Penulis:
Andi Ircham Hidayat
ISBN: 978-623-6936-42-9
Editor:
Agunawan, Nurkhalik Wahdanial Asbara
Cover:
Andi Ircham Hidayat
Kampus ITB Nobel Indonesia, Jalan Sultan Alauddin No. 212 Makassar
Website: www.nobelpress.nobel.ac.id
email: nobelpress@nobel.ac.id
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Buku dengan judul “Internet of Things (Sistem
dan Aplikasi)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan buku ini sebagai
rujukan terkait dengan implementasi Internet of Things baik dari sistem dan
pengaplikasiannya di berbagai bidang
Internet of Things (IoT) adalah paradigma di mana perangkat fisik
diintegrasikan dengan jaringan dan perangkat lunak untuk mengumpulkan,
mentransfer, dan menganalisis data secara otomatis. Internet of Things (IoT) telah
memainkan peran yang semakin krusial di dunia industri, membawa perubahan
mendasar dalam cara proses manufaktur, pemantauan, dan pengelolaan sumber
daya diatur. Peran Internet of Things (IoT) di masa depan sangat luas dan akan
mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa isi buku ini belum sempurna, oleh sebab itu
diharapkan saran, koreksi dan komentar dari para pembaca yang budiman agar isi
dari buku ini lebih baik. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan dan saran dalam penerbitan buku ini.
Semoga dapat bermanfaat dan memberi sumbangsih dalam perkembangan
pendidikan di Indonesia. Saran dan masukan hendaknya dapat dikirimkan ke alamat
email: ircham@nobel.ac.id.
Semoga buku ini bermanfaat dan selalu mendapat limpahan Rahmat dari
Allah Subhana Wataalah, Amin.
Penulis
Revolusi Industri saat ini ditandai oleh perubahan dalam cara kita bekerja,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan teknologi. Selain memberikan potensi
kemajuan dan efisiensi yang besar, revolusi industri juga membawa tantangan
baru seperti pengangguran struktural dan isu-isu seputar privasi dan
keamanan data.
1. Tahun 1982: Sejarah IoT dimulai dengan penemuan mesin kopi yang
terhubung ke internet. Sebuah mesin kopi yang diberi nama "Cambridge
Trojan Room Coffee Pot" di Universitas Cambridge, Inggris, dihubungkan ke
jaringan lokal, sehingga orang-orang dapat melihat melalui kamera apakah
ada kopi tersedia atau tidak.
2. Tahun 1990-an: Konsep "Embedded Internet" muncul di mana perangkat-
perangkat elektronik tertentu mulai ditanamkan dengan kemampuan
internet. Misalnya, sepeda motor Honda Pacific Coast 800 dilengkapi dengan
sistem navigasi yang menggunakan internet.
3. Tahun 2000-an: IoT mulai berkembang pesat. Peningkatan konektivitas
internet, penggunaan sensor-sensor kecil, dan penurunan biaya perangkat
keras menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan ini. Proyek-proyek
seperti "Ambient Orb" dan "Ambient Devices" menghadirkan perangkat kecil
yang memberikan informasi berdasarkan data dari internet, seperti kondisi
cuaca atau harga saham.
4. Tahun 2008: Konsep "Internet of Things" muncul ketika Kevin Ashton,
seorang ahli teknologi, menggunakannya dalam presentasinya di MIT. Istilah
ini kemudian menjadi populer dan secara luas digunakan untuk
menggambarkan konsep perangkat-perangkat terhubung.
5. Tahun 2010-an: IoT semakin terintegrasi dalam berbagai sektor seperti
transportasi, industri, pertanian, dan rumah tangga. Perkembangan jaringan
nirkabel seperti 4G dan kemudian 5G membantu mewujudkan konektivitas
yang lebih cepat dan andal.
C. Defenisi IoT
“Internet of Things (IoT) adalah kerangka kerja di mana semua hal memiliki
representasi dan kehadiran di Internet. Lebih khusus lagi, IoT bertujuan untuk
menawarkan aplikasi dan layanan baru yang menjembatani dunia fisik dan
virtual, di mana komunikasi Machine-to-Machine (M2M) mewakili komunikasi
dasar yang memungkinkan interaksi antara Things dan aplikasi di Cloud.”
Ini adalah infrastruktur objek, orang, sistem, dan sumber daya informasi yang
saling berhubungan bersama dengan layanan cerdas untuk memungkinkan
mereka memproses informasi dari dunia fisik dan virtual dan bereaksi.”
“IoT adalah jenis jaringan yang tersedia di mana saja, kapan saja, oleh apa saja
dan siapa saja.”
