Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SELF STUDY HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

NICOLAS RAFAEL KM

032011133194

KELAS C1
1. A. Market access

Market acess sudah diatur pada article 4,5, dan annex 5 pada perjanjian pertanian.
Mengatur tentang kewajiban negara-negara anggota WTO untuk menurunkan tarif
produk-produk pertanian 1

B. Subsidi Ekspor

Subsidi Ekspor diatur pada article 8,9,10, dan 11. Negara-negara anggota WTO
diwajibka untuk memotong nilai atau subsidi produk-produk pertanian yang akan
diekspor. Hal tersebut didasarkan bahwa jika terjadi subsidi di bidang pertanian yang
akan diekspor itu akan menciptakan ketimpangan harga pasar dan hingga tahun
2022semua negara wajib untuk menghilangkan subsidi ekspor baik dari negara
berkembang maupun negara maju karena sudah melewati masa 6 tahun dan 10 sejak
1994 .2

C. Domestic support

Domestic support telah diatur pada article 6 Perjanjian Pertanian dan annex 2,3,4

Bentuk support domestic dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Greenbox adalh subsidi yang diperbolehkan oleh WTO seperti subsidi pengembangan
produk pertanian, pengelolaan pertanian , penelitian , dan infrastruktur pertanian , dan
program ketahanan pangan

Blue box subsidi yang diperbolehkan tapi harus ada pertimbangan prosedur dari subsidi
ini. misalnya pembayaran direct ke petani tapi petani tersebut harus membatasi produksi
pertaniannya.

1
Akbar Kurnia Putra, “ Agreement on Agriculture dalam WTO.” Jurnal Hukum dan Pengembangan 46 No.1(2016)
100.
2
PIPS Universitas Airlangga,’Agreement on Agriculture and Agreement on Textiles and Clothing ‘(2020) <
https://www.youtube.com/watch?v=LEz93i4sKDM> accessed 30 March 2022
Amber box Subsidy subsidi yang dilarang oleh WTO karena domestic subsidi yang
memiliki efek langsung pada produksi pertanian yang mana produksi pertanian tersebut
dikhususkan untuk ekspor yang menjadi permasalahan adalah harga yang disubsidi
pemerintah akan menjadi murah dan justru akan merusak harga pesaing lainnya. Yang
akan menyebabkan trade distortion .

2. Kewajiban Negara Berkembang pada:

 Pengurangan hambatan akes pasar, negara berkembang wajib melakukan penurunan tarif
rata-rata maksimum 24 persen selama 10 tahun

 Pengurangan subsidi Ekspor negara berkembang wajib mengurangi subsidi produk


pertanian yang akan di ekspor maksimal 24 persen dan minimal 10 persen dilakukan
selama 10 tahun namun sekarang semua negara wajib untuk menghilangkan subsidi
ekspor baik dari negara berkembang maupun negara maju karena sudah melewati masa 6
tahun dan 10 sejak 1994 .

 Domestic Support , negara berkembang diwajibkan untuk tidak melakukan direct


payment melalui blue box subsidi tidak lebih dari 10 persen dan tidak boleh melakukan
amber box subsidy karena memiliki efek langsung dengan harga pasar dimana produk
tersebut di ekspor yang menyebabkan merusak harga pesaing lainnya yaitu trade
distortion

Kewajiban negara maju pada :

 Market Access, melakukan penurunan tarif produk pertanian maksimal 36 persen dari
tarif dan minimum adalah 15 persen semula sejak negara-negara mengikatkan menjadi
anggota WTO.

 Subsidi Ekspor , melakukan pemotongan subsidi produk pertanian untuk negara maju
harus melakukan pemotongan subsidi produk maksimal 36 persen dan minimal 24 persen
selama 6 tahun sejak menjadi anggota WTO dan sekarang semua negara wajib untuk
menghilangkan subsidi ekspor

 Domestic Support , negara maju diwajibkan untuk tidak melakukan subsidi lebih dari 5
persen melalui blue box dari nilai produk pertanian tersebut.

