Anda di halaman 1dari 29

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/370605476

ARSITEKTUR DAN STANDARISASI INTERNET OF THINGS (IOT)

Chapter · May 2023

CITATION READS

1 5,287

1 author:

Aditya Wardhana
Telkom University
307 PUBLICATIONS 694 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Aditya Wardhana on 09 May 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


COVER
BUNGA RAMPAI

E-COMMERCE
DAN INTERNET OF THINGS (IOT)
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau
produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual
yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk kepentingan penelitian ilmu
pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali
pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak
Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku
Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga
Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
E-COMMERCE
DAN INTERNET OF THINGS (IOT)
Andika Isma
Syamsuddin
Fedianty Augustinah
Resa Nurlaela Anwar
Abdul Muhsyi
Seprianti Eka Putri
Ni Luh Putu Anom Pancawati
Moehammad Nasri Abdoel Wahid
Amelia Setyawati
Nani
Putu Wida Gunawan
Cut Faradilla
Yahya
Aditya Wardhana
Hermawan Setiawan
Abdurohim

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id

Anggota IKAPI
No. 370/JBA/2020
E-COMMERCE DAN INTERNET OF THINGS (IOT)

Andika Isma
Syamsuddin
Fedianty Augustinah
Resa Nurlaela Anwar
Abdul Muhsyi
Seprianti Eka Putri
Ni Luh Putu Anom Pancawati
Moehammad Nasri Abdoel Wahid
Amelia Setyawati | Nani
Putu Wida Gunawan
Cut Faradilla | Yahya
Aditya Wardhana
Hermawan Setiawan
Abdurohim
Editor:
Acai Sudirman

Tata Letak:
Anjar Rahman
Desain Cover:
Qonita Azizah
Ukuran:
A5 Unesco: 15,5 x 23 cm
Halaman:
viii, 240
ISBN:
978-623-195-244-8
Terbit Pada :
Mei 2023

Hak Cipta 2023 @ Media Sains Indonesia dan Penulis

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA


(CV. MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
buku kolaborasi dalam bentuk book chapter dapat
dipublikasikan dan dapat sampai di hadapan pembaca.
Perkembangan E-Commerce ini dodorong karena
perkembangan internet dan aplikasi mobile, yang
memberikan kesempatan kepada bisnis untuk
menciptakan sistem yang lebih efektif dapat menjangkau
konsumen dalam skala luas dan efisien dengan biaya yang
jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun
bisnis konvensional. Perkembangan internet ini sekaligus
merubah perilaku masyarakat dalam mencari informasi
dan berbelanja. Buku ini hadir untuk menambah buku-
buku terkait E-Commerce dan Internet of Things yang telah
ada. Kami mengharapkan buku ini dapat menjadi
referensi dan bahan bacaan untuk menambah
pengetahun para pembaca khususnya yang berkaitan
dengan E-Commerce dan Internet of Things.
Sistematika buku E-Commerce dan Internet of Things (IoT)
ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh
penerapan. Buku ini terdiri atas 16 bab yang dibahas
secara rinci, diantaranya: Bab 1 Pengenalan dan Konsep
Bisnis E-Commerce, Bab 2 Infrastruktur E-Commerce, Bab
3 Sistem Transaksi E-Commerce, Bab 4 Strategi
Pengembangan E-Commerce, Bab 5 Keamanan E-
Commerce, Bab 6 Sistem Pembayaran E-Commerce, Bab 7
Faktor Keberhasilan dan Hambatan E-Commerce, Bab 8
Supply Chain Manajemen Dalam E-Commerce, Bab 9
Konsep Pemasaran dan Komunikasi Pada E-Commerce,
Bab 10 Aspek Hukum Bisnis E-Commerce, Bab 11
Pengantar dan Konsep Dasar Internet of Things (IoT), Bab
12 Perkembangan Internet of Things (IoT), Bab 13 Aplikasi
Internet of Things (IoT), Bab 14 Arsitektur dan Standarisasi
Internet of Things (IoT), Bab 15 Kerawanan, Ancaman dan
Keamanan Teknologi Internet of Things (IoT), dan Bab 16
Implementasi Internet of Things (IoT) Pada Berbagai
Bidang