• Pre Internet
Sebelum adanya internet seperti yang kita kenal saat ini, komunikasi
dan pertukaran informasi antara orang-orang dan organisasi sangat
berbeda. Berikut adalah beberapa hal yang ada sebelum adanya internet:
• Internet of Content
• Internet of People
• Internet of Things
• Machine-to-Machine (M2M)
• Web of Things
1. Secure Communication
2. Authentication and Authorization
3. Device Identity Management
4. Firmware and Software Updates
5. Secure Data Storage
6. Privacy Protection
7. Network Segmentation
8. Intrusion Detection and Monitoring
9. Physical Security
• Achieve Costumer-Centricity
Prediksi jumlah perangkat IoT yang terhubung mencapai 29,42 miliar pada
tahun 2030. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat potensi yang sangat besar
pada pengembangan IoT bahkan lapangan pekerjaan. Perkembangan pesat IoT
ini pasti juga akan berdampak ke sektor-sektor lain seperti ekonomi,
transportasi, dan komunikasi.
• Strong Connectivity
• Advance Analytics
• Human-Machine Interaction
• Advance Engineering
1. Wi-Fi: Koneksi Wi-Fi merupakan salah satu koneksi jaringan yang paling
umum digunakan dalam IoT. Wi-Fi menggunakan teknologi nirkabel dan
menghubungkan perangkat IoT ke jaringan lokal yang ada. Kelebihan Wi-Fi
termasuk kecepatan tinggi, kemampuan mentransfer data yang besar, dan
fleksibilitas dalam jarak operasi.
2. Bluetooth: Bluetooth adalah koneksi nirkabel yang biasanya digunakan
untuk menghubungkan perangkat IoT yang berdekatan satu sama lain.
Bluetooth cocok untuk aplikasi yang memerlukan konektivitas jarak pendek,
seperti pengendalian perangkat rumah pintar, headset nirkabel, atau sensor
kecil.
3. Zigbee: Zigbee adalah protokol nirkabel yang digunakan dalam aplikasi
jaringan nirkabel berkekuatan rendah dan jarak pendek. Zigbee digunakan
secara luas dalam aplikasi rumah pintar dan industri, karena konsumsi daya
yang rendah dan kemampuan membentuk jaringan yang sangat besar.
4. Z-Wave: Z-Wave adalah protokol komunikasi nirkabel yang dirancang
khusus untuk pengendalian perangkat rumah pintar. Z-Wave memiliki jarak
operasi yang baik, kemampuan beradaptasi dengan interferensi radio
lainnya, dan konsumsi daya yang rendah.
5. LoRaWAN: LoRaWAN (Long Range Wide Area Network) adalah protokol
komunikasi nirkabel yang dirancang untuk aplikasi IoT dengan jangkauan
jarak jauh. LoRaWAN menggunakan modulasi radio berkecepatan rendah
dan memungkinkan komunikasi dalam jarak hingga beberapa kilometer,
dengan konsumsi daya yang rendah.
6. Cellular (4G, 5G): Koneksi seluler, seperti 4G dan 5G, digunakan untuk
menghubungkan perangkat IoT ke jaringan seluler yang lebih luas. Koneksi
seluler memberikan jangkauan yang luas, baik di area urban maupun
pedesaan, dan memberikan kemampuan untuk mentransfer data dalam
I. Implementasi IoT
A. Arsitektur IoT
• Arsitektur 3 Layer
Salah satu model arsitektur IoT yang umum digunakan adalah model
tiga lapisan (3-layer IoT architecture). Model ini terdiri dari tiga lapisan
utama yang mendefinisikan tugas dan tanggung jawab masing-masing
lapisan dalam implementasi IoT. Berikut adalah penjelasan mengenai tiga
lapisan tersebut:
Model arsitektur IoT tiga lapisan ini memisahkan tugas dan tanggung
jawab dalam implementasi IoT, sehingga memungkinkan skalabilitas,
fleksibilitas, dan efisiensi dalam sistem. Lapisan perangkat terhubung
bertanggung jawab langsung terhadap data yang dikumpulkan, lapisan
jaringan dan gateway mengelola konektivitas dan pemrosesan data,
sedangkan lapisan aplikasi dan analisis menjalankan aplikasi, menganalisis
data, dan menyampaikan hasil kepada pengguna.
• Arsitektur 4 Layer
Salah satu model arsitektur IoT yang populer adalah model empat
lapisan (4-layer IoT architecture). Model ini menyediakan kerangka kerja
yang lebih terperinci untuk mengatur komponen dan fungsionalitas dalam
implementasi IoT.
• Arsitektur 5 Layer
Salah satu model arsitektur IoT yang lebih rinci adalah model lima
lapisan (5-layer IoT architecture).
Dengan model arsitektur IoT lima lapisan ini, setiap lapisan memiliki
tugas dan tanggung jawabnya sendiri, dan ada pemisahan yang jelas antara
komponen dalam setiap lapisan. Hal ini memungkinkan pengolahan data
yang efisien, pengambilan keputusan yang cepat, dan respons yang real-time
dalam implementasi IoT. Lapisan edge computing juga membantu dalam
mengatasi tantangan latensi dan memungkinkan pemrosesan data di lokasi
terdekat dengan perangkat terhubung.
