat karang jenis lainnya. Karang keras tumbuh di air
tropis dan subtropis. Selain itu, terumbu karang dapat ditemukan mengalami pertumbuhan bentuk dan
struktur di seluruh terumbu karang. Seperti karang keras dari famili Faviidae, beberapa jenis karang keras
juga dapat tumbuh di lingkungan ekstrem atau daerah intertidal (Pratiwi et.al, 2019).
C. Karang Lunak
Kingdom : Animalia
Phylum : Cnidaria
Subphylum : Anthozoa
Class : Octorallia (Haeckel, 1866; WoRMS, 2024)
Karang lunak memiliki struktur lunak, melambai jika disapu di sekitarnya, koralit regular, polip menonjol
keluar dan memiliki 8 tentakel. Karang lunak membutuhkan subtrat dasar keras agar dapat terekat pada
tempatnya, tetapi ada juga jenis karang lunak yang dapat bertahan pada subtrat yang lunak dengan bantuan
lendir yang ada pada tubuhnya. Warna yang dimiliki umumnya cerah dikarenakan karang lunak melakukan
simbiosis dengan alga. Dan yang terakhir struktur karang lunak terbilang fleksibel dibandingkan karang
lainnya (Achmad et.al, 2016).
Dibandingkan dengan jenis karang lainnya, karang lunak lebih sering ditemukan di tempat pasang
surut dan di perairan terdalam. Beberapa spesiesnya hidup secara menetap di satu tempat karena mereka
tidak dapat bergerak. Selain itu, karang lunak dapat ditemukan tinggal di dasar perairan yang sangat keras.
Contoh pada Lereng laut area miring yang mengarah dari tepi laut ke dasar laut. Bergantung pada
kedalaman dan kondisi airnya, lereng laut dapat menyediakan berbagai habitat bagi karang lunak. (Akbar et
al., 2016).
3.4. Pengamatan
3.5. Dokumentasi
Acc1 : 16/3/2024
Acc2 : 20/3/2024
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto. 2016. Variasi morfologi karang bercabang (branching) berdasarkan zona terumbu karang di
perairan pulau badi kabupaten pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Fitriwangsyah, R. Jihan H. Julreda B. 2020. Filum Coelentrata. Taksonomi Hewan Invertebrata. Medan.
Inzaghi, A. Suhaeni, Hasrianti. 2022. Keanekaragaman jenis porifera di kawasan budidaya rumput laut
perairan desa lare – lare kecamatan bua kabupaten luwu. Cokroamonito Journal of Biological
Science, Vol 4. No. 1: 1-9
Rosita. 2022. Migrasi dan biomassa ubur - ubur di teluk saleh pulau sumbawa. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Ramadina. 2019. Taksonomi Invertebrata. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan
Sukma. 2021. Studi keanekaragaman filum cnidarian di zona litoral cagar alam sancang sebagai suplemen
bahan ajar biologi. Skripsi. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.
Suartini. 2014. Modul Mata Kuliah Taksonomi Invertebrata (Phlyum Cnidaria). Universitas Udayana. Bali.
Sepriyan P, E. Analisi pertumbuhan karang acropora sp. hasil transplantasi pada kedalaman yang berbeda di
perairanpulau gill ketapang, kecamatan sumberasih kabupaten probolinggo jawa timur. Skripsi.
Universitas Airlangga. Jawa Timur.
Zurba, N. 2019. Pengenalan Terumbu Karang Kita Sebagai Pondasi Utama Laut Kita. Unimal Press. Aceh.
Wahana S., dan Kasim M., R. 2018. Keanekaragaman Jenis dan Status Ekologi Anemon Laut di Perairan
Pulau Kambuno dan Pulau Kodingareng, Kepulauan Sembilan, Sinjai, Sulawesi Selatan. Jurnal
Saintek Peternakan dan Perikanan. Fakultas Pertanian, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Bone. Vol.
2(1): 37-42.