i
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses
penulisan buku ini hingga dapat selesai dengan baik,
secara khusus kepada Penerbit Media Sains Indonesia
sebagai inisiator book chapter ini. Penulis berharap buku
ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberi
kontribusi yang positif demi kemajuan nusa dan bangsa
Indonesia yang tercinta.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI .................................................................... iii
1 PENGENALAN DAN KONSEP
BISNIS E-COMMERCE .............................................1
Pendahuluan ..........................................................1
Tentang E-Commerce...............................................4
Apa Itu E-Commerce? ..............................................4
E-Commerce vs E-Business ......................................5
Tujuan dan Manfaat E-Commerce ...........................6
Teknologi yang Mendorong
Munculnya E-Commerce..........................................8
Fitur Unik E-Commerce ...........................................9
Dimensi Teknologi E-Commerce dan
Pengaruhnya Terhadap Bisnis ..............................12
2 INFRASTRUKTUR E-COMMERCE ..........................17
Ruang Lingkup E-Commerce .................................17
Jenis-Jenis E-Commerce .......................................18
Pentingnya Perusahaan
Menggunakan E-Commerce ...................................20
Framework E-Commerce ........................................21
Teknologi Infrastuktur ..........................................22
User pada E-Commerce..........................................22
Infrastruktur E-Commerce .....................................23
Pilar Infrastruktur E-Commerce ............................25
Komponen Penting E-Commerce ............................25
Tahapan Infrastrukur Menuju E-Commerce ..........27

iii
Tahapan-Tahapan dalam
Transaksi E-Commerce ..........................................29
3 SISTEM TRANSAKSI E-COMMERCE .....................33
Apa Itu Transaksi Digital? ....................................33
Jejak E-Commerce di Indonesia dari
Waktu ke Waktu ...................................................37
Sistem Transaksi ..................................................40
Jenis Transaksi Ekonomi ......................................42
Pembayaran Transaksi E-Commerce......................43
Potensi Transaksi Digital di Indonesia ..................46
4 STRATEGI PENGEMBANGAN E-COMMERCE .......51
Pendahuluan ........................................................51
Implementasi Strategi
Meningkatkan E-Commerce ...................................58
5 KEAMANAN E-COMMERCE ...................................65
Pendahuluan ........................................................65
Pentingnya Keamanan E-Commerce ......................66
Metode Keamanan E-Commerce ............................67
Ancaman Keamanan E-Commerce .........................73
6 SISTEM PEMBAYARAN E-COMMERCE .................81
Perkembangan E-Commerce ..................................81
Evolusi Sistem Pembayaran Elektronik .................82
Jenis - Jenis E-Commerce .....................................84
Electronic Payment (E-Payment) System .................86
Jenis E-Payment Systems .....................................86
Kelebihan E-Payment ............................................87
Kekurangan E-Payment.........................................88
Tren Penggunaan Online Payment .........................90

iv
Manfaat Online Payment bagi
Pelanggan dan Pemilik Usaha ...............................90
7 FAKTOR KEBERHASILAN DAN HAMBATAN
E-COMMERCE .......................................................97
Pendahuluan ........................................................97
Faktor Keberhasilan E-Commerce........................101
Faktor Hambatan E-Commerce ............................ 104
8 SUPPLY CHAIN MANAJEMEN DALAM
E-COMMERCE .....................................................109
Pendahuluan ......................................................109
Software Supply Chain Management (SCM) .........112
Fungsi dan Fitur SCM ........................................113
Keuntungan Menggunakan Software SCM ..........116
Para Pihak Pada SCM .........................................118
Trend SCM.......................................................... 119
9 KONSEP PEMASARAN DAN KOMUNIKASI
PADA E-COMMERCE ..........................................123
Pendahuluan ......................................................123
Manajemen Pengelolaan
Pemasaran E-Commerce ......................................124
Pemasaran Digital (Digital Marketing) ..................128
Komunikasi E-Commerce Berbasis CRM..............129
Pengembangan Bisnis Melalui E-Commerce.........131
Konsep Business to Business (B2B) dan
Business to Consumers (B2C) .............................. 132
10 ASPEK HUKUM BISNIS E-COMMERCE ..............139
Pendahuluan ......................................................139
Kontrak Penjualan ..............................................141