3. Analisis kasus “DS478: Indonesia — Importation of Horticultural Products,


Animals and Animal Products”

 8 Mei 2014 : Amerika Serikat meminta konsultasi dengan Indonesia terkait


Tindakan tertentu oleh Indonesia terhadap produk produk pertanian dan Amerika
Serikat menganggap hal tersebut inkonsisten dengan article 4.2 dari agreement
on agriculture3

 Tindakan yang dimaksud adalah melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh


pemerintah Indonesia yaitu terkait UU No 13 tahun 2014 tentang Hortikultura ,
UU No 18 tahun 2012 tentang Pangan, UU No 19 tahun 2013 Perlindungan dan
pemberdayaan petani , dan kebijakan peraturan Menteri nomor 86 tahun 2013
tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura dan Amerika menganggap
bahwa Indonesia telah menerapkan larangan terhadap impor produk pertanian ,
hewan dan produk hewan dan dainggap memberikan perlakukan yang lebih
menguntungkan produk dalam negerinya dibanding produk impor sejenis4

 Amerika Serikat menemukan ada 18 measures yang diadukan dalam panel


sengketa dan dari hasil sengekta tersebut panel mengumumkan bahwa 18
measures yang diterapkan Indonesia tidak sesuai dengan persetujuan GATT 1994
pada article XI : 1 (quantitatve restriction ) yang berbunyi : “No prohibitions or
restrictions other than duties, taxes or other charges, whether made effective
through quotas, import or export licences or other measures, shall be instituted
3
World Trade Organization,’DS478: Indonesia-Importation of Hortticulutral products, animals and animal
products’(2014) < https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases_e/ds478_e.htm> accessed 30 March
2022
4
Admin,’Sengketa Dagang WTO DS477/ DS478 Indonesia Importation of Horticultural Products , Animal and
Animal Products’(2019) Karya Edukasi < https://karyaedukasi.com/2019/08/04/sengketa-dagang-wto-ds477-
ds478-indonesia-importation-of-horticultural-products-animal-and-animal-products/> accessed 30 March 2022
or maintained by any contracting party on the importation of any product of the
territory of any other contracting party or on the exportation or sale for export of
any product destined for the territory of any other contracting party”. Karena
telah menimbulkan pelarangan dan pembatasan impor produk pertanian sehingga
Indonesia diwajibkan untuk melakukan penyesuaian terhadap regulasi yang telah
dibuat.

 Indonesia juga telah mengajukan banding pada 17 November 2017 tetapi pada
tanggal 22 november 2017 Badan Banding WTO memperkuat hasil rekomendasi
panel sengketa yaitu Indonesia diwajibkan untuk melakukan penyesuaian atas 18
measures yang disalahkan dan pada kasus tersebut penyesuaian yang dilakukan
oleh Indonesia dilakukan paling lambat pada 22 Juli 2018 dan 22 Juni 2019
Bibliography

Statutes

Uruguay Round Agreement on Agriculture

Cases

DS478: Indonesia-Importation of Hortticulutral products, animals and animal products

Article

Akbar Kurnia Putra, “ Agreement on Agriculture dalam WTO.” Jurnal Hukum dan
Pengembangan 46 No.1(2016) 100.

Websites

PIPS Universitas Airlangga,’Agreement on Agriculture and Agreement on Textiles and Clothing


‘(2020) < https://www.youtube.com/watch?v=LEz93i4sKDM> accessed 30 March 2022

World Trade Organization,’DS478: Indonesia-Importation of Hortticulutral products, animals


and animal products’(2014) <
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases_e/ds478_e.htm> accessed 30 March 2022
Admin,’Sengketa Dagang WTO DS477/ DS478 Indonesia Importation of Horticultural Products
, Animal and Animal Products’(2019) Karya Edukasi <
https://karyaedukasi.com/2019/08/04/sengketa-dagang-wto-ds477-ds478-indonesia-importation-
of-horticultural-products-animal-and-animal-products/> accessed 30 March 2022

Anda mungkin juga menyukai