• Arsitektur 7 Layer
B. Infrastruktur IoT
a. Pengertian
Pada IoT, orang yang berbeda dengan tujuan yang berbeda dapat
menggunakan aplikasi yang sama. Oleh karena itu, di IoT, tujuan akhir
bukanlah pembuatan aplikasi tetapi pemberdayaan orang untuk melakukan
pekerjaan dengan cara yang lebih baik. Dalam kolaborasi dan komunikasi
untuk bisnis, sebagian besar proses melampaui beberapa aplikasi IoT.
• Edge Tier
Edge Tier atau lapisan tepi (Edge Layer) pada infrastruktur IoT adalah
lapisan yang berada di antara perangkat terhubung (device layer) dan
cloud atau platform IoT. Lapisan tepi berfungsi untuk melakukan
pemrosesan data dan pengambilan keputusan secara terdistribusi dan
real-time di dekat lokasi perangkat terhubung atau di sepanjang jaringan
edge.
• Platform Tier
• Smart Things
• Gateway
• Middleware
• Application
A. Pengertian Sensor
• Sensor aktif
• Sensor Pasif
Sensor pasif adalah jenis sensor yang tidak memerlukan sumber daya
eksternal atau daya listrik untuk berfungsi. Mereka mendeteksi perubahan
dalam lingkungan fisik atau kimia dan mengubahnya menjadi sinyal yang
dapat diukur tanpa menggunakan daya atau energi tambahan. Sensor pasif
umumnya lebih sederhana dalam desain dan lebih hemat energi
dibandingkan dengan sensor aktif. Beberapa contoh sensor pasif:
1. Sensing Unit
2. Processing Unit
3. Tranceiver
• Kapasitansi
• Magnetisme dan Induksi
• Resistansi
• Efek Piezoelektrik
• Magnetometer:
Prinsip Kerja: Mengukur perubahan medan magnet di sekitarnya.
Pembacaan Sensor: Output berupa nilai tegangan atau sinyal yang
berkorelasi dengan intensitas atau arah medan magnet.
• Sensor Kecepatan Magnetik:
Prinsip Kerja: Mendeteksi perubahan kecepatan perubahan medan
magnet seiring pergerakan objek. Pembacaan Sensor: Menghasilkan
sinyal atau tegangan yang berkorelasi dengan kecepatan perubahan
medan magnet.
• Sensor Pintu Otomatis (Magnetic Door Sensor):
Prinsip Kerja: Mendeteksi perubahan medan magnet ketika pintu
bergerak. Pembacaan Sensor: Pendeteksian perubahan medan magnet
dapat diubah menjadi sinyal pembukaan atau penutupan pintu.
3. Resistansi
• Deformasi Mekanis:
Prinsip Kerja: Materi piezoelektrik mengalami deformasi mekanis akibat
tekanan, getaran, atau perubahan bentuk mekanis lainnya.
• Pemisahan Muatan:
Prinsip Kerja: Deformasi tersebut menyebabkan pemisahan muatan
dalam struktur kristal piezoelektrik.
• Pembentukan Tegangan:
Prinsip Kerja: Pemisahan muatan menghasilkan tegangan listrik yang
sebanding dengan besarnya deformasi.
• Pembacaan Tegangan:
Metode Pembacaan: Tegangan yang dihasilkan dapat diukur dan
diinterpretasikan sebagai respons terhadap perubahan mekanis. Contoh
Penerapan Prinsip Pembacaan Piezoelektrik:
• Sensor Getaran (Accelerometer Piezoelektrik):
Prinsip Kerja: Deformasi mekanis akibat getaran menyebabkan
pemisahan muatan, menghasilkan tegangan. Pembacaan Sensor:
Mengukur tegangan untuk menentukan amplitudo dan frekuensi
getaran.
E. Pengertian Aktuator
• Motor Listrik:
Fungsi: Menghasilkan gerakan mekanis dengan mengonversi energi listrik
menjadi energi mekanis. Aplikasi: Pada robot, kendaraan listrik, mesin
industri, dll.
• Silinder Hidraulik atau Pneumatik:
Fungsi: Menghasilkan gerakan linier dengan menggunakan tekanan fluida
(hidraulik atau pneumatik). Aplikasi: Pada mesin industri, sistem
pengangkutan, sistem rem mobil, dll.
• Servo Motor:
Fungsi: Motor khusus yang digunakan untuk menghasilkan gerakan presisi
dan terkontrol. Aplikasi: Pada sistem kontrol otomatis, robotika, CNC
(Computer Numerical Control), dll.
• Katup Elektromagnetik:
Fungsi: Mengontrol aliran fluida dengan menggunakan medan
elektromagnetik. Aplikasi: Pada sistem air dan gas, sistem kontrol fluida, dll.