v
Dasar Hukum dan Persyaratan Untuk
Keabsahan Kontrak Jual Beli Online ...................144
Aspek Hukum yang Perlu Diperhatikan
dalam Bisnis E-Commerce ...................................144
Prinsip-Prinsip Kontrak Jual Beli Online .............145
Pengertian Jual Beli Online (E-Commerce) ...........150
Legalitas Akad Jual Beli Melalui Internet
Menurut KUH Perdata ........................................151
Langkah Hukum dan Pilihan Hukum
(Choice of Law) yang Dapat Diambil Jika
Timbul Masalah dalam Pelaksanaan
Kontrak Penjualan Melalui Internet ....................151
11 PENGANTAR DAN KONSEP DASAR
INTERNET OF THINGS (IOT) ................................ 155
Apa Itu Internet of Things? ..................................155
Bagaimana Konsep Internet of Things? ................155
Dimana Internet of Things Digunakan? ...............156
Kenapa Internet of Things Digunakan? ................163
Apa Tantangan Internet of Things? ......................164
Bagaimana Masa Depan Internet of Things? ........165
12 PERKEMBANGAN INTERNET OF THINGS (IOT) ..169
Sejarah Internet of Things....................................169
Karakteristik Internet of Things ........................... 171
Hubungan Perkembangan IoT:
Dari Sudut Pandang
Kekurangan dan Kelebihan IoT ........................... 175
Perkembangan IoT dan Komponen
Teknologi Pendukung IoT ....................................176
Perkembangan IoT dan Kemajuan Teknologi .......178

vi
13 APLIKASI INTERNET OF THINGS (IOT)................183
Pendahuluan ......................................................183
Aplikasi IoT Dashboard dan IoT Platform .............184
Implementasi IoT dalam E-Commerce ..................191
Sekapur Sirih E-Commerce dan IoT .....................193
14 ARSITEKTUR DAN STANDARISASI
INTERNET OF THINGS (IOT) ................................ 197
Arsitektur Internet of Things (IoT) ........................197
Standarisasi Internet of Things (IoT) ....................203
15 KERAWANAN, ANCAMAN DAN KEAMANAN
TEKNOLOGI INTERNET OF THINGS (IOT) ............211
Kerawanan dan Ancaman ...................................211
Keamanan .......................................................... 218
16 IMPLEMENTASI INTERNET OF THINGS
(IOT) PADA BERBAGAI BIDANG .........................227
Pendahuluan ......................................................227
Komponen pada Internet of Things ......................231
Pemanfaatan Internet of Things untuk
berbagai Bidang ..................................................232
Peranan Internet of Things untuk Bisnis .............235

vii
viii
14
ARSITEKTUR DAN STANDARISASI
INTERNET OF THINGS (IOT)

Aditya Wardhana, S.E., M.M., M.Si.


Universitas Telkom

Arsitektur Internet of Things (IoT)


Internet of Things (IoT) adalah konsep di mana berbagai
perangkat dapat terhubung dan berkomunikasi satu sama
lain melalui internet untuk memungkinkan pengumpulan
dan pertukaran data secara otomatis (Puspitawati,
Nurhasanah, Khaerunnisa, 2021). Internet of Things (IoT)
merupakan jaringan objek atau perangkat fisik, seperti
perangkat pintar, peralatan wearable, kendaraan, dan
bangunan, yang tertanam dengan sensor, perangkat
lunak, dan konektivitas jaringan yang memungkinkan
mereka untuk mengumpulkan dan bertukar data (Khanna
dan Sharma, 2019). Tujuan dari IoT adalah menciptakan
sistem perangkat terkoneksi yang dapat mengotomatisasi
proses, mengoptimalkan kinerja, dan memberikan
layanan dan pengalaman baru (Ablyazov, Asaturova,
Koscheyev, 2018). Teknologi IoT bergantung pada
kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan
protokol konektivitas untuk memungkinkan perangkat
berkomunikasi satu sama lain dan dengan internet
(Tadapaneni, 2018). Hal ini termasuk sensor dan
aktuator, mikrokontroler, protokol komunikasi seperti Wi-
Fi dan Bluetooth, dan platform cloud untuk penyimpanan
dan analisis data. Beberapa contoh aplikasi IoT termasuk
rumah pintar, dimana pemilik rumah dapat mengontrol
pencahayaan, suhu, dan peralatan melalui aplikasi

