Anda di halaman 1dari 7

ETIKA BISNIS

Dosen :
Ni Putu Nita Anggraini,SE,.MM

Oleh :
Diva Mulyawati (2002612010913)
Ni Putu Eka Sekar Ayu Dewi (2002612010914)
Ida Ayu Made Dewaki Mas Ratu Agung (2002612010915)
Ni Made Dipa Anindya Ratri (2002612010916)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
A. Pasar dan Perlindungan Konsumen
Hukum perlindungan konsumen sendiri ialah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah
hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan
para penyedia barang dan/ atau jasa konsumen. Hukum perlindungan konsumen yang berlaku
di Indonesia memiliki dasar hukum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya
dasar hukum yang pasti, perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan
penuh optimisme. Pada tanggal 30 Maret 1999, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah
menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perlindungan konsumen untuk
disahkan oleh pemerintah setelah selama 20 tahun diperjuangkan. RUU ini sendiri baru
disahkan oleh pemerintah pada tanggal 20 April 1999. Dasar hukum yang menjadikan
seorang konsumen dapat mengajukan perlindungan adalah:
a. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27,
dan Pasal 33
b. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia No.
3821)
c. Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan
Usaha-Usaha tidak sehat
d. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa
e. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
f. Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 tentang
Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada seluruh dinas Indag Prop/Kab/Kota
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795/DJPDN/SE/12/2005
tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen

B. Hubungan Produsen dan Konsumen


Secara umum dan mendasar, hubungan antara produsen (perusahaan penghasil barang
dan/atau jasa) dengan konsumen (pemakal akhir dari barang dan/atau jasa untuk diri sendiri
atau keluarganya) merupakan hubungan yang terus-menerus dan berkesinambungan.
Hubungan tersebut terjadi karena keduanya memang saling menghendaki dan mempunyai
tingkat ketergantungan yang cukup tinggi antara yang satu dengan yang lain.
Produsen sangat membutuhkan dan sangat bergantung atas dlikungan konsumen sebagai
pelanggan. Tanpa dukungan konsumen, tidak mungkin produsen dapat terjamin
kelangsungan usahanya. Sebaliknya, konsumen.
kebu-tuhannya sangat bergantung dari hasil produksi produsen. Saling ketergantungan
karena kebutuhan tersebut dapat menciptakan suatu hubungan yang terus-menerus dan
berkesinambungan sepanjang masa, sesuai dengan tingkat ketergantungan akan kebutuhan
yang tidak terputus-putus.
Hubungan antara produsen dan konsumen yang berkelanjutan terjadi sejak proses
produksi, distribusi pada pemasaran dan penawaran. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan
rangkaian perbuatan dan perbuatan hukum yang tidak mempunyai akibat hukum dan yang
mempunyai akibat hukum baik terhadap semua pihak maupun hanya terhadap pihak tertentu
saja.
Hal tersebut secara sistematis dimanfaatkan oleh produsen dalam suatu sistem distribusi
dan pemasaran produk barang guna meneapai tingkat produk tivitas dan efektivitas dalam
rangka mencapai sasaran usaha_ Sampai pada tahapan hubungan penyaluran atau distribusi
tersebut menghasilkan suatu hubungan yang sifatnya massal, yakni adanya permintaan yang
meningkat dari masyarakat sehingga produsen dituntut untuk meningkatkan
produktivitasnyaKarena sifatnya yang massal tersebut, maka peran negara sangat dibutuhkan
dalam rangka melindungi kepentingan konsumen pada umumnya. Untuk itu perlu diatur
perlindungan konsumen berdasarkan undang-undang antara lain menyangkut mutu barang,
cara prosedur produksi, syarat kesehatan, syarat pengemasan, syarat lingkungan, dan
sebagainya.
Perlunya undang-undang perlindungan konsumen tidak lain karena lemahnya posisi
konsumen dibandingkan posisi produsen. Proses sampai hasil produksi barang atau jasa
dilakukan tanpa campur tangan konsumen sedikit pun, Tujuan hukum perlindungan
konsumen secara langsung adalah untuk meningkatkan martabat dan kesadaran konsumen_
Secara tidak langsung, hukum ini juga akan mendorong produsen untuk melakukan usaha
dengan penuh tanggung jawab. Namun, semua tujuan tersebut hanya dapat dicapai bila
hukum perlindungan konsumen dapat diterapkan secara konsekuen. Untuk mewujudkan
harapan tersebut, perlu dipenuhi beberapa persyaratan minimal, antara lain:
1) hukum perlindungan konsumen harus adil bagi konsumen maupun produsen, jadi tidak
hanya membebani produsen dengan tanggung jawab, tetapi juga melindungi hak-haknya
untuk melakukan usaha denganjujur;
2) aparat pelaksana hukumnya harus dibekali dengan sarana yang memadai dan disertai
dengan tanggung jawab;
3) peningkatan kesadaran konsumen akan hak-haknya;
4) mengubah sistem nilai dalam masyarakat ke arah sikap tindak yang mendukung
pelaksanaan perlindungan konsumen.
Dipenuhinya persyaratan di atas tikan mengangkat harkat dan martabat konsumen,
sehingga mereka juga dapat diakui sebagai salah satu subjek dalam sistem perekonomian
nasional di samping BUMN, Koperasi, dan usaha swasta. Bertolak dari luas dan
kompleksnya hubungan antara produsen dan konsumen serta banyaknya mata rantai
penghubung keduanya, maka untuk melindungi konsumen sebagai pemakai akhir dari produk
barang atau jasa, dibutUhkan berbagał aspek hukum agar konsumen dapat dilindungi dengan
adil sejak awal produksi-
Dławali dengan sistem pengawasan terhadap mutu dan kesehatan serta ketepatan
pemanfaatan bahan untUk sasaran produk- Untuk itu aspek hukum publik sangat dominam
Setelah hubungan bersifat personal, hukum perdatalah yang akan lebih dominan dalam
rangka melindungi kepentingan masłng-masing pihak.
Pada era pasar bebas di mana hubungan produsen dan konsumen menjadi makin dekat
dan makin terbuka. Campur tangan negara, kerja sama antarnegara dan kerja sama
internasional sangat dlbutuhkan, yaitu guna mengatur pola hubungan produsen, konsumen
dan sistem perlindungan konsumen. Sistem perlindungan tersebut tidak dapat hanya
memanfaatkan perangkat hukum nasional sajas tetapi membutuhkan pula perangkat hukum
Internasional dalam jaringan kerja sama antara negara dan kerja sama internasional_ Hal ini
sangat penting mengingat konflik hukum antara negara dan pihak yang berkepentingan di
dalam era perdagangan bebas makin luas, terbuka, dan makin bervariasip yaitu antarnegara
asosiasi produsen sejenis, antarkawasan ekonomi, dan bahkan antarpara pihak yang
mempunyai pengaruh untuk produk tertentu dalam rangka memperebutkan pasar.
Hubungan antara produsen dan konsumen yang bersifat massal tersebut menciptakan
hubungan secara individual/personal sebagai hubungan hukum yang spesifik. Hubungan