• Aktuator Piezoelektrik:
Fungsi: Menghasilkan gerakan mekanis berdasarkan efek piezoelektrik
pada material. Aplikasi: Pada sensor getaran, pemindai mikroskopik,
elemen aktuator nanoskala, dll.
• Elektromagnet:
Fungsi: Menghasilkan medan magnet yang dapat digunakan untuk menarik
atau menolak benda logam. Aplikasi: Pada relai elektromagnetik, kunci
pintu listrik, solenoida, dll.
• Pemancar Suara (Loudspeaker):
Fungsi: Menghasilkan gelombang suara dengan menggerakkan membran
atau konus. Aplikasi: Pada perangkat audio, sistem hiburan, telepon, dll.
F. Jenis Aktuator
Ada berbagai jenis aktuator yang digunakan dalam berbagai aplikasi untuk
menghasilkan gerakan, mengontrol, atau memberikan respons fisik lainnya.
Berikut adalah beberapa jenis umum dari aktuator:
• Aktuator Linier
• Aktuator Putar
• Aktuator Elektromagnetik
1. Aktuator Linier
Komponen Utama:
• Motor atau Sumber Energi:
Aktuator linier biasanya didukung oleh motor, baik itu motor listrik,
motor hidraulik, atau motor pneumatik. Motor ini menyediakan energi
yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan linier.
• Mekanisme Penggerak:
Mekanisme ini mengonversi energi yang dihasilkan oleh motor menjadi
gerakan linier. Mekanisme penggerak ini dapat berupa sekrup, roda gigi,
sabuk, atau sistem hidraulik/pneumatik.
• Bearing dan Panduan:
Aktuator linier seringkali dilengkapi dengan bearing dan panduan untuk
memberikan kestabilan dan presisi gerakan. Ini dapat berupa bantalan
geser, bantalan bola, atau panduan linear.
• Panduan Linear:
Panduan linear adalah struktur yang membantu dalam mengarahkan
dan menahan gerakan linier. Ini seringkali melibatkan penggunaan rel,
roda dan rel, atau teknologi panduan linear lainnya.
• Akhir Aktuator:
Bagian ini terdiri dari elemen seperti tongkat, penjepit, atau gripper yang
berinteraksi langsung dengan objek atau beban yang akan digerakkan.
Prinsip Kerja:
• Motor menghasilkan gerakan rotasi:
Motor mengubah energi listrik, hidraulik, atau pneumatik menjadi
gerakan rotasi.
• Konversi gerakan rotasi menjadi gerakan linier:
Mekanisme penggerak (seperti sekrup atau roda gigi) mengonversi
gerakan rotasi menjadi gerakan linier.
• Gerakan linier:
Gerakan linier diarahkan dan dijaga oleh bearing dan panduan.
• Pengendalian dan Posisi:
2. Aktuator Putar
Prinsip Kerja:
• Motor menghasilkan gerakan rotasi:
Motor, sesuai dengan jenisnya, mengonversi energi listrik, hidraulik,
atau pneumatik menjadi gerakan rotasi.
• Pemindah meneruskan gerakan:
Sistem penggerak mengonversi gerakan linier dari motor menjadi
gerakan rotasi dan meneruskannya ke pemindah.
• Pemindah memberikan gerakan rotasi:
Pemindah, yang terhubung dengan objek atau perangkat yang perlu
dirotasikan, memberikan gerakan rotasi sesuai dengan input dari motor.
• Kontrol dan Pemantauan:
Beberapa aktuator putar dilengkapi dengan sistem kendali yang
memungkinkan pengguna untuk mengatur kecepatan, arah, atau posisi
gerakan rotasi. Pemantauan juga dapat dilakukan untuk memastikan
bahwa gerakan berlangsung sesuai dengan yang diinginkan.
3. Aktuator Elektromagnetik
Komponen Utama:
• Elektromagnet:
Bagian utama aktuator elektromagnetik adalah elektromagnet. Ini
biasanya terdiri dari kumparan kawat yang melilit pada inti besi atau
bahan feromagnetik lainnya. Ketika arus listrik mengalir melalui
kumparan, itu menciptakan medan magnet di sekitarnya.
• Penarik atau Pemindah:
Terkait dengan elektromagnet adalah bagian yang bergerak, disebut
penarik atau pemindah. Ini terbuat dari material feromagnetik dan
terikat pada mekanisme yang bergerak. Ketika elektromagnet diaktifkan,
penarik tertarik atau ditarik menuju inti elektromagnet.
• Pegas atau Sistem Pengembalian:
Untuk mengembalikan penarik ke posisi awalnya setelah elektromagnet
dimatikan, seringkali digunakan pegas atau sistem pengembalian
lainnya.
• Kontrol Elektronik:
Sistem kendali elektronik digunakan untuk mengontrol arus listrik yang
mengalir melalui kumparan elektromagnet, menentukan kapan aktuator
harus diaktifkan atau dinonaktifkan.