197
seluler atau asisten suara; mobil terhubung, yang dapat
menyediakan pembaruan lalu lintas real-time dan
diagnosis kendaraan dan IoT industri, yang dapat
mengoptimalkan proses manufaktur dan mengurangi
biaya perawatan dengan menggunakan sensor dan
analitik untuk memantau peralatan dan garis produksi
(Patrutiu-Baltes, 2016). Arsitektur IoT adalah cara
perangkat IoT terhubung, berkomunikasi, dan bekerja
bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Arsitektur IoT terdiri dari empat lapisan utama (Sethi dan
Sarangi, 2017). Deore, and Satpute, 2015), yaitu:
1. Lapisan Perangkat (Things): Lapisan perangkat terdiri
dari perangkat IoT, seperti sensor, perangkat pintar,
dan perangkat yang dapat terhubung ke internet
lainnya. Perangkat ini dapat berkomunikasi dengan
jaringan dan layanan melalui protokol komunikasi
yang didefinisikan oleh lapisan jaringan. Kekuatan
Things terletak pada kemampuan mereka untuk
dilengkapi dengan sensor, mengumpulkan data, dan
mentransfernya melalui jaringan (Mashal, Alsaryrah,
Chung, Yang, Kuo, and Agrawal, 2015). Aktuator
kemudian memungkinkan benda-benda ini untuk
bertindak sebagai respons, seperti menyalakan atau
mematikan lampu, membuka atau menutup pintu,
meningkatkan atau menurunkan kecepatan rotasi
mesin, dan banyak lagi (Said and Masud, 2013).
Contoh benda yang menggunakan teknologi Things
antara lain kulkas, lampu jalan, bangunan,
kendaraan, mesin produksi, peralatan rehabilitasi,
dan masih banyak lagi. Perangkat IoT ini mencakup
berbagai jenis perangkat yang terkoneksi, seperti
perangkat pintar, peralatan wearable, kendaraan, dan
bangunan, yang tertanam dengan sensor, perangkat
lunak, dan konektivitas jaringan untuk
mengumpulkan data dan bertukar informasi.
Beberapa contoh perangkat IoT yang umum
digunakan adalah smart speaker, smart TV,
smartwatch, smart home devices, smart health devices,
dan smart transportation. Penting untuk dicatat
bahwa sensor tidak selalu melekat secara fisik pada
objek; mereka mungkin perlu memantau lingkungan

198
yang paling dekat dengan objek yang melekat
padanya. Dengan teknologi, kemungkinannya tidak
terbatas (Suresh, Parthasarathy, and Aswathy, 2014;
Vermesan, et al, 2011).
2. Lapisan Jaringan: Lapisan jaringan terdiri dari
jaringan perangkat dan teknologi yang
memungkinkan perangkat untuk berkomunikasi
dengan internet. Beberapa protokol jaringan yang
digunakan dalam IoT termasuk WiFi, Bluetooth,
ZigBee, dan LoRaWAN. Gateway adalah komponen
penting dari solusi IoT, menyediakan konektivitas
antara hal-hal dan cloud. Mereka memungkinkan
pemrosesan dan penyaringan data, mengurangi
volume data yang perlu dikirim ke cloud untuk
pemrosesan dan penyimpanan terperinci (Weyrich,
and Ebert, 2016). Gateway juga menyediakan saluran
untuk mentransmisikan perintah kontrol dari cloud ke
hal-hal, yang kemudian menggunakan aktuator
untuk melakukan operasi yang diperintahkan.
Dengan memanfaatkan gateway, efisiensi dan
keandalan solusi IoT dapat sangat ditingkatkan. Cloud
gateway menyediakan layanan penting dalam ruang
IoT: kompresi data dan transmisi data yang aman
antara gateway lapangan dan server cloud IoT. Tidak
hanya data yang dienkripsi dan dikompresi untuk
transmisi yang aman dan andal, tetapi gateway juga
dirancang agar kompatibel dengan berbagai protokol,
memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan
gateway lapangan menggunakan protokol yang paling
didukung oleh gateway. Hal ini memastikan
kompatibilitas dan transmisi data yang cepat dan
aman terlepas dari protokol yang digunakan gateway
(Soldatos, et al, 2015; Suresh, Parthasarathy, and
Aswathy, 2014; Wu, Lu, Ling, Sun, and Du, 2010).
3. Lapisan Platform: Lapisan platform terdiri dari
perangkat lunak dan layanan yang mengelola data
yang dikumpulkan oleh perangkat IoT dan
menyediakan berbagai layanan seperti manajemen
perangkat, manajemen data, analisis data, dan
integrasi dengan layanan cloud. Prosesor data