hukum yang spesifik ini sangat bervariasi, yang sangat dipengaruhi oleh beŕbagai keadaan
antara lain:
1) kondisi, harga dari suatu jenis komoditas tertentu;
2) penawaran dan syarat perjanjian;
3) fasilitas Yang ada, sebelum dan purna jual, dan sebagainya
4) kebutuhan para pihak pada rentang waktu tertentu.
Keadaan-keadaan seperti di atas, pada dasarnya akan sangat mempengaruhi dan
menciptakan kondisi perjanjian yang juga sangat bervariasi. Dalam praktiknya, hUbungan
hukum seringkali melemåhkan posisi konsumen karena secara sepihak para
produsen/distributor sudah menyiapkan satu kondisi perjanjian dengan adanya perjanjian
baku, yang syarat-syaratnya seeara sepihak ditentukan pula oleh produsen atau jaringan
distributornya.
Kendala yang dihadapi dalam upaya perlindungan konsumen di Indonesia tidak terbatas
pada rendahnya kesadaran konsumen akan hak, tetapi juga adanya persepsi yang salah di
kalangan sebagian besar produsen bahwa perlindungan terhadap konsumen akan
menimbulkan kerugian terhadap produsen- Persepsi yang keliru di kalangan pengusaha Ini
akan dengan mudah diluruskan apabila disadari beberapa pertimbangan berikut ini:
1) bahwakonsumendan produsen adalahpasanganyangsalingmembutuhkan; usaha produsen
tidak akan dapat berkembang dengan baik bila konsumen berada pada kondisi yang tidak
sehat akibat banyaknya produk yang cacat;
2) bahwa ada produsen yang melakukan kecurangan dalam melakukan kegiatan usahanya.
Kecurangan ini tidak hanya merugikan konsumen saja, tetapi juga akan merugikan
produsen yang jujur dan bertanggung jawab;
3) kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan usaha bagi produsen yang
bertanggung jawab dapat diwujudkan tidak dengan jalan merugikan kepentingan
konsumen, tetapi dapat dicapai melaluj penindakan terhadap produsen yang melakukan
kecurangan dalam melakukan kegiatan usahanya;
4) bahwa bebankompensasi ataskerugian konsumen akibatpemakaianproduk cacat telah
diperhitungkan sebagai komponen produksi, tetapi ditanggung bersama oleh seluruh
konsumen yang memakai produk yang tidak cacat. Bertolak dari keadaan Yang demikian,
perlindungan hukum terhadap hak konsumen tidak dapat diberikan oleh satu aspek
hukum sgja, melainkan oleh sistem perangkat hukum yang mampu memberikan
perlindungan yang simultan dan komprehensif sehingga terjadi persaingan yang jujur
yang secara langsung atau tidak langsung akan menguntungkan konsumen,
C. Gerakan Konsumen dan Mengapa Konsumen Adalah Raja
Dilihat dari sejarahnya, gerakan perlindungan konsumen di Indonesia baru benar-benar
dipopulerkan sekitar 20 tahun Ialu, yakni dengan berdirinya suatu lembaga swadaya
masyarakat (nongovernmental organization) yang bernama Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI), Setelah YLKI kemudian muncul beberapa organisasi serupa, antara Iain
Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) di Semarang yang berdiri sejak
Februari 1988 dan pada 1990 bergabung sebagai anggota Consumers International (Cl), Di
luar itu, dewasa ini cukup banyak lembaga swadaya masyarakat serupa berorientasi pada
kepentingan pelayanan konsumen, seperti Yayasan Lembaga Bina Konsumen Indonesia
(YLBKI) di Bandung dan perwakilan YLKI di berbagai provinsi di Tanah Air.
Konsumen Indonesia merupakan bagian dari konsumen global, sehingga gerakan
konsumen di dunia internasional mau tak mau menembus batas-batas negara, dan
mempengaruhi kesadaran konsumen lokal untuk berbuat hal yang sama. Persaingan
antarprodusen saat ini demikian ketat dan yang dihadapi bukan lagi competitor dalam negeri.
Ha] ini bet-artil konsumen mempunyai banyak pilihan terhadap produk barang/jasa yang
dikonsumsinya. Tentu mereka memilih yang terbaik di antara semua produk barang/jasa yang
tersedia. Itu berarti masalah mutu barang dari jumlah ketersediaannya di pasaran tidak lagi
menjadi keprihatinan utama karena produsen dengan sendirinya berlombalomba untuk
memenuhinya, Jika tidak, produsen demikian akan kalah dalam persatngan.
Gejala-gejala itu memberi pengaruh pada gerakan konsumen di dunia dan di Indonesia,
yakni mulai beralihnya isu-isu konsumen dari sekadar mempersoalkan mutu menuju ke arah
yang lebih berskala makro dan universal. Perhatian konsumen dalam negeri sama dengan
perhatian konsumen di berbagai negara.
Konsumen merupakan setiap orang yang membeli barang atau jasa dan memakai barang
atau jasa tersebut untuk diri sendiri atau orang lain. Konsumen pada umumnya ingin
memiliki atau membeli jasa dengan harga yang murah namun memiliki kualitas yang baik.
Namun konsumen juga tidak masalah dengan barang atau jasa yang mereka beli di atas harga
rata-rata, asalkan kulitas produknya juga di atas rata-rata. Konsumen juga sangat menghargai
pelayanan yang sangat baik. Apabila konsumen mendapat pelayanan yang baik dia akan
kembali lagi untuk membeli di situ. Namun apabila konsumen mendapat pelayanan yang
buruk konsumen akan berpikir dua kali untuk membeli barang tersebut atau pun kembali
berkunjung ke toko tersebut walaupu kualitas produk dan jasa nya sangat baik.