Prinsip Kerja:
• Aktivasi Elektromagnet:
Arus listrik dialirkan melalui kumparan elektromagnet, menciptakan
medan magnet. Inti feromagnetik menjadi magnet dan menarik penarik.
• Gerakan Mekanis:
• Bits
Mikrokontroler biasanya ditawarkan dengan informasi jumlah bit.
Jumlah bit ini berdampak pada kecepatan proses dari mikrokontroler
tersebut. Semakin besar bit yang ada pada mikrokonroler tersebut maka
semakin cepat pula proses yang dapat dilakukan pada setiap langkahnya
Saat ini mikrokontroler 8 bit masih menjadi jenis mikrokontroler yang
paling populer dan paling banyak digunakan. Maksud dari mikrokontroler
8 bit adalah data yang dapat diproses dalam satu waktu adalah 8 bit, jika
data yang diproses lebih besar dari 8 bit maka akan dibagi menjadi
beberapa bagian data yang masingmasing terdiri dari 8 bit.
Bit pada mikrokontroler mengacu pada unit data terkecil yang dapat
disimpan atau dioperasikan oleh mikrokontroler. Istilah "bit" berasal dari
singkatan "binary digit", dan dapat memiliki nilai 0 atau 1. Bit adalah dasar
dari sistem bilangan biner, yang digunakan dalam pengolahan informasi
dan representasi data dalam mikrokontroler dan komputer secara umum.
Berikut adalah beberapa poin penjelasan terkait bit pada
mikrokontroler:
1. Representasi Bilangan Biner:
Setiap bit dapat memiliki nilai 0 atau 1, dan serangkaian bit dapat
digunakan untuk mewakili bilangan dalam sistem bilangan biner.
• RAM
2. Volatile Memory:
RAM pada mikrokontroler bersifat volatile, yang berarti bahwa data
yang disimpan di dalamnya akan hilang ketika daya listrik diputuskan.
Ini berbeda dengan memori Flash yang bersifat non-volatile dan dapat
menyimpan data bahkan saat daya dimatikan.
3. Segmentasi:
RAM pada mikrokontroler dapat terbagi menjadi beberapa segmen,
seperti RAM data dan RAM instruksi. RAM data biasanya digunakan
untuk menyimpan variabel dan data sementara, sedangkan RAM
instruksi mungkin digunakan untuk menyimpan data yang
berhubungan dengan eksekusi instruksi.
4. Ukuran:
Kapasitas RAM pada mikrokontroler dapat bervariasi tergantung pada
model dan produsennya. Beberapa mikrokontroler memiliki RAM yang
sangat terbatas, sementara yang lain memiliki kapasitas yang lebih
besar.
5. Pengaturan Variabel:
Ketika Anda mendeklarasikan variabel dalam program, nilai variabel
tersebut akan disimpan di dalam RAM. Penggunaan RAM harus dikelola
dengan hati-hati, terutama pada mikrokontroler dengan kapasitas RAM
yang terbatas.
6. Stack:
RAM digunakan untuk menyimpan stack, yang berfungsi untuk
menyimpan alamat pengembalian, variabel lokal, dan data penting
lainnya selama pemanggilan fungsi.
7. Heap:
Beberapa mikrokontroler mendukung alokasi dinamis menggunakan
heap di dalam RAM. Ini memungkinkan program untuk memperoleh
ruang memori sesuai kebutuhan selama eksekusi.
8. Kinerja:
Kecepatan akses ke RAM sangat cepat, yang memungkinkan
mikrokontroler untuk dengan cepat membaca dan menulis data yang
dibutuhkan selama operasi normal.
• Flash Memory
1. Penyimpanan Program:
Flash memory pada mikrokontroler digunakan untuk menyimpan kode
atau program yang akan dijalankan oleh mikrokontroler. Setiap kali
mikrokontroler dinyalakan, program tersebut dibaca dari Flash dan
dimuat ke dalam RAM untuk dieksekusi.
2. Non-Volatile:
Flash memory bersifat non-volatile, yang berarti data yang disimpan di
dalamnya tetap ada bahkan saat daya dimatikan. Ini sangat penting
untuk menyimpan program yang harus selalu tersedia setelah
mikrokontroler dinyalakan kembali.
3. Siklus Menulis Terbatas:
Flash memory memiliki siklus menulis terbatas. Artinya, ada batasan
pada jumlah kali data dapat ditulis ke dalam Flash sebelum terjadi
kegagalan. Oleh karena itu, penulisan ulang yang sering harus dikelola
dengan hati-hati.
4. Ukuran dan Kapasitas:
Ukuran dan kapasitas Flash memory bervariasi tergantung pada jenis
dan model mikrokontroler. Mikrokontroler dengan Flash memory yang
1. Fungsi Input:
Sebagai input, pin GPIO dapat digunakan untuk membaca sinyal dari
sensor, tombol, atau perangkat lainnya. Misalnya, sensor suhu dapat
terhubung ke pin GPIO untuk mengukur suhu.