199
streaming memastikan bahwa data ditransfer secara
efektif dari sumber input ke danau data dan aplikasi
kontrol tanpa kehilangan atau kerusakan data.
Mereka memainkan peran penting dalam menjaga
keakuratan dan integritas informasi penting. Data
lake adalah solusi yang efisien dan hemat biaya untuk
menyimpan sejumlah besar data yang dihasilkan oleh
perangkat yang terhubung dalam format alami. Hal ini
memungkinkan data untuk diakses dalam bentuk
aslinya, tanpa harus diproses atau dimanipulasi. Ini
menjadikannya solusi penyimpanan yang ideal untuk
data besar, yang biasanya datang dalam aliran besar
dan kompleks. Ketika data diperlukan untuk
memberikan wawasan yang berarti, data dapat
dengan cepat diekstraksi dari data lake dan dimuat ke
dalam gudang data besar untuk dianalisis. Gudang
data besar (big data warehouse) adalah alat yang
ampuh untuk memanfaatkan data untuk
mendapatkan wawasan yang berarti. Tidak seperti
danau data, yang menyimpan semua jenis data yang
dihasilkan oleh sensor, gudang data hanya berisi data
yang difilter, terstruktur, dan cocok. Selain itu,
gudang data juga menyimpan informasi konteks
tentang hal-hal dan sensor, seperti di mana sensor
dipasang, dan aplikasi kontrol perintah yang
digunakan untuk mengontrol berbagai hal. Dengan
memfilter, menyusun, dan mencocokkan data,
gudang data besar menyediakan cara yang andal dan
efisien untuk mendapatkan wawasan dari danau data.
Analisis data (data analytics) dapat memanfaatkan
data dari gudang data besar untuk mengungkap tren
dan mendapatkan wawasan yang berarti. Dengan
menganalisis dan memvisualisasikan data besar
dalam skema, diagram, infografis, dan visual lainnya,
dimungkinkan untuk mengidentifikasi inefisiensi
kinerja sistem IoT dan mengembangkan strategi
untuk membuatnya lebih andal dan berfokus pada
pelanggan. Selain itu, korelasi dan pola yang
ditemukan secara manual dapat digunakan untuk
membuat algoritma yang dapat diterapkan untuk
mengontrol aplikasi (Soldatos, et al, 2015).

200
Pembelajaran mesin dan modelnya (Machine learning
and the models ML generates) menawarkan
kesempatan untuk menghasilkan model yang lebih
tepat dan efisien untuk aplikasi kontrol. Dengan terus
memperbarui model - model ini berdasarkan data
historis yang disimpan di gudang data besar,
organisasi dapat memastikan akurasi dan efisiensi
yang lebih besar. Ketika analis data menguji dan
menyetujui kinerja model baru, ini kemudian dapat
digunakan dalam aplikasi kontrol. Dengan secara
teratur memantau hasil, organisasi dapat memastikan
model tetap up to date dan menyediakan aplikasi
kontrol yang paling akurat dan efisien (Rui and
Danpeng, 2015; Suresh, Parthasarathy, and Aswathy,
2014; Ning and Wang, 2011).
4. Lapisan Aplikasi: Lapisan aplikasi terdiri dari aplikasi
dan layanan yang digunakan untuk memproses dan
menganalisis data dari perangkat IoT. Aplikasi ini
dapat mencakup berbagai bidang seperti manufaktur,
pertanian, kesehatan, dan transportasi. Aplikasi
pengguna adalah komponen penting dari sistem IoT,
memungkinkan pengguna untuk memantau,
mengontrol, dan mengotomatisasi hal-hal cerdas
mereka (Soldatos, et al, 2015). Dengan aplikasi seluler
atau web, pengguna dapat mengawasi barang - barang
mereka yang terhubung, mengirim perintah untuk
mengontrol aplikasi, dan mengatur pemberitahuan
dan tindakan otomatis ketika data tertentu diterima
dari sensor. Hal ini memungkinkan mereka untuk
mengelola barang - barang mereka, terhubung ke
jaringan hal - hal serupa seperti rumah atau mobil,
dari sistem pusat dengan mudah (Suresh,
Parthasarathy, and Aswathy, 2014).

201
Gambar 14.1. Arsitektur Internet of Things (IoT)
Sumber: Disarikan dari Berbagai Sumber

Secara umum, arsitektur IoT harus mempertimbangkan


beberapa aspek penting, seperti keamanan,
interoperabilitas, dan skalabilitas. Hal ini diperlukan
untuk memastikan bahwa perangkat IoT dapat beroperasi
secara efisien dan aman di seluruh lingkungan, serta
memastikan bahwa data yang dikumpulkan oleh
perangkat IoT dapat digunakan secara efektif oleh aplikasi
yang relevan.

