Anda di halaman 1dari 1

Gereja Memiliki Sakramen Rekonsiliasi Yang Manjur Bagi Manusia

Hal yang membuat manusia rapuh adalah jasmani atau fisiknya. Ini membuat manusia
acapkali khawatir akan kesehatan raganya. Kekhawatiran ini diantisipasi oleh manusia
dengan sikap-sikap defensif dan preventif. Manusia pun senantiasa menjaga kebugaran
tubuhnya. Kebugaran tubuh dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berolah
raga. Namun sebugar apa pun tubuh manusia, secara alamiah badan atau fisik manusia itu
lemah.
Di kala sakit fisik, jiwa dan rohani bisa terpengaruh. Orang yang sakit secara fisik
bisa menjadi lemah dalam kehendak. Sakit fisik bisa melemahkan dan menggoyahkan iman
dan hidup batin seseorang. Demikianlah manusia itu suatu pribadi yang kompleks karena
memiliki aneka dimensi kehidupan yang integral, baik fisik, psikis maupun rohaninya.
Terhadap situasi dasar manusia yang rapuh, lemah dan rentan terhadap penyakit fisik,
psikis dan rohani itulah, Gereja memiliki sakramen rekonsiliasi yang manjur bagi manusia.
Sakramen ini disebut sakramen penyembuhan karena fungsinya untuk menyembuhkan
penyakit manusia dari sisi rohani atau psikis. Akan tetapi, sakramen rekonsiliasi atau
sakramen tobat bukan pertama-tama dimengerti sebagai semacam obat yang sejajar dengan
obat dari para dokter di rumah sakit. Sakramen tobat berhubungan dengan kehidupan iman
dan batin seseorang. Sakramen tobat berada dalam konteks kebersamaan manusia dengan
Allah.
Sakramen tobat merupakan sakramen yang ingin menjawab kerinduan manusia akan
kehidupan bersama yang damai, sejahtera dan bahagia menurut unsurnya yang paling dalam,
yaitu relasi manusia dengan Allah dan sesama. Harmonisnya kembali relasi atau hubungan
manusia dengan Allah dan sesama serta alam lingkungan dirayakan dalam sakramen
rekonsiliasi atau sakramen tobat. Apabila intisari penyakit batin seseorang ini sudah
disembuhkan, yaitu seseorang kembali menemukan kebersamaan yang baik dengan Allah dan
sesamanya, maka orang tersebut diharapkan menjadi sehat kembali, baik secara lahir maupun
batin.
Demikianlah sakramen tobat dapat dipahami sebagai sakramen rekonsiliasi atau
penyembuhan. Sakramen ini melambangkan dan menghadirkan karya penyelamatan dan
penyembuhan yang dilakukan Allah melalui Kristus PuteraNya bagi manusia. Dengan
menghadirkan karya penebusan Yesus Kristus melalui sakramen tobat, hidup bersama yang
dilukai oleh macam-macam dosa dapat disembuhkan dan dibangun kembali. Sakramen tobat
menyembuhkan kerenggangan hidup bersama Allah dan sesama yang disebabkan oleh
penyakit rohani dan jiwa.
Demi meningkatkan kualitas hidup kristiani yang lebih spiritual, umat Katolik
kembali dibawa kepada semangat rekonsiliasi dengan Allah dan sesama. Hal ini sangat
diperlukan untuk meningkatkan semangat pertobatan. Upaya ini perlu supaya umat Katolik
menemukan kembali jati dirinya sebagai murid-murid Tuhan. "Allah hadir dalam setiap
orang yang percaya bahwa Ia akan hadir pada setiap orang yang mau bertobat kepadaNya.
Kita harus mencari Dia dan menantikanNya untuk hadir dalam diri kita. Jika kita bosan
menghayati hidup kita, maka kehadiran Allah tidak akan terjadi. Pertama-tama, kita harus
mencari Dia; kemudian, kita pasti akan menemukanNya."
Allah memang berinisiatif menjumpai manusia, namun manusia perlu juga
menanggapi inisiatif Allah tersebut. Salah satu upaya manusia itu melalui Sakramen Tobat.
Sakramen rekonsiliasi atau tobat ini masih sangat manjur bagi umat Katolik untuk
memperoleh penyembuhan jiwa dan rohani sehingga ia pun sehat secara integral yaitu jiwa
dan badan dalam rangkulan Allah.

Anda mungkin juga menyukai