2. Fungsi Output:
Sebagai output, pin GPIO dapat digunakan untuk mengirimkan sinyal
ke perangkat eksternal. Contohnya termasuk menghidupkan atau
3. Konfigurasi Fleksibel:
Salah satu keunggulan utama GPIO adalah fleksibilitasnya. Pengguna
dapat mengkonfigurasi pin sesuai dengan kebutuhan aplikasi tertentu.
Sebagai contoh, suatu pin dapat dikonfigurasi sebagai input pada satu
waktu dan sebagai output pada waktu berikutnya.
4. Keadaan Tinggi dan Rendah:
Sebagai output, pin GPIO dapat diatur pada keadaan tinggi (logika 1)
atau keadaan rendah (logika 0) oleh pengguna. Keadaan tinggi biasanya
berarti tegangan sekitar sumber daya Vcc, sementara keadaan rendah
berarti tegangan sekitar 0 volt (ground).
5. Internal Pull-Up dan Pull-Down:
Beberapa mikrokontroler menyediakan resistor pull-up dan pull-down
internal pada pin GPIO. Ini memudahkan dalam mengatasi keadaan
tidak terdefinisi (floating) pada pin input.
6. Interrupt:
Pin GPIO pada beberapa mikrokontroler dapat dikonfigurasi untuk
menghasilkan interrupt (interupsi) ketika terjadi perubahan pada
keadaan pin. Hal ini dapat digunakan untuk memberi tahu
mikrokontroler bahwa peristiwa tertentu telah terjadi.
7. Baca-Tulis Bitwise:
Operasi bitwise pada registernya memungkinkan pengguna untuk
membaca atau menulis nilai bit pada pin GPIO secara langsung. Ini
memungkinkan kontrol tingkat rendah dan manipulasi efisien.
8. Sistem Bus:
Beberapa mikrokontroler memiliki pin GPIO yang dapat dikonfigurasi
sebagai bagian dari sistem bus, seperti I2C, SPI, atau UART. Ini
memungkinkan komunikasi dengan perangkat lain menggunakan
protokol tersebut.
1. Wi-Fi:
Wi-Fi adalah salah satu teknologi konektivitas yang paling umum
digunakan pada board IoT. Ini memungkinkan perangkat untuk
terhubung ke jaringan lokal atau internet, sehingga dapat
berkomunikasi dengan server atau perangkat lain di cloud.
2. Bluetooth:
Bluetooth digunakan untuk koneksi nirkabel jarak pendek antara
perangkat IoT dan perangkat lain seperti smartphone, tablet, atau
perangkat IoT lainnya. Bluetooth biasanya digunakan untuk aplikasi di
mana perangkat IoT perlu berkomunikasi satu sama lain dalam radius
yang relatif dekat.
3. Ethernet:
Beberapa board IoT memiliki port Ethernet yang memungkinkan
koneksi langsung ke jaringan lokal melalui kabel. Ini sering digunakan
di lingkungan industri atau di tempat-tempat di mana Wi-Fi mungkin
tidak praktis.
• Konsumsi Daya
B. Arduino
Kelebihan Arduino:
• Open-Source: Arduino bersifat open-source, yang berarti desain perangkat
keras dan perangkat lunaknya tersedia untuk umum. Ini mendorong
komunitas untuk berbagi ide, proyek, dan sumber daya.
• Mudah Dipelajari: Arduino dirancang untuk mudah dipelajari dan
digunakan oleh pemula. Ada banyak tutorial dan dokumentasi online yang
mendukung proses pembelajaran.
• Komunitas yang Besar: Ada komunitas yang besar di seluruh dunia yang
terlibat dalam proyek Arduino. Ini berarti ada banyak sumber daya dan
dukungan yang tersedia untuk pengembang.
• Beragam Model dan Variasi: Ada berbagai model dan variasi Arduino yang
dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan proyek tertentu. Ini mencakup
Arduino Uno, Nano, Mega, dan lain-lain.
• Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Terintegrasi: Arduino
menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak yang terintegrasi.
Kekurangan Arduino:
• Keterbatasan Daya dan Kinerja: Arduino terutama dirancang untuk
proyek-proyek kecil hingga menengah. Untuk proyek-proyek yang
memerlukan daya dan kinerja tinggi, platform lain mungkin lebih cocok.
• Keterbatasan Memori dan Ruang Penyimpanan: Arduino sering kali
memiliki keterbatasan dalam hal memori dan ruang penyimpanan. Ini dapat
menjadi kendala untuk proyek-proyek yang memerlukan penanganan data
yang besar atau aplikasi yang kompleks.
• Keterbatasan Input/Output (I/O): Jumlah pin I/O pada board Arduino
terbatas, terutama pada model-model yang lebih kecil. Ini bisa menjadi
hambatan untuk proyek-proyek yang membutuhkan banyak interaksi
dengan perangkat keras.