202
Standarisasi Internet of Things (IoT)
Perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia mulai
memanfaatkan Internet of Things (IoT) dengan
memanfaatkan perangkat yang terhubung di berbagai
sektor, mulai dari kota pintar hingga produsen otomotif
dan bahkan gadget sehari-hari dan mainan anak-anak
(Dieter dan Florian, 2011). Sementara potensi yang luar
biasa ini dapat membuka peluang baru, itu juga
mengharuskan organisasi untuk mengambil langkah-
langkah tertentu untuk memastikan keamanan, standar
perangkat, kebijakan akses, dan jaringan berada di
tempat yang tepat. Di tingkat perusahaan, organisasi TI
harus mulai dengan mengidentifikasi semua perangkat
IoT yang akan terhubung ke infrastruktur mereka. Setelah
perangkat ini terintegrasi, mereka harus membuat atau
memperbarui kebijakan akses jaringan mereka sebagai
bagian dari strategi penegakan kebijakan mereka. Ini akan
memastikan bahwa semua perangkat diamankan dengan
benar dan akses diberikan dengan cara yang aman dan
sesuai. Dengan mengambil langkah - langkah yang
diperlukan untuk memastikan perangkat IoT mereka
aman, perusahaan dan pemerintah dapat memanfaatkan
peluang yang datang dengan Internet of Things. Dalam
memantau perangkat IoT, sistem lain dapat terlibat dalam
praktik jaringan sebagai komponen tambahan, seperti
akses WiFi (kesetiaan nirkabel), Bluetooth, ZigBee atau Z-
Wave. Karena populasi perangkat IoT terus tumbuh,
pembuat kebijakan harus memperhatikan prioritas akses
data untuk memastikan keamanan jaringan. Pemerintah
dan industri harus mengambil inisiatif untuk menetapkan
standar dan aturan yang jelas untuk perangkat IoT,
karena potensi serangan cyber hanya akan meningkat
ketika populasi perangkat IoT tumbuh. Dengan
mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi
perangkat IoT, pembuat kebijakan dapat membantu
melindungi jaringan dan melindungi privasi pengguna.
Tujuan sertifikasi untuk perangkat IoT adalah untuk
memastikan bahwa perangkat radio bebas dari gangguan
frekuensi, ketidakcocokan gelombang dan paparan radiasi
yang berada di bawah ambang batas kesehatan. Menurut

203
Badan Pengatur Telekomunikasi Indonesia (BRTI), ada
dua cara untuk menetapkan standarisasi perangkat:
mengadopsi standar yang disepakati secara global, atau
melakukan survei. BRTI sudah memiliki standar sendiri
dan dapat diadopsi untuk peralatan. Sebagai alternatif,
pengawasan postmarketing dapat digunakan untuk
menilai kesesuaian peralatan dan perangkat
telekomunikasi bersertifikat yang saat ini beredar di pasar
terhadap persyaratan teknis. Dengan pengawasan
postmarketing, maka dapat memastikan bahwa standar
yang digunakan di Indonesia sesuai dengan tujuan
(Susanto dan Aulia, 2019).
Munculnya beberapa standar Internet of Things (IoT) telah
terlihat dalam beberapa tahun terakhir menurut ITU-T
(International Telecommunication Union Telecommunication
Standarization Sector), termasuk yaitu:
1. IPv6 melalui Low-Power Wireless Personal Area
Networks (6LoWPAN). Standar terbuka ini, yang
didefinisikan oleh Internet Engineering Task Force
(IETF), memungkinkan radio berdaya rendah untuk
terhubung ke internet, seperti 804.15.4, Bluetooth
Low Energy (BLE) dan Z-Wave (untuk otomatisasi
rumah). Dengan menggunakan 6LoWPAN, perangkat
dapat terhubung ke internet sementara juga
mengkonsumsi daya minimal, menjadikannya pilihan
ideal untuk banyak aplikasi.
2. ZigBee adalah jaringan nirkabel berdaya rendah
dengan kecepatan data rendah, sehingga ideal untuk
pengaturan industri. Hal ini didasarkan pada standar
IEEE 802.15.4 dan merupakan protokol open source
yang dikembangkan oleh ZigBee Alliance. Dengan
Dotdot, Aliansi ZigBee telah menciptakan bahasa
universal untuk Internet of Things (IoT) yang
memungkinkan objek pintar untuk berkomunikasi
dengan aman di jaringan apa pun dan saling
memahami. Hal ini membuat lebih mudah untuk
mengintegrasikan dan interkoneksi perangkat,
menyediakan koneksi yang handal dan aman untuk
pengaturan industri.