D. Peraturan yang terkait dengan pasar dan perlindungan konsumen


Perlindungan Konsumen di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan
setelah terbentuknya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
sebagai payung hukum perlindungan konsumen. Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan sebagai bagian dari hukum perlindungan konsumen.
Banyak orang yang percaya bahwa konsumen secara otomatis terlindungi dari kerugian
dengan adanya pasar yang bebas dan kompetitif dan bahwa pemerintah atau para pelaku
bisnis tidak mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk menghadapi masalah ini.
Pasar bebas mendukung alokasi , penggunaan, dan distribusi barang- barang yang dalam
artian tertentu, adil, menghargai hak, dan memiliki nilai kegunaan maksimum bagi orang-
orang yang berpartisipasi dalam pasar. Lebih jauh lagi, di pasar seperti ini, konsumen
dikatakan ‘’ berdaulat penuh’’. Saat konsumen menginginkan dan bersedia membayar untuk
suatu produk, para penjual memperoleh insentif untuk memenuhi keinginan mereka.
Dalam pendekatan pasar, terhadap perlindungan konsumen , keamanan konsumen dilihat
sebagai produk yang paling efisien bila disediakan melalui mekanisme pasar bebas di mana
penjual memberikan tanggapan terhadap permintaan konsumen.
Adapun kewajiban konsumen untuk melindungi kepentingannya ataupun produsen yang
melindungi kepentingan konsumen, sejumlah teori berbeda tentang tugas etis produsen telah
dikembangkan , masing- masing menekankan keseimbangan yang berbeda antara kewajiban
konsumen pada diri mereka sendiri dengan kewajiban produen pada konsumen meliputi
pandangan kontrak, pandangan “ due care” dan pandangan biaya sosial.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.google.com/books?
hl=id&lr=&id=IO1XEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=pengertian+pasar+dan+perlindunga
n+konsumen&ots=ab5qOMBaxH&sig=B4sWCmbWcTGKVLDnUo1zuJIRPW8
 https://www.journals.segce.com/index.php/KARTI/article/download/129/129/
 https://www.google.com/books?
hl=id&lr=&id=6V5tDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR2&dq=peraturan+yang+terkait+dengan+p
asar+dan+perlindungan+konsumen&ots=eZ-
zMA9iMK&sig=Fehvgr5i0Ztto6Aj7Vxm8_8bGmc
 https://books.google.co.id/books?id=NL2YDwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=9icHTHP8-
h&dq=pasar%20dan%20perlindungan
%20konsumen&lr&hl=id&pg=PA6#v=onepage&q=pasar%20dan%20perlindungan
%20konsumen&f=false

Anda mungkin juga menyukai