• Tidak Cocok untuk Aplikasi Industri yang Kompleks: Arduino mungkin
tidak selalu cocok untuk aplikasi industri yang sangat kompleks atau aplikasi
yang memerlukan keandalan tinggi dan keamanan yang ketat.
A. Komunikasi Data
1. Infrastruktur Terestrial
Infrastruktur telestrial merujuk pada rangkaian fasilitas dan sistem yang ada
di daratan (bukan di udara atau di bawah laut) yang mendukung komunikasi
dan transportasi data. Ini mencakup berbagai komponen seperti kabel serat
optik, antena, stasiun pangkalan, menara telekomunikasi, pusat data, dan
perangkat keras serta perangkat lunak pendukung.
2. Satelit
Menggunakan satelit sebagai aksesnya. Biasanya wilayah yang dicakup akses
satelit lebih luas dan mampu menjangkau lokasi yang tidak memungkinkan
dibangunnya infrastruktur terestrial namun membutuhkan waktu yang lama
1. Sumber Data
Komponen pertama yakni sumber data, yakni tempat utama dimana
kumpulan data sekaligus informasi dapat dimunculkan kemudian
dikirimkan. Sumber juga bisa diartikan sebagai sumber asal dari suatu
perangkat yang berfungsi untuk menginput data serta mengirimkannya ke
tujuan penerima data. Perangkat sebagai sumber memiliki bentuk yang
sangat beragam, antara lain seperti kumpulan teks yang terdiri dari tulisan,
gambar, maupun video. Semua data sekaligus informasi tersebut tersistem
dalam satu kesatuan kemudian masuk pada sistem komputer atau perangkat
lainnya.
2. Transmitter (Pengirim)
Transmitter berfungsi untuk memproses beragam informasi data sebelum
dikirimkan lewat media tertentu. Untuk mengolah data tersebut agar
menjadi sebuah file yang dapat dibaca pengguna memerlukan media yang
disebut transmitter. Transmitter ini membangkitkan kumpulan data terlebih
dahulu kemudian mengolah dan memprosesnya sedemikian rupa. Setelah
data tersebut diolah menjadi kategori teks tertentu maka akan diubah dan
dikirimkan melalui perangkat lain dengan bentuk sinyal analog. Kemudian
dikirimkan dan disalurkan kepada perangkat sebagai penerima data.
4. Penerima
Komponen penting selanjutnya adalah perangkat yang dimiliki oleh
penerima data atau informasi. Perangkat tersebut berfungsi untuk menerima
sinyal yang telah dikirimkan oleh sistem transmisi. Proses penerimaan tidak
dilakukan secara langsung karena melalui tahap seperti saat proses
transmitter sedang bekerja, contohnya yakni workstation. Dalam bentuk
fisiknya penerima(receiver) dapat berupa komputer personal untuk fungsi
informasi secara umum.
5. Pengirim dan Tujuan
Penerima sebenarnya tidak dapat menerima data tersebut secara langsung
karena data masih perlu diubah ke bentuk data awal saat dikirimkan. Data
terlebih dahulu diproses ulang sama seperti pada kinerja transmitter. Setelah
data dapat dikembalikan bentuk awalnya seperti sebelum dikirimkan pada
tahap awal, barulah data utuh bisa diterima dalam bentuk teks. Software
aplikasi digunakan untuk menjembatani informasi ini menuju pengguna
jaringan komputer.
• ZigBee
Nama ZigBee sebenarnya merupakan kependekan dari dua kata yaitu
zigzag dan bee, yang berarti lebah yang terbang dengan perubahan arah.
ZigBee merupakan sebuah spesifikasi untuk protokol komunikasi
tingkat tinggi yang mengacu pada standar IEEE802.15.4 yang
berhubungan dengan wireless Personal Area Networks (WPANs).
Perangkat ZigBee sering digunakan untuk menghubungkan ke perangkat
lain dengan sebuah sistem wireless atau yang biasa disebut teknologi
Machine to Machine (M2M). Sehingga dalam implementasinya, teknologi
ZigBee ini mampu mengatur jaringannya sendiri, maupun mengatur
pertukaran data pada jaringan.
1. Low Power:
Zigbee dirancang untuk bekerja pada perangkat dengan konsumsi
daya yang sangat rendah. Ini memungkinkan perangkat Zigbee untuk
beroperasi dengan baterai selama periode yang lama, menjadikannya
cocok untuk jaringan sensor nirkabel.
2. Short Range:
Protokol Zigbee biasanya digunakan untuk komunikasi dalam jarak
yang relatif pendek, biasanya beberapa puluh meter. Ini membatasi
cakupan setiap node, tetapi membuatnya lebih efisien dalam
penggunaan daya.
3. Mesh Networking:
Zigbee menggunakan arsitektur jaringan mesh di mana setiap
perangkat berkomunikasi tidak hanya langsung dengan perangkat
koordinator, tetapi juga dapat berkomunikasi satu sama lain. Ini
meningkatkan reliabilitas dan jangkauan jaringan.
4. Frequent Data Transmission:
Zigbee mendukung transmisi data yang sering dan dapat
dikonfigurasi untuk mengirim data dengan kecepatan yang lebih
tinggi atau lebih rendah, tergantung pada kebutuhan aplikasi.
5. Frequent Sleep Mode:
Zigbee memungkinkan perangkat untuk masuk ke mode tidur secara
teratur untuk menghemat daya. Ini berguna untuk perangkat yang
hanya perlu aktif selama periode waktu tertentu.
6. Kendali Kualitas Layanan (QoS):
Protokol ini mendukung kendali kualitas layanan, memungkinkan
prioritas untuk berbagai jenis data dan aplikasi.
7. Keselamatan dan Keamanan:
Zigbee memiliki fitur keamanan bawaan, termasuk enkripsi data
untuk melindungi informasi yang dikirim dalam jaringan.
8. Fleksibilitas dan Interoperabilitas:
Zigbee adalah standar terbuka yang mendukung interoperabilitas
antar perangkat dari berbagai produsen. Ini memberikan fleksibilitas
dan pilihan dalam membangun solusi IoT.
9. Aplikasi IoT:
Zigbee banyak digunakan dalam aplikasi IoT seperti smart home,
sensor industri, perangkat medis, dan sebagainya.
• Seluler (1G-5G)
Teknologi seluler memainkan peran penting dalam ekosistem Internet
of Things (IoT). Konektivitas seluler memungkinkan perangkat IoT
berkomunikasi dengan platform cloud, mengirim dan menerima data,
serta memberikan fungsionalitas yang diperlukan untuk berbagai
aplikasi.
Cara Kerja NFC Satu perangkat akan bertindak sebagai transmitter, dan
perangkat lainnya akan bertindak sebagai penangkap sinyal. Kedua
C. PIN Arduino
Arduino memiliki pin yang dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Pin pada
Arduino dikelompokkan menjadi Pin Analog dan Pin Digital.
D. Serial Monitor
Serial monitor pada Arduino IDE merupakan alat/tools yang dapat bekerja
mengirim dan menerima data serial baik itu dari kabel USB maupun pin serial
(Tx Rx) Arduino. Serial monitor dapat berfungsi sebagai penampil data
(monitor) yang melalui pin serial (Tx Rx) ataupun sebagai pengirim data dari
komputer.
1
2
4
3
Rangkaian Alat
Hidayat, A. I. (2021). Sistem Pendeteksi Dan Peringatan Dini Upwelling. Jurnal Ilmiah
Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Al Asyariah Mandar, 7(1),
55–61.
Homepage. (n.d.). LoRa Alliance®. Retrieved July 22, 2023, from https://lora-
alliance.org/
IoT standards: The End Game. (n.d.). Retrieved July 14, 2023, from
https://www.microcontrollertips.com/how-to-choose-iot-standards-end-
game/
KG, R. & S. G. & C. (n.d.). Narrowband Internet of Things. Retrieved July 22, 2023, from
https://www.rohde-schwarz.com/hk/applications/narrowband-internet-
of-things-white-paper_230854-314242.html
Kho, D. (2019, July 2). Pengertian Sensor dan Jenis-jenis Sensor. Teknik Elektronika.
https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-jenis-jenis-sensor/
Muttaqin, M., Simarmata, J., Suryawan, M. A., Antares, J., Nur, M. N. A., Ashari, I. F.,
Lengkong, O. H., Harizahayu, H., Pato, M., Maulana, A., Nurzaenab, N., Algifari,
M. H., Murniyasih, E., Hamzah, M. A., Resha, M., & A, A. (2023). Internet of
Things (IoT): Teori dan Implementasi. Yayasan Kita Menulis.
orspod. (n.d.). Analitik IoT dengan Azure Data Explorer—Azure Solution Ideas.
Retrieved July 12, 2023, from https://learn.microsoft.com/id-
id/azure/architecture/solution-ideas/articles/iot-azure-data-explorer
Sankarasubramanian, P., & Dr.E.N.Ganesh. (2019). IoT Based Prediction for Industrial
Ecosystem. 8, 1544–1548.
Schiller, E., Aidoo, A., Fuhrer, J., Stahl, J., Ziorjen, M., & Stiller, B. (2022). Landscape of
IoT security. Computer Science Review, 44, 100467.
https://doi.org/10.1016/j.cosrev.2022.100467
Web of Things (WoT) Architecture 1.1. (n.d.). Retrieved July 6, 2023, from
https://www.w3.org/TR/wot-architecture11/
Zanella, A., Bui, N., Castellani, A., Vangelista, L., & Zorzi, M. (2014). Internet of Things
for Smart Cities. IEEE Internet of Things Journal, 1(1), 22–32.
https://doi.org/10.1109/JIOT.2014.2306328