204
3. LiteOS Unix seperti sistem operasi (OS) yang
dirancang untuk jaringan sensor nirkabel. Ini
dirancang untuk mendukung smartphone, wearable,
rumah pintar, dan aplikasi internet kendaraan (IoV).
Sebagai platform pengembangan perangkat pintar
yang komprehensif, LiteOS dapat membantu Anda
menciptakan solusi IoT yang paling inovatif dan aman.
Dengan fitur keamanan yang kuat, manajemen
sumber daya yang efisien, dan alat pengembangan
canggih, LiteOS dapat membantu Anda
menghidupkan proyek IoT Anda dengan cepat dan
mudah.
4. OneM2M adalah lapisan layanan Machine to Machine
yang kuat yang memungkinkan komunikasi tanpa
batas antar perangkat. Hal ini dapat tertanam dalam
perangkat lunak dan perangkat keras, menyediakan
jaringan yang saling berhubungan yang dapat
menjembatani vertikal yang berbeda dan
memungkinkan Internet of Things (IoT) aplikasi. Untuk
pengembangan lebih lanjut dan memastikan bahwa
lapisan layanan dapat digunakan kembali, badan
standardisasi global OneM2M diciptakan untuk
mengembangkan standar dan protokol. Dengan
kemampuan OneM2M yang kuat, ini dapat membantu
menjembatani kesenjangan antara teknologi dan
aplikasi untuk menciptakan dunia yang lebih
terhubung.
5. Data Distribution Service (DDS) adalah standar IoT
revolusioner yang dikembangkan oleh Object
Management Group (OMG) untuk komunikasi Machine
to Machine (M2M) real time, terukur, dan berkinerja
tinggi. Dengan DDS, maka dapat dengan mudah dan
aman bertukar data antara perangkat yang terhubung
dengan cara yang mulus dan dapat diandalkan. Hal
ini dirancang untuk meningkatkan kinerja sistem dan
memberikan peningkatan skalabilitas, keandalan,
dan keamanan. DDS adalah solusi sempurna untuk
proyek IoT yang memungkinkan untuk membangun
sistem yang kuat dan dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi spesifik.

205
6. Advanced Message Queuing Protocol (AMQP) adalah
standar open source untuk pesan asinkron melalui
kabel. AMQP memungkinkan transmisi pesan yang
aman, terenkripsi, dan interoperable antara
organisasi dan aplikasi. Protokol ini digunakan
sebagai cara yang efektif untuk memfasilitasi
komunikasi antara sistem yang berbeda, serta untuk
pesan client-server dan dalam manajemen perangkat
IoT. Dengan AMQP, perusahaan dapat membuat
sistem pesan yang efektif yang dapat diandalkan,
aman, dan terukur.
7. Protokol Aplikasi Terbatas atau Constrained
Application Protocol (CoAP) adalah protokol yang kuat
yang dirancang oleh IETF untuk memungkinkan daya
rendah, perangkat komputasi terbatas untuk
berinteraksi secara mulus dengan Internet of Things.
CoAP adalah protokol komunikasi ringan yang
dirancang khusus untuk digunakan di lingkungan
yang terbatas, memungkinkan komunikasi yang
efisien dan andal antara perangkat kecil yang dibatasi
sumber daya. Dengan CoAP, pengguna memiliki
kemampuan untuk dengan mudah dan aman
menghubungkan perangkat berdaya rendah ke
internet, memungkinkan pengembangan aplikasi
baru dan inovatif.
8. Long Range Wide Area Network (LoRaWAN) adalah
protokol Wide Area Network (Wan) yang dirancang
khusus untuk jaringan besar dan kompleks, seperti
kota pintar. Dengan LoRaWAN, jutaan perangkat yang
terhubung dengan daya rendah dapat didukung
dalam rentang panjang, memungkinkan tingkat
komunikasi dan kontrol yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Skalabilitas, ketahanan, dan efisiensi
energinya menjadikannya solusi ideal untuk aplikasi
smart city (Dlodlo dan Smith. (2016).

206
Gambar 14.2 Standarisasi Internet of Things (IoT)
Sumber: Disarikan Dari Berbagai Sumber

207
Daftar Pustaka
Ablyazov, Timur., Asaturova, Julia., Koscheyev, Vadim.
(2018). Digital Technologies: New Forms and Tools of
Business Activity. SHS Web of Conferences 44, 00004,
1-9
Deore, V. R. Sonawane, and Satpute, P.H. (2015). Internet
of Thing Based Home Appliances Control. International
Conference of Computation, Intelligence,
Communication, Networks, 898-902.
Dieter, H. Mark., and Florian, M. (2011). Architecting the
Internet of Things. New Jersey: Springer
Dlodlo, O. Gcaba, and Smith, A. (2016). Internet of Things
Technologies in Smart Cities. IST-Africa Week
Conference, 1-7
Khanna, Deekshaa and Sharma, Ankit. (2019). Internet of
Things Challenges and Opportunities. International
Journal for Technological Research In Engineering,
6(12), 6028-6030
Mashal, O., Alsaryrah, T.Y., Chung, C.Z., Yang, W.H., Kuo,
and Agrawal, D.P. (2015). Choices for Interaction with
Things on Internet and Underlying Issues. Ad Hoc
Networks, 28(1), 68– 90
Ning and Wang, Z. (2011). Future Internet of Things
Architecture: Like Mankind Neural System or Social
Organization Framework? IEEE Communications
Letters, 15(4), 461-463
Patrutiu-Baltes, Loredana. (2016). The Impact of
Digitalization on Business Communication. SEA:
Practical Application of Science, 4(2), 319-325
Puspitawati, Lilis., Nurhasanah, A., Khaerunnisa, A S.
(2021). Utilization of Communication Technology for
Business. International Journal of Informatics
Information System and Computer Engineering, 2(1),
47-54
Rui and Danpeng. (2015). Architecture Design of the
Internet of Things Based on Cloud Computing. Seventh
International Conference Measurement Technology
Mechatronics Automation, 206-209

208
Said and Masud, M. (2013). Towards Internet of Things:
Survey and Future Vision. International Journal of
Computer Networks, 5(1), 1-17
Sethi, Pallavi and Sarangi, Smruti R. (2017). Internet of
Things: Architectures, Protocols, and Applications.
Journal of Electrical and Computer Engineering, 2017,
1-25, https://doi.org/10.1155/2017/9324035
Suresh, J. V. Daniel, V. Parthasarathy, and R. H. Aswathy.
(2014). A state of the art review on the Internet of
Things (IoT) History, Technology and Fields of
Deployment. International Conference in Science.
Engineering, Management. Responsibility, 1-8
Susanto, Eko Harry, Aulia, Sisca. (2019). Communication
Technology as Support for Online Transportation (Case
Study of GO-JEK in Indonesia). Advances in Social
Science, Education and Humanities Research, 439,
148-151
Tadapaneni, N. R. (2018). Cloud Computing:
Opportunities and Challenges. International Journal
of Technical Research and Applications. SSRN
Electronic Journal.10.2139/ssrn.3563342
Vermesan, et al. (2011). Internet of Things Strategic
Research Roadmap in Internet of Things. Global
Technological and Societal Trends, 1(1), 9-52
Weyrich, M., and Ebert, C. (2016). Reference Architectures
for the Internet of Things,” IEEE Software, 33(1), 112-
116
Wu, T.J., Lu, F.Y., Ling, J. Sun, and Du, H.Y. (2010).
Research on the Architecture of Internet of Things,” in
Proceedings of the 3rd International Conference on
Advanced Computer Theory and Engineering (ICACTE
’10), 5(1), 5, 484-487
Soldatos, et al. (2015). Opinion: Open Source Internet of
Things in the Cloud in Interoperability and Open-
Source Solutions for the Internet of Things:
International Lecture Notes in Computer Science, 13-25

209
Profil Penulis
Dr. Aditya Wardhana, S.E., M.M., M.Si.
Penulis merupakan dosen tetap Universitas
Telkom. Penulis menyelesaikan studi Sarjana
Ekonomi (SE) di Universitas Padjadjaran.
Kemudian, penulis menyelesaikan studi Magister
Sains (MSi) di Universitas Padjadjaran dan
Magister Manajemen (MM) di Universitas Pasundan. Saat ini
penulis sedang melanjutkan studi Doktor Ilmu Manajemen di
Universitas Pasundan. Penulis memiliki kepakaran di bidang
manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran, dan
manajemen strategik. Penulis memiliki pengalaman praktisi
pemasaran di Citibank dan Human Resource Development, ISO
Auditor, General Affairs, dan Logistic di PT Perusahaan Gas
Negara Tbk serta sebagai konsultan di beberapa BUMN seperti
Surveyor Indonesia, Badan Klasifikasi Kapal Indonesia,
Pertamina, BNI 46, PTPN VIII, Biofarma, serta pada Kementerian
Koordinator Perekonomian RI, Kementerian Perhubungan, dan
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Penulis juga aktif melakukan berbagai penelitian terindeks
Scopus dan Sinta dan menulis lebih dari 250 buku dalam
bidang bisnis. Meraih penghargaan sebagai dosen dengan
kinerja penelitian terbaik tahun 2022 dari LLDIKTI Wilayah 4
Jawa Barat. Penulis memiliki Sertifikasi Penulis Buku Non-Fiksi
dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) RI.
Email Penulis: adityawardhana@telkomuniversity.ac.id